0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan2 halaman
Dokumen ini membahas gejala-gejala klinis osteoarthritis dan osteoporosis. Osteoarthritis ditandai dengan nyeri sendi, hambatan gerakan, kaku pagi, krepitasi, dan perubahan gaya berjalan. Osteoporosis ditandai dengan nyeri punggung, kifosis, desakan vertebra, dan fraktur tulang yang rendah energi seperti pergelangan tangan. Diagnosa ditegakkan dengan pemeriksaan DXA yang menunjukkan penurunan densitas t
Dokumen ini membahas gejala-gejala klinis osteoarthritis dan osteoporosis. Osteoarthritis ditandai dengan nyeri sendi, hambatan gerakan, kaku pagi, krepitasi, dan perubahan gaya berjalan. Osteoporosis ditandai dengan nyeri punggung, kifosis, desakan vertebra, dan fraktur tulang yang rendah energi seperti pergelangan tangan. Diagnosa ditegakkan dengan pemeriksaan DXA yang menunjukkan penurunan densitas t
Dokumen ini membahas gejala-gejala klinis osteoarthritis dan osteoporosis. Osteoarthritis ditandai dengan nyeri sendi, hambatan gerakan, kaku pagi, krepitasi, dan perubahan gaya berjalan. Osteoporosis ditandai dengan nyeri punggung, kifosis, desakan vertebra, dan fraktur tulang yang rendah energi seperti pergelangan tangan. Diagnosa ditegakkan dengan pemeriksaan DXA yang menunjukkan penurunan densitas t
Pada umumnya pasien OA mengatakan bahwa keluhankeluhannya sudah
berlangsung lama, tetapi berkembang secara perlahan-lahan. a. Nyeri Sendi Keluhan ini merupakan keluhan utama yang seringkali membawa pasien ke dokter (meskipun mungkin sebelum-nya sendi sudah kaku dan berubah bentuknya). Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang- kadang menimbulkan rasa nyeri yang lebih dibanding gerakan yang lain. Nyeri pada OA juga dapat berupa penjalaran atau akibat radikulopati, misalnya padaOA servikal dan lumbal. OA lumbal yang menimbulkan stenosis spinal mungkin menimbulkan keluhan nyeri di betis, yang biasa disebut dengan claudicatio intermitten. b. Hambatan Gerakan Sendi Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan- pelan sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri. c. Kaku Pagi Pada beberapa pasien, nyeri atau kaku sendi dapat timbul setelah imobilitas, seperti duduk di kursi atau mobil dalam waktu yang cukup lama atau bahkan setelah bangun tidur. d. Krepitasi Rasa gemeretak (kadang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit. e. Pembesaran Sendi (deformitas) Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (seringkali terlihat di lutut atau tangan) secara pelan-pelan membesar. f. Perubahan Gaya Berjalan Gejala ini merupakan gejala yang menyusahkan paasien. Hampir semua pasien OA pergelangan kaki, tumit, lutut atau panggul berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan gangguan fungsi sendi yang lain merupakan ancaman yang besar untuk kemandirian pasien OA yang umumnya tua. 2. Osteoporosis2 Seorang wanita yang sedang atau mendekati masa menopause akan memiliki kecenderungan terkena nyeri punggung dan peningkatan kifosis torasikus. X-ray dari tulang vertebrae menunjukkan desakkan atau penekanan pada satu atau lebih corpus vertebrae dan pada posisi lateral juga menunjukkan kalsifikasi pada aorta. Ini merupakan gambaran khas, namun kadang-kadang kejadian klinis yang pertama adalah energi fraktur yang rendah pada distal radius (Colles’ fracture), coxae atau tarsal. DXA dapat menunjukkan secara jelas penurunan densitas tulang pada corpus vertebrae atau collum femoris. Angka pergantian tulang biasanya normal atau meningkat secara jelas; pengukuran dari kolagen yang dieksresikan berbanding terbalik dengan produk dan telpeptida yang menyebabkan tingginya pergantian tipe pengeroposan tulang. Sekali diagnosis ditegakkan, test secara keseluruhan juga diperlukan untuk melihat penyebab lain dari osteoporosis (contoh: hiperparatiroidisme, penyakit keganasan atau hipercortisonisme)
Daftar Pustaka
1. Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam Indonesia. 2010. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. 2. Nayagam S. Metablic and Endocrine Disorder. Dalam: Solomon L. Apley’s System of Orthopaedics and Fractures Ninth Edition. London: Hodder Education. 2010.