Anda di halaman 1dari 2

Gejala Klinis

1. Osteoarthritis1

Pada umumnya pasien OA mengatakan bahwa keluhankeluhannya sudah


berlangsung lama, tetapi berkembang secara perlahan-lahan.
a. Nyeri Sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama yang seringkali membawa
pasien ke dokter (meskipun mungkin sebelum-nya sendi sudah kaku dan
berubah bentuknya). Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan
sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang-
kadang menimbulkan rasa nyeri yang lebih dibanding gerakan yang lain.
Nyeri pada OA juga dapat berupa penjalaran atau akibat radikulopati,
misalnya padaOA servikal dan lumbal. OA lumbal yang menimbulkan
stenosis spinal mungkin menimbulkan keluhan nyeri di betis, yang biasa
disebut dengan claudicatio intermitten.
b. Hambatan Gerakan Sendi
Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-
pelan sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri.
c. Kaku Pagi
Pada beberapa pasien, nyeri atau kaku sendi dapat timbul setelah
imobilitas, seperti duduk di kursi atau mobil dalam waktu yang cukup
lama atau bahkan setelah bangun tidur.
d. Krepitasi
Rasa gemeretak (kadang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang
sakit.
e. Pembesaran Sendi (deformitas)
Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya
(seringkali terlihat di lutut atau tangan) secara pelan-pelan membesar.
f. Perubahan Gaya Berjalan
Gejala ini merupakan gejala yang menyusahkan paasien. Hampir
semua pasien OA pergelangan kaki, tumit, lutut atau panggul berkembang
menjadi pincang. Gangguan berjalan dan gangguan fungsi sendi yang lain
merupakan ancaman yang besar untuk kemandirian pasien OA yang
umumnya tua.
2. Osteoporosis2
Seorang wanita yang sedang atau mendekati masa menopause akan
memiliki kecenderungan terkena nyeri punggung dan peningkatan kifosis
torasikus. X-ray dari tulang vertebrae menunjukkan desakkan atau penekanan
pada satu atau lebih corpus vertebrae dan pada posisi lateral juga
menunjukkan kalsifikasi pada aorta.
Ini merupakan gambaran khas, namun kadang-kadang kejadian klinis
yang pertama adalah energi fraktur yang rendah pada distal radius (Colles’
fracture), coxae atau tarsal.
DXA dapat menunjukkan secara jelas penurunan densitas tulang pada
corpus vertebrae atau collum femoris.
Angka pergantian tulang biasanya normal atau meningkat secara jelas;
pengukuran dari kolagen yang dieksresikan berbanding terbalik dengan
produk dan telpeptida yang menyebabkan tingginya pergantian tipe
pengeroposan tulang.
Sekali diagnosis ditegakkan, test secara keseluruhan juga diperlukan
untuk melihat penyebab lain dari osteoporosis (contoh: hiperparatiroidisme,
penyakit keganasan atau hipercortisonisme)

Daftar Pustaka

1. Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam Indonesia. 2010. Buku Ajar Ilmu


Penyakit Dalam Jilid III Edisi V.
2. Nayagam S. Metablic and Endocrine Disorder. Dalam: Solomon L. Apley’s
System of Orthopaedics and Fractures Ninth Edition. London: Hodder
Education. 2010.

Anda mungkin juga menyukai