Anda di halaman 1dari 7

ABDIMASNU: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat

Vol. 1, No. 1, Bulan Januari, Hlm. 14-20 e- ISSN 2774-3470

IMPLEMENTASI SENAM DIABETIK PADA PENDERITA DIABETES


MELLITUS DI DESA SOBONTORO KECAMATAN TAMBAKBOYO

Tiara Putri Ryandini1*), Mokhamad Nurhadi2), Lukman Hakim3), Mei Widyawati4)


1*
Prodi Ners, STIKES Nahdlatul Ulama Tuban
email: tiara.putriryandini16@gmail.com
2
Prodi Ners, STIKES Nahdlatul Ulama Tuban
email: madinarrohmah@gmail.com
3
Prodi Ners, STIKES Nahdlatul Ulama Tuban
email: lukman@stikesnu.com
4
Prodi Ners, STIKES Nahdlatul Ulama Tuban
email: widyawatimei92@gmail.com

Abstract
Diabetes Mellitus is a group of metabolic diseases characterized by hyperglycemia that occurs due
to abnormalities in insulin secretion, insulin action, or both. This activity was carried out in the
village of Sobontoro Tambakboyo on May 27, 2020, attended by 20 people. This activity is carried
out in 3 stages, namely the preparation, implementation, and completion stages. Diabetes Mellitus is
a chronic disease that causes multi-system disorders and is characterized by hyperglycemia caused
by insulin deficiency or inadequate insulin action. The people of Sobontoro Tambakboyo village tend
not to pay attention to a healthy lifestyle in terms of choosing food but after being given Health
Education the community understands more about the concept of lifestyle for people with Diabetes
Mellitus and to prevent Diabetes Mellitus.

Keywords: Diabetes mellitus, multi-system disorders

1. PENDAHULUAN
Diabetes Mellitus merupakan suatu Diabetes Mellitus jika tidak dikelola
kelompok penyakit metabolik dengan dengan baik akan dapat mengakibatkan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena terjadinya berbagai penyakit menahun, seperti
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau penyakit serebrovaskular, penyakit jantung
kedua-duanya. Diagnosis Diabetes Mellitus koroner, penyakit pembuluh darah tungkai,
umumnya akan dipikirkan bila ada keluhan penyakit pada mata, ginjal, dan syaraf. Jika
khas Diabetes Mellitus berupa poliuria, kadar glukosa darah dapat selalu dikendalikan
polidipsia, polifagia, dan penurunan berat dengan baik, diharapkan semua penyakit
badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. menahun tersebut dapat dicegah, atau
Secara epidemiologik diabetes seringkali tidak setidaknya dihambat. Berbagai faktor genetik,
terdeteksi dan dikatakan onset atau mulai lingkungan dan cara hidup berperan dalam
terjadinya adalah 7 tahun sebelum diagnosis perjalanan penyakit diabetes (Soegondo, et al.,
ditegakkan, sehingga morbiditas dan 2005).
mortalitas dini terjadi pada kasus yang tidak Berbagai penelitian menunjukan bahwa
terdeteksi (Soegondo, et al., 2005). kepatuhan pada pengobatan penyakit yang
14
*Korespondensi Author : Tiara Putri Ryandini, STIKES Nahdlatul Ulama Tuban,
tiara.putriryandini16@gmail.com, 081326634660
ABDIMASNU: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Vol. 1, No. 1, Bulan Januari, Hlm. 14-20 e- ISSN 2774-3470

bersifat kronis baik dari segi medis maupun WHO menyatakan, penderita Diabetes
nutrisi, pada umumnya rendah. Dan penelitian Mellitus di Indonesia diperkirakan akan
terhadap penyandang diabetes mendapatkan mengalami kenaikan 8,4 juta jiwa pada tahun
75% diantaranya menyuntik insulin dengan 2000,menjadi 21,3 juta jiwa pada tahun 2030.
cara yang tidak tepat, 58% memakai dosis Tingginya angka kematian tersebut
yang salah, dan 80% tidak mengikuti diet yang menjadikan Indonesia menduduki ranking ke-
tidak dianjurkan (Endang Basuki dalam 4 dunia setelah Amerika Serikat, India dan
Sidartawan Soegondo, dkk 2004). Cina (Depkes RI, 2004). Berdasarkan latar
Jumlah penderita penyakit diabetes belakang diatas STIKES NU Tuban akan
melitus akhir-akhir ini menunjukan kenaikan melaksanakan kegiatan pendidikan kesehatan
yang bermakna di seluruh dunia. Perubahan tentang diabetes mellitus, diharapkan dengan
gaya hidup seperti pola makan dan adanya kegiatan ini mampu meningkatkan
berkurangnya aktivitas fisik dianggap sebagai pengetahuan masyarakat tentang pencegahan
faktor-faktor penyebab terpenting. Oleh penyakit diabetes mellitus.
karenanya, diabetes mellitus dapat saja timbul
pada orang tanpa riwayat diabetes mellitus 2. KAJIAN LITERATUR
dalam keluarga dimana proses terjadinya 1) Pengertian Diabetes Melitus
penyakit memakan waktu bertahun-tahun dan Diabetes melitus merupakan
sebagian besar berlangsung tanpa gejala. penyakit metabolik yang ditandai
Namun penyakit diabetes mellitus dapat dengan peningkatan kadar gula dalam
dicegah jika kita mengetahui dasar-dasar darah karena kemampuan tubuh untuk
penyakit dengan baik dan mewaspadai bereaksi terhadap insulin menurun atau
perubahan gaya hidup kita (Elvina Karyadi, gangguan sekresi insulin atau kadarnya
2006). (Smeltzer et al., 2010).
Penderita Diabetes Mellitus dari tahun Diabetes melitus adalah penyakit
ke tahun mengalami peningkatan menurut yang terjadi akibat gangguan pada
Federasi Diabetes Internasional (IDF), pankreas yang tidak dapat menghasilkan
penduduk dunia yang menderita Diabetes insulin sesuai dengan kebutuhan tubuh
Mellitus sudsh mencakupi sekitar 197 juta dan atau ketidakmampuan dalam
jiwa, dan dengan angka kematian sekitar 3,2 memecah insulin (Maghfuri, 2016).
juta orang. 2) Pengertian kaki diabetes
WHO memprediksikan penderita Menurut Waspadji (2014) kaki
Diabetes Mellitus akan menjadi sekitar 366 diabetes merupakan salah satu infeksi
juta orang pada tahun 2030. Penyumbang kronik DM. Terjadinya kaki diabetes
peningkatan angka tadi merupakan negara- dimulai dari glukosa yang tinggi dan akan
negara berkembang, yang mengalami kenaikan merusak pembuluh darah perifer kaki.
penderita Diabetes Mellitus 150 % yaitu 3) Tujuan perawatan kaki diabetes
negara penderita Diabetes Mellitus terbanyak Menurut Waspadji (2014) tujuan
adalah India (35,5 juta orang), Cina (23,8 juta perawatan kaki diabetes adalah:
orang), Amerika Serikat (16 juta orang), Rusia 1. Mencegah agar tidak terjadi luka.
(9,7 juta orang), dan Jepang (6,7 juta orang). 2. Mencegah kecacatan akibat luka.
15

*Korespondensi Author : Tiara Putri Ryandini, STIKES Nahdlatul Ulama Tuban,


tiara.putriryandini16@gmail.com, 081326634660
ABDIMASNU: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Vol. 1, No. 1, Bulan Januari, Hlm. 14-20 e- ISSN 2774-3470

4) Tujuam senam kaki diabetes dengan air hangat (37°C)


Menurut Black & Hawks (2014) tujuan selama sekitar 5 menit,
senam kaki diabetes adalah: bersihkan dengan sikat kuku,
1. Membantu dan meningkatkan sabun dan air bersih. Bersihkan
sirkulasi darah pada kaki. kuku setiap hari pada waktu
2. Mencegah terjadinya kelainan mandi dan berikan krim
bentuk kaki. pelembab kuku.
3. Mengurangi nyeri. 4. Pakai alas sepatu atau sandal
4. Mengurangi kerusakan saraf. untuk melindungi kaki agar
5. Mengontrol gula darah. tidak terjadi luka, juga di dalam
5) Cara melakukan perawatan kaki rumah. Jangan gunakan sandal
diabetes. jepit karena dapat
Menurut Monalisa & Gultom (2009) menyebabkan lecet di sela jari
dalam Diani (2013) perawatan kaki pertama dan kedua.
sehari-hari meliputi: 5. Gunakan sandal atau sepatu
1. Bersihkan kaki setiap hari pada yang baik sesuai dengan ukuran
waktu mandi dengan air bersih dan enak untuk dipakai, dengan
dan sabun mandi. Bila perlu ruang dalam sepatu yang cukup
gosok kaki dengan sikat lembut untuk jari-jari. Pakailah kaos/
atau batu apung. Keringkan stocking yang pas dan bersih
kaki dengan handuk lembut dan terbuat dari bahan katun.
bersih termasuk daerah sela- Syarat sepatu yang baik untuk kaki
sela jari kaki, terutama sela jari diabetes adalah:
kaki ketiga-keempat dan a. Ukuran: sepatu lebih dalam.
keempat-kelima. b. Panjang sepatu ½ inchi lebih panjang dari
2. Berikan pelembab (body jari-jari kaki terpanjang saat berdiri (sesuai
lotion) pada daerah kaki yang cetakan kaki).
kering agar kulit tidak menjadi c. Bentuk: ujung sepatu lebar (sesuai lebar
retak. Tetapi jangan berikan jari-jari kaki)
pelembab pada sela-sela jari d. Tinggi tumit sepatu kurang dari 2 inchi.
kaki karena sela-sela jari akan e. Bagian dalam bawah sepatu (insole) tidak
menjadi lembab dan dapat kasar dan licin, terbuat dari busa karet,
menimbulkan tumbuhnya plastik dengan tebal 10-12 mm.
jamur. f. Ruang dalam sepatu longgar, lebar sesuai
3. Gunting kuku harus mengikuti bentuk kaki.
bentuk normal jari kaki, tidak 6. Periksa sepatu sebelum
terlalu pendek dan dekat dipakai, apakah ada kerikil,
dengan kulit, kemudian kikir benda-benda tajam seperti
agar kulit tidak menjadi tajam. jarum dan duri. Lepas sepatu
Hindarkan terjadinya luka pada setiap 4-6 jam serta gerakkan
sekitar kuku. Bila kuku keras pergelangan dan jari-jari kaki
dan sulit dipotong, rendam kaki agar sirkulasi darah tetap baik
16

*Korespondensi Author : Tiara Putri Ryandini, STIKES Nahdlatul Ulama Tuban,


tiara.putriryandini16@gmail.com, 081326634660
ABDIMASNU: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Vol. 1, No. 1, Bulan Januari, Hlm. 14-20 e- ISSN 2774-3470

terutama pada pemakaian


sepatu baru.
7. Bila menggunakan sepatu baru,
lepaskan setiap 2 jam dan
periksa keadaan kaki.
8. Bila ada luka kecil, obati luka
3. Dengan meletakkan tumit salah
dan tutup dengan pembalut
satu kaki dilantai, angkat
bersih.
telapak kaki ke atas. Pada kaki
Periksa apakah ada tanda-tanda
lainnya, jari-jari kaki
radang.
diletakkan di lantai dengan
9. Segera ke dokter bila
tumit kaki diangkatkan ke atas.
kaki.mengalami luka.
Dilakukan pada kaki kiri dan
10. Periksa kaki secara rutin ke
kanan secara bergantian dan
dokter.
diulangi sebanyak 10 kali. Pada
6) Langkah-langkah pelaksanaan senam
posisi tidur, menggerakkan jari
kaki diabetes (Flora, dkk. 2013).
dan tumit kaki secara
1. Posisi duduk tegak di atas
bergantian antara kaki kiri dan
bangku dengan kaki
kaki kanan sebanyak 10 kali.
menyentuh lantai atau posisi
berbaring dengan kaki
diluruskan.

4. Tumit kaki diletakkan di lantai.


Bagian ujung kaki diangkat ke
atas dan buat gerakan memutar
2. Dengan meletakkan tumit di dengan pergerakkan pada
lantai, jari-jari kedua belah kaki pergelangan kaki sebanyak 10
diluruskan ke atas lalu kali. Pada posisi tidur, kaki
dibengkokkan kembali ke lurus ke atas dan buat gerakan
bawah seperti cakar ayam memutar dengan pergerakkan
sebanyak 10 kali. Pada posisi pada pergelangan kaki
tidur, jari-jari kedua belah kaki sebanyak 10 kali.
diluruskan ke atas lalu
dibengkokkan kembali ke
bawah seperti cakar ayam
sebanyak 10 kali

17

*Korespondensi Author : Tiara Putri Ryandini, STIKES Nahdlatul Ulama Tuban,


tiara.putriryandini16@gmail.com, 081326634660
ABDIMASNU: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Vol. 1, No. 1, Bulan Januari, Hlm. 14-20 e- ISSN 2774-3470

5. Jari-jari kaki diletakkan tersebut pada koran yang utuh


dilantai. Tumit diangkat dan dengan menggunakan satu kaki
buat gerakan memutar dengan secara bergantian, lalu bungkus
pergerakkan pada pergelangan menjadi satu dengan 2 kaki.
kaki sebanyak 10 kali. Pada
posisi tidur kaki harus diangkat
sedikit agar dapat melakukan
gerakan memutar pada
pergelangan kaki sebanyak 10
kali.

3. METODE
Metode pelaksanaan kegiatan beserta
solusi yang digunakan dalam mengatasi
masalah yaitu dengan melakukan edukasi
6. Luruskan salah satu kaki dan kepada masyarakat yang ada di desa Sobontoro
angkat, putar kaki pada tambakboyo, di diwakili sebanyak 20 orang.
pergelangan kaki, tuliskan pada a. Tahap persiapan
udara dengan kaki dari angka 0 Pelaksanaan kegiatan ini dimulai
hingga 10 lakukan secara dengan tahap persiapan yaitu mempelajari
bergantian. Gerakan ini sama referensi terkait dengan pengumpulan data
dengan posisi tidur. dengan cara mengadakan survey lapangan.
b. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksankan di Desa desa
Sobontoro Kec. Tambakboyo Kab. Tuban
yang diikuti oleh tim program pengabdian
masyarakat dengan di bantu mahsiswa yang
bekerja sama dengan lintas sektoral yang ada
di desa Sobontoro Tambakboyo. Diawali
dengan langkah survey lapangan dan
7. Letakkan sehelai koran di atas pendekatan dengan lintas sektoral yang
lantai. Bentuk kertas koran bertujuan untuk bekerja sama dalam
menjadi seperti bola dengan penanggulangan Diabetes Melitus khususnya
kedua kaki. Kemudian buka di wilayah Desa desa Sobontoro tambakboyo,
bola menjadi lembaran seperti kemudian menyusun jadwal untuk melakukan
semula menggunakan kedua edukasi dalam pembuatan menu makanan atau
kaki. Robek koran menjadi 2 diet untuk penderita Diabetes Mellitus secara
bagian, pasangkan kedua mandiri dan aman untuk masyarakat. Kegitan
bagian koran, pada koran yang ini di lakukan pada tanggal 27 Mei 2020
satu disobek kecil-kecil dengan Dalam pelaksanaan program yang
kedua kaki, pindahkan sobekan dilakukan, mendapatkan respon yang sangat
18
*Korespondensi Author : Tiara Putri Ryandini, STIKES Nahdlatul Ulama Tuban,
tiara.putriryandini16@gmail.com, 081326634660
ABDIMASNU: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Vol. 1, No. 1, Bulan Januari, Hlm. 14-20 e- ISSN 2774-3470

positif dan antusias sehingga akan membuka masyarakat di terima dan berpengaruh
wawasan bagi masyarakat dalam pengaturan terhadap kehidupan masyarakat desa
pola makan secara madiri. Masyarakat tampak sobontoro tambakboyo .
antusias dalam pelaksanaan ini di harapkan Berikut adalah hasil dari evaluasi yaitu
masyarakat akan konsisten dalam menjaga Masyarakat Desa Sobontoiro Tambakboyo
pola makan pada penderita Diabetes Mellitus memiliki jumlah penduduk yang cukup padat,
khususnya di Desa Sobontoro Tambakboyo. dengan mata pencaharian terbesar adalah
c. Tahap Penyelesaian petani dan nelayan. Petani dan nelayan di desa
Dalam tahapan ini adalah evaluasi dan tersebut memiliki tingkat konsumsi
penulisan laporan kegiatan pengabdian karbohidrat yang cukup tinggi, selain itu
masyarakat, di mana tahap ini membutuhkan masyarakat juga sering mengkonsumsi
waktu selama dua minggu, Tahap ini makanan manis dari pada makanan yang
merupakan tahap yang terpenting dalam memiliki citarasa yang gurih. Kebiasaan ini
pelaksanaan pengabdian tersebut serta juga memicu terjadinya kenaikan kadar gula dalam
akhir dari kegiatan dan selama itu juga masih darah. Kesadaran masyarakat akan hal ini
dilakukan pendampingan pada masyarakat sangatlah kurang, namun setelah dilakukan
desa. Evaluasi dilakukan dengan meninjau Pendidikan Kesehatan tentang Diabetes
ulang ke lahan melihat secara langsung untuk Militus memberikan wawasan jepada
mengetahui apakah kegiatan selama ini tetap masyarakat untuk lebih memperhatikan
dilakukan, apakah tepat berjalan lancar sesuai konsumsi makanan dan pola hidup yang sehat
dengan tujuan, sasaran atau tidak. terlihat dari survey makanan yang di konsumsi
sudah mulai berubah meskipun tidak
6. HASIL DAN PEMBAHASAN sepenuhnya.
Berdasarkan hasil kegiatan ini ada
beberapa langkah yang dilakukan dalam 7. KESIMPULAN
kegiatan pengabdian masyrarakat, sebagai Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit
kelancaran dan keberhasilan kegiatan. Adapun kronis yang menimbulkan gangguan multi
implementasi dari kegiatan pengmas adalah: system dan mempunyai karakteristik
1. Perizinan kepada pihak Kepala Desa hyperglikemia yang disebabkan defisiensi
Sobontoro yang dimulai sejak survey insulin atau kerja insulin yang tidak adekuat
awal, serta komunikasi dengan mitra (Brunner dan Sudart, 2001). Masyarakat desa
kegiatan terkait. Sobontoro Tambakboyo cenderung tidak
2. Edukasi tentang pendidikan kesehatan memperhatikan pola hidup yang sehat dalam
tentang Diabetes Mellitus di desa hal memilih makanan namun setelah diberikan
Sobontoiro Tambakboyo dilaksanakan Pendidikan Kesehatan masyarakat lebih
pada tanggal 27 Mei 2020 yang di memahami tentang konsep gayan hidup untuk
laksanakan bersama tim dosen dan penderita Diabetes Mellitus maupun untuk
mahasiswa. mencegah Diabetes Mellitus.
3. Evaluasi dilakukan satu minggu setelah
acara berlangsung dimana evaluaasi ini
dilaksanakn untuk mengetahui sejauh
mana edukasi yang di berikan ke
19
*Korespondensi Author : Tiara Putri Ryandini, STIKES Nahdlatul Ulama Tuban,
tiara.putriryandini16@gmail.com, 081326634660
ABDIMASNU: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Vol. 1, No. 1, Bulan Januari, Hlm. 14-20 e- ISSN 2774-3470

8. UCAPAN TERIMAKASIH Sidarwan, S, 2002, Petunjuk Praktis


1. Kepada kepala desa Sobontoro Pengelolaan Diabetes Mellitus Perkeni
Tambakboyo yang telah memberikan 2002, FKUI-RSU Cipto Jakarta.
izin untuk terlaksana kegiatan Smaltzer, Bare, 2001, Keperawatan Medikal
pengabdian masyarakat Bedah, Volume 2, EGC, Jakarta.
2. Kepada seluruh perangkat desa,
bidan serta kader serta masyarakat di
desa Sobontoro Tambakboyo yang
sudah bersedia membantu berjalanya
kegiatan sehingga kegiatan ini bisa
berjalan dengan lancer dan tanpa
kendala yang berarti

9. REFERENSI
Askandar Tjokroprawiro, 2000. Simposium
Diabetes Mellitus, Fakultas Kedokteran
Unair RSUD Dr. Soetomo, Surabaya.
Berman, Audrey, Snyder, Shirlee J. 2012.
Koizer & Erb’s Fundamentals of
Nursing. Concepts, Process, and
Practice. Ninth Edition.Pearson
Education, Inc. New Jersey
Berman, Audrey,Snyder, Shirlee J., McKinney
Debra S.2012. Nursing Basics for
Clinical Practice. Person Education:
New Jersey.
Brunner & Suddart, 2001. Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8
Volume 2. EGC: Jakarta.
Irawan Susilo Imim, dkk, 2000, Waspadai
Diabetes Mellitus, Cahaya Remadja
Bandung.
Johnson. M, 2000. Diabetes Terapi dan
Pencegahanya, IKAPI, Bandung.
Lamone, Burke, Dwyer, Levett-Jones,
Moxam.2011.Medical Surgical Nursing
Critical Thingking in Client Care.First
Australiant Edition.Volume
Two.Person Australia: Australia
Sarwono, W, DKK, 2001, Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid I, Balai Penerbit,
FKUI, Jakarta
20
*Korespondensi Author : Tiara Putri Ryandini, STIKES Nahdlatul Ulama Tuban,
tiara.putriryandini16@gmail.com, 081326634660

Anda mungkin juga menyukai