Anda di halaman 1dari 23

Penerapan Logika Fuzzy Dalam PenjadwalanWaktu Kuliah

Universitas Nurdin Hamzah

Diki Aidil Saputra


Program Studi sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Nurdin
Hamzah Kota Jambi, Kampus B Jln. Kolonel Abunjani Rt.25 Selamat Danau
teluk,Selamat,Kec. Telanaipura,Kota Jambi,Jambi 36124l
E-mail: Saputrd43@gmail.com

Abstract – Scheduling in a college should be done so as to avoid overlap between


subjects with each other or any other elements. As for scheduling must meet all conditions
include courses, classrooms, lecture hours and their lecturers. Therefore we need an accurate
method to adjust the scheduling system. At the time of scheduling research study using fuzzy
logic, there are several methods used but the use of fuzzy inference system will be selected. The
approach used in solving this problem, search theory through the study of literature from
previous studies about scheduling time lectures, theory of fuzzy logic and fuzzy inference
system. State of the art composed of research with the same theme with scheduling problems in
college. The purpose of this study analyzed the use of fuzzy logic inference systems to overcome
difficulties in arranging lecture time scheduling. By using twice the testing process is on
schedule data odd semester of academic year 2023/2024 and schedule data even semester
academic year 2023/2024. It is evident from the increase in the average value of 90.12%
accuracy mamdani method and amounted to 70.63% accuracy value Sugeno method to the
average difference in value amounted to 19.50% accuracy.

Abstrak - Penjadwalan dalam suatu perguruan tinggi harus dilakukan dengan baik
sehingga tidak menimbulkan tumpang tindih antar mata kuliah yang satu dengan yang lainnya
atau pun unsur yang lain. Adapun penjadwalan harus memenuhi semua kondisi yang ada
meliputi mata kuliah, ruang kuliah, jam kuliah beserta dosen pengampu. Oleh karena itu
diperlukan metode yang akurat untuk mengatur sistem penjadwalan tersebut. Pada penelitian
penjadwalan waktu kuliah dengan menggunakan logika fuzzy, ada beberapa metode yang
digunakan akan tetapi penggunaan sistem inferensi fuzzy yang akan dipilih. Pendekatan yang
digunakan dalam menyelesaikan permasalahan ini, pencarian teori melalui studi pustaka dari
penelitian yang terdahulu tentang penjadwalan waktu kuliah, teori tentang logika fuzzy dan
sistem inferensi fuzzy. State of the art disusun dari penelitian dengan tema yang sama dengan
permasalahan penjadwalan waktu kuliah. Tujuan dari penelitian ini menganalisa penggunaan
sistem inferensi logika fuzzy untuk mengatasi kesulitan dalam mengatur penjadwalan waktu
kuliah. Dengan menggunakan dua kali proses pengujian yaitu pada data jadwal semester gasal
tahun akademik 2023/2024 dan data jadwal semester genap tahun akademik 2023/2024. Hal ini
terbukti dari peningkatan rata-rata nilai akurasi sebesar 90.12% metode mamdani dan nilai
akurasi sebesar 70.63% metode sugeno dengan rata-rata selisih nilai akurasi sebesar 19.50%.

Kata kunci: Logika fuzzy, Inferensi Logika, Metode K-Means, Metode Sugeno

1
PENDAHULUAN Algoritma evolusi fuzzy adalah sebuah
Penjadwalan waktu kuliah dalam suatu teknik komputasi hasil perpaduan antara
perguruan tinggi perlu mendapatkan algoritma genetika dengan sistem fuzzy.
perhatian karena ini merupakan pekerjaan Dalam algoritma evolusi fuzzy, tahapan
yang sulit. Unsur-unsur dalam penjadwalan proses sebuah masalah dapat diselesaikan
tersebut meliputi: seperti tahapan yang ada dalam algoritma
1. Jadwal mata kuliah tidak boleh ada yang genetika. Namun untuk penentuan parameter-
sama, dengan kata lain tidak boleh ada parameter genetika seperti halnya nilai
jadwal yang sama dari angkatan probabilitas rekombinasi (crossover) dan
sebelum dan sesudahnya sehingga nilai probabilitas mutasi dihasilkan melalui
mahasiswa dapat mengambil mata sistem fuzzy. Algoritma evolusi fuzzy
kuliah pada angkatan sebelum atau diharapkan menghasilkan hasil yang lebih
sesudahnya. optimal.(muzid, 2007)
2. Jadwal jam dosen pengampu, agar tidak Data-data penelitian ini diambil dari
bentrok dengan jam mengajar pada mata data perkuliahan yang ada di Akademi
kuliah lainnya dan kelas yang lain. Teknologi Semarang, yaitu semester gasal
3. Jadwal penggunaan kelas, karena dan semester genap tahun akademi
semakin banyak mahasiswa kendala 2012/2013. Maka data yang akan diolah
penggunaan kelas yang bersamaan sesuai dengan kondisi yang ada pada
dengan kelas mata kuliah lain. Akademi Teknologi Semarang.
Disamping unsur-unsur tersebut dalam Penjadwalan waktu kuliah ini tidak
penyusunan penjadwalan waktu kuliah boleh adanya bentrok waktu antara kelas,
dibutuhkan metode optimasi yang dapat dosen dan prkuliahan mahasiswa. Terutama
diterapkan untuk menyusun penjadwalan ini. untuk menghindari frekuensi kelas dan jarak
Pemasalahan yang timbul seringkali mata kuliah yang pendek. Ada batasan
mengandung ketidakpastian, oleh karena itu jumlah sks untuk tiap dosen pengampu dalam
logika fuzzy merupakan salah satu metode beban kerjanya. Adanya jumlah ruang kuliah
untuk melakukan analisa sitem yang yang digunakan sebanyak 6 ruang, jumlah
mengandung ketidakpastian. Metode dosen sebanyak 28 orang dimana dosen bisa
Mamdani dan metode Sugeno digunakan memilih jam mengajarnya sendiri. Adanya
dalam penelitian ini untuk memperoleh mata kuliah dengan ruang khusus
tingkat akurasi yang paling akurat. (Praktikum) dimana kuliah teori dan kuliah
Konsep logika fuzzy mudah praktek diruang yang berbeda.
dimengerti, sangat fleksible, memiliki Dengan menggunakan logika fuzzy
toleransi terhadap data-data yang tidak tepat, diharapkan dapat mengatasi masalah
mampu memodelkan data-data nonlinier penjadwalan waktu kuliah sehingga jadwal
yang sangat kompleks, dapat membangun yang disusun tidak ada yang bentrok
dan mengaplikasikan pengalaman- sehingga tidak perlu adanya revisi jadwal
pengalaman para pakar secara langsung waktu kuliah. Logika fuzzy mempunyai
tanpa harus melalui proses pelatihan, dapat beberapa inferensi logika yaitu metode
bekerjasama dengan teknik kendali secara Mamdani dan metode Sugeno yang mampu
konvensional pada bahasa alami. (Pratiwi, untuk memetakan suatu input kedalam suatu
2005) output tanpa mengabaikan faktor-faktor yang
ada.

2
\

Berdasarkan latar belakang masalah di memperoleh gelar master pada matematika


atas, maka perumusan masalahnya adalah terapan. Kekhasan dari algoritma genetika
belum diketahuinya metode yang paling yang disajikan oleh Lee adalah pemisahan
akurat diantara metode Mamdani dan kromosom menjadi 2 bagian untuk
Sugeno, guna mengatasi kesulitan menyusun mengurangi kompleksitas komputasi yang
penjadwalan mata kuliah. Tujuan dari dilakukan. Bagian pertama menyelesaikan
penelitian ini adalah menganalisa dan masalah penempatan waktu untuk mata
mengkomparasi metode Mamdani dan kuliah yang ada, dimana setiap mata kuliah
metode Sugeno untuk memperoleh metode telah memiliki dosen pengampu, dan bagian
mana yang paling akurat untuk membantu kedua menyelesaikan masalah penempatan
penyusunan jadwal mata kuliah.Manfaat ruangan bagi setiap mata kuliah. (Adamanti,
teoritis, dapat menambah dan memperkaya 2002)
konsep atau teori yang mendasari Menurut Araujo Filho, menggunakan
perkembangan ilmu pengetahuan tentang konsep fuzzy seperti mendekatkan bahasa
sistem inferensi logika fuzzy, khususnya komputer dengan bahasa manusia, sejak
tentang komparas i antara metode Mamdani manusia mempunyai keinginan untuk
dan metode Sugeno dan untuk mengetahui mengevaluasi obyek secara umum dan
metode mana yang paling akurat diantara definisi dari keanggotaan fuzzy merangkum
metode Mamdani dan Sugeno untuk kegiatan ini. (Filho, 2003)
menyelesaikan masalah penjadwalan mata
kuliah. Adapun manfaat dari penelitian PENJADWALAN WAKTU KULIAH
secara praktis adalah untuk Menurut Xu Zhenhao, dkk (2009)
membantumenyusun jadwal mata kuliah dalam makalahnya menuliskan : “Pada dunia
dengan tingkat akurasi yang baik dan tidak pasti dalam pemecahan masalah
berdampak terhadap kemudahan dalam penjadwalan. Bagaimana cara persetujuan
menyusun jadwal mata kuliah yang memiliki dengan masalah penjadwalan di bawah
banyak kriteria untuk dipertimbangkan. ketidakpastian pada prakteknya adalah
Manfaat kebijakan dari penelitian ini, dapat penting. Karena jadwal yang baik tidak
digunakan sebagai alat bantu bagi hanya dapat mengurangi biaya fabrikasi
manajemen untuk mengambil keputusan tetapi juga mengurangi kemungkinan
dengan cepat terutama yang berhubungan melanggar tanggal jatuh tempo”. (Zhenhao,
dengan penyusunan jadwal mata 2009)
kuliah.Sebagai acuan bagi peneliti yang akan Pendapat lain tentang penjadwalan
melakukan penelitian lanjutan terutama yang mata kuliah sebagai berikut : “Penjadwalan
berhubungan dengan sistem inferensi fuzzy kursus atau masalah penjadwalan sekolah
metode Mamdani dan Sugeno untuk terutama menunjuk pemanfaatan optimal dari
penyusunan jadwal mata kuliah. kelas dan pemasangan waktu kuliah yang
terurut di antara instruktur dan murid.
PENELITIAN TERDAHULU Selama menyusun suatu jadwal, salah satu
Menurut Justina Adamanti, tantangan adalah untuk memastikan tidak ada
penyelesaian masalah penjadwalan kuliah ketentuan dari fakultas, mata kuliah, kelas,
dengan algoritma genetika juga telah waktu, atau murid yang dilanggar”. (Fang,
dilakukan oleh banyak pihak, diantaranya 2005)
adalah Penjadwalan kuliah di Ateneo de Menurut Combs, dkk., “Masalah
Manila University dibuat oleh Ho sung C. penjadwalan mata kuliah adalah sederhana
Lee, yang juga merupakan tesisnya untuk untuk dimengerti, namun cukup kompleks

61
untuk mencapai solusi yang bervariasi dan Sebelum munculnya teori logika fuzzy
sulit untuk diterapkan. Satu jadwal kursus (fuzzy logic), dikenal sebuah logika tegas
akademis idealnya harus menjadi satu (crisp logic) yang memiliki nilai benar atau
pasangan (biasanya dengan hari dalam salah secara tegas. Sebaliknya logika fuzzy
seminggu dan periode waktu pada yang lain), merupakan sebuah logika yang memiliki
seperti format biasa dan pengecekan fasilitas nilai kekaburan atau kesamaran (fuzzyness)
secara visual untuk menyusun penjadwalan”. antara benar dan salah. Dalam teori logika
(Combs, 2005) fuzzy sebuah nilai bisa bernilai benar atau
salah secara bersamaan namun berapa besar
LOGIKA FUZZY kebenaran dan kesalahan suatu nilai
Logika Fuzzy tergantung kepada bobot keanggotaan yang
Konsep tentang logika fuzzy dimilikinya.
diperkenalkan oleh Prof. Lotfi Astor Zadeh Perbedaan antara kedua jenis logika
pada 1962. Logika fuzzy adalah metodologi tersebut adalah : logika tegas memiliki nilai
sistem kontrol pemecahan masalah, yang tidak = 0.0 dan ya = 1.0, sedangkan logika
cocok untuk diimplementasikan pada sistem, fuzzy memiliki nilai antara 0.0 hingga 1.0 .
mulai dari sistem yang sederhana, sistem Dalam kondisi yang nyata, beberapa
kecil, embedded system, jaringan PC, multi- aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya
channel atau workstation berbasis akuisisi berada diluar model matematis dan bersifat
data dan sistem kontrol. (Sutojo, 2011) inexact. Konsep ketidakpastian inilah yang
Ada beberapa alasan mengapa orang menjadi konsep dasar munculnya konsep
menggunakan logika fuzzy,antara lain (1) logika fuzzy.
Konsep logika fuzzy mudah dimengerti. Pada prinsipnya himpunan fuzzy
Konsep matematis yang mendasaripenalaran adalah perluasan himpunan crisp, yaitu
fuzzy sangat sederhana dan mudah himpunan yang membagi sekelompok
dimengerti. (2) Logika fuzzy sangat fleksible individu kedalam dua kategori, yaitu anggota
(3) Logika fuzzy memiliki toleransi terhadap dan bukan anggota.
data-data yang tidak tepat. (4) Logika fuzzy Pada himpunan tegas (crisp), nilai
mampu memodelkan fungsi-fungsi nonlinier keanggotaan suatu item x dalam suatu
yang sangat kompleks. (5) Logika fuzzy himpunan A, yang sering ditulis dengan μ A
dapat membangun dan mengaplikasikan [x], memiliki 2 kemungkinan, yaitu :
pengalaman-pengalaman para pakar secara Pada himpunan crisp, nilai
langsung tanpa harus melalui proses keanggotaan ada 2 kemungkinan, yaitu 0
pelatihan. (6) Logika fuzzy dapat atau 1. Sedangkan pada himpunan fuzzy nilai
bekerjasama dengan teknik-teknik kendal keanggotaan terletak pada rentang 0 sampai
secara konvensional. (7) Logika fuzzy 1. Semesta pembicaraan adalah keseluruhan
didasarkan pada bahasa alami. (Kusumadewi nilai yang diperbolehkan untuk dioperasikan
S. , 2003) dalam suatu variabel fuzzy. Semesta
Pada teori himpunan fuzzy, peranan pembicaraan merupakan himpunan bilangan
derajat keanggotaan sebagai penentu real yang senantiasa naik (bertambah) secara
keberadaan elemen dalam suatu himpunan monoton dari kiri ke kanan. Nilai semesta
sangatlah penting. Nilai keanggotaan atau pembicaraan dapat berupa bilangan positif
derajat keanggotaan atau membership maupun negatif. Domain himpunan fuzzy
function menjadi ciri utama dari penalaran adalah keseluruhan nilai yang diijinkan
dengan logika fuzzy tersebut. (Kusumadewi dalam semesta pembicaraan dan boleh
S. P., 2010) dioperasikan dalam suatu himpunan fuzzy.

62
\

Fungsi keanggotaan (membership function) solusi crisp diperoleh dengan cara


adalah suatu kurva yang menunjukkan mengambil titik pusat daerah fuzzy.
pemetaan titik-titik input data kedalam nilai Secara umum dirumuskan:
keanggotaan yang memiliki interval antara 0 𝑏
𝑥𝜇 (𝑥)𝑑𝑥
sampai 1. Salah satu cara yang dapat 2)
𝜇((𝑥) = 𝑏
𝜇 (𝑥)𝑑𝑥
∫𝑎

digunakan untuk mendapatkan nilai ∫𝑎

keanggotaan adalah dengan melalui atau


𝑛
∑𝑖=1
pendekatan fungsi. Ada beberapa fungsi 𝜇((𝑥) = 𝑥𝑖 𝜇 (𝑥𝑖 )
∑𝑛𝑖=1 𝜇 (𝑥𝑖 ) 3)
keanggotaan yang bisa digunakan
diantaranya : Ada dua keuntungan menggunakan
1. Grafik keanggotaankurva linier metode centroid, yaitu :
2. Grafik keanggotaan kurva segitiga 1. Nilai defuzzifikasi akan bergerak secara
3. Grafik keanggotaan kurva trapesium halus sehingga perubahan dari suatu
4. Grafik keanggotaan kurva bentuk bahu himpunan fuzzy juga akan berjalan
5. Grafik keanggotaan kurva-S dengan halus.
6. Grafik keanggotaan bentuk lonceng 2. Lebih mudah dalam perhitungan.

Metode Mamdani Beberapa metode defuzzifikasi aturan


Metode Mamdani sering juga dikenal Mamdani :
dengan nama metode min–max. Metode ini a. Metode Centroid (Composite Moment)
diperkenalkan oleh Ebrahim Mamdani pada Pada metode ini, solusi crisp diperoleh
tahun 1975. Untuk mendapatkan output dengan cara mengambil pusat rata-rata
diperlukan 4 tahapan, diantaranya: terbobot w dari n fuzzy set. Secara
1. Pembentukan himpunan fuzzy matematis solusi crisp dapat ditentukan
Pada metode Mamdani baik variabel dengan:
𝑛
input maupun variabel output dibagi 𝑧′ = ∑𝑖=1 𝑧𝑖 .𝑤𝑖
∑𝑛 𝑤𝑖
menjadi satu atau lebih himpunan fuzzy. 𝑖=1

2. Aplikasi fungsi implikasi 4)


Pada Metode Mamdani, fungsi implikasi Metode penegasan center of average
yang digunakan adalah min. atau centroid merupakan metode yang
3. Komposisi aturan paling banyak digunakan dalam sistem
Metode yang digunakan dalam fuzzy dan kontrol fuzzy. Secara
melakukan inferensi sistem fuzzy, yaitu komputasi, metode ini lebih mudah dan
Metode max (maximum). Secara umum masuk akal.
dapat dituliskan : b. Metode Bisektor
μsf[Xi] = max (μsf [Xi], μkf [Xi]) Pada metode ini, output crisp diperoleh
1) dengan cara mengambil nilai pada
dengan : domain fuzzy yang memiliki nilai
μsf[Xi] = nilai keanggotaan solusi fuzzy keanggotaan setengah dari jumlah total
sampai aturan ke i nilai keanggotaan pada daerah fuzzy
μkf [Xi]) = nilai keanggotaan konsekuan atau dapat ditulis:
fuzzy aturan ke i (Djunaidi, 2005) ∑𝑝𝑖=𝑤𝑖 𝜇(𝑧𝑖 ) = 𝑧=𝑝 𝜇(𝑧𝑖 ) 5)
∑𝑤𝑖
4. Penegasan (defuzzy) mamdani dengan menggunakan metode
Defuzzifikasi pada komposisi aturan centroid. Dimana pada metode ini,
63
c. Metode Mean of Maximun (MOM)
Pada metode ini, solusi crisp
diperoleh dengan cara mengambil
nilai rata-rata

64
\

domain yang memiliki nilai kenggotaan dengan variabel-variabel sesuai dengan


maksimum. variabel-variabel inputnya. Metode ini
d. Metode Largest of Maximum(LOM) diperkenalkan oleh Takagi-Sugeno Kang
Pada metode ini, solusi crisp diperoleh pada tahun 1985. Ada 2 model untuk sistem
dengan cara mengambil nilai terbesar inferensi fuzzy dengan menggunakan metode
dari domain yang memiliki nilai TSK, yaitu model TSK orde-0 dan model
kenggotaan maksimum. TSK orde-1.(Naba, 2009)
e. Metode Smallest of Maximum(SOM) Keluaran aturan demikian bukan
Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dalam bentuk fungsi keanggotaan, tetapi
dengan cara mengambil nilai terkecil sebuah bilangan yang mana berubah secara
dari domain yang memiliki nilai linier terhadap variabel-variabel input, yaitu
kenggotaan maksimum. (Kusumadewi mengikuti suatu persamaan bidang z = av +
S. , 2003) bw + c. Jika b=0, sistem inferensi dikatakan
berorder satu dimana keluarannya mengikuti
Metode Sugeno persamaan garis, yaitu z = av + c. Jikaa=b=0,
Sistem inferensi fuzzy menggunakan sistem inferensi dikatakan berorder nol,
metode Sugeno, memiliki karakteristik yaitu karena keluarannya berupa sebuah bilangan
konsekuen tidak merupakan himpunan fuzzy, konstan, yaitu z=c.
namun merupakan suatu persamaan linier

Gambar 1. Proses sistem inferensi Sugeno

65
Dengan pendekatan fuzzy maka pemodelan bisa disederhanakan dengan hanya
berdasarkan pada beberapa IF THEN rule yang mudah dipahami. IF THEN rules yang
dimaksud adalah:
if pelayanan is mengecewakan or makanan is hambar then bonus is sedikit
if pelayanan is bagus then bonus is sedang
if pelayanan is memuaskan or makanan is enak then bonus is banyak

Metode fuzzy secara teori dapat dibandingkan seperti pada tabel berikut:

Tabel 1. metode Mamdani dan Sugeno

Sistem Inferensi Fuzzy


Mamdani Sugeno
Antecedent (kondisi) Berupa fuzzy set Berupa fuzzy set
Consequent (kesimpulan, fungsi Berupa fuzzy set Konstan atau Linier
keanggotaan keluaran)
Tahap interpretasi dan inerensi Fuzzifikasi, operasi fuzzy Fuzzifikasi, operasi fuzzy
logic (and atau or), implikasi, logic (and atau or),
agregasi, defuzzifikasi implikasi, agregasi,
defuzzifikasi
Hasil Akhir Berupa himpunan fuzzy Menggunakan weighted
average
Kemampuan Fleksibel di berbagai bidang Fleksibel di berbagai
bidang

Kelebihan FIS (Fuzzy Inference


Mendefinisikan
System) tipe Sugeno : karakteistik model
a. Efisien dalam komputasi
b. Cocok untuk pemodelan-pemodelan
Mendekomposisi
sistem linier variabel ke dalam
c. Cocok untuk digabung dengan teknik
optimisasi dan adaptif
d. Menjamin kontinuitas keluaran Membentuk aturan
e. Memungkinkan dilakukan analisis
matematis.
Mendefinisikan
Kelebihan FIS tipe Mamdani : metode defuzzifikasi
a. Bersifat intuitif
b. Diterima secara luas
Menjalankan
c. Sangat cocok diberi human input.(Naba, simulasi sistem
2009)
Untuk melakukan perancangan suatu
sistem fuzzy perlu dilakukan beberapa Pengujian
tahapan, yaitu sesuai dengan gambar
flowchart dibawah ini. Gambar 2. Perancangan sistem

66
\

METODE PENELITIAN 2. Beban wajib mengajar (BKD)


Penelitian ini menggunakan jenis mempunyai tiga nilai linguistik: rendah,
penelitian eksperimen, dengan tahapan sedang, tinggi.
penelitian sebagai berikut: 3. Jadwal pagi (JP) mempunyai dua nilai
1. Pengumpulan Data linguistik: sedikit, banyak.
Pengumpulan data merupakan langkah 4. Jadwal siang (JS) mempunyai dua nilai
awal pada suatu penelitian. Data yang linguistik: sedikit, banyak.
digunakan pada penelitian ini adalah 5. Jadwal malam (JM) mempunyai dua
data perkuliahan di Akademi Teknologi nilai linguistik: sedikit, banyak.
Semarang. 6. Pembagian jadwal (PJ) mempunyai dua
2. Pengolahan Awal nilai linguistik: dalam jam kerja dan luar
Pengolahan awal (Preprocessing) jam kerja.
merupakan tahap untuk mempersiapkan
data yang telah diperoleh dari tahap Tahap ini akan dihitung nilai derajat
pengumpulan data, yang akan digunakan keanggotaan untuk semua data. Sebagai
pada tahap selanjutnya. contoh diambil dari data pertama dengan
3. Eksperimen dan Pengujian dosen 1 yang mempunyai jumlah SKS 12
Tahapan ini akan membahas tahapan dan beban wajib mengajar sebesar 12 SKS
penelitian dan teknik pengujian yang sebagai berikut:
akan digunakan.
4. Evaluasi dan Validasi Penelitian 1. Menghitung derajat keanggotaan jumlah
Tahapan ini akan membahas hasil SKS
evaluasi dari eksperimen yang telah
digunakan. Tabel 2.
Nilai linguistik jumlah SKS
Dalam penelitian diasumsikan untuk Nilai linguistik Interval
variabel input adalah jumlah SKS, beban Kurang ≤5 – ≤14
wajib mengajar, jadwal mengajar dan untuk Sedang 12 – 16
variabel output adalah pembagian jadwal. Lebih ≥20
Variabel jumlah SKS adalah jumlah SKS
yang diampu oleh dosen pengampu dalam
satu semester. Variabel beban wajib
mengajar adalah variabel jumlah SKS mata
kuliah yang diampu dan dilaksanakan pada
jam kerja.Dan variabel pembagian jadwal
adalah keluaran yang menentukan besarnya
proporsi antara dalam jam kerja dan luar jam
kerja, dimana pembagian jadwal untuk dalam
jam kerja. Gambar 3. Grafik jumlah sks
Maka dapat dijelaskan parameter
untuk fuzzifikasi input dan output sebagai
berikut:
1. Jumlah SKS (JSKS) mempunyai tiga
nilai linguistik: kurang, sedang, lebih.

67
1 𝑢≤5
𝜇𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔 [𝑢] = { 6) Tabel 4.
(14 − 𝑢)/9 5 ≤ 𝑢 ≤ 14 Nilai linguistik pembagian jadwal
Nilai linguistik Interval
𝜇𝑠𝑒𝑑𝑎𝑛𝑔 [𝑢] Dalam jam kerja ≤1–≤7
0 𝑢 ≤ 12𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑢 ≤ 16 Luar jam kerja ≥ 5 – ≥ 20
= {(𝑢 − 12)/9 12 ≤ 𝑢 ≤ 14
(16 − 𝑢)/9 14 ≤ 𝑢 ≤ 16

( )
𝜇𝑙𝑒𝑏𝑖 ℎ [𝑢] = { 𝑢 − 14 /6 14 ≤ 𝑢 ≤ 20
8)
1 𝑢 ≥ 20

2. Menghitung derajat keanggotaan beban


wajib mengajar
Gambar 5. Grafik pembagian jadwal
Tabel 3.
Nilai linguistik beban wajb mengajar 1 𝑧 ≤ 1
𝜇𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 [𝑧] = { 12)
(7 − 𝑧)/6 1 ≤ 𝑧 ≤ 7
Nilai linguistik Interval
Rendah ≤2 (𝑧 − 5)/15 5 ≤ 𝑧 ≤ 20
𝜇𝑙𝑢𝑎𝑟 [𝑧] = { 13)
Sedang 4 – ≥ 10 1 𝑧 ≤ 20
Tinggi ≥212
Proses inferensi, aturan fuzzy untuk
memperoleh komposisi pembagian waktu
kuliah untuk dosen pengampu sesuai dengan
beban kerja dosen. Pembagian jadwal untuk
dalam jam kerja dan luar jam kerja.
Proses fuzzifikai, pada tahap ini akan
dihitung nilai derajat keanggotaan untuk
semua data. Secara keseluruhan nilai derajat
keanggotaan untuk setiap data.
Gambar 4. Grafik beban wajib mengajar

Tabel 5.
𝜇𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎 ℎ [𝑣] = { 1 𝑣≤2
9) Derajat keanggotaan jumlah sks
(5 − 𝑣)/3 2≤𝑢≤5

(𝑣 − 4)/6 4 ≤𝑣≤7 10)

𝜇𝑠𝑒𝑑𝑎𝑛𝑔 [𝑣] = {
(10 − 𝑣)/3 7 ≤ 𝑢 ≤ 10

( )
𝜇𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 [𝑣] = { 𝑣 −18 /4 8 ≤ 𝑣 ≤ 12
𝑣 ≤ 12
11)

68
\

69
2 Tahap kedua proses fuzzifikasi yaitu
Tabel 6. menentukan derajat keanggotaan dari
Derajat keanggotaan beban wajib mengajar variabel masukan.
3 Tahap ke 3 adalah operasi logika fuzzy
dimana perlu dilakukan jika bag ian
antecedent lebih dari satu pernyataan
melakukan operasi-operasi logika fuzzy.
Hasilnya adalah derajat kebenaran
antecedent yang berupa bilangan tunggal.
Operator fuzzy untuk melakukan operasi
and dan or bisa dibuat sendiri.
4 Tahap yang ke 4 adalah implikasi yaitu
menerapkan metode implikasi untuk
menentukan bentuk akhir fuzzy set
keluaran. Consequent atau keluaran dari
aturan fuzzy ditentukan dengan
mengisikan kumpulan fuzzy keluaran ke
variabel keluaran. Fungsi implikasi yang
digunakan adalah Min.
5 Tahap yang ke 5 agregasi yaitu proses
mengkombinasikan keluaran semua
aturan if-then menjadi sebuah kumpulan
fuzzy tunggal menggunakan fungsi Max.
6 Tahap yang ke 6 defuzzifikasi yaitu
mengisikan bilangan tunggal ke variabel
keluaran dengan metode centroid atau
center of area.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sistem Inferensi Mamdani
Mempunyai beberapa tahap dalam Sistem Inferensi Sugeno
prosesnya: Dalam banyak hal, metode Sugeno
1 Tahap awal adalah menentukan variabel mirip dengan metode Mamdani. Perbedaan
masukan. terletak pada jenis fungsi keanggotaan yang
dipakai dalam bagian consequent. Tahapan
dari proses ini adalah:
1 Tahap awal dengan menentukan variabel
masukan.
2 Tahap selanjutnya proses fuzzifikasi:
menentukan derajat keanggotaan dari
variabel masukan.
3 Tahap yang ke 3 adalah operasi logika
fuzzy dimana perlu dilakukan jika bagian
antecedent lebih dari satu pernyataan
melakukan operasi-operasi logika fuzzy.
Hasil dari tahap proses ini adalah derajat

70
\

kebenaran antecedent yang berupa Perbandingan Metode Mamdani dan


bilangan tunggal. Operator fuzzy untuk Metode Sugeno
melakukan operasi AND dan OR bisa Perbandingan keakuratan antara
dibuat sendiri. menggunakan metode mamdani dan metode
4 Tahap yang ke 4 adalah proses implikasi: sugeno dijelaskan pada bagian ini. Pengertian
menerapkan metode implikasi untuk akurasi adalah seberapa besar nilai
menentukan bentuk akhir fuzzyset keakuratan mendekatinilai suatu angka hasil
keluaran. Consequent atau keluaran dari pengukuran terhadap angka sebenarnya.
aturan fuzzy ditentukan dengan Akurat yang dimaksud dalam penelitian ini
mengisikan keanggotaan keluaran yang adalah angka hasil pengukuran, yaitu nilai z
bersifat linier atau konstan. dari metode Mamdani dan metode Sugeno
5 Tahap yang ke 5 adalah agregasi yaitu yang menunjukkan hasil output yang benar
proses mengkombinasikan keluaran berdasarkan nilai standar yang ditetapkan.
dimana keluaran bukan dalam bentuk Nilai standar untuk metode Mamdani
fungsi keanggotaan, tetapi sebuah adalah nilai yang ditetapkan berdasarkan
bilangan yang mana berubah secara linier fungsi keanggotaan
terhadap variabel-variabel input, yaitu keakuratan berdasarkan:
mengikuti suatu persamaan bidang z = av 1 Jika variabel output pembagian jadwal
+ bw + c. Jika b=0, dikatakan berorder dan jika nilai z ≤ 5 maka outputnya
satu dimana keluarannya mengikuti adalah “Dalam jam kerja” dan jika nilai z
persamaan garis, yaitu z=av+c. Jika > 5 maka outputnya adalah “Luar jam
a=b=0, dikatakan berorder nol, karena kerja”.
keluarannya berupa sebuah bilangan Penentuan output adalah
konstan, yaitu z=c. “Dalamjamkerja” dan JSKS ≤ BKD dan
6 Tahap terakhir yaitu proses defuzzifikasi: nilai z ≤ nilai standar atau
mengisikan bilangan tunggal ke variabel 2 Jika output adalah “Luarjamkerja” dan
keluaran. JSKS > BKD dan nilai z > nilai standar
maka hasilnya = akurat
3 Jika tidak hasilnya = tidak akurat.

71
Tabel 7.
Hasil perbandingan metode bar plot

72
\

Nilai standar dari perhitungan Untuk memperoleh nilai keakuratan,


menggunakan metode mamdani diperoleh diperlukan aturan sebagai berikut:
dari perhitungan yaitu: (7-5)/6 = 0.333 dan Jika output = “Dalamjamkerja” dan JSKS ≤
(5-5)/15 = 0. Untuk memperoleh output, BKD dan nilai z ≤ nilai standar Atau output
diperlukan aturan sebagai berikut: = “Luarjamkerja” dan JSKS > BKD dan nilai
Jika BKD ≥ JSKS/3 dan BKD ≥ JSKS/2 Dan z > nilai standarMaka hasil = “Akurat”
(JP + JS + JM) * 3 ≤ BKD dan (JP + JS + Jika tidak hasil = “Tidak Akurat”
JM) * 2 ≤ BKD Dan nilai standar ≤ 5 Maka diperoleh hasil akurasi sebesar
Maka output = “Dalamjamkerja” 94.56%,
Jika tidak output = “Luarjamkerja”

Metode Mamdani
Semester Gasal TA 2012-
2013

TIDAK AKURAT
95% AKURAT

Gambar 6. Nilai akurasi metode mamdani untuk semester gasal TA 2012-2013

Metode Mamdani
Semester Genap TA 2012-2013
14%
TIDAK AKURAT
AKURAT
86%
Gambar 7. Nilai akurasi metode mamdani untuk semester genap TA 2012-2013

73
Nilai standar untuk metode Sugeno nilai z ≥ 7 maka outputnya adalah
adalah nilai yang ditetapkan berdasarkan “Luarjamkerja”. Nilai standar diperoleh dari
fungsi keanggotaan variabel output perhitungan yaitu: (7-7)/6 = 0 dan (7-5)/15 =
pembagian jadwal yaitu jika nilai z < 7 maka 0.133.
outputnya adalah “Dalamjamkerja” dan jika

Tabel 8.
Hasil perbandingan metode k-means menggunakan Box plot

Untuk memperoleh output, diperlukan = “Luarjamkerja” dan JSKS> BKD dan nilai
aturan sebagai berikut: Jika BKD ≥ JSKS/3 z > nilai standarMaka hasil = “Akurat”Jika
dan BKD ≥ JSKS/2Dan (JP + JS + JM) * 3 ≤ tidak hasil = “Tidak Akurat”
BKD dan (JP + JS + JM) * 2 ≤ BKD Dan Penentuan akurasi berdasarkan:
nilai standar ≤ 7Maka output = jika output adalah “Dalamjamkerja” dan
“Dalamjamkerja”Jika tidak output = JSKS ≤ BKD dan nilai z < 7 atau jika output
“Luarjamkerja” adalah “Luarjamkerja” dan JSKS > BKD dan
Untuk memperoleh nilai keakuratan, nilai z ≥ 7 maka hasilnya = “Akurat”jika
diperlukan aturan sebagai berikut: tidak hasilnya = “Tidak Akurat”
Jika output = “Dalamjamkerja” dan JSKS ≤ Maka diperoleh hasil akurasi sebesar
BKD dan nilai z ≤ nilai standar Atau output 64.82%,

74
\

Metode Sugeno
Semester Gasal TA 2012-
2013

35%
TIDAK AKURAT
65%
AKURAT

Gambar 8. Nilai akurasi metode sugeno untuk semester gasal TA 2012-2013

Metode Sugeno
Semester Genap 2012-2013
24%

TIDAK AKURAT
76%
AKURAT

Gambar 9. Nilai akurasi metode sugeno untuk semester genap TA 2012-2013

Perolehan nilai untuk kedua semester yaitu diasumsikan sebagai total akurasi dari teori
mamdani dan teori sugeno, terlihat pada gambar dibawah ini.

Total Akurasi Metode Mamdani


10%

TIDAK AKURAT
90% AKURAT

Gambar 10. Total akurasi metode mamdani

Total Akurasi Metode Sugeno

29%
TIDAK AKURAT
71% AKURAT

Gambar 8. Total akurasi metode sug

75
KESIMPULAN nilai akurasi metode Mamdani sebesar
Kesimpulan yang didapatkan dari 90.12%, dan metode Sugeno mempunyai
penelitian penerapan logika fuzzy dalam nilai akurasi sebesar 70.63% dengan selisih
penjadwalan waktu kuliah sebgai berikut: nilai akurasisebesar 19.60%, sehingga nilai
Pada tahapan proses desain sistem perbandingan keduanya dihasilkan bahwa
fuzzy secara umum dari metodeMamdani metode Mamdani mempunyai nilai akurasi
dan metode Sugeno mempunyai aktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai
yang sama, terdapat perbedaan pada tahapan akurasi yang dimiliki dengan menggunakan
bagian proses yang dilakukan, misalnya pada metode Sugeno.
proses implikasi, agregasi, dan proses Penelitian penerapan logika fuzzy
defuzzifikasinya. Metode Mamdani dapat membantu memecahkan masalah yang
menggunakan proses defuzzifikasi centroid sifatnya fuzzy atau ketidakpastian. Penelitian
dan metode Sugeno menggunakan proses ini dapat dilanjutkan dengan lebih banyak
defuzzifikasi. atribut-atribut agar nilai akurasi yang
Penelitian ini dilakukan dengan dihasilkan lebih mendekati benar juga
menggunakan dua kali proses pengujian diperlukan kumpulan data jadwal dan
yaitu data semester gasal tahun akademik pengujian yang berulang-ulang agar
2012/2013 dan data semester genap tahun diperoleh nilai akurasi yang lebih signifikan.
akademik 2012/2013, yang menghasilkan

76
\

LAMPIRAN
Fungsi keanggotaan variabel jumlah sks

1. Fungsi keanggotaan variabel beban wajib mengajar

2. Fungsi keanggotaan variabel pembagian jadwal

77
3. Tampilan diagram Metode Mamdani

4. Tampilan diagram Metode Sugeno

DAFTAR PUSTAKA Genetika, Yogyakarta: Universitas


[1] I. P. E. Pratiwi, “Analisis Kepasan Gajah Mada, 2002.
Konsumen Berdasarkan Tingkat [4] J. E. A. K. K. H. Filho, “Adaptive
Pelayanan dan Harga Kamar Reference-Driven Decision-Making
Menggunakan Alikasi Fuzzy dengan Process,” dalam Proc ETFA: The
Matlab 3.5,” Jurnal Ilmiah Teknik IEEE International Conference on
Industri, pp. 66-77, 2005. Fuzzy System, St. Louis, 2003.
[2] S. K. S. muzid, “Membangun toolbox [5] X. e. a. Zhenhao, “Research on Job
Metode Evolusi Fuzzy untuk Matlab,” Shop Scheduling under Uncertainly,”
Jurnal UII, pp. 87-91, 2007. ACM, pp. 695-702, 2009.
[3] J. Adamanti, Penyelesaian Masalah [6] S. Fang, “University Course
Penjadwalan Mata Kuliah di Fakultas Scheduling System (UCSS) a UML
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Application with Database and Visual
Alam dengan Menggunakan Algoritma Programming,” Consortium for

78
\

Computing Science in Colleges, pp.


160-169, 2005.
[7] E. e. a. Combs, “The Course
Scheduling Problem as s Source of
Student Project,” ACM New York,
USA, pp. 81-85, 2005.
[8] M. E. S. V. Sutojo, Kecerdasan
Buatan, Yogyakarta: Penerbit ANDI
Yogyakarta, 2011.
[9] S. Kusumadewi, Artificial Intelligence
(Teknik dan Aplikasi), Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2003.
[10] S. P. H. Kusumadewi, Aplikasi Logika
Fuzzy untuk Pendukung Keputusan,
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.
[11] A. Naba, Belajar Cepat Fuzzy Logic
Menggunakan Matlab, Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2009.

79
80
\

81

Anda mungkin juga menyukai