Medical Error
Menurut guwandi (2005) medical error adalah suatu kekeliuran, suatu
peristiwa yang tidak diduga akan terjadi, yang tidak di kehendaki dalam suatu
pemberian pelayanan medis yang dapat mengakibatkan luka ataupun tidak sampai
menimbulkan luka pada pasien.
Institute Of Medicine (IOM) mendefinisikan Medical error sebagai kegagalan
untuk menyelasaikan tindakan yang direncanakan sebagaimana yang dimaksud atau
penggunaan strategi yang salah untuk mencapai suatu tujuan.
B. Keselamatan Pasien
Menurut Vincent (2008), keselamatan pasien didefinisikan sebagai
penghindaran, pencegahan dan perbaikan dari hasil tindakan yang buruk atau injuri
yang berasal dari proses perawatan kesehatan. Pengertian lain tentang keselamatan
pasien yaitu menurut Emanuel (2008), yang menyatakan bahwa keselamatan pasien
adalah disiplin ilmu di sektor perawatan kesehatan yang menerapkan metode ilmu
keselamatan menuju tujuan mencapai sistem penyampaian layanan kesehatan yang
dapat dipercaya. Keselamatan pasien juga merupakan atribut sistem perawatan
kesehatan; Ini meminimalkan kejadian dan dampak, dan memaksimalkan pemulihan
dari efek samping
Keselamatan pasien sangat berkaitan dengan penghindaran, pencegahan dan
perbaikan hasil buruk atau injuri yang berasal dari perawatan kesehatan itu sendiri. Ini
harus membahas kejadian yang mencakup rangkaian "kesalahan" dan
"penyimpangan" terhadap kecelakaan. Keselamatan muncul dari interaksi komponen
sistem. Ini lebih dari sekedar tidak adanya hasil yang merugikan dan ini lebih dari
sekadar menghindari kesalahan atau kejadian yang dapat dicegah. Keselamatan tidak
berada dalam diri seseorang, perangkat atau departemen. Meningkatkan keamanan
tergantung pada belajar bagaimana keselamatan muncul dari interaksi komponen.
C. Keselamatan Pasien Puskesmas
Keselamatan pasien puskesmas adalah suatu sistem dimana puskesmas
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil.
Keselamatan pasien sebagai suatu sistem di dalam puskesmas diharapkan
memberikan asuhan kepada pasien dengan lebih aman dan mencegah cedera akibat
melakukan atau tidak melakukan tindakan. Dalam pelaksanaannya keselamatan
pasien akan banyak menggunakan prinsip dan metode manajemen risiko mulai dan
identifikasi, asesmen dan pengolahan risiko. Pelaporan dan analisis insiden
keselamatan pasien akan meningkatkan kemampuan belajar dari insiden yang terjadi
untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama dikemudian hari.
Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) yaitu:
keselamatan pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan,
keselamatan bangunan dan peralatan di Puskesmas yang bisa berdampak terhadap
keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan (green productivity) yang
berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan ”bisnis” yang terkait
dengan kelangsungan hidup Puskesmas. Kelima aspek keselamatan tersebut sangatlah
penting untuk dilaksanakan .Namun harus diakui kegiatan institusi kesehatan dapat
berjalan apabila ada pasien oleh karena itu keselamatan pasien merupakan prioritas
utama untuk dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan isu mutu dan citra
puskesmas.
Puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatan modern adalah suatu
organisasi yang sangat komplek karena padat modal, padat tehnologi, padat karya,
padat profesi, padat sistem, dan padat mutu serta padat resiko sehingga tidak
mengejutkan bila Kejadian Tidak Diinginkan/KTD akan sering terjadi dan akan
berakibat pada terjadinya injuri atau kematian pada pasien.
Dalam proses pemberian layanan kesehatan dapat terjadi kesalahan berupa
kesalahan diagnosis, pengobatan, pencegahan, serta kesalahan sistem lainnya.
Berbagai kesalahan tersebut pada akhirnya berpotensi mengakibatkan cedera pada
pasien. Hal ini berarti bahwa kesalahan dapat mengakibatkan cedera dan dapat pula
tidak mengakibatkan cedera terhadap pasien.
Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap
kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari Kejadian Tidak
Diharapkan, Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Cedera dan Kejadian Potensial
Cedera.
WHO resmi menerbitkan sembilan solusi keselamatan pasien yaitu :
1. Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip.
Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip (NORUM) adalah salah satu peyebab yang
paling sering dalam medication error. Dengan puluhan ribu obat maka sangat
signifikan potensi terjadinya kesalahan akibat bingung terhadap nama mereka
atau generik serta kemasan. Solusi NORUM ditekankan pada penggunaan
protokol untuk penguruangan risiko dan memastikan terbacanya resep, label,
atau penggunaan perintah yang dicetaj lebih dahulu, maupun pembuata resep.
Contoh: SPO penyimpanan obat NORUM/LASA dimana harus diselang 2 obat
lain, pemberian label LASA, mengeja nama obat dan dosis NORUM/LASA
pada komunikasi.
2. Pastikan identifikasi pasien.
Kesalahan identifikasi pasien sering terjadi pada kesalah obatm tranfusi maupun
pemeriksaan, pelaksanaan prosedur, penyerahan bayi, dan sebagainya.
Rekomendasi ditekankan pada metode untuk verifikasi terhadap pasien
termasuk terdapat ketelibatan pasien dalam proses ini.
3. Komunikasi secara benar saat serah terima pengoperasian pasien.
Kesenjangan saat serah terima pasien antar unit dapat mengakibatkan
terputusnya kesinambungan layanan, sehinga rekomendasi ditujukan untuk
memperbaikin pola serah terima menggunakan komunikasi yang bersifat kritis,
memberikan kesempatan bagi praktisi untuk bertanya atau menyampaikan
pertanyaan-pertanyaan saat serah terima.
4. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar.
Penyimpangan pada pelaksanaan prosedur akibat dan miskomunikasi dan tidak
adanya informasi yang benar. Rekomendasi untuk mencegah dengan cara
verifikasi pra prosedur, pemberian tanda pada sisi tubuh yang benar, adanyantim
yang terlibat dan identifikasi pasien sebelum prosedur.
5. Kendalikan cairan elektrolit pekat.
Semua obat, biologis, vaksin dan media kontras memiliki profil risiko, cairan
elektrolit pekat yang digunakan untuk injeksi khususya adalah berbahaysa.
Rekomensasi dengan membuat standar dari dosis, unit ukuran dan istilash,
pencegahan atas penyimpanan, pelabelan dan pengenceran cairan elektrolit
pekat yang spesifik. Contohnya penyimpanan elektrolit pekat, pemberian labeh
high allert.
Daftar pustaka
Tutiani, Lindawati, Paula Krisanti .(2017). Bahan Ajar Manajemen Keselamatan
Pasien PPSDM:Jakarta
Pemerintah Kabupaten Jember .(2016). Panduan Keselamatan Pasien di Puskesmas
Tanggul (Patient Safety). Puskesmas Jember : Jember
Kemenkes RI. (2013). Panduan Keselamatan Pasien. Jakarta