di Kota Padang
Arlinda Sari
Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang
Abstrak
Latar Belakang: Remaja merupakan fase transisi dari anak-anak menuju dewasa, ditandai dengan percepatan
perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial. Mereka masih mencari identitas diri, cenderung mengikuti
trend, masih labil, dan sangat mudah dipengaruhi oleh teman sebaya, termasuk pengaruh untuk merokok.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan, uang saku, akses mendapatkan rokok, media
massa, keluarga, dan teman sebaya terhadap perilaku merokok di kalangan siswa sekolah menengah di kota
Padang.
Metode: Metode penelitian ini adalah survei cross-sectional dengan mewawancarai 220 siswa laki-laki di 5
(lima) SMA Negeri di Kota Padang yang dipilih secara multistage random sampling. Data dikumpulkan
menggunakan kuesioner terstruktur yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Regresi logistik berganda
digunakan untuk menentukan hubungan tersebut.
Hasil: penelitian menunjukkan 59,1% siswa laki-laki SMA di Padang merokok. Sebagian besar dari mereka
memiliki pengetahuan tentang rokok (62.3%), dan terpapar iklan rokok di media massa (52,3%), memiliki teman
sebaya perokok (60,5%), dan memiliki keluarga yang merokok (51,4%). Siswa yang memiliki teman sebaya
perokok 10,1 kali lebih mungkin untuk memulai merokok (OR 10,1, 95% CI 5,5 - 19,5).
Kesimupulan: Mengetahui bahwa remaja pertama kali merokok pada usia 7 tahun dan perilaku teman sebaya
adalah faktor risiko paling besar untuk memulai merokok pada remaja, disarankan untuk dilakukan tindakan
pencegahan, seperti konseling kesehatan sedini mungkin (dimulai di sekolah dasar atau menengah).
Kata kunci: Pengaruh, Perilaku merokok, Siswa
Alamat Korespondensi:
Arlinda Sari
Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang
Email : sariarlinda80@gmail.com
239
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Vol. 11 Edisi 3, 2019
merupakan sumber penting dari rokok HASIL
pertama remaja, rokok digunakan untuk
meningkatkan status sosial anak laki-laki Analisis Univariat merupakan
diantara teman-teman mereka dan analisis yang digunakan untuk melihat
meningkatkan rasa percaya diri, lebih distribusi frekuensi pada masing-masing
dewasa, dan lebih kaya dari rekan-rekan variable penelitian.(11). Berdasarkan tabel 1
mereka. dapat dilihat karakteristik Responden,
hasilnya menunjukkan bahwa 130 siswa dari
Disamping itu peranan orang tua sangat 220 responden siswa sekolah menengah atas
mempengaruhi perilaku merokok remaja, di kota Padang, lebih dari separoh (59.1%)
terlihat orangtua yang merokok berhubungan berperilaku merokok. sebagian besar (62.3%)
secara signifikan dengan risiko yang lebih siswa sekolah menengah atas di Kota Padang
tinggi permulaan merokok. Risiko permulaan memiliki pengetahuan yang kurang tentang
merokok anak-anak dengan orangtua yang rokok terutama bahaya merokok bagi
merokok meningkat sesuai dengan durasi kesehatan. Mudahnya untuk mendapatkan
mereka terpapar dengan orangtua yang rokok (75%) dengan uang saku yang cukup
merokok. untuk dapat membeli rokok (59.1%). Lebih
dari separoh orang tua siswa berperilaku
Iklan rokok sebagai media promosi rokok merokok (51.4%). Sebagian besar siswa
dan berbagai jenis sangat potensial memiliki teman yang berperilaku merokok
membentuk sikap dan perilaku merokok (60.5%), dan lebih dari separoh siswa sering
remaja. Penelitian pada bulan Maret 2007 terpapar dengan media massa yang
terhadap 278 siswa pada sebuah SMP Negeri menampilkan iklan rokok (52.3%). Rata-rata
di Makassar menunjukkan 15,2% remaja usia pertama kali merokok adalah 14.76
merokok karena pengaruh media massa dan tahun dengan Standard Error (SE) mean
92,4% responden sering melihat iklan rokok. sebesar 0,171. Usia termuda remaja yang
(2)
pernah merokok adalah 7 tahun.
METODE Tabel 1. Karakteristik Responden
Penelitian ini merupakan penelitian Persen
Variabel Frekuensi
kuantitatif dengan desain studi cross (%)
sectional yang dilakukan pada bulan mei Perilaku Tidak
90 40.9
sampai dengan Oktober 2017, wawancara Merokok Merokok
dilakukan pada 220 siswa laki-laki dari 5 Merokok 130 59.1
(lima) Sekolah Menengah Atas Negeri di Pengetahuan baik 83 37.7
Kota Padang yang dipilih berdasarkan
multistage random sampling. Pengumpulan kurang 137 62.3
data dilakukan dengan menggunakan Akses Mudah 165 75
kuesioner terstruktur yang telah diuji mendapatkan
rokok Susah 55 25
validitas dan reabilitasnya. Variabel
dependen pada penelitian ini adalah perilaku Uang saku <=15rb 130 59.1
merokok siswa sekolah menengah atas, >15rb 90 40.9
variabel independen adalah pengetahuan, Perilaku
Baik 107 48.6
akses mendapatkan rokk, uang saku, orangtua
keterpaparan media massa, perilaku merokok Kurang baik 113 51.4
keluarga, dan perilaku merokok teman Baik 87 39.5
Perilaku
sebaya. teman sebaya Kurang baik 133 60.5
Media Massa Jarang 105 47.7
Sering 115 52.3
Usia Pertama
Min-Max
Merokok 7 s.d 9
Mean/SE
14.76/0.171
Mean
241
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Vol. 11 Edisi 3, 2019
tahun yaitu sebesar 46.3%.(10,12) Hasil analisis contoh bagi anak-anaknya untuk dapat di tiru
dari Global Youth Tobacco Survey ( GYTS ) dan di teladani. Hasil penelitian menemukan
terjadi peningkatan prevalensi perokok aktif 51.4% orangtua siswa berperilaku kurang
remaja lelaki umur 10-14 tahun sebesar 12 baik (merokok) dan secara statistik terdapat
kali yaitu 0.3 % pada tahun 1995 dan hubungan yang signifikan antara perilaku
meningkat menjadi 3.7 % pada tahun 2013. orang tua dengan perilaku merokok pada
Sama halnya dengan kelompok umur 15-19 siswa sekolah menengah atas di Kota
tahun terjadi peningkatan prevalensi tertinggi Padang. Hal ini berlawanan dengan
yakni 13.6 % pada tahun 2010 menjadi penelitian yang dilakukan Rachmat M yakni
56.9% pada tahun 2013. Umur mulai uji bivariate menunjukkan tidak ada
merokok yang semakin muda, dimana anak hubungan yang signifikan antara keluarga
berumur 5-9 tahun sudah mulai merokok. (9) yang merokok dengan perilaku merokok
siswa.(16) Sejalan dengan penelitian yang
Pengetahuan merupakan factor dilakukan oleh Purnawanti di Kota Bogor,
predisposisi yang mempengaruhi perilaku menemukan 60% siswa SMP mempunyai
seseorang, dan diharapkan mereka yang orangtua yang merokok dan risiko perokok
berpengatahuan tinggi akan berperilaku yang siswa dengan orangtua merokok 2.44 kali
positif. Pada penelitian ini pengetahuan lebih besar dari pada siswa dengan orang tua
tentang rokok merupakan prediktor perilaku yang tidak merokok.(17) Pada anak remaja,
merokok pada siswa sekolah menengah atas orangtua yang merokok berhubungan secara
di Kota Padang. Pengetahuan mereka berada signifikan dengan risiko yang lebih tinggi
pada kategori rendah (62.3%), Hal tersebut permulaan merokok. Risiko permulaan
sejalan dengan penelitian yang dilakukan merokok anak-anak dengan orangtua yang
Indra S. bahwa terdapat 89.5% siswa merokok meningkat sesuai dengan durasi
memiliki pengetahuan tentang bahaya rokok mereka terpapar dengan orangtua yang
yang rendah.(8) Namun berlawanan dengan merokok. Perilaku orang tua mendorong
hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmadi prilaku meniru seorang anak (remaja)
A dan Fallis yaitu proporsi siwa yang terhadap orang tua. Orang tua menjadi model
merokok lebih besar pada siswa yang tingkah laku anak-anak, termasuk perilaku
berpengetahuan tinggi dibandingkan dengan merokok.(16)
pengetahuan rendah.(13,14) Salah satu cara
untuk meningkatkan pengetahuan siswa Pengaruh teman sebaya terdapat
tentang rokok adalah dengan pelatihan pola perilaku merokok sangat besar, hal tersebut
asuhan anti merokok, memesukkan materi terbukti secara statistik sebagian besar siswa
bahaya merokok pada kurikulum pengajaran memiliki teman dengan perilaku yang kurang
siswa disekolah. baik (merokok) dan terdapat hubungan yang
signifikan antara faktor teman sebaya yang
Uang saku merupakan factor yang merokok dengan perilaku merokok pada
dapat mempengaruhi siswa untuk merokok, siswa sekolah menengah atas di Kota Padang
karena uang saku yang besar memungkinkan dengan risiko 10 kali lebih besar. Hal ini
siswa untuk dapat membeli rokok. Uang saku sejalan dengan penelitian yang disampaikan
siswa sebagian besar dibawah lima belas ribu Soesyasmoro yaitu faktor teman sebaya turut
rupiah (59.1%) dan tidak terdapat hubungan mempengaruhi perilaku merokok pada siswa
yang signifikan antara uang saku dengan sekolah atau remaja,(18) dan sejalan dengan
perilaku merokok siswa sekolah menengah penelitian Indra S yang menyatakan bahwa
atas di Kota Padang. Hasil penelitian ini tidak siswa sekolah menengah atas dengan teman
sejalan dengan penelitian Shaluhiyah Z yaitu sebaya yang merokok memiliki kemungkinan
ada hubungan antara uang saku dengan untuk berperilaku merokok hingga 5 kali
praktik merokok responden.(15) lebih besar dibandingkan dengan yang tidak
memiliki teman sebanya yang berperilaku
Orangtua berperan dalam membentuk merokok.(8) Sama halnya dengan penelitian
sikap anak, orangtua merupakan panutan bagi yang dilakulan oleh Rachmat, Thaha &
keluarga terutama bagi anak-anaknya, oleh Syafar menyatakan bahwa teman sebaya
sebab itu perilaku orangtua merupakan merupakan faktor dominan untuk