Anda di halaman 1dari 7

doi: 10.47002/metik.v5i2.

294

METIK VOLUME. 5 NOMOR. 2 2021 ISSN-P 2442-9562 ISSN-E 2580-1503

Optimasi Penyusunan Jadwal Ujian Mata Kuliah Menggunakan Algoritma


Genetika Pada Universitas Widya Dharma Pontianak

Haryanto1*, Thommy Willay2


1
Program Studi Informatika, Universitas Widya Dharma Pontianak
2
Program Studi Sistem Informasi, Universitas Widya Dharma Pontianak

*
haryanto@widyadharma.ac.id

Abstract
Scheduling is one of the most common problems in real life. Often the schedule preparation process takes a
long time and is not optimal. One of the scheduling arrangements is the preparation of the exam schedule, which
in this study uses a case study at the Faculty of Information Technology, Widya Dharma Pontianak University. In
the preparation of this exam schedule, it often causes students to bend the student exam schedule, so that it can
lead to students taking exams for more than one subject in one day. This will certainly harm students who take the
exam, so that students are not optimal in doing the exam. To overcome this problem, a genetic algorithm can be
used which helps in preparing the exam schedule. The purpose of this research is to make a schedule for the
semester exam using a genetic algorithm, which previously was still compiled manually, so that it can help in
making the schedule more optimal and efficient. The results of this research, produce an application that can assist
in the preparation of a schedule to be more optimal and efficient, so that there is no longer a schedule for students
who take the exam.

Keywords: scheduling, artificial intelligence, genetic algorithm

Abstrak
Penjadwalan merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi pada kehidupan nyata. Sering kali proses
penyusunan jadwal memakan waktu yang lama dan tidak optimal. Salah satu penyusunan jadwal adalah
penyusunan jadwal ujian, yang pada penelitian ini menggunakan studi kasus di Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Widya Dharma Pontianak. Dalam penyusunan jadwal ujian ini, sering kali menimbulkan bentok
mahasiswa jadwal ujian mahasiswa, sehingga dapat menimbulkan mahasiswa yang ujian lebih dari satu mata kuliah
dalam satu hari. Hal ini tentu akan merugikan mahasiswa yang mengikuti ujian, sehingga mahasiswa tidak optimal
dalam mengerjakan ujian. Untuk mengatasi permasalahan ini, dapat digunakan algoritma genetika yang membatu
dalam penyusunan jadwal ujian. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat jadwal untuk ujian semester
menggunakan algoritma genetika, yang sebelumnya masih menyusun secara manual, sehingga dapat membantu
dalam penyusunan jadwal menjadi lebih optimal dan efisien. Hasil dari penelitian ini, menghasilkan sebuah aplikasi
yang dapat membantu dalam penyusunan jadwal menjadi lebih optimal dan efisien, sehingga tidak ada lagi bentok
jadwal bagi mahasiswa yang mengikuti ujian.

Kata kunci: penjadwalan , kecerdasan buatan , algoritma genetika

1. Pendahuluan kegiatan penyusunan jadwal di Perguruan


Penyusunan jadwal merupakan salah tinggi adalah penyusunan jadwal ujian
satu kegiatan yang sering dilakukan, semester [1].
khususnya pada Perguruan Tinggi. Ujian Semester merupakan kegiatan
Penyusunan jadwal kadangkala yang dilakukan oleh perguruan tinggi dalam
memunculkan permasalahan-permasalahan. melakukan evaluasi untuk mengukur
Hal ini dapat disebabkan oleh adanya tercapainya hasil kompetensi belajar
kegiatan mahasiswa, ruang yang terbatas, mahasiswa dari materi yang diajarkan oleh
kegiatan dosen, dan sebagainya. Salah satu dosen. Ujian Semester biasanya dilakukan

28
doi: 10.47002/metik.v5i2.294

METIK VOLUME. 5 NOMOR. 2 2021 ISSN-P 2442-9562 ISSN-E 2580-1503

sebanyak dua kali yaitu Ujian Tengah learning, peramalan, pemrograman otomatis,
Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester dan sebagainya.
(UAS). Dalam pembuatan jadwal ujian ini, Berbagai penelitian tentang algoritma
harus diperhatikan beberapa hal, sehingga genetika, khususnya tentang optimasi
jadwal yang disusun dapat meminimalisir penjadwalan sudah banyak dilakukan.
permasalahan-permasalahan ketika jadwal Berikut ini merupakan penelitian-penelitian
ujian telah disusun. terkait dengan sistem penjadwalan
Pada kampus Universitas Widya menggunakan algoritma genetika:
Dharma Pontianak, penyusunan jadwal ujian Penelitian yang dilakukan oleh Lian
menjadi tanggung jawab ketua panitia ujian. Aga Aditya dan Windha Mega PD pada tahun
Jadwal yang disusun harus menjamin bahwa 2017 dengan judul "Algoritma Genetika
mahasiswa yang mengikuti ujian suatu mata Untuk Penjadwalan Mata Pelajaran Pada
kuliah tidak boleh bentrok dengan ujian mata LMS", menghasilkan kesimpulan bahwa
kuliah yang lain. Dengan permasalahan proses penyusunan jadwal menggunakan
tersebut, penyusunan jadwal ujian harus Algoritma Genetika dapat menghasilkan
melihat data regis masing masing mahasiswa. jadwal yang optimal. Hal ini didasarkan dari
Penyusunan jadwal mata kuliah yang perhitungan nilai fitness tertinggi pada saat
selama ini dilakukan menggunakan aplikasi proses algoritma genetika tersebut dilakukan
Microsoft Office Excel yang peng-input-an dan berdasarkan mekanisme Algoritma
dan analisa datanya, seperti pengecekan Genetika yang telah dibuat [4].
berapa jumlah mahasiswa yang bentrok jika Penelitian oleh I Made Budi Adnayana
jadwal tersebut digunakan, dilakukan secara pada tahun 2018 dengan judul "Implementasi
manual. Dengan cara manual tersebut, proses Algoritma Genetika untuk Penjadwalan
penyusunan jadwal akan memakan waktu Asisten Dosen di STIKOM Bali",
cukup lama dan jadwal yang disusun dapat menghasilkan kesimpulan bahwa secara
tidak optimal. Ini dikarenakan dibutuhkan otomatis algoritma Genetika dapat
ketelitian, terutama saat perkuliahan online, menghasilkan jadwal yang optimal.
yang biasanya saat perkuliahan tatap muka Penerapan algoritma Genetika pada sistem
ujian dapat berlangsung selama dua minggu, yang diteliti tersebut diawali dengan proses
saat perkuliahan online ini ujian berlangsung pembentukan kromosom, populasi, dan
hanya selama 8 hari, yang membuat penentuan fungsi fitness, dilanjutkan dengan
kemungkinan mahasiswa yang bentrok akan proses seleksi, kawin silang, dan mutase,
semakin tinggi. sehingga menghasilkan individu terbaik [5].
Dibutuhkan sebuah sistem untuk Dilengkapi dengan penelitian oleh
mengatasi permasalahan tersebut. Sistem Ronny pada tahun 2017 dengan judul
yang dibangun dapat menyusun jadwal ujian "Penjadwalan Satpam Jaga dengan Algoritma
secara otomatis, sehingga penyusunan jadwal Genetika" bahwa penyusunan algoritma
dapat efisien dan dapat lebih optimal dalam genetika dapat menghasilkan dengan lebih
meminimalisir terjadinya bentrok saat mudah dan lebih menghemat waktu daripada
mahasiswa melakukan ujian. Untuk menyusun jadwal secara manual. Penyusunan
mengoptimalkan sistem tersebut, digunakan jadwal menggunakan algoritma genetika juga
suatu algoritma, yaitu Algoritma Genetika. dapat menghasilkan jadwal tanpa adanya
Algoritma Genetika merupakan suatu bentrok pada jadwal hal ini disebabkan karena
algoritma pencarian yang didasarkan pada pada genetika terdapat proses evaluasi yang
suatu mekanisme seleksi alamiah dan berfungsi untuk menilai suatu jadwal, apabila
genetika alamiah [2]. jadwal tersebut memiliki bentrok, maka
Algoritma genetika menggunakan proses genetika akan berulang lagi [6].
pemahaman mengenai evolusi alamiah pada
cara pemecahan masalah [3]. Algoritma 2. Metoda Penelitian
genetika biasanya diaplikasikan untuk Metoda penelitian merupakan
permasalahan-permasalahan seperti optimasi, serangkaian proses dalam penelitian yang
tersusun secara sistematis. Tahapan ini
29
doi: 10.47002/metik.v5i2.294

METIK VOLUME. 5 NOMOR. 2 2021 ISSN-P 2442-9562 ISSN-E 2580-1503

bertujuan supaya proses pelaksanaan Data yang telah dikumpulkan


penelitian akan menghasilkan hasil yang selanjutnya adakan dilakukan analisis.
sesuai dengan tujuan penelitian. Berikut Analisis tersebut terdiri dari analisis data
tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian masukan, analisis dari model algoritma
ini: genetika yang akan dibangun, serta Analisis
Mulai data keluaran.
2.3.1. Analisa data masukan
Pengumpulan Data Analisa data masukan (input),
bertujuan untuk mengidentifikasi masukan
Analisis Sistem
(input) yang dibutuhkan oleh sistem.
2.3.2. Analisa model dari Algoritma
Genetika
Perancangan Sistem
Algoritma genetika biasanya digunakan
untuk penyelesaian permasalahan yang tidak
Implementasi
Sistem
memiliki metode penyelesaian dengan
rumusan yang tepat, dan jika ada
Pengujian Sistem
perumusannya, dibutuhkan waktu yang cukup
lama untuk menyelesaikannya. Permasalahan
Selesai
tersebut seringkali sangat beragam dan
kompleks. Algoritma Genetika digunakan
Gambar 1. Metodologi Penelitian
dalam penyusunan jadwal ujian untuk
membantu dalam penyelesaian permasalahan
Perancangan sistem ini menggunakan
tersebut [8].
Algoritma Genetika dalam proses
Parameter genetika meliputi jumlah
penyusunan jadwal ujian. Proses dalam
generasi (iterasi) yang digunakan sebagai
algoritma Genetika ini berdasarkan pada
batasan untuk menghindari proses iterasi
proses genetik yang ada pada makhluk hidup,
yang tak terhingga. Ukuran populasi
yaitu proses alami pada perkembangan
menunjukkan banyaknya populasi awal yang
generasi dalam sebuah populasi yang
akan dijadikan sebagai induk. Crossover dan
mengikuti prinsip seleksi alam. Algoritma
mutasi merupakan proses pembentukan
Genetika ini meniru teori evolusi tersebut,
populasi baru. Nilai pada parameter genetika
sehingga dapat digunakan di dunia nyata
disesuaikan untuk mendapatkan hasil yang
untuk mencari solusi dari permasalahan-
optimal ditunjukkan pada Tabel 1 [9].
permasalahan yang ada [7].
Tabel 1. Parameter Genetika
2.1. Rancangan Penelitian No. Keterangan Jumlah
Rancangan Penelitian yang digunakan 1 Generasi (iterasi) 250
2 Populasi 10
penulis dalam penelitian ini adalah penelitian 3 Crossover(kawin silang) 0,7
deskriptif, yang membuat deskripsi secara 4 Mutasi 0,3
sistematis, factual, dan akurat mengenai
fakta-fakta yang terjadi pada objek penelitian.

2.2. Pengumpulan Data


Pengumpulan data ini dilakukan dengan
mengumpulkan data berupa regis mahasiswa,
data mata kuliah, dan data untuk pembuatan
fungsi fitness. Metode pengumpulan data
yang dilakukan adalah dengan
mengumpulkan informasi dari dari observasi Gambar .2 Siklus Algoritma Genetika
atau wawancara.

2.3. Teknik Analisis Sistem Algoritma Genetika memiliki beberapa


komponen, antara lain: skema pengkodean,
30
doi: 10.47002/metik.v5i2.294

METIK VOLUME. 5 NOMOR. 2 2021 ISSN-P 2442-9562 ISSN-E 2580-1503

penentuan fungsi fitness, seleksi, crossover dapat berupa proses pertukaran suatu gen
(kawin silang), proses mutasi, Elitisme, dalam kromosom atau proses mengubah nilai
penggantian populasi untuk mencari individu dalam suatu kromosom. Pada penelitian ini,
terbaik, dan kriteria penghentian iterasi. proses mutasi yang dilakukan adalah proses
2.3.3. Skema Pengkodean pertukaran gen dalam kromosom.
Skema pengkodean merupakan proses 2.3.8. Elitisme
pendefinisian suatu individu yang dibentuk Suatu proses kawin silang dan mutase,
dalam bentuk suatu kromosom. Skema tidak menjamin bahwa suatu individu akan
pengkodean meliputi inisiasi kromosom bernilai fitness lebih baik daripada induknya.
berupa bentuk kromosom dan gen. Nilai dari Sehingga untuk menjaga induk dengan nilai
kromosom ditentukan secara acak dan akan fitness tinggi tidak tergantikan oleh individu
disesuaikan dengan nilai maksimal dari baru yang bernilai fitness lebih rendah, maka
kromosom tersebut. diperlukan untuk menyimpan sementara
2.3.4. Nilai Fitness induk yang dengan nilai fitness tertinggi.
Nilai fitness dalam algoritma genetika Prosedur ini dikenal sebagai elitism.
merupakan nilai individu, yang menentukan 2.3.9. Penggantian Populasi
individu tersebut baik atau tidak. Semakin Proses penggantian populasi
tinggi nilai fitness suatu individu, maka merupakan proses penggantian individu pada
semakin baik individu tersebut. Individu suatu generasi, yang digantikan oleh individu
terbaiklah yang akan dapat bertahan hidup, baru hasil kawin silang dan mutasi.
sedangkan individu yang bernilai fitness
terkecil akan mati. Penentuan suatu nilai 2.3.10. Kriteria Penghentian
Fitness, diperoleh dari suatu fungsi. Algoritma genetika merupakan proses
2.3.5. Seleksi yang akan melakukan iterasi terus menerus.
Proses seleksi digunakan untuk untuk Sehingga diperlukan suatu kriteria untuk
menentukan individu-individu yang menghentikan iterasi tersebut.
selanjutnya akan dipilih untuk dilakukan
crossover (kawin silang). Salah satu metode 3. Hasil Penelitian
seleksi yang biasanya digunakan adalah 3.1. Pengkodean
metode turnamen. Sesuai dengan namanya, Pengkodean yang digunakan adalah
metode ini akan membentuk sebuah turnamen pengkodean nilai. Dari hasil observasi yang
dengan pembagian dua buah sisi. Suatu dilakukan, model kromosom yang dibuat
individu dalam populasi, akan dipilih secara adalah sebanyak empat buah kromosom yang
acak dan ditempatkan ke masing-masing sisi. merepresentasikan masing-masing semester,
Dari masing-masing sisi tersebut, dipilih dengan gen sebanyak delapan buah yang
individu terbaik. Sehingga individu terbaik merepresentasikan hari, yaitu sebanyak
masing-masing sisi tersebut, selanjutnya akan delapan hari ujian. Nilai dari Gen
dilakukan proses kawin silang. merepresentasikan kode mata kuliah.
2.3.6. Kawin Silang Kromosom ini digambarkan dengan gambar 1
Proses kawin silang merupakan proses
untuk menghasilkan variasi genetik dari suatu
populasi. Terjadi kombinasi pewarisan gen-
gen dari induknya pada saat proses kawin Gambar 3. Pengkodean Jadwal Ujian
silang ini. Gen-gen dari kedua induk akan
bercampur sehingga menghasilkan susunan
kromosom yang baru.
2.3.7. Mutasi
Pada proses mutasi, suatu gen dalam
kromosom akan diubah nilainya. Mutasi akan
menciptakan individu baru dengan cara
melakukan modifikasi satu atau lebih gen
dalam suatu individu. Proses modifikasi ini
31
doi: 10.47002/metik.v5i2.294

METIK VOLUME. 5 NOMOR. 2 2021 ISSN-P 2442-9562 ISSN-E 2580-1503

Pada proses ini induk (parent) akan


dipilih, yang selanjutnya akan digunakan
untuk menghasilkan generasi baru. Metode
seleksi yang digunakan dalam proses
penjadwalan ujian ini adalah proses seleksi
turnamen. Pada metode suatu populasi akan
dibagi dua secara acak, masing-masing
bagian individu yang memiliki nilai fitness
terbaik yang akan dipilih. Kedua individu
tersebut selanjutnya akan dilakukan kawin
Gambar 4. Code Inisialisasi Populasi
silang.

3.2. Fungsi Fitness


Setiap aturan yang dipergunakan dalam
penyusunan jadwal ujian diberi nilai penalti.
Dari hasil observasi, Perkuliahan di Gambar 6. Code untuk Seleksi
universitas Widya Dharma Pontianak,
terdapat dua buah sesi perkuliahan, yaitu sesi 3.4. Kawin Silang
Pagi dan Sore. Sehingga terdapat dua buah Proses kawin silang ini, kromosom
kriteria untuk pemberian nilai penalti, yaitu pada dua induk yang dipilih pada posisi yang
pertama mahasiswa yang ujian mata kuliah di sama akan dilakukan pertukaran nilai. Setelah
sesi yang sama, hal ini harus dihindari, pertukaran terjadi, maka akan terbentuk dua
sehingga nilai penalti yang diberikan akan individu baru, kedua individu baru tersebut
besar, kedua yaitu untuk mahasiswa yang akan dilakukan pengecekan kembali untuk
ujian pada sesi yang berbeda, yaitu mengetahui kromosom baru yang tersebut
mahasiswa yang ujian di perkuliahan sesi pembentukannya sudah sesuai dengan aturan
Pagi, dan mahasiswa yang ujian di yang berlaku atau belum. Untuk posisi yang
perkuliahan sesi Sore. Untuk permasalahan akan dilakukan penukaran, posisi tersebut
ini, nilai penalti yang diberikan tidak cukup dipilih secara acak.
besar, dikarenakan bentrok ujian ini tidak
akan mengganggu waktu ujian di kedua mata
kuliah tersebut.
Gambar 7. Proses Kawin Silang
Fungsi fitness yang digunakan adalah
𝑛

𝐹𝑖𝑡𝑛𝑒𝑠𝑠 = 1/(1 + ∑ 𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑛𝑖 𝑥 𝑝𝑖𝑛𝑎𝑙𝑡𝑖𝑖


𝑖=1

Tabel 2. Nilai Pinalti


No. Aturan Nilai Penalti
1 Bentrok Pada Sama Sesi 10
2 Bentrok Berbeda Sesi 0,5

Gambar 8. Code Untuk Crossover

3.5. Mutasi
Proses Mutasi dilakukan dengan
Gambar 5. Code Menghitung Nilai Fitness
penukaran dua gen dalam satu kromosom
secara langsung. Proses mutasi dalam
3.3. Seleksi penjadwalan ini akan dilakukan dengan cara
32
doi: 10.47002/metik.v5i2.294

METIK VOLUME. 5 NOMOR. 2 2021 ISSN-P 2442-9562 ISSN-E 2580-1503

acak begitu juga gen yang akan ditukar juga tercapai, kedua, jika selama beberapa generasi
dipilih secara acak. tidak terjadi perubahan nilai fitness terbaik.
Untuk penelitian ini, proses penghentian
populasi menggunakan parameter jumlah
Gambar 9. Proses Mutasi iterasi sebanyak 250 generasi dan jumlah
Batasan generasi berhenti jika tidak terjadi
perubahan individu adalah sebanyak 25
generasi.

4. Hasil Analisis Data


Hasil yang terbentuk dari sistem
penjadwalan ujian adalah berupa jadwal ujian
selama delapan hari.
Untuk mendapatkan jadwal jadwal
yang optimal, penulis melakukan lima kali
Gambar 10 Code Untuk Mutasi
percobaan algoritma genetika dengan hasil
fitness terbaik sebanyak lima kali percobaan
3.6. Proses Penggantian Populasi adalah
Proses penggantian populasi dilakukan
setelah didapatkan dua buah anak yang telah
melalui proses kawin silang. Anak-anak
tersebut akan dihitung nilai fitness-nya Gambar 12. Hasil Uji Coba Sebanyak 5 Kali
masing-masing, jika nilai fitness anak tersebut
lebih baik daripada induknya, maka anak Hasil uji coba yang dilakukan,
tersebut akan menggantikan induknya, menghasilkan tabel jadwal ujian dengan nilai
sedangkan jika induk masih lebih baik dari fitness tertinggi adalah 0,000825083.
anaknya, maka induk tersebut akan tetap
berada dalam populasi.

Gambar 13. Hasil dari Algoritma Genetika

Nilai Fitness
0.001
0.0008
0.0006
0.0004
0.0002
0
121
101
111

131
141
41
11
21
31

51
61
71
81
91
1

Gambar 14. Grafik Perubahan Fitness

Gambar 11. Code Untuk Pergantian Populasi Dari data di atas, terlihat bahwa hasil
iterasi generasi pada Algoritma Genetika
3.7. Proses Penghentian Populasi berhenti di iterasi ke 150 dari yang seharusnya
Proses penghentian populasi terjadi jika berhenti di iterasi ke 250, ini terjadi
beberapa kriteria telah terpenuhi, antara lain: dikarenakan tidak terjadi perubahan fitness
pertama jika Batasan jumlah iterasi sudah
33
doi: 10.47002/metik.v5i2.294

METIK VOLUME. 5 NOMOR. 2 2021 ISSN-P 2442-9562 ISSN-E 2580-1503

terbaik selama 25 generasi, sesuai dengan [2] Suyanto, Artificial Intelligence:


proses pemberhentian yang telah diatur. Searching, Reasoning, Planning, dan
Dari jadwal yang telah disusun Learning, 2014.
menggunakan algoritma genetika, masih
terdapat beberapa mahasiswa yang bentrok [3] S. F. Pane, R. M. Awangga, E. V.
sebanyak 7 mahasiswa yang bentrok pada sesi Rahcmadani and S. Permana,
yang sama, dan 50 mahasiswa yang bentrok "Implementasi Algoritma Genetika
pada sesi yang berbeda. Untuk Optimalisasi Pelayanan," Jurnal
Tekno Insentif, vol. 13, no. 2, pp. 36-43,
5. Kesimpulan
2019.
Dari proses penyusunan jadwal
menggunakan algoritma genetika, sistem [4] L. A. Aditya and W. . M. PD, "Algoritma
dapat menghasilkan jadwal yang yang cukup Genetika Untuk Penjadwalan Mata
optimal dan panitia ujian dapat lebih efisien Pelajaran Pada LMS," Jurnal
dalam menyusun jadwal. Yang sebelumnya Manajemen dan Informatika Pelita
memakan waktu yang cukup lama dalam
Nusantara, vol. 21, no. 1, pp. 65-70,
penyusunan jadwal, dengan algoritma
genetika ini dapat membantu dalam 2017.
penyusunan jadwal menjadi lebih cepat. Serta [5] I. M. B. Adnyana, "Implementasi
dapat mencegah tersusunnya jadwal yang Algoritma Genetika untuk Penjadwalan,"
memiliki jadwal ujian mahasiswa yang Jurnal Sistem dan Informatika, vol. 12,
bentrok.
no. 2, pp. 166-173, 2018.
6. Saran [6] Ronny, "Penjadwalan Satpam Jaga
Saran yang akan disampaikan untuk dengan Algoritma Genetika," Proxies:
pengembangan penelitian ini sebagai berikut: Jurnal Informatika, vol. 1, no. 2, pp. 54-
a. Penelitian penyusunan jadwal ujian 60, 2017.
menggunakan algoritma genetika ini
dapat dikembangkan menjadi lebih baik [7] A. Amrulloh and E. I. Sela, "Optimasi
lagi. Proses Penjadwalan Mata Kuliah
b. Penelitian penyusunan jadwal ujian ini Menggunakan Algoritma Genetika,"
dapat dikembangkan lagi dengan metode Jurnal Teknologi dan Sistem Komputer,
menggunakan algoritma genetika dengan vol. 9, no. 3, pp. 157-166, 2021.
parameter-parameter yang lebih baik lagi
atau dengan metode algoritma lainnya [8] A. Qoiriah, "Penjadwalan Ujian Akhir
Semester Dengan Algoritma Genetika
6. Daftar Pustaka (Studi Kasus Jurusan Teknik Informatika
Unesa)," Jurnal Manajemen Informatika,
[1] Ivan, S. Raphael and H. Agung, vol. 3, no. 2, pp. 33-38, 2014.
"Aplikasi Penjadwalan Mata Pelajaran [9] B. D. Putranto, E. Utami and A. Sunyoto,
Di SMAN 31 Menggunakan Algoritma "Perancangan Sistem Penjadwalan Ujian
Genetika Berbasis Web," Jurnal Menggunakan Algoritma Genetika Pada
SIMETRIS, vol. 9, no. 1, pp. 641-656, Stmik Amikom Purwokerto," Jurnal
2018. Telematika, vol. 10, no. 2, pp. 106-120,
2017.

34

Anda mungkin juga menyukai