Angkatan 2010
3. Pada penyakit jantung rematik katup yng paling sering terkena dampknya :
a. Tricuspid
b. Mitral
c. Aorta
d. Pulmonal
e. VSD
5. Kematian mendadak pada jam-jam pertama pada infark miokard akut sering disebabkan:
a. Tromboemboli
b. Dekompensasi kordis
c. Aritmia
d. Pericarditis
e. Shock
7. Pemeriksaan denyut nadi penderita dengan pulse pressure melebar dan bising sistolik pada ICS II parasternal kanan
didapatkan pada penderita:
a. Aorta stenosis
b. Ventricular septal defect
c. Stenosis pulmonalis
d. Atrial septal defect
e. Mitral stenosis
15. Tanda tanda konsolidasi pada pneumonia dapat terdeteksi pada tahap proses inflamasi:
a. Hepatisasi kelabu
b. Hiperemi
c. Resolusi
d. Kongesti
e. Fibrosis
28. Penyakit infeksi brikut merupakan “Re-emerging disease” : penyakit lama menimbulkan mslh bru dbuku schitomiasis sm
scrub typhus
a. Flu burung
b. Infeksi Dengue (emerging)
c. Taeniasis
d. Filariasi (emerging)
e. Toksoplasma
30. yang khas pada penderita leukemia akut : demam,pendarahan,anemia menonjol,sel blastnya 30-100%
a. jarang ada demam
b. splenomegaly massif
c. jarang ada perdarahan
d. leukemia gap positif
e. sel blast darah perifer > 5%
34. diagnostic pasti adanya Non-Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) adalah:
a. pemeriksaan tes fungsi hati (SGOT,SGPT)
b. pemeriksaan kadar gula darah dan proful lemak darah
c. pemeriksaan ultrasonografi (USG) perut
d. pemeriksaan biopsi hati
e. pemeriksaan imaging dengan CT-scan
35. gejala tanda hipertensi portal sirosis hati, antara lain: varises gaster,gastropati kongesti
a. adanya varises esophagus
b. hipoalbuminemia
c. hipertransaminase
d. hiperbilirubinemia
e. hepatomegaly
40. Obat golongan NSAID dapat menimbulkan kerusakan mukosa lambung karena :
a. Penurunan sekresi HCl
b. Penurunan sekresi mucin
c. Peningkatan sekresi HCO3
d. Penurunan proliferasi sel
e. Peningkatan aliran darah
COX1 menghambat dintesa PG (fx PG : hambat sekresi HCl, merangsang sekresi mucin)
41. Tanda aktif infeki virus hepatis B kronis ditentukan dengan pemeriksaan
a. USG bdomen
b. Kadar HBV DNA
c. Kadar HsAg
d. Kadar HBeAg
e. Kadang transaminase
42. Salah satu tanda atropinisasi telah tercapai pada tata laksana keracunan insektisida antara lain:
a. Miosis
b. Muka pucat
c. Psikosis
d. Kulit berkerigat
e. Ipotermia
45. Definisi penyait ginjal kronis apabila selama lebih besar atau sama dengan 3 bulan, GFR:
a. < 90 ml/menit/1,73 m2
b. < 60 ml/menit/1,73 m2
c. < 50 ml/menit/1,73 m2
d. <30 ml/menit/1,73 m2
e. <15 ml/menit/1,73 m2
↑Nephritic syndrome:Oliguria,Hematuria:
red cell casts,Proteinuria : usually
<3g/day,Edema,Hypertension,Abrupt onset, usually self-limiting
48. Gambaran klinis yang menonjol pada sinroma nefritik adalah
a. Edema anasarka
b. Hematuria
c. Proteinuria massif
d. Leukositoria
e. Hipoalbuminemia
49. Wanita 38 tahun datang ke Poli jantung dengan keluhan berdebar-debar sejak 2 bulan.pemeriksaan fisik didapatkan T:
90/60, N: 99x/menit tak teratur, frekuensi nafas : 24 x/menit, suhu 36,8 C. Tidak ada pembesaran jantung, terdenar
bising diastolic grade 3/6 di apex. Paru, abdomen, dan ekstrimitas tidak ditemukan kelainan. EKG menunjukkan fibrilasi
atrial dengan respon vetrikel : 60-120 x/menit. Diagnose kerja yang paling tepat:
a. Tricuspid stenosis
b. Mitral stenosis
c. Aorta regurgitasi
d. Mitral regurgitasi
e. Pulmoal stenosis
f. Seharusnya kalo bising diastol mitral ama tricuspid membuka,aorta pulmo nutup
50. Pria47 tahun datang ke UGD dengan keluhan sesak napas, mendadak di pagi hari sewaktu berangkat kerja disertai
keringat dingin dan lemas. Dua hari sebelumnya ia menderita sakit flu. Batuk berdahak semula berwarna putih berubah
kemerahan saat dibawa ke rumah sakit. Pada pemerikasaan fisik didapatkan tensi 170/100 mmHg, didapatkan ronkhi
seluruh lapangan paru. Hepar tidak teraba, akral dingin dan taka da edma. Gula darah acak: 160 mg/dl, serum
kreatinin : 1,0 mg/dl, CKMB: 14; SGOT: 24; ECG: irama sinus 90x/menit , infark miokard lama anterior luas (riwayat
pjk). Pernyataan dibawah yang merupakan diagnosis penderita diatas:
a. Hipetensi krisis
b. Edema paru akut
c. Sindroma coroner akut
d. Gagal jantung kelas fungsional 2
e. Infeksi saluran nafas atas
51. Wanita 56 tahun dating tanpa keluhan membawa hasil checkup gula darah puasa mg/dl dan 2 ja setelah beban glukosa
75 g 137 mg/dl. Ayah penderita meninggal oleh karena DM. Diagnosis yang paling mungkin untuk orang ini adalah
a. DM T2
b. Ganguan toleransi glukosa
c. Gangguan gula darah puasa
d. Normal
e. DM tipe 1
Normal Increased risk for diabetes = DM
prediabetes
IFG IGT
2-h PG < 140 mg/dl < 140 mg/dl 140-199 > 200
mg/dl
(75g.OGTT)
52. Laki-laki 60 tahun datang dengan keluhan sesak napas, batuk disertai sputum dan bengkak kedua tungkai bawah.
Penderita gelisah, tensi 160/80 mmHg, nadi 120x/menit, terdengar bising sistolik diapeks nada tinggi derajat 3/6
menjalar ke aksila. Diagnosis yang tepat untuk penderita ini:
a. Penyakit jantung koroner
b. Penyakit jantung hipertensi
c. Penyakit jantung mitral stenosis
d. Penyakit jantung mitral regurgitasi
e. Penyakit jantung paru
53. Wanita, 21 tahun, datang dengan keluhan demam 3 minggu disertai bercak di pipi dan di daun telinga, sariawan, rambut
rontok, linu-linu, sesak nafas. Pemeriksaan laboratorium didapatkan Autoimmune Hemolytic Anemis dan LED
meningkat. Diagnosis dari pasien tersebut adalah
a. Acquired Immunodeficiency Syndrome
b. Systemmic Inflammatory Response Syndrome
c. Systemic Inflammatory Arthritis
d. Systemic Lupus Erythematosus
e. Systemic Autoimmune Disease
54. Laki-laki 63 tahun datang dengan keluhan mual mmuntah, sesak nafas, sering kencing, banyak minum, penurunan berat
badan. Riwayat Dm selama 12 tahun. Sejak 3 hari merasa demam, sakit waktu kencing. Didapatkan kesadaran menurun,
tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 110/menit, suhu tubuh 39OC, pernafasan 32x/menit cepat dan dalam .
Pemeriksaan jantung, paru, dan abdomen normal. Ekstremitas akral dingin, tidak edema. Hb 12 g/dL, lekosit 17.000,
trombosit 256.000; UL: glukosa (+3), protein (-), bilirubin (-), urobilin (-), sedimen: eritrosit 0-1, lekosit 8-10; gula darah
sewaktu 450 mg/dl, analisa gas darah didapatkan asidosis metabolik. Diagnosis yang paling mungkin untuk penderita ini
adalah:
a. DM tipe2 dengan komplikasi pneumonia
b. DM tipe2 dengan komplikasi HHS ( hiperglikemi non ketotik hiperosmolaritas syndrome
c. DM tipe2 dengan komplikasi KAD (ketonasidosis diabetik) ↓ kesadran,asidosis,hiperglikemi
pernafasan 32x/menit cepat dan dalam= kusmol px asidosis untuk kompensasi napas
d. DM tipe2 dengan komplikasi edema paru
e. DM tipe2 dengan komplikasi tuberkulosis
55. Laki-laki 40th datang ke poliklinik dengan keluhan batuk dan sesak seja 5 hari. Batuk disertai dahak, semula dahak putih
encer lalu berubah kental kekuningan, sesekali disertai darah. Terdapat demam dan nyeri dada saat menarik napas.
Perkusi di hemitoraks kanan redup dan auskultasi terdengar ronkhi. Dengan data tersebut maka sebagai diagnosisnya
adalah:
a. Penumonia demam + sesak
b. Tuberkulosis paru batuk > 2 minggu
c. Edema paru nda ada batk
d. Abses paru adanya nyeri dada
e. Pneumotoraks perkusi hipersonor
56. laki-laki 23 tahun pekerjaan tidak tetap datang ke rumah sakit dengan panas badan dan batuk lebih drai 1 bulan.
Penderita sudah 3 tahun memakai narkoba, dna riwayat kontak seksual dengan wanita tuna susila. Pernyataan yang
benar adalah
A. Hasil pemeriksaan serologi HIV pada penderita tersebut pasti positif terinfeksi HIV
b. Perlu diobati sebagai penderita AIDS
c. Perlu diberikan konseling pre dan post pemeriksaan serologi
d. Dengan pengobatan antiretroviral infeksinya pasti teratasi
e. Perlu dilakukan isolasi terhadap penderita di ruangan khusus
57. Wanita 32 tahun datang ke UGD karena sesak nafas, mata dan mulut bengkak, bercak merah, seluruh tubuh terasa gatal
yang timbul 2 jam setelah pasien meminum amoksisilin 500 mg. Tekanan darah 90/60, nadi 112x/menit, nafas
26x/menit, didapatkan edema palpebra dan mulut, wheezing pada kedua lapangan paru, urtikaria seluruh tubuh. Terapi
paling awal adalah
a. Injeksi epinefrin 1/1000 0,3 ml IM
b. Injeksi Difenhidramin 50 mg IV
c. Drip Metilprednisolon 125 mg IV
d. Nebulisasi dengan salbutamol
e. Injeksi Ranitidin 150 mg IV
58. Wanita 25 th datang ke poliklinik dengan seluruh muka gatal, disertai papula-papula eritematus dan beberapa vesikel.
Dari anamnesis didapatkan pemakaian krim kosmetik tidak jelas merknya pada muka sejak 1 minggu yang lalu. Reaksi
alergi yang mendasari kelainan melibatkan peranan
a. Limfosit B
b. Limfosit T
c. Ig E
d. Ig G
e. Kompleks antigen-antibodi
59. Laki-laki 40 tahun datang ke poliklinik karena tidak bisa berjalan karena kaki kanan bengkak dan nyeri untuk berjalan.
Sebelumnya belum pernah nyeri sendi. Nyeri sendi kaki mendadak setelah makan gado-gado. Pada pemeriksaan fisik
sendi MTP 1 kanan bengkak disertai tanda-tanda radang, sendi yang lain dalam batas normal. Diagnosis yang tepat
adalah
a. Gout arthritis
b. Osteoarthritis
c. Rheumatoid Arthritis
d. Pseudo Gout
e. Ankilosing spondilitis
60. Pria 50 tahun datang dengan keluhan kepala pusing dan kedua telapak tangan teraas tebal dan kesemutan sejak 4 bulan.
Juga dirasakan telinga berdengung, muka terasa tebal dan berat. Tak ada perdarahan atau benjolan di tubuhnya.
Pemeriksaan fisik didapatkan pletore (muka merah). Hati teraba 2 cm bawah iga kanan, limpa teraba S2. Hb 23 g/dl,
lekosit 12.000/cmm, trombosit 450.000 cmm, PCV 64%. Hapusan darah tepi tampak polikromasi, didapatkan rulo,
leukosit jumlah normal tak ada sel muda, trombosit normal. Diagnosis pada pasien ini adalah
a. Leukemia kronik granulositik
b. Leukemia akut
c. Polisitemia vera
d. Trombositosis esensial
e. Mielofibrosis
61. Pria 45 tahun datang dengan benjolan sebesar telur di bawah telinga kanan, tidak nyeri sejak 3 bulan makin membesar.
Tidak ada benjolan di tempat lain. Penderita juga mengeluh keringat malam, berat badan turun dan sumer-sumer.
Didapatkan massa di infraaurikuler dextra padat kenyal, mobile, tak nyeri. Tak ada anemia atau ikterus. Suhu sekitar
37oC, hepar tak teraba, lien teraba S2, Hb 12,5 g/dL, lekosit 11000/cmm, trombosit 350.000/cmm, LED 60-100. Hapusan
darah tepi normokrom normositer, tidak didapatkan normoblast, tak ada sel muda, trombosit normal. Kemungkinan
diagnosis penderita ini adalah:
a. Anemia hemolitik
b. Leukemia kronik
c. Limfoma maligna
d. ITP
e. Leukemia akut
62. Laki-laki 56 tahun datang ke IRD dengan keluhan sesak nafas 3 hari memberat sejak hari ini. Riwayat hipertensi 10
tahun. Kencing sedikit 500-700 cc/hari. Kesadaran komposmentis, lemah. tensi 190/100, nadi 110x/menit, RR
40x/menit, suhu 36,7oC. Wajah agak sembab, konjungtiva anemis, didapatkan ronchi basah halus di kedua lapangan
paru, tangan dan kaki agak bengkak. Diagnosis yg paling mendekati kebenaran dari pasien ini adalah:
a. Nephrotic syndrome
b. Diabetic Kidney Disease
c. Chronic Kidney Disease
d. Nephritic syndrome
e. Acute Kidney Injury
63. Wanita 28 tahun didiagnosis infeksi HIV dan mendapat terapi antiretroviral DUviral (gabungan Zidovudin 300 mg dan
Lamivudin 150 mg) 2 x 1 tablet, Nevirapin 2 x 1 tablet, Flukonazol 50 mg 2 x 1 tablet untuk terapi mikosis oris, dan
klindamisin 3 x 300 mg untuk selulitis pedis. Dua minggu kemudian ia datang dengan demam dan bercak kemerahan
seluruh tubuh yang kemudian melepuh dan mengelupas. Berdasarkan data epidemiologi, penyebab utama
hipersensitivitas terhadap obat pada pasien ini adalah:
a. Zidovudin
b. Lamivudin
c. Nevirapin
d. Flukonazol
e. Klindamisin
64. Laki-laki 40 tahun datang ke UGD dengan keluhan jumlah kencing menurun, demam, nyeri pada persendian tangan dan
kaki. Didapatkan riwayat minum obat tablet alopurinol 300 mg sejak 1 minggu sebelum keluhan timbul. Suhu aksiler
38oC, rash seluruh tubuh, lain-lain normal. Dari pemeriksaan penunjang didapatkan eosinofilia, proteinuria,
mikrohematuria, gangguan fungsi ginjal. Apakah diagnosis yang paling mungkin pada kasus ini?
a. Sindroma nefrotik
b. Glomerulonefritis akut
c. Glomerulonefritis kronis
d. Nekrosis tubuler akut
e. Nefritis interstitial akut
65. Wanita usia 50 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak napas mendadak saat istirahat tanpa riwayat sesak
sebelumnya, disertai batuk-batuk dengan riak kemerahan, keringat dingin, gelisah. Tekanan darah 220/120 mmHg
disertai wheezing dan ronchi basah di seluruh lapangan paru. Diagnosisyang paling mendekati pada pasien ini adalah
a. PPOK
b. Asma bronkiale
c. Gagal jantung kanan akut
d. Gagal jantung kiri akut
e. PPOK dengan infeksi sekunder
66. Laki-laki 60 tahun dengan TB paru BTA 2+ telah mendapatkan obat anti tuberkulosis (OAT) selama 2 bulan. Berdasarkan
anamnesis, batuk berkurang, dan berat badan naik 1 kg. Pemeriksaan sputum BTA akhir fase intensif menunjukkan BTA
2+. Langkah apa yang selanjutnya dilakukan?
a. Mengulang pemeriksaan sputum BTA
b. Melakukan pemeriksaan foto toraks
c. Mengganti dengan OAT kategori-2
d. Menambah OAT lini ke-2
e. Memberi OAT sisipan
67. Laki-laki 46 tahun dengan TB paru BTA 2+, telah minum OAT kategori 2 selama 1 bulan, datang ke puskesmas dengan
keluhan mata kuning dan kencing seperti teh. Obat manakah yang mungkin menyebabkan keluhan tersebut?
a. Etambutol
b. Kanamisin
c. Rifampisisn
d. Levofloksasin
e. Streptomisin
68. Wanita 32 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan batuk berdahak selama 3 minggu. Dua hari terakhir pasien batuk
darah sekitar 2 sendok makan. Tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 88x/menit, respirasi 28x/menit, suhu 37,8oC. Pada
paru kiri atas terdapat keredupan, suara napas bronkovesikuler dan ronchi. Pemeriksaan awal yang diperlukan untuk
menegakkan diagnosis:
a. Foto toraks
d. Darah lengkap
c. Sputum BTA
d. Sputum gram
e. Analisa cairan pleura
69. Wanita 36 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak napas saat aktivitas dan istirahat, disertai batuk terutama
bila posisi tidur. Tekana darah 130/80 mmHg, nadi 120x/menit, suhu 36,8oC. Apeks kordis pada ICS VI, 3 cm lateral mid
clavicular line sinistra. Vena jugularis meningkat, terdapat asites dan edema tungkai. Terdengar adanya ronchi basah
basal di kedua lapangan paru. EKG penderita menunjukkan tanda-tanda iskemia. Yang paling menentukan diagnosis
anatomis dan fungsional penderita tersebut adalah:
a. Foto dada
b. Pemeriksaan enzim jantung
c. Kateterisasi jantung
d. Echokardiografi
e. Treadmill test
75. Bagian sendi yang rusak oleh karena osteoarthritis adalah diktat hal 218
a. glukosamine aminoglikan
b. matriks rawan sendi
c. sinovial
d. tendon
e. enthesis
76. Rheumatoid Factor (RF) ditemukan pada penyakit diktat 1 hal 213
a. artritis pirai
b. osteoartritis
c. artritis rematoid
d. artritis psoriatik
e. juvenile rheumatoid arthritis
81. Seorang laki-laki usia 45 tahun, pekerja pabrik asbes, datang ke rumah sakit. Dia perokok, batuk elbih dari 1 tahun, BB
turun 6 kg dalam 6 bulan terakhir, tanpa sumer badan, tanpa demam malam hari. Dua hari yang lalu muncul nyeri dada
kanan dan batuk bercak darah dalam. Untuk diagnostik pasien tersebut, pemeriksaan yg perlu direncanakan:
1. sitologi dahak
2. bakteriologi dahak
3. foto polos dada
4. uji mantoux
82. Berikut tanda-tanda konsolidasi di sisi hemitoraks yang sakit pada pemeriksaan fisik pneumonia
1. pada perkusi redup
2. fremitus raba menurun (↑)
3. suara napas bronkovesikuler sampai bronkial
4. suara bisik negative (+)
84. Tes berikut biasa digunakan untuk membedakan cairan eksudat atau transudat pada efusi pleura:
1. pemeriksaan LDH cairan pleura
2. pemeriksaan kadar protein cairan pleura
3. tes rivalta
4. pH cairan pleura
91. Contoh reaksi hipersensitivitas terhadap makanan yang dimediasi gabungan IgE dan Non-IgE adalah
1. sindroma alergi oral
2. food-induced enterocolitis
3. penyakit celiac ( ig A)
4. esofagitis eosinofilik alergik
1,4 (Ig E)
92. Pada atrial fibrilasi didapatkan
1. terdapat perbedaan antara frekuensi jantung dan frekuensi nadi
2. irama jantung tidak teratur
3. tidak ditemukan suara jantung ke-4 (S4)
4. pulsus magnus (regugirtasi aorta,PDA,anemia)
93. Seorang laiki-laki usia 55 tahun datang ke puskesmas dengan surat rujukan dari RS, diagnosis pasti adlaah Ca PAru. Anda
merawat di Puskesmas untuk evaluasi langkah paliatif, pada pemeriksaan dicermati gejala-gejala yang bisa timbul
anatara lain berupa sindroma
1. Meig
2. Horner
3. Guillain Barre
4. Vena Cava Superior
96. Reaksi alergi makanan yang tidak dimediasi oleh IgE dapat ditegakkan dengan
1. tes tusuk kulit
2. diet eliminasi
3. tes tempel kulit
4. biopsi