Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA NY.S DENGAN DIAGNOSA PERDARAHAN POST


PARTUM DI RSUD dr. DORIS SYLVANUS
PALANGKA RAYA

DISUSUN OLEH :

Nama : Rivaldo setyo prakoso


Nim : 2018.C.10a.0982

YAYASAN EKA HARAP PALANGKARAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Keperawatan Ini Disusun Oleh:
Nama : Rivaldo setyo prakoso
NIM : 2018.C.10a.0982
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul : “ Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Pada
Ny.S Dengan Diagnosa Perdarahan Post Partum Di Rsud
Dr. Doris Sylvanus Palangka Raya”
Telah melaksanakan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk
menempuh Praktik Praklinik Keperawatan 3 (PPK 3) Pada Program Studi S-1
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

PEMBIMBING PRAKTIK

Mengetahui, Pembimbing Akademik


Ketua Program Studi Ners,

Meilitha Carolina, Ners, M.Kep Kristinawatie., S.Kep, Ners


KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada
Ny. S Dengan Diagnosa Perdarahan Post Partum Di Rsud Dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya”. Laporan pendahuluan ini disusun guna melengkapi tugas (PPK III).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners STIKes
Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Kristinawatie., S.Kep, Ners selaku pembimbing akademik yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian
asuhan keperawatan ini
4. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan ini
dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palangka Raya, 15 Juni 2021

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perdarahan postpartum adalah perdarahan yang masif dan berasal dari tempat
implantasi plasenta, robekan pada jalan lahir dan jaringan sekitarnya juga merupakan
salah satu penyebab kematian ibu di samping perdarahan karena hamil ektopik dan
abortus (Prawirohardjo, 2012). Faktor resiko terjadinya perdarahan postpartum yaitu:
usia, paritas, janin besar, riwayat buruk persalinan sebelumnya, anemia berat,
kehamilan ganda, hidramnion, partus lama, partus presipitatus, penanganan yang
salah pada kala III, hipertensi dalam kehamilan, kelainan uterus, infeksi uterus,
tindakan operatif dengan anastesi yang terlalu dalam (Lestrina, 2012).
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator utama derajat kesehatan
masyarakat dan ditetapkan sebagai salah satu tujuan Millenium Development Goals
(MDGs). AKI Indonesia diperkirakan tidak akan dapat mencapai target MDG yang
ditetapkan yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Pada Oktober
yang lalu kita dikejutkan dengan perhitungan AKI menurut SDKI 2012 yang
menunjukan peningkatan (dari 228 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 359 per
100.000 kelahiran hidup). (AbouZahr, 2010; Abouzahr, 2011)
Menurut profil kesehatan di Jawa Timur, capaian Angka Kematian Ibu (AKI)
cenderung meningkat dalam lima tahun terakhir. Capaian AKI dapat digambarkan
sebagai berikut: pada tahun 2008 sebesar 83 per 100.000 kelahiran hidup; tahun 2009
sebesar 90.7 per 100.000 kelahiran hidup; tahun 2010 sebesar 101.4 per 100.000
kelahiran hidup; tahun 2011 sebesar 104,3 per 100.000 kelahiran hidup; dan di tahun
2012 mencapai 97,43 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan, diketahui bahwa penyebab utama perdarahan postpartum adalah retensio
plasenta yaitu sebesar 53,7% diikuti laserasi jalan lahir sebesar 29,3%, atonia uteri
14,6% dan inversio uteri sebesar 2,4% (Dina, 2013).
Begitu pula penelitian di RSUD Kanjuruhan Kepanjen Malang pada tahun 2013
kejadian perdarahan postpartum sebesar 115 dari 356 persalinan (Annisa, 2014).
Berdasarkan uraian dari data di atas maka penulis tertarik melakukan Asuhan
Keperawatan yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Ny.S dengan Diagnosa
Pendarahan Post Partum”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan
masalah dalam studi kasus ini adalah :
1.2.1 Bagaimana pemberian asuhan keperawatan pada Ny. S Diagnosa Pendarahan
Post Partum di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka raya ?

1.3. Tujuan Penulisan


1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum ini adalah untuk mendapatkan gambaran dan pengalaman
langsung tentang bagaimana menerapkan Asuhan Keperawatan Dengan pada Ny.S
dengan perdarahan post partum di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka raya .
1.3.2. Tujuan Khusus
1.3.2.1. Mampu melakukan pengkajian, menganalisa, menentukan diagnosa
keperawatan, membuat intervensi keperawatan, mampu melakukan perawatan
dan mengevaluasi tindakan keperawatan yang sudah diberikan.
1.3.2.2. Mampu memberikan tindakan keperawatan yang diharapkan dapat
mengatasi masalah keperawatan pada kasus tersebut.
1.3.2.3. Mampu mengungkapkan faktor-faktor yang menghambat dan
mendukung serta permasalahan yang muncul dari asuhan keperawatan yang
diberikan.
1.4. Manfaat
1.4.1. Untuk Mahasiswa
Untuk mengembangkan wawasan dari ilmu keperawatan khususnya
Perdarahan post partum pada ibu hamil dan pengalaman langsung dalam
melakukan penelitian.
1.4.2. Untuk Klien dan Keluarga
Menambah informasi mengenai Perdarahan post partum pada ibu hamil dan
pengobatannya sehingga dapat digunakan untuk membantu progam
pemerintah dalam pemberantasan .
1.4.3. Untuk Institusi
Sebagai bahan atau sumber data bagi peneliti berikutnya dan bahan
pertimbangan bagi yang berkepentingan untuk melanjutkan penelitian sejenis
dan untuk publikasi ilmiah baik jurnal nasional maupun internasional.
1.4.4. Untuk IPTEK
Memberikan informasi dalam pengembangan ilmu keperawatan terutama
dalam keperawatan komunitas yang menjadi masalah kesehatan pada
masyarakat
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….
BAB 1 PENDAHULUAN .........................................................................................
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................
1.3. Tujuan Penulisan...................................................................................................
1.4. Manfaat..................................................................................................................
BAB 2 TINJAUANPUSTAKA…………………………………………………..
2.1. Konsep Penyakit Perdarahan Post Partum..........................................................
2.1.1. Definisi.............................................................................................................
2.1.2. Anatomi Fisiologi ............................................................................................
2.1.3. Etologi..............................................................................................................
2.1.4. Klasifikasi........................................................................................................
2.1.5. Patofisiologi ( Pathway )..................................................................................
2.1.6. Manifestasi Klinis............................................................................................
2.1.7. Komplikasi.......................................................................................................
2.1.8. Pemeriksaan Penunjang...................................................................................
2.1.9. Penatalaksaan Medis........................................................................................
2.2. Konsep Manajemen Asuhan Keperawatan.........................................................
2.2.1. Pengkajian........................................................................................................
2.2.2. Diagnosa...........................................................................................................
2.2.3. Intervensi..........................................................................................................
2.2.4. Implementasi....................................................................................................
2.2.5. Evaluasi............................................................................................................
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN......................................................................
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Perdarahan Post Partum


2.1.1. Definisi perdarahan Post Partum
Perdarahan postpartum adalah perdarahan yang masif dan berasal dari tempat
implantasi plasenta, robekan pada jalan lahir dan jaringan sekitarnya juga merupakan
salah satu penyebab kematian ibu di samping perdarahan karena hamil ektopik dan
abortus (Prawirohardjo, 2012).
Perdarahan postpartum adalah perdarahan pervaginam 500 cc atau lebih setelah
kala III selesai setelah plasenta lahir). Fase dalam persalinan dimulai dari kala I yaitu
serviks membuka kurang dari 4 cm sampai penurunan kepala dimulai, kemudian kala
II dimana serviks sudah membuka lengkap sampai 10 cm atau kepala janin sudah
tampak, kemudian dilanjutkan dengan kala III persalinan yang dimulai dengan
lahirnya bayi dan berakhir dengan pengeluaran plasenta. Perdarahan postpartum
terjadi setelah kala III persalinan selesai (Saifuddin, 2014).
Perdarahan postpartum ada kalanya merupakan perdarahan yang hebat dan
menakutkan sehingga dalam waktu singkat wanita jatuh ke dalam syok, ataupun
merupakan perdarahan yang menetes perlahan-lahan tetapi terus menerus dan ini juga
berbahaya karena akhirnya jumlah perdarahan menjadi banyak yang mengakibatkan
wanita menjadi lemas dan juga jatuh dalam syok (Saifuddin, 2014).
2.1.2. Anatomi Fisiologi
Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ interna, yang terletak di dalam
rongga pelvis dan ditopang oleh lantai pelvis, dan genetalia eksterna, yang terletak di
perineum. Struktur reproduksi interna dan 9 eksterna berkembang menjadi matur
akibat rangsang hormon estrogen dan progesteron
1. Stuktur eksterna

a. Vulva Vulva
adalah nama yang diberikan untuk struktur genetalia externa. Kata ini berarti
penutup atau pembungkus yang berbentuk lonjong, berukuran panjang, mulai klitoris,
kanan kiri dibatasi bibir kecil sampai ke belakang dibatasi perineum.
b. Mons pubis
Mons pubis atau mons veneris adalah jaringan lemak subkutan berbentuk
bulat yang lunak dan padat serta merupakan jaringan ikat jarang di atas simfisis
pubis. Mons pubis mengandung banyak kelenjar sebasea dan ditumbuhi rambut
berwarna hitam, kasar, dan ikal pada masa pubertas, mons 10 berperan dalam
sensualitas dan melindungi simfisis pubis selama koitus.
c. Labia mayora
Labia mayora adalah dua lipatan kulit panjang melengkung yang menutupi
lemak dan jaringan kulit yang menyatu dengan mons pubis. Keduanya memanjang
dari mons pubis ke arah bawah mengililingi labia minora, berakhir di perineum pada
garis tengah. Labia mayora melindungi labia minora, meatus urinarius, dan introitus
vagina. Pada wanita yang belum pernah melahirkan anak pervaginam, kedua labia
mayora terletak berdekatan di garis tengah, menutupi stuktur-struktur di bawahnya.
Setelah melahirkan anak dan mengalami cedera pada vagina atau pada perineum,
labia sedikit terpisah dan bahkan introitus vagina terbuka. Penurunan produksi
hormon menyebapkan atrofi labia mayora. Pada permukaan arah lateral kulit labia
tebal, biasanya memiliki pigmen lebih gelap daripada jaringam sekitarnya dan
ditutupi rambut yang kasar dan semakin menipis ke arah luar perineum. Permukaan
medial labia mayora licin, tebal, dan tidak tumbuhi rambut. Sensitivitas labia mayora
terhadap sentuhan, nyeri, dan suhu tinggi. Hal ini diakibatkan adanya jaringan saraf
yang menyebar luas, yang juga berfungsi selama rangsangan seksual.
d. Labia minora
Labia minora terletak di antara dua labia mayora, merupakan lipatan kulit
yang panjang, sempit, dan tidak berambut yang , memanjang ke arah bawah dari
bawah klitoris dan dan menyatu dengan fourchett. Sementara bagian lateral dan
anterior labia biasanya mengandung pigmen, permukaan medial labia minora sama
dengan mukosa vagina. Pembuluh darah yang sangat banyak membuat labia berwarna
merah kemerahan dan memungkankan labia minora membengkak, bila ada stimulus
emosional atau stimulus fisik. Kelenjar-kelenjar di labia minora juga melumasi vulva.
Suplai saraf yang sangat banyak membuat labia minora sensitif, sehingga
meningkatkan fungsi erotiknya.
e. Klitoris Klitoris
adalah organ pendek berbentuk silinder dan yang terletak tepat di bawah arkus
pubis. Dalam keadaan tidak terangsang, bagian yang terlihat adalah sekitar 6x6 mm
atau kurang. Ujung badan klitoris dinamai glans dan lebih sensitif dari pada
badannya. Saat wanita secara seksual terangsang, glans dan badan klitoris membesar.
Kelenjar sebasea klitoris menyekresi smegma, suatu substansi lemak seperti keju
yang memiliki aroma khas dan berfungsi sebagai feromon. Istilah klitoris berasal dari
kata dalam bahasa yunani, yang berarti ‘’kunci’’ karena klitoris dianggap 12 sebagai
kunci seksualitas wanita. Jumlah pembuluh darah dan persarafan yang banyak
membuat klitoris sangat sensitif terhadap suhu, sentuhan dan sensasi tekanan.
f. Vestibulum
Vestibulum ialah suatu daerah yang berbentuk seperti perahu atau lojong,
terletak di antara labia minora, klitoris dan fourchette. Vestibulum terdiri dari muara
uretra, kelenjar parauretra, vagina dan kelenjar paravagina. Permukaan vestibulum
yang tipis dan agak berlendir mudah teriritasi oleh bahan kimia. Kelenjar vestibulum
mayora adalah gabungan dua kelenjar di dasar labia mayora, masing-masing satu
pada setiap sisi orifisium vagina.
g. Fourchette Fourchette
adalah lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, dan terletak pada
pertemuan ujung bawah labia mayora dan minora di garis tengah di bawah orifisium
vagina. Suatu cekungan dan fosa navikularis terletak di antara fourchette dan himen
h. Perineum Perineum
adalah daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus vagina dan anus.
Perineum membentuk dasar badan perineum.
2. Struktur interna

a. Ovarium Sebuah
ovarium terletak di setiap sisi uterus, di bawah dan di belakang tuba falopi.
Dua lagamen mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian mesovarium ligamen
lebar uterus, yang memisahkan ovarium dari sisi dinding pelvis lateral kira-kira
setinggi krista iliaka anterosuperior, dan ligamentum ovarii proprium, yang mengikat
ovarium ke uterus. Dua fungsi ovarium adalah menyelenggarakan ovulasi dan
memproduksi hormon. Saat lahir, ovarium wanita normal mengandung banyak ovum
primordial. Di antara interval selama masa usia subur ovarium juga merupakan
tempat utama produksi hormon seks steroid dalam jumlah yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi wanita normal.
b. Tuba fallopi
Sepasang tuba fallopi melekat pada fundus uterus. Tuba ini memanjang ke
arah lateral, mencapai ujung bebas legamen lebar dan berlekuk-lekuk mengelilingi
setiap ovarium. Panjang tuba ini kira-kira 10 cm dengan berdiameter 0,6 cm. Tuba
fallopi merupakan jalan bagi ovum. Ovum didorong di sepanjang tuba, sebagian oleh
silia, tetapi terutama oleh gerakan peristaltis lapisan otot. Esterogen dan prostaglandin
mempengaruhi gerakan peristaltis. Aktevites peristaltis tuba fallopi dan fungsi sekresi
lapisan mukosa yang terbesar ialah pada saat ovulasi.
c. Uterus Uterus
adalah organ berdinding tebal, muskular, pipih, cekung yang tampak mirip
buah pir yang terbalik. Uterus normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila di tekan,
licin dan teraba padat. Uterus terdiri dari tiga bagian, fudus yang merupakan tonjolan
bulat di bagian atas dan insersituba fallopi, korpus yang merupakan bagian utama
yang mengelilingi cavum uteri, dan istmus, yakni bagian sedikit konstriksi yang
menghubungkan korpus dengan serviks dan dikenal sebagai sekmen uterus bagian
bawah pada masa hamil. Tiga fungsi uterus adalah siklus menstruasi dengan
peremajaan endometrium, kehamilan dan persalinan.
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :
1) Endometrium yang mengandung banyak pembuluh darah ialah suatu lapisan
membran mukosa yang terdiri dari tiga lapisan : lapisan permukaan padat,
lapisan tengah jaringan ikat yang berongga, dan lapisan dalam padat yang
menghubungkan indometrium dengan miometrium.
2) Miometrum yang tebal tersusun atas lapisan – lapisan serabut otot polos yang
membentang ke tiga arah. Serabut longitudinal membentuk lapisan luar
miometrium, paling benyak ditemukan di daerah fundus, membuat lapisan ini
sangat cocok untuk mendorong bayi pada persalinan.
3) Peritonium perietalis Suatu membran serosa, melapisi seluruh korpus uteri,
kecuali seperempat permukaan anterior bagian bawah, di mana terdapat kandung
kemih dan serviks. Tes diagnostik dan bedah pada uterus dapat dilakukan tanpa
perlu membuka rongga abdomen karena peritonium perietalis tidak menutupi
seluruh korpus uteri.
d. Vagina Vagina
adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu meregang
secara luas. Mukosa vagina berespon dengan cepat terhadap stimulai esterogen dan
progesteron. sel-sel mukosa tanggal terutama selama siklus 16 menstruasi dan selama
masa hamil. Sel-sel yang di ambil dari mukosa vagina dapat digunakan untuk
mengukur kadar hormon seks steroid. Cairan vagina berasal dari traktus genetalis atas
atau bawah. Cairan sedikit asam. Interaksi antara laktobasilus vagina dan glikogen
mempertahankan keasaman. Apabila pH nik diatas lima, insiden infeksi vagina
meningkat. Cairan yang terus mengalir dari vagina mempertahankan kebersihan
relatif vagina.
2.1.3. Klasifikasi
Bila dibedakan menurut waktu terjadinya, perdarahan postpartum terdiri dari
perdrahan primer dan sekunder. Perdarahan posrpartum primer adalah perdarahan
yang terjadi 24 jam setelah melahirkan. Sedangkan perdarahan postpartum sekunder
adalah perdarahan yang terjadi setelah 24 jam pasca persalinan sampai dengan 12
minguu pasca melahirkan.
2.1.4 Etologi
Perdarahan postpartum bisa disebabkan karena :
1. Atonia Uteri
Atonia uteri adalah ketidakmampuan uterus khususnya miometrium untuk
berkontraksi setelah plasenta lahir.
2. Laserasi jalan lahir
Pada umumnya robekan jalan lahir terjadi pada persalinan dengan trauma.
Pertolongan persalinan yang semakin manipulatif dan traumatik akan
memudahkan robekan jalan lahir dan karena itu dihindarkan memimpin
persalinan pada saat pembukaan serviks belum lengkap.
3. Retensio plasenta
Retensio plasenta adalah plasenta belum lahir hingga atau melebihi waktu
30 menit setelah bayi lahir. Hal ini disebabkan karena plasenta belum lepas
dari dinding uterus atau plasenta sudah lepas tetapi belum dilahirkan.
2.1.5. Patofisiologi
Perdarahan postpartum (postpartum hemorrhage / PPH) adalah perdarahan 500
mL atau lebih dari jalan lahir pada persalinan spontan pervaginam setelah kala III
selesai (setelah plasenta lahir) atau 1000 mL pada persalinan sectio caesarea. Namun
karena sulitnya menghitung jumlah perdarahan, seluruh kasus dengan jumlah
perdarahan yang berpotensi menyebabkan gangguan hemodinamik dapat disebut
sebagai perdarahan postpartum.

PPH dapat dibagi menjadi primer dan sekunder. PPH primer adalah perdarahan
yang terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan. Sedangkan, PPH sekunder
adalah perdarahan yang terjadi antara 24 jam hingga 6 minggu setelah persalinan.

Diperkirakan bahwa 3 – 5 % pasien obstetri di seluruh dunia mengalami


perdarahan postpartum. Sekitar 25% kasus kematian ibu hamil di seluruh dunia
disebabkan oleh perdarahan postpartum. Perdarahan postpartum disebabkan oleh
gangguan pada 4T (tonus, tissue, trauma, dan thrombin). Penyebab PPH yang paling
sering adalah atonia uteri, diikuti dengan retensio plasenta, sisa plasenta, laserasi
jalan lahir, dan gangguan pembekuan darah atau faktor koagulasi.
Etiologi Atonio uteri
Persalinan dg tindakan (episotomi),
robekan servik, robekan perinueum
Plasenta tdk dpt terlepas, masih ada
sisa plasenta dlm rahim
Fundus uteri terbalik sbgn/seluruhnya
masuk kedalam cavum uteri

Perdarahan Post Partum

B2 B3 B4 B5

Jumlah cairan
intravaskuler
Penurunan jml menurun Persalinan dg
Penurunan jml Terbentuknya porte
cairan intra tindakan
de entre (pintu
veskuler cairan intra
(episiotomi),
veskuler masuknya virus &
Jumlah HB robekan servik,
bakteri patogen)
dalam robekan perineum
Jumlah HB dlm
darah↓
darah menurun Berlangsung
secara terus Virus & bakteri dpt dg
Prosedur invansif
Suplai menerus mudah masuk ke
Suplai O2 ke jaringan oksigen ke dalam tubuh sehingga
jaringan↓ Terputusnya menyebabkan infeksi
Volume darah
5L, mukosa pucat, kontinuitas jaringan menurun
Hipoksia
akral dingin, jaringan Mk : Risiko
konjungtiva Jumlah Infeksi
anemis, nadi lebih cairan Mk :Nyeri Akut Mk :Risiko
Nadi lebih cepat
intravaskuler
cepat tapi lemah ketidakseimbangan
tapi ↓lemah
cairan

Perfusi perifer Mk :Gangguan perfusi


tidak efektif jaringan perifer
2.1.6 Manifestasi Klinik
Gejala klinis yang mungkin terjadi adalah kehilangan darah dalam
jumlah banyak (500 ml), nadi lemah, haus, pucat, lochea warna merah,
gelisah, letih, tekanan darah rendah ekstremitas dingin, dapat pula terjadi syok
hemorogik.
Menurut Mochtar gejala klinik berdasarkan penyebab ada lima yaitu :
a) Antonia Uteri Uterus berkontraksi lembek , terjadi perdarahan segera
setelah lahir
b) Robekan jalan lahir Terjadi perdarahan segera, darah segar mengalir segera
setelah bayi lahir, konterksi uterus baik, plasenta baik. Gejala yang kadang-
kadang timbul pucat, lemah, menggigil.
c) Retensio plasenta Plasenta belum lahir selama 30 menit, perdarahan segera,
kontraksi uterus baik.
d) Tertinggalnya sisa plasenta selaput yang mengandung pembuluh darah ada
yang tertinggal, perdarahan segera. Gejala yang kadang-kadang timbul uterus
berkontraksi baik tetapi tinggi fundus tidak berkurang.
e) Inversio uterus Uterus tidak teraba, lumen vagina berisi massa, perdarahan
segera, nyeri berat.
2.1.7 Komplikasi
Komplikasi perdarahan post partum primer yang paling berat yaitu syok. Bila
terjadi syok yang berat dan pasien selamat, dapat terjadi komplikasi lanjutan
yaitu anemia dan infeksi dalam masa nifas. Infeksi dalam keadaan anemia bisa
berlangsung berat sampai sepsis. Pada perdarahan yang disertai oleh
pembekuan intravaskuler merata dapat terjadi kegagalan fungsi organorgan
seperti gagal ginjal mendadak.
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang
1) Golongan darah menentukan Rh, ABO, dan pencocokan silang.
2) Jumlah darah lengkap menunjukkan penurunan Hb/Ht dan peningkatan
jumlah sel darah putih (perpindahan ke kiri dan peningkatan laju sedimentasi
menunjukkan infeksi).
3) Kultur uterus dan vagina mengesampingkan infeksi postpartum.
4) Urinalitas : memastikaan kerusakan kandung kemih.
5) Profil koagulasi : peningkatan degradasi kadar produk fibrin/produk split
fibrin (FDP/FSP), penurunan kadar fibrinogen masa tromboplastin parsial
diaktivasi : masa tromboplastin partial (APTT/PTT) masa protrombin
memanjang pada KID.
6) Darah : kadar hemoglobin, hematokrit, masa perdarahan, masa pembekuan.
7) USG : bila perlu untuk menentukan adanya sisa jaringan konsepsi intrauterine.
8) Sonografi : menentukan adanya jaringan plasenta yang tertahan.
2.1.9. Penatalaksanan Medis
1. Memanggil bantuan anestesi dan memasang infus untuk cairan/darah
pengganti dan pemberian obat-obatan.
2. Beberapa serter memberikan tokolitik /MgSO4 untuk melemaskan uterus
yang terbalik sebelum dilakukan reposisi manual yaitu mendorong
endometrium ke atas masuk ke dalam vagina dan terus melewati serviks
sampai tangan masuk kedalam uterus pada posisi 24 normalnya. Hal ini dapat
dilakukan sewaktu plasenta sudah terlepas atau belum terlepas.
3. Di dalam uterus plasenta dilepaskan secara manual dan bila berhasil
dikeluarkan dari rahim dan sambil memberikan uterotonika lewat infus atau
IM (intra muskular), tangan tetap dipertahankan untuk konfigurasi uterus
kembali normal dan tangan operator baru dilepaskan.
4. Pemberian antibiotika dan transfusi darah sesuai dengan kebutuhannya.
5. Intervensi bedah dilakukan bila karena jepitan serviks yang keras
menyebabkan manuver diatas tidak bisa dikerjakan, maka dilakukan
laparotomi untuk reposisi dan kalau terpaksa dilakukan histerektomi bila
uterus sudah mengalami infeksi dan nekrosis.
Terapi Medis yang dapat digunakan
1. Methergine 0,2 mg peroral setiap 4 jam sebanyak 6 dosis. Dukung dengan
analgesik bila terjadi kram.
2. Pitocin 10 - 20 unit dalam 1000 cc cairan IV
3. Methergine 0,2 mg IM bila tidak ada riwayat hipertensi
4. Prostin supositoria pervagina, uterus atau rectum
5. Bila perdarahan terus berlanjut beri Hernabate 1 ampul per IM setiap 5 menit
sebanyak tiga kali. Berikan dosis pertama 10 menit setelah pemberian Prostin.
2.2. Konsep Manajemen Asuhan Keperawatan
2.2.1. Pengkajian
Pengkajian terhadap klien post partum meliputi :
1. Identitas pasien
Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, medical
record dan lain lain
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal kronik, hemofilia,
riwayat pre eklampsia, trauma jalan lahir, kegagalan kompresi pembuluh
darah, tempat implantasi plasenta, retensi sisa plasenta.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Yang meliputi alasan klien masuk rumah sakit, keluhan yang dirasakan
saat ini yaitu: kehilangan darah dalam jumlah banyak (>500ml), Nadi
lemah, pucat, lokea berwarna merah, haus, pusing, gelisah, letih, tekanan
darah rendah, ekstremitas dingin , mual.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Adanya riwayat keluarga yang pernah atau sedang menderita hipertensi,
penyakit jantung, pre eklampsia, penyakit keturunan hemopilia dan
penyakitmenular.
d. Riwayat menstruasi meliputi:Menarche,lamanya siklus, banyaknya,
baunya, keluhan waktu haid, HPHT
e. Riwayat perkawinan meliputi : Usia kawin, kawin yang keberapa, Usia
mulai hamil, Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu
f. Riwayat hamil meliputi: Waktu hamil muda, hamil tua, apakah ada
abortus, retensi plasenta, Riwayat persalinan meliputi: Tua kehamilan,
cara persalinan penolong, tempat bersalin, apakah ada kesulitan dalam
persalinan anak lahir atau mati, berat badan anak waktu lahir, panjang
waktu lahir, Riwayat nifas meliputi: Keadaan lochea, apakah ada
pendarahan, ASI cukup atau tidak dan kondisi ibu saat nifas, tinggi fundus
uteri dan kontraksi
g. Riwayat Kehamilan sekarang : Hamil muda, keluhan selama hamil muda,
Hamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat badan, tinggi
badan, suhu, nadi, pernafasan, peningkatan tekanan darah, keadaan gizi
akibat mual, keluhan lain.
h. Riwayat antenatal care meliputi : Dimana tempat pelayanan, beberapa
kali,perawatan serta pengobatannya yang didapatkan
3. Pola aktifitas sehari-hari
a. Makan dan minum, meliputi komposisi makanan, frekuensi, baik sebelum
dirawat maupun selama dirawat. Adapun makan dan minum pada masa
nifas harus bermutu dan bergizi, cukup kalori, makanan yang mengandung
protein,
b. banyak cairan, sayur-sayuran dan buah – buahan.
c. Eliminasi, meliputi pola dan defekasi, jumlah warna,konsistensi. Adanya
perubahan pola miksi dan defeksi.BAB harus ada 3-4 hari post partum
sedangkan miksi hendaklah secepatnya dilakukan sendiri
Istirahat atau tidur meliputi gangguan pola tidur karena perubahan peran
dan melaporkan kelelahan yang berlebihan.
d. Personal hygiene meliputi : Pola atau frekuensi mandi, menggosok gigi,
keramas, baik sebelum dan selama dirawat serta perawatan mengganti
balutan atau duk.

2.2.2. Diagnosa
2.2.2.1. Risiko Ketidakseimbangan Cairan b.d. Perdarahan
2.2.2.2. Nyeri Akut b.d. agen pencedera fisik
2.2.2.4. Gangguan Mobilitas Fisik b.d. proses penyakit
2.2.3. Intervensi
Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Risiko Ketidakseimbangan Cairan setelah dilakukan intervensi 1. Monitor status hidrasi
b.d. Perdarahan keperawatan ketidakseimbangan cairan 2. Monitor elatisitas kulit
meningkat 3. Monitor frekuensi dan kekuatan
dengan kriteria hasil: nadi
1. Asupan cairan meningkat 4. Monitor tekanan darah
2. Kelembaban membrane mukosa 5. Indetifikasi risiko
meningkat ketidakseimbangan cairan
3. Tekanan darah membaik
2. Nyeri Akut b.d. agen pencereda Setelah dilakukan intervensi 1. Identifikasi skala nyeri
fisik keperawatan nyeri menurun dengan 2. Identifikasi respons nyeri non
kriteria hasil : verbal
1. Keluhan nyeri menurun 3. Identifikasi faktor yang
2. Uterus teraba bulat menurun memperberat dan memperingan
nyeri
4. Monitor keberhasilan terapi
komplemeter yang diberikan
5. Jelaskan penyebab dan pemicu
nyeri
6. Anjurkan memonitor nyeri
secara mendiri
7. Kolaborasi dengan pemberian
obat analgetik
3. Gangguan Mobilitas Fisik b.d. proses Setelah dilakukan intervensi 1. Identifikasi kebutuhan
penyakit keperawatan mobilitas fisik meningkat dilakukan pembidaian.(fraktur).
dengan kriteria hasil 2. Monitor bagian distal area
1. Gerakan terbatas menurun cidera.
2. Pergerakan ekstremitas 3. Monitor adanya adanya
meningkat pedarahan pada daerah cidera.
3. Kelemahan fisik menurun 4. Jelaskan tujuan dan
langkahlangkah prosedur
sebelum pemasangan bidai
5. Anjurkan membatasi gerak pada
area cedera
2.2.4. Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan rencana keperawatan oleh
perawat terhadap pasien. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan rencana Keperawatan diantaranya :Intervensi dilaksanakan sesuai
dengan rencana setelah dilakukan validasi : keterampilan interpersonal,
teknikal dan intelektual dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang
tepat, keamanan fisik dan psikologis klien dilindungi serta dokumentasi
intervensi dengan respon pasien.Pada tahap implementasi ini merupakan
aplikasi secara kongkrit dari rencana intervensi yang telah dibuat untuk
mengatasi masalah kesehatan dan perawatan yang muncul pada pasien
2.2.5. Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sitematik dan terencana tentang
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah dilakukan dengan
berkesinambungan dengan melibatkan pasien dan tenaga kesehatan lain.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Rivaldo setyo prakoso


Nim : 2018.C.10a.0982
Tempat Ujian :-
Tanggal Pengkajian & Jam : 15 Juni 2021 jam 08.00 WIB
3.1. Pengumpulan data
3.1.1. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny.S
Tempat/Tgl lahir : 27 tahun
Agama : Kristen Protestan
Suku/Bangsa : Dayak/Indonesia
Pendidikan terkahir : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Gol. Darah :O
Alamat : Jl. Bukit Keminting 15
Diagnosa Medis : Perdarahan Post Partum
Penghasilan perbulan :-
Tanggal masuk RS : 14 Juni 2021
Tanggal Pengkajian : 15 Juni 2021
Nomor Medrek :-
3.1.2. IDENTITAS SUAMI
Nama : Tn. R
Umur : 28 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen Protestan
Suku/Bangsa : Dayak/Indonesia
Pendidikan terakhir : Sarjana ekonomi
Pekerjaan : PNS
Gol. Darah :A
Alamat : Jl. Bukit keminting 15
3.2. Status Kesehatan
3.2.1. Keluhan utama:
Pasien mengatakan “nyeri pada bagian perineum, nyeri yang dirasakan P :
Bertambah ketika bergerak, Q : nyeri terasa seperti teriris-iris, R :
didaerah perineum S : skala nyeri 4 (skala sedang), T : berlangsung
sekitar ± 10 menit”
3.2.2. Riwayat Kesehatan sekarang : (PQRST)
Klien masuk rumah sakit pada tanggal 14 Juni 2021 pukul 08 : 00 WIB
didampingi suami datang kerumah sakit setelah melahirkan di bidan
kampung dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir disertai nyeri klien
tampak lemas, pucat dan tampak meringis pasien menagatakan nyeri
pada bagian perineum nyeri muncul ketika bergerak. dari hasil
pemeriksaan TD : 110/90 mmHg, suhu : 36,00C, RR : 22 x/menit, nadi:
96 x/menit. HB : 8.5 gr/Dl Banyaknya keluar darah >500 ml
3.2.3. Riwayat kesehatan yang lalu:
Klien tidak mempunyai riwayat Jantung, Diabetes melitus,Hipertensi,
Tuberculosis, dan tidak punya riwayat operasi ataupunabortus.
3.2.4. Riwayat kesehatan keluarga:
Keluarga klien mengatakan di dalam anggota keluarga tidak ada yang
menderita TB paru, Hepatitis, atau Diabetes mellitus
GENOGRAM KELUARGA

Keterangan :
: Laki-laki : Tinggal Dalam Satu Rumah
: Peerempuan
: Klien
: Laki-laki Wafat
: Wanita Wafat
: Hubungan Pernikahan
: Hubungan Darah
3.2.5. Riwayat obstetric dan ginekologi
1. Riwayat ginekologi
a. Riwayat Mentruasi
- Menarche: sejak usia 13 thn Lamanya haid : 3-7 hari
- Siklus : 28 hari secara teratur Banyaknya : -
- Sifat darah (warna, bau/gumpalan, dysmenorhoe) : warna merah
maron, berbau amis, tidak mengumpal
- HPHT : 09 Oktober 2021
- Taksiran persalinan : 15 juni 2021
b. Riwayat Perkawinan : (suami dan isteri)
- Lamanya pernikahan : 1 thn
- Pernikahan yang ke : 1 kali menikah
c. Riwayat Keluarga Berencana :
- Jenis kontrasepsi apa yang digunakan sebelum hamil: tidak ada
- Waktu dan lamanya penggunaan : tidak ada
- Apakah ada masalah dengan cara tersebut : tidak ada
- Jenis, kontrasepsi yang direncanakan setelah persalinan sekarang :
- Berapa jumlah anak yang direncanakan oleh keluarga : 2 anak
2. Riwayat Obstetric
a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : G1P0A0
N Tgl Umur Jenis Tempat/ Jenis Masalah Keadaan
BB
o partus hamil partus Penolong kelamin Hamil Lahir Nifas Bayi Anak
1 2021 38 minggu Normal Bidan Perempuan 3,0 pertama Normal Sehat Hidup
kg

b. Riwayat Kehamilan Sekarang :


- Keluhan waktu hamil : pusing kepala
- Imunisasi :
- Penambahan BB selama hamil : 3 kg
- Pemerikasaan Kehamilan :Teratur
- Tempat pemeriksaan dan hasil pemeriksaan : di klinik
c. Riwayat Persalinan Sekarang :

- P1A0
- Tanggal melahirkan : -
- Jenis Persalinan : Normal. Lamanya persalinan: 6-8 jam
- Penyulit Persalinan : tidak ada
- Pendarahan : 200 cc
- Jenis kelamin bayi :, Perempuan BB : 3,01 kg, APGAR Score :
3.3. Pemeriksaan Fisik
3.3.1. Ibu
a. Keadaan umum : klien tampak lemas, Pucat, klien tampak terpasang
infus RL Suhu 36,00C, BB sebelum hamil 50 kg , Nadi 96 x/menit,
Pernapasan : 22 x/menit, Tekanan Darah 110/90 mmHg, BB : 70 Kg
Tinggi badan : 150 Cm, Kesadaran : composmentis, Turgor Kulit :
tampak kering
b. Kepala : Warna rambut : warna hitam, Keadaan : tidak ada lesi
c. Muka : Oedema : tidak ada , Cloasma gravidarum:
d. Mulut : Mukosa mulut & bibir : kering, Keadaan gigi : gigi klien bersih
Fungsi pengecapan : baik, Keadaan mulut : bersih , Fungsi menelan : baik
e. Mata : Konjunctiva:normal, Sklera : tidak ada, Fungsi Pengelihatan:
masih normal
f. Hidung : Pendarahan/Peradangan : tidak ada, Keadaan/kebersihan : bersih
g. Telinga: Keadaan : baik, Fungsi pendengaran : baik
h. leher : Pembesaran kel. Tyroid : tidak ada, Distensi Vena Jugularis: baik,
Pemebesaran KGB : tidak ada
i. Daerah dada :
- Suara napas : normal,
- Jantung dan paru-paru : normal,
- Bunyi jantung : Normal,
- Retraksi dada : Tidak ada
- Payudara : simertis,
- Perubahan : tidak ada,
- Bentuk buah dada : simertis,
- Hyperigmentasi areola : tidak ada,
- Keadaan puting susu : baik dan muncul,
- Cairan yang keluar : tidak ada,
- Keadaan/Kebersihan : bersih,
- Nyeri/Tegang : tidak ada,
- Skala nyeri : normal/ skala 2
j. Abdomen :
- Tinggi FU : 2 cm,
- Kontraksi Uterus : baik,
- Konsistensi Uterus : tidak ada,
- Posisi Uterus : normal,
- Diastasis RA : tidak ada
- Bising usus : normal
k. Genetalia Eksterna
Keluhan : Robeknya jalan lahir dan terjadi perdarahan
- Oedeme : tidak ada,
- Varises : tidak ada,
- Pembesaran Kel Bartolin : tidak ada,
- Pengeluaran/lochea : alba,
- Warna : coklat kehitaman
- Bau : tidak bau, Blas : tidak blas
l. Anus : Haemorrhoid : tidak ada
m. Ekstermitas Atas & Bawah :
- Refleks patela : normal,
- Varises : tidak ada,
- Oedema : tidak ada,
- Simetris : baik,
- Kram : tidak ada

3.3.2. Bayi
a. Keadaan umum : bayi menangis kencang saat lahir, dan bayi diberikan salep
mata
b. Tanda-tanda vital :DJJ bayi : 100 denyut/menit, RR: 30 x/menit
c. Kepala : simestris
d. Dada : simestris
e. Abdomen : normal
f. Genetalia : laki-laki
g. Anus : ada/ normal
h. Ekstremitas : lengkap
3.3.3 Pola Aktivitas Sehari-hari
a. Pola Nutrisi
- Frekuensi makan : 3-4 kali
- Jenis makanan : nasi, sayur dan buah-buahan
- Makanan yang disukai : buah dan sayur
- Makanan yang tidak disukai : tidak ada
- Makanan pantang / alergi : tidak ada
- Nafsu makan : baik
- Porsi makan : 1- 2 kali
- Minum (jumlah dan jenis) : 1,5 liter/ 24 jam
b. Pola Eliminasi
a. Buang Air Besar (BAB)
- Frekuensi : 2 kali sehari
- Warna : Kuning
- Bau : tidak bau
- Konsistensi :tidak ada
- Masalah / Keluhan :tidak ada
b. Buang Air Kecil (BAK)
- Frekuensi : 3 kali
- Warna : kuning
- Bau : tidak berbau
- Masalah / Keluhan : tidak ada
c. Pola tidur dan istirahat
- Waktu tidur : 08.00-05.00 WIB
- Lama tidur/hari : 10 jam
- Kebiasaan pengantar tidur : mendengarkan musik
- Kebiasaan saat tidur :
- Kesulitan dalam tidur :adanya nyeri pasien sering terbangun

d. Pola aktivitas dan latihan


- Kegiatan dalam pekerjaan :-
- Olah raga :-
- Mobilisasi dini :-
- Kegiatan di waktu luang :-
- Menyusui (posisi, cara, frekuensi):
e. Personel Hygiene
- Kulit : agak kering
- Rambut : klien jarang mencuci rambut
- Mulut dan Gigi : kurang bersih
- Pakaian : sering berganti
- Kuku : kuku pasien panajang
f. Ketergatungan fisik
- Merokok : tidak ada
- Minuman keras : tidak ada
- Obat-obatan :tidak ada
- Lain-lain : tidak ada
3.3.4 Aspek Psikososial dan Spiritual
1) Pola pikir dan persepsi
a. Apakah ibu telah mengetahu cara memberi ASI dan memberi
makanan tambahan pada bayi : klien masih kurang tahu dengan caranya
b. Apakah ibu merencanakan pemberiaan ASI pada bayinya : iya
klien ingin memberi ASI ekluksif
c. Jenis kelamin yang diharapkan : klien ingin anaknya laki-laki
d. Siapa yang membantu merawat bayi dirumah : orang tua atau
suami klien
e. Apakah ibu telah mengetahui nutrisi ibu menteteki : iya klien tahu
caranya
f. Apakah hamil ini diharapkan : iya klien sangat mengharapkannya
g. Apakah ibu merencanakan untuk mengimunisasikan bayinya : iya
ibu menerima imunisasi untuk bayinya
h. Apakah ibu telah mengetahui cara memandikan dan merawat
tali pusat : klien mengerti
2) Persepsi diri
a. Hal yang amat dipikirkan saat ini : klien ingin cepat pulang dari rumah sakit
b. Harapan setelah menjalani perawatan : klien ingin cepat sembuh
c. Perubahan yang dirasa setelah hamil : klien merasakan sangat senang
3) Konsep diri
a. Body image : klien tidak merasa malu dengan badannya yg gendut setelah
melahirkan anak
b. Peran : klien sudah menjadi ibu
c. Ideal diri :
d. Identitas diri :
e. Harga diri :
4) Hubungan/Komunikasi
a. Bicara : jelas/relevan/mampu mengekpresikan/mampu mengerti orang lain :
klien berbicara dengan jelas
b. Bahasa utama : banjar/ dayak Bahasa daerah
c. Yang tinggal serumah : suami klien
d. Adat istiadat yang dianut : -
e. Yang memegang peranan penting dalam keluarga : suami klien
f. Motivasi daru suami : semoga menjadi ibu yg baik untuk anak kami
g. Apakah suami perokok : tidak merokok
h. Kesulitan dalam keluarga : tidak ada
i. Kebiasaan Seksual
j. Gangguan hubungan seksual : tidak ada
k. Pemahaman terhadap fungsi seksual post partum : tidak mengerti
l. Sistem nilai - kepercayaan
m. Siapa dan apa sumber kekuatan : dari allah
n. Apakah Tuhan, agama, Kepercayaan penting untuk anda : agam islam
o. Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan (macam frekuensi) sebutkan :
sholat 5 waktu
p. Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan selama di Rumah Sakit,
sebutkan : Berdoa saja
6. Pemerikasaan Penunjang
a. Darah
n. HB : 9 ,5 g/dL
o. Golongandarah/Rh : O
p. Gula darah : 10.0 10^3/uL Leukosit
b. Urine
q. Protein : Sedimen
r. Reduksi :
c. Pemeriksaan tambahan
Terapi
a. Injeksi :
1) Cefotaxim 2 x 1 gr
2) Metergin 3 x0,2 mg/mL
b. Obat Oral :
1) Vitamin C 3 x 250 mg
2) Sf 2 x 250 mg
c. Cairan intravena : Ringer Laktat ( RL ), 500 mL/ 20 jam

Palangka raya 15 juni 2021


Mahasiswa

(Rivaldo setyo prakoso)


( 2018.C.10a.0982)
ANALISA DATA
Data Subject dan Object Etologi Masalah
keperawatan
DS: Jumlah cairan
- Klien mengatakan intravaskuler↓
merasa lemas ↓
DO: Jumlah HB dalah darah ↓
- Klien tampak pucat ↓ Gangguan
- Akral pucat dan dingin Suplai oksigen dke perfusi
- Klien tampak meringis jaringan↓ jaringan
- Nadi perifer menurun ↓ perifer
dan tidak teraba Hipoksia jaringan
- Pendarahan >500 cc ↓
- HB : 8,5 gr/Dl Mukosa pucat, akaral
- CRT : > 2 detik. dingin, konjungtiva anemis,
TTV : nadi lebih cepat tapi lemah
- TD : 110/90 mmHg ↓
- RR : 22x/menit Gangguan perfusi jaringan
- N : 96x/menit perifer
- S : 36,00C

DS : penekanan/kerusakan
- Klien menagatakan” jaringan
nyeri pada daerah ↓
perineum,bertambah Infiltrasi Nyeri Akut
ketika klien bergerak ↓
disertai darah keluar dari Nyeri akut
jalan lahir,nyeris terasa
seperti di iris,skala nyeri
4 sedang,dengan waktu
tidak menentu +10
menit”
Do :
- Klien tampak meringis
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak pucat
- Skala nyeri 4 sedang
- sewaktu-waktu+10 menit
sekali
TTV
- TD : 110/90 mmHg
- RR : 22x/menit Kurang terpaparnya
- N : 96x/menit informasi tentang cara
- S : 36,00C menyusui yang baik dan
DS : benar
- Klien mengatakan “tidak Defisit
mengetahui tentang Pengetahuan rendah Pengetahuan
cara memberikan dan
menyusui Asi pada bayi Defisit
yang baik dan benar
karena ini pengalaman
pertama”
DO :
- Tampak bingung ketika
ditanya teknik menyusui
yang baik dan benar
- Klien selalu bertanya
tentang menyusui yang
benar.
- Klien belum mengerti
tentang ASI Ekslusif

PRIORITAS MASALAH

1. Gangguan jaringan perfusi perifer berhubungan dengan hipovolimia


ditandai dengan Klien tampak pucatAkral pucat dan dingin,Klien tampak
meringis,Nadi perifer menurun dan tidak teraba,Pendarahan >500 cc,HB :
8,5 gr/Dl,CRT : > 2 detik.
2. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan ditandai oleh P:
Robekan Jalan Lahir Q: tampak meringis kesakitan, R: daerah genetalia
Ekstranal, S: skala 4-6 sedang T: sewaktu-waktu 2 menit sekali
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpapar informasi
ditandai dengan, Tampak bingung ketika ditanya teknik menyusui yang
baik dan benar,Klien selalu bertanya tentang menyusui yang benar,Klien
belum mengerti tentang ASI Ekslusif
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. S
Ruang Rawat: -
Diagnose keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
1.Gangguan perfusi Setelah dilakukan tindakan 1. Periksa sirkulasi perifer( mis. Nadi perifer, 1. Untuk membantu memudahka
jaringan perifer keperawatan selama 1x7 jam pengisian kapiler,warna, suhu, tindakan keperawatan
berhubungan dengan masalah keperawatan perfusi anklebrachial indes) 2. Untuk mengetahui faktor gan
hipovolimia ditandai perifer meningkat. 2. Identifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi sirkulasi
dengan Klien tampak Kriteria hasil: ( mis. Diabetes, perokok, orang tua, 3. Untuk mengetahui gejala lain
pucatAkral pucat dan 1. Frekuensi nadi normal hipertensi, dan kadar kolesterol tinggi) 4. Untuk mengindari komplikasi
dingin,Klien tampak 3. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau 5. Untuk menstabilkan Tekanan
2. Tekanan darah normal
meringis,Nadi perifer bengkak pada ekstremitas 6. Lingkungan yang nyama
menurun dan tidak 3. Kelemahan otot berkurang 4. Hindari pengukuran tekanan darah pada membuat pasien rileks sehin
teraba,Pendarahan >500 ekstemitas dengan keterbatasan perfusi mempercepat proses kesemb
cc,HB : 8,5 gr/Dl,CRT : 5. Anjurkan tirah baring 7. Istirahat yang cuku
> 2 detik. 6. Berikan lingkungan yang nyaman mempercepat proses penyem
7. Berikan asupan makanan yang bergizi 8. Berikan asupan makanan aga
8. Anjurkan minum obat pengontrol tekanan mendapat energi yang cukup
darah secara teratur

2.Nyeri akut Setelah dilakukan intervensi 1. Indentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, 1. Mengetahui lokasi, kara
berhubungan dengan keperawatan dengan kriteria frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri. frekuensi, kualitas dan intensit
kerusakan jaringan hasil: 2. Identifikasi skala nyeri 2. Mengetahui skala nyeri yang
ditandai oleh P: 1. Keluhan nyeri menurun 3. Kontrol lingkungan yang memperberat pasien
Robekan Jalan Lahir Q: 2. Pasien dapat memanajemen rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, 3. Meringankan nyeri dengan m
tampak meringis nyeri secara mandiri pencahayaan, kebisingan) control ruangan
kesakitan, R: daerah 4. Fasilitasi istirahat dan tidur 4. Pasien merasa lenih nyam
genetalia Ekstranal, S: 5. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu istirahat atau tidur
skala 4-6 sedang T: nyeri 5. Pasien mengetahui dan
sewaktu-waktu 2 menit 6. Kolaborasi pemberian analgetik penyebab, periode dan pemicu
sekali 6. Meringankan skala nyeri
pemberian analgetik

3.Defisit pengetahuan
berhubungan dengan
kurangnya terpapar 1. Identifikasi tujuan atau keinginan 1.Memantau dan memahami tu
Setelah diberikan asuhan
informasi ditandai menyusui keinginan ibu untuk menyusui
keperawatan selama 1x30
dengan, Tampak 2. Sediakan materi dan media pendidikan
jam diharapkan status 2.Mencegah kepenatan
bingung ketika ditanya menyusui membaik : kesehatan tentang menyusui meningkatkan perasaan serta
teknik menyusui yang 1. Perlekatan bayi pada 3. Berikan kesempatan untuk bertanya menyusui
baik dan benar,Klien payudara ibu meningkat 4. Dukung ibu meningkatkan kepercayaan
selalu bertanya tentang diri dalam menyusui 3.Mengkaji pengetahuan guna m
2. Kemampuan ibu wawasan ibu mengenai meny
menyusui yang memposisikan bayi 5. Libatkan sistem pendukung : suami,
benar,Klien belum keluarga, tenanga kesehatan dan baik dan benar.
dengan benar meningkat
mengerti tentang ASI masyarakat 4.Agar ibu semangat
3. Tetesan/pancaran ASI
Ekslusif 6. Jelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan memberikan ASI eksklusif.
meningkat
4. Suplai ASI adekuat anak 5.Keluarga mampu mem
meningkat 7. Ajarkan 4 (empat) posisi menyusui dan motivasi pada ibu agar
5. Kelelahan maternal perlekatan (lacth on) dengan benar melakukan menyusui yang b
menurun 8. Ajarkan perawatan payudara postpartum benar
(mis. Memerah ASI, pijat payudara, pijat 6.Mengetahui manfaat asup
oksitosin) seimbang yang diperluka
ibu menyusui. Status
merupakan salah satu fakt
mempengaruhi dalam
pemberian kolostrum pad
Jika status gizi ibu ba
kolostrum yang dikeluark
banyak dan jika status g
kurang maka status giz
dikeluarkan lebih sedikit
7.Mengetahui seberapa keter
ibu dalam menempelkan
puting.
8.Supaya ibu bisa merawat p
dan supaya ibu bisa
payudara dan puting
Perawatan payudara
penting dilakukan bagi i
telah melahirkan untuk m
masalah masalah yang
selama laktasi s
pembengkakkan pa
penyumbatan saluran ASI,
payudara.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
HARI/TANGGAL JAM IMPLEMENTASI EVALUASI TANDA TANGAN
PERAWAT
Diagnose 1 1. Memeriksa sirkulasi perifer S: Klien mengatakan perdarahan sedikit
Selasa 15 Juni 2021 jam 2. Mengkaji TTV berkurang
09.00 WIB 3. Mengidentifikasi faktor risiko O:
gangguan sirkulasi - Klien tidak meringis
4. Menghindari pengukuran tekanan - Klien tidak pucat Rivaldo setyo
darah pada ekstemitas dengan - Klien nampak rileks pada saat situasi prakoso
keterbatasan perfusi tenang tanpa ada suara bising
5. Memberikan lingkungan yang - Klien diberikan sarapan susu dan nasi
nyaman sup serta diberikan vitamin
6. Memberikan asupan makanan yang TTV :
bergizi - TD : 110/90
7. Menganjurkan minum obat - S: 36.0 C
pengontrol tekanan darah secara - RR : 22 x/menit
teratur - N: 98 X/ menit
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi 3,4,dan 7

Diagnose 2 1. Mengidentifikasi lokasi,krakteristik, S : pasien mengatakan nyeri yang dirasakan Rivaldo setyo
Selasa 15 Juni 2021 jam berkurang prakoso
durasi dan intensitas nyeri
11.00 WIB O:
2. Mengkaji TTV - skala nyeri sebelum nya 4 (1-10)
skala nyeri setelah di lakukan
3. Mengidentifikasi skala nyeri
Implementasi, skala 3 (1-10)
4. Berkolaborasi dengan tim kesehatan - klien tidak tampak meringis
- faktor yang memperberat nyeri
untuk pemberian obat
teratasi
- nyeri klien berkurang
TTV :
- TD : 110/90 mmHg
- RR : 22x/menit
- N : 96x/menit
- S : 36,00C
- Klien diberikan obat Metergin 3
x0,2 mg/mL dan
A : Masalah teratasi sebagian
P : intervensi di lanjutkan

Diagnose 3 1. Mengidentifikasi tujuan atau S : Klien mengatakan “saya mengerti cara


Selasa 15 Juni 2021 jam keinginan menyusui memberikan dan menyusui yang baik Rivaldo setyo
12.00 WIB 2. Menyediakan materi dan media dan benar pada bayi saya”. prakoso
pendidikan kesehatan tentang O :
menyusui - Klien tampak rileks
3. Menjelaskan manfaat menyusui bagi - Klien lebih mudah memahami dengan
ibu dan anak adanya media
4. Mengajarkan 4 (empat) posisi - Klien memahami kondisinya dan bisa
menyusui dan perlekatan (lacth on) mengulangi yang dikatakan perawat
dengan benar - Klien dapat mengulangi cara yang
telah perawat praktekan mengenai cara
menyusui yang baik dan benar
A : Masalah teratasi
P : intervensi terselesaikan
BAB IV
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang “Pendarahan pasca partum”
kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :Penyebab tidak langsung
yang berhubungan dengan perdarahan postpartum adalah usia, anemia, IMT,
preeklampsia dan induksi persalinan. Gambaran penyebab tidak langsung perdarahan
postpartum di RSUD dr. Doris Sylvanus palangka raya adalah mayoritas pada usia
26-30 tahun, paritas multipara, jarak kelahiran ≥2 tahun, ibu tidak anemia, IMT
normal, berat lahir normal, ibu tidak mengalami preeklampsia dan ibu tanpa induksi
persalinan.Proporsi ibu yang mengalami perdarahan postpartum mayoritas pada ibu
dengan usia ≥36 tahun sebesar 33%, ibu dengan paritas multipara sebesar 62%, ibu
dengan jarak kelahiran ≥2 tahun sebesar 86%, ibu tidak anemia sebesar 52%, ibu
dengan IMT normal sebesar 40%, ibu dengan berat lahir bayi normal sebesar 93%,
ibu yang tidak menderita preeklampsia sebesar 67% dan ibu dengan induksi
persalinan sebesar 69%. Sedangkan proporsi penyebab langsung perdarahan
postpartum paling banyak (47,6%) diakibatkan karena atonia uteri.Hasil analisis
menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara usia, anemia, IMT, preeklampsia
dan induksi persalinan dengan kejadian perdarahan postpartum di RSUD dr. Doris
Sylvanus palangka raya Tahun 2017. Tidak ada hubungan yang bermakna antara
paritas, jarak kelahiran dan berat lahir dengan kejadian perdarahan postpartum.
3.2 Saran
Dalam melakukan perawatan pendarahan post fartum hendaknya dengan hati-
hati, cermat dan teliti serta selalu menjaga kesterilan alat, maka akan mempercepat
proses penyembuhan. Perawat perlu mengetahui tanda gejala, perawat harus mampu
mengetahui kondisi pasien secara keseluruhan sehingga intervensi yang diberikan
bermanfaat untuk kemampuan fungsional pasien, perawat harus mampu berkolaborasi
dengan tim kesehatan lain dan keluarga untuk mendukung adanya proses
keperawatan serta dalam pemberian asuhan keperawatan diperlukan pemberian
pendidikan kesehatan pada keluarga tentang penyakit, penyebab, pencegahan, dan
penanganan.
DAFTAR PUSTAKA

Sofian, Amru. 2012. Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri :Obstetri Operatif


Obstetri Sosial Edisi 3 Jilid 1 & 2.Jakarta : EGC.
Reeder, Sharon J. 2011.Keperawatan Maternitas Vol.2.Jakarta : EGC
Sinclair constance,2010. Buku saku kebidanan.EGC : Jakarta.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta. PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta. PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta. PPNI.
Wulanda, 2015.biologi reproduksi.EGC :Jakarta

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
PADA Ny. S

Di susun oleh:

Nama : Rivaldo Setyo Prakoso


NIM : 2018.C.10a.0990

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRORAM STUDI SARJANA
KEPERAWATAN
TA 2020/2021
LAMPIRAN
SATUAN
RENCANA KEGIATAN

1.1 Topik
Pendidikan Kesehatan Tentang Pemberian ASI Eksklusif Pada Ny. S
1.2 Sasaran :
Ny. S dan Suami
1.3 Tujuan
Tujuan Instruksional
Setelah mendapatkan penyuluhan 1x30 menit, keluarga memahami dan mampu
menjelaskan tentang Pemberian ASI Eksklusif
Tujuan Instruksi Khusus:
1. Memahami pengertian ASI Eksklusif
2. Memahami kandungan ASI
3. Mengetahui keuntungan ASI untuk Ibu
4. Memahami keuntungan ASI untuk Bayi
5. Memahami teknik cara menyusui yang benar
6. Memahami cara pemberian dan penyimpanan ASI bagi Ibu yang bekerja
7. Memahami masalah dalam menyusui dan penangangannya
1.4 Materi
1. Pengertian ASI Eksklusif
2. Kandungan ASI
3. Keuntungan ASI untuk Ibu
4. Keuntungan ASI untuk Bayi
5. Teknik cara menyusui yang benar
6. Cara pemberian dan penyimpanan ASI bagi Ibu yang bekerja
7. Masalah dalam menyusui dan penangangannya
1.5 Metode
a. Ceramah dan Tanya Jawab
Media
1. Leaflet
Leaflet yang digunakan dalam media pendidikan kesehatan ini dalam bentuk
selembar mengenai informasi pemberian asi ekslusif
1.6 Waktu Pelaksanaan
1. Hari/tanggal : Selasa, 15 Juni 2021
2. Pukul : 08:30 s/d
3. Alokasi : 30 Menit
No Kegiatan Waktu Metode
1 Pendahuluan :  Menjawab salam
 Memberi salam dan 5 Menit  Mendengarkan
memperkenalkan diri  Menjawab pertanyaan
 Menjelaskan maksud dan
tujuan penyuluhan
 Melakukan evaluasi
vadilasi

2 Penyajian :  Mendengarkan dengan


1. Pengertian ASI Eksklusif 15 seksama
2. Kandungan ASI Menit  Mengajukan pertanyaan
3. Keuntungan ASI untuk
Ibu
4. Keuntungan ASI untuk
Bayi
5. Teknik cara menyusui
yang benar
6. Cara pemberian dan
penyimpanan ASI bagi Ibu
yang bekerja
7. Masalah dalam menyusui
dan penangangannya

3 Evaluasi :  Menjawab
 Memberikan pertanyaan 5 Menit  mendemontrasi
akhir dan evaluasi
4 Terminasi :  mendengarkan
 menyimpulkan bersama- 5 Menit  menjawab salam
sama hasil kegiatan
penyuluhan
 menutup penyuluhan dan
mengucapkan salam

1.7 Tugas Pengorganisasian


1) Moderator : Rivaldo setyo prakoso
Moderator adalah orang yang bertindak sebagai penengah atau pemimpin
sidang (rapat,diskusi) yang menjadi pengarahan pada acara pembicara atau
pendiskusi masalah
Tugas:
1. Membuka acara penyuluhan.
2. Memperkenalkan diri.
3. Menjelaskan kontrak dan waktu disampaikan.
4. Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi
5. Mengatur jalan diskusi
2) Penyaji : Rivaldo setyo prakoso
Penyaji adalah menyajikan materi diskusi kepada peserta dan memberitahukan
kepada moderator agar moderator dapat memberi arahan selanjutnya kepada peserta-
peserta diskusinya.
Tugas :
1. Menyampaikan materi penyuluhan.
2. Mengevaluasi materi yang telah disampaikan.
3. Mengucapkan salam penutup.
3) Fasilitator : Rivaldo seto prakoso
Fasilitator adalah seseorang yang membantu sekelompok orang, memahami
tujuan bersama mereka dan membantu mereka membuat rencana guna mencapai
tujuan tersebut tanpa mengambil posisi tertentu dalam diskusi.
Tugas :
1. Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegaiatan.
2. Memfasilitasi pelaksananan kegiatan dari awal sampai dengan akhir.
4) Simulator : Rivaldo setyo prakoso
Simulator adalah seseorang yang bertugas untuk menyimulasikan suatu
peralatan kepada audience.
Tugas :
1. Memperagakan macam-macam gerakan.
5) Dokumentator : Rivaldo setyo prakoso
Dokumentator adalah orang yang mendokumentasikan suatu kegiatan yang
berkaitan dengan foto, pengumpulan data, dan menyimpan kumpulan dokumen pada
saat kegiatan berlangsung agar dapat disimpan sebagai arsip.
Tugas :
1. Melakukan dokumentasi kegiatan penyuluhan dalam kegiatan pendidikan
kesehatan.
6) Notulen : Rivaldo setyo prakoso
Notulen adalah sebutan tentang perjalanan suatu kegiatan penyuluhan, seminar,
diskusi, atau sidang yang dimulai dari awal sampai akhir acara. Ditulis oleh seorang
Notulis yang mencatat seperti mencatat hal-hal penting. Dan mencatat segala
pertanyaan dari peserta kegiatan.
Tugas :
1. Mencatat poin-poin penting pada saat penyuluhan berlangsung.
2. Mencatat pertanyaan-pertanyaan dari audience dalam kegiatan penyuluhan
1.8 Denah Pelaksanaan
Setting Tempat :
Keterangan:

: Fasilitator :Dokumentator

: Moderator dan Penyaji

: Peserta
PENTINGNYA ASI EKSLUSIF
UNTUK MASA DEPAN BAYI

Oleh :
Rivaldo setyo prakoso
(2018.C.10a.0982)

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATANPROGRAM SARJANA
KEPERAWATAN TAHUN
AJARAN 2020/2021

Anda mungkin juga menyukai