1. Setelah tampilan weblog terbuka, kamu bisa langsung membaca materi penginderaan jauh
ini dari bagian pengantar sampai bagian akhir.
2. Jika sebelumnya kamu pernah mendapat materi ini namun masih ada beberapa bagian yang
belum jelas, maka bukalah pilihan materi yang kamu butuhkan dan ingin kamu kuasai.
3. Intermezo merupakan sisipan yang berupa pertanyaan ataupun pengetahuan singkat yang
diharapkan bisa mendukung pemahaman materi.
4. Bila isi penjelasan materi penginderaan jauh di dalam weblog ini dirasa masih kurang,
bukalah beberapa artikel atau situs lain yang juga sudah dilink-kan dengan weblog ini.
5. Jika kamu telah membuka situs lain dan ingin kembali ke situs ini, cukup klik tombol back
yang ada di sebelah kiri atas.
6. Setelah kamu selesai mempelajari weblog tersebut, berikanlah kritik dan saran terhadap
weblog tersebut dengan meng-klik tulisan Comment di setiap bagian bawah materi , atau
dengan mengirim email ke brothergunt@yahoo.com
SELAMAT BELAJAR!
Diposkan oleh Edi Gunarto di 10.07 2 komentar
PENGANTAR
Bayangkan kamu adalah seorang pengusaha yang sukses. Suatu ketika
kamu hendak pergi ke luar kota untuk melakukan perjalanan bisnis.
Bagi seorang pengusaha sukses, sedetik waktu begitu berarti. Hanya
dalam hitungan jam, jutaan rupiah bisa didapatkan. Oleh karenanya,
kamu hendak berangkat ke kota lain dengan pesawat pribadi supaya
menghemat waktu. Tapi tiba-tiba kamu teringat akan kejadian baru-baru
ini, tentang sering terjadinya kecelakaan pesawat di Indonesia.
Kamu harus berpikir ulang apakah akan menggunakan jalur udara
maupun jalur darat. Keduanya sama-sama berisiko, meskipun jika
dilihat dari sisi waktu, perjalanan udara lebih menguntungkan. Tetapi
perlu diingat, nyawa kita jauh lebih bernilai dari segalanya. Tidak ada
gunanya perjalanan yang cepat kalau pesawat yang kita tunggangi jatuh
dari ketinggian. Apa yang selanjutnya kamu lakukan?
S
eperti yang kamu ketahui, kecelakaan pesawat bisa disebabkan oleh
keadaan cuaca yang buruk. Oleh karenanya, usaha pencegahan
terjadinya kecelakaan pesawat sangat mungkin dilakukan. Selain dengan
uji kelayakan pesawat terbang, mengetahui perkiraan cuaca adalah hal
yang wajib dilakukan sebelum memutuskan untuk terbang.
Nah, pada bagian ini kita akan mengetahui ‘misteri’ di balik perkiraan
cuaca. Apa sebenarnya yang membuat BMG (Badan Meteorologi dan
Geofisika) mampu meramalkan keadaan cuaca suatu daerah dalam
waktu tertentu? Dengan materi penginderaan jauh yang diberikan ini,
semoga kamu bisa mengetahui jawabannya.
APAKAH PENGINDERAAN JAUH ITU?
Dari pengertian di atas, coba kamu pikirkan apakah seorang nenek sihir
yang melihat mangsanya melalui bola kristal termasuk penginderaan
jauh atau bukan?
Diposkan oleh Edi Gunarto di 10.02 4 komentar
Benda yang terekam pada citra dapat dikenali berdsarkan ciri yang
terekam oleh sensor. tiga ciri yang terekam oleh sensor adalah ciri
spasial, ciri temporal, dan ciri spektral.
Ciri spasial, adalah ciri yang berkaitan dengan ruan, meliputi : bentuk,
ukuran, bayangan, pola, tekstur, situs, dan asosiasi.
Ciri Temporal, adalah ciri yang terkait dengan umur benda atau waktu
saat perekaman.
Ciri Spektral, adalah ciri yang dihasilkan oleh tenaga elektromagnetik
dengan benda, yang dinyatakan dengan rona dan warna.
Citra dapat dibedakan atas citra foto (photographic image) atau foto
udara dan citra nonfoto (non-photographic image). Perbedaan antara
citra foto dan citra non foto dapat dijelaskan dengan tabel berikut :
INTERMEZO : RESOLUSI
Gamb
ar di atas adalah contoh citra yang mempunyai resolusi rendah. Objek
tidak tampak dengan jelas meski dilakukan pembesaran.
Resolusi bisa diartikan sebagai (1) jarak minimum antara dua gambaran,
(2) ukuran terkecil suatu obyek yang dapat dideteksi dengan
penginderaan jauh.
Gambar di bawah ini adalah contoh citra satelit yang beresolusi tinggi.
INTERPRETASI CITRA
Interpretasi citra adalah perbuatan mengkaji foto udara dan atau citra
dengan maksud untuk mengidentifikasi obyek dan menilai arti
pentingnya obyek tersebut. (Estes dan Simonett dalam Sutanto, 1994:7)
Menurut Lintz Jr. dan Simonett dalam Sutanto (1994:7), ada tiga
rangkaian kegiatan yang diperlukan dalam pengenalan obyek yang
tergambar pada citra, yaitu: (1) Deteksi, adalah pengamatan adanya
suatu objek, misalnya pada gambaran sungai terdapat obyek yang bukan
air.
(2) Identifikasi, adalah upaya mencirikan obyek yang telah dideteksi
dengan menggunakan keterangan yang cukup. Misalnya berdasarkan
bentuk, ukuran, dan letaknya, obyek yang tampak pada sungai tersebut
disimpulkan sebagai perahu motor.
(3) Analisis, yaitu pengumpulan keterangan lebih lanjut. Misalnya
dengan mengamati jumlah penumpangnya, sehingga dapat disimpulkan
bahwa perahu tersebut perahu motor yang berisi dua belas orang.
(6) Bayangan
Bayangan sering menjadi kuci pengenalan yang penting bagi beberapa
obyek dengan karakteristik tertentu, seperti cerobong asap, menara,
tangki minyak, dan lain-lain. Jika objek menara disamping diambil
tegak lurus tepat dari atas, kita tidak bisa langsung mengidentifikasi
objek tersebut. Maka untuk mengenali bahwa objek tersebut berupa
menara adalah dengan melihat banyangannya
(7) Situs
Menurut Estes dan Simonett, Situs adalah letak suatu obyek terhadap
obyek lain di sekitarnya. Situs juga diartikan sebagai letak obyek
terhadap bentang darat, seperti situs suatu obyek di rawa, di puncak
bukit yang kering, dan sebagainya. Itulah sebabnya, site dapat untuk
melakukan penarikan kesimpulan (deduksi) terhadap spesies dari
vegetasi di sekitarnya. Banyak tumbuhan yang secara karekteristik
terikat dengan site tertentu tersebut. Misalnya hutan bakau ditandai
dengan rona yang telap, atau lokasinya yang berada di tepi pantai.
Kebun kopi ditandai dengan jarak tanamannya, atau lokasinya yaitu
ditanam di daerah bergradien miring/pegunungan.
(8) Asosiasi
Keterkaitan antara obyek yang satu dengan obyek yang lain. Karena
adanya keterkaitan ini maka terlihatnya suatu obyek pada citra sering
merupakan petunjuk bagi adanya obyek lain. Misalnya fasilitas listrik
yang besar sering menjadi petunjuk bagi jenis pabrik alumunium.
gedung sekolah berbeda dengan rumah ibadah, rumah sakit, dan
sebagainya karena sekolah biasanya ditandai dengan adanya lapangan
olah raga.
Dalam mengenali obyek pada foto udara atau pada citra lainnya,
dianjurkan untuk tidak hanya menggunakan satu unsur interpretasi citra.
Semakin ditambah jumlah unsur interpretasi citra yang digunakan, maka
semakin menciut lingkupnya ke arahtitik simpul tertentu. Pengenalan
obyek dengan cara ini disebut konvergensi bukti (cerverging
evidence/convergence of evidence).
sumber : Sutanto, 1992
Contoh konvergensi bukti
Soal :
Pilihlah salah satu beberapa citra satelit yang ada pada situs ini,
kemudian buatlah interpretasinya dengan bahasa kamu.
klik di sini
Diposkan oleh Edi Gunarto di 09.42 3 komentar