Anda di halaman 1dari 30

Inderaja

Minggu, 18 November 2007


DISKRIPSI WEBLOG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
PENGINDERAAN JAUH

Weblog ini sengaja didesain sebagai sumber belajar geografi


khusus materi penginderaan jauh yang ditujukan untuk siswa SMA kelas XII. Seperti
diketahui, materi penginderaan jauh adalah salah satu materi yang relatif sulit dibandingkan
dengan materi yang lain. Terlebih dengan keterbatasan media maupun sumber belajar yang
mendukung materi ini, maka siswa akan mengalami kesulitan dalam memahami materi yang
disampaikan oleh guru. Weblog ini diharapkan bisa membantu siswa dalam memahami
materi geografi pada materi penginderaan jauh ini. Setelah membaca keseluruhan dari weblog
ini, siswa diharapkan dapat :
- Mengidentifikasi arti penginderaan jauh
- Menyebutkan hasil-hasil penginderaan jauh
- Mengetahui Unsur-unsur citra pengindraan jauh
- Memahami pemanfaatan citra pengindraan jauh
- mengidentifikasi bentang alam dan bentang budaya melalui citra penginderaan jauh

PETUNJUK PENGGUNAAN WEBLOG

1. Setelah tampilan weblog terbuka, kamu bisa langsung membaca materi penginderaan jauh
ini dari bagian pengantar sampai bagian akhir.
2. Jika sebelumnya kamu pernah mendapat materi ini namun masih ada beberapa bagian yang
belum jelas, maka bukalah pilihan materi yang kamu butuhkan dan ingin kamu kuasai.
3. Intermezo merupakan sisipan yang berupa pertanyaan ataupun pengetahuan singkat yang
diharapkan bisa mendukung pemahaman materi.
4. Bila isi penjelasan materi penginderaan jauh di dalam weblog ini dirasa masih kurang,

bukalah beberapa artikel atau situs lain yang juga sudah dilink-kan dengan weblog ini.
5. Jika kamu telah membuka situs lain dan ingin kembali ke situs ini, cukup klik tombol back
yang ada di sebelah kiri atas.
6. Setelah kamu selesai mempelajari weblog tersebut, berikanlah kritik dan saran terhadap
weblog tersebut dengan meng-klik tulisan Comment di setiap bagian bawah materi , atau
dengan mengirim email ke brothergunt@yahoo.com
SELAMAT BELAJAR!
Diposkan oleh Edi Gunarto di 10.07 2 komentar

PENGANTAR
Bayangkan kamu adalah seorang pengusaha yang sukses. Suatu ketika
kamu hendak pergi ke luar kota untuk melakukan perjalanan bisnis.
Bagi seorang pengusaha sukses, sedetik waktu begitu berarti. Hanya
dalam hitungan jam, jutaan rupiah bisa didapatkan. Oleh karenanya,
kamu hendak berangkat ke kota lain dengan pesawat pribadi supaya
menghemat waktu. Tapi tiba-tiba kamu teringat akan kejadian baru-baru
ini, tentang sering terjadinya kecelakaan pesawat di Indonesia.
Kamu harus berpikir ulang apakah akan menggunakan jalur udara
maupun jalur darat. Keduanya sama-sama berisiko, meskipun jika
dilihat dari sisi waktu, perjalanan udara lebih menguntungkan. Tetapi
perlu diingat, nyawa kita jauh lebih bernilai dari segalanya. Tidak ada
gunanya perjalanan yang cepat kalau pesawat yang kita tunggangi jatuh
dari ketinggian. Apa yang selanjutnya kamu lakukan?

S
eperti yang kamu ketahui, kecelakaan pesawat bisa disebabkan oleh
keadaan cuaca yang buruk. Oleh karenanya, usaha pencegahan
terjadinya kecelakaan pesawat sangat mungkin dilakukan. Selain dengan
uji kelayakan pesawat terbang, mengetahui perkiraan cuaca adalah hal
yang wajib dilakukan sebelum memutuskan untuk terbang.
Nah, pada bagian ini kita akan mengetahui ‘misteri’ di balik perkiraan
cuaca. Apa sebenarnya yang membuat BMG (Badan Meteorologi dan
Geofisika) mampu meramalkan keadaan cuaca suatu daerah dalam
waktu tertentu? Dengan materi penginderaan jauh yang diberikan ini,
semoga kamu bisa mengetahui jawabannya.
APAKAH PENGINDERAAN JAUH ITU?

Pernahkah kamu menyaksikan berita di televisi yang mengabarkan


tentang kebakaran hutan di tanah air? Televisi yang menyiarkan berita
tersebut berusaha untuk memberikan informasi kepada para pemirsanya
sejelas mungkin. Oleh karena itu, seringkali dalam pemberitaannya
ditampilkan juga sebuah peta seperti di bawah ini.

Coba kamu pikirkan bagaimana


stasiun televisi itu bisa mengetahui lokasi hutan yang mengalami
kebakaran secara pasti seperti itu. Mungkinkah para reporter disebarkan
di seluruh penjuru hutan untuk mencari titik api tersebut? Mungkin saja.
Tetapi hal ini mustahil dilakukan mengingat luasnya wilayah hutan
tersebut, disamping banyak resiko yang bisa dihadapi.
Titik api ataupun lokasi kebakaran hutan tersebut bisa diketahui secara
pasti karena adanya satelit di atas permukaan bumi yang merekam
keadaan hutan tersebut. Berbekal informasi yang diperoleh dari satelit,
maka berbagai upaya bisa dilakukan untuk menghentikan laju kebakaran
hutan ataupun mencegah terjadinya kebakaran yang lebih besar. Inilah
salah satu penerapan teknologi penginderaan jauh.
Dari penjelasan singkat di atas, coba kamu buat pengertian
penginderaan jauh menurut pemahamanmu. Setelah itu, bandingkanlah
dengan pengertian penginderaan jauh yang dikemukakan oleh para ahli.
Diposkan oleh Edi Gunarto di 10.04 0 komentar

PENGERTIAN PENGINDERAAN JAUH MENURUT AHLI

- Menurut Lillesand dan Kiefer


(1979), Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh
informasi tentang obyek, daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis
data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung
terhadap obyek, daerah, atau gejala yang dikaji.

- Menurut Colwell (1984) Penginderaaan Jauh yaitu suatu pengukuran


atau perolehan data pada objek di permukaan bumi dari satelit atau
instrumen lain di atas atau jauh dari objek yang diindera.
- Menurut Curran, (1985) Penginderaan Jauh yaitu penggunaan sensor
radiasi elektromagnetik untuk merekam gambar lingkungan bumi yang
dapat diinterpretasikan sehingga menghasilkan informasi yang berguna.

- Menurut Lindgren (1985) Penginderaan Jauh yaitu berbagai teknik


yang dikembangkan untuk perolehan dan analisis informasi tentang
bumi. Informasi ini.

Dari pengertian di atas, coba kamu pikirkan apakah seorang nenek sihir
yang melihat mangsanya melalui bola kristal termasuk penginderaan
jauh atau bukan?
Diposkan oleh Edi Gunarto di 10.02 4 komentar

ISTILAH LAIN PENGINDERAAN JAUH


Ada beberapa istilah dalam bahasa asing yang sering
digunakan untuk penginderaan jauh. Tentu saja istilah itu disesuaikan
dengan ‘lidah’ orang di negara yang bersangkutan berikut ini beberapa
contohnya :

Di Indonesia penginderaan jauh


pernah disebut juga dengan teledeteksi.
Diposkan oleh Edi Gunarto di 09.57 0 komentar

PENGINDERAAN JAUH SEBAGAI ILMU DAN TEKNIK.

Penginderaan Jauh bisa dikatakan sebagai Ilmu karena memiliki


berbagai karakteristik yang jelas. Karakteristik yang jelas itu antara lain
terdapat pada lingkup studinya, konsepsi dasarya, metodologi, serta
filosofinya. Bila Peninginderaan jauh digunakan digunakan oleh pakar
lain untuk menopang penelitian atau pekerjaannya, maka penginderaan
jauh merupakan teknik bagi mereka. Misalnya seorang pakar
lingkungan hidup yang menggunakan bantuan citra satelit untuk
mengetahui kerusakan hutan.
Diposkan oleh Edi Gunarto di 09.56 0 komentar

SISTEM PENGINDERAAN JAUH & KOMPONENNYA

Sistem ialah serangkaian obyek atau komponen yang saling berkaitan


dan bekerja sama secara terkoordinasi untuk melaksanakan tujuan
tertentu. Sistem penginderaan jauh ialah serangkaian komponen yang
digunakan untuk penginderaaan jauh. Rangkaian komponen itu berupa
tenaga, obyek, sensor, data, dan pengguna data.

(1) Sumber Tenaga


Dalam penginderaan jauh harus ada sumber tenaga, baik sumber tenaga
alamiah (sistem pasif) maupun sumber tenaga buatan (sistem aktif).
Tenaga ini mengenai objek di permukaan bumi yang kemudian
dipantulkan ke sensor.
Jumlah tenaga matahari yang mencapai bumi dipengaruhi oleh waktu
(jam, musim), lokasi, dan kondisi cuaca. Jumlah tenaga yang diterima
pada siang hari lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah pada
pagi atau sore hari.
Kedudukan matahari terhadap tempat di bumi berubah sesuai dengan
perubahan musim. Pada musim di saat matahari berada tegak lurus di
atas suatu tempat, jumlah tenaga yang diterima lebih besar bila
dibanding dengan pada musim lain di saat matahari kedudukannya
condong terhadap tempat itu. Di samping itu, jumlah tenaga yang
diterima juga dipengaruhi oleh letak tempat di permukaan bumi.
Tempat-tempat di ekuator menerima tenaga lebih banyak bila
dibandingkan terhadap tempat-tempat di lintang tinggi.
Kondisi cuaca juga berpengaruh terhadap jumlah sinar yang mencapai
bumi. Semakin banyak penutupan oleh kabut, asap, dan awan, maka
akan semkin sedikit tenaga yang dapat mencapai bumi.
(2) Atmosfer.
Sebelum mengenai obyek, energi yang dihasilkan sumber tenaga
merambat melewati atmosfer. Atmosfer membatasi bagian sektrum
elektromagnetik yang dapat digunakan dalam penginderaan jauh.
Pengaruh atmosfer merupakan fungsi panjang gelombang dan bersifat
selektif terhadap panjang gelombang.
(3) Interaksi antara Tenaga dan Obyek
Tiap obyek mempunyai karakteristik tertentu dalam memantulkan atau
memancarkan tenaga ke sensor. Pengenalan obyek pada dasarnya
dilakukan dengan menyidik (tracing) karakteristik spektral objek yang
tergambar pada citra.
(4) Sensor
Tenaga yang datang dari objek di permukaan bumi diterima dan
direkam oleh sensor. Tiap sensor mempunyai kepekaan tersendiri
terhadap bagian spektrum elektromagnetik. Di samping itu juga
kepekaan berbeda dalam mereka obyek terkecil yang masih dapat
dikenali dan dibedakan terhadap obyek lain atau terhadap lingkungan
sekitarnya. Kemampuan sensor untuk menyajikan gambaran obyek
terkecil ini disebut resolusi spasial. Semakin kecil obyek yang dapat
direkam oleh sensor menandakan semakin baik kualitas sensor tersebut.
Berdasarkan proses perekamannya, sensor dibedakan menjadi sensor
fotografik dan sensor elektronik. Sensor fotografik proses
perekamannya berlangsung secara kimiawi. Tenaga elektromagnetik
diterima dan direkam pada lapisan emulsi film yang bila diproses akan
menghasilkan foto. Sedangkan sensor elektronik menggunakan tenaga
elektrik dalam bentuk sinyal elektrik. Sinyal elektrik yang direkam pada
pita magnetik ini kemudian dapat diproses menjadi data visual maupun
menjadi data digital yang siap dikomputerkan.
Lillesand dan Kiefer (1979) mengemukakan beberapa kelebihan sistem
fotografik dan sistem elektronik. Keuntungan sistem fotografik yakni:
(1) caranya sederhana, (2) tidak mahal, (3) resolusi spasialnya baik, dan
(4) integritas geometriknya baik. Sistem elektronik mempunyai
kelebihan dalam hal penggunaan spektrum elektromagnetik yang lebih
luas, kemampuan yang lebih besar dan lebih pasti dalam membedakan
karakteristik spektral obyek, dan proses analisis yang lebih cepat karena
digunakannya komputer.
Diposkan oleh Edi Gunarto di 09.55 0 komentar

INTERMEZO : MATA MANUSIA=SENSOR?

Mata manusia juga merupakan sensor, yaitu sensor alamiah.


Kepekaan mata kita terhadap tenaga elektromagnetik berkisar antara 0,4
µm hingga 0,7µm (sebatas pada spektrum tampak). Artinya, mata kita
dapat melihat suatu benda dengan menggunakan spektrum tampak
tersebut. Meskipun demikian, mata manusia bukanlah sensor
pengideraan jauh karena ia tidak dapat merekam apa yang ia lihat.
Hanya sebagian saja dari yang ia lihat dapat direkam di otak, akan tetapi
tidak dapat dibaca oleh orang lain.
Diposkan oleh Edi Gunarto di 09.54 0 komentar

KOMPONEN SISTEM INDERAJA (5&6)


(5) Perolehan data

Perolehan data dapat dilakukan dengan cara manual yakni dengan


interpretasi secara visual, dan dapat pula dilakukan dengan cara numerik
atau cara digital yaitu dengan menggunakan komputer. Foto udara
umumnya diinterpretasi secara manual, sedang data hasil penginderaan
secara elektronik (gambar sebelah kanan) dapat diinterpretasi secara
manual maupun secara numerik.

(6) Pengguna data


Keberhasilan aplikasi penginderaan jauh terletak pada dapat diterima
atau tidaknya hasil penginderaan jauh itu oleh para pengguna data.
Kerincian, keandalan, dan kesesuainnya terhadap kebutuhan pengguna
sangat menentukan diterima atau tidak diterimanya data penginderaan
jauh oleh para penggunanya.

Berdasarkan cara pengumpulan datanya, sistem penginderaan jauh dapat


dibedakan atas tenaga dan wahana yang digunakan dalam
penginderaaan. Berdasarkan tenaga yang digunakan, sistem tersebut
dibedakan atas yang menggunakan tenaga pantulan dan yang
menggunakan tenaga pancaran. Sedang berdasarkan wahananya maka
sistem penginderaan jauh dibedakan atas sistem penginderaaan dari
dirgantara (airborne system) dan dari antariksa (spaceborne system).
(Sutanto, 1994:60). Berdasarkan analisis datanya maka penginderaan
jauh dibedakan atas cara interpretasinya, yaitu interpretasi secara visual
dan interpretasi secara numerik.
Diposkan oleh Edi Gunarto di 09.51 0 komentar

CITRA PENGINDERAAN JAUH

Menurut Hornby (Sutanto, 1994:6), citra merupakan gambaran yang


terekam oleh kamera atau oleh sensor lainnya. Sedangkan Simonett
mengutarakan dua pengertian tentang citra yaitu :
“The counterpart of an object produced by the reflection or refraction of
light when focussed by a lens or a mirror.
Gambaran obyek yang dibuahkan oleh pantulan atau pembiasan sinar
yang difokuskan oleh sebuah lensa atau sebuah cermin.
The recorded representation (cinnibkt as a ogiti unage) if object
produced by optical, electro-optical, opical mechanical, or electrical
means. It is generally used when the EMR menited or reflected from a
scene is not directly recpded pm film.
Gambaran rekaman suatu obyek (biasanya berupa gambaran pada foto)
yang dibuahkan dengan cara optik, elektro-optik, optik mekanik, atau
elektronik. Pada umumnya ia digunakan bila radiasi elektromagnetik
yang dipancarkan atau dipantulkan dari suatu obyek tidak langsung
direkam pada film.”
(Sutanto, 1994:6)

Benda yang terekam pada citra dapat dikenali berdsarkan ciri yang
terekam oleh sensor. tiga ciri yang terekam oleh sensor adalah ciri
spasial, ciri temporal, dan ciri spektral.
Ciri spasial, adalah ciri yang berkaitan dengan ruan, meliputi : bentuk,
ukuran, bayangan, pola, tekstur, situs, dan asosiasi.
Ciri Temporal, adalah ciri yang terkait dengan umur benda atau waktu
saat perekaman.
Ciri Spektral, adalah ciri yang dihasilkan oleh tenaga elektromagnetik
dengan benda, yang dinyatakan dengan rona dan warna.

Citra dapat dibedakan atas citra foto (photographic image) atau foto
udara dan citra nonfoto (non-photographic image). Perbedaan antara
citra foto dan citra non foto dapat dijelaskan dengan tabel berikut :

Citra foto dapat dibedakan berdasarkan :


a. Sistem wahana :
- foto satelit : foto yang dibuat dari perspektif satelit
- foto udara : foto yang dibuat dari persepektif pesawat udara atau balon
udara
b. Spektrum elektromagnetik yang digunakan :
- Ultraviolet
- ortokromatik
- pankromatik
- inframerah warna asli (true color) dan
- inframerah warna palsu (false color).
c. Kemiringan sumbu kamera terhadap permukaan bumi ;
- Foto vertikal atau Foto tegak (Orto photograph), yaitu citra foto yang
dibuat dengan sumbu kamera tegak lurus terhadap objek di permukaan
bumi
- Foto miring atau Foto condong (Oblique Photograph), yaitu citra foto
yang dibuat dengna sumbu kamera membentuk sudut terhadap objek
permukaan bumi.
d. Jenis kamera
- foto dengan kamera tunggal
- kamera jamak (menggunakan lebih dari satu kamera)
e. Warna yang digunakan
- Foto warna semu, misalnya vegetasi yang berwarna hijau nampak
berwarna merah karena menggunakan sinar ultraviolet.
- foto warna asli, misalnya vegetasi yang berwarna hijau akan terlihat
hijau seperti objeknya.
Citra nonfoto dapat dibedakan:
a. Berdasarkan wahana yang digunakan
- Citra dirgantara
- Citra satelit
b. Berdasarkan Spektrum elektromagnetik yang digunakan
- citra radar
- citra inframerah termal
- citra gelombang mikro
c. Berdasarkan sensor yang digunakan
- citra tunggal
- citra multispektral
Penginderaan jauh fotografik yaitu sistem penginderaan jauh yang di
dalam merekam obyek menggunakan kamera sebagai sensor,
menggunakan film sebagai detektor, serta memanfaatkan tenaga
elektromagnetik. Perekaman obyek atau pemotrentann dapat dilakukan
dari udara maupun dari antariksa. Hasil rekamannya setelah diproses
menjadi foto udara atau foto satelit.
Penginderaan jauh fotografik pada umumnya menggunakan tenaga
alamiah. Matahari merupakan sumber tenaga yang utama, sedangkan
sinar bulan dan sinar buatan bisa digunakan pada waktu malam hari.
Obyek yang digambarkan pada foto udara terbatas pada obyek yang
tampak, yaitu obyek di permukaan bumi yang tidak terlindung oleh
obyek lainnya. Obyek di bawah permukaan tanah yang tertutup oleh
vegetasi tidak dapat tergambar pada foto udara. Meskipun demikian, ada
obyek tak tampak tetapi dapat ditafsirkan berdasarkan obyek yang
tampak. Sebagai contoh, jenis batuan yang dapat ditafsirkan berdasarkan
topografi, pola aliran, dan vegetasi penutupnya.
Diposkan oleh Edi Gunarto di 09.50 0 komentar

PENGINDERAAN JAUH NON FOTOGRAFIK : SISTEM TERMAL


Penginderaan jauh sistem termal adalah penginderaan jauh yang
memanfaatkan pancaran suhu suatu benda. Semua benda memancarkan
panas yang disebabkan oleh gerak acak partikelnya. Gerak acak ini
menyebabkan gesesarn antara partikel benda dan menimbulkan
peningkatan suhu sehngga permukaan benda itu memancarkan
panasnya. Tenaga elektromagnetik yang dipancarkan oleh benda disebut
tenaga pancaran yang besarnya diukur dengan Watt.cm-2.

Meskipun semua benda di permukaan bumi memancarkan panas,


jumlah panas yang dipancarkan tidak sama bagi tiap benda. Jumlah
panas yang dipancarkan oleh tiap benda dipengaruhi oleh tiga faktor,
yaitu : panjang gelombang yang digunakan untuk mengukur atau
menginderanya, suhu permukaan benda, dan nilai pencarannya.
Suhu pancaran yang yang berasal dari obyek di permukaan bumi
direkam oleh suatu sensor termal. Hasil rekaman tersebut bisa diproses
menjadi citra maupun non citra. Yang dimaksud dengan citra disini
ialah citra inframerah termal yang berupa gambaran dua dimensiobel
atau gambaran piktorial. Sedangkan hasil non-citra berupa garis atau
kurva spektral, satu angka, atau serangkaian angka yang mencerminkan
suhu pancaran obyek yang terekam oleh sensor termal.
Dengan Sistem penginderaan jauh termal ini, maka perekaman data
dapat dilakukan baik pada siang maupun malam hari. Tentusaja,
perekaman harus dilakukan pada kondisi cuaca yang memungkinkan.
Keunggulan lain dari sistem penginderaan jauh tenaga termal ini adalah
menghasilkan citra yang mampu merekam ujud yang tak tampak oleh
mata sehingga menjadi gambaran yang cukup jelas. Misalnya kebocoran
pipa gas bawah tanah, kebakaran tambang batu bara bawah tanah,
perbedaan suhu air, dan lain-lain.
Kelemahan citra inframerah termal terletak pada aspek geometrinya
yang penyimpangannya lebih besar dari penyimpangan pada foto udara.
Avery dan Berlin (1985) mengemukakan tujuh contoh deteksi obyek
berdasarkan beda suhunya, yaitu untuk mendeteksi (1) air dan tanah
serta batuan, (2)vegetasi, (3) tamah lembah, (4) tanah diperkeras, (5)
permukaan logam, (6) obyek bersuhu tinggi, dan (7) kesan hantu atau
‘ghost’

Wah, berarti acara ‘dunia lain’ memakai teknologi penginderaan jauh


dong…?
Diposkan oleh Edi Gunarto di 09.48 1 komentar
PENGINDERAAN JAUH NON-FOTOGRAFIK : SISTEM GELOMBANG
MIKRO

Pada mulanya, penginderaan jauh yang dikembangkan oleh para ahli


adalah penginderaan jauh fotografik yang menggunakan spektrum
tampak. Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, tenaga
elektromagneetik yang dapat digunakan untuk penginderaan jauh
meluas ke spektrum yang tidak tampak oleh mata, yaitu spektrum
inframerah. Sistem penginderaan jauh menggunakan tenaga gelombang
mikro ini baru dikembangkan sejak tahun 1950-an.
Penginderaan jauh dengan tenaga gelombang mikro merupakan sistem
penginderaan jauh yang bisa beroperasi pada siang maupun malam hari
pada segala cuaca. Ini berbeda dengan foto udara maupun citra
inframerah termal yang keduanya tidak bisa dibuat pada daerah yang
banyak tertutup oleh awan. Walaupun begitu, sistem penginderaan jauh
ini memiliki kelemahan yaitu resolusi spasial yang rendah.
Sensor penginderaan jauh ini terdiri dari dua jenis, yaitu radiometer dan
penyiam. Penginderaan jauh yang menggunakan tenaga elektromagnetik
pada gelombang mikro dibedakan atas dua sistem, (1) sistem Pasif,
dimana menggunakan gelombang mikro alamiah, (2) Sistem aktif,
menggunakan gelombang mikro yang dibangkitkan pada sensor.
Diposkan oleh Edi Gunarto di 09.47 0 komentar

INTERMEZO : RESOLUSI
Gamb
ar di atas adalah contoh citra yang mempunyai resolusi rendah. Objek
tidak tampak dengan jelas meski dilakukan pembesaran.
Resolusi bisa diartikan sebagai (1) jarak minimum antara dua gambaran,
(2) ukuran terkecil suatu obyek yang dapat dideteksi dengan
penginderaan jauh.

Gambar di bawah ini adalah contoh citra satelit yang beresolusi tinggi.

Soal : Cobalah kamu indentifikasi


berbagai obyek yang tampak pada gambar di atas!
Diposkan oleh Edi Gunarto di 09.46 0 komentar

PENGINDERAAN JAUH NON-FOTOGRAFIK : SISTEM SATELIT

BerbagaiSatelit Penginderaan Jauh :


Satelit Sumberdaya Alam :
1. Landsat (land Resources Satellite) milik Amerika Serikat
2. SPOT (System Probotaire de Observation de la Terra) milik Perancis
3. MOS (Marine Observation Satelite) Milik Jepang

4. Luna milik Rusia


5. Seasat (Sea satellite) milik AS
6. ERS (Eart Resources Satellite) milik Eropa
Satelit Cuaca;
1. TIROS (Thermal Infrared Observation Satellite) milik AS
2. GOES (Geostationary Operational Environmental Satellite) milik
AS.

3. Meteosat (Meteorological Satellite) milik Lembaga Antariksa


Eropa.
4. SKYLABmilik AS.5. OAO-2 (Orbiting Astr onomical O
servatory) milik

S6. Aqua milik AS.7. Hi


awari milik Jepang.Sa t
lit Telekomunikasi;1. ECHO 1 m lik Amerika Serikat2. Satelit Pal
pa, Milik Indonesia3. Telk
m-1 Milik Indonesia4. Garu a-1 Milik Indonesi
Satelit Pengintai;1.
rea Survey milik AS2.

Close Look milik AS3.


uick Bird Milik AS
4. Cosmos Milik AS5. Chi
a sat-1 milik China6. Bh

Diposkan oleh Edi Gunarto di 09.45 2 komentar

INTERPRETASI CITRA

Interpretasi citra adalah perbuatan mengkaji foto udara dan atau citra
dengan maksud untuk mengidentifikasi obyek dan menilai arti
pentingnya obyek tersebut. (Estes dan Simonett dalam Sutanto, 1994:7)
Menurut Lintz Jr. dan Simonett dalam Sutanto (1994:7), ada tiga
rangkaian kegiatan yang diperlukan dalam pengenalan obyek yang
tergambar pada citra, yaitu: (1) Deteksi, adalah pengamatan adanya
suatu objek, misalnya pada gambaran sungai terdapat obyek yang bukan
air.
(2) Identifikasi, adalah upaya mencirikan obyek yang telah dideteksi
dengan menggunakan keterangan yang cukup. Misalnya berdasarkan
bentuk, ukuran, dan letaknya, obyek yang tampak pada sungai tersebut
disimpulkan sebagai perahu motor.
(3) Analisis, yaitu pengumpulan keterangan lebih lanjut. Misalnya
dengan mengamati jumlah penumpangnya, sehingga dapat disimpulkan
bahwa perahu tersebut perahu motor yang berisi dua belas orang.

UNSUR INTERPRETASI CITRA


Sambil mempelajari unsur interpretasi citra, silahkan sesekali melihat ke
foto udara berikut ini.

Pengenalan obyek merupakan bagian paling vital dalam interpretasi


citra. Foto udara sebagai citra tertua di dalam penginderaan jauh
memiliki unsur interpretasi yang paling lengkap dibandingkan unsur
interpretaasi pada citra lainnya. (Sutanto, 1994:121). Unsur interpretasi
citra terdiri :
(1) Rona dan Warna
Rona ialah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan obyek pada citra,
sedangkan warna ialah wujud yang tampak oleh mata dengan
menggunakan spektrum sempit, lebih sempit dari spektrum tampak.
Melihat gambar di samping kita akan mengetahui bahwa gambar
tersebut merupakan lokasi semburan lumpur lapindo. Genangan lumpur
bisa kita kenali dengan adanya obyek yang berwarna keabu-abuan
dengan rona cerah. Titik semburan lumpur pun bisa kita kenali dengan
warna putih dan rona yang lebih cerah yang ada di tengah-tengah
genangan lumpur. Daerah yang belum tergenang oleh lumpur juga bisa
kita kenali dengan adanya objek berwarna hijau, yang menandakan
masih adanya vegetasi yang hidup.
(2) Bentuk
Merupakan variabel kualitatif yang memberikan konfigurasi atau
kerangka suatu obyek. Kita bisa adanya objek stadion sepakbola pada
suatu foto udara dari adanya bentuk persegi panjang. demikian pula kita
bisa mengenali gunung api dari bentuknya yang cembung.
(3) Ukuran
Atribut obyek yang antara lain berupa jarak, luas, tinggi, lereng, dan
volume. Ukuran meliputi dimensi panjang, luas, tinggi, kemirigan, dan
volume suatu objek. Perhatikan gambar lokasi semburan lumpur di atas;
ada banyak objek berbentuk kotak-kotak kecil. Kita bisa membedakan
mana objek yang merupakan rumah, gedung sekolah, atau pabrik
berdasarkan ukurannya.
(4) Tekstur
Frekuensi perubahan rona pada citra atau pengulangan rona kelompok
obyek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual. Untuk lebih
memahami, berikut akan digambarkan perbedaan tekstur berbagai
benda.
(5) Pola
Pola atau susunan keruagan merupakan ciri yang menandai bagi banyak
obyek bentukan manusia dan bagi beberapa obyek alamiah.

(6) Bayangan
Bayangan sering menjadi kuci pengenalan yang penting bagi beberapa
obyek dengan karakteristik tertentu, seperti cerobong asap, menara,
tangki minyak, dan lain-lain. Jika objek menara disamping diambil
tegak lurus tepat dari atas, kita tidak bisa langsung mengidentifikasi
objek tersebut. Maka untuk mengenali bahwa objek tersebut berupa
menara adalah dengan melihat banyangannya
(7) Situs
Menurut Estes dan Simonett, Situs adalah letak suatu obyek terhadap
obyek lain di sekitarnya. Situs juga diartikan sebagai letak obyek
terhadap bentang darat, seperti situs suatu obyek di rawa, di puncak
bukit yang kering, dan sebagainya. Itulah sebabnya, site dapat untuk
melakukan penarikan kesimpulan (deduksi) terhadap spesies dari
vegetasi di sekitarnya. Banyak tumbuhan yang secara karekteristik
terikat dengan site tertentu tersebut. Misalnya hutan bakau ditandai
dengan rona yang telap, atau lokasinya yang berada di tepi pantai.
Kebun kopi ditandai dengan jarak tanamannya, atau lokasinya yaitu
ditanam di daerah bergradien miring/pegunungan.
(8) Asosiasi
Keterkaitan antara obyek yang satu dengan obyek yang lain. Karena
adanya keterkaitan ini maka terlihatnya suatu obyek pada citra sering
merupakan petunjuk bagi adanya obyek lain. Misalnya fasilitas listrik
yang besar sering menjadi petunjuk bagi jenis pabrik alumunium.
gedung sekolah berbeda dengan rumah ibadah, rumah sakit, dan
sebagainya karena sekolah biasanya ditandai dengan adanya lapangan
olah raga.
Dalam mengenali obyek pada foto udara atau pada citra lainnya,
dianjurkan untuk tidak hanya menggunakan satu unsur interpretasi citra.
Semakin ditambah jumlah unsur interpretasi citra yang digunakan, maka
semakin menciut lingkupnya ke arahtitik simpul tertentu. Pengenalan
obyek dengan cara ini disebut konvergensi bukti (cerverging
evidence/convergence of evidence).
sumber : Sutanto, 1992
Contoh konvergensi bukti
Soal :
Pilihlah salah satu beberapa citra satelit yang ada pada situs ini,
kemudian buatlah interpretasinya dengan bahasa kamu.
klik di sini
Diposkan oleh Edi Gunarto di 09.42 3 komentar

ALAT INTERPRETASI CITRA

Dalam melakukan interpretasi citra, digunakan berbagai alat yang


meliputi alat pengamat, alat pengukur obyek pada citra, alat pemindahan
data intrepretasi Citra, serta alat Analisis digital.
Alat pengamat pada citra meliputi alat pengamat nonstereoskopik (lensa
pembesar, meja sinar, serta istrumen pengamat optik dan elektronik) dan
Alat pengamat stereoskopik. Stereoskop merupakan piranti optik
binokuler untuk membantu pengamat guna mengamati pasangan foto
atau diagram yang diorientasikan dengan benar untuk memperoleh
kesan mental sebuah model tiga dimensional.
Alat pengukur obyek pada citra meliputi pengukur arah, pengukur jarak,
pengukur luas, pengukur tinggi, serta pengukur lereng.
Diposkan oleh Edi Gunarto di 09.41 0 komentar

PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH

Kegunaan citra penginderaan jauh antra lain sebagai berikut :


1. Sebagai alat bantu dalam menyusun teori
Teori adalah serangkaian peryataan tentang hubungan antara dua gejala
atau lebih yang dibuat dengan tingkat kepercayaan tertentu. Teori
tersebut disusun berdasarkan penelitian yang dibuat dengan tingkat
kepercayaan antara teori dan fakta.
2. Sebagai atau untuk menemukan fakta
Citra yang menyajikan gambaran lengkap merupakan sumber data yang
dapat diinterpretasi secara cepat.
3. Sebagai alat penelitian
Citra yang menyajikan gambaran sinoptik merupakan alat yang baik
dalam memberikan rekaman objek, gejala, atau daearah.
4. Sebagai dasar penjelasan
Citra yang menyajikan gambaran lengkap dengan ujud dan letak yang
mirip wujud dan letak sebenarnya merupkan alat yang baik sekali untuk
memahami letak dan susunan gejala di muka bumi.
5. Sebagai alat dalam prediksi pengendalian.
Citra merupakan alat bantu secara visual yang bermanfaat di dalam
prediksi dan pengendalian, yaitu sebagai abstraksi kondisi masa yang
akan datang dan sebagai peta kerja.
Gambar di atas adalah animasi yang dibuat oleh seorang ahli untuk
menggambarkan penyebaran lumpur sidoarjo ke selat madura. Animasi
ini dibuat berdasarkan data satelit yang diperoleh secara periodik. Dari
data citra tersebut, seorang ahli bisa memprediksi dampak penyebaran
lumpur beberapa tahun yang akan datang.

Penginderaan jauh bisa dimanfaatkan oleh para ahli dalam bidangnya


masing-masing. Diantaranya sebagai berikut :
- Hidrologi : pengukuran curahan, memonitor dalamnya salju dan es
yang menutup permukaan, pengawasan banjir, manajemen transport ari,
agrikultur, kehutanan.
- Meteorologi : Memonitoring badai, curahan, awan dan gerakannya,
angin serta turbulensi, insolasi.
- Ekologi dan Polusi : memonitor biologi, polusi thermal, polusi udara
dan air.
- Geografi dan geologi : pemetaan tanah dan lapangan, peta geologi,
mendeteksi endapan mineral.
- Oceanografi : memonitor gelombang, arus, temperatur, salinitas,
turbidit (kekeruhan air)
- Militer
sekarang bacalah artikel ini, kemudian ceritakan kembali pemanfaatan
citra satelit yang terdapat dalam artikel tersebut dengan kata-katamu
sendiri.
Diposkan oleh Edi Gunarto di 09.40 0 komentar

KEUNGGULAN PENGINDERAAN JAUH

KEUNGGULAN PENGINDERAAN JAUH


Menurut Sutanto(1994:18-23), penggunaan penginderaan jauh baik
diukur dari jumlah bidang penggunaannya maupun dari frekuensi
penggunaannya pada tiap bidang mengalami pengingkatan dengan
pesat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
(1) Citra menggambarkan obyek, daerah, dan gejala di permukaan bumi
dengan; wujud dan letak obyek yang mirip ujud dan letak di permukaan
bumi, relatif lengkap, meliputi daerah yang luas, serta bersifat
permanen.
(2) Dari jenis citra tertentu dapat ditimbulkan gambaran tiga
dimensional apabila pengamatannya dilakukan dengan alat yang disebut
stereoskop.
(3) Karaktersitik obyek yang tidak tampak dapat diwujudkan dalam
bentukcitra sehingga dimungkinkan pengenalan obyeknya.
(4) Citra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit
dijelajahi secara terestrial.
(5) Merupakan satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.
(6) Citra sering dibuat dengan periode ulang yang pendek.

Anda mungkin juga menyukai