Anda di halaman 1dari 12

ISSN 2089-8673 (Print) | ISSN 2548-4265 (Online)

Volume 8, Nomor 2, Juli 2019

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA PADA


PENJADWALAN MATA PELAJARAN DI MADRASAH TSANAWIYAH
MIFTAHUL ‘ULUM DENPASAR

Ida Bagus Ary Indra Iswara1, Dio Restu Saputra1

1Teknik Informatika, STMI STIKOM Indonesia


Denpasar, Indonesia

e-mail: indraiswara@stiki-indonesia.ac.id1, diorestusaputra@gmail.com 2

Abstrak
Penjadwalan pelajaran merupakan unsur penting dalam kegiatan belajar mengajar di
sekolah. Penjadwalan pelajaran seringkali membutuhkan waktu yang cukup lama
dikarenakan banyaknya faktor seperti penentuan alokasi jam mengajar guru, jumlah guru
yang terbatas dan mengajar pada jumlah kelas yang tidak sedikit. Masalah yang sering
muncul adalah bentrok jam mengajar diwaktu yang sama. Salah satu solusi untuk
permasalahan penjadwalan adalah melalui metode optimasi Algoritma Genetika. Algoritma
Genetika merupakan metode yang terinspirasi dari teori genetika dan evolusi Mendell untuk
menyelesaikan masalah yang membutuhkan optimasi. Batasan yang dijadikan constraint
pada penelitian ini adalah bentrok jam mengajar guru dan bentrok kelas yang sama pada
jam yang sama. Hasil dari implementasian Algoritma Genetika sebagai metode optimasi
penjadwalan pelajaran belum mendapatkan hasil yang optimal. Solusi dengan nilai fitness
terbaik dicapai dengan jumlah kromosom sebanyak 20 buah, jumlah generasi sebesar 200,
nilai probabilitas crossover (Pc) 0,5 dan nilai probabilitas mutasi (Pm) bernilai dari 0,15
hingga 0,35. Waktu tercepat untuk nilai Pm 0,15 selama 91,22 detik, sedangkan pada nilai
Pm 0,35, dibutuhkan waktu selama 91,65 detik.

Kata kunci: Penjadwalan, mata pelajaran, algoritma genetika, optimasi.

Abstract
Subject scheduling is an important element in teaching and learning activities in schools.
Scheduling lessons often take a long time due to many factors such as determining teacher
teaching hours allocation, the limited number of teachers and teaching in a large number of
classes. The problem that often arises is the clash of teaching hours at the same time. One
solution to scheduling problems is through the optimization method of Genetic Algorithms.
Genetic Algorithms are methods inspired by Mendell's theory of genetics and evolution to
solve problems that require optimization. The constraints that were used as constraints in
this study were clashing hours of teaching teachers and clashing the same class at the
same time. In this study, the results of implementing Genetic Algorithms as a method of
optimizing lesson scheduling have not yet obtained optimal results. The solution with the
best fitness value is achieved by the number of chromosomes as many as 20, the number
of generations is 200, the probability of crossover (Pc) 0.5 and the probability value of
mutation (Pm) is from 0.15 to 0.35. The fastest time for Pm value is 0.15 for 91.22 seconds,
while for Pm value of 0.35, it takes 91.65 seconds.

Keywords : Scheduling, lesson, genetic algorithm, optimization.

PENDAHULUAN dari segi kualitas guru, jumlah peserta didik,


Semakin berkembangnya teknologi serta fasilitas yang mendukung proses
informasi telah mempengaruhi pembelajaran. Salah satu hal yang
perkembangan dunia pendidikan yang membantu sekolah dalam mengatur proses
semakin meningkatkan pelayanannya, baik pembelajaran adalah jadwal pelajaran.

Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika | 154


ISSN 2089-8673 (Print) | ISSN 2548-4265 (Online)
Volume 8, Nomor 2, Juli 2019

Jadwal pelajaran (1)(2) adalah unsur penting menggunakan metode optimasi algoritma
yang mengatur proses pembelajaran, sedikit genetika.
kesalahan saja dapat berakibat terjadinya Fungsi algoritma genetika adalah untuk
tabrakan pertemuan. Seperti halnya mendapatkan suatu nilai solusi optimal
Madrasah Tsanawiyah Miftahul ‘Ulum terhadap suatu permasalahan yang
Denpasar yang saat ini memiliki 15 kelas dan mempunyai banyak kemungkinan solusi (4)
mengajarkan 16 mata pelajaran. Dengan (5)(6). Algoritma genetika membantu untuk
jumlah pelajaran tersebut, maka diperlukan mendapatkan nilai terbaik dalam
penyusunan jadwal pelajaran agar proses penyusunan jadwal yang telah
pembelajaran selama satu semester dapat dikelompokkan ke dalam tabel jadwal serta
berjalan dengan lancar. dapat mencegah terjadinya tabrakan jadwal
Jadwal pelajaran pada Madrasah pelajaran (7)(8). Dengan penggunaan
Tsanawiyah Miftahul ‘Ulum Denpasar algoritma tersebut, diharapkan sistem
disusun oleh Ibu Wiji Utami, S.Pd selaku informasi ini dapat membantu Madrasah
Waka Kurikulum di Madrasah Tsanawiyah Tsanawiyah Miftahul ‘Ulum Denpasar
Miftahul ‘Ulum Denpasar. khususnya Ibu Wiji Utami, S.Pd selaku Waka
Proses penyusunan jadwal tersebut Kurikulum dalam menyusun jadwal pelajaran
dilakukan menggunakan aplikasi menjadi lebih mudah dan cepat.
spreadsheet. Aplikasi tersebut menyimpan
data guru, data siswa, data kelas, data mata ALGORITMA GENETIKA
pelajaran dan data jam pelajaran. Algoritma genetika merupakan
Penyusunan jadwal pelajaran dilakukan algoritma evolusioner untuk memecahkan
dengan memasukkan kode guru dan kode masalah optimisasi berdasarkan pada ide-
mata pelajaran ke dalam tabel spreadsheet ide evolusi seleksi alam. Algoritma ini
yang sudah diatur. Kekurangan pada sistem mensimulasikan proses evolusi dengan
yang berjalan saat ini adalah waktu kerja menghasilkan populasi solusi layak dan
yang cukup lama, sekitar 5-7 hari. menerapkan beberapa operator genetik
Hal ini disebabkan karena Waka untuk menghasilkan populasi baru
Kurikulum memasukkan data ke dalam tabel berdasarkan aturan seleksi (4).
dan memeriksanya satu per satu. Setiap ada Algoritma genetika dikembangkan
jadwal yang sama dalam satu jam yang lebih lanjut oleh John Holland bersama
sama, maka beliau akan menukar jadwal dari murid-murid dan rekan kerjanya dari
hari lain secara acak. Begitu seterusnya Universitas Michigan sekitar tahun 1960-an
hingga dicek kembali bahwa benar-benar dan 1970-an. John Holland mengatakan
sudah tidak ada jadwal yang bertabrakan. bahwa setiap masalah yang berbentuk
Kekurangan lain dari proses penjadwalan adaptasi dapat diformulasikan dengan
saat ini adalah akses informasi jadwal terminologi genetika. Sejak saat itu algoritma
mengajar guru yang belum terintegrasi. genetika telah dipelajari, diteliti dan
Berdasarkan uraian masalah tersebut, diaplikasikan secara luas di berbagai bidang.
maka diperlukan sebuah sistem informasi. Pada awal tahun 1992 pemrograman
Menurut Susanto (3), sistem informasi mengenai genetika mulai diperkenalkan oleh
adalah kumpulan dari sub sistem apapun J.H. Koza (9).
baik fisik maupun non fisik yang saling Algoritma genetika menggunakan
berhubungan satu sama lain dan bekerja analogi secara langsung dari kebiasaan yang
sama secara harmonis untuk mencapai satu alami yaitu seleksi alam. Dalam ilmu biologi,
tujuan yaitu mengelola data menjadi sekumpulan individu yang sama, hidup dan
informasi yang berarti dan berguna. Dari berkembang bersama dalam suatu area,
pengertian diatas, maka sistem informasi disebut dengan populasi. Algoritma genetika
yang akan penulis bangun akan mengolah bekerja dengan suatu populasi yang terdiri
data berupa data guru, data kelas, data mata atas individu-individu, yang masing-masing
pelajaran dan data jam pelajaran. Data-data individu mempresentasikan solusi yang
tersebut akan disusun secara otomatis mungkin bagi suatu permasalahan.

Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika | 155


ISSN 2089-8673 (Print) | ISSN 2548-4265 (Online)
Volume 8, Nomor 2, Juli 2019

Algoritma genetika memiliki performansi No Istilah Keterangan


yang baik untuk masalah-masalah selain Kromosom merupakan
optimisasi kompleks dari satu variabel atau gabungan dari gen-gen
multivariabel. yang membentuk nilai
2 Kromosom
Salah satu aplikasi algoritma tertentu yang menyatakan
genetika adalah pada permasalahan solusi yang mungkin dari
optimisasi kombinasi, yaitu mendapatkan suatu permasalahan.
suatu nilai solusi optimal terhadap suatu Populasi merupkan
permasalahan yang mempunyai banyak kumpuan dari individu
3 Populasi
kemungkinan solusi, seperti optimisasi yang diproses bersama
penjadwalan mata pelajaran. Pada algoritma dalam stuan siklus evolusi
genetika, kandidat solusi (yang selanjutnya Fitness merupakan nilai
disebut ‘solusi’) dari suatu masalah 4 Fitness dari seberapa baik individu
direpresentasikan sebagai kromosom. yang didapatkan.
Kromosom ini merupakan Seleksi adalah proses
representasi dari solusi yang ada. Kumpulan 5 Seleksi pemilihan individu yang
kromosom disebut sebagai populasi. baik untuk dijadikan induk.
Masing-masing kromosom pada populasi Crossover merupakan
akan dievaluasi menggunakan fungsi fitness, proses pertukaran atau
6 Crossover
yaitu fungsi yang mengukur secara kawin silang gen-gen dari
kuantitatif suatu kromosom untuk bertahan dua induk tertentu.
pada populasi. Pembentukan populasi baru Mutasi merupakan proses
dilakukan dengan menerapkan operator- pergantian salah satu gen
7 Mutasi
operator genetika secara iteratif sampai yang terpilih dengan nilai
dipenuhi kriteria berhenti, misalnya diperoleh tertentu.
populasi yang baik dari populasi Generasi merupakan
sebelumnya. urutan iterasi dimana
8 Generasi
Operator dasar dalam algoritma beberapa kromosom
genetika adalah seleksi, crossover dan bergabung.
mutasi. Operator genetik crossover Offspring merupakan
membentuk dua solusi (orang tua) dan kromosom baru yang
9 Offspring
menggabungkan dua solusi tersebut setelah dihasilkan (kromosom
satu atau lebih solusi (anak) dihasilkan. anak)
Orang tua yang dipilih merupakan orang tua
dari semua solusi dalam populasi saat ini (9). Struktur Umum Algoritma Genetika
Algoritma genetika bekerja dengan Pada Algoritma ini, teknik pencarian
menggunakan pendekatan random, dilakukan sekaligus atas sejumlah solusi
sehingga nilai-nilai yang dihasilkan adalah yang mungkin (populasi). Individu yang
nilai random. Pada kasus penjadwalan terdapat dalam satu populasi disebut dengan
dengan model genetika, semakin banyak istilah kromosom. Kromosom ini merupakan
iterasi yang dilakukan maka waktu yang suatu solusi yang masih berbentuk simbol.
dibutuhkan akan semakin lama. Polpulasi awal dibangun secara acak,
sedangkan populasi berikutnya merupakan
Tabel 1 Istilah-Istilah dalam Algoritma hasil evolusi kromosom-kromosom melalui
Genetika iterasi yang disebut dengan istilah generasi.
Pada setiap generasi, kromosom akan
No Istilah Keterangan melalui proses evaluasi dengan
Gen merupakan nilai yang menggunakan alat ukur yang disebut dengan
menyatakan satuan dasar fungsi fitness. Nilai fitness dari suatu
1 Gen yang membentuk satu kromosom akan menunjukkan kualitas suatu
kesatuan yang dinamakan kromosom dalam populasi tersebut.
kromosom.

Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika | 156


ISSN 2089-8673 (Print) | ISSN 2548-4265 (Online)
Volume 8, Nomor 2, Juli 2019

Generasi berikutnya dikenal dengan Untuk menemukan fungsi fitness


istilah anak (offspring), terbentuk dari yang tepat untuk suatu masalah, yang harus
gabungan dua kromosom generasi sekarang diperhatikan adalah fungsi objektif (objective
yang bertindak sebagai induk (parent). function). Pada kasus optimasi, dikenal dua
Offspring dibentuk dari dua kromosom masalah yaitu: masalah maksimasi atau
dengan operator penyilangan (crossover). masalah minimasi. Maksimasi artinya
Selain dengan crossover, kromosom dapat mencari nilai maksimal dari sesuatu.
dimodifikasi dengan menggunakan operator Sedangkan minimasi artinya mencari nilai
mutasi. Populasi generasi yang baru minimal dari sesuatu (12).
dibentuk denga cara menyeleksi nilai fitness Menurut Haupt dan Haupt (12), Jika
dari kromosom induk (parent) dan nilai tujuannya adalah memaksimalkan sebuah
fitness dari kromosom anak (offspring), serta fungsi, maka fungsi tujuan fitnessyang
menolak kromosom-kromosom yang lainnya digunakan adalah fungsi itu sendiri, misalkan
sehingga ukuran populasi (jumlah kromosom masalahnya memaksimalkan fungsi h, maka
dalam suatu populasi) konstan. Setelah formula fungsi fitnessyang bisa digunakan
melalui beberapa generasi, maka algoritma adalah f = h ( dimana f adalah fungsi fitness).
ini akan konvergen ke kromosom terbaik Tetapi jika tujuannya adalah
(10). meminimalkan fungsi h, maka fungsi h tidak
bisa digunakan secara langsung. Hal ini,
Teknik Penyandian disebabkan Algoritma Genetika
Teknik penyandian ini meliputi menggunakan suatu aturan bahwa individu
penyandian gen dari kromosom. Gen yang memiliki nilai fitness lebih tinggi
merupakan bagian dari kromosom. Satu gen memiliki kemampuan bertahan hidup lebih
biasanya akan mewakili satu variabel. Gen tinggi dari pada individu yang bernilai fitness
dapat direpresentasikan dalam bentuk: string rendah. Oleh karena itu, fungsi fitness untuk
bit, pohon, array bilangan real, atau masalah minimasi adalah f=1/h. Artinya,
representasi lainnya yang dapat semakin kecil nilai h semakin besar nilai f.
diimplementasikan untuk operator genetika Tetapi fungsi fitnessini akan bermasalah jika
(10). h bisa bernilai 0, yang mengakibatkan f bisa
bernilai tak hingga. Untuk mengatasi
Prosedur Inisialisasi masalah tersebut, fungsi fitness perlu
Ukuran populasi tergantung pada dimodifikasi sedikit menjadi:
masalah yang akan dipecahkan dan jenis #
𝑓=
(%&')
operator genetika yang akan
diimplementasikan. Setelah ukuran populasi
Dimana a adalah bilangan yang
ditentukan, kemudian harus dilakukan
dianggap sangat kecil dan disesuaikan
inisialisasi terhadap kromosom yang
dengan masalah yang akan diselesaikan.
terdapat pada populasi tersebut. Inisialisasi
kromosom dilakukan secara acak, namun Seleksi
demikian harus tetap memperhatikan Seleksi ini melakukan pemilihan dua
domain solusi dan kendala permasalahan buah kromosom untuk diadikan sebagai
yang ada (10). induk (parent) (11). Seleksi ini bertujuan
untuk memberikan kesempatan reproduksi
yang lebih besar bagi anggota populasi yang
Nilai Fitness
paling fit. Ada beberapa metode seleksi dari
Suatu Individu dievaluasi induk yaitu (10):
berdasarkan suatu fungsi tertentu sebagai 1. Rank bassed fitness assigment
ukuran performansinya. Di dalam evolusi 2. Roulette wheel selection
alam, individu yang bernilai fitness tinggi 3. Stochastic universal sampling
akan bertahan hidup. Sedangkan individu 4. Local Selection
bernilai fitness rendah akan mati (11). 5. Truncation selection
6. Tournament selection

Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika | 157


ISSN 2089-8673 (Print) | ISSN 2548-4265 (Online)
Volume 8, Nomor 2, Juli 2019

Langkah pertama pada tahap seleksi menjadi dua bagian di titik yang sama. Titik
ini adalah pencarian nilai fitness. Masing- potong pada metode ini dipilih secara acak.
masing individu dalam suatu wadah seleksi Potongan kromosom pada dua induk
akan menerima probabilitas reproduksi yang kemudian saling ditukarkan.
tergantung pada nilai objektif dirinya sendiri
terhadap nilai objektif dari semua individu Induk1 1 1 0 0 0 0
dalam wadah seleksi tersebut (10).
Metode Seleksi Roda Roullete
Metode seleksi ini merupakan
Induk2 0 0 1 1 1 1
metode seleksi yang paling sederhana, dan
sering juga dikenal dengan nama stochastic
Titik potong
sampling with replacement (10). Sesuai
dengan namanya metode ini menirukan

permainan roulette wheel dimana masing-
masing kromosom menempati potongan
Anak1 1 1 1 1 1 1
lingkaran pada roda roulette secara
proporsional Gambar 1.
One-point
Crossover

sesuai
dengan nilai
Anak2 0 0 0 0 0 0
fitness-nya. Kromosom yang memiliki niai
fitness lebih besar menempati potongan
lingkaran yang lebih besar dibandingkan Mutasi
kromosom dengan nilai fitness yang lebih Setelah mengalami proses
kecil (11). crossover. Pada offspring dapat dilakukan
mutasi. Haupt dan Haupt (12) menjelaskan
Crossover mutasi merupakan proses mengubah secara
Crossover atau pindah silang ini acak nilai satu atau beberapa gen dalam satu
merupakan komponen yang penting dalam kromosom. Variabel offspring dimutasi
AG. Sebuah kromosom yang mengarah dengan menambahkan nilai random yang
pada solusi yang bagus bisa diperoleh dari sangat kecil, dengan probabilitas rendah.
proses memindah-silangkan dua buah Peluang mutasi (Pm) didefinisikan
kromosom (11). Crossover pada dua buah sebagai persentasi mutasi mengendalikan
induk akan menghasilkan dua buah banyaknya gen baru yang akan dimunculkan
kromosom baru yang sering disebut untuk dievaluasi (10). Kusumadewi
kromosom anak (offspring), sehingga jumlah menyebutkan jika Pm terlalu kecil, akan ada
populasi akan bertambah dua kali dari banyak gen yang mungkin berguna tidak
jumlah populasi awal (12). pernah dievaluasi. Tetapi jika Pm terlalu
Kemungkinan dari beberapa individu besar, maka akan ada terlalu banyak
yang akan mengalami crossover pada suatu gangguan acak sehingga anak akan
populasi disebut dengan peluang crossover kehilangan kemiripan dengan induknya, dan
(Pc). Semakin besar nilai Pc semakin algoritma akan kehilangan kemampuan
banyak individu dalam populasi yang akan untuk belajar dari histori pencarian.
mengalami crossover. Misalkan nilai Pc yang Proses mutasi dalam pengkodean
ditentukan adalah 0,2 dan ukuran populasi nilai dapat dilakukan dengan berbagai
adalah 100, maka diharapkan terdapat 20 cara, salah satunya yaitu dengan memilih
kromosom dari 100 kromosom pada populasi sembarang posisi gen pada kromosom, nilai
tersebut akan mengalami crossover (12). yang ada tersebut kemudian dirubah dengan
Menurut Putra (12) metode crossover suatu nilai tertentu yang diambil secara acak.
yang paling sering digunakan adalah one-
poin tcrossover (crossover satu titik). Metode Contoh:
ini melakukan pemotongan pada dua induk Kromosom sebelum mutasi: 29637

Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika | 158


ISSN 2089-8673 (Print) | ISSN 2548-4265 (Online)
Volume 8, Nomor 2, Juli 2019

Kromosom sesudah mutasi: 21647 akan dilakukan kembali analisis data. Jika
luaran telah sesuai dengan harapan maka
Keuntungan Algoritma Genetika
tahapan penelitian telah selesai.
Untuk masalah optimasi, algoritma
genetika dapat digunakan untuk optimasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
numerik dan optimasi kombinatorial seperti
Penyelesaian permasalahan pada
Traveling Salesman Problem (TSP),
penelitian ini akan diselesaikan dengan
Perancangan Integrated Circuit (IC), Job beberapa tahapan yaitu dengan tahapan
Shop Scheduling, serta optimasi video dan sebagai berikut
suara. Keuntungan penggunaan algoritma
genetika sangat jelas terlihat dari Analisis Kebutuhan
implementasi dan kemampuannya untuk Analisis kebutuhan (14) dilakukan
menemukan solusi yang bagus secara cepat untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan
untuk masalah-masalah berdimensi tinggi. dari Sistem Informasi Penjadwalan Pelajaran
Algoritma genetika sangat berguna dan di Madrasah Tsanawiyah Miftahul ‘Ulum
efisien untuk masalah dengan karakteristik Denpasar, yaitu antara lain:
sebagai berikut (11): a) Proses pengelolaan data guru, data
1. Ruang masalah yang besar, kompleks, kelas, data mata pelajaran , data jam
dan sulit dipahami, pelajaran dan data pengajar.
2. Kurang atau bahkan tidak ada b) Proses penjadwalan pelajaran dan
pengetahuan yang memadai untuk laporan alokasi jam mengajar.
merepresentasikan masalah kedalam
ruang pencarian yang lebih sempit, Perancangan Sistem
3. Tidak tersedianya anaisis matematika Perancangan Sistem Informasi
yang memadai, Penjadwalan Pelajaran pada Miftahul ‘Ulum
4. Ketika metode-metode konvesional Denpasar berikut menggunakan data flow
sudah tidak mampu menyelesaikan diagram (DFD) (15) (16) (17). DFD
masalah yang dihadapi, digunakan untuk menggambarkan proses
5. Solusi yang diharapkan tidak harus yang disediakan oleh sistem beserta pihak
optimal, tetapi cukup bagus atau bisa yang terlibat. Perancangan menggunakan
diterima, DFD dimulai dari pembuatan diagram
6. Terdapat batasan waktu, misalnya konteks untuk mengetahui pihak-
dalam sistem waktu nyata (real time pihak/kesatuan luar yang terlibat dalam
system). sistem yang dibangun (gambar 1). Pada
diagram ini terdapat satu proses dan 2
METODE external entities, yaitu Waka Kurikulum
Tahapan pertama dari penelitian ini selaku administrator dan guru. Perancangan
adalah melakukan pendefinisian masalah sistem dilanjutkan dengan membuat DFD
yang ingin diselesaikan. Setelah level 0 untuk mengetahui proses yang
mendefinisikan masalah yang ingin disediakan oleh sistem beserta keperluan
dipecahkan langkah berikutnya adalah penyimpanan datanya (gambar 2).
melakukan pengumpulan data (13) untuk Pada DFD level 0 juga digambarkan
mendukung penyelesaian permasalahan keterlibatan entitas pada proses yang ada
yang dihadapi. Setelah data yang diperlukan pada sistem. Rancangan basis data
terkumpul, data dianalisis sebagai dasar digunakan untuk mengetahui kebutuhan data
dalam pembuatan aplikasi. Tahapan yang disimpan untuk mendukung
pembuatan aplikasi terdiri dari perancangan berjalannya sistem. Gambar 3 merupakan
database, antarmuka, dan pembuatan kode rancangan basis data dari sistem.
program. Tahapan berikutnya adalah
melakukan input data sample untuk menguji
sistem. Jika sistem menghasilkan luaran
yang tidak sesuai dengan harapan, maka

Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika | 159


ISSN 2089-8673 (Print) | ISSN 2548-4265 (Online)
Volume 8, Nomor 2, Juli 2019

Laporan Alok as i Jam Mengajar


Laporan Jadwal Mengajar Guru
Data Jadwal Pelajaran
Jadwal Pelajaran

Data Guru
Data Guru Ubah
Data Guru Cari
Info Data Guru
Info Data Guru Ubah
Info Data Guru Cari
Data Kelas
Informasi Data Kelas
Data Login Guru Data Kelas Ubah

Data Guru Ubah Info Data Kelas Ubah


Data Mata Pelajaran
Info Login Guru
Informasi Data Mata Pelajaran
Guru
Informasi Data Guru Ubah Data Mata Pelajaran Ubah
Info Data Mata Pelajaran Ubah
Jadwal Mengajar Sistem Informasi Penjadwalan Mata Pelajaran Madrasah T sanawiyah Miftahul Data Mata Pelajaran Cari Waka Kurikulum
'Ulum
Info Data Mata Pelajaran Cari
Data Pengajar
Data Pengajar Ubah
Data Pengajar Cari
Informasi Data Pengajar
Informasi Data Pengajar Ubah
Informasi Data Pengajar Cari
Data Jam Belajar
Data Jam Belajar Ubah
Informasi Data Jam Belajar
Info Data Jam Belajar Ubah

Data Waktu
+ Data Waktu Ubah
Info Data Waktu
Info Data Waktu Ubah


Info Login Wak a Kurikulum
Data Waka Kurikulum Login

Gambar 2. Konteks Diagram

Konteks Diagram pada Gambar 2 itu aliran data juga bergerak dari entitas waka
menunjukan keterlibatan entitas aliran data kurikulum ke sistem dan sebaliknya. Hal ini
yitu dari entitas Guru dan dari entitas Waka menyebabkan ketersedian data menjadi
Kurikulum. Karena sistem yang dibangun terkendali dan sesuai dengan kebutuhan
hanya memerlukan data dari kedua entitas sistem.
tersebut. Aliran data bergerak dari entitas
guru menuju system dan sebaliknya, selain
1
[Info Waka Kurikulum Login]

[Data Login Waka Kurikulum]

[Data Login Guru]


Login
[Info Data Guru Login]
Data Login Guru

Info Login Guru


Guru

Data Guru Ubah Data Guru Simpan


Informasi Data Guru Ubah Data Guru Ubah
Info Login Wak a Kurikulum
Data Guru Data Guru Cari
Data Waka Kurikulum Login 2 Guru

Mengelola Data Guru


Data Guru Ubah Info Data Guru Ubah

Data Guru Cari Info Data Guru Cari


Info Data Guru

Info Data Guru Ubah +


Info Data Guru
Info Data Guru Cari
3

Data Kelas Data Kelas Simpan

Data Kelas Ubah Data Kelas Ubah 3 Kelas


Mengelola Data Kelas
Informasi Data Kelas Info Data Kelas

Info Data Kelas Ubah + Info Data Kelas Ubah

4
Info Data Kelas
Data Mata Pelajaran
Data Mata Pelajaran
Data Mata Pelajaran Ubah
Data Mata Pelajaran Ubah
Data Mata Pelajaran Cari
Data Mata Pelajaran Cari
Mengelola Data Mata Pelajaran 4 Mata Pelajaran
Informasi Data Mata Pelajaran
Info Data Mata Pelajaran
Info Data Mata Pelajaran Ubah Info Mata Pelajaran Ubah

Info Data Mata Pelajaran Cari + Info Mata Pelajaran Cari

Waka Kurikulum
Jadwal Mengajar 5 Info Data Mata Pelajaran

Data Jam Belajar


Data Jam Pelajaran Simpan
Data Jam Belajar Ubah
Data Jam Pelajaran Ubah 5 Jam Pelajaran
Info Data Jam Belajar Ubah
Info Data Jam Belajar Ubah
Informasi Data Jam Belajar Info Data Jam Pelajaran
Mengelola Data Jam Belajar
Data Waktu
Data Waktu Ubah Data Waktu Simpan

Info Data Waktu Data Waktu Ubah 6 Waktu

Info Data Waktu


Info Data Waktu Ubah
+
Info Data Waktu Ubah

Data Pengajar

Data Pengajar Ubah

Data Pengajar Cari Data Pengajar Simpan


Informasi Data Pengajar
Data Pengajar Ubah
Informasi Data Pengajar Ubah Mengelola Data Pengajar
Data Pengajar Cari
7 Pengajar
Informasi Data Pengajar Cari
Info Data Pengajar

Info Data Pengajar Ubah


+ Info Data Pengajar Cari

7
Info Data Jam Pelajaran
Info Data Pengajar
Jadwal Pelajaran
Info Jadwal Pelajaran
Mengelola Penjadwalan
Data Jadwal Pelajaran
Data Jadwal Pelajaran Simpan

+
8

Laporan Alokasi Jam Mengajar


8 Jadwal


Laporan Jadwal Mengajar Guru Mengelola Laporan Info Jadwal Pelajaran

Gambar 3. DFD Level 0

Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika | 160


ISSN 2089-8673 (Print) | ISSN 2548-4265 (Online)
Volume 8, Nomor 2, Juli 2019

Gambar 3. Menunjukan breakdown dari dari database yang akan mendukung sistem
gambran umum di konteks diagram, pada penjadwalan dengan optimasi algoritma
Gambar 3 ini diperlihatkan banyaknya proses genetika ini. Adapun CDM di Gambar 4,
yang berjalan pada sistem penjadwalan memperlihatkan ada adanya 7 tabel yang
dengan optimasi algoritma genetika. Terlihat saling berhubungan satu dengan yang
pada DFD Level 0 terdapat 8 proses yang lainnya. Relasi yang terbentuk dari CDM
mendukung jalanya sistem penjadwal ini. tersebut berjumlah 7 relasi, dengan 6 relasi
Selain 8 proses sistem ini juga terdapat 8 many to many dan 1 relasi many to one.
data store yang berfungsi sebagai Relasi many to one terjadi pada relasi antara
penampung data yang ada pada sistem table guru dengan table pengajar, disana
penjadwalan dengan optimasi algoritma guru bisa melakukan berelasi ke pengajar
genetika. dengan konsep 1 guru bisa mengajar
Selain menggunakan DFD dalam beberapa mata pelajaran, dan beberapa
proses perancangan sistem, pada penelitian mata pelajaran bisa di ajarankan oleh 1 guru.
ini juga menggunakan Conceptual Data
Model (CDM) (18) sebagai rancangan awal

kelas mata_pelajaran
kode_kelas <pi> Variable characters (5) <M> kode_mp <pi> Variable characters (10) <M>
nama_kelas Variable characters (10) Menempati nama_mp Variable characters (40)
ruang Variable characters (3) waktu mulai Time
keterangan Variable characters (30) keterangan Variable characters (30)
Identifier_1 <pi> Identifier_1 <pi>

Mengajar
Mengajari

guru
nip <pi> Variable characters (12) <M>
nama_guru Variable characters (50)
ttl Date pengajar
jenis_kelamin Variable characters (10) kode_pengajar <pi> Variable characters (10) <M>
alamat Variable characters (60) nama_guru Variable characters (50)
no_hp Variable characters (13) nama_kelas Variable characters (10)
email Variable characters (30) Menjadi nama_mp Variable characters (40)
jabatan Variable characters (30)
Identifier_1 <pi>
status Variable characters (11)
password Variable characters (16)
Identifier_1 <pi> Mengajar sesuai

jadwal
jam_pelajaran id_jadwal <pi> Variable characters (7) <M>
id_jp <pi> Variable characters (10) <M> nama_hari Variable characters (7)
hari Variable characters (20) waktu mulai Time
waktu mulai Time waktu selesai Time
Mengisi
waktu selesai Time nama_kelas Variable characters (10)
nama_mp Variable characters (40)
Identifier_1 <pi> nama_guru Variable characters (50)
Identifier_1 <pi>
Memiliki waktu

waktu
id_waktu <pi> Variable characters (10) <M>
waktu mulai Time
waktu selesai Time
Identifier_1 <pi>

Gambar 4. CDM Sistem Penjadwalan Algoritma Genetika

Tampilan Sistem Waka Kurikulum untuk mengelola data guru,


Tampilan sistem dikelompokan kelas, mata pelajaran, jam belajar dan tugas
menjadi dua halaman, halaman bagi pengajar. Halaman administrator dapat
administrator dan halaman bagi guru. dilihat pada gambar 5 sampai dengan
Halaman administrator diperuntukkan bagi gambar 9. Sedangkan halaman guru berisi

Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika | 161


ISSN 2089-8673 (Print) | ISSN 2548-4265 (Online)
Volume 8, Nomor 2, Juli 2019

informasi jadwal mengajar. Halaman guru generasi, persentase kawin silang


dapat dilihat pada gambar gambar 9 (crossover) dan persentase mutasi gen


Gambar 5. Halam Login Gambar 8. Laporan Jadwal Mengajar Guru

Halaman Login digunakan oleh user Gambar 8 memperlihatkan hasil yang


untuk masuk ke halaman menu utama. didapatkan setelah melakukan proses
Halaman login utama di bedakan atas 2 level penjadwalan dengan memasukan parameter
yaitu Waka Kurikulum sebagai Admin dan dari algoritma genetika. Tentu saja hal ini
Guru. akan bisa memeberikan hasil yang baik
apabila sebelum melakukan proses
penjadwalan dilakukan setting jam pelajaran
terlebih dahulu.


Gambar 6. Data Pengajar

Tampilan pada Gambar 5


memperlihatkan bahwa Administrator dapat
menambah data guru dengan mengklik Gambar 9. Jadwal Mengajar
tombol tambah pengajar dan mencari data
guru di kolom pencarian di sisi kanan atas. Gambar 9 menunjukan tampilan
jadwal mengajar yang dapat dilihat oleh user
guru. Jadwal mengajar ini akan terlihat
setelah proses penjadwalan dijalankan pada
sistem penjadwala dengan optimasi
algoritma genetika.

Pengujian Sistem
Pada penelitian ini, uji kinerja yang
dilakukan untuk mengukur bagaimana
pengaruh jumlah kromosom, jumlah
Gambar 7. Proses Penjadwalan generasi, nilai probabilitas crossover (Pc)
serta probabilitas mutasi (Pm). Pengujian
Pada gambar 6 merupakan halaman
dilakukan sebanyak 10 kali sehingga
proses penjadwalan. Admin dapat membuat
mendapatkan rata-rata nilai fitness tertinggi.
jadwal baru dengan operator genetika.
Dalam pengujian pertama, ditentukan
Operator genetika yang diinputkan ke sistem
nilai maksimal generasi 100, nilai Pc adalah
meliputi jumlah kromosom, maksimal
0,1dan nilai Pm adalah 0.01. Setelah diberi
variabel nilai kromosom yang berbeda,

Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika | 162


ISSN 2089-8673 (Print) | ISSN 2548-4265 (Online)
Volume 8, Nomor 2, Juli 2019

menghasilkan grafik seperti pada gambar 10 Pada pengujian ketiga, ditentukan


berikut ini. nilai kromosom adalah 20, nilai maksimal
generasi 200 (dipilih karena waktu tercepat
adalah pada nilai 200) serta nilai Pm adalah
0,01. Setelah diberi variabel nilai Pm yang
berbeda, menghasilkan grafik seperti pada
gambar 12


Gambar 10. Grafik hasil pengujian variabel
Gambar 12. Grafik hasil pengujian variabel
nilai kromosom
nilai Pc
Dari grafik diatas, dapat disimpulkan
Dari pengujian diatas, dapat
bahwa jumlah kromosom tidak
mempengaruhi nilai fitness secara signifikan, disimpulkan bahwa nilai probabilitas
tetapi mempengaruhi waktu proses crossover (Pc) dapat mempengaruhi nilai
fitness, dan tidak mempengaruhi waktu
penjadwalan. Semakin banyak jumlah
secara signifikan.
kromosom, maka semakin lama pula waktu
yang dibutuhkan Selanjutnya pada pengujian
keempat, ditentukan nilai kromoom sebesar
Selanjutnya Pada pengujian kedua,
20, nilai maksimal generasi sebesar 200 dan
ditentukan nilai kromosom terbaik dari
gambar 4.27, nilai Pc adalah 0,1 dan nilai Pm nilai Pc adalah sebesar 0,5. Setelah diberi
adalah 0.01. Setelah diberi variabel nilai variabel nilai Pc mulai dari 0,01 hingga 0,5
dengan jarak interval 0,05 menghasilkan
generasi yang berbeda, menghasilkan grafik
seperti pada gambar 11. grafik seperti pada gambar 13.

Gambar 11. Grafik hasil pengujian variabel


jumlah generasi

Dari pengujian diatas, dapat


disimpulkan bahwa nilai maksimal generasi Gambar 13. Grafik hasil pengujian variabel
hanya mempengaruhi waktu proses dan nilai Pm
tidak mempengaruhi nilai fitness secara
signifikan

Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika | 163


ISSN 2089-8673 (Print) | ISSN 2548-4265 (Online)
Volume 8, Nomor 2, Juli 2019

Dari pengujian diatas, dapat 3. Dari pengujian beberapa nilai operator


disimpulkan bahwa nilai probabilitas mutasi genetika, penulis menyimpulkan bahwa
(Pm) tidak mempengaruhi waktu proses nilai fitness dipengaruhi oleh jumlah
secara signifikan. Nilai fitness terbaik dicapai kromosom dan nilai probabilitas
pada nilai Pm minimal 0,15 dan nilai Pm crossover, sedangkan waktu proses
maksimal 0,35. dipengaruhi oleh jumlah maksimal
Dari keempat pengujian diatas, generasi.
didapatkan kombinasi operator genetika
terbaik dengan nilai fitness 0,5 yaitu pada REFERENSI
nilai kromosom sebesar 20 buah, jumlah
generasi sebesar 200, nilai probabilitas [1] Mawaddah NK, Mahmudy WF.
crossover (Pc) sebesar 0,5 dan nilai Optimasi Penjadwalan Perawat
probabilitas mutasi (Pm) minimal sebesar Menggunakan Algoritma Genetika.
0,15 dan maksimal sebesar 0,35. Pada nilai Univ Brawijaya. 2006;
probabilitas mutasi (Pm) sebesar 0,15 [2] Desiana E. Performance Algoritma
dibutuhkan waktu selama 91,22 detik, Genetika (GA) Pada Penjadwalan
sedangkan pada nilai Pm sebesar 0,35 Mata Pelajaran. J Nas Inform dan
dibutuhkan waktu selama 91,65 detik. Teknol Jar. 2016;
[3] Susanto A. Sistem Informasi
SIMPULAN Manajemen. Bandung: Lingga Jaya;
Berdasarkan hasil implementasi dari 2007.
penelitian yang penulis buat tentang Sistem [4] García-Martínez C, Rodriguez FJ,
Penjadwalan Mata Pelajaran pada Madrasah Lozano M. Genetic algorithms. In:
Tsanawiyah Miftahul ‘Ulum Denpasar Handbook of Heuristics. 2018.
menggunakan Algoritma Genetika, maka [5] Kubat M, Kubat M. The Genetic
penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: Algorithm. In: An Introduction to
1. Penggunaan metode optimasi algoritma Machine Learning. 2017.
genetika dalam peneltian ini hanya [6] Cao YJ, Wu QH. Teaching Genetic
menggunakan 2 hard constraint atau Algorithm Using Matlab. Int J Electr
batasan, yaitu bentrok jadwal guru yang Eng Educ. 2013;
bersamaan dalam satu waktu dan [7] Wati DAR, Rochman YA. Model
bentrok kelas yang sama dalam satu Penjadwalan Matakuliah Secara
waktu. Otomatis Berbasis Algoritma Particle
2. Pengujian sistem dilakukan dengan Swarm Optimization ( PSO ). J
memberi beban jadwal sejumlah 5 kelas Rekayasa Sist Ind. 2013;
yang diatur ke dalam 19 slot jam mulai [8] Setemen K. Implementasi Algoritma
hari senin hingga jumat (panjang Genetika Dalam Pengembangan
kromosom terhitung 95 gen). Dari Sistem Aplikasi Penjadwalan Kuliah.
beberapa kombinasi operator algoritma J IKA. 2010;
genetika yang ada, solusi dengan nilai [9] Kralev V. A Genetic and Memetic
fitness terbaik dicapai dengan jumlah Algorithm for Solving The University
kromosom sebesar 20 buah, jumlah Course Timetable Problem. Int J
generasi 200, nilai probabilitas "Information Theor Appl. 2009;
crossover sebesar 0,5 dan nilai [10] Kusumadewi S. Artificial Intelligence.
probabilitas mutasi (Pm) berkisar mulai Yogyakarta: Graha Ilmu; 2003.
dari 0,15 hingga 0,35. Pada nilai minimal [11] Suyanto. Algoritma Genetika dalam
Pm 0,15, waktu yang dibutuhkan untuk Matlab. Yogyakarta: Penerbit Andi;
memproses penjadwalan adalah selama 2005.
91,22 detik, sedangkan pada nilai [12] Putra DMDU. Penerapan Algoritma
maksimal Pm sebesar 0,35, waktu yang Genetika untuk Menyelesaikan
dibutuhkan untuk memproses Permasalahan Perawat dengan
penjadwalan adalah selama 91,65 detik. Fuzzy Fitness Function. 2012;
[13] Martono N. Metode Penelitian

Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika | 164


ISSN 2089-8673 (Print) | ISSN 2548-4265 (Online)
Volume 8, Nomor 2, Juli 2019

Kuantitatif Analisis Isi dan Anlisis Persediaan Barang Pada Toko


Data Sekunder. Ed Revis i2. 2014; Yunika Berbasis Desktop. Issn.
[14] Iswara IBAI, Saputra IGA. Aplikasi 2015;1(Strata 1).
Incosys Sebagai Alternatif System [18] Sudarmaji S, Prasetyo KA. SISTEM
Pengaduan Online. J Nas Pendidik INFORMASI PERKULIAHAN
Tek Inform. 2017;6(3):316–27. ONLINE PADA FAKULTAS ILMU
[15] Wieringa RJ. Data Flow Diagrams. KOMPUTER UNIVERSITAS
In: Design Methods for Reactive MUHAMMADIYAH METRO
Systems. 2007. LAMPUNG. J Nas Pendidik Tek
[16] Ibrahim R, Yen SY. Formalization of Inform [Internet]. 2019 Jun 10 [cited
the Data Flow Diagram Rules for 2019 Jul 29];8(1):12. Available from:
Consistency Check. Int J Softw Eng https://ejournal.undiksha.ac.id/index.
Appl. 2010; php/janapati/article/view/14010
[17] Mulawarman MF. Sistem Informasi
Penjualan Pembelian Dan

Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika | 165

Anda mungkin juga menyukai