Anda di halaman 1dari 17

BAB 3

ANALISIS DAN PERANCANGAN

Pada Bab ini diuraikan analisis dan perancangan aplikasi program optimasi

penggunaan ruang kelas dengan cara mengoptimalkan penjadwalan mata kuliah

menggunakan Algoritma Genetika ( Genetic Algorithm). Sub Bab 3.1 berikut ini akan

menjelaskan latar belakang masalah yang dihadapi, yang kemudian dilakukan suatu

analisis permasalahan pada sub bab 3.2, dan pada sub bab 3.3 diberikan solusi untuk

menyelesaikan permasalah yang timbul tersebut.

Pada Sub Bab 3.4 dirancang suatu proses yang mengambil pendekatan

berorientasi objeck dengan menggunakan database. Rancangan algoritma yang dipakai

dalam aplikasi diberikan pada sub bab 3.5. Perancangan proses dan algoritma yang

dituangkan ke dalam suatu perancangan aplikasi program terdapat di dalam sub Bab 3.6.

3.1 Latar Belakang Permasalahan

Pada setiap perusahaan, masalah utama yang selalu dihadapi adalah masalah

biaya. Bagaimana cara menyeimbangkan masalah biaya tersebut, sehingga setidaknya

perusahaan tersebut dapat mendapatkan suatu “balik modal” atau kalau bisa ada

keuntungan yang didapat perusahaan tersebut. Begitu juga permasalahan yang dihadapi

dalam suatu universitas, Bagaimana memperoleh keuntungan dari pendapatan dari

mahasiswa yang kuliah dan pengeluaran yang dilakukan untuk memelihara universitas

tersebut. Salah satu pengeluaran biaya yang harus dapat dioptimalkan adalah biaya
45

gedung, terutama perawatannya. Pada kasus ini, penulis mengadakan studi kasus pada

kampus Joseph Wibowo Center (JWC) BINUS UNIVERSITY. Seperti universitas

lainnya, kampus JWC pun menginginkan pengoptimalan penggunaan biaya yang salah

satunya pengoptimalan dalam biaya gedung / ruang. Pengoptimalan yang dimaksudkan

ialah bagaimana menentukan berapa jumlah mahasiswa yang dapat diterima pada tahun

ajaran baru, supaya penggunaan ruang pada kampus tersebut dapat maksimal, yang juga

dapat menutupi biaya perawatan ruang-ruang tersebut.

Saat ini proses dalam menentukan berapa jumlah mahasiswa yang dapat diterima

pada tahun ajaran baru masih menggunakan cara manual, yaitu dengan menghitung

jumlah mahasiswa yang sudah diterima dan masih aktif pada perkuliahan. Perhitungan

yang dilakukan berdasarkan jadwal yang sudah terbentuk dan sudah berjalan, sehingga

proses penentuan jumlah mahasiswa yang akan diterima tidak bisa langsung ditentukan

secara pasti, karena mereka harus menunggu waktu pada semester dua untuk melihat

berapa yang akan dapat dipastikan jumlah yang dapat mereka terima, ditambah lagi saat

ini mereka masih sepenuhnya menggunakan sistem krs, sehingga banyak yang

memungkin untuk banyak kelas yang tidak akan dibuka. Proses inilah yang membuat

mereka kesulitan untuk menentukan berapa jumlah mahasiswa yang dapat mereka

tentukan untuk diberikan ke bagian marketing, supaya pihak marketing dapat

melakukan tugasnya dengan baik.

Dalam mencapai tujuan tersebut, penulis menggunakan salah satu cara dalam

mengoptimalkan keadaan tersebut, yaitu dengan mengoptimalkan penjadwalan

matakuliah pada tahun ajaran baru tersebut, sehingga terdapat suatu gambaran jelas
46

penggunaan ruang yang telah digunakan, sehingga kampus dapat menentukan

mahasiswa yang akan diterima.

Masalah penjadwalan matakuliah merupakan suatu masalah yang pasti dihadapi

oleh setiap universitas yang ada di Indonesia maupun di dunia. Masalah ini biasanya

berada sekitar pada bagaimana menjadwalkan suatu kelas, sehingga dosen, mahasiswa,

ruang kelas, dan slot waktu agar proses belajar mengajar yang terjadi dapat berjalan

dengan sempurna dan tidak terbentur adanya suatu bentrokan. Bentrokan atau masalah

yang bisa timbul disini misalnya: Dosen A harus mengajar dua atau lebih kelas yang

berbeda pada ruang dan waktu yang berbeda. Keempat hal tersebut, yaitu ketersediaan

dosen, kelas, ruang kelas, dan slot waktu, merupakan hard constraint yang harus

diselesaikan untuk menghasilkan suatu penjadwalan matakuliah yang dapat berjalan

dengan sempurna.

Pada saat ini proses penjadwalan yang dilakukan masih dilakukan dengan

secara semi otomatis, tentunya dengan melihat hasil dari sistem krs yang dilakukan

untuk melihat kelas yang matakuliahnya dapat dibuka, yaitu dengan memasukan secara

manual kode matakuliah, kode kelas mahasiswa, kode hari, kode shift, kode dosen dan

kode ruangan kelas, dan secara sistem penjadwalan, semua itu akan diperiksa apakah

terdapat bentrok di antara semua kode-kode tersebut. Jika terdapat bentrokan diantara

kode-kode tersebut, maka operator sistem penjadwalan harus memanipulasi kode-kode

tersebut agar di dalam sistem tidak terdapat bentrokan penjadwalan. Hal ini akan

memakan resources waktu yang banyak.


47

3.2 Analisis Permasalahan

Masalah yang akan dibahas melalui tulisan ini adalah bagaimana sebuah

universitas, dengan bangunan yang tetap, dapat menentukan berapa banyak mahasiswa

yang dapat diterima pada tahun ajaran yang baru, sehingga pihak marketing dapat

melakukan tugasnya dengan tujuan perusahaan atau universitas dapat memperoleh

keuntungan atau setidaknya dapat menutupi pembiayaan perawatan gedung.

Untuk dapat menentukan jumlah mahasiswa yang dapat kita terima pada tahun

ajaran masuk, maka kita harus dapat melihat kapasitas ruangan yang kita miliki,

kemudian setelah itu kita harus dapat meramalkan ruangan yang sudah terpakai,

sehingga sisanya dapat kita gunakan untuk memperkirakan berapa mahasiswa yang

dapat kita terima. Yang jadi permasalahan adalah bagaimana cara menentukan berapa

banyak ruangan yang sudah terpakai pada saat penerimaan mahasiswa baru. Untuk

memperkirakan banyak ruangan yang sudah terpakai, penulis menggunakan

pengoptimalan melalui penjadwalan penggunaan ruangan.

Masalah penjadwalan merupakan masalah yang klasik. Hingga saat ini telah

berkembang banyak metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah

tersebut. Umumnya masalah ini sangat sulit untuk diselesaikan, janganlah uantuk

melakukan optimalisasi, untuk melakukan hanya sekedar optimasi pun sulit. Hal ini

dikarenakan suatu proses penjadwalan ini diperlukan hard contraint dan soft constraint.

Hard Contraint yang dimaksud dapat disebut juga Hard Requirements, adalah

merupakan salah satu kebutuhan dari suatu penjadwalan yang jika kebutuhan ini
48

dilanggar, maka akan mengakibatkan penjadwalan yang dibentuk tidak akan bisa

digunakan. Hard Requirement itu sebagai berikut :

1. Kelas hanya bisa dimasukkan ke dalam satu ruangan kelas saja

2. Tidak ada dosen maupu kelas mahasiswa yang dapat memiliki lebih dari satu

kelas dalam satu waktu yang sama.

3. Ruangan kelas haruslah memiliki kapasitas yang dapat digunakan untuk

menampung semua peserta.

4. Jika ada kelas yang memiliki kebutuhan yang lebih khusus, seperti laboratorium,

maka harus ditempatkan ke dalam suatu ruangan yang khusu pula seperti

ruangan lab.

Soft Contraint atau bisa juga disebut sebagai Soft Requirements ini merupakan

salah satu persyaratan dalam penjadwalan yang jika syarat ini tidak terpenuhi tetapi

penjadwalan dapat terus dilakukan. Soft Requirements ini umumnya merupakan

kebijakan-kebijakan yang sudah diputuskan oleh masing-masing perusahaan atau

universitas, sehingga untuk soft requirements untuk masing-masing penjadwalan

memiliki bentuk yang berbeda-beda.

3.3 Solusi Permasalahan

Untuk mendapai tujuan yang telah digambarkan pada sub bab sebelumnya, maka

penulis membuat aplikasi yang digunakan untuk otomatisasi penjadwalan matakuliah

sehingga dapat membuat suatu penjadwalan mata kuliah yang dapat berjalan tanpa
49

bentrokan. Aplikasi ini akan menerima inputan-inputan dasar seperti informasi dosen,

informasi matakuliah, informasi ruang kelas, informasi jumlah mahasiswa dalam satu

matakuliah satu kelas, dan informasi pembagian mengajar dosen dengan kelas tersebut.

Metode yang yang akan digunakan untuk menyelesaikan data itu semua adalah

Algoritma Genetik. Tujuannya adalah menyelesaikan hard constraint masalah

optimalisasi penjadwalan demi mencapai tujuan dan nantinya akan dibahas tentang

hasilnya dan akan dibandingkan dengan yang sebelumnya. Menyelesaikan hard

constraint yang dimaksudkan dapat dicapai dengan pencapaian suatu hasil penjadwalan

yang melibatkan semua data resources dasar tersebut supaya penjadwalan itu dapat

berjalan dengan baik.


50

3.4 Perancangan Proses

Dalam perancangan proses ini digunakan pendekatan berorientasi objek (Object

Orientasi).

3.4.1 Database

tbjur tbkdsem_Kurikulum master_matakuliah


PK kdjur PK kdsemkur PK kdmtk
tabel_peminatan
stsrc PK kdjur stsrc stsrc
kdjurkop PK kddeg tglpr tglpr
nmjur PK kdpmt tglup tglup
skjur master_kurikulum usrid
usrid
kdggs stsrc nmsemkur nmmtk
PK,FK1 kdfak
nmjuring kdfak tahun nmmtk1
PK thang
kajur kdstu semester nmsgt
PK smang
sekjur KdJnPmt nmigr
PK kdstu
kdjurMinor skstr tabel_ruang
PK,FK2 kddeg
nmpmt skspr
PK,FK2 kdpmt
stsPilih kdkom PK kdrng
PK,FK3 kdsemkur
kdggs
PK,FK4 kdmtk
stips stsrc
jmlprk kpkls
stsrc
master_mahasiswa bbsks kpujn
tglpr
nourut kppmb
tglup
PK nimhs kdkel stsklh
usrid
kdkur kampus
paket
stsrc master_dosen kdjns keterangan
tglup skspert
usrid PK kddsn kdprk
FK3 kdfak transaksi_nilai_mahasiswa
FK1,FK2 kdjur stsrc
kdstu tbfak PK,FK1 priod tglpr
nofom PK,FK1 kdsem tglup
PK kdfak PK,FK2 nimhs master_jadwal_kuliah
namhs usrid
nmmhs PK,FK1 kdmtk nmdsn
stsrc PK,FK1 kelas PK priod
almhs kdfakkop PK kdsem
norum nmfak stsrc PK,FK3 kdmtk
kodrt skfak tglpr PK kelas
kodrw nmfaking tglup PK kdhri
ktmhs dekan usrid PK kdjam
kdpos
niltm PK,FK2 kdrng
tlmhs
nilmd PK,FK1 kddsn
jnkel
tplhr nilpr
nilab stsrc
tglhr
nilabpr tglpr
kdagm
nilua tglup
kwneg
ststm usrid
stker
stsmd kptas
prlhr
stsua trisi
kblhr
stspr stmtk
nglhr
stsab stdsn
nirm
stsabpr sts_mcl
thakt
nilak kptasE
smakt
grade trisiE
tglls
tgkel stpos
stkul tglpos
ktrng FK1 kdhri
thang FK1 kdjam
stsip FK1 kdrng
FK2 kdpmt FK1 kddsn
tgdfl
email
Hp
smang
binusianid
toefl
twe
FK2 kddeg
email_binus
nowisuda

Gambar 3.1 Entity Relationship Diagram 1


51

Gambar diatas adalah struktur tabel-tabel dalam database yang mendukung

sistem penjadwalan mata kuliah. Untuk tabel-tabel seperti master_dosen,

master_kurikulum, master_jadwal_kuliah, master_mahasiswa, master_matakuliah,

tabel_peminatan, tabel_ruang, tbfak, tbjur, tbkdsem_Kurikulum,

transaksi_nilai_mahasiswa merupakan tabel-tabel yang sudah tersedia pada sistem

penjadwalan mata kuliah pada kampus JWC BINUS UNIVERSITY.

master_dosen_generate
Transaksi_Kelas_Mahasiswa_Kdmtk
PK no
PK no
PK kddsn
PK kelas
PK nmdsn master_matakuliah_data
PK jmlmhs
PK nama
PK kdmtk PK kdfak
PK kdjur
PK thang
Transaksi_Kelas_Mahasiswa PK smang
PK kdstu
Transaksi_Kelas_Mahasiswa_Generate
PK no PK kdpmt
PK kelas PK no PK kdsemkur
PK jmlmhs PK kelas PK kdmtk
PK jmlmhs

jadwal_ajar_generate master_matakuliah_data_generate tabel_ruang_use


PK grup PK no PK priod
PK duration PK kdmtk PK kdsem
PK course PK nmmtk PK ruang
PK dosen PK nama
use
empty

Gambar 3.2 Entity Relationship Diagram 2

Sedangkan tabel-tabel seperti master_dosen_generate, master_matakuliah_data,

master_matakuliah_data_generate, Transaksi_Kelas_Mahasiswa, jadwal_ajar_generate,

Transaksi_Kelas_Mahasiswa_Generate, Transaksi_Kelas_Mahasiswa_Kdmtk,

tabel_ruang_use, merupakan tabel yang sengaja dibuat oleh penulis untuk memudahkan
52

dalam mengenerate data dari tabel-tabel yang sebelumnya sudah tersedia pada sistem

penjadwalan yang ada pada kampus JWC BINUS UNIVERSITY.

3.5 Perancangan Algoritma

Berikut ini adalah rancangan algoritma atau langkah kerja aplikasi program

penjadwalan menggunakan Algoritma Genetik.

Hal pertama yang harus kita cari ketika kita ingin berhubungan dengan proses

algoritma Genetik adalah bagaimana kita merepresentasikan hasil-hasil solusi kita

menjadi sebuah kromosom – kromosom, yang nantinya memungkinkan bagi kita untuk

melakukan segala aktifitas genetika seperti crossover dan mutation. Selain itu kita juga

harus dapat merepresentasikan seberapa baiknya solution yang kita hasilkan atau dalam

tulisan ini lebih dikenal sebagai fitness.

Kromosom yang dimaksudkan diatas kita representasikan dalam suatu slot- slot

waktu yang didefinisikan dalam jarak waktu satu jam untuk setiap hari dan setiap

ruangan. Untuk waktu perkuliahan pun kita definisikan dengan menetapkan bahwa

waktu perkuliahan dari jam 9 pagi sampai jam 6 malam dan berlaku dalam waktu kerja

yaitu dari hari Senin sampai Jumat. Dengan keadaan ini maka kita membentuk vektor

sebesar 9 * 5 * jumlah ruangan yang tersedia. Vektor – vektor inilah yang akan

merepresentasi kromosom dari hasil-hasil solusi yang akan terbentuk nantinya.

Kromosom akan memiliki tiga kemampuan yang utama, yaitu Kode, Fitness,

dan Skill. Kode dari kromosom adalah merupakan representasi dari solusi-solusi yang

akan terbentuk, dalam program nanti Kode-kode kromosom ini diwakilkan dalam hash
53

map dan vektor – vektor slot. Fitness Kromosom adalah suatu nilai yang menyimpan

seberapa baiknya solusi yang telah terbentuk itu. Sedangkan Skill dari kromosom itu

menyimpan semua kebutuhan yang diperlukan dalam operasi genetic yang akan

dilakukan terhadap kromosom tersebut , seperti operasi fitness, operasi crossover, dan

operasi mutation atau mutasi. Selain skill juga menyimpan parameter-parameter yang

akan digunakan dalam operasi genetik tersebut. Skill kromosom ini nantinya disimpan

kedala suatu wadah yang dinamakan Chromosome Configuration Block (CCB).

Proses – proses yang terdapat pada Chromosome Configuration Block (CCB)

dapat digambarkan seperti ini misalnya kita membuat kromosom pertama, kita

memberikan datanya ke dalam CCB, CCB kemudian melakukan beberapa aktivitas

seperti membuat kromosom baru yang sama persis dengan kromosom yang pertama kita

kirimkan dengan beberapa cara seperti membuat dengan kromosom yang pertama kita

kirimkan dengan beberapa cara seperti membuat copy dari kromosom tersebut atau

membuat prototype dari kromosom tersebut. Kromosom baru ini digunakan jika

misalnya ketika terjadi mutasi dan crossover, hasil yang diharapkan tidak maksimal,

maka kita dapat mengembalikan kromosom ke kondisi semula.

Kemudian kita harus memberi nilai fitness ke setiap kromosom yang kita buat.

Untuk pertama kali kita gunakan kualifikasi yang paling minimum untuk setiap kelas

penjadwalan, seperti misalnya kita mengharapkan setiap dosen menerima untuk

mengajar pada setiap waktu, tanpa adanya batasan waktu ketersediaan waktu dosen.

Untuk menentukan nilai fitness, maka kita akan melakukan hal – hal berikut :

1. Setiap kelas dapat nilai fitness antara 0 sampai 5


54

2. Jika kelas menggunakan ruang kelas yang kosong, maka nilain fitness ya akan

kita tambahkan.

3. Jika kelas menggunakan ruangan kelas yang kosong dan memiliki kapasitas

yang cukup atau lebih, maka kita akan menambahkan nilai fitness nya.

4. Jika dosen yang mengajar pada kelas tersebut hanya mengajar kelas tersebut

pada satuan waktu yang sama, maka nilai fitness dari kelas tersebut kita

tambahkan.

5. Kriteria terakhir adalah kita cek group mahasiswa yang mengikuti kelas tersbut,

apakah memiliki jadwal yang bentrok. Jika tidak maka nilai fitness dari kelas

tersebut akan kita tambah lagi.

6. Jika ada Kelas-kelas yang tidak sesuai dengan kriteria-kriteria diatas, nilai fitness

nya tidak kita tambahkan.

7. Total nilai fitness dari penjadwalan tersebut ialah total dari semua total nilai

fitness dari masing-masing kelas.

8. Nilai fitness terakhir, yang nantinya kita gunakan sebagai patokan bahwa

penjadwalan yang kita lakukan sudah optimal atau belum ialah merupakan

perhitungan dari total nilai fitness dari penjadwalan dibagi dengan nilai

maksimum, dimana nilai maksimum merupakan hasil perhitungan dari jumlah

kelas * 5.

Operasi Crossover ialah operasi genetik yang mengkombinasikan data-data yang

terdapat pada hash map dari dua induk kromosom atau istilah umumnya menyilangkan
55

dua induk kromosom, hal ini juga nantinya akan menentukan nilai fitness nya (sudah

dijelaskan pada bab 2 ). Kemudian kita lakukan operasi mutation, hal ini juga kita

lakukan untuk mendapatkan nilai fitness terbaik dari masing-masing kromosom,

sehingga tujuan yang kita inginkan tercapai.

Dengan semua langkah yang dilakukan, maka algoritma genetika dapat berjalan

dengan baik. Kita juga perlu menentukan kapan algoritma genetik ini akan berhenti

melakukan prosesnya, dalam program ini proses algoritma genetik ini akan berhenti

berdasarkan nilai fitnessnya dimana nilai itu merupakan nilai fitness dari kromosom

terbaik yang dihasilkan. Algoritma Genetik ini pulalah yang membuat populasi yang

nantinya akan digunakan sebagai pembanding dalam mencari nilai fitness yang terbaik

dari kromosom yang terbaik. Dalam program ini algoritma genetik ini akan selesai

menjalankan tugasnya apabila nilai fitness keseluruhan mencapai nilai 1.

Setelah penjadwalan yang diharapkan sudah terbentuk, maka kita akan

melanjutkan dengan menghitung berapa jumlah mahasiswa yang akan dapat diterima

masuk pada tahun dan semester yang penjadwalannya tadi telah kita input. Perhitungan

dengan dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Kita harus menghitung berapa banyak ruangan yang tersedia dalam satu minggu

tersebut. Cara ini dapat dicari dengan menggunakan rumus jumlah ruangan *

jumlah shift perhari * jumlah hari aktif seminggu.

2. Dari penjadwalan yang telah kita lakukan dengan algoritma genetik, maka kita

akan mendapatkan berapa banyak ruangan yang telah terisi. Dari ruangan yang
56

telah berisi itulah, kita harus dapat mencari ruangan yang masih kosong atau

belum digunakan.

3. Setelah mendapatkan berapa ruangan yang yang kosong, kita dapat

memperkirakan berapa banyak mahasiswa yang dapat diterima, dengan

sebelumnya kita harus menentukan berapa banyak sks yang diambil oleh setiap

jurusan yang ada, dalam hal ini banyak sks penulis berikan merupakan inputan

dari user sendiri.

4. Setelah mengetahui setiap jurusan memiliki jumlah sks tertentu pada tahun

pertamanya, maka selanjutnya kita dapat menghubungkan dari jumlah sks yang

telah terdefinisi dengan jumlah shift kosong yang tersedia dari perhitungan awal,

maka akan terlihat pembagiannya.

5. Langkah terakhir dengan menentukan berapa mahasiswa yang akan ditentukan

perkelasnya, sehingga akan diketahui berapa total mahasiswa yang dapat

diterima pada tahun ajaran baru tersebut.

3.6 Perancangan Aplikasi

Aplikasi program yang dibuat adalah merupakan aplikasi windows form, dimana

dalam satu windows tersebut memiliki tiga fungsi, yang memiliki fungsi-fungsi

tersendiri dalam melakukan tugasnya.

Fungsi pertama memiliki untuk mengolah data-data yang terdapat pada database

untuk dapat mengenerate suatu data configuration output yang bertipe file .cfg yang
57

nantinya merupakan masukan untuk proses optimasi menggunakan Genetic Algorithms.

Data yang di generate itu berjumlah lima jenis, masing-masing adalah data dosen, data

ruangan, data matakuliah, data jumlah mahasiswa perkelas, dan data dosen mengajar.

Untuk data dosen, data ruangan, data matakuliah dapat langsung diambil dari tabel

master_dosen, master_matakuliah, tbruang yang sudah tersedia di dalam database

kampus JWC. Untuk yang jumlah mahasiswa perkelas dan data dosen mengajar, itu

harus mengolah data-data yang terdapat pada tabel-tabel yang ada pada Kampus JWC.

Dalam memperkirakan jumlah mahasiswa perkelas, penulis harus

memperkirakan berapa jumlah matakuliah yang akan dibuka pada tahun ajaran baru

tersebut, misal penulis ingin mengetahui berapa orang mahasiswa yang akan diterima

pada tahun 2008 semester 1, maka penulis harus memperkirakan matakuliah apa yang

akan dibuka pada tahun 2008 semester 1 kecuali matakuliah yang akan dibuka untuk

baru tersebut.

generate data generate scheduling mapping database result

period

kdsem

generate

Gambar 3.3 Rancangan Program Tab Pertama

Setelah data hasil generate telah terbentuk, maka fungsi kedua dijalankan, yaitu

masukan data hasil generate tersebut kedalam program optimasi penjadwalan dengan
58

menggunakan algoritma genetik. Pada program tersebut aka digambarkan proses yang

terjadi pada saat penjadwalan tersebut dilakukan, dan akan dilakukan terus sampai data

yangdiolah menjadi suatu jadwal yang optimal dan dapat berjalan dengan baik.

generate data generate scheduling mapping database result

generate

Gambar 3.4 Rancangan Program Tab Kedua

Ketika tombol generate diklik, maka akan munsul suatu windows baru yang

dimana pada windows tersebut terhadap perhitungan yang akan dilakukan untuk

menghasilkan penjadwalan yang terbaik.

file view help

open configuration

start solving

stop configuration

exit

Gambar 3.5 Rancangan Program Hasil Tombol Generate Terklik


59

Gambar 3.6 Gambar Rancangan Program

Setelah muncul hasil yang optimal dari penjadwalan yang dilakukan, maka

fungsi ketiga yaitu kita menginput data-data hasil penjadwalan yang telah dilakukan

pada fungsi kedua kedalam database, sehingga dapat kita peroleh berapa jumlah

mahasiswa yang dapat diterima pada saat penerimaan mahasiswa baru tersebut dengan

memperhitungkan ruangan yang yang kosong yang belum digunakan dalam jadwal yang

sudah digenerate oleh algoritma Genetik.

generate data generate scheduling mapping database result

class 1 class 1 MON TUE WED THUR FRI

class 2 09.00-10.00

…………………………………………………………………………………………
class 3
17.00-18.00

save

Gambar 3.7 Gambar Rancangan Program pada Tab ketiga


60

Pada Tab keempat, akan dilakukan perhitungan untuk menentukan berapa

jumlah mahasiswa yang akan dapat diterima. Hasil keluaran ialah berupa jumlah

mahasiswa yang dapat diterima pada tahun ajaran baru dan juga penjadwalan yang

sudah digenerasi oleh algoritma genetik.

generate data generate scheduling mapping database result

Total Mahasiswa yang Dapat Diterima Pada Tahun Ajaran Baru Periode

2008 Semester 1

count

Gambar 3.8 Rancangan Tab Terakhir

Anda mungkin juga menyukai