Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

FILSAFAT ILMU

Tentang
Hakikat ilmu dan pengetahuan serta jenis jenis pengetahuan

Disusun Oleh :
Antia ika mawarni : 1811010037
Siti Amriah Harahab : 1811010042

Dosen Pengampu :
Dr.H.Taufiqurrahman ,M.Ag.M.Hum

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
IMAM BONJOL PADANG
1440 H/2018 M
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah swt. Yang telah melimpahkan kenikmatan yang luar
biasa kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah filsafat ilmu ini dengan lancer
tentang landasan ontologi ilmu pengetahuan yang di bimbing oleh
BapakDr.H.Taufiqurrahman.Mag.M.Hum
sholawat serta salam tak lupa kami kirim kan kepada nabi Muhammad saw,yang telah
membawa kita dari zaman jahiliyah menjadi zaman islamiyahseperti yang sekarang kita rasakan
bersama sama tak lupa kami ucapkan kepada dosen pembimbing atas bimbingan nya dan sudah
memberi kami amanat untuk menyelesaikan makalah ini,serta arahan yang mempermudah kami
dalam menyelesaikan makalah ini.dan kami juga dapat meningkatkan minat membaca dan
mendalami ilmu tentang filsafat ilu,demikian yang dapat kami sampaikan ,semoga makalah yang
kami sajikan ini dapat bermanfaat untuk kami dan kita semua,terutama pada pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Dalam sejarah perkembangan ilmu, peran Filsafat Ilmu dalam struktur bangunan keilmuan
tidak bisa diragukan. Sebagai landasan filosofis bagi tegaknya suatu ilmu, mustahil para ilmuan
menolak peran filsafat ilmu dalam setiap kegiatan keilmuan.
Selama ini, bangunan keilmuan pada lingkungan akademik bukan sama sekali tidak memiliki
landasan filosofis. Ilmu logika baik logika tradisonal, yang bercirikan bahasa dan pola pikir
deduktif, maupun logika modern (yang juga dikenal dengan logika saintifika) dengan pola
induktif dan simbol-simbolnya, jelas tidak sedikit peranannya dalam membangun wawasan
ilmiah akademik

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Hakikat Ilmu dan pengetahuan?
2. Bagaimana Dimensi Struktural dan Fenomenal Ilmu?
3. Apa saja jenis-jenis Pengetahuan?
4. Apa teori untuk mengungkapkan pengetahuan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hakikat ilmu dan pengetahuan
2. Dapat menggambarkan dimensi struktural dan fenomenal ilmu
3. Untuk mengetahui jenis-jenis pengetahuan
4. Untuk mengetahui teori mengungkapkan pengetahuan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perbedaan Ilmu dan Pengetahuan

1.ilmu

Secara etimologi Ilmu berasal dari bahasa Arab yaitu ‘alima, ya’lamu, ‘ilman, dengan
wazan fa’ila, yaf’alu, yang berarti mengetahui,mengenal,mengerti, memahami benar-
benar. Dalam bahasa Inggris disebut science,dalam bahasa Latin scientia (pengetahuan) -
scire (mengetahui).
Ilmu adalah pengetahuan, tetapi tidak semua pengetahuan adalah tergolong ilmu
pengetahuan. Ada dua jenis pengetahuan, yakni pengetahuan “apriori” dan a-posteriori.
Pengetahuan “apriori” ialah pengetahuan yang tidak tergantung pada adanya pengalaman,
atau yang ada sebelum pengalaman. Adapun pengetahuan a-postriori adalah pengetahuan
yang terjadi akibat pengalaman
Dalam hal ini Randall mengemukakan beberapa ciri umum dari pada ilmu,diantaranya:
1. Bersifat akumulatif artinya ilmu adalah milik bersama. Hasil dari pada ilmu
yang telah lalu dapat digunakan untuk penyelidikan atau dasar teori bagi
penemuan ilmu yang baru.
2. Kebenarannya bersifat tidak mutlak, artinya masih ada kemungkinan terjadinya
kekeliruan dan memungkinkan adanya perbaikan. Namun perlu diketahui,
seandainya terjadi kekeliruan atau kesalahan, maka itu bukanlah kesalahan pada
metodenya, melainkan dari segi manusianya dalam menggunakan metode itu.
3. Bersifat obyektif,
artinya hasil dari ilmu tidak boleh tercampur pemahaman secara pribadi, tidak
dipengaruhi oleh penemunya, melainkan harus sesuai dengan fakta keadaan asli
benda tersebut.

2.Pengetahuan

Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata masdar dalam bahasa Arab yaitu ‘alima
ya’lamu ‘ilman dan dari kata bahasa Inggris yaitu knowledge. Dalam Encyclopedia of
Philosophy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar
(knowledge is justified true belief).Sedangkan secara terminolog pengetahuan adalah apa
yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pengetahuan Secara etimologi pengetahuan
berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu knowledge, Secara terminologi pengetahuan
(knowledge) adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari
kesadarannya sendiri. Menurut aristoteles pengetahuan bisa didapat berdasarkan
pengamatan dan pengalaman.
Sedangkan secara terminologi
Pengetahuan adalah segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu,
termasuk didalamnya ilmu, seni dan agama. Pengetahuan ini merupakan khasanah
kekayaan mental yang secara langsung dan tak langsung memperkaya kehidupan kita.
Pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala
perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud
barang-barang baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh
manusia berbentuk ideal, atau yang bersangkutan dengan masalah kejiwaan.
Pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai
matafisik maupun fisik. Dapat juga dikatakan pengetahuan adalah informasi yang berupa
common sense, tanpa memiliki metode, dan mekanisme tertentu. Pengetahuan berakar pada
adat dan tradisi yang menjadi kebiasaan dan pengulangan-pengulangan. Dalam hal ini
landasan pengetahuan kurang kuat cenderung kabur dan samar-samar. Pengetahuan tidak
teruji karena kesimpulan ditarik berdasarkan asumsi yang tidak teruji lebih dahulu.
Pencarian pengetahuan lebih cendrung trial and error dan berdasarkan pengalaman belaka
(Supriyanto, 2003).Pembuktian kebenaran pengetahuan berdasarkan penalaran akal atau
rasional atau menggunakan logika deduktif. Premis dan proposisi sebelumnya menjadi
acuan berpikir rasionalisme. Kelemahan logika deduktif ini sering pengetahuan yang
diperoleh tidak sesuai dengan fakta.
Secara lebih jelas ilmu seperti sapu lidi, yakni sebagian lidi yang sudah diraut dan dipotong
ujung dan pangkalnya kemudian diikat, sehingga menjadi sapu lidi. Sedangkan
pengetahuan adalah lidi-lidi yang masih berserakan di pohon kelapa, di pasar, dan tempat
lainnya yang belum tersusun dengan baik.

B. Dimensi Struktural dan Fenomenal Ilmu


Pada umumnya metodologi yang digunakan dalam ilmu kealaman disebut siklus-empirik. Ini
menunjukkan pada dua macam hal yang pokok, yaitu siklus yang mengandaikan adanya suatu
kegiatan yang dilaksanakan berulang-ulang, dan empirik yang menunjukkan pada sifat bahan
yang diselidiki, yaitu hal-hal yang dalam tingkatan pertama dapat diregistrasi secara indrawi.
Metode siklus-empirik mencakup lima tahapan yang disebut observasi, induksi, deduksi,
eksperimen, dan evaluasi. Sifat ilmiahnya terletak pada kelangsungan proses yang runtut dari
segenap tahapan prosedur ilmiah tersebut, meskipun pada prakteknya tahap-tahap kerja tersebut
sering kali dilakukan secara bersamaan.
Ilmu dalam usahanya untuk menyingkap rahasia-rahasia alam haruslah mengetahui anggapan-
anggapan kefilsafatan mengenai alam tersebut. Penegasan ilmu diletakkan pada tolak ukur dari
sisi fenomenal dan struktural.

1. Dimensi Fenomenal.
Dalam dimensi fenomenal ilmu menampakkan diri pada hal-hal berikut :
a. Masyarakat yaitu suatu masyarakat yang elit yang dalam hidup kesehariannya sangat
konsern pada kaidah-kaidah universaI, komunalisme, disinterestedness, dan skeptisme yang
terarah dan teratur
b. Proses yaitu olah krida aktivitas masyarakat elit yang melalui refleksi, kontemplasi,
imajinasi, observasi, eksperimentasi, komparasi, dan sebagainya tidak pernah mengenal
titik henti untuk mencari dan menemukan kebenaran ilmiah.
c. Produk yaitu hasil dari aktivitas tadi berupa dalil-dalil, teori, dan paradigma-paradigma
beserta hasil penerapannya, baik yang bersifat fisik, maupun non fisik.

2. Dimensi Struktural
Dalam dimensi struktural ilmu tersusun atas komponen-komponen berikut
a. Objek sasaran yang ingin diketahui
b. Objek sasaran terus menerus dipertanyakan tanpa mengenal titik henti
c. Ada alasan dan dengan sarana dan cara tertentu objek sasaran tadi terus menerus
dipertanyakan
d. Temuan-temuan yang diperoleh selangkah demi selangkah disusun kembali dalam
satu kesatuan sistem.

C. Pengetahuan Biasa (Common Sence), Pengetahuan Ilmiah, Pengetahuan Filsafat, dan


Pengetahuan Agama.

pengetahuan adalah kebenaran dan kebenaran adalah pengetahuan, maka di dalam kehidupan
manusia dapat memiliki berbagai pengetahuan dan kebenaran. Burhanuddin salam
mengklasifikasikan pengetahuan itu ke dalam 4 pokok bahasan, yaitu :

1. Pengetahuan biasa
Yakni pengetahuan yang didalam filsafat dikatakan dengan istilah common sense, dan
sering diartikan dengan good sense, karena seseorang memiliki sesuatu dimana ia
menerima secara baik. Semua orang menyebutnya sesuatu itu merah karena memang itu
merah, benda itu panas karena memang dirasakan panas dan sebagainya.
Dengan common sense, semua orang sampai pada keyakinan secara umum tentang
sesuatu, dimana mereka akan berpendapat sama semuanya. Common sense diperoleh dari
pengalaman sehari-hari, seperti air dapat dipakai untuk menyiram bunga, makanan dapat
memuaskan rasa lapar, musim kemarau akan mengeringkan tadah hujan dan sebagainya.
2. Pengetahuan ilmu
Yaitu ilmu sebagai terjemahan dari science. Dalam pengertian yang sempit sciense
diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif dan
objektif.
Ilmu pada prinsipnya merupakan usaha untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan
common sense, suatu pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam
kehidupan sehari-hari. Namun, dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti
dengan menggunakan berbagai metode.
Ilmu dapat merupakan suatu metode berfikir secara objektif, tujuannya untuk
mengembangkan dan memberi makna terhadap dunia faktual. Pengetahuan yang diperoleh
dengan ilmu, diperolehnya melalui observasi, eksperimen, klasifikasi. Analisis ilmu itu
oblektif dan mengenyampingkan unsur pribadi, pemikiran ligika diutamakan, netral, dalam
arti tidak dipengaruhi oleh sesuatu yang bersifat kedirian, karena dimulai dengan fakta.
Ilmu merupakan milik manusia secara komprehensif. Ilmu merupakan lukisan dan
keterangan yang lengkap dan konsisten mengenai hal-hal yang dipelajarinya dalam ruang
dan waktu sejauh jangkauan logika dan dapat diamati pancaindera manusia.
3. Pengetahuan filsafat
Yakni pengetahuan yang diperoleh dari pemukiran yang bersifat kontemlatif dan
spekulatiif. Pengetaahuan filsafat lebih menekankan pada universalitas dan kedalaman
kajian tentang sesuatu. Kalau ilmu hanya pada satu bidang pengetahuan yang sempit dan
rigid, filsafat membahas hal yang lebih luas dan mendalam. Filsafat biasanya memberikan
pengetahuan yang relatif dan kritis, sehingga ilmu yang tadinya kaku dan cenderung
tertutup menjadi longgar kembali.
4. Pengetahuan agama
Yakni pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat para utusanNya. Pengetahuan
agama bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk agama. Pengetahuan
mengandung beberapa hal yang pokok, yakni ajaran tentang cara berhubungan dengan
Tuhan, yang sering juga disebut dengan hubungan vertikal dan cara berhubungan dengan
sesama manusia, yang seeing disebut dengan hubungan horizontal. Pengetahuan agama
yang lebih penting disamping informasi tentang Tuhan, juga informasi tentang Hari Akhir.
Iman kepada Hari Akhir merupakan ajaran pokok agama dan sekaligus merupakan ajaran
yang membuat manusia optimis akan masa depannya. Menurut para pengamat, agama
masih bertahan sampai sekarang karena adanya doktri tentang hidup setelah mati karenanya
masih dinutuhkan.
Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang objek
tertentu, termasuk didalamnya ilmu. Sedangkan pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan
yang berasal dari common sense yang kemudian di tindak lanjuti secara ranah yang lebih
ilmiah, sehingga pengetahuan ilmiah merupakan a higher level of knowledge dalam dunia
keilmuan. Maka dari itu filsafat ilmu tidak dapat dipisahkan dari filsafat pengetahuan .

D.Aliran Realisme dan Idealisme

Pengetahuan pada dasarnya adalah keadaan mental (mental state). Mengetahui sesuatu adalah
menyusun pendapat tentang suatu objek, dengan kata lain menyusun gambaran tentang fakta
yang ada di luar akal. Ada dua teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan, yaitu:

1. Realisme
Teori ini mempunyai pandangan realistis terhadap alam. Pengetahuan menurut realisme adalah
gambaran yang sebenarnya dari apa yang ada di alam nyata (dari fakta atau hakikat).
Pengetahuan atau gambaran yang ada dalam akal adalah dari yang asli yang ada diluar akal. Hal
ini tidak ubahnya seperti gambaran yang terdapat dalam sebuah foto. Dengan demikian, relisme
berpendapat bahwa pengetahuan adalah benar dan tepat bila sesuai dengan kenyataan.
2. Idealisme
Ajaran idealisme menegaskan bahwa untuk mendapatkan pengetahuan yang benar-benar sesuai
dengan kenyataan adalah mustahil. Pengetahuan adalah proses psikologis yang bersifat subjektif.
Oleh karena itu, pengetahuan bagi seorang idealis hanya merupakan gambaran subjektif bukan
gambaran objektif tentang realitas. Subjektif dipandang sebagai suatu yang mengetahui, yaitu
dari orang yang membuat gambaran tersebut. Karena itu, pengetahuan menurut teori ini tidak
menggambarkan hakikat kebenaran. Yang diberikan hanyalah gambaran menurut pendapat atau
pengelihatan orang yang mengetahui.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pengetahuan Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu
knowledge, Secara terminologi pengetahuan (knowledge) adalah proses kehidupan yang
diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri. Menurut aristoteles
pengetahuan bisa didapat berdasarkan pengamatan dan pengalaman.
Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagai
metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan
pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, memperoleh pemahaman,
memberi penjelasan, ataupun melakukan penerapan.
Dimensi ilmu mengacu pada perwatakan yang sepatutnya di anggap termasuk dalam
ilmu, peranan atau pentingya ilmu dalam suatu kerangka tertentu, dan sifat atau ciri
perluasan yang dapat ditambahkan pada ilmu berdasarkan sesuatu pertimbangan. Apabila
ilmu dibahas dari sudut salah satu dimensi, maka merupakan suatu analisis dari sudut
tinjauan khusus yang bercorak eksternal. Untuk keperluan penelaahan terhadap ilmu,
sudaut tinjauan dari arah luar adalah suatu hampiran studi tertentu atau suatu perspektif
dalam analisis.
B. Saran

Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan, masih
banyak terdapat kesalahan-kesalahan, baik dalam bahasanya, materi dan penyusunannya.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik, saran dan masukan yang dapat
membangun penulisan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Supriyanto, S. 2003. Filsafat Ilmu. Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Masyarakat Surabaya:
Universitas Airlangga.
Salam, Burhanuddin. 2005. Pengantar Filsafat. Jakarta: Bumi Aksara.
Salam, Burhanuddin, 2008. Pengantar Filsafat, Jakarta : Bumi Aksara.
Hatta, Mohammad, 1986. Alam Pikiran Yunani, Jakarta: universitas Indonesia UI Press.
Jalaluddin. 2013. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Suriasumantri, Jujun.S, 2005, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Sinar Harapan.
Tafsir, Ahmad. 2004. filsafat ilmu. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Abidin, Zainal. 2006. Filsafat Manusia: Memahami Manusia melalui Filsafat. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya.

Anda mungkin juga menyukai