Anda di halaman 1dari 85

STASE MATERNITAS (ANC)

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


PADA Ny. S DENGAN PENGGUNAAN AKSEPTOR PIL KB

Oleh :

Di susun oleh:

Nama : Trisia Vironika


Nim : 2018.C.10a.0990

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020/ 2021
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan Ini Disusun Oleh:


Nama : Trisa Vironika
NIM : 2018.C.10a.0990
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul : Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Ny. S
Dengan Penggunaan Akseptor PIL KB

Telah melaksanakan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk


menempuh Praktik Praklinik Keperawatan III (PPK III) Pada Program Studi S-1
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

Pembimbing Akademik

Rimba Aprianti S.Kep.,Ners

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Ny. S Dengan
Penggunaan Akseptor PIL KB” Laporan pendahuluan ini disusun guna
melengkapi tugas (PPK 3).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKES Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners
STIKES Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Rimba Aprianti S.Kep.,Ners selaku pembimbing akademik yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian
asuhan keperawatan ini
4. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan
ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Palangka Raya, 04 Mei 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................2
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan..........................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................4
2.1 Konsep Dasar Penyakit.....................................................................4
2.1.1 Definisi...........................................................................................4
2.1.2 Anatomi Fisiologi...........................................................................4
2.1.3 Etiologi...........................................................................................7
2.1.4 Klasifikasi.......................................................................................7
2.1.5 Patofisiologi...................................................................................8
2.1.6 Manifestasi Klinis (Tanda dan Gejala)...........................................11
2.1.7 Komplikasi.....................................................................................11
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang..................................................................12
2.1.9 Penatalaksanaan Medis..................................................................13
2.3. Manajemen Asuhan Keperawatan....................................................13
2.3.1 Pengkajian......................................................................................13
2.3.2 Diagnosa.........................................................................................15
2.3.3 Intervensi........................................................................................16
2.3.4 Implementasi..................................................................................24
2.3.5 Evaluasi..........................................................................................24
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN............................................................25
3.1 Pengkajian.........................................................................................25
3.2 Diagnosa............................................................................................34
3.3 Intervensi...........................................................................................37
3.4 Implementasi.....................................................................................44
3.5 Evaluasi.............................................................................................44
BAB 4 PENUTUP...........................................................................................56
4.1 Kesimpulan........................................................................................56
4.2 Saran..................................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA

iii
2

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pil KB merupakan salah satu kontrasepsi hormonal yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya kehamilan yang ditambahkan ke dalam tubuh seorang wanita
dengan cara diminum (pil) Tujuan dari konsumsi pil KB adalah untuk mencegah,
menghambat dan menjarangkan terjadinya kehamilan yang memang tidak
diinginkan. Hal ini dikarenakan pengkonsumsian yang tidak teratur emnjadikan
pil KB tidak bisa bekerja secara optimal. Akan tetapi fenomena di lapangan
menunjukkan bahwa sering kali akseptor pil KB tidak patuh dalam melakukan
keteraturan mengkonsumsi pil KB. Ketidakpatuhan ini disebabkan karena
kurangnya pengetahuan mereka tentang pil KB. Mereka cenderung menghemat
pengkonsumsian dengan meminum pil KB dibawah ukuran yang disarankan.
Kebiasaan ini menyebabkan masih mungkin akseptor pil KB mengalami
kehamilan yang tidak diinginkan (Depkes RI, 2001).
Menurut WHO, tahun 2009 hampir 380 juta pasangan menjalankan keluarga
berencana dan 65-75 juta diantaranya terutama di negeri berkembang
menggunakan kontrasepsi hormonal yaitu pil KB. Akan tetapi 5% dari jumlah
tersebut penggunanya adalah tidak melakukan pengkonsumsian secara teratur
sehingga beresiko terjadinya kehamilan (Depkes RI, 2001).
Hasil Data Dari Riskesdas Tahun 2013, menunjukkan proporsi penggunaan
KB di Indonesia pada tahun Riskesdas 2010 (55,8%) dan Riskesdas 2013
(59,7%). Secara umum terjadi peningkatan dalam periode tiga tahun. Penggunaan
KB tahun 2013 bervariasi menurut provinsi, proporsi penggunaan KB saat ini
terendah di Papua (19,8%) dan tertinggi di Lampung (70,5%), proporsi WUS
kawin yang tidak pernah menggunakan KB tertinggi di Papua (68,7) dan terendah
di Kalimantan Tengah (8,6%). Proporsi penggunaan KB hormonal paling tinggi di
Kalimantan Tengah (66,5%) dan paling rendah di Papua 3 (17,8%), sementara
untuk proporsi alat KB non hormonal paling tinggi di Bali (24,0%) dan paling
rendah di Maluku (1,4%).
Ketidakteraturan pengkonsumsian pil KB menyebabkan hormon yang

2
3

terkandung dalam pil KB tidak bisa bekerja dengan maksimal. Sehingga


memungkinkan akseptor pil KB terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Kondisi
ini bisa membuat akseptor pil KB panik hingga sehingga melakukan tindakan
aborsi yang beresiko tinggi (Depkes, 2002).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka dapat
dirumuskan masalah dalam studi kasus ini adalah :
1.2.1 Bagaimana cara memberikan asuhan keperawatan pada klien, khususnya
pada Ny. S dengan diagnose medis Pil KB.
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penulisan ini adalah untuk mendapatkan gambaran dan pengalaman
langsung tentang bagaimana menerapkan Asuhan Keperawatan pada pasien
dengan penggunaan akseptor Pil KB.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mahasiswa dapat melakukan pengkajian pada pasien dengan diagnosa
medis Pil KB.
1.3.2.2 Mahasiswa dapat menganalisa kasus dan merumuskan masalah
keperawatan pada pasien dengan penggunaan akseptor Pil KB.
1.3.2.3 Mahasiswa dapat menyusun asuhan keperawatan yang mencakup
intervensi pada pasien dengan penggunaan akseptor Pil KB
1.3.2.4 Mahasiswa dapat melakukan implementasi atau pelaksanaan tindakan
keperawatan pada pasien dengan penggunaan akseptor Pil KB
1.3.2.5 Mahasiswa dapat mengevaluasi hasil dari asuhan keperawatan yang
diberikan kepada pasien dengan penggunaan akseptor Pil KB
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Mahasiswa
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang Pil KB.dan
juga mengembangkan kemampuan penulis dalam mengaplikasikan ilmu
pengetahuan yang diperoleh selama menempuh pendidikan di Program Studi S1
Keperawatan Stikes Eka Harap Palangka Raya.

3
4

1.4.2 Bagi Institusi


Sebagai bahan atau sumber data bagi peneliti berikutnya dan bahan
pertimbangan bagi yang berkepentingan untuk melanjutkan penelitian sejenis dan
untuk publikasi ilmiah baik jurnal nasional maupun jurnal intenasional.
1.4.4 Bagi IPTEK
Sebagai sumber ilmu pengetahuan teknologi, apa saja alat-alat yang dapat
membantu serta menunjang pelayanan perawatan yang berguna bagi status
kesembuhan klien.

4
5

BAB 2
TINJUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Penyakit


2.1.1 Definisi
Kontrasepsi adalah pencegaha terbuahinya sel telur oleh sel sperma
(konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding
rahim (Taufan Nugroho dkk, 2014)
Kontrasepsi merupakan bagian dari pelayaan kesehatan untuk pengaturan
kehamilan dan merupakan hak setiap individu sebagai makhluk seksual, serta
upaya untuk mencegah kehamilan yang dapat bersifat sementara dan dapat pula
bersifat menetap (Saifuddin, 2006; Wiknjosastro, 2007).
Pil KB kombinasi adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa pil,
yang berisi estrogen dan progesteron. Pil KB kombinasi berisi 21 tabelt hormon
aktif estrogen dan atau progesteron dalam dosis yang bervariasi dengan atau tanpa
7 tabelt tanpa hormon (Pendit, 2006; Saifuddin, 2006).
Jadi dapat disimpulka bahwa Pil KB adalah alat kontrasepi berupa pil yang
merupakan salah satu kontrasepsi hormonal yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya kehamilan yang ditambahkan ke dalam tubuh seorang wanita dengan
cara diminum (pil)

(Gambar 1, Pil KB)


6

2.1.2 Etiologi
Adapun menurut Gasier. 2005,yaitu :
a. Pil Kombinasi
Beberapa keuntungan dari pil kombinasi yaitu:
1. Memiliki tingkat efektivitas yang tinggi (hampir menyerupai
efektifitas tubektomi), bila digunakan setiap hari.
Penggunaan pil kombinasi harus digunakan secara rutin, agar
efektifitas dalam kontrasepsi ini lebih efektif. Apabila penggunaan
kontrasepsi ini jedah lebih dari 24 jam, maka efektifitas dalam
kointrasepsi ini tidak akan efisien dan konsentrasi hormonal dalam
darah akan menurun.
2. Risiko terhadap kesehatan sangat kecil.
Selain mencegah kehamilan, pil kombinasi ini juga member
banyak manfaat kesehatan, diantaranya peningkatan siklus haid
normal, penurunan resiko kanker dan perlindungan dari kista
ovarium.
3. Tidak mengganggu hubungan seksual.
Kandungan hormone esterogen dan progesterone yang terkandung
dalam pil kombinasi tidak akan menekan libido berhubungan sexual,
sehingga aktifitas sexual tidak akan terganggu.
4. Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang
(mencegah anemia), tidak terjadi nyeri haid.
Cara kerja pil kombinasi ini mirip dengan siklus haid normal,
sehingga menimbulkan perdarahan normal tanpa disertai rasa nyeri.
5. Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin
menggunakannya untuk mencegah kehamilan.
Pil kombinasi ini aman digunakan bagi wanita yang telah
memasuki masa produktif, tidak hanya itu kontrasepsi ini juga
memberikan manfaat kesehatan bagi alat-alat reproduksi.
6. Dapat digunakan sejak usia remaja hingga monopause.
Wanita memiliki hormone esterogen dan progesterone 2x lebih
banyak dibandingkan pria untuk memfasilitasi kegiatan reproduksi.
7

Wanita remaja pubertas dan menopause yang telah memasuki masa


reproduksi memiliki tingkat progesterone rendah. Sehingga pil
kombinasi dapat digunakan usia remaja dan menopause.
7. Mudah dihentikan setiap saat.
Pil ini dapat dihentikan setiap saat, apabila wanita tersebut atau
pasangan suami istri tersebut merencanakan ingin memiliki anak.
8. Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan.
Penggunaan pil kombinasi menghambat untuk terjadinya ovulasi
dan implantasi pada tuba. Pada banyak wanita, setelah penggunaan
pil kombinasi kesuburan mereka kembali setelah menggunakan pil.
Tapi ada juga yang membutuhkan waktu beberapa bulan berevolusi.
9. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.
Kontrasepsi darurat pada hal ini menekankan bahwa jenis
kontrasepsi ini digunakan pada keadaan dan masa yang tidak boleh
ditunda dan harus efisien.
10. Membantu mencegah : kanker ovarium, kanker endometrium, kista
ovarium, penyakit radang panggul, kelainan jinak pada payudara,
kelainan jinak pada payudara, dismenore, acne (jerawat).
Penggunaan pil kombinasi bisa menurunkan resiko beberapa jenis
kanker. Seperti penelitian yang dilakukan oleh ilmuan ginekologi
dari ameika serikat yang telah dipublikasikan bahwa wanita yang
menggunakan pil kb sebagaialat kontrasepsi paling tidak sudah
menurunkan resiko kanker lebih dari 10%, hal ini disebapkan karena
control esterogen dari hormone buatan pil tersebut.
b. Pil Progestin (Mini Pil)
Beberapa keuntungan dari pil progestin (mini pil) yaitu:
1. Keuntungan kontraseptif:
a. Sangat efektif bila digunakan secara benar
Setiap alat kontrasepsi pastilah akan efektif fungsinya jika
digunakan secara benar dan sesuai dengan aturan pemakaian
dari masing-masing bentuk alat kontrasepsi tersebut. Karena
ketidakefektifan suatu alat kontrasepsi teruatama KB Pil mini ini
8

adalah terletak pada cara penggunaanya yang tidak teratur.


b. Tidak mengganggu hubungan seksual
Pil Mini atau pil progestin digunakan dengan cara di
konsumsi melalui oral sebagaimana obat oral pada umumnya.
Karena penggunaanya yang melaui oral, telah dipastikan bahwa
mengonsumsi pil progestin ini tidak akan mempengaruhi atau
bahkan mengganggu pasangan saat sedang melakukan hubungan
seksual. Lain halnya dengan alat kontasepsi lain misalnya
kondom, yang penggunaanya bisa saja menibulkan rasa
ketidaknyamanan bagi pengguna saat berhubuungan seksual
dikarenakn alat kontrasepsi ini digunakan pada alat genetal saat
sedang melakukan hubungan seksual.
c. Tidak mempengaruhi pemberian ASI
Dikatakan tidak mempengaruhi ASI, karena di dalam
komposisi dari pil mini ini tidak terdapat zat yang akan
menghambat proses produksi ASI, sehingga bagi ibu yang
sedang dalam masa laktasi aman dan diperbolehkan
menggunakan pil progestin ini.
d. Segera bisa kembali ke kondisi kesuburan bila dihentikan
Setelah pengguna berhenti menggunakan Pil mini, dengan
sendirinya kesuuburan akan kembali seperti semula.
e. Nyaman dan mudah digunakan
Pil progestin dapat digunakan kapanpun dan dimanapun,
sehingga para penggunanya tidak perlu dikhawatirkan oleh
kesulitan dalam penggunaanya. Tetapi tetap saja harus
dikonsumsi sesuai dengan aturan pakainya.
f. Sedikit efek samping
g. Dapat dihentikan setiap saat
Artinya penggunaan Pil progestin dapat dihentikan setiap saat
apabila terjadi efek samping yang berarti dan membuat
pengguna merasa tidak nyaman, lalu diganti dengan bentuk alat
kontrasepsi lainnya.
9

2. Keuntungan non-kontraseptif:
a. Mengurangi nyeri haid
b. Mengurangi jumlah darah haid
Pada saat menstruasi, darah haid dapat berkurang 50-70%
terutama pada hari pertama dan kedua menstruasi. Hal ini
bergntung pada penggunaan dosis pil progestin. Karena semakin
kecil frekuensi penggunaan pil, maka semakin sedikit pula darah
haid yang keluar.
Penggunaan kb ini secara jangka panjang dapat berdampak
pada kurangnya darah haid, tidak ada darah samaskali atau
bahkan bisa terjadi Amenore.
c. Menurunkan tingkat anemia
d. Mencegah kanker endometrium
e. Dapat diberikan pada penderita endometriosis
f. Kurang menyebabkan peningkatan tekanan darah, nyeri kepala,
dan depresi
g. Dapat mengurangi keluhan pre-menstrual sindrom (sakit kepala,
perut kembung, nyeri payudara, nyeri pada betis, lekas marah)
2.1.3 Klasifikasi 
(Agnesa, A. 2010) Pada dasarnya sampai saat ini telah diketahui adanya
beberapa jenis pil kontrasepsi sebagai berikut:
1) Pil Kombinasi
Pil kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang dibuat dari dua hormon
sintetis, yaitu semua pil mengandung hormon estrogen dan progesteron.
Kandungan estrogen di dalam pil biasanya menghambat ovulasi dan
menekan perkembangan telur yang dibuahi. Mungkin juga dapat
menghambat implantasi. Progesteron dalam pil akan mengentalkan lendir
serviks untuk mencegah masuknya sperma. Hormon ini juga mencegah
konsepsi dengan cara memperlambat transportasi telur dan menghambat
ovulasi.
Pil kombinasi terdiri dari 3 jenis yaitu:
10

a. Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung


hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dalam dosis yang sama, dengan 7
tablet tanpa hormon
b. Bilsafik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dengan 2 dosis yang berbeda,
dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
c. Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dengan tiga dosis yang berbeda,
dengan 7 tablet tanpa hormon aktif
2) Pil Progestin (Mini Pil)
Pil progestin (mini pil) merupakan pil kontrasepsi yang mengandung
hormon steroid (progesteron sintesis sajadalam dosis yang kecil) yang
digunakan per oral. Hormon ini bekerja dengan mengentalkan cairan leher
rahim dan membuat kondisi rahim tidak menguntungkan bagi hasil
pembuahan.
Mini Pil bukan menjadi pengganti dari pil oral kombinasi, tetapi hanya
sebagai suplemen/tambahan yang digunakan wanita yang ingin
menggunakan kontrasepsi oral tetapi sedang menyusui atau untuk wanita
yang harus menghindari estrogen oleh sebab apapun.
Jenis kontrasepsi pil progestin yaitu:
a. Kemasan dengan isi 35 pil: 300 µg Levonorgestrel atau 350 µg
Noretindron.
b. Kemasan dengan isi 28 pil: 75 µg Norgestrel
2.1.4 Patofisiologi
Menurut Anna, Lk. 2010. Adapun komposisi pil kb,yaitu :
a. Pil Kombinasi
Pil kombinasi memiliki kandungan dua macam hormon yang sama
dengan hormon yang ada pada setiap wanita yakni estrogen (ethynil
estradiol) dan progestin (misnorethisterone, levonogestrel).
b. Pil Progestin (Mini Pil)
Pil progestin atau mini pil hanya mengandung hormon progesteron
dalam dosis rendah. Dosis progestin yang digunakan 0,03-0,05 mg per
11

tablet.
10

WOC PIL KB
Wanita 20-30 tahun,Alat reproduksi
belum berkembang secara sempurna,
Menunda kehamilan
MK: Ansietas

Kurang informasi Efek samping dari pil


kb PIL KB

B1 (Breath) B2 (Blood) B3 (Brain) B4 (Bledder) B5 (Bowel) B6 (Bonel)

MK: tidak ada Mk: tidak ada Sakit kepala Pengunaan pil kb Kurangnya
MK ; tidak ada
informasi

Perubahan pola makan


Mual muntah Pengetauan
menjadi sedikit

Perubahan pola MK : Defisiensi


makan Nafsu makan
meningkat pengetahuan

Konstipasi
Peningkatan berat
badan
MK: gangguan
pola eliminasi
MK: Berat badan
berlebih
12

2.1.5 Manifestasi Klinis


1. Sering ditemukan gangguan haid, seperti Siklus haid yang memendek atau
memenjang.
2. Perdarahan yang banyak atau sedikit.
3. Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting).
4. Tidak haid sama sekali
5. Kenaikan berat badan
6. Mual
7. Sakit kepala dan nyeri pada payudara
2.1.7 Komplikasi
Yuliandra, Y. 2011 efek samping kb pil,yaitu :
1) Pil Kombinasi
Efek samping dari pil kombinasi yaitu:
1. Perdarahan antara dua haid atau breakthrough bleeding
Pengguna pil KB bisa saja mengalami pendarahan yang terjadi tanpa
diduga, di luar masa haid. Mengonsumsi pil KB dengan waktu yang sama
tiap hari kemungkinan bisa membantu meringankan. Perdarahan ringan
sering terjadi karena masalah menstruasi tidak teratur. Biasanya efek
samping ini akan terasa setelah konsumsi pil KB selama 1 atau 3 minggu
pertama. Terkadang masalah ini juga muncul jika lupa untuk minum pil
KB. Tapi jika perdarahan terjadi dalam waktu kurang lebih dari satu
minggu maka sebaiknya harus segera berkonsultasi dengan dokter.
2. Penambahan berat badan
Walau tergolong efek samping yang jarang, beberapa wanita
mengalami kenaikan berat badan tubuh. Hal ini umumnya terjadi karena
penumpukan cairan. Efek samping ini biasanya tidak berlangsung lama
dan berat badan bisa kembali normal setelah beberapa waktu
menggunakan pil KB.Beberapa wanita dapat mengalami peningkatan berat
badan karena terjadinya retensi (tertahannya) cairan di dalam tubuh.
Peningkatan berat badan ini biasanya tidak terlalu banyak dan tidak terjadi
pada sebagian besar wanita. Peningkatan berat badan ini biasanya juga
13

hanya bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya dalam


waktu 2-3 bulan.
Berbagai penelitian pun menemukan bahwa tidak ada bukti kuat bahwa
penggunaan pil KB memang dapat menyebabkan peningkatan berat badan.
Terjadinya peningkatan berat badan atau tidak setelah menggunakan pil
KB sebenarnya juga dipengaruhi oleh beberapa hal seperti faktor genetika,
gaya hidup, dan jenis KB yang digunakan.Sekarang ini, terdapat 2 jenis pil
KB yang biasa digunakan yaitu pil kombinasi, yang mengandung estrogen
dan progestin serta pil KB yang hanya mengandung progestin
3. Nyeri tekan pada/payudara mengecil
Nyeri pada payudara biasanya terjadi pada wanita yang baru saja
menggunakan pil KB. Hal ini bisa disebabkan karena perubahan hormon
dari pil KB bisa membuat payudara menjadi lebih kencang, lembut dan
selalu berubah saat akan menghadapi siklus.
4. Jerawat
Pada wajah tidak hanya ditimbulkan akibat penggunaan pil KB yang
tidak cocok dengan tubuh, melainkan karena faktor kebiasaan seseorang.
Pada satu kasus ketika wajah anda seharian terdedah matahari langsung,
dan kepanasan, anda dianjurkan untuk tidak langsung membasuh muka
anda dengan air.kandungan hormon progesterone dalam pil kb memang
dapat menimbulkan jerawat jika tubuh anda tidak sesuai.
5. Mual
Wanita yang baru mulai mengkonsumsi atau memakai pil KB biasanya
akan merasa mual pada minggu-minggu pertama. Mual menjadi efek
samping yang sangat ringan tapi juga bisa menjadi lebih berat dan
mengganggu aktifitas. Untuk mengatasi mual sebaiknya pil KB diminum
setelah makan atau sebelum tidur malam.
6. Sakit kepala
Sakit kepala dapat terjadi karena stress, kurang tidur, infeksi sinus, atau
migraine. Pil KB dapat membuat sakit kepala lebih baik atau lebih buruk.
Efek ini biasanya akan terasa pada awal mengonsumsi pil KB. Jika efek
14

tersebut tidak berkurang, pertimbangkan untuk berganti merek obat atau


metode kontrasepsi dan konsultasikan dengan dokter.
7. Pusing
Pusing menjadi salah satu efek samping dari pil KB karena kandungan
estrogen yang sangat rendah. Kondisi ini sering terjadi pada wanita yang
baru mulai menggunakan pil KB atau memang memiliki masalah
kesehatan tertentu seperti tekanan, stress atau migren. Pusing biasanya
akan hilang sendiri tanpa perawatan kecuali jika pusing terjadi lebih dari 7
hari.
a. Pil Progestin (Mini Pil)
Efek samping dari mini pil yaitu:
1. Perubahan pola menstruasi
a. Dapat terjadi perdarahan bercak dan perdarahan menyerupai haid
dengan insidens 6-25%
b. Lama haid dan volume darah haid dapat berubah
c. Panjang siklus dapat sangat bervariasi
d. Tetapi ada peneliti yang menyatakan bahwa gangguan tersebut lebih
sering terjadi pada wanita dengan berat badan rendah/kurus. Variasi
dalam panjang siklus haid sangat beragam, ada yang siklusnya sangat
pendek (11-17 hari, pada 10-20% kasus), ada yang sangat panjang > 45
hari (5-10%).
e. Memang tidak ditemukan efek buruk pada perkembangan janin, tetapi
progestin dosis tinggi yang diberikan pada kehamilan dini kadang-
kadang dapat menyebabkan maskulinisasi dari janin wanita.
2. Nyeri tekan payudara
Pada siklus pertama payudaradapat terasa nyeri/ tegang tetapi gejala ini
segera menghilang pada siklus berikutnya.
3. Sakit kepala
Kadang-kadang keluhan ini dirasakan karena kecemasan menggunkan
pil kontrasepsi. Migraine kemudian akan menyembuh atau kadang-kadang
malah menghebat. Harus difikirkan kemungkinan migraine timbul secra
15

tiba-tiba dan hebat atau nyeri kepala yang hebat.


4. Mual dan pusing.
Mual/muntah sering ditemukan pada siklus pertama dan dapat berulang
pada siklus berikutnya. Pada umumnya mual/muntah ini akan menghilang
bila penggunaan pil dteruskan. Bila mual/muntah masih berlangsung terus
maka harus difikirkan tentang kemungkinan kehamilan.
2.1.8 Cara Dan Waktu Pemberian
a. Pil Kombinasi
1. Setiap saat selagi haid, untuk meyakinkan kalau perempuan tersebut
tidak hamil
2. Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid
3. Boleh menggunakan pada hari ke 8, tetapi perlu menggunakan metode
kontrasepsi yang lain (kondom) mulai hari ke 8 sampai hari ke 14 atau
tidak melakukan hubungan seksual sampai anda telah menghabiskan
paket pil tersebut
4. Setelah melahirkan: Setelah 6 bulan pemberian ASI ekslusif; setelah 3
bulan dan tidak menyusui; pasca keguguran (setelah atau dalam waktu 7
hari).
5. Bila berhenti menggunakan kontrasepsi injeksi, dan ingin menggantikan
dengan pil kombinasi, pil dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu
haid
b. Pil Progestin (Mini Pil)
1. Mulai hari pertama sampai hari ke 5 siklus haid. Tidak diperlukan
pencegahan dengan kontrasepsi lain.
2. Dapat digunakan setiap saat, asal saja tidak terjadi kehamilan. Bila
menggunakannya setelah hari ke 5 siklus haid, jangan melakukan
hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan metode kontrasepsi
lain untuk 2 hari saja.
3. Bila klien tidak haid (amenorea), mini pil dapat digunakan setiap saat,
asal saja diyakini tidak hamil.
4. Minum pil setiap hari pada saat yang sama
16

5. Bila menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pasca persalinan dan tidak
haid, mini pil dapat dimulai setiap saat. Bila menyusui penuh, tidak
memerlukan metode kontrasepsi tambahan. Mini pil dapat diberikan
segera pasca keguguran.
6. Bila lebih dari 6 minggu pasca persalinan dan klien telah mendapat haid,
mini pil dapat dimulai pada hari 1-5 siklus haid.
7. Bila lupa 1 atau 2 pil, minum segera pil yang terlupa dan gunakan
metode pelindung sampai akhir pelindung. Bila terlambat lebih dari 3
jam, minumlah pil tersebut begitu ingat.
8. Bila klien sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan
ingin menggantinya dengan mini pil, mini pil dapat segera diberikan, bila
saja kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar atau Ibu tersebut
sedang tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid
berikutnya.
9. Bila kontrasepsi yang sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, mini pil
diberikan pada jadwal suntikan berikutnya. Tidak diperlukan
penggunaan metode kontrasepsi yang lain.
10. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi non hormonal dan ibu
tersebut ingin menggantinya dengan mini pil, mini pil diberikan pada
hari 1-5 siklus haid dan tidak memerlukan metode kontrasepsi lain
11. Bila kontrasepsi sebelumnya yang digunakan adalah AKDR (termasuk
AKDR yang mengandung hormon), mini pil dapat diberikan pada hari 1-
5 siklus haid.
2.1.8 Kontra Indiksi Pemberian Pil KB
Menurut (Manuaba, IBG . 2010)
a. Pil Kombinasi
Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi pil kombinasi yaitu:
1. Hamil atau dicurigai hamil
Penggunaan pil kombinasi dalam jangka waktu yang lama dapat
menyebabkan peubahan siklus hormon alamiah dalam tubuh. Sehingga
apabila ibu hamil mengkonsumsi pil kombinasi ini dapat menyebabkan
17

abortus karena perubahan siklus hormonal alamiah dalam tubuh


mengakibatkan rahim tidak dapat menahan janin.
2. Menyusui eksklusif, pil kombinasi menghalangi produksi ASI
Kandungan estrogen dalam pil kombinasi dapat menekan produksi
ASI, sehingga dapat mengurangi jumlah air susu dan kandung zat lemak
dan protein dalam ASI.
3. Perdarahan pervaginaan yang belum diketahui penyebabnya
4. Penyakit hati akut (hepatitis)
Progesteron menyebabkan aliran empedu menjadi lambat, dan bila
berlangsung lama saluran empedu tersumbat sehingga cairan empedu
dalam darah meningkat. Hal ini menyebabkan warna kuning. Estrogen
mudah diserap hati. Estrogen dapat mengganggu ekskresi bilirubin
sehingga memperberat fungsi hati.
5. Perokok dengan usia >35 tahun
Nikotin dalam rookok menyebabkan vasokontriksi pembuluh farah
sehingga oksigen ke jantung berkurang. Hal ini dapat mempeberat kerja
jantung karena kebutuhan oksigen semakin bertambah. Pembuluh darah di
endometrium pun mengalami atrofi, sehingga peluruhan endometrium
semakin bertambah banyak.
6. Riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah > 180/110 mmHg
Estrogen dalam pil kombinasi dapat menyebabkan trombosis darah
sehingga dapat serangan jantng, jika pembekuan darah ini terjadi di otak
maka akan mengalami stroke.
Dalam pil KB mengandung hormon estrogen dan progesteron yang
diminum secara terus menerus maka akan terjadi peningkatan hormon
sehingga dapat meningkatkan tekanan darah.
7. Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau kencing manis > 20 tahun
Karena didalam pil KB terdapat progesteron dan estrogen.
Progesteron berpengaruh terhadap metabolisme karbohidrat antara lain
menurunkan jumlah dan afinitas reseptor insulin terhadap glukosa dan
meningkatkan jumlah kortisol bebas, sehingga hasil akhirnya adalah
18

meningkatnya kadar gula darah. Estrogen antara lain akan meningkatkan


aktivitas pembekuan darah, sehingga akan memudahkan trombosis
(pembekuan) di pembuluh darah, dengan akibat lanjut menyebabkan
sumbatan dan gangguan pada aliran darah. Makin besar dosis estrogen
yang diberikan, makin besar pula efeknya
8. Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara
Kontrasepsi hormonal yang dipakai dalam jangka panjang bisa
merangsang kembali terjadinya pertumbuhan sel-sel tumor dan kanker
payudara.
9. Migrain dan gejala neurologik fokal (epilepsi/riwayat epilepsi)
Obat-obat khusus yang dikonsumsi oleh penderita migrain, epilepsi
dan lain-lain jika dikonsumsi bersama pil kombinasi maka dapat
menurunkan efektivitas dari pil kombinasi.
10. Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari
b. Pil Progestin (Mini Pil)
Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi pil progestin (mini pil) yaitu:
1. Hamil atau diduga hamil
Wanita secara alami memproduksi estrogen dan progesterone, jika
wanita mengkonsumsi kontrasepsi pil mini (progestin) mengakibatkn
ketidakseimbangan hormone dalam tubuh. Sehingga dapat menimbulkan
efek pusing pada ibu hamil.
2. Pada kehamilan dini dapat menyebabkan maskulinisasi dari janin
perempuuan, meskipun mini pil tidak menyebabkan cacat bawaan atau
abortus yang mengancam (kecuali pada progestin dosis tinggi)
3. Perdarahan pervaginaan yang belum jelas penyebabnya.
Pada wanita yang mengalami perdarahan yang belum jelas
penyebabnya disarankan untuk memeriksakan ke fasilitas kesehatan untuk
mencari penyebab perdarahan tersebut, dan ibu di sarankan menggunakan
alat kontrasepsi lain (non hormonal) agar tidak terjadi kontraindikasi yang
mengancam.
4. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid
19

Penggunaan kontrasepsi mini pili ini, akan merubah pola mentruasi


pada bulan 2 dan 3. Perubahan ini tidak menggangu kesehatan dan bersifat
sementara.
5. Menggunakan obat tuberkulosis (rifampisin), atau obat untuk epilepsi
(fenitoin dan barbiturat)
Pada wanita yang mengalami TB atau epilepsi disarankan tidak
menggunakan mini pil, karena akan menurunkan efektifitas kontrasepsi
mini pil. Sebaliknya ibu dapat disarankan menggunakan alat kontrasepsi
lain (non-hormonal).
6. Kanker payudara atau riwayat kanker payudara
Penggunaan kontrasepsi hormonal atau pil mini (progestin) dapat
memperberat nyeri tekan payudara.
7. Sering lupa menggunakan pil
Kontrasepsi mini pil ini wajib dikonsumsi setiap hari, jika ibu lupa
mengkonsumsi maka dapat menurussnkan efektifitas mini pit tersebut, dan
dapat terjadinya kehamilan.
8. Miomauteri
Pada pemberian kontrasepsi hormonal dengan dosis estrogen dan
progesterone yang rendah tidak terjadi pembesaran miom yang bermakna,
tetapi jika di konsumsi dalam jangka panjang dapat terjadi peningkatan
hormone progesterone atau ketidak seimbangan hormone dalam tubuh.
Oleh karena itu pada wanita dengan mioma uteri lebih dianjurkan
menggunakan alat kontrasepsi non-hormonal.
9. Progestin memicu pertumbuhan mioma uteri
Selama kehamilan biasanya terjadi penebalan miomauteri. Penebalan
ini terjadi akibat pengatuh estrogen dan progesterone, yang kadarnya
memang sangat tinggi dalam kehamilan. Namun bila pada uterus terdapat
mioma, maka pemberian kontrasepsi hormonal kombinasi maupun
sekuensial akan memicu pertumbuhan mioma, karena mioma banyak
mengandung reseptor estrogen dan progesterone.
10. Riwayat stroke
20

11. Progestin menyebabkan spasme pembuluh darah


2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan
2.3.1 PengkajianKeperawatan
2.3.1.1 Langkah I : Pengkajian
Pengkajian adalah mengumpulkan data dasar untuk mengevaluasi keadaan
pasien. Data dasar ini dapat diperoleh melalui anamnesa, termasuk riwayat kesehatan
dan pemeriksaan fisik. Data yang dikumpulkan meliputi data subyektif dan data
obyektif.
a. Data subyektif
Data subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat
terhadap situasi dan kejadian, informasi tersebut tidak dapat ditentukan oleh tenaga
kesehatan secara independent tetapi melalui suatu sistem interaksi atau komunikasi
(Nursalam, 2009). Biasanya diperoleh dari anamnesa yaitu tanya jawab antar klien dan
tenaga kesehatan.
1)Identitas Klien dan suami
Menurut nursalam (2009), terdiri dari
a)Nama: untuk mengenal pasien
b)Umur: untuk mengetahui faktor resiko. Pada akseptor KB
c)Agama: untuk memberikan motivasi pasien sesuai dengan agamanya.
d)Suku/Bangsa : untuk mengetahui faktor pembawa ras.
e)Pendidikan : mengetahui tingkat intelektual.
f)Pekerjaan : mengetahui keadaan sosial ekonomi
g)Alamat: mengetahui lingkungan tempat tinggal
2)Alasan kunjungan
Alasan yang menyebabkan klien berobat (Wiknjosastro, 2010).Keluhan utama adalah
mengetahui keluhan yang diraskan saat pemeriksaan. (Varney,2007).
3)Riwayat perkawinan
Untuk mengetahui klien pernah menikah, berapa kali menikah, usia waktu pertama
menikah dan jumlah anak hasil dari pernikahan klien.
4)Riwayat menstruasi
Untuk mengetahui lama menstruasi, banyak darah menstruasi, keluhan – keluhan
21

yang dirasakan pada waktu menstruasi.Hal ini dinyatakan dengan maksud untuk
memperoleh gambaran mengenai fungsi alat kontrasepsi (Nursalam, 2009).
5)Riwayat obstetri
Untuk mengetahui apakah keadaan ibu saat hamil, bersalin, nifas yang lalu mengalami
gangguan atau tidak ( Wheleer, 2004).
6)Riwayat keluarga berencana
Untuk mengetahui apakah ibu sebelumnya pernah menggunakan KB atau belum, jika
pernah lamanya berapa bulan atau tahun dan jenis KB yang digunakan (Varney, 2007).
7)Riwayat kesehatan
Meliputi riwayat penyakit sekarang dan dahulu, riwayat penyakit sistemik untuk
memastikan bahwa tidak ada kontraindikasi pemakaian KB seperti tekanan darah tinggi,
jantung dan diabetes melitus dengan komplikasi.Selain itu juga tentang riwayat penyakit
keluarga, riwayat keturunan kembar dan riwayat operasi (Nursalam, 2009).
8)Riwayat kebiasaan sehari – hari
Untuk mengetahui bagaimana kebiasaan sehari – hari dalam menjaga kebersihan dirinya
dan bagaiman pola makan sehari – hari apakah terpenuhi gizinya atau tidak (Farrer,
2006).
Kebiasan sehari – hari meliputi :
a)Nutrisi
Dalam mengkaji nutrisi perlu diketahui pola makan yang dahulu dan sekarang berupa
kualitas dan kuantitas frekuensi dan porsi makan (Susilowati, 2008).
b)Personal Hygiene
Untuk mengetahui kebiasaan hidup klien yang dapat meningkatkan atau memperburuk
derajat kesehatan klien. Yangdikaji meliputi : mandi, keramas, gosok gigi serta
kebersihan genitalia. Hal ini dapat membantu mengetahui apakah terjadi infeksi pada
alat genitalia pasien. (Saifuddin, 2010)
c)Pola seksual
Untuk mengetahui kebiasaan hubungan seksual klien dengan suami dan adakah terdapat
kelaiana atau keluhan selama hubungan seksual (Farrer, 2006).
9)Data psikososial dan budaya
Untuk mengetahui apakah ada konflik mental atau tidak selama ibu menggunakan
22

kontrasepsi pil kb(Prawirohardjo, 2005).


b.Data objektif
Data objektif adalah data yang sesungguhnya dapat diobservasi dan diukur oleh tenaga
kesehatan.Meliputi status generalis, pemeriksaan sistematis dan pemeriksaan penunjang
(Nursalam, 2009).
1)Status generalis
a)Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum ibu
(1)Baik,maka akan ditemukan bahwa pasienkooperatif, gerakannya terarah.
(2)Sedang, maka pasien mersa tegang dan sedikit cemas.
(3)Buruk, mungkin ditemukan kondisi yang tidak kooperatif, bingung, gerakan tidak
terarah, gemetar dan merasa sangat cemas.
b)Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu
(1)Composmentis adalah sadar sepenuhnya, baik terhadap dirinya maupun
lingkungannya. Pasien dapat menjawab pertanyaan pemeriksa dengan baik.
(2)Somnolen adalah keadaan mengantuk yang masih dapt pulih bila diransang, tapi bila
dirnsang berhenti pasien akan tertidur kembali.
(3)Apatis adalh pasien tampak segan dan acuh tak acuh terhadap lingkungannya.
(4)Koma dalah penurunan kesdaran yang sangat dalam, tidak ada gerakan spontan dan
tidak ada respon terhadap ransangan nyeri (Prihardjo, 2007).
c)Tanda Vital
Pemeriksaan tanda vital, sebagai berikut
(1)Tekanan darah : untuk mengetahui faktor resiko hipertensi dan hipotensi. Batas
normalnya 120/80 mmHg. (Saifuddin, 2010)
(2)Suhu :
(3)Respirasi :
(4)Nadi :
d)Tinggi badan
Untuk mengetahui tinggi badan ibu dan untuk BMI (Nursalam,
2009).
23

e)Berat badan
Untuk mengetahui berat badan ibu.Pada akseptor KB suntik 3 bulan berat badan dapat
meningkat atau menurun (Nursalam, 2009).
2)Pemeriksaan sistematis
Adalah pemeriksaan dengan melihat klien dari ujung rambut sampai ujung kaki
(Nursalam, 2009), meliputi :
a)Wajah : keadaan muka pucat atau tidak adakah kelainan, adakah oedema
(Wiknjosastro, 2010).
b)Mata : untuk mengetahui apakah konjuntiva warna merah muda dan sklera warna
putih (Nursalam, 2009).
c)Mulut: ada stomatitis atau tidak, keadaan gigi ada karies atau tidak, gusi berdarh atau
tidak (Nursalam, 2009)
d)Leher : Adakah pembesaran kelenjar gondok atau thyroid, ada benjolan atau tidak
(Nursalam, 2009).
e)Dada : untuk mengetahui apakah ada retraksi dada kanan kiri saat bernafas, apakah
payudara simetris atau tidak, apakah ada benjolan atau tidak (Nursalam, 2009).
f)Axila : untuk mengetahui apakah ada benjolan atau tidak, terdapat nyeri atau tidak
(Nursalam, 2009).
g)Abdomen : Adakah luka bekas operasi atau tidak, adakah benjolan atau tidak, palpasi
dilakukan untuk memastikan tidak terjadi kehamilan.
3)Pemeriksaan penunjang
Dilakukan PPtest untuk mengetahui ibu hamil atau tidak jika terjadi amenorea
(Nursalam, 2009).
2.Langkah II : Interprestasi Data
Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi data secara benar terhadap diagnosis
atau masalah kebutuhan pasien. Masalah atau diagnosis yang spesifik dapat ditemukan
berdasarkan interprestasi yang benar terhadap data dasar. Selain itu, sudah terpikirkan
perencanaan yang dibutuhkan terhadap masalah.
3.Langkah III : Identifikasi masalah pontesial
Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain
yang berdasarkan beberapa masalah dan diagnosis yang sudah cukup diidentifikasi.
24

Langkah ini membutuhkan antisipasi yang cukup dan apabila memungkinkan dilakukan
proses pencegahan atau dalam kondisi tertentu pasien membutuhkan tindakan segera.
4.Langkah IV : Identifikasi Masalah Potensial
Tahap ini dilakukan oleh bidan dengan melakukan identifikasi dan menetapkan
beberapa kebutuhan setelah diagnosis dan masalah ditegakkan. Kegiatan bidan pada
tahap ini adalah konsultasi, kolaborasi dan melakukan rujukan.Pengumpulan Data,
Meliputi
25

2.2.2 Diagnosa Keperawatan


2.2.2.1 Berat badan lebih berhubungan dengan gangguan kebiasaan makan
ditandai dengan pasien mengeluh berat badan pasien bertambah setelah
menkonsumsi pil KB SDKI (D.0018)
2.2.2.2 Ansietas berhubungan dengan kurang nya terpapar informasi ditandai
dengan pasien tampak gelisah, pasien tampak khawatir dengan kondisi nya SDKI
(D.0080)
2.2.2.3 Defisit pengetahuan berhubungan denganKetidak tahuan menemukan
informasi Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya infromasi (D.
0111 Hal.246)
26

Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional


1. Berat badan lebih Setelah dilakukan tindakan 1.Identifikasi kondisi kesehatan 1.Untuk mengetahui bahwa
berhubungan dengan keperawatan selama 1x8 jam pasien yang dapat mempengaruhi kesehatan dapat mempengaruhi
gangguan kebiasaan diharapkan berat badan dalam berat badan berat badab
makan ditandai dengan batas normal dengan kriteria 2.Hitung berat badan ideal 2.Agar pasien mengetahui berapa
pasien mengeluh berat hasil : 3.Hitung presentase lemak dan berat badan ideal
badan pasien bertambah 1.Menentukan target berat badan otot pasien 3.Agar pasien mengatahui berapa
setelah melakukan dalam rentang normal 4.Jelaskan hubungan antara presentase lemak dan otot
suntik KB SDKI meningkat dengan skor 5 asupan makanan,aktivitas 4.Agar pasien mengetahui
(D.0018) 2.Menghindari makanan dan fisik,penambahan berat badan dan hubungan asupan makanan dan
minuman tinggi kalori penurunan berat badan aktivitas fisik dalam pembahan
meningkat dengan skor 5 5.Jelaskan faktor resiko berat berat badan dan penurunan berat
3.Memilih makanan dan badan lebih dan berat badan badan
minuma yang bergizi meningkat kurang 5.apa saja faktor yang
dengan skor 5 6.Anjurkan mencatat berat badan mempengaruhi berat badan
4.Mengontrol porsi makan setiap minggu, jika perlu 6. Agar pasien mengetahui berat
meningkat 5 badan pasien setiap minggunya

Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional


27

1. Ansietas Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi masalah yang 1.Memudakan mengidentifikasi


berhubungan dengan keperawatan selama 1x8 jam dialami masalah pasien
kurang nya terpapar diharapkan tingkat tingkat 2. Ciptakan ruangan yang tenang 2.Agar pasien merasa nyaman
informasi ditandai ansietas menurun dengan kriteria dan nyaman 3.Agar rasa cemas pasien
dengan pasien hasil : 3. Anjurkan pasien berdoa berkurang
tampak gelisah, 1. Perilaku tegang menurun 4. Anjurkan pasien melakukan 4.Mengurangi rasa cemas pasien
pasien tampak dengan skor 5 teknik menenangkan hingga terhadap kondisi yang dialami
khawatir dengan 2. Perilaku gelisah menurun perasaan pasien tenang
kondisi nya SDKI dengan skor 5
(D.0080) 3. Verbalisasi kebingungan
menurun dengan skor 5

Diagnosa Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional


28

Keperawatan
1. Defisiensi Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi kesiapan dan 1. Mengetahui kesiapan
pengetahuan keperawatan selama 1 x 7 jam kemampuan menerima klien
berhubungan diharapkan pengetahuan klien informasi 2. Membantu pemahaman
dengan kurangnya akan penyakitnya bertambah 2. Sediakan materi dan media klien
infromasi (D. 0111 Kriteria Hasil : pendidikan kesehatan 3. Agar klien mengetahui
Hal.246) 1. Ibu mampu memahami efek 3. Jadwalkan pendidikan dan dapat menyiapkan
samping dari pil kb kesehatan sesuai kesepakatan diri untuk pendidikan
1. Klien tidak lagi 4. Berikan kesempatan untuk kesehatan
kebingungan bertanya 4. Membantu klien
2. Pengetahuan ibu akan kb dapat 5. Jelaskan faktor risiko yang mendapatkan
meningkat dapat mempengaruhi informasi
kesehatan 5. Agar klien mengetahui
cara mencegah
datangnnya penyakit
29
30

2.3.4 Implementasi Keperawatan


Pada langkah ini, perawat memberikan asuhan keperawatan yang pelaksanaannya
berdasarkan rencana keperawatan yang telah disesuaikan pada langkah sebelumnya
(intervensi).
2.3.5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dimaksudkan yaitu untuk pencapaian tujuan dalam asuhan keperawatan
yang telah dilakukan pasien. Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses
keperawatan dan berasal dari hasil yang ditetapkan dalam rencana keperawatan.
31

BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Trisia Vironika


NIM : 2018.C.10a.0990
Ruang Praktik :-
Tanggal & Jam Pengkajian : 04 Mei 2021, Pukul 08:00 WIB

FORMAT PENGKAJIAN PADA AKSEPTOR KB

I. Anamnesa
Pengkajian Tanggal 04 Mei 2021, Pukul 08:00 WIB
A. Identitas pasien
Nama Klien : Ny.S
TTL : 19 Januari 1996
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Suku : Dayak/Indonesia
Pendidikan : SMA
Alamat : Jl.Mawar, No 12
Identitas penanggung jawab
Nama Klien : Tn. D
TTL : 28 November 1993
Jenis kelamin :Laki-laki
Agama : Kristen Protestan
Suku : Dayak/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wirausaha
Alamat : Jl.Mawar, No 12
Hubungan keluarga : Suami
B. Alasan Datang
32

Pasien mengatakan saat dia mengkomsumsi pil kb Ny. S mengalami


peningkatan berat badan dan haid yang tidak teratur selama 3 bulan ini
C. Riwayat KB Sekarang
Pada tanggal 04 Mei 2021 pukul 08.00 WIB Ny. S datang kerumah sakit
bersama suaminya dengan keluhan pasien mengatakan mengalami
meningkatan berat badan haid tidak teratur 3 bulan ini. Setelah
mengkonsumsi pil kb, Karena mendengar keluhan yang dirasakan istrinya Tn.
D kemudian membawa istrinya kerumah sakit dan dilakukan pemeriksaan
TTV didapatkan Hasil TD : 130/90 mmHg, N: 78 x/menit,RR : 20x/menit,S :
36,50C, kemudian dilakukan penimbangan berat badan: 65 pada pasien,
pasien mengatakan berat badan sebelumnya 50 kg dan sesudah menkomsumsi
pil KB selama 3 bulan berat badannya bertambah menjadi 65 kg.
D. Riwayat kesehatan
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular,menurun dan
menahun seperti TBC, hepatitis,asma, jantun, DM,HT,dan lain-lainnya.
E. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada penyakit keturanan dan menular
F. Riwayat perkawinan
Pasien mengatakan bahwa ini adalah pernikahannya yang pertama, dengan
usia pernikahan 3 tahun.
G. Riwayat Obstetri
1. Haid
Menarche :13 Tahun
Lamanya : 5-7 hari
Siklusnya : 28 hari
2. Riwayat Kehamilan dan Persalinan : G 0 P 0 Ab 0
H. Riwayat KB yang lain
Pasien mengatakan tidak pernah menggunakan alat kotrasepsi sebelumnya
I. Data Psikologis
Pasien mengatakan cemas dengan keadaan nya saat ini.
J. Pola Kebiasaan Sehari-hari
33

1. Pola Nutrisi
pasien mengatakan makan 3 kali sehari, porsi sedang,nasi,lauk,sayur
dan buah, minum air putih 8-10 gelas/hari dan tidak ada pantangan
makanan
2. Pola Eliminasi
Pasien BAK 3-5 x sehari dan BAB 1-2 x sehari
3. Pola Personal Hygiene
Pasien mengatakan mandi 2x/hari,gosok gigi 2x/hari,ganti baju dan CD
setiap habis mandi,keramas 2x seminggu
4. Pola Istirahat dan Tidur
Pasien mengatakan tidur siang ± 2 jam/hari dan tidur malam ± 8
jam/hari
5. Pola Latihan dan Aktifitas
Pasien mengatakan melakukan pekerjaan rumah tangga seperti
menyapu dan memasak.
6. Pola Seksualitas
Pasien mengatakan melakukan hubungan seksual 2-3 kali/minggu
en mengatakan tidak pernah menggunakan alat kotrasepsi sebelumnya
II. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : Compos mentis
2. Tanda vital
Tekanan darah : 130/90 mmhg
Nadi : 78 x/mnt
Suhu : 36. 5˚C
Respirasi : 25 x/mnt
3. Kepala dan wajah
a. Ubun-ubun
Ubun-ubun klien menutup,keadaan ubun-ubun cekung,tidak ada
kelainan,klien tidak ada kelaianan hidrocefalus,klien tidak kelainan
microphalus, tidak ada kelainan lainnya.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
34

b. Rambut
Warna : Hitam
Keadaan : Tidak mengalami kerontokan,tidak mudah di
cabut,tidak mudah kusam,tidak ada keluhan
lainnya
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
c. Kepala
Keadaan kulit kepala : Normal
Peradangan/benjolan : Tidak ada peradangan/benjolan ,tidak ada
masalah lainnya
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
d. Mata
Bentuk : Simetris
Conjungtiva : Anemis
Skelera : Normal
Reflek pupil : Anemis
Oedem Palpebra : Tidak Ada
Ketajaman penglihatan : Normal
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
e. Telinga
Bentuk : Simetris
Serumen/secret : Bersih tidak ada serumen
Peradangan : Tidak ada peradangan
Ketajaman pendengaran : Normal
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
f. Hidung
Bentuk : Simetris
Serumen/secret : Tidak ada serumen/secret
Pasase udara : Tidak terpasang oksigen
Fungsi penciuman : Normal
Lain : terdapat pernafasan cuping hidung
35

Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masala Keperawatan


Mulut : Intak pada pasien cukup baik tidak ada maslah
tidak, tidakStanosis pada pasien, Keadaankering.
Palatum : Lunak
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masala Keperawatan
g. Gigi
Carries : Tidak
Jumlah gigi : 20 Buah
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
4. Leher dan tengorokan
Bentuk : Normal
Reflek menelan : Normal
Pembesaran tonsil : Tidak ada
Pembesaran vena jugularis: : Tidak ada
Benjolan : Tidak ada
Peradangan : Tidak ada
Lain-lain :
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
5. Dada
Bentuk : ( + ) simetris ( - ) tidak
Retraksi dada : ( - ) ada ( + ) tidak
Bunyi nafas : Vesicoler
Tipe pernafasan : Reguler
Bunyi jantung : S1-S2
Iktus cordis : Tidakada
Bunyi tambahan : Tidakada
Nyeri dada : Tidakada
Keadaan payudara :-
Lain-lain : Tidakada
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
6. Punggung
Bentuk : Simetris
Peradangan : Tidak Ada
Benjolan : Tidak Ada
Lain-lain :
36

Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan


7. Mamae
Simetris : Simetris
Benjolan : Tidak ada
Bentuk payudara : Normal
Keadaan putting susu : Baik
Cairan yang keluar : Tidak ada
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
8. Abdomen
Bentuk : Simetris
Bising usus : Normal
Asites : Tidak ada
Massa : Tidak ada
Hepatomegali : Ada
Spenomegali : Tidak ada
Nyeri : Tidak ada
Lain-lain :
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
9. Ektremitas
Pergerakan/ tonus otot normal
Oedem : Tidak ada
Sianosis : Tidak ada
Clubbing finger : Tidak ada
Keadaan kulit/turgor : Tidak ada
Lain-lain :
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
10. Genetalia
a. Laki-laki
Kebersihan :
………………………………………………………
Keadaan testis : ( ) lengkap ( ) tidak
37

Hipospadia : ( ) ada ( ) tidak


Epispadia : ( ) ada ( ) tidak
Lain-lain : ………………………………….
b. Perempuan
Kebersihan : Bersih
Keadaan labia : Lengkap
Peradangan/ benjolan : Tidak ada
Menorhage : Tidak ada
Lain-lain :
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

Palangka Raya, 04 Mei 2021

Pembimbing praktik dari Institusi Mahasiswa,

( Rimba Aprianti S.Kep., Ners) (Trisia Vironika)


38

ANALISIS DATA

DATA SUBYEKTIF KEMUNGKINAN MASALAH


DAN DATA OBYEKTIF PENYEBAB

1. Ds : Pasien mengatakan
berat badannya Mengkonsumsi pil KB Berar badan lebih
meningkat, setelah
mengkonsumsi pil kb, Perubahan pola makan
sebelumnya berat badan
klien 50, sekarang Nafsu makan meningkat
menjadi 65
Do : Peningkatan berat badan
- Badan pasien
tampak gemuk Berar badan lebih
- BB pasien
sekarang 65 Kg
- TB pasien 155
cm,
- Tanda Vital :
TD : 120/90
mmHg N : 78
x/mnt
S : 36, 50C
RR: 20 x/mnt
2. Ds : Tidak haid 3 bulan Ansietas
- Pasien mengatakan
cemas karena tidak haid Khawitir yang berlebihan
selama 3 bulan ini
Do : cemas
- Pasien tampak gelisah
- tampak cemas Ansietas
- Pasien tampak
khawatir dengan
kondisinya sekarang
- tampak bingung
Defisiensi
3. DS : Kurangnya informasi
pengetahuan
- Ibu mengatakan
tidak mengetahui Pengetahuan ibu akan
tentang efek samping Pil KB sedikit
dari pil kb
DO:  Defisiensi pengetahuan
39

- Ibu tampak cemas


- Saat ditanya
tentang efek
samping dari pil kb
tidak mengerti
- Saat ditanya
tentang pil kb ibu
mengatakan hanya
mengerti sedikit
- Tampak bingung
- Bertanya-tanya
kepada perawat
40

PRIORITAS MASALAH

1. Berat badan lebih berhubungan dengan gangguan kebiasaan makan


ditandai dengan pasien mengeluh berat badan pasien bertambah setelah
penggunaan pil KB di buktikan dengan Ds :Pasien mengatakan
sebelum mengkomsumsi pil kb BB pasien 50 kg dan sesudah
mengkomsumsi pil kb BB pasien meningkat 15 kg, Do :Badan pasien
tampak gemuk, BB pasien sekarang 65 Kg, TB pasien 155 m,Tanda
Vital :TD : 120/70 mmHg, N : 78 x/mnt, S : 36,5 0c , RR: 20 x/mnt
2. Ansietas berhubungan dengan kurang nya terpapar informasi ditandai
dengan pasien tampak gelisah, pasien tampak khawatir dengan
kondisinya di buktikan dengan Ds : Pasien mengatakan cemas karena
tidak haid selama 3 bulan ini, Do : Pasien tampak gelisah, Pasien
tampak khawatir dengan kondisinya sekarang
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi di
buktikan dengan DS : Klien mengatakan bingung dan tidak mengetahui
tentang efek samping penggunaan pil kb DO : Klien tampak
kebingungan, Klien tampak bertanya- tanya, Klien tampak gelisah,
Klien tampak cemas
41

Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional


1. Berat badan lebih Setelah dilakukan tindakan 1.Identifikasi kondisi kesehatan 1.Untuk mengetahui bahwa
berhubungan dengan keperawatan selama 1x8 jam pasien yang dapat kesehatan dapat
gangguan kebiasaan diharapkan berat badan dalam mempengaruhi berat badan mempengaruhi berat badab
makan ditandai batas normal dengan kriteria 2.Hitung berat badan ideal 2.Agar pasien mengetahui
dengan pasien hasil : 3.Hitung presentase lemak dan berapa berat badan ideal
mengeluh berat 1.Menentukan target berat otot pasien 3.Agar pasien mengatahui
badan pasien badan dalam rentang normal 4.Jelaskan hubungan antara berapa presentase lemak dan
bertambah setelah meningkat dengan skor 5 asupan makanan,aktivitas otot
melakukan suntik 2.Menghindari makanan dan fisik,penambahan berat badan 4.Agar pasien mengetahui
KB SDKI (D.0018) minuman tinggi kalori dan penurunan berat badan hubungan asupan makanan
meningkat dengan skor 5 5.Jelaskan faktor resiko berat dan aktivitas fisik dalam
3.Memilih makanan dan badan lebih dan berat badan pembahan berat badan dan
minuma yang bergizi kurang penurunan berat badan
meningkat dengan skor 5 6.Anjurkan mencatat berat badan 5.apa saja faktor yang
4.Mengontrol porsi makan setiap minggu, jika perlu mempengaruhi berat badan
meningkat 5 6. Agar pasien mengetahui berat
badan pasien setiap
minggunya
42

Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional


2. Ansietas Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi masalah yang 1.Memudakan mengidentifikasi
berhubungan dengan keperawatan selama 1x8 jam dialami masalah pasien
kurang nya terpapar diharapkan tingkat tingkat 2. Ciptakan ruangan yang 2.Agar pasien merasa nyaman
informasi ditandai ansietas menurun dengan tenang dan nyaman 3.Agar rasa cemas pasien
dengan pasien kriteria hasil : 3. Anjurkan keluarga untuk berkurang
tampak gelisah, 1. Perilaku tegang menurun tetap bersama klien, jika perlu 4.Mengurangi rasa cemas pasien
pasien tampak dengan skor 5 4. latih teknik relaksasi terhadap kondisi yang dialami
khawatir dengan 2. Perilaku gelisah menurun
kondisi nya SDKI dengan skor 5
(D.0080) 3. Verbalisasi kebingungan
menurun dengan skor 5

Diagnosa Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional


Keperawatan
43

3. Defisiensi Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi kesiapan dan 1. Mengetahui kesiapan


pengetahuan keperawatan selama 1 x 7 jam kemampuan menerima klien
berhubungan diharapkan pengetahuan klien informasi 2. Membantu pemahaman
dengan kurangnya akan penyakitnya bertambah 2. Sediakan materi dan media klien
infromasi (D. 0111 Kriteria Hasil : pendidikan kesehatan 3. Agar klien mengetahui
Hal.246) 1. Ibu mampu memahami efek 3. Jadwalkan pendidikan dan dapat menyiapkan
samping dari pil kb kesehatan sesuai kesepakatan diri untuk pendidikan
3. Klien tidak lagi 4. Berikan kesempatan untuk kesehatan
kebingungan bertanya 4. Membantu klien
4. Pengetahuan ibu akan kb dapat 5. Jelaskan faktor risiko yang mendapatkan
meningkat dapat mempengaruhi informasi
kesehatan 5. Agar klien mengetahui
cara mencegah
datangnnya penyakit

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


Nama Pasien : Ny. S
44

Hari, Tanggal, Jam Implementasi Evaluasi (SOAP) Tanda tangan perawat


1. Selasa, 04 Mei 2021 1.Mengidentifikasi kondisi S : Pasien mengatakan berat badan
kesehatan pasien yang dapat pasien masih meningkat
08:30 – 09:30 WIB
mempengaruhi berat badan O:
(diagnosa 1) 2.Menghitung berat badan ideal - BB pasien meningkat 15 kg
3.Menghitung presentase lemak - Sebelum mengkonsumsi pil KB
dan otot pasien 50 kg
4.Menjelaskan hubungan antara - Setelah mengkonsumsi pil Kb 65
asupan makanan,aktivitas A : Masalah belum teratasi Trisia Vironika
fisik,penambahan berat badan dan P : Lanjutkan intervensi
penurunan berat badan
5.Menjelaskan faktor resiko berat
badan lebih dan berat badan
kurang

Hari, Tanggal, Jam Implementasi Evaluasi (SOAP) Tanda tangan perawat


2. Selasa, 04 Mei 2021 1. Mengidentifikasi masalah S= Pasien mengatakan rasa cemas
yang dialami pasien mulai berkurang
09:30 – 10:10 WIB
2.Menciptakan ruangan yang O=
(diagnosa 2) tenang dan nyaman - Klien tampak tidak lagi
45

3.Menganjurkan keluarga tetap gelisah


bersama klien - Klien tampak tidak lagi
4.Melatih teknik relaksasi klawatir
- Klien tampak tenang Trisia Vironika
- Klien tampak berbaring
dengan nyaman dan tenang
- Perawat mengajarkan klien
teknik rileksasi
A = Masalah teratasi
P = intervensi dihentikan

Hari, Tanggal, Jam Implementasi Evaluasi (SOAP) Tanda tangan perawat


3. Selasa, 04 Mei 2021 1. Mengindentifikasi kesiapan S: Ny. S klien mengatakan sudah
dan kemampuan menerima memahami tentang apa itu Pil
10:10 - 10:40 WIB
informasi KB dan efek dari pil KB
(diagnosa 3) 2. Menyediakan materi dan O:
46

media pendidikan kesehatan - klien tampak tidak kebingungan


3. Menjadwalkan pendidikan lagi saat ditanya tentang pil kb
kesehatan sesuai kesepakatan - klien mampu memahami yang
4. Mmberikan kesempatan untuk dijelaskan Trisia Vironika
bertanya - klien nampak memperhatikan
5. Mejelaskan faktor risiko yang - klien menerima penjelasan dengan
dapat mempengaruhi baik
kesehatan A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
47

BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pil KB merupakan salah satu kontrasepsi hormonal yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya kehamilan yang ditambahkan ke dalam tubuh seorang wanita
dengan cara diminum (pil) Tujuan dari konsumsi pil KB adalah untuk mencegah,
menghambat dan menjarangkan terjadinya kehamilan yang memang tidak diinginkan.
Hal ini dikarenakan pengkonsumsian yang tidak teratur emnjadikan pil KB tidak bisa
bekerja secara optimal. Kebiasaan ini menyebabkan masih mungkin akseptor pil KB
mengalami kehamilan yang tidak diinginkan (Depkes RI, 2001). Pil KB merupakan
metode yang efektif dan aman dalam mencegah kehamilan. Kebanyakan wanita muda
yang mengonsumsinya jarang sekali menunjukkan efek samping. Adapun beberapa efek
yang dapat dialami, antara lain: Jadwal menstruasi yang tidak teratur. Mual, pusing,
sakit kepala, dan payudara nyeri. Perubahan mood. Gumpalan darah (jarang terjadi pada
wanita di bawah 35 tahun yang tidak merokok).
Beberapa efek samping ini meningkat selama tiga bulan pertama. Ketika seorang
wanita mengalami efek samping, dokter biasanya akan menyarankan pil dengan merek
lain. Pil ini juga memiliki efek samping yang kebanyakan wanita menyukainya, yaitu
biasanya membuat menstruasi lebih sedikit, mengurangi kram perut saat haid, dan
biasanya disarankan untuk wanita yang mengalami masalah menstruasi.
4.2 Saran
Dalam melakukan Tindakan pemberian informasi tentang pil kb hendaknya
dengan hati-hati, cermat dan teliti serta selalu menjaga kesterilan alat, maka akan
mempercepat proses penyembuhan. Perawat perlu mengetahui tanda gejala, perawat
harus mampu mengetahui kondisi pasien secara keseluruhan sehingga intervensi yang
diberikan bermanfaat untuk kemampuan fungsional pasien, perawat harus mampu
berkolaborasi dengan tim kesehatan lain dan keluarga untuk mendukung adanya proses
keperawatan serta dalam pemberian asuhan keperawatan diperlukan pemberian
pendidikan kesehatan pada keluarga tentang penyakit, penyebab, pencegahan, dan
penanganan.
48

DAFTAR PUSTAKA
Sanding, C. C., Pondaag, L., & Kundre, R. (2014). Hubungan pengetahuan ibu dengan
kepatuhan minum pil KB di Puskesmas Modayag Kecamatan Modayag
Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. JURNAL KEPERAWATAN, 2.
Noor, M. S., Yasmina, A., & Di Hanggarawati, C. (2010). Perbandingan Kejadian
Dismenore Pada Akseptor Pil KB Kombinasi Dengan Akseptor Suntik KB 1
Bulan DiWilayah Kerja Puskesmas Pasayangan. Media Kesehatan
Masyarakat Indonesia, 9(1), 14-17.
Fajrin, F. I., & Oktaviani, L. (2014). Hubungan Disiplin Waktu Dalam Pemakaian Pil
KB Kombinasi Dengan Kegagalan Akseptor. Jurnal Midpro, 6(2), 6.
Purwaningsih, E., & Kusumah, Y. (2015). Hubungan Pengetahuan Akseptor KB Pil
Oral Kombinasi dengan Kepatuhan dalam Mengkonsumsi KB Pil di Desa
Karang Kecamatan Delanggu Klaten. INVOLUSI Jurnal Ilmu
Kebidanan, 4(8).
49

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PIL KB PADA Ny. S

Di susun oleh:

Nama : Trisia Vironika


NIM : 2018.C.10a.0990

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRORAM STUDI SARJANA
KEPERAWATAN
TA 2020/2021
50

LAMPIRAN
SATUAN
RENCANA KEGIATAN

SAP PIL KB
Topik
Pendidikan Kesehatan Tentang Pil KB Pada Ny. S
Sasaran :
Ny. S dan suami
Tujuan
Tujuan Instruksional
Setelah mendapatkan penyuluhan 1x30 menit, keluarga memahami dan mampu
menjelaskan tentang Imunisasi.
Tujuan Instruksi Khusus:
1. Menjelaskan apa itu pil KB
2. Menjelaskan manfaat pil KB
3. Menjelaskan efek samping dari pengguanaan pil KB
4. Menjelaskan cara penggunaan pil KB
Metode
a. Ceramah dan Tanya Jawab
Media
1. Leaflet
Leaflet yang digunakan dalam media pendidikan kesehatan ini dalam bentuk
selembar mengenai informasi Pil KB.
.3.1 Waktu Pelaksanaan
1. Hari/tanggal : Selasa, 04 Mei 2021
2. Pukul : 09:30 s/d
3. Alokasi : 30 Menit
No Kegiatan Waktu Metode
1 Pendahuluan :  Menjawab salam
51

 Memberi salam dan 5 Menit  Mendengarkan


memperkenalkan diri  Menjawab
 Menjelaskan maksud dan pertanyaan
tujuan penyuluhan
 Melakukan evaluasi
vadilasi

2 Penyajian :  Mendengarkan
1. Menjelaskan apa itu pil KB 15 Menit dengan seksama
2. Menjelaskan manfaat pil KB  Mengajukan
3. Menjelaskan efek samping pertanyaan
dari pengguanaan pil KB
4. Menjelaskan cara
penggunaan pil KB

3 Evaluasi :  Menjawab
 Memberikan pertanyaan 5 Menit  mendemontrasi
akhir dan evaluasi
4 Terminasi :  mendengarkan
 menyimpulkan bersama- 5 Menit  menjawab salam
sama hasil kegiatan
penyuluhan
 menutup penyuluhan dan
mengucapkan salam

.3.2 Tugas Pengorganisasian


1) Moderator : Trisia Vironika
Moderator adalah orang yang bertindak sebagai penengah atau pemimpin sidang
(rapat,diskusi) yang menjadi pengarahan pada acara pembicara atau pendiskusi
masalah
Tugas:
1. Membuka acara penyuluhan.
52

2. Memperkenalkan diri.
3. Menjelaskan kontrak dan waktu disampaikan.
4. Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi
5. Mengatur jalan diskusi
2) Penyaji : Trisia Vironika
Penyaji adalah menyajikan materi diskusi kepada peserta dan memberitahukan
kepada moderator agar moderator dapat memberi arahan selanjutnya kepada peserta-
peserta diskusinya.
Tugas :
1. Menyampaikan materi penyuluhan.
2. Mengevaluasi materi yang telah disampaikan.
3. Mengucapkan salam penutup.
3) Fasilitator : Trisia Vironika
Fasilitator adalah seseorang yang membantu sekelompok orang, memahami
tujuan bersama mereka dan membantu mereka membuat rencana guna mencapai tujuan
tersebut tanpa mengambil posisi tertentu dalam diskusi.
Tugas :
1. Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegaiatan.
2. Memfasilitasi pelaksananan kegiatan dari awal sampai dengan akhir.
4) Simulator : Trisia Vironika
Simulator adalah seseorang yang bertugas untuk menyimulasikan suatu peralatan
kepada audience.
Tugas :
1. Memperagakan macam-macam gerakan.
5) Dokumentator : Trisia Vironika
Dokumentator adalah orang yang mendokumentasikan suatu kegiatan yang
berkaitan dengan foto, pengumpulan data, dan menyimpan kumpulan dokumen pada
saat kegiatan berlangsung agar dapat disimpan sebagai arsip.
Tugas :
1. Melakukan dokumentasi kegiatan penyuluhan dalam kegiatan pendidikan
kesehatan.
53

6) Notulen : Trisia Vironika


Notulen adalah sebutan tentang perjalanan suatu kegiatan penyuluhan, seminar,
diskusi, atau sidang yang dimulai dari awal sampai akhir acara. Ditulis oleh seorang
Notulis yang mencatat seperti mencatat hal-hal penting. Dan mencatat segala
pertanyaan dari peserta kegiatan.
Tugas :
1. Mencatat poin-poin penting pada saat penyuluhan berlangsung.
2. Mencatat pertanyaan-pertanyaan dari audience dalam kegiatan penyuluhan
.3.3 Denah Pelaksanaan

Kerangan :
: Penyaji : Pasien
: Fasilitator
: Moderator

: Simolator : Dokumentator

:Keluarga Pasien
54
55
56

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN REPRODUKSI, KEPEMILIKAN ANAK,


TEMPAT TINGGAL, PENDIDIKAN DAN STATUS BEKERJA PADA WANITA
SUDAH MENIKAH DENGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI HORMONAL DI
INDONESIA TAHUN 2017

Relationships among Reproductive Ability, Child Ownership, Housing, Education and Working
Status for Married Women with the of Hormonal Contraception in Indonesia in 2017

1 Diyah Herowati, 2Mugeni Sugiharto BKKBN Propinsi Jawa Timur,1 Pusat Penelitian
dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan2 Naskah masuk: 10 Januari 2018
Perbaikan: 17 Januari 2018 Layak terbit: 5 Maret 2019
http://dx.doi.org/10.22435/hsr.v22i2.1553

ABSTRAK Kontrasepsi hormonal, seperti suntik, pil dan implant adalah jenis alat
kontrasepsi yang di gunakan oleh wanita yang sudah menikah di Indonesia, karena sangat
efektif mencegah kehamilan dan mudah penggunaannya, namun memiliki efek samping yang
berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kemampuan reproduksi,
kepemilikan anak, tempat tinggal, pendidikan dan status bekerja pada wanita sudah menikah
dengan penggunaan alat kontrasepsi hormonal. Jenis penelitian kuantitatif menggunakan data
SDKI tahun 2017 yang di analisis dengan uji korelasi bivariat dan deskriptif ditampilkan dalam
bentuk tabel. Analisis menunjukkan, bahwa terdapat hubungan signifi kan antara kemampuan
reproduksi, lokasi tempat tinggal, kepemilikan jumlah anak dan pekerjaan wanita menikah
dengan penggunaan kontrasepsi hormonal, akan tetapi variabel pendidikan tidak ada hubungan.
Kontrasepsi hormonal disimpulkan sebagai jenis kontrasepsi yang efektif mencegah kehamilan.
Wanita menikah lebih banyak menggunakan kontrasepsi suntik, kemudian pil dan implant.
Wanita menikah disarankan untuk menggunakan kontrasepsi suntik, karena efektif mencegah
kehamilan, efek samping yang ringan dan mudah penggunaannya, tetapi perlu memperoleh
informasi yang benar terlebih dahulu dari petugas kesehatan. Kata kunci: Kontrasepsi hormonal,
Kesehatan, Efek samping, Efektif. ABSTRACT Hormonal contraception type such as:
injections, pills and implants is a type of contraception used by married women in Indonesia,
because the contraception is very effective for preventing pregnancy and very easy to use.
Nevertheless, each type has different side effects. This study is to analyse the relationship
between reproductive ability, child ownership, residence, education and work status for married
women with hormonal contraceptive use. This quantitative study obtained the data from the
Indonesian Demographic Health Survey 2017 which was analyzed by bivariate correlation tests
and displayed descriptively in a table form. The results indicated signifi cant among
reproductive capacity, location of residence, ownership of the number of children and
employment of married women with hormonal contraception use. However the education
variable had no relationship. Hormonal contraception type was concluded as a type of
contraception that effectively prevents pregnancy. Married women used more injectable
contraception, then pills and implants. They are advised to use injectable contraception as it
effectively prevents pregnancies, reduces side effects, and is easy to use. Thus, they have to gain
correct information fi rst from health workers. Keywords: Hormonal contraception, health, side
effects, effective Korespondensi: Diyah Herowati BKKBN Propinsi Jawa Timur E-mail:
dherowati@gmail.com

PENDAHULUAN Laju pertumbuhan (RPJMN) 2015-2019 meningkat sebesar


penduduk Indonesia dalam Rencana 1,49% per tahun, hal ini menjadi
Pembangunan Jangka Menengah Nasional permasalahan kependudukan dan
57

pembangunan bangsa Indonesia (Zahroh kontrasepsi hormonal jenis implant, antara


and Isfandiari, 2015). Upaya pemerintah lain, umur, paritas (jumlah anak yang
untuk mengendalikan pertumbuhan dilahirkan)), jarak kehamilan, pendidikan,
penduduk dilakukan melalui program pekerjaan, biaya, jarak ke tempat pelayanan
keluarga berencana (Bernadus et al., 2013). kesehatan, dan dukungan suami.
Salah satu kebijakan program KB adalah
memberikan pelayanan kontrasepsi yang Jenis metode kontrasepsi hormonal atau
dapat dipertanggungjawabkan dari segi metode jangka pendek menurut Hernawatiaj
agama, norma budaya, etika serta kesehatan (2008) dalam Sriwahyuni dan Wahyuni,
sesuai amanat Permenkes No. 97 tahun (2012) dan Sari Novalia (2015) ada tiga
2014 tentang Pelayanan kesehatan masa jenis yaitu injeksi (suntik), pil dan implant
sebelum hamil, masa hamil, persalinan dan atau susuk yang ditanam untuk periode
masa sesudah melahirkan, penyelenggaraan tertentu. Setiap metode kontrasepsi sangat
pelayanan kontrasepsi, serta pelayanan bermanfaat untuk membantu keluarga
kesehatan seksual. Kebijakan pemerintah dalam mengatur jarak kelahiran dan
mewajibkan kesertaan ber KB bagi mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
pasangan usia subur (PUS) di setiap atau membatasi jumlah anak sesuai yang
keluarga di Indonesia adalah dilandasi diinginkan, namun disisi lain setiap metode
upaya untuk mewujudkan keluarga sehat kontrasepsi selalu ada efek samping yang
seperti yang diamanatkan dalam Permenkes harus diperhatikan setiap calon akseptor.
No. 39 tahun 2016 tentang Pedoman Calon akseptor KB perlu berkonsultasi
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan petugas kesehatan terlebih dahulu,
dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK). sebelum memutuskan jenis metode KB
Kontrasepsi KB merupakan metode yang hormonal yang akan digunakan (Pratiwi et
dianjurkan pemerintah untuk mencegah al., 2014 ; Sari Novalia, 2015; Sumantri,
terjadinya kehamilan. Untuk memperoleh 2018). Perbedaan efek samping setiap jenis
hasil yang baik diperlukan kontrasepsi yang kontrasepsi menyebabkan setiap WUS
berkualitas, agar dapat meningkatkan menikah memiliki pilihan yang berbeda
kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual terhadap masing-masing jenis kontrasepsi
penggunanya (Handayani et al., 2012). hormonal yang diinginkan. Menurut data
Penggunaan kontrasepsi KB salah satunya SDKI Tahun 2012, ada perbedaan
jenis KB hormonal. KB hormonal lebih penggunaan kontrasepsi hormonal pada
diminati PUS, karena menurut Hartanto wanita menikah yaitu penggunaan injeksi
(2002) dalam Pratiwi et al., (2014), bahwa (suntik) pada wanita menikah mencapai
KB hormonal terbukti mampu mencegah 98,0% lebih tinggi dari PIL 97,3% dan
kehamilan dengan tingkat kegagalan 0,25% implant 89,0%. Atas dasar uraian diatas,
dan mudah penggunaannya. Kemudahan maka penting untuk dilakukan penelitian
penggunaan kontrasepsi hormonal juga hubungan antara kemampuan reproduksi,
menyebabkan diminati wanita yang tinggal tingkat pendidikan, jumlah anak dan tempat
di perdesaan dan daerah terpencil (Zahroh tinggal pada wanita yang sudah menikah
and Isfandiari. 2015; (Sari Novalia. 2015; dengan pemakaian jenis kontrasepsi
Amran dan Damayanti. 2018). Menurut hormonal. Tujuan penelitian ini adalah
Manurung (2013), wanita yang untuk menganalisis hubungan antara
berpendidikan lebih tinggi lebih kemampuan reproduksi, kepemilikan anak,
mengetahui jenis kontrasepsi hormonal tempat tinggal, pendidikan dan status
yang bisa digunakan untuk mencegah bekerja pada wanita sudah menikah dengan
kehamilan, sementara hasil penelitian penggunaan alat kontrasepsi hormonal.
Marlina (2017) dan Andriana dan Amami METODE Penelitian ini termasuk jenis
(2018), ada beberapa faktor yang diduga penelitian kuantitatif, dengan desain studi
memiliki kontribusi didalam penggunaan cross sectional. dan menggunakan data
58

Survey Demografi Kesehatan Indonesia U Wahyuni (2012) adalah alat atau obat
(SDKI) tahun 2017. Populasi adalah kontrasepsi yang bertujuan untuk mencegah
seluruh akseptor KB yang terdapat di dalam terjadinya kehamilan dengan menggunakan
responden SDKI tahun 2017, sedangkan bahan baku preparat estrogen dan
sampel adalah wanita usia subur yang progesteron yang jenisnya dibagi 3 yaitu
sudah menikah usia 15-49 tahu. Variabel pil, suntikan dan implant (susuk) Wanita
Independent jenis KB hormonal dan menikah Menurut SDKI 2017 disebut
variabel dependen karakteristik akseptor married status atau status menikah pada
KB hormonal, seperti umur, tingkat wanita usia subur yang sudah berusia antara
pendidikan, jumlah anak yang dimiliki 15-49 tahun Umur Umur wanita menurut
responden, lokasi tempat tinggal dan Siswosudarmo dkk (2007) bermanfaat
kekayaan. Hubungan antara Kemampuan untuk menentukan jenis kemampuan
Reproduksi (Diyah Herowati dan Mugeni reproduksi, jika umur < 20 tahun disebut
Sugiharto) 93 Berikut adalah uraian definisi reproduksi muda, umur 20-35 tahun disebut
operasional variabel yang akan dianalisis : reproduksi sehat atau disebut juga fase
Analisis data dilakukan secara deskriptif menjarangkan kelahiran dan umur 36-45
dengan analisis tabel dan dilanjutkan tahun disebut reproduksi tua atau fase hamil
analisis untuk mengetahui ada tidaknya berisiko tinggi. Pendidikan ibu Pendidikan
hubungan antar variabel, dengan ibu dalam SDKI 2017 disebut Mother’s
menggunakan korelasi bivariat pearson education yaitu pendidikan terakhir yang
(Ujiani, 2005), Confident Interval (CI) atau ditandai kepemilikan ijazah. Ada 5
tingkat kepercayaan 95% dan tingkat kelompok education yaitu no education
kesalahan (α) 5%. Syarat ada hubungan (tidak sekolah), some primary (tidak tamat
antara variabel adalah apabila hasil analisis SD), completed primary (tamat SD), some
korelasi menunjukkan nilai Sig (2 – tailed) secondary (tidak tamat SMP), completed
atau nilai P < α=5%, hal ini menunjukkan secondary (tamat SMP) dan more than
Ho di tolak dan H1 di terima, artinya ada secondary (SMA dan perguruan tinggi)
hubungan antar variabel yang dianalisis. Tempat tinggal Menurut SDKI 2017,
HASIL Hasil analisis deskriptif dat SDKI tempat tinggal disebut residence di bagi
2017, menunjukkan, bahwa pemakaian dalam 2 kategori yaitu rural (perdesaan)
kontrasepsi hormonal pada WUS yang dan urban (perkotaan), sesuai ketentuan
sudah menikah sebanyak 15005, terbanyak Administratif yang ada di wilayah itu
adalah jenis suntik sebanyak 64,2% (9639 Kepemilikan Anak Menurut Schoemaker,
orang), disusul jenis implant sebanyak 2005 dibagi empat kategori yaitu jumlah
10,4% (1555 orang) dan terendah adalah anak 1-2 dalam keluarga disebut jumlah
jenis PIL sebanyak 2,4% (3811 orang). anak ideal, jumlah 3 anak yang dimiliki
Berikut data karakteristik wanita usia subur keluarga disebut cukup dan jika memiliki 4-
yang sudah menikah yang menggunakan 5 anak disebut banyak anak, dan jika
kontrasepsi hormonal dan hasil uji korelasi. memiliki ≥ 6 termasuk sangat banyak anak
Analisis kemampuan reproduksi WUS 5% (5 orang), sementara reproduksi sehat
menikah dengan pemanfaatan kontrasepsi usia 20-35 tahun lebih banyak
hormonal secara deskriptif menunjukkan, menggunakan suntik 69% (5891 orang) dan
bahwa jenis reproduksi muda (usia 15-19 terendah menggunakan implant 10% (825
tahun) lebih banyak menggunakan suntik orang) dan pada reproduksi tua usia 36-45
78% (231 orang) dan terendah tahun juga lebih tinggi menggunakan suntik
menggunakan implant Tabel 1. Defi nisi 57% (3517 orang) dan terendah
Operasional Variabel Variabel Defensis menggunakan implant 12% (715 orang).
operasional Kontrasepsi Hormonal Faktor lokasi tempat tinggal WUS menikah
Kontrasepsi hormonal menurut hermawatiaj juga ikut berpengaruh terhadap
(2008) dalam Efi Sriwahyuni E; Chatarina pemanfaatan kontrasepsi hormonal yang
59

digunakan oleh WUS menikah. Penggunaan menggunakan kontrasepsi, ditujukan untuk


KB hormonal suntik lebih tinggi pada WUS memberikan kesempatan pada wanita
yang tinggal di perdesaan 38% (5649 tersebut dalam melakukan pengaturan
wanita) di banding di perkotaan 27% (3990 kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
orang). Penggunaan PIL juga lebih tinggi peningkatan kesejahteraan keluarga kecil,
wanita yang tinggal di perdesaan 13% bahagia dan sejahtera, sesuai amanat UU
(1989 orang) di banding di perkotaan 12% No. 10 tahun 1992, tentang perkembangan
(1822 orang), implant pun lebih tinggi di kependudukan dan pembangunan keluarga
perdesaan 7% (1108 orang) di banding sejahtera. Salah satu metode kontrasepsi
yang tinggal di perkotaan 3 % (459 orang). yang digunakan adalah kontrasepsi
Selain itu yang menggunakan PIL tertinggi hormonal seperti pil, implant dan suntik.
terdapat pada WUS dengan pEndidikan Setiap jenis kontrasepsi memiliki
tamat SD 8% (1169 orang) dan terendah efektivitas dalam mencegah kehamilan,
pada WUS yang tidak sekolah 0,3% (44 tetapi juga memiliki Tabel 2. Pemakaian
orang). Penggunaan implant tertinggi KB Hormonal oleh WUS Sudah Menikah
terdapat WUS tidak tamat SMP 3,1% (465 dan Hasil Uji Korelasi, SDKI 2017 No
orang), terendah pada WUS yang tidak Uraian Jenis KB Hormonal Hasil uji
sekolah 0,1% (16 orang). Penggunaan korelasi α=5% dan CI 95% Pil Implant
kontrasepsi suntik tertinggi terdapat pada Suntik P –value Keterangan 1 Jenis
WUS tidak tamat SMP 20,4% (3061 orang) Reproduksi pada WUS Reproduksi muda
dan terendah terdapat pada WUS yang tidak usia 15-19 th 50 15 231 Reproduksi sehat
sekolah 0,6% (95 orang). Penggunaan usia 20-35 th 1781 825 5891 0,00 Terdapat
kontrasepsi suntik lebih tinggi terdapat pada hubungan Reproduksi tua usia 36-45 th
WUS yang mempunyai anak ideal 1980 715 3517 2 Tempat tinggal Perkotaan
(sebanyak 1-2 orang anak) 66% (6780 1822 447 3990 0,00 Terdapat hubungan
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. Perdesaan 1989 1108 5649 3 Pendidikan
22 No. 2 April 2019: 91–98 94 orang) dan Tidak sekolah 44 16 95 0,400 Tidak ada
terendah pada WUS dengan memiliki anak hubungan Tidak tamat SD 344 180 831
6 orang. Penggunaan kontrasepsi pil Tamat SD 1169 448 2851 Tidak tamat SMP
tertinggi terdapat pada WUS dengan 1094 465 3061 Tamat SMP 924 340 2221
memiliki anak 3 orang sebanyak 28% (885 Tamat SMA dan Perguruan Tinggi 235 106
orang) dan terendah terdapat pada WUS 580 4 Jumlah anak yang dimiliki 0,000
yang mempunyai anak 6 sebanyak 19% (41 Terdapat hubungan Jumlah anak ideal ( ≤ 2
orang). Penggunaan implant tertinggi pada anak) 2516 922 6780 Jumlah Cukup anak
WUS yang memiliki anak 6 orang sebanyak (3 anak) 885 367 1870 Banyak anak ( 4-5
27% (60 orang) dan terendah terdapat pada anak) 368 206 872 Sangat banyak (≥ 6
ibu yang memiliki anak < α (5%), begitu anak) 41 60 118 6 Pekerjaan Tidak bekerja
pula dengan lokasi tempat tinggal WUS 1502 572 4291 0,008 Terdapat hubungan
juga menunjukkan hubungan signifikan P = Bekerja 2309 986 5345 Hubungan antara
0,00< α (5%), kepemilikan anak oleh WUS Kemampuan Reproduksi (Diyah Herowati
menikah juga menunjukkan hubungan yang dan Mugeni Sugiharto) 95 efek samping
signifikan P = 0,00< α (5%), pekerjaan yang berbeda yang dapat mengganggu
WUS menikah juga menunjukkan ada kesehatan dan keindahan tubuh, seperti
hubungan signifikan dengan pemilihan kegemukan atau wajah berjerawat.
pemanfaatan KB hormonal, dengan nilai P Akibatnya banyak pengguna kontrasepsi
0,00< α (5%). Variabel yang menunjukkan hormonal mengganti alat kontrasepsi yang
tidak ada hubungan adalah tingkatan sudah digunakan ke jenis kontrasepsi yang
pendidikan, karena hasil analisis P 0,40 > α lain. Saat ini pergantian metode kontrasepsi
(5%). PEMBAHASAN Kebijakan oleh akseptor dalam 5 tahun terakhir
pemerintah, terhadap setiap WUS menikah meningkat, yang berganti metode
60

kontrasepsi baru satu kali sebanyak 48 terpencil (Amran dan Damayanti, 2018).
persen dan berganti metode kontrasepsi Salah satu program untuk mengontrol laju
lebih dari satu kali sebesar 18 persen pertumbuhan penduduk dan menurunkan
(Amran dan Damayanti, 2018) Penggunaan angka kematian ibu adalah program
kontrasepsi jenis suntik lebih tinggi Keluarga Berencana (KB). Sasaran program
dibanding jenis kontrasepsi hormonal KB diantaranya adalah peningkatan
lainnya, seperti pil dan implant. Alat prevalensi pemakaian alat kontrasepsi
kontrasepsi suntik diminati, karena caranya (Contraseptive Produktif Rate/CPR)
paling mudah yaitu hanya menyuntikkan menjadi 65%, penurunan PUS tidak mau
zat hormonal ke dalam tubuh dan akseptor punya anak, tetapi tidak mau menggunakan
tidak perlu berulang kali ke fasilitas kontrasepsi dan peningkatan penggunaan
pelayanan kesehatan (Zahroh and Isfandiari Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
(2015), Sari Novalia (2015) dan Amran dan (MKJP) atau kontrasepsi hormonal menjadi
Damayanti (2018). Selain itu alat 26,03% Marlina (2017). Penggunaan
kontrasepsi suntik juga memiliki kontrasepsi menurut usia reproduksi sehat
kemampuan yang efektif mencegah ovulasi, dan muda lebih rendah dibanding
mengentalkan lendir serviks, menurunkan kemampuan reproduksi tua, hal ini karena
penetrasi sperma. Akan tetapi kontrasepsi pada kemampuan reproduksi tersebut, WUS
mempunyai efek samping seperti kenaikan masih menginginkan menambah jumlah
berat badan penggunanya (Sari Novalia, anak, maka jika pada usia seperti ini tidak
2015). Kontrasepsi suntik dapat dikendalikan, akan menyebabkan ledakan
menyebabkan kenaikan berat badan WUS, bayi atau baby boom (Manurung, 2013).
rata-rata mencapai 1,9 kg pada tahun Faktor umur menurut hasil uji korelasi
pertama (Zahroh and Isfandiari (2015); Sari bivariat mempunyai hubungan yang
Novalia (2015) ; Rahayu (2018). Jenis PIL signifikan P = 0,00 < α (5%), terhadap
juga diminati, jika cara minum teratur pemilihan kontrasepsi hormonal. Hal ini
sesuai aturan, maka pil efektif mencegah sejalan dengan hasil penelitian Lontaan dan
kehamilan (Kawulur et al., 2015). Akan Dompas (2014), yang menyebutkan, bahwa
tetapi banyak WUS yang menolak umur memiliki hubungan dengan
menggunakan pil, karena takut efek pemakaian kontrasepsi, karena umur
sampingnya seperti gangguan berperan sebagai faktor intrinsik, seperti
keseimbangan hormonal dalam tubuh berhubungan dengan sistem hormonal
wanita yang dapat memicu terjadinya seorang wanita. Jika tidak dikendalikan
hipertensi. Penyakit hipertensi dapat pada umur reproduksi muda, maka akan
menyebabkan kematian (Pangaribuan and terjadi peningkatan laju pertumbuhan
Lolong. 2015; Kawulur et al. 2015; Sari et penduduk. Tempat tinggal WUS
al., 2018). Penggunaan kontrasepsi pil yang menunjukkan hubungan yang signifikan P =
terlalu lama dapat menyebabkan 0,00< α (5%), dengan pemanfaatan jenis
kardiovaskuler dan stroke, myocardial kontrasepsi hormonal. Wanita usia subur
infarction dan penyakit arteri perifer yang berada di pedesaan lebih banyak
(Zahidah et al., 2017; Sari et al., 2018). menggunakan alat kontrasepsi hormonal
Jenis kontrasepsi implant merupakan jenis dibanding di perkotaan. Hal ini disebabkan,
kontrasepsi yang paling tidak disukai WUS, karena wanita di desa ingin alat kontrasepsi
karena efek sampingnya menyebabkan yang praktis dan tidak berulang kali datang
perubahan periode menstruasi, peningkatan ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk
berat badan, timbulnya jerawat, sakit kepala memperoleh pelayanan kontrasepsi. Selain
dan nyeri payudara (Hakimah dan Cahyanti, itu kontrasepsi sangat efektif mencegah
2015; Manurung, 2013). Jenis implant kehamilan, sehingga sangat baik untuk
diminati di wilayah yang sulit akses mengatur jarak kelahiran (Zahroh and
fasilitas kesehatan khususnya didaerah Isfandiari. 2015; (Sari Novalia. 2015;
61

Amran dan Damayanti. 2018) Pendidikan (2015), bahwa keikutsertaan ber KB akan
WUS saat ini masih menjadi permasalahan terjadi ketika jumlah anak yang lahir hidup
dalam pemanfaatan kontrasepsi hormonal, melebihi atau sama dengan jumlah anak
untuk mencegah kehamilan. Menurut hasil yang diinginkan keluarga. Alwin dan Ketut
penelitian Manurung (2013), bahwa dilihat (2012) serta Palamuleni (2013) dalam
dari pendidikan, konseling, dan konselor, Saskara DGA dan Marhaeni NIA (2015)
sebanyak 60% responden tidak mengetahui juga menyatakan jumlah anak merupakan
model kontrasepsi yang benar, hanya salah satu faktor yang paling berpengaruh
sedikit wanita berpendidikan lebih tinggi dalam penggunaan kontrasepsi. Secara
mengetahui metode kontrasepsi yang ekonomi, bahwa WUS yang bekerja
digunakan. Pendidikan WUS menikah bermanfaat untuk perbaikan ekonomi
setelah dilakukan uji korelasi bivariat keluarga dan sekaligus perbaikan
menunjukkan tidak ada hubungan nilai P = pembiayaan kesehatan termasuk
0,40 > α (5%), dengan pemanfaatan Buletin pembiayaan kontrasepsi hormonal yang
Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 22 No. diminati. Pekerjaan wanita memiliki
2 April 2019: 91–98 96 kontrasepsi pengaruh terhadap fertilitas dan
hormonal. Hal ini sejalan dengan hasil penggunaan kontrasepsi. Kontrasepsi bagi
penelitian Pramono dan Ulfa (2011) dalam wanita pekerja, sangat berguna untuk
Lontaan dan Dompas (2014), menyatakan mengatur dan membatasi kelahiran dalam
bahwa tidak ada hubungan antara tingkat mendukung karier kerja khususnya bagi
pendidikan dengan pemilihan kontrasepsi. wanita yang bekerja diluar rumah sebagai
Menurut hasil penelitian Amran dan karyawati yang diupah dan saat ini WUS
Damayanti (2018), bahwa wanita yang karyawati cenderung memiliki anak sedikit
memiliki dua atau lebih anak yang masih di banding yang tidak bekerja (Saskara
hidup, keinginan untuk membatasi DGA dan Marhaeni NIA. 2015). Hasil
kelahiran jadi meningkat, sehingga memicu analisis statistik pada penelitian ini juga
kebutuhan kontrasepsi meningkat. Hasil menunjukkan ada hubungan signifikan P
analisis korelasi bivariat menunjukkan ada 0,00 < α (5%) antara pekerjaan dengan
hubungan yang signifikan P = 0,00< α (5%) pemilihan pemanfaatan kontrasepsi
antara jumlah anak yang dimiliki WUS hormonal. Hal ini sejalan dengan hasil
dengan pemanfaatan jenis kontrasepsi penelitian Marlina (2017) dan Andriana dan
hormonal yang dipilih dan digunakan WUS Amami (2018), bahwa ada hubungan
menikah. Ibu yang mempunyai anak ideal signifikan antara pekerjaan dengan
(1-2 orang anak) lebih banyak penggunaan kontrasepsi hormonal jenis
menggunakan kontrasepsi suntik 45,2%, implant dan ada hubungan biaya dengan
sementara penggunaan kontrasepsi suntik penggunaan implant. Pentingnya WUS
terendah terdapat pada keluarga yang bekerja dalam mendukung pendapatan
memiliki anak lebih dari 6 sebanyak 0,8%. keluarga dan keikutsertaan kontrasepsi
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian hormonal, menurut Okech, et al (2011)
sebelumnya oleh Angoi (2012) dalam dalam Saskara DGA dan Marhaeni NIA
Lontaan dan Dompas (2014) menyatakan (2015) , ketiadaan sumber pendapatan akan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara menyebabkan penurunan penggunaan
paritas (jumlah anak) dengan pemilihan pelayanan family planning seperti alat
kontrasepsi. Menurut Yunianti (2010) kontrasepsi dan pendapatan rumah tangga
dalam Pinontoan et al. (2014) menyebutkan menunjukkan pengaruh positif terhadap
paritas merupakan faktor yang paling lama penggunaan kontrasepsi Efektivitas
dominan yang mempengaruhi rendahnya penggunaan kontrasepsi hormonal dalam
cakupan kontrasepsi. Menurut beberapa program KB di Indonesia, sudah terbukti
peneliti Suandi (2010) dan Hartoyo (2011) dan menunjukkan kemajuan, yang ditandai
dalam Saskara DGA dan Marhaeni NIA dengan semakin banyak masyarakat
62

khususnya WUS menikah yang berdasarkan pertimbangan umur, jumlah


menggunakannya, tidak hanya di perkotaan anak yang dimiliki, lokasi tempat tinggal
tapi juga di perdesaan bahkan didaerah dan pekerjaan mereka. UCAPAN TERIMA
terpencil, baik yang berpenghasilan tinggi KASIH Pada kesempatan ini tim penulis
maupun rendah dan yang berpendidikan artikel mengucapkan terima kasih kepada
tinggi maupun rendah. Manfaat Kepala Pusat Humaniora dan Manajemen
menggunakan alat kontrasepsi sudah Kesehatan dan Kepala seksi Latbang
dirasakan masyarakat sebagai langkah tepat BKKBN Perwakilan Provinsi Jawa Timur
untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan tim data BKKB Provinsi Jawa Timur
dan sejahtera dan ditandai semakin banyak serta pengelola perpustakaan Pusat
yang memiliki jumlah anak antara 1-2, Humaniora dan Manajermen Kesehatan,
khususnya wanita yang bekerja membantu yang sudah membantu dan memfasilitasi
suami mencari nafkah. Hal ini tim peneliti kami dalam melakukan analisis
menunjukkan keberhasilan pelaksanaan data dan penulisan artikel ini. DAFTAR
program KB di Indonesia dan atas prestasi PUSTAKA Amran, Y., Damayanti, R.,
itu, maka Program KB di Indonesia 2018. Hubungan Antara Motivasi Keluarga
ditetapkan sebagai salah satu “center of Berencana Dan Persepsi Terhadap Alat
excellence” di bidang kependudukan dan Kontrasepsi Dengan Pola Penggantian
keluarga berencana dan menjadi salah satu Metode Kontrasepsi Di Nusa Tenggara
model success story pelaksanaan keluarga Barat. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 9 (1),
berencana di negara berkembang yang 59–67. Andriana, Amami, S., 2018.
banyak ditiru oleh negara-negara Hubungan Pendidikan dan Pekerjaan
berkembang di dunia. Saskara DGA dan Akseptor KB Terhadap Pemakaian
Marhaeni NIA (2015) KESIMPULAN Kontrasepsi Implant di Puskesmas Rambah
DAN SARAN Kesimpulan Setelah Samo If, in: Seminar Nasional. Presented at
dilakukan analisis dengan menggunakan uji the Seminar Nasional, Universitas Pasir
korelasi bivariat, hasilnya menunjukkan Pengaraian, Universitas Pasir Pengaraian,
terdapat beberapa faktor seperti pp. 443–449. Bernadus, J.D., Madianung,
kemampuan reproduksi, lokasi tempat A., Masi, G., 2013. 1. Faktor-Faktor yang
tinggal, kepemilikan jumlah anak dan Berhubungan Dengan Pemilihan Alat
pekerjaan WUS menikah yang mempunyai Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Bagi
hubungan signifikan dengan penggunaan Akseptor KB di Puskesmas Jailolo. Jurnal
kontrasepsi hormonal, akan tetapi faktor e-NERS (eNS), 1 (1), 1–10. Hakimah, A.,
pendidikan menunjukkan tidak ada Cahyanti, R.D., 2015. Pengaruh
hubungan dengan penggunaan kontrasepsi Penggunaan Implant Satu Batang
hormonal. Hubungan antara Kemampuan (Etonogestrel 68mg) Terhadap Gangguan
Reproduksi (Diyah Herowati dan Mugeni Menstruasi Pada Peserta Metode
Sugiharto) 97 Saran Berdasarkan penelitian Kontrasepsi Jangka Panjang Di Semarang.
diatas, disarankan WUS lebih baik Media Medika Muda, 4, 485–490.
menggunakan kontrasepsi suntik, karenan Handayani, L., Hariastuti, I., Latifah, C.,
kontrasepsi suntik selain efektif mencegah 2012. Peningkatan Informasi Tentang Kb:
kehamilan, juga mudah pemasangannya dan Hak Kesehatan Reproduksi Yang Perlu
memiliki efek samping yang lebih ringan Diperhatikan Oleh Program Pelayanan
dari pada pil dan implant. Selain itu petugas Keluarga Berencana. Buletin Penelitian
kesehatan sebaiknya memberikan informasi Sistem Kesehatan, 15 (3), 289–297.
yang benar kepada semua WUS menikah Kawulur, L., Kundre, R., Onibala, F., 2015.
yang ingin menggunakan kontrasepsi Gambaran Pengunaan Pil KB Pada Wanita
hormonal, agar mereka dapat mengetahui Usia Subur Dengan Hipertensi Diwilayah
efektivitas kemanfaatan dan besarnya efek Kerja Puskesmas Tanawangko Kecamatan
samping setiap jenis kontrasepsi hormonal, Tombariri. ejournal keperaweatan (e-Kp), 3
63

(3), 1–5. Lontaan, A., Dompas, R., 2014. 2015. Kontrasepsi Hormonal Suntik Depo
Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Medroxyprogesterone Acetate (DMPA)
Pemilihan Kontrasepsi Pasangan Usia sebagai Salah Satu Penyebab Kenaikan
Subur Di Puskesmas Damau Kabupaten Berat Badanatna Novalia Sari.pdf. Majoriti,
Talaud. Jurnal Ilmiah Bidan (JIdan), 2, 27– 7 (2), 67–72. Saskara DGA, I., Marhaeni
32. Manurung, S., 2013. Model NIA, A., 2015. Pengaruh Faktor Sosial,
Pengambilan Keputusan Meningkatkan Ekonomi, dan Demografi Terhadap
Akseptor Keluarga Berencana Metode Penggunaan Kontrasepsi di Denpasar.
Kontrasepsi Jangka Panjang. Kesmas: Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan, 8,
National Public Health Journal, 7, 483–488. 155–161. Buletin Penelitian Sistem
tersedia pada: Kesehatan – Vol. 22 No. 2 April 2019: 91–
https://doi.org/10.21109/kesmas.v7i11.360. 98 98 Schoemaker, J., 2005. Contraceptive
Marlina, 2017. Analisis faktor yang Use Among the Poor in Indonesia. Int.
berhubungan dengan penggunaan implant Fam. Plan. Perspect. 31, 106–114. Tersedia
oleh akseptor KB Di puskesmas rawat inap pada: https://doi.org/10.1363/3110605
sukabumi Kota bandar lampung. Jurnal Sriwahyuni, E., Wahyuni, C.U., 2012.
Kesehatan, VIII, 69–77. Pangaribuan, L., Hubungan antara Jenis dan Lama
Lolong, D.B., 2015. Hubungan Penggunaan Pemakaian Alat Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi Pil dengan Kejadian Hipertensi dengan Peningkatan Berat Badan Akseptor.
Pada Wanita Usia 15-49 Tahun di Indonesian Journal of Public Health,8 (3),
Indonesia Tahun 2013 (Analisis Data 112–116. Sumantri, A.W., 2018. Hubungan
Riskesdas 2013). Media Penelitian dan Suntikan KB 3 Bulan Dengan Kenaikan
Pengembangan Kesehatan, 25, 1–8. Berat Badan Di Desa Laya Wilayah Kerja
Tersedia pada: Uptd Puskesmas Tanjung Agung
https://doi.org/10.22435/mpk.v25i2.4233.8 Kecamatan Baturaja Barat Tahun 2018.
9-96 Pinontoan, S., Solang, S.D., babul Ilmi_jJurnal Ilmiah Multi Science
Tombokan, S.G.J., 2014. FaktorFaktor Kesehatan, 8, 121–128. Ujiani, S., 2005.
Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Hubungan Antara Usia dan Jenis Kelamin
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Di dengan Kadar Kolesterol Penderita
Puskesmas Tatelu Kabupaten Minahasa Obesitas RSUD Abdul Moeloek Provinsi
Utara. Jurnal Ilmiah Bidan (JIdan), 2, 17– Lampung. jurnal Kesehatan, VI (1), 43–48.
23. Pratiwi, D., Syahredi, Erkadius, 2014. Zahidah, A.K., Udiyono, A., Adi, M.S.,
Hubungan Antara Penggunaan Kontrasepsi 2017. Gambaran Faktor-Faktor Tekanan
Hormonal Suntik DMPA dengan Darah Pada Akseptor KB Hormonal Di
Peningkatan Berat Badan di Puskesmas Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu
Lapai Kota Padang. Jurnal; Kesehatan 2016. Jurnal Kesehatan Masyaraka, 5, 174–
Andalas, 3 (3), 365–369. Purwaningsih S, 179. Zahroh, A.H., Isfandiari, M.A., 2015.
S., 2012. Desentralisasi Program Keluarga Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Perubahan
Berencana: Tantangan dan Persoalan Kasus Indeks Masa Tubuh Pada Akseptor
Provinsi Kalimantan Barat. Jurnal Kontrasepsi Hormonal Suntik Tiga Bulan.
Kependudukan Indonesia, VII, 109–125. Jurnal berkala epidemiologi, 3 (2), 170–
Rahayu, S., 2018. Efek Samping 180.
Kontrasepsi Suntik Cyclofem Dan DMPA.
babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science
Kesehatan, 9 (3), 314–322. Sari, A.P.,
Yerizel, E., Serudji, J., 2018. Perbedaan
Kadar Aldosteron dan Tekanan Darah pada
Akseptor KB Pil Kombinasi Berdasarkan
Lama Pemakaian Kontrasepsi. Jurnal
Kesehatan Andalas, 7, 6. Sari Novalia, I.R.,
64

e-Jipbiol Vol. 2: 36-44, Desember 2013 ISSN : 2338-1795

Persepsi Ibu Rumah Tangga Tentang Penggunaan Pil KB di Kelurahan Tondo


Kecamatan Mantikulore Kota Palu

The Perception Of Housewifen About the Use of Pills KB in the Tondo Village
Mantikulore District of Palu City

Sartika1 , Abd. Hakim Laenggeng 2 , Ritman Ishak Paudi 2 1Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Biologi UNTAD 2Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA
FKIP Universitas Tadulako Email: Sartika_bio@yahoo.com

Abstract This study aimed to describe the perception of housewife about the use of pills
KB in the Tondo Village Mantikulore District of Palu City. The method used is the
method kuantitatif. The population in this study is a housewife in the Tondo Village
Mantikulore District of Palu City some 256 people and the number of samples taken 51
people. Techniques of collection of data through observation, questionnaire and
interviews covered open.
Data analysis is the percentage analysis. Research results housewife perceptions about
the use of pills KB in the Tondo Village Mantikulore District of Palu City is obtained at
86, 75% were included in the excellent category with statements housewife stated
strongly agree 57.35%, 29.02% stated agreed, 7.16% undecided, 2.84% disagree and
3.63% strongly disagree stated. It can be concluded that the housewife in Tondo Village
had much better understanding of the use of pills KB how to use, benefit and impact
caused.
Keywords: Perception, housewife, the use of pills KB Abstrak Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan persepsi ibu rumah tangga tentang penggunaan pil KB di
Kelurahan Tondo Kecamatan Mantikulore Kota Palu.
Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini yaitu
ibu rumah tangga di Kelurahan Tondo Kecamatan Mantikulore Kota Palu sejumlah 256
orang dan sampel yang diambil sejumlah 51 orang. Teknik pengumpulan data melalui
observasi, angket dan wawancara. Analisis data yang digunakan adalah analisis
persentase.
Hasil penelitian mengenai persepsi ibu rumah tangga tentang penggunaan pil KB di
Kelurahan Tondo Kecamatan Mantikulore Kota Palu yaitu diperoleh sebesar 86, 75 %
yang termasuk dalam kategori sangat baik dengan pernyataan ibu rumah tangga 57,35
% menyatakan sangat setuju, 29,02 % menyatakan setuju, 7,16 % menyatakan ragu-
ragu, 2,84 % menyatakan tidak setuju dan 3,63 % menyatakan sangat tidak setuju.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa para ibu rumah tangga di Kelurahan Tondo sudah
banyak memahami penggunaan pil KB baik dari cara menggunakan, manfaat maupun
pengaruh yang ditimbulkan. Kata Kunci: Persepsi, ibu rumah tangga, penggunaan pil
KB.
PENDAHULUAN Masalah kependudukan penduduk tentunya mempengaruhi
suatu masalah utama dihadapi di Indonesia kehidupan masyarakat itu sendiri
seperti adanya tingkat pertambahan (Bappenas, 2010). Menurut BKKBN (2011)
penduduk yang relatif masih tinggi dari bahwa Pemerintah Indonesia telah
tahun ke tahun, pertambahan jumlah merencanakan berbagai program
65

menangani masalah kependudukan. Salah kontrasepsi atau alat KB merupakan cara


satu programnya yaitu Keluarga Berencana mengendalikan alat reproduksi agar
Nasional. Program KB diperlukan suatu membatasi jumlah anak, memberi rentang
penggunaan alat kontrasepsi Sartika et al., kehamilan dari satu kelahiran ke kelahiran
37 e-Jipbiol Vol 2, Desember 2013 agar berikutnya. Golongan masyarakat tidak
mengurangi angka kelahiran. Berbagai alat setuju, beranggapan bahwa penggunaan alat
kontrasepsi dikembangkan dalam KB melanggar harkat seorang wanita
mengendalikan pertambahan penduduk, karena mengganggu fungsi normal tubuh
baik secara oral atau pil KB, Alat wanita yang seharusnya bereproduksi. Ada
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), juga merasa penggunaan alat KB melewati
Metode Operasi Wanita (MOW) atau batas wewenang sebagai manusia, karena
tubektomi, suntik KB, kondom dan lain Tuhan mengatur segala sesuatunya
sebagainya. Pil KB adalah suatu cara termasuk rezeki dan anak yang dikandung
kontrasepsi berupa pil didalam strip yang atau dilahirkan. Sehingga hal inilah yang
berisi hormon estrogen dan progesteron menjadi masalah yang akan peneliti
atau ada hanya hormon progesteron. lakukan di Kelurahan Tondo Kecamatan
Walaupun pil KB memiliki pengaruh dalam Mantikulore Kota Palu. Berdasarkan uraian
penggunaannya namun pil KB di atas yang melatar belakangi peneliti
dipergunakan kurang lebih dari 200 juta untuk melakukan penelitian tentang
wanita di seluruh dunia sejak pil ini persepsi ibu rumah tangga tentang
pertama kali tersedia dan saat ini jumlah penggunaan pil KB di Kelurahan Tondo
pengguna sekitar 65-70 juta akseptor di Kecamatan Mantikulore Kota Palu. Tujuan
seluruh dunia (Anna, 2006). Berdasarkan penelitian untuk mendeskripsikan persepsi
hasil observasi di kantor Kelurahan Tondo, ibu rumah tangga tentang penggunaan pil
diperoleh jumlah penduduk sebanyak KB di Kelurahan Tondo Kecamatan
11.736 jiwa. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Mantikulore Kota Palu. Hasil penelitian ini
sebanyak 3.128 KK yang tersebar di 41 RT diharapkan dapat memberikan manfaat
dan 15 RW. Jumlah penduduk berdasarkan yaitu bagi peneliti sebagai bentuk proses
jenis kelamin yaitu laki-laki 5.859 jiwa dan pembelajaran dalam melaksanakan
perempuan 5.877 jiwa. Pasangan Usia penelitian sehingga dapat meningkatkan
Subur (PUS) berjumlah 1.869 dari jumlah kemampuan dan keterampilan baik dalam
tersebut hanya 864 orang menggunakan alat meneliti maupun menulis karya ilmiah, bagi
kontrasepsi. Berbagai macam alat masyarakat dapat memberikan informasi
kontrasepsi digunakan oleh PUS di kepada ibu rumah tangga mengenai pil KB,
Kelurahan Tondo yaitu untuk pil KB bagi Perguruan Tinggi sebagai sumbangan
diperoleh sebanyak 29,5%, sedangkan yang pengetahuan pada pengembangan ilmu
menggunakan alat kontrasepsi lainnya pengetahuan dan teknologi dalam
seperti suntik KB sebanyak 63,9 %, Metode menunjang Tri Darma Perguruan Tinggi.
Operasi Wanita (MOW) sebanyak 0,2 %, METODE PENELITIAN Jenis penelitian
implant sebanyak 2,4 %, spiral sebanyak merupakan penelitian deskriptif, yaitu
0,9 % dan kondom sebanyak 2,9 %. dengan mendeskripsikan atau
Sehingga disimpulkan bahwa PUS di menggambarkan persepsi ibu rumah tangga
Kelurahan Tondo belum sepenuhnya tentang penggunaan pil KB di Kelurahan
menerima program keluarga berencana Tondo Kecamatan Mantikulore Kota Palu.
yang mengakibatkan jumlah penduduknya Metode yang digunakan yaitu metode
yang tinggi. Di kalangan masyarakat (ibu kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di
rumah tangga) beragam persepsi atau Kelurahan Tondo Kecamatan Mantikulore
tanggapan yang setuju dan tidak setuju Kota Palu dimulai pada bulan Februari
seputar penggunaan pil KB. Bagi yang sampai Maret 2013. Populasi dalam
setuju, beranggapan bahwa penggunaan alat penelitian ini yaitu seluruh ibu rumah
66

tangga yang menggunakan pil KB sebanyak × 100 % Keterangan: P = Angka persentase


256 sedangkan jumlah sampel sebanyak 51 F = Frekuensi jawaban responden yang
orang atau sebesar 20 % dari total populasi sedang dicari presentasenya. N = Number
menurut Arikunto (1995). Penarikan sampel of cases (total sampel atau responden)
digunakan teknik sampling purposive. Jenis Untuk mendapat gambaran yang lebih jelas
data pada penelitian berupa data primer mengenai perhitungan tingkat persentase
yang bersumber dari sampel atau responden (deskritif variabel penelitian), digunakan
dan data sekunder diperoleh dari Puskesmas kriteria yang telah di kemukakan oleh Ali
Pembantu Tondo, Puskesmas Pembantu (1993) sebagai berikut: Menentukan
Roviga, Poskesdes Vatutela, Polindes persentase tertinggi (% t) = (5/5) x 100% =
Vatutela dan Kantor Kelurahan Tondo. 100% Menentukan persentase terendah (%
Teknik pengumpulan data dilakukan t) (1/5) x 100 % = 20% a. Mencari rentang
dengan cara observasi (pengamatan), = 100 % – 20 % = 80 % b. Menentukan
menggunakan angket dan wawancara. interval kriteria = 80 % / 5 = 16 % Setiap
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian jawaban pada angket masing- masing
menggunakan angket tertutup dan memiliki bobot nilai yaitu sebagai berikut:
wawancara terbuka. Angket Persepsi Ibu Sangat Setuju (SS) = 5 Setuju (S) = 4 Ragu-
Rumah Tangga Tentang Penggunaan Pil ragu (R) = 3 Tidak Setuju (TS) = 2 Sangat
KB di Kelurahan Tondo Kecamatan Tidak Setuju (STS) = 1 Untuk mendapat
Mantikulore Kota Palu 38 e-Jipbiol Vol 2, gambaran yang jelas mengenai tingkat
Desember 2013 yang digunakan melalui uji persentase jawaban persepsi, digunakan
validitas dan reabilitas. Penyusunan angket kriteria penilaian yang dikemukakan oleh
variabel persepsi ibu rumah tangga tentang Ali (1993) yaitu sebagai berikut: Tabel 1.
penggunaan pil KB disusun indikatornya Patokan Kategori / Kriteria Interval
sebagai berikut: 1. Pengetahuan pil KB Persentase Kategori / Kriteria 88-100
terdiri atas 1 soal. 2. Pengetahuan cara Sangat baik 71-87 Baik 54-70 Cukup 37-53
penggunaan pil KB terdiri atas 3 soal yaitu Kurang baik 20-36 Tidak baik Tabel 1 di
2 – 4. 3. Pengetahuan penyuluhan pil KB atas mengenai patokan kriteria atau kategori
terdiri atas 4 soal yaitu 5-8. 4. Pengetahuan dari jawaban responden berdasarkan setiap
manfaat penggunaan pil KB terdiri atas 5 indikator dalam variabel persepsi ibu rumah
soal yaitu 9-13. 5. Pengetahuan pengaruh tangga tentang penggunaan pil KB,
penggunaan pil KB terdiri atas 7 soal yaitu sehingga dapat diketahui kategori dari
14-20. Menurut Sugiono (2009) bahwa setiap indikator persepsi. HASIL DAN
untuk uji validitas menggunakan Rumus PEMBAHASAN Hasil Analisis Kusioner
Pearson Product Moment. Adapun Hasil analisis persentase mengenai persepsi
rumusnya sebagai berikut: r hitung = ∑ (∑ ) ibu rumah tangga tentang penggunaan pil
(∑ ) [ ∑ (∑ ) ][ ∑ (∑ ) Keterangan: r hitung KB di Kelurahan Tondo Kecamatan
= Koefisien korelasi X = Jumlah skor item Mantikulore Kota Palu secara umum yaitu
Y = Jumlah skor total (item) n = Jumlah 86, 75 % yang termasuk kategori sangat
responden Sugiono (2009) mengemukakkan baik. Ditinjau dari jawaban persepsi ibu
bahwa, dalam mengukur reabilitas angket rumah Sartika et al., 39 e-Jipbiol Vol 2,
dapat digunakan rumus Spearman Brown Desember 2013 tangga tentang penggunaan
adapun rumusnya sebagai berikut: r tot = . pil KB di Kelurahan Tondo Kecamatan
Keterangan: r tot = Angka reabilitas Mantikulore Kota Palu dapat dilihat pada
keseluruhan item r tt = Angka reabilitas Tabel 2. Tabel 2. Persepsi Ibu Rumah
belahan pertama dan kedua Analisa Data Tangga tentang Penggunaan Pil KB di
Untuk mengetahui tingkat presentase Kelurahan Tondo Kecamatan Mantikulore
jawaban responden berdasarkan kategori Kota Palu Opsi Jawaban Variabel Frekuensi
(indikator), digunakan rumus menurut (%) SS Sangat Setuju 585 57,35 S Setuju
Sudjiono (2005) yaitu sebagai berikut: P = 296 29,02 R Ragu-ragu 73 7,16 TS Tidak
67

Setuju 29 2,84 STS Sangat Tidak Setuju 37 Hasil analisis persentase mengenai persepsi
3,63 Jumlah 1020/20 = 51 100 Berdasarkan ibu rumah tangga tentang pengetahuan cara
data pada Tabel 2 di atas, bahwa persepsi penggunaan pil KB masuk kategori sangat
ibu rumah tangga tentang penggunaan pil baik, dengan rata-rata persentase yaitu
KB di Kelurahan Tondo Kecamatan 94,12 %. Ditinjau dari jawaban persepsi ibu
Mantikulore Kota Palu yaitu 57,35% rumah tangga tentang pengetahuan cara
menyatakan sangat setuju, 29,02% penggunaan pil KB dapat dilihat pada Tabel
menyatakan setuju, 7,16% menyatakan 4 di bawah ini. Tabel 4. Persepsi Ibu
raguragu, 2,84% menyatakan tidak setuju, Rumah Tangga tentang Pengetahuan Cara
dan 3,63% menyatakan sangat tidak setuju. Penggunaan Pil KB Opsi Jawaban Variabel
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Frekuensi (%) SS Sangat Setuju 110 71, 90
Gambar 1 di bawah ini. Gambar 1. Persepsi S Setuju 41 26,80 R Ragu-ragu 2 1,31 TS
Ibu Rumah Tangga tentang Penggunaan Pil Tidak Setuju 0 0,00 STS Sangat Tidak
KB di Kelurahan Tondo Kecamatan Setuju 0 0,00 Jumlah 153/3= 51 100
Mantikulore Kota Palu. Berikut hasil Berdasarkan data Tabel 4 di atas, bahwa
penelitian yang diperoleh mengenai persepsi ibu rumah tangga tentang
indikator dari variabel persepsi ibu rumah pengetahuan cara penggunaan pil KB yaitu
tangga tentang penggunaan pil KB yaitu: 1. 71,90 % menyatakan sangat setuju, 26,80 %
Persepsi Ibu Rumah Tangga tentang menyatakan setuju, 1,31 % menyatakan
Pengetahuan Pil KB Hasil analisis ragu-ragu, 0,00 % tidak setuju dan sangat
persentase mengenai persepsi ibu rumah tidak setuju. Untuk lebih jelasnya dapat
tangga tentang pengetahuan pil. KB masuk dilihat pada Gambar 3 di bawah ini.
kategori sangat baik, dengan persentase Gambar 3. Persepsi Ibu Rumah Tangga
diperolah 93,73 %. Ditinjau dari jawaban tentang Pengetahuan Cara Penggunaan Pil
persepsi ibu rumah tangga tentang KB 3. Persepsi Ibu Rumah Tangga tentang
pengetahuan pil KB dilihat pada Tabel 3 di Pengetahuan Penyuluhan Pil KB Hasil
bawah ini. Tabel 3. Persepsi Ibu Rumah analisis persentase mengenai persepsi ibu
Tangga tentang Pengetahuan Pil KB Opsi rumah tangga tentang pengetahuan
Jawaban Variabel Frekuensi (%) SS Sangat penyuluhan pil KB masuk kategori sangat
Setuju 35 68,63 S Setuju 16 31,37 R Ragu- baik, dengan rata-rata persentase yaitu 89,
ragu 0 0,00 TS Tidak Setuju 0 0,00 STS 90 %. Ditinjau dari jawaban persepsi ibu
Sangat Tidak Setuju 0 0,00 Jumlah 51 100 rumah tangga tentang pengetahuan
Berdasarkan data Tabel 3 di atas, bahwa penyuluhan pil KB dapat dilihat pada Tabel
persepsi ibu rumah tangga tentang 5 di bawah ini. 68,63 % 31,37 % 0,00 %
pengetahuan pil KB yaitu sebanyak 68,63 0,00 % 0,00 % 0 10 20 30 40 50 60 70 80
% menyatakan sangat setuju, 31,37 % Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak
menyatakan setuju, 0,00 % menyatakan Setuju Sangat Tidak Setuju 71,90 % 26,80
ragu-ragu, tidak setuju dan 57,35 % 29,02 % 1,31 % 0 % 0 % 0 20 40 60 80 Sangat
% 7,16 % 2,84 % 3,63 % 0 10 20 30 40 50 Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju
60 70 Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Sangat Tidak Setuju Sartika et al., 41 e-
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Persepsi Jipbiol Vol 2, Desember 2013 Tabel 5.
Ibu Rumah Tangga Tentang Penggunaan Persepsi Ibu Rumah Tangga tentang
Pil KB di Kelurahan Tondo Kecamatan Pengetahuan Penyuluhan Pil KB Opsi
Mantikulore Kota Palu 40 e-Jipbiol Vol 2, Jawaban Variabel Frekuensi (%) SS Sangat
Desember 2013 sangat tidak setuju. Untuk Setuju 117 57,35 S Setuju 72 35,29 R
lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2 Ragu-ragu 14 6,86 TS Tidak Setuju 1 0,49
di bawah ini. Gambar 2. Persepsi Ibu STS Sangat Tidak Setuju 0 0,00 Jumlah
Rumah Tangga tentang Pengetahuan Pil KB 204/4 = 51 100 Berdasarkan data Tabel 5 di
2. Persepsi Ibu Rumah Tangga tentang atas, bahwa persepsi ibu rumah tangga
Pengetahuan Cara Penggunaan Pil KB tentang pengetahuan penyuluhan pil KB
68

yaitu sebanyak 57,35 % menyatakan sangat pengetahuan pengaruh penggunaan pil KB


setuju, 35,29 % menyatakan setuju, 6,86 % dapat dilihat pada Tabel 7 di bawah ini.
menyatakan ragu-ragu, 0,49 % menyatakan Tabel 7. Persepsi Ibu Rumah Tangga
tidak setuju dan 0,00 % menyatakan sangat tentang Pengetahuan Pengaruh Penggunaan
tidak setuju. Untuk lebih jelasnya dapat Pil KB Opsi Jawaban Variabel Frekuensi %
dilihat pada Gambar 4 di bawah ini. SS Sangat Setuju 157 43,98 S Setuju 95
Gambar 4. Persepsi Ibu Rumah Tangga 26,61 R Ragu-ragu 45 12,61 TS Tidak
tentang Pengetahuan Penyuluhan Pil KB 4. Setuju 23 6,44 STS Sangat Tidak Setuju 37
Persepsi Ibu Rumah Tangga tentang 10,36 Jumlah 357/7 =51 100 Berdasarkan
Pengetahuan Manfaat Penggunaan Pil KB data pada Gambar 6 di atas, menunjukkan
Hasil analisis persentase mengenai persepsi bahwa persepsi ibu rumah tangga tentang
ibu rumah tangga tentang pengetahuan pengetahuan pengaruh penggunaan pil KB
manfaat penggunaan pil KB masuk kategori yaitu sebanyak 43,98 % menyatakan sangat
sangat baik, rata-rata persentase yaitu 91,29 setuju, 26,61 % menyatakan setuju, 12,61
%. Ditinjau jawaban persepsi ibu rumah % menyatakan ragu-ragu, 6,44 %
tangga tentang pengetahuan manfaat menyatakan tidak setuju dan 10,36 %
penggunaan pil KB dilihat pada Tabel 6 di menyatakan sangat tidak setuju. Untuk
bawah ini. Tabel 6. Persepsi Ibu Rumah lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 6
Tangga tentang Pengetahuan Manfaat di bawah ini. Gambar 6. Persepsi Ibu
Penggunaan Pil KB Opsi Jawaban Variabel Rumah Tangga tentang Pengetahuan
Frekuensi (%) SS Sangat Setuju 166 65,09 Pengaruh Penggunaan Pil KB 65,09 %
S Setuju 71 27,84 R Ragu-ragu 14 5,49 TS 27,84 % 5,49 % 1,18 % 0,39 % 0 10 20 30
Tidak Setuju 3 1,18 STS Sangat Tidak 40 50 60 70 Sangat Setuju Setuju Ragu-
Setuju 1 0,39 Jumlah 255/5 = 51 100 ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Berdasarkan data pada Tabel 6 di atas, 43,98 % 26,61 % 12,61 % 6,44% 10,36 % 0
bahwa persepsi ibu rumah tangga tentang 10 20 30 40 50 Sangat Setuju Setuju Ragu-
pengetahuan manfaat penggunaan pil KB ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
yaitu 65,09 % menyatakan sangat setuju, Sartika et al., 43 e-Jipbiol Vol 2, Desember
27,84 % menyatakan setuju, 5,49 % 2013 PEMBAHASAN Berdasarkan hasil
menyatakan raguragu, 1,18 % menyatakan analisis data perolehan skor jawaban
tidak setuju dan 0,39 % menyatakan sangat responden ibu rumah tangga pada pengisian
tidak setuju. Untuk lebih jelasnya dapat angket Tabel 2, diketahui persepsi ibu
dilihat pada Gambar 5 di bawah ini. 57,35 rumah tangga tentang penggunaan pil KB
% 35,29 % 6,86 % 0,49 % 0,00 % 0 10 20 di Kelurahan Tondo Kecamatan
30 40 50 60 70 Sangat Setuju Setuju Ragu- Mantikulore Kota Palu masuk kategori
ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju sangat baik dengan persentase keseluruhan
Persepsi Ibu Rumah Tangga Tentang 86,75 %. Dalam hal ini responden sudah
Penggunaan Pil KB di Kelurahan Tondo banyak mengetahui tentang pil KB dilihat
Kecamatan Mantikulore Kota Palu 42 e- dari penggunaan, manfaat dan pengaruh
Jipbiol Vol 2, Desember 2013 Gambar 5. yang ditimbulkannya. Pada Tabel 3 dengan
Persepsi Ibu Rumah Tangga tentang indikator penilaian persepsi ibu rumah
Pengetahuan Manfaat Penggunaan Pil KB tangga tentang pengetahuan pil KB
5. Persepsi Ibu Rumah Tangga tentang diperoleh 93,73 %. Responden sebelum
Pengetahuan Pengaruh Penggunaan Pil KB menikah sudah mengetahui pil KB,
Hasil analisis persentase mengenai persepsi berbagai informasi didapatkan dari buku,
ibu rumah tangga tentang pengetahuan Televisi, Internet, informasi dari akseptor
pengaruh penggunaan pil KB masuk yang menggunakan pil KB dan lain
kategori baik, dengan rata-rata persentase sebagainya. Oleh karena itu, setelah
yaitu 77,54 %. Ditinjau dari jawaban menikah responden mengetahui pil KB dan
persepsi ibu rumah tangga tentang dapat mengatur atau membatasi jumlah
69

anak. Responden di Kelurahan Tondo penyuluhan kepada ibu-ibu agar tetap aktif
banyak berpendidikan sampai SMA dan menggunakan kontrasepsi dan memberikan
Sarjana sehingga tingkat pengetahuan pemahaman kepada masyarakat akan
responden mengenai pil KB dikategori pentingnya penggunaan kontrasepsi. Pada
sangat baik. Hal ini didukung oleh Tabel 6 mengenai persepsi ibu rumah
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh tangga tentang pengetahuan manfaat
Radita (2009) mengenai faktor-faktor yang penggunaan pil KB dikategorikan sangat
mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi baik dengan persentase yang diperoleh
yang digunakan pada pasangan usia subur yaitu 91,29 %. Dari hasil wawancara bahwa
membuktikan bahwa pendidikan salah satu responden merasakan manfaat
faktor yang sangat menentukan menggunakan pil KB terutama mereka
pengetahuan dan persepsi seseorang dapat mengatur jumlah anak yang dimiliki,
terhadap pentingnya sesuatu hal, termasuk karena menurut sebagian responden bahwa
pentingnya keikutsertaan dalam program sedikitnya jumlah keluarga maka jumlah
KB dengan menggunakan alat kontrasepsi, kebutuhan dalam keluarga tersebut juga
sehingga disebabkan seseorang menerima sedikit atau dapat terpenuhi sehingga
ide dan tata cara kehidupan baru. Pada responden merasa hidup sejahtera. Tetapi
Tabel 4 menunjukkan bahwa pada indikator ada persepsi lain dari responden bahwa
persepsi ibu rumah tangga tentang jumlah keluarga tidak mempengaruhi
pengetahuan cara penggunaan pil KB jumlah kebutuhan dikarenakan hal tersebut
dikategorikan sangat baik dengan tergantung dari setiap individu yang mau
persentase diperoleh yaitu 94,12 %. berusaha untuk memenuhi kehidupan
Responden selain sudah mengetahui pil keluarganya tersebut. Sehingga hai ini
KB, mereka juga sudah mengetahui cara menyangkut dengan faktor ekonomi setiap
penggunaanya secara baik dan benar hal ini keluarga. Pada Tabel 7 mengenai persepsi
dikarenakan pada saat pertama kali ibu rumah tangga tentang pengetahuan
menggunakan pil KB responden melakukan pengaruh penggunaan pil KB dikategorikan
konsultasi kepada petugas kesehatan. baik dengan persentase yaitu 77,54 %. Dari
Sehingga dalam hal ini bahwa peran hasil wawancara dan penyebaran angket
petugas kesehatan sangat penting dalam para responden sudah mengetahui pengaruh
masalah kesehatan reproduksi ibu. Pada mengenai penggunaan pil KB tersebut dari
Tabel 5 mengenai persepsi ibu rumah apa yang responden alami dan akseptor
tangga tentang pengetahuan penyuluhan pil yang sudah lama menggunakan pil KB.
KB dikategorikan sangat baik dengan Menurut responden walaupun mengalami
diperoleh yaitu 89, 90 %. Responden sudah pengaruh dari pil KB namun mereka tetap
mengetahui banyak hal tentang penyuluhan menggunakannya karena pil KB memiliki
pil KB. Sehingga menurut sebagian manfaat yang sangat baik. Beberapa
responden harus perlu dilaksanakanya pengaruh atau efek yang banyak didapatkan
penyuluhan pil KB dari petugas kesehatan yaitu kenaikan berat badan, mual dan sakit
agar dapat membantu masalah kesehatan kepala. Hal ini didukung oleh penelitian
yang dialami responden selama Widodo (2012) mengenai efek pemakaian
menggunakan pil KB. Menurut Marretyani pil kontrasepsi kombinasi terhadap Persepsi
dalam Wa Ode, dkk (2013) pada penelitian Ibu Rumah Tangga Tentang Penggunaan
di Kelurahan Bangkala Kecamatan Pil KB di Kelurahan Tondo Kecamatan
Manggala Kota Makassar tahun 2010 Mantikulore Kota Palu 44 e-Jipbiol Vol 2,
menunjukkan bahwa adanya hubungan Desember 2013 kadar glukosa darah yang
informasi dari petugas KB dengan membuktikan bahwa selain memungkinkan
penggunaan kontrasepsi pil KB. Wa Ode, timbul efek samping yang berat pada
dkk (2013) berpendapat bahwa kepada pemakai kontrasepsi oral juga bisa timbul
petugas KB untuk meningkatkan pemberian efek samping yang lebih ringan disebabkan
70

oleh komponen-komponen dalam pil Sudjiono. (2005). Pengantar Statistik


tersebut yaitu dari komponen estrogen akan Pendidikan. Jakarta: PT Raja Gravindo
memberikan efek samping ringan berupa Persada. Sugiono. (2009). Metode
rasa mual, retensi cairan, sakit kepala, nyeri Penelitian Pendidikan. Bandung: CV
pada payudara, dan keputihan. Sedangkan Alfabeta.30 November 2012. Tersedia:
komponen progesteron akan menyebabkan http://www. bkkbn. com/pengayoman-
efek samping ringan berupa perdarahan medis- keluarga- berencana
yang tidak teratur, bertambahnya berat OnlineBerencana. Radita, K. (2009).
badan, payudara mengecil, keputihan, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
jerawat dan kebotakan. KESIMPULAN Pemilihan Jenis Kontrasepsi yang
DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan digunakan pada Pasangan Usia Subur. KTI.
hasil penelitian yang telah dilakukan Fakultas Kedokteran. Universitas .
diperoleh kesimpulan yaitu persepsi ibu Tersedia:OnlinePonegoro. Semarang.
rumah tangga tentang penggunaan pil KB http://eprints.undip.ac.id/19194/1/Radita_K
di Kelurahan Tondo Kecamatan u . Wa Ode, Dita, A, Mukhsen, S dan
Mantikulore Kota Palu masuk dalam Arifin, S.28 Oktober 2013sumaningrum.
kategori sangat baik. Dalam hal ini bahwa pdf (2013). Faktor yang Berhubungan
para ibu rumah tangga di Kelurahan Tondo dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi
sudah banyak memahami penggunaan pil Hormonal pada Akseptor KB di Kelurahan
KB baik dari cara menggunakan, manfaat Pasarwajo Kecamatan Pasarwajo
maupun pengaruh yang ditimbulkan. Saran Kabupaten Buton .
Berdasarkan hasil penelititan yang telah Tersedia:OnlineSulawesi Tenggara.
dilakukan maka diharapkan pada peneliti http://repository.unhas.ac.id/Jurnal_Wa .
selanjutnya untuk melakukan penelitian Widodo. (2012). Efek Pemakaian Pil
mengenai persepsi ibu rumah tangga Kontrasepsi28 Oktober 2013Ode_Dita
terhadap efek penggunaan dari pil KB. Arliana.pdf . Tersedia
UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima
http://elib.fk.uwk.ac.id/OnlineKombinasi
kasih sebesarnya-besarnya kepada
terhadap Kadar Glukosa Darah. .28
Ayahanda Sudirman M. Lamangkona dan
Oktober
Ibunda Nuraisah Kasau serta suamiku
tercinta Abdul Karim yang telah banyak 2013asset/archieve/jurnal/vol1.no2.juli201
memberikan motivasi yang tak terhingga. 2 efek- pemakaian-pil-kontrasepsi-
Bapak Drs. Abd. Hakim Laenggeng, kombinasi.pdf.
M.Kes, Bapak Ritman Ishak Paudi, S.Pd,
M. Si dan Bapak Drs. Bustamin, M.Si yang
telah memberikan masukan, arahan dan
saran dala penyelesaian penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA Ali, M. (1993).
Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung:
Angkasa Anni. Anna. (2006). Keluarga
Berencana dan Kesehatan Reproduksi.
Jakarta : Buku Kedokteran. Arikunto.
(1995). Manejemen Penelitian. Jakarta:
Rineka Cipta. Bappenas. (2010).
Kependudukan dan Keluarga . Tersedia:
http://www.OnlineBerencana.
bappenas.go.id/get-file-server/node/6834/
30kependudukan-dan-keluarga-
berencana . BKKBN. (2011). Pengayoman
Medis KeluargaNovember 2012 .
71

HIJP : HEALTH INFORMATION JURNAL PENELITIAN


Tingkat Pemahaman Aseptor KB tentang Penggunaan Alat Kontrasepsi
Hormonal
Reni Devianti Usman1* , Nurfantri 2 , Maman Indrayana 3 1 Jurusan Keperawatan, Poltekkes
Kemenkes Kendari, Indonesia: reni.devianti@gmail.com 2 Jurusan Keperawatan, Poltekkes
Kemenkes Kendari, Indonesia 3 Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Kendari, Indonesia
*(Korespondensi e-mail: reni.devianti@gmail.com)
ABSTRAK Hasil wawancara yang dilakukan pada ibu pengguna alat kontrasepsi hormonal di
Kelurahan Lapulu wilayah kerja Puskesmas Perawatan Abeli bahwa mereka tidak mengetahui
apa itu kontrasepsi hormonal dan kurang mengetahui tentang metode kontrasepsi yang mereka
gunakan dari segi Cara penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal, Keuntungan dan Kerugian
Kontrasepsi Hormonal, Indikasi dan Kontraindikasi kontrasepsi hormonal. Yang mereka ketahui
adalah hanya bagaimana cara menunda kehamilan agar jarak kehamilan tidak terlalu dekat
dengan biaya yang murah.
Tujuan ini yaitu memperoleh gambaran secara umum tentang. Pengetahuan Akseptor Keluarga
Berencana Tentang Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal di Kelurahan Lapulu Wilayah
Kerja Puskesmas Abeli kota Kendari. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan
sampel sebanyak 49 orang. Hasil penelitian ini diperoleh Pengetahuan reponden tentang
manfaat kontrasepsi hormonal diperoleh hasil sebanyak 23 orang (46.94%) yang
pengetahuannya baik sedangkan pengetahuan kurang sebanyak 26 orang (53.06%) sedangkan
Pengetahuan responden tentang efek samping kontrasepsi hormonal yaitu sebanyak 16 orang
(32.65%) pengetahuanya baik sedangkan pengetahuan kurang 33 orang (67.35%). Kata kunci:
Hormonal, Kontrasepsi, Pengetahuan Abstract The results of interviews conducted on mothers
of hormonal contraceptive users in Lapulu Village working area of Abeli Care Center that they
do not know what hormonal contraceptives are and do not know about the contraceptive
methods they use in terms of Hormonal Contraceptives, Hormonal Contraceptive Advantages
and Disadvantages, Indications and Contraindications of hormonal contraceptives. All they
know is just how to delay pregnancy so that the distance of pregnancy is not too close to the low
cost. This goal is to obtain a general overview of Family Planning Acceptance Knowledge about
the use of hormonal contraceptives in Lapulu Village, Abeli Health Centre, Kendari. This type
of research is a descriptive study with a sample of 49 people. The results of this study obtained
respondents knowledge about the benefits of hormonal contraceptives obtained results as many
as 23 people (46.94%) knowledge while knowledge is less than 26 people (53.06%) while
respondents' knowledge of hormonal contraceptive side effects was 16 people (32.65%)
knowledge is good while knowledge is less than 33 people (67.35%). Keywords: Contraceptive,
Hormonal, Knowledge
PENDAHULUAN Paradigma baru (Bahri, dkk. 2006). Pertumbuhan Penduduk
program Keluarga Berencana Nasional adalah perubahan populasi dari sewaktu-
telah diubah visinya dari mewujudkan waktu, dan dapat dihitung sebagai
norma keluarga kecil bahagia sejahtera perubahan dalam jumlah individu dalam
(NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan sebuah populasi menggunakan “ per waktu
“keluarga berkualitas tahun 2015”. unit ”sebutan pertumbuhan penduduk
Keluarga yang berkualitas adalah yang merujuk pada semua spesies, tetapi selalu
sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki mengarah pada manusia dan sering
jumlah anak yang ideal, berwawasan digunakan secara informal untuk sebutan
kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan demografi nilai pertumbuhan penduduk dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa digunakan untuk merujuk pada
72

pertumbuhan penduduk dunia. Menurut bakunya mengandung, estrogen dan


data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS, progesterone (Bazaid, Ali. 2008). Dibawah
2013), Angka kehamilan penduduk pengaruh Hipotalamus, hipofisis
perempuan 10-54 tahun adalah (2,68%), mengeluarkan hormone gonadotropin
terdapat kehamilan pada umur kurang 15 foliccle stimulating hormone (FSH),
tahun, meskipun sangat kecil (0,02%) dan Luteinizing hormone (LH). Hormone-
kehamilan pada umur remaja 15-19 tahun hormon ini dapat merangsang ovarium
sebesar (1,97%). Apabila tidak dilakukan untuk membuat estrogen dan progesterone.
pengaturan kehamilan melalui program Dua hormone yang terakir ini
keluarga berencana (KB) akan menumbuhkan endometrium pada waktu
mempengaruhi tingkat fertilitas di daur haid dalam keseimbangan yang
Indonesia. Menurut Data BPS Provinsi tertentu menyebabkan ovulasi, dan
Sulawesi Tenggara, Jumlah Penduduk penurunan kadarnya mengakibatkan
Sulawesi Tenggara pada Tahun 2009 desintegrasi endometrium dan haid.
tercatat 260.867 jiwa. Jumlah ini meningkat Pengetahuan ini menjadi dasar untuk
menjadi 289.966 jiwa pada Tahun 2010. menggunakan kombinasi estrogen dan
Sedangkan pada tahun 2011 terjadi lagi progesterone sebagai cara kontrasepsi
peningkatan yaitu menjadi 295.737 jiwa. dengan jalan mencegah terjadinya ovulasi
Program keluarga berencana (KB) (Bazaid, Ali. 2011). Proporsi penggunaan
ditujukan untuk meningkatkan derajat KB modern kelompok hormonal menurut
kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak, karakteristik https://myjurnal.poltekkes-
keluarga serta masyarakat pada umumnya. kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-
Dengan pelaksanaan keluarga berencana, 0840|e-ISSN: 2622-5905 Volume 9, Nomor
diusahakan agar angka kelahiran dapat 1, Juni 2017 28 paling tinggi pada
diturunkan, sehingga tingkat kecepatan kelompok umur 25-29 tahun (58,4%), tamat
perkembangan penduduk tidak melebihi SD dan tamat SLTP (57,7%),
kemampuan kenaikan produksi, dan dengan petani/nelayan/buruh (55,2%), tinggal di
demikian diharapkan dapat ditingkatkan pedesaan (56,4%) dan kuintil indeks
taraf kehidupan dan kesejahteraan rakyat kepemilikan menengah bawah (58,2%).
(Bahri, dkk. 2006). Kontrasepsi berasal dari Menurut Survey Riskesdas 2013, pengguna
kata ‘kontra’ yang berarti KB menurut jenis alat/cara KB di Indonesia
mencegah/menghalangi dan ‘konsepsi’ didomonasi oleh pengguna KB jenis
yang berarti pembuahan atau pertemuan Suntikan KB (34,3%). Penggunaan
antara sel telur dengan sperma. Jadi alat/cara KB modern berdasarkan jenis
kontrasepsi dapat diartikan sebagai suatu kandungan hormonal menurut provinsi
cara untuk mencegah terjadinya kehamilan paling tinggi di Kalimantan Tengah (65%)
sebagai akibat pertemuan antara sel telur dan pailing rendah di Papua (17,8%). di
dengan sperma. Kontrasepsi dapat Sulawesi Tenggara yang menjadi Akseptor
menggunakan berbagai macam cara, baik KB mencapai 57% sedangkan akseptor dari
dengan menggunakan hormon, alat ataupun kontrasepsi hormonal sekitar 50%. Manfaat
melalui prosedur operasi (Benson C Ralph, dari kontrasepsi hormonal yaitu: Memiliki
2008). Menurut Survey RISKESDAS 2013, efektivitas yang tinggi bila digunankan
proporsi pengguna KB saat ini terbanyak secara teratur, Nyaman dan mudah
pada kelompok umur 35-39 tahun (66,1%) digunakan Perlindungan dalam jangka
sedangkan pada kelompok umur beresiko panjang, Tidak mempengaruhi ASI, Resiko
masih rendah yaitu 45-49 tahun (40,4%) terhadap kesehatan sangat kecil, tidak
dan kelompok umur 15-49 tahun (46%). mengganggu hubungan seksual, Siklus haid
Kontrasepsi hormonal adalah alat menjadi teratur dapat digunakan jangka
kontrasepsi yang bertujuan untuk mencegah panjang selama perempuan masih ingin
terjadinya kehamilan dimana bahan menggunakanya untuk mencegah
73

kehamilan, Mudah dihentikan setiap saat, Kelurahan Lapulu wilayah kerja Puskesmas
Kesuburan segera kembali setelah Perawatan Abeli bahwa mereka tidak
penggunaan Pil dihentikan, Dapat mengetahui apa itu kontrasepsi hormonal
digunakan sebagai kontrasepsi darurat, dan kurang mengetahui tentang metode
mencegah beberapa penyebab penyakit kontrasepsi yang mereka gunakan dari segi
radang panggul, menurunkan krisis Anemia Cara penggunaan Alat Kontrasepsi
bulan sabit (sickle cell). Adapun Efek Hormonal, Keuntungan Kontrasepsi
Samping dari penggunaan Kontrasepsi Hormonal, Kerugian Kontrasepsi
Hormonal: Berat badan naik/menurun, Hormonal, indikasi kontrasepsi hormonal,
Infeksi pada daerah insersi, Ekspulsi, Kontraindikasi kontrasepsi hormonal,
Perdarahan pervaginam yang penyebabnya waktu penggunaan dari kontrasepsi
belum diketahui, Mual, pusing, muntah hormonal, efek samping dan penanganan
(akibat reaksi anfilatik) Flek hitam pada dari kontrasepsi hormonal . Yang mereka
daerah wajah, Amenorhea (tidak ada ketahui adalah hanya bagaimana cara
perdarahan atau spotting). alasan untuk menunda kehamilan agar jarak kehamilan
tidak menggunakan KB karena masalah tidak terlalu dekat dengan biaya yang
fertilitas dan ingin punya anak murah. https://myjurnal.poltekkes-
mengindikasi kelompok yang tidak ingin kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-
memerlukan KB. Alasan lainnya masalah 0840|e-ISSN: 2622-5905 Volume 9, Nomor
kepercayaan, dilarang suami/keluarga, 1, Juni 2017 29 METODE Jenis Penelitian
kurang pengetahuan, masalah akses alat KB Jenis penelitian ini adalah penelitian
, takut efek samping, dan alasan tidak dekskritif yang dimaksud mendekskripsikan
nyaman (Riskesdas, 2013). Berdasarkan atau menguraikan Gambaran Pengetahuan
data dari Dines Kesehatan Provinsi Akseptor Keluarga Berencana tentang
Sulawesi Tenggara pada tahun 2012 jumlah Penggunaan Alat kontrasepsi Hormonal di
pemasangan alat kontrasepsi IUD (1,47%), Kelurahan Lapulu Wilayah Kerja
MOP/MOW (0,50%), implan (7,51%), Puskesmas Abeli Kota Kendari 2015.
suntik (39,58%), pil (34,61%), kondom Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini
(8,45%), obat vagina (0%), dan lainnya telah dilaksanakan pada tanggal 13 Mei –
(7.90%). Sedangkan pada tahun 2013 24 Mei 2015 di kelurahan Lapulu Wilayah
kontrasepsi IUD (2,04%), MOP/MOW Kerja Puskesmas Abeli Kota Kendari.
(0,57%), implant (7,47%), suntik (44,93%), Populasi dan Sampel Populasi dalam
pil (35,26%), kondom (9,36%), obat vagina penelitian ini adalah semua ibu yang
(0%), dan lainnya (0%). Dari Observasi menggunakan kontrasepsi hormonal di
awal yang dilakukan Peneliti di Kelurahan kelurahan lapulu Wilayah Kerja Puskesmas
Lapulu Puskesmas Abeli yang Abeli periode Januari – Maret 2015
mengguanakan Alat Kontrasepsi 216 orang. sebanyak 163 orang. Teknik pengambilan
Sedangkan data Pada tahun 2015 periode sampel menggunakan Teknik Random
Januari- Maret jumlah Kepala Keluarga Sampling. Teknik ini digunakan bila
1360 orang dengan Pasangan usia subur populasi anggotanya tidak homogen
(PUS) berjumlah 293 orang. Kemudian sehingga persentase pengambilan sampel
jumlah Akseptor yang Menggunakan KB sebesar 30% dari total populasi 163 orang .
Hormonal 163 orang, diantarnya, yang jadi 30%×163/100 maka diperoleh jumlah
menggunakan AKDR 1 orang, pil KB 65 sampel sebanyak 49 orang. Pengumpulan
orang, Suntikan 74 orang dan implan 23 Data Ada dua metode pengumpulan data,
orang . Jadi akseptor kontrasepsi hormonal data primer diperoleh langsung dari
di Kelurahan Lapulu Puskesmas Abeli responden dan data sekunder diperoleh dari
berjumlah 163 orang. Berdasarkan hasil instansi terkait yang berhubungan dengan
wawancara yang dilakukan pada ibu penelitian. Instrumen yang digunakan
pengguna alat kontrasepsi hormonal di dalama penelitian ini adalah kuesioner.
74

Pengolahan dan Analisis Data Pertama- Kontrasepsi Jenis Kontrasepsi Hormonal F


tama menberi kode pada lembar kuisioner. % Pil 14 28.57 Suntik 20 40.82
Pengisian berdasarkan pelaksanaan setiap Implant/Susuk 15 30.61 Jumlah 49
indikator yang diamati pada responden 100.00% Sumber data: hasil analisis data
tersebut kemudian dilakukan Editing untuk penelitian Akseptor jenis KB hormonal
meneliti setiap item penilaian/ memeriksa yang tertinggi yaitu metode suntik
data yang telah dikumpulkan. Editing (40.82%) berjumlah 20 responden
meliputi kelengkapan pengisian, kesalahan sedangkan yang terendah adalah metode
pengisian dan konsistensi dari setiap kontrasepsi pil berjumlah 14 responden
pelaksanaan indikator yang diteliti setelah (28.57%). Tabel 4. Distribusi Responden
itu dilakukan skoring yaitu memberi skor berdasarkan Jumlah Anak Jumlah Anak F
pada data yang telah dikumpulkan. Dan % 1 8 16.32 2 16 32.65 3 13 26.53 4 5
tahap akhir tabulasi data merupakan 10.20 5 5 10.20 6 2 4.08 Jumlah 49 100.00
kelanjutan dari pengkodean pada proses Sumber data: hasil analisis data penelitian
pengolahan dalam hal ini setiap data Jumlah anak yang tertinggi yaitu jumlah
tersebut dikoding kemudian ditabulasi agar anak 2 yaitu 16 responden (32.65%)
lebih mempermudah penyajian data dalam sedangkan yang terendah adalah jumlah
bentuk distribusi frekuensi. Setelah anak 6 yaitu 2 responden (4.08%). Tabel 5.
melakukan observasi pengisisan kuesioner Distribusi Tingkat Pengetahuan Akseptor
kemudian dilakukan analisis univariat tentang Manfaat Kontrasepsi Hormonal
dengan cara menampilkan distribusi dan Manfaat F % Baik 23 46.94 Kurang 26
persentase frekuensi variable yang di teliti 53.06 Jumlah 49 100.00 Sumber data: hasil
dari suatu populasi dan hasil observasi analisis data penelitian Pengetahuan aseptor
tersebut di persentasikan dalam bentuk tentang manfaat penggunaan kontrasepsi
tabel distribusi frekuensi dan diuraikan hormonal tidak jauh berbeda, baik pada
dalam bentuk narasi untuk selanjutnya kategori ‘baik’ atau ‘kurang’. Tabel 6.
dilakukan pembahasan. HASIL Tabel 1. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden
Distribusi Responden berdasarkan Usia tentang Manfaat Kontrasepsi Hormonal
Umur F % 20-25 9 18.37 26-30 12 24.49 Manfaat F % Baik 14 28.57 Kurang 35
31-35 11 22.45 36-40 9 18.37 41-45 5 71.43 Jumlah 49 100.00 Sumber data: hasil
10.20 46-50 3 6.12 Jumlah 49 100.00 analisis data penelitian Pengetahuan ibu
Sumber data: hasil analisis data penelitian yang menggunakan alat kontrasepsi
Frekuensi tertinggi akseptor KB hormonal hormonal di kelurahan Lapulu wilayah
yaitu di usia 26 – 30 tahun berjumlah 12 kerja Puskesmas Abeli adalah yang
responden (24.49%) sedangkan rentang usia pengetahuannya kuarang (71.43%)
terendah adalah 46- 50 yaitu 3 responden sebanyak 35 responden sedangkan yang
(6.12%) Tabel 2. Distribusi Responden pengetahuanya baik 14 responden
berdasarkan Pendidikan Pendidikan F % (28.57%). Tabel 7. Tingkat Pemahaman
SD 21 42.86 SMP 15 30.61 SMA 12 24.49 Akseptor tentang Efek Samping
PT 1 2.04 49 100.00 Sumber data: hasil Penggunaan Kontrasepsi Hormonal
analisis data penelitian Frekuensi tingkat Pengetahuan F % Baik 33 67.35 Kurang 16
pendidikan tertinggi pada akseptor KB 32.65 Jumlah 49 100.00 Sumber data: hasil
Hormonal adalah SD yang berjumlah 21 analisis data penelitian Kendatipun lebih
responden (42.86%) sedangkan yang paling dari setengah akseptor telah memahami
rendah adalah PT sebanyak 1 responden efek samping penggunaan kontrasepsi
(2.04%). https://myjurnal.poltekkes- hormonal dengan baik, namun masih
kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083- terdapat dari mereka yang kurang
0840|e-ISSN: 2622-5905 Volume 9, Nomor memahaminya. PEMBAHASAN
1, Juni 2017 30 Tabel 3. Distribusi Pengetahuan adalah segala sesuatu yang
Responden berdasarkan Penggunaan Jenis ada dikepala kita. Kita dapat mengetahui
75

sesuatu berdasarkan pengalaman yang kita tidak mempengaruhi produksi ASI dan
miliki selain pengalaman, kita juga menjadi kesuburan akan segera kembali setelah
tahu karena kita diberitahu oleh orang lain. pencabutan implant (Inggit, 2011). Manfaat
Pengetahuan juga didapatkan dari tradisi Kontrasepsi Hormonal Dari hasil penelitian
(Notoatmodjo, 2007). Dari wawancara responden yang pengetahuan tentang
selama penelitian responden mengatakan manfaat dari Penggunaan Kontrasepsi
mereka tidak mengetahui jenis kontrasepsi Hormonal di Kelurahan Lapulu Wilayah
apa yang digunakan. Mereka hanya tahu Kerja Puskesmas Abeli Kota Kendari 2015
tentang bagaimana cara mecegah terjadinya adalah sebanyak 23 orang (46.94%) yang
kehamilan dan menunda jarak kelahiran pengetahuanya baik, sedangkan 26 orang
antara anak pertama dan anak selanjutnya. (53.06%) yang pengetahuannya kurang. Hal
Hasil penelitian menunjukan bahwa ini di karenakan tingkat pendidikan
kontrasepsi hormonal jenis suntik yang responden yang rendah. Dari 49 responden
paling banyak penggunaanya sekitar 20 diantaranya 21 orang (42.86%) memiliki
orang (40.82%). Hal ini disebabkan karena tingkat pendidikan rendah yaitu sekolah
rentang waktu menyuntik 1 bulan - 3 bulan, dasar (SD). Dimana dengan pendidikan
artinya jangka waktu penggunaannya tidak orang akan mengalami proses belajar untuk
terlalu cepat dan tidak terlalu lama sehingga mengetahui sesuatu sehingga pengetahuan
apabila ingin punya anak lagi dapat bertambah khususnya manfaat
penggunaanya bisa segera dihentikan. Bila kontrasepsi hormonal. Dari wawancara
dibandingkan dengan kontrasepsi hormonal selama penelitian yaitu responden
jenis pil, yang penggunaanya harus mengatakan kurang mengetahui tentang
diminum setiap hari, kemungkianan manfaat kontrasepsi hormonal. Pendapat
akseptor lupa untuk diminum sehingga responden yaitu mereka menggunakan
timbul resiko untuk terjadinya kontrasepsi hormonal jenis Suntik karena
https://myjurnal.poltekkes- ingin menambah berat badan, yang
kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083- menggunakan jenis pil karena di peroleh
0840|e-ISSN: 2622-5905 Volume 9, Nomor gratis dari posyandu kemudian apabila
1, Juni 2017 31 kehamilan. Pada usia lebih habis dapat dibeli di apotek dengan harga
dari 35 tahun kontrasepsi hormonal jenis pil yang murah selain itu bisa menambah berat
dapat menyebabkan resiko terjadinya badan. Sedangkan implant alasan
serangan jantung. Sedangkan kontrasepsi pemakaiannya yaitu masa kerja yang lama.
hormonal jenis implan yang berbentuk Terdapat beberapa faktor yang dapat
batang, panjang 4 cm, berisi hormone mempengaruhi seseorang, salah satunya
progesterone yang membutuhkan prosedur adalah pendidikan. Semakin tinggi tingkat
invasif minimal di kulit bagian lengan atas pendidikan seseorang maka semakin cepat
yang pemasanganya harus dilakukan kemampuanya untuk memahami suatu
dengan petugas kesehatan. Akseptor objektif. Termasuk dalam hal ini responden
kontrasepsi hormonal jenis pil yaitu 14 penelitian yang sebagian besar tingkat
orang (28.57%). kontrasepsi pil termaksud pendidikannya adalah SD. Pemahaman
kontrasepsi yang sangat efektif. saat ini responden tentang manfaat kontrasepsi
terdiri dari pil kombinasi dan mini pil. Cara hormonal sebagaimana prosedur tindakan
kerja pil KB adalah dengan mencegah saat akseptor datang ke pelayanan
pelepasan sel telur. Pil mempunyai tingkat kesehatan dimana petugas kesehatan
keberhasilan yang tinggi bila digunakan berkewajiban memberikan informasi yang
dengan tepat dan teratur. Sedangkan berkenaan dengan alat kontrasepsi
akseptor kontrasepsi hormonal jenis implan hormonal termaksud memberikan
yaitu 15 orang (30.61%). Hal ini penjelasan tentang kontrasepsi hormonal.
disebabkan karena implant memiliki masa Namum, kemampuan responden untuk
kerja yang lama yaitu 3 tahun, kemudian menerima dan mengolah informasi
76

bergantung pada setiap orang. Salah Karena Masa pencegahan kehamilan pasca
satunya yaitu kemampuan kognitif melahirkan yakni umur 20- 35 tahun yang
seseorang (Notoatmodjo, 2007). Tingkat baik berjarak dua sampai empat tahun dari
pendidikan rendah (SD) maka akan anak pertama ke anak kedua, alat
menghambat perkembangan dan sikap kontrasepsi yang baik digunakan adalah pil,
seseorang terhadap nilai-nilai yang baru suntik, dan implan. Sedangkan Alat
diperkenalkan.. Ketidaktahuan dapat kontrasepsi yang baik pada masa
disebabkan karena pendidikan yang rendah, pencegahan kehamilan di atas umur 35
seseorang dengan tingkat pendidikan yang tahun adalah IUD, tubektomi dan
rendah akan sulit menerima pesan, vasektomi. Umur 35 tahun secara biologis
mencerna pesan, dan informasi yang tubuh seorang wanita tidak mendukung
disampaikan. Namun, Peningkatan kehamilan dengan baik dan cenderung akan
pengetahuan tidak mutlak dipengaruhi oleh menimbulkan komplikasi (Nawirah, 2014).
pendidikan formal tetapi juga didapat dari Selain itu faktor yang mempengaruhi
pendidikan non formal (Nursalam, 2008). pengetahuan yaitu informasi. Hal ini
Faktor lain yaitu jumlah anak. Artinya disebabkan karena tingkat pendidikan
dengan pengetahuan yang rendah maka akseptor yang rendah (SD) maka sumber
menyebabkan pelayanan KB di Kelurahan informasi yang mereka dapatkan itu kurang.
Lapulu tidak berhasil di karenakan Sehingga petugas kesehatan perlu
tingginya jumlah anak yang lebih dari 2 memberikan informasi lagi terhadap
anak yaitu sekitar 25 orang. Efek Samping masyarakat (ibu) untuk lebih meningkatkan
Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Dari penyuluhan tentang kontrasepsi hormonal.
hasil penelitian responden yang Sumber Informasi diperoleh dari
pengetahuan tentang efek samping dari pendidikan formal, pendidikan non formal,
https://myjurnal.poltekkes- media seperti televisi, surat kabar radio, dan
kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083- internet. Sumber informasi dapat
0840|e-ISSN: 2622-5905 Volume 9, Nomor merangsang pengetahuan. Seseorang
1, Juni 2017 32 Penggunaan Kontrasepsi menerima informasi tersebut akan
Hormonal di Kelurahan Lapulu Wilayah mempunyai persepsi dan pandangan yang
Kerja Puskesmas Abeli Kota Kendari 2015 berbeda dengan orang lain, sehingga akan
adalah sebanyak 16 orang (32.65%) yang mempengaruhi tingkat pengetahuan
pengetahuanya baik, sedangkan 33 orang (Notoatmodjo, 2007). KESIMPULAN
(67.35%), yang pengetahuannya kurang. DAN SARAN Pengetahuan reponden
Dari wawancara selama penelitian tentang manfaat kontrasepsi hormonal
responden mengatakan baru tahu akan diperoleh hasil sebanyak 23 orang (46.94%)
adanya efek samping dari kontrasepsi yang pengetahuannya baik sedangkan
hormonal. keluhan seperti pusing, mual, pengetahuan kurang sebanyak 26 orang
muntah, berat badan naik, tekanan darah (53.06%). Pengetahuan responden tentang
meningkat, timbulnya flek hitam pada efek samping kontrasepsi hormonal yaitu
wajah merupakan gejala biasa yang di sebanyak 16 orang (32.65%)
timbulkan dari faktor makanan. Sedangkan pengetahuanya baik sedangkan
perdarahan bercak di persepsikan sebagai pengetahuan kurang 33 orang (67.35%).
sisa darah menstruasi yang belum semua DAFTAR PUSTAKA Bahri, abdul
keluar. Salah satu faktor yang saifuddin dkk. 2006. Buku Panduan Praktis
mempengaruhi pengetahuan adalah usia. Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina
Dari hasil penelitian rentan usia 20-35 Pustaka Sarwono Prawihardjo: Jakarta
tahun berjumlah 32 orang sedangkan usia Bazaid, Ali. 2008. Kontrasepsi Hormonal.
36-50 tahun adalah 17 orang. Kelompok Yayasan Bina Pustaka Sarwono
usia 36-50 tahun sangat beresiko Prawirohardjo: Jakarta Bazaid, Ali. 2011.
menggunakan kontrasepsi hormonal. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka
77

Sarwono Prawirohardjo: Jakarta Benson, C


Ralph. 2008. Buku Saku Obstetri &
Ginekologi. EGC.: Jakarta Data BPS
Provinsi Sulawesi Tenggara 2012. Jumlah
Penduduk 2009-2012. Depkes RI.2013.
Laporan Hasil Kesehatan Dasar
(Riskesdas). Inggit, 2011. Gambaran
Pengetahuan Akseptor KB Tentang Alat
Kontrasepsi Di Puskesmas Tariwuta
Kecamatan Tariwuta Kaabupaten. Kolaka.
Skripsi tidak dipubliksikan. Jurusan
Keperawtan Poltekkes Kendari Nawirah,
2014. “Faktor Yang Mempengaruhi
Pemilihan Kontrasepsi IUD Di Wilayah
Kerja Puskesmas Wonomulyo Kecamatan
Wonomulyo Kabupaten Polman”.
Notoadmojo, 2007. Ilmu Kesehatan
Masyrakat & Seni. Rineka Cipta: Jakarta
https://myjurnal.poltekkes-
kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-
0840|e-ISSN: 2622-5905 Volume 9, Nomor
1, Juni 2017 33 Nursalam, 2008. Konsep
dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta
INFORMASI TAMBAHAN Lisensi
Hakcipta © Usman, Reni Devianti dkk.
Artikel akses terbuka ini dapat disebarkan
seluas-luasnya sesuai aturan Creative
Commons Attribution-ShareAlike 4.0
International License dengan catatan tetap
menyebutkan penulis dan penerbit
sebagaimana mestinya. Catatan Penerbit
Polekkes Kemenkes Kendari menyatakan
tetap netral sehubungan dengan klaim dari
perspektif atau buah pikiran yang
diterbitkan dan dari afiliasi institusional
manapun.
78

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN
Jalan Beliang No.110 Palangka Raya Telp/Fax.
(0536) 3227707

LEMBAR KONSULTASI
Nama Mahasiswa : Trisia Vironika
NIM : 2018. C. 10a. 0990
Angkatan : X (Sepuluh)
Tahun Ajaran/Semester : 2020/VI(Enam)
Pembimbing Akademik : RimbaAprianti, S. Kep.,Ners

No Hari/Tanggal Topik TTD TTD


Pembimbing Mahasiswa
Kamis, 06 Sarjana Keperawatan Tingkat 3B is
1. inviting you to a scheduled Zoom
Mei 2021
meeting.

Topic: Konsul PPK 3 Kelompok 4


Time: May 06, 2021 01:00 PM Jakarta Rimba
Aprianti, S. Trisia
Join Zoom Meeting Kep.,Ners Vironika
https://us02web.zoom.us/j/87695045716?
pwd=MmRWeS9vVWhCSlBBUlV1OEY
wMHF3dz09
Meeting ID: 876 9504 5716
Passcode: 215475
79

2. Jumat, 07 Sarjana Keperawatan Tingkat 3B is


inviting you to a scheduled Zoom
Mei 2021
meeting.
Trisia
Topic: Konsul PPK 3 Kelompok 4 Vironika
Time: May 07, 2021 01:00 PM Jakarta
Rimba
Join Zoom Meeting Aprianti, S.
https://us02web.zoom.us/j/87695045716? Kep.,Ners
pwd=MmRWeS9vVWhCSlBBUlV1OEY
wMHF3dz09
Meeting ID: 876 9504 5716
Passcode: 215475
80

3. Selasa, 11 Sarjana Keperawatan Tingkat 3B is


inviting you to a scheduled Zoom
Mei 2021
meeting.

Topic: Konsul PPK 3 kelompok 4


Time: May 11, 2021 01:00 PM Jakarta Trisia
Join Zoom Meeting Rimba
Aprianti, S. Vironika
https://us02web.zoom.us/j/87081708608? Kep.,Ners
pwd=KzFFeC92SHFxNy9BYWdPdjZqK
2R1dz09
Meeting ID: 870 8170 8608
Passcode: ekaharap
81

Anda mungkin juga menyukai