Anda di halaman 1dari 4

3.1.

Laparotomi
Laparatomi adalah operasi yang dilakukan untuk membuka abdomen (bagian
perut). Bedah laparatomi merupakan tindakan operasi pada daerah abdomen. Laparatomi
yaitu insisi pembedahan melalui pinggang (kurang begitu tepat), tapi lebih umum
pembedahan perut. Ramali Ahmad mengatakan bahwa laparatomi yaitu pembedahan
perut, membuka selaput perut dengan operasi. Sedangkan menurut Arif Mansjoer
laparotomi adalah pembedahan yang dilakukan pada usus akibat terjadinya perlekatan
usus dan biasanya terjadi pada usus halus.
3.1.1. Teknik Sayatan Laparotomi
 Midline Epigastric Insision (irisan median atas)
 Midline Sub-umbilical Insision (irisan median bawah)
 Paramedian Insision ”trapp door” (konvensional)Lateral Paramedian Insision
 Vertical Muscle Splitting Insision (paramedian transrect)
 Vertical Muscle Splitting Insision (paramedian transrect)
 McBurney Gridiron (Irisan oblique)
 Rocky Davis

3.1.2. Jenis tindakan laparotomi menurut indikasi


Tindakan bedah digestif yang sering dilakukan dengan teknik sayatan arah laparatomi
yaitu:

a. Herniotomi. Tindakan bedah hernia disebut herniotomi. Herniotomi adalah operasi


pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong hernia dibuka dan isi hernia
dibebaskkan kalau ada perlengketan, kemudian direposisi, kantong hernia dijahit ikat
setingggi mungkin lalu dipotong .
b. Gastrektomi. Suatu tindakan reseksi pada lambung baik keseluruhan lambung maupun
sebagian. Prosedur ini biasanya digunakan untuk mengobati kanker, tetapi juga
digunakan untuk mengobati ulkus lambung yang tidak berespon terhadap terapi obat.
Gastrektomi Billroth I adalah gastrektomi parsial, yaitu bagian lambung yang masih ada
dilakukan anastomosis dengan duodenum. Gastrektomi parsial Polya (di Amerika Serikat
lebih dikenal dengan gastrektomi Billroth II) meliputi pengangkatan sebagian lambung
dan duodenum serta anastomosis bagian lambung yang masih ada dengan jejunum.
Gastrektomi total adalah operasi radikal yang dilakukan untuk kanker di bagian atas
lambung.
c. Kolesistoduodenostomi. Pembedahan pada tumor obstruksi duktus koleduktus, kaput
pankreas, papilla vater, duktus pankreas, duodenum, vena mesentrikasuperior, duktus
hepatikus, arteri mesenterika superior dan kandung empedu.
d. Hepatektomi. Hepatektomi adalah operasi bedah untuk mengangkat sebagian atau
seluruh bagian organ hati. Tindakan hepatektomi sering digunakan untuk mengobati
kanker hati. Hepatektomi parsial adalah pembedahan yang hanya mengangkat tumornya
saja (sebagian dari hati). Hepatektomi total adalah operasi yang kompleks di mana
seluruh hati atau liver akan diangkat. 14 Prosedur ini diikuti dengan transplantasi hati
karena tubuh tidak dapat hidup tanpa hati.
e. Splenorafi atau splenotomi. Splenotomi adalah adalah sebuah metode operasi
pengangkatan limpa, yang mana organ ini merupakan bagian dari sistem getah bening.
Splenotomi biasanya dilakukan pada trauma limpa, penyakit keganasan tertentu pada
limpa (hodkin’s disease dan non-hodkin’s limfoma, limfositis kronik, dan CML),
hemolitik jaundice, idiopatik trombositopenia purpura, atau untuk tumor, kista, dan
splenomegali.
f. Apendektomi. Tindakan pembedahan yang dilakukan pada apendiks akibat peradangan
baik bersifat akut maupun kronik. Teknik apendektomi dengan irisan Mc. Burney secara
terbuka.
g. Kolostomi. Kolostomi merupakan kolokytaneostomi yang disebut juga anus
preternaturalis yang dibuat sementara atau menetap.
h. Hemoroidektomi. Terapi bedah dipilih untuk penderita yang mengalami keluhan
menahun dan pada penderita hemoroid derajat III dan IV.
i. Fistulotomi atau fistulektomi. Pada fistel dilakukan fistulotomi atau fistulektomi
artinya fistel dibuka dari lubang asalnya sampai lubang kulit. Luka dibiarkan terbuka
sehingga proses penyembuhan dimulai dari dasar persekundan intertionem.
3.1.3. Komplikasi
a. Stitch Abscess. Biasanya muncul pada hari ke-10 pasca operasi atau bisa juga
sebelumnya, sebelum jahitan insisi tersebut diangkat. Abses ini dapat superfisial atau
lebih dalam. Jika dalam ia dapat berupa massa yang teraba dibawah luka, dan terasa nyeri
jika diraba.
b. Infeksi Luka Operasi. Biasanya jahitan akan terkubur didalam kulit sebagai hasil dari
edema dan proses inflamasi sekitarnya. Infeksi luka sering muncul pada 36 jam sampai
46 jam pasca operasi. Penyebabnya dapat berupa Staphylococcus Aureus, E. Colli,
Streptococcus Faecalis, Bacteroides. Pasien biasanya akan mengalami demam, sakit
kepala, anorexia dan malaise.
c. Gas Gangrene. Biasanya berupa rasa nyeri yang sangat pada luka operasi, biasanya 12
jam sampai 72 jam pasca operasi, peningkatan temperature (39°C sampai 41°C),
takikardia, dan syok yang berat.
d. Hematoma. Kejadian ini kira-kira 2% dari komplikasi operasi. Keadaan ini biasanya
hilang dengan sendirinya.
e. Keloid Scar. Penyebab dari keadaan ini hingga kini tidak diketahui, hanya memang
sebagian orang mempunyai kecenderungan untuk mengalami hal ini lebih dari orang lain.
f. Abdominal Wound Disruption and Evisceration. Disrupsi ini dapat partial ataupun
total. Insidensinya sendiri bervariasi antara 0% sampai 3% dan biasanya lebih umum
terjadi pada pasien lebih dari 60 tahun. Jika dilihat dari jenis kelamin, perbandingan laki-
laki dan perempuan adalah 4: 1. .

Anda mungkin juga menyukai