Anda di halaman 1dari 9

“Kepribadian Muhammadiyah”

Dosen Pengampu: Rikayanti, S.Sos., M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 4

Ade Yuni Lestari (SR19213094)


Eem Fitriyani (SR19213087)
Melin (SR19213092)
Tartilisma Putri Hardini (SR19213003)

PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
MUHAMMADIYAHPONTIANAK
2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang hingga saat ini masih
memberikan kami rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami diberi kesempatan yang luar biasa
ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah yang berjudul
“Kepribadian Muhammadiyah”, ini kami tujukan sebagai pemenuhan salah satu tugas mata
kuliah Al-Islam Kemuhammadiyahan 1.

Ucapan terima kasih kami haturkan kepada Dosen Al-IslamKemuhammadiyahan 1


Umi Rikayanti yang telah bersedia untuk membimbing kami sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini kami susun semampu kami dengan beberapa literature atau sumber.

Dalam penyusunan makalah ini kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu kami
mohon kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan makalah ini yang nantinya
dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat
untuk kita semua, kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam makalah
terdapat perkataan yang tidak berkenaan dihati.
Demikian yang dapat kami sampaikan, sekian terima kasih.

Pontianak, 20 September 2020

Penyusun

Kelompok
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tonggak berdirinya Muhammadiyah sesungguhnya di mulai dari pembacaan
kritis terhadap realitas di sekitar, banyaknya ketidakadilan dan kebodohan serta
pudarnya pemahaman Islam menggugah KH. Ahmad Dahlan untuk mengupayakan
purifikasi dalam mempertahankan ortodoksi ajaran Islam dan berorentasi pada
gerakan moral, dakwah, dan sosial. Hal ini ditunjukkan misi “amar ma’ruf nahi
mungkar” dan selalu mendasarkan padaar-ruju’u ila al-Qur’an wa as-sunnah.
Identitas Muhammadiyah sebagai gerakan moral yang berperan sebagai alat
rekayasa sosial dari masa ke masa memiliki spirit pembebasandari belenggu
tradisionalisme dan konservatisme yang menggugat kemapanan tradisi. Gerakan
Muhammadiyah yang membawa spirit pencerahan di tengah kekolotan tradisi,
belenggu kolonialisme dan para penguasa lalim adalah bagian dari identitasnya selain
sebagai gerakan sosial yang paham betul akan keadaan bangsa ini.
Secara bahasa, “kepribadian” berasal dari kata “pribadi” yang berarti manusia
sebagai perseorangan. “kepribadian” berarti sifat hakiki yang tercermin pada sikap
seseorang atau sikap suatu bangsa yang membedakan dirinya dengan orang lain atau
bangsa lain.
Dengan demikian yang dimaksud dengan Kepribadian Muhammadiyah ialah
rumusan yang menggambarkan hakikat Muhammadiyah sebagai gerakan Islam dan
Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur’an
dan Sunnah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Kepribadian Muhammadiyah?
2. Apa hakekat Muhammadiyah?
3.  Apa saja dasar amal usaha Muhammadiyah?
4. Bagaimana pedoman amal dan usaha perjuangan Muhammadiyah?
5. Bagimana sifat Muhammadiyah?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah membaca makalah ini, diharapkan pembaca mengetahui dan memahami
tentang Kepribadian Muhammadiyah, dasar-dasar amal dan usaha dan sifat-sifat
Muhammadiyah itu sendiri.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui definisi dari Kepribadian Muhammadiyah.
b.  Memahami hakikat Muhammadiyah.
c. Mengetahui dasar-dasar amalan usaha Muhammadiyah.
d. Mengerti pedoman amalan dan usaha perjuangan Muhammadiyah.
e. Memahami sifat Muhammadiyah.
D. Manfaat Pembahasan
1. Pembaca dapat mengetahui bagaimana Kepribadian Muhammadiyah
2. Pembaca dapat menerapkan sifat-sifat Muhammadiyah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Kepribadian Muhammadiyah


Kepribadian Muhammadiyah adalah suatu rumusan yang menjelaskan tentang
jati diri, apa, dan siapa Muhammadiyah. Yang kemudian dituangkan dalam bentuk
sebuah teks yang dikenal sebagai “Matan Kepribadian Muhammadiyah”. Adapun
sejarah pembentukannya dapat dijabarkan sebagai berikut ini.
Rumusan Kepribadian Muhammadiyah untuk pertama kalinya disusun oleh
sebuah Tim yang terdiri dari : K.H fakih Usman, K.H. FArid Ma’ruf, K.H. Wardan
Diponingrat, Dr. Hamka, H. Djarnawi Hadikusumo, M. Djindar Tamimy dan M.
Saleh Ibrahim. Pembentukan tim dilakukan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah,
merespon isi pidato K.H. Fakih Usman. Pidto yang berjudul “Apakah
Muhammadiyah itu?” disampaikan dalam kursus pimpinan Muhammadiyah se-
Indonesia. Diselenggarakan pada bulan Ramadhan 1381 H atau 1961 M.
Isi pidato mengandung makna yang sangat dalam, menggugah dan menarik
perhatian para tokoh Muhammadiyah yang datang dari seluruh Indonesia. K.H. Fakih
Usman dikenal kaya pengalaman, luas ilmunya dan mendalam ruhul islamnya.
Dengan kemampuannya beliau dapat menggugah semangat para pemimpin
Muhammadiyah pada saat itu. Setelah selesai beliau menyampaikan pidatonya, terjadi
mufakat antar tokoh Muhammadiyah. Kemufakatan untuk merumuskan buah pikiran
K.H. Fakih Usman agar kelak dimiliki kader-kader Muhammadiyah. Sekaligus
dijadikan sebagai pedoman organisasi.
Hasil kerja tim tadi kemudian diserahkan kepada Pimpinan Pusat. Oleh PP
Muhammadiyah ditetapkan sebagai agenda sidang Tanwir pada tanggal 25 - 28
Agustus 1962. Setelah melalui pembahasan dan penyempurnaan, akhirnya siding
Tanwir dapat menerimanya. Kemudian dibicarakan kembali pada Muktamar ke-35 di
Jakarta atau dikenal “Muktamar Setengah abad”. Pada tanggal 29 April 1963 rumusan
tersebut telah sempurna dan lahirlah “Matan Rumusan Kepribadian Muhammadiyah”.

Hal yang mendorong Muhammadiyah merumuskan materi Kepribadian


Muhammadiyah adalah:
1. Situasi politik negara dan masyarakat sekitar tahun 1962, yaitu:
a. Politik NASAKOM (Nasionalis, Agamis, dan Komnunis)
b. Politik ke arah kiri, lewat tangan pemerintah
c. Pancasila diperas menjadi Trisila dan Eka sila yaitu gotong royong
2. Perlu pegangan yang jelas bagi pimpinan dan anggota dalam memegang kembali
persyarikatan Muhammadiyah

B. Hakikat Muhammdiyah
Pada hakikatnya kepribadian Muhammadiyah adalah wajh (‫)وجْ ه‬
َ dan wijhah (
‫)وجْ هَة‬-nya
ِ persyarikatan Muhammadiyah yang mencerminkan tiga predikat yang
melekat kuat sebagai Asy-syakhshiyah (jati dirinya) secarah utuh (orisinal). Ketiga
predikat itu adalah :
1. Muhammadiyah sebagai gerakan Islam.
2. Muhammadiyah sebagai gerakan Da,wah.
3. Muhammadiyah sebagai gerakan Tajdid.
Penanaman Muhammadiyah sebagai gerakan Islam didasarkan pada segi asas
(aqidah) perjuangan Muhammadiyah yang telah menjadkan dinul Islam sebagai satu-
satunya Al-Manhaj Al-Ilahi (undang-undang Ilahi) sebagai subjek (sumber nilai) dan
objek (sumber konsep) perjuangan Muhammadiyah. Yang dimaksud dengan Islam
sebagai objek (sumber nilai) perjuangan Muhammadiyah ialah bahwa semua hasil
kegiataan dan amal usaha Muhammadiyah selalu digerakkan (didasarkan dan dijiwai)
dengan dinul Islam dan ruhul Islam, sedangkan yang dimaksud dengan Islam sebagai
objek (sumber konsep) perjuangan Muhammadiyah ialah bahwa semua kegiatan dan
amal usaha Muhammadiyah adalah untuk “Menegakkan dan menjunjung tinggi
agama Islam” untuk mencapai terwujutnya cita-cita Islam, yaitu:
“Masyarakat utama Adil dan makmur yang diridlai Allah SWT” dimana kebaikan dan
kebahagiaan luas merata. Sebagai sumber nilai dan sumber konsep,maka dinul Islam
tidak bisa dari kehidupan dan perjuangan Muhammadiyah. Islam telah menjadi
“sibghah” yang medasari, menjiwai dan mewarnai seluruh Gerakan Muhammadiyah.
Penanaman Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah dapat dilihat dari segi
bentuk(ujud) kegiatan dan amal usahanya untuk melaksanakan Dakwah Islamiah
amar makruf nahy munkar sebagai tugas utama umat Islam dibidang kemasyarakatan
sebagaimana firman Allah.
Artinya:
“Kamu adalah ummat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma,ruf dan mencegah dari yang mungkar, danberiman kepada Allah. Sekiranya
ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; diantara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik fasik
Islam adalah sumber nilai, sedangkan dakwah Islamiah merupakan proses alih nilai
yang dikembangkan dalam rangka perubahan perilaku dan dakwah Islamiah yang
dikembangkan oleh Muhammadiyah adalah upaya pengkondisian masyarakat agar
objek dakwah lebih mengetahui,memahami, dan mengamalkan dinul Islam sebagai
pandangan dan cita-cita hidupnya. Dalam pengertian Muhammadiyah sebagai subjek
dakwah maka seluruh amal usaha Muhammadiyah harus merupakan amal usaha
dakwah; seluruh pimpinan Muhammadiyah disemua tingkat harus menjadi pimpinan
gerakan dakwah. Semua pimpinan pada setiap amal usaha Muhammadiyah harus
merupakan pimpinan amal usaha dakwah. Semua majelis dan ortom Muhammadiyah
harus merupakan majlis dan ortom penyelenggara kegiatan dakwah. Pendeknya
semua orang yang terlibat dalam kegiatan amal usaha Muhammadiyah harus menjadi
pelaksana dakwah. Kemudian penamaan Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid,
dilihat dari sifat Dakwah Muhammadiyah yang ditujukan kepada ummat Ijbah
(ummat Islam sendiri) baik terhadap perorangan maupun masyarakat. Tajdid yaitu
mengembalikan pemahaman dan pengamalan ummat Islam terhadap dinul Islam
secarah benar dan tepat (asli murni) sesuai dengan Alquran dan Sunnah Rasulullah
SWT sedangkan dalam bidang amaliah duniawiah maka tajdid yang dilakukan
muhammadiyah bersifat modernisasi untuk mengaktualisasikan ajaran Islam sesuai
dengan perkembangan kehidupan masyarakat yang cenderung selalu berubah,
sehingga Dinul Islam menjadi Rahmartan Lil-Alamin.
Jiwa yang terkandung dalam kepribadian Muhammadiyah itu menunjukkan
betapa Muhammadiyah dibesarkan oleh pengalaman sejarah bangsa dan umat
manusia, sehingga sudah saatnya Muhammadiyah menunjukkan wajah dan wijhahnya
yang sebenarnya sebagai suatu gerakan Islam, Gerakan Dakwah dan Gerakan tajdid
yang bertanggung jawab terhadap Agama Islam dan Bangsa.
Setiap warga Muhammadiyah terutama para pemimpinya dan tokohnya hendaknya
selalu mengamalkan dan memperjuangkan apa yag sudah tercantum dalam
kepribadian Muhamadiyah, serta benar-benar menjadikannya sebagai pedoman
beramal dan berjuang sekaigus sebagai hiasan pribadi warga Muhammadiyah.

C. Dasar Amal Usaha Muhammadiyah


Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju tujuan terwujudnya
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya dimana kesejahteraan, kebaikan, dan
kebahagiaan luas-merata, Muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan amal
usahanya atas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar,
yaitu:
1. Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat kepada Allah.
2. Hidup manusia bermasyarakat.
3. Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan berkeyakinan bahwa ajaran Islam
itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan
dunia akhirat.
4. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah
kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ikhsan kepada kemanusiaan.
5. Ittiba'kepada langkah dan perjuangan Nabi Muhammad SAW.
6. Melancarkan amal usaha dan perjuangannya dengan ketertiban organisasi.
Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah :
Menilik dasar prinsip tersebut di atas, maka apapun yang diusahakan dan
bagaimanapun cara perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya,
harus berpedoman: "Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak
membangun di segenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta
menempuh jalan yang diridlai Allah".

D. Pedoman amal usaha dan perjuangan Muhammadiyah


Menilik dasar prinsip amal usaha Muhammadiyah, maka pada apapun yang
diusahakan dan bagaimanapun cara perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai
tujuan tunggalnya, harus berpedoman: “Berpegang teguh akan ajaran Allah dan
Rasul-Nya, bergerak membangun di segenap bidang dan lapangan dengan
menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridlai Allah”.
E. Sifat Muhammadiyah
Muhammadiyah memiliki dan wajib memelihara sifat-sifatnya, terutama yang
terjalin di bawah ini:
1. Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan.
2. Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah.
3. Lapang dada, luas pandangan, dengan memegang teguh ajaran Islam.
4. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.
5. Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, serta dasar
dan falsafah negara yang sah.
6. Amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh
teladan yang baik.
7. Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan
pembangunan, sesuai dengan ajaran Islam.
8. Kerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha
menyiarkan dan mengamalkan agama Islam serta membela
kepentingannya.
9. Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam
memelihara dan membangun Negara untuk mencapai masyarakat adil
dan makmur yang diridlai Allah SWT.
10. Bersifat adil serta kolektif ke dalam dan keluar dengan bijaksana.
BAB III

PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai