Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu fenomena abad 21 yaitu meningkatnya jumlah populasi


lansia yang terjadi hampir di semua negara di dunia. Menurut WHO
diperkirakan pada tahun 2050 jumlah lansia mencapai >2 miliyar (WHO,
2014). Pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) diprediksi akan meningkat
cepat di masa yang akan datang terutama di negara- negara berkembang
(Kemenkes, 2013). Di Indonesia hampir lima dekade terakhir persentase lansia
meningkat sekitar dua kali lipat yaitu telah mencapai 9,6% dengan jumlah
25,62 juta lansia. Angka itu menunjukkan bahwa masyarakat yang rentan pada
masa pandemi Covid-19 ini berjumlah besar. Dari seluruh lansia yang ada di
Indonesia, lansia muda 60-69 tahun jauh mendominasi dengan besaran yang
mencapai 63,82%, selanjutnya lansia madya 70-79 tahun sebesar 27,68% dan
lansia tua >80 tahun sebesar 8,50%.
Meningkatnya usia harapan hidup, dapat menyebabkan peningkatan
jumlah lanjut usia dari tahun ke tahun (Kemenkes RI, 2012). Di Provinsi
Jambi jumlah populasi lansia pada tahun 2020 berdasarkan hasil SP2020
jumlah penduduk di Provinsi Jambi 3.548.228 jiwa. Dengan jumlah penduduk
lansia, yakni yang berada pada usia 60 tahun ke atas sebanyak 272.818 jiwa
atau 7,77 persen atau meningkat dibandingkan tahun 2010 yang sebesar 5,58
persen (BPS Provinsi Jambi 2020). Sedangkan jumlah lansia di wilayah kerja
Puskesmas Kenali besar kota Jambi sebesar 8.358 (Dinkes Kota Jambi 2019).
Proses menua merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam
menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Pada masa ini, sedikit
demi sedikit seseorang akan mengalami kemunduran fisiologis, psikologis,
dan sosial, dimana perubahan ini akan berpengaruh terhadap seluruh aspek
kehidupan termasuk pada aspek kesehatan. Perubahan yang terjadi akibat
proses penuaan dapat diamati pada perubahan anatomi dan fisiologis tubuh

1
manusia. Perubahan anatomi dan penurunan fisiologis mengarah pada
kemampuan fungsional lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang
memengaruhi kualitas hidup lansia.
Penurunan fungsi tubuh seiring bertambahnya usia dapat menimbulkan
permasalahan kesehatan, yang meningkatkan risiko disabilitas. Kondisi ini
menghadapkan lansia pada berbagai kebutuhan tambahan dari sisi kesehatan
dan asistensi. Di negara maju, masyarakat dan pemerintah memiliki persiapan
yang diperlukan untuk mengatasi tantangan lonjakan jumlah lansia, akan
tetapi di negara berkembang termasuk Indonesia masih mengalami kesulitan
mengelola lansia, khususnya yang berkaitan dengan kesehatan, sosial dan
ekonomi (Abbasian et al, 2016). Lebih lanjut dijelaskan bahwa masyarakat
yang menua menimbulkan tantangan kesehatan dan sistem perawatan sosial
(WHO, 2018).
Pada tanggal 2 Maret 2020 kasus pertama covid-19 terjadi di Indonesia
yang ditularkan melalui transmisi dari manusia ke manusia dan World Health
Organization (WHO) telah menetapkan Corona Virus Disease 2019 (COVID-
19) sebagai pandemi global pada 11 Maret 2020 (Kemenkes, 2020). Pandemi
yang terjadi tentunya berdampak kepada seluruh lini kehidupan manusia,
khususnya pada lansia dengan derajat kesehatan yang telah mengalami
penurunan. Pada masa pandemi Covid-19 ini, lansia merupakan kelompok
rentan.Temuan menunjukan, pasien positif Covid-19 didominasi oleh lansia
(Hakim, 2020). Lebih lanjut dijelaskan bahwa Kerentanan lansia dari segi
kesehatan tercermin dari data statistik lansia yang meninggal karena Covid-19
di banyak negara di Malaysia lansia yang meninggal karena Covid-19
sebanyak 62,6%, Brazil 85%, Italia 95%, Spanyol 95,5%, Tiongkok 80% dan
Amerika Serikat 80%.
Status kesehatan lansia dapat digambarkan dengan menggunakan data
keterbatasan dalam aktivitas kehidupan sehari- hari (ADL). Keterbatasan ini
terutama disebabkan oleh masalah kesehatan yang membuat lansia sulit atau
tidak mungkin menjalani kehidupan mandiri. Aktivitas kehidupan sehari-hari
(ADL) merupakan aspek penting dari fungsional seseorang status.

2
Keterbatasan dalam aktivitas kehidupan sehari- hari menggambarkan usia
lanjut perawatan orang dan kebutuhan dukungan. Keterbatasan ADL atau
ADL dikaitkan dengan kualitas hidup yang lebih rendah, kesehatan yang lebih
buruk, dan peningkatan mortalitas, (Hennessy et al, 2015, Lyu W, 2017;
Gobbens, 2018; Storeng et al, 2018; and Gaertner et al, 2019). Oleh karena itu,
data tentang status ADL lansia perlu diketahui untuk mengetahui lansia yang
secara khusus terkena dampak dan untuk merancang program pencegahan dan
rehabilitasi yang memungkinkan lansia untuk tetap mandiri selama mungkin.
Lansia mengalami proses penuaan sehingga dapat mengakibatkan
penurunan fungsi. Permasalahan kesehatan yang muncul sebagai akibat dari
penurunan fungsi meliputi gangguan pada pendengaran, gangguan pada
penglihatan, gangguan pada persendian dan tulang, gangguan pada defekasi,
dan penurunan tingkat kemandirian. Tingkat kemandirian pada lansia dapat di
lihat dari kemampuan lansia dalam melakukan aktifitas sehari – hari, seperti
mandi, berpakaian rapi, pergi ke toilet, berpindah tempat, dapat mengontrol
BAK, atau BAB, serta dapat makan sendiri (Rohaedi et al., 2016).
Kemandirian lansia berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan
pribadi yang masih aktif (Maryam, 2008). Dukungan keluarga yang optimal
mendorong kesehatan para lansia meningkat, selain itu kegiatan harian para
lansia menjadi teratur dan tidak berlebihan. Bagian dari dukungan sosial
adalah cinta dan kasih sayang yang harus dilihat secara terpisah sebagai
bagian asuhan dan perhatian dalam fungsi efektif keluarga (Sampelan & Kun,
2015).
Pada dasarnya aktivitas kegiatan sehari-hari merupakan kegiatan yang
berkaitan dengan perawatan diri dan mobilitas di sekitar rumah dan
merupakan dasar kehidupan sehari-hari, misalnya makan, mandi, berpakaian,
dan buang air. Kemampuan untuk melakukan aktivitas kegiatan sehari-hari
bergantung pada kognitif, motorik, dan kemampuan perseptual, dengan
demikian dapat berguna dalam membantu mengukur status aktivitas kegiatan
sehari-hari dan kesehatan (Age UK, 2019). Jumlah lansia dengan disabilitas
dapat diartikan sebagai lansia dengan ketidakmampuan atau memiliki

3
kesulitan melakukan setidaknya satu aktivitas kegiatan sehari-hari.
Diproyeksikan jumlah lansia dengan keterbatasan aktivitas kegiatan sehari-
hari naik 67% dari 3,5 juta hingga 5,9 juta antara 2015 dan 2040, dan
sebesar 116% antara 2015 dan 2070 3,5 juta hingga 7,6 juta (Wittenberg, Hu,
& Hancock, 2018). Lebih lanjut dijelaskan bahwa lansia dalam aktivitas
kegiatan sehari-hari yang paling sering membutuhkan bantuan antara lain
yaitu naik turun tangga, mandi, berpakaian dan membuka baju (NHS, 2017).
Beberapa cara penanganan agar keluarga mampu mendukung
kemandirian aktivitas kegiatan sehari-hari pada lansia yaitu : bagi anggota
keluarga diharapkan dapat menciptakan suasana yang baru, anggota keluarga
harus memotivasi agar kemandirian lansia meningkat, sering memberikan
latihan-latihan aktivitas fisik (Karunia, 2016). Di wilayah kerja puskesmas
kenali besar kota Jambi terdapat 8.358 orang lansia, dengan kategori kegiatan
sehari-hari mandiri 7.533 orang lansia, kegiatan sehari-hari dibantu sebagian
825 orang lansia. ( Dinkes Kota Jambi 2019).

Tabel 1.1 Jumlah Sepuluh Besar Tingkat Kemandirian Lansia di


Puskesmas Kota Jambi Tahun 2019
No Nama Puskesmas Kegiatan sehari-hari kemandirian Lansia
Mandiri Dibantu Dibantu
sebagian seluruhnya
1 Puskesmas Kenali 7533 825 0
Besar
2 Tahtul Yaman 6890 266 0
3 Simpang Kawat 9742 218 60
4 Aur Duri 5959 165 0
5 Simp. IV sipin 13733 141 35
6 Rawasari 4266 134 0
7 Paal X 7289 133 7
8 Tanjung Pinang 12758 132 16
9 Putri ayu 14420 105 0
10 Kebun Kopi 5835 46 18
Data Format Pencatatan dan Pelaporan Kesehatan Lanjut Usia Dinas Kota Jambi
tahun 2019.

4
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan dari tanggal 23 maret 2021
sampai 26 maret 2021 diwilayah kerja puskesmas kenali besar kota jambi
terhadap 20 orang lansia didapatkan 13 orang (65%) lansia mendapat dukungan
keluarga yang baik, dari 13 orang lansia 11 diantaranya dapat melakukan
aktivitas secara mandiri dan 2 orang lansia mempunyai ketergantungan dalam
melakukan aktivitas pada keluarganya, 2 orang lansia ini masih dibantu dalam
melakukan aktivitas seperti mandi, memakai pakaian dan mengambil makanan.
Empat orang (20%) lansia mendapat dukungan yang cukup, dari 4 orang lansia
tersebut 3 diantaranya mampu melakukan aktivitas secara mandiri dan 1 orang
lansia tergantung pada keluarganya. Sedangkan 7 orang lansia lainnya merasa
kurang mendapatkan dukungan keluarga dikarenakan anak-anaknya sibuk bekerja
dan mengurusi rumah tangga mereka sehingga beliau tidak diperhatikan, namun
untuk melakukan kegiatan sehari-harinya masih bisa mandiri.
Dukungan keluarga yang optimal mendorong kesehatan para lansia
meningkat, selain itu kegiatan harian para lansia menjadi teratur dan tidak
berlebihan. Bagian dari dukungan keluarga adalah sikap, tindakan penerimaan
keluarganya, berupa dukungan informasional, dukungan penelaian, dukungan
instrumental dan dukungan emosional (Friedman 2013). Kondisi umum lansia
yang tinggal bersama keluarga menunjukkan keluarga memegang peranan penting
pada kehidupan orang lanjut usia, apalagi bila orang lanjut usia tersebut
mengalami berbagai gangguan fungsi fisik dan mental. Menurut hasil penelitian
yang dilakukan oleh Samalagi; Rumende; Rondonuwu (2014), menyatakan bahwa
dukungan keluarga sangat penting dalam kemandirian seseorang di usia lanjut.
Penelitian yang dilakukan oleh Chuluq; Fathoni; dan Hidayati (2012) juga
menyatakan bahwa semakin baik dukungan keluarga, maka semakin baik juga
kemandirian lansia dalam pemenuhan Activity Daily Living (ADL).
Lanjut usia dalam proses saat ini harus dapat menjalankan tugas
perkembangannya terhadap perubahan yang terjadi. Persoalan-persoalan yang
terjadi pada lanjut usia merupakan stressor yang memengaruhi terjadinya stres.
Menurut Rahmawan et al., (2013) penyesuaian diri yang baik ditandai dengan
lanjut usia yang sehat, aktif dalam lingkungan, berpendidikan baik, relasi sosial

5
yang baik dalam keluarga maupun teman sebaya dan merasa puas dengan
kehidupan yang sebelumnya sedangkan penyelesaian individu yang buruk
mengakibatkan lanjut usia tidak dapat mengontrol emosinya, berfikir negatif
tentang kehidupannya, mengalami stres, serta mengalami tekanan dan konflik
dalam kehidupanya. Lanjut usia harus dapat menghadapi stressor dengan empat
mode Adaptif teori Calista Roy, yaitu dapat berinteraksi dengan lingkungannya
melalui proses-proses fisiologis, dapat mengetahui siapa dirinya dan bagaimana
bertindak dalam kehidupan masyarakat dengan, dengan posisi tertentu lanjut usia
dapat berperilaku terhadap orang lain sesuai dengan posisinya masing-masing,
dan dapat memberi dan menerima cinta, rasa hormat serta pendukung sosial agar
tidak mengalami stres. Menurut Lukluk dan Siti (2011) lanjut usia juga harus
memiliki rasa percaya diri, sikap teliti, kerja keras, ego yang sehat, humor dan
agama.
Berdasarkan paparan di atas peneliti tertarik untuk meneliti tentang
“Hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian lansia terhadap pemenuhan
aktivitas sehari-hari dalam adaptasi kehidupan baru di Wiliyah kerja puskesmas
kenali besar Kota Jambi.

B. Rumusan Masalah

Apakah ada Hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian lansia


terhadap pemenuhan aktivitas sehari-hari dalam adaptasi kehidupan baru di
Wiliyah kerja puskesmas kenali besar Kota Jambi.

C. Tujuan
1. Tujuan umum

6
Adapun tujuan umum pada penelitian ini mengetahui gambaran dan
hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian lansia terhadap pemenuhan
aktivitas sehari-hari dalam adaptasi kehidupan baru di Wiliyah kerja
puskesmas kenali besar Kota Jambi.
2. Tujuan khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

a. Mengetahui dukungan keluarga pada lansia di Wiliyah kerja


puskesmas kenali besar Kota Jambi.

b. Mengetahui kemandirian aktivitas sehari-hari lansia dalam adaptasi


kehidupan baru di Wiliyah kerja puskesmas kenali besar Kota Jambi.

c. Mengetahui Hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian lansia


terhadap pemenuhan aktivitas sehari-hari dalam adaptasi kehidupan
baru di Wiliyah kerja puskesmas kenali besar Kota Jambi

D. Manfaat
1. Bagi Keluarga dan Lansia
Menambah informasi bagi keluarga dalam memberikan dukungan
keluarga terhadap kemandirian lansia dengan pemenuhan aktifitas
sehari-hari.
2. Bagi peneliti

Memberikan pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian


sederhana secara ilmiah dalam rangka mengembangkan diri dalam
melaksanakan fungsi perawat sebagai peneliti
3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian


selanjutnya tentang kemandirian lansia dengan menambah variabel yang
lainnya misalnya kondisi sosial dan kondisi kesehatannya.

4. Bagi institusi pendidikan

7
Sebagai wahana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan pembaca dan
menambah wawasan dikalangan maha siswa.
5. Bagi Puskesmas Kenali Besar
Sebagai masukan untuk mengadakan kegiatan khusus lansia seperti
puskesmas santun lansia untuk meningkatkan kualitas hidup dan dapat
dijadikan sarana penyuluhan pada keluarga yang memiliki lansia tentang
pentingnya dukungan keluarga.

E. Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian deskriftip kuantitatif dilakukan
yang bertujuan untuk mengetahui Hubungan dukungan keluarga dengan
kemandirian lansia terhadap pemenuhan aktivitas sehari-hari dalam adaptasi
kehidupan baru di Wiliyah kerja puskesmas kenali besar Kota Jambi.
Populasi pada penelitian ini sebanyak 825 orang dengan teknik pengambilan
sampel random sampling. Penelitian ini akan dilakukan pada tanggal 26-30
Juni 2021 dan diuji secara univariat dan bivariat dengan uji Chi Square.

D. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Peneliti

No Nama Judul Metode peneliti Hasil


peneliti

1. Dian Era, Hubungan Jenis penelitian Hasil penelitian


Dukungan
Arfah adalah terdapat hubungan
Keluarga
Usna(2018) Dengan kuantitatif yang sangat nyata
Kemandirian dengan desain antara dukungan
Lansia Dalam
cross sectional keluarga dengan
Pemenuhan
Aktivitas kemandirian lansia

8
Sehari-Hari Di dalam pemenuhan
Desa Alue Tho
aktifitas sehari-
Kecamatan
Seunagan hari (p=0.001).
Kabupaten
Nagan Raya dukungan keluarga
berada pada
kategori baik
dengan
kemandirian lansia
dalam katogori
baik sebanyak 24
(20.1%)

2. Rohim,Abdal Hubungan Survey analitik Hasil analisis


Dukungan
, Supradin Keluarga dan rancangan univariat
(2012) Terhadap croos sectional menunjukan
Kemandirian
Lansia Dalam sebanyak 39
Pemenuhan responden (45,3
Kebutuhan
Aktivitas Sehari- %) memiliki
Hari di Desa dukungan keluarga
Ciwaru
Kecamatan baik,sebanyak 33
Ciwaru responden (38,4
Kabupaten
Kuningan %) memiliki
dukungan keluarga
sedang, 14
responden (16,3%)
memiliki
dukungan keluarga
kurang. Sedangkan
untuk kemandirian
lansia menunjukan
sebanyak 55 orang

9
(64,0%) termasuk
ke dalam kategori
mandiri, 13 orang
(15,1%) termasuk
dalam kategori
kemandirian
sedang, dan
sebanyak 18
responden (20,9%)
termasuk dalam
kategori
kemandirian
dibantu penuh.
Hasil analisis
korelasi Rank
Spearman
didapatkan
hubungan yang
bermakna antara
dukungan keluarga
dengan
kemandirian lansia
(P Value = 0,000)

3. Indah Hubungan  Analitik Hasil penelitian


Sampelan, dukungan
Rina Kundre, Observasional terdapat hubungan
keluarga
Jill Lolong pendekatan yang sangat nyata
dengan
(2015)
kemandirian cross sectional. antara dukungan
lansia dalam
keluarga dengan
pemenuhan
aktivitas kemandirian lansia
sehari-hari di dalam pemenuhan
desa batu

10
kecamatan aktifitas sehari-
likupang
hari (p=0.003).
selatan
kabupaten Berdasarkan hasil
minahasa utara penelitian, maka
dapat disimpulkan
bahwa dukungan
keluarga berada
pada kategori baik
sebanyak 44
(69.8%)
responden,
kemandirian lansia
sebagian besar
termasuk dalam
kategori baik yaitu
41(65,1%).

Sedangkan peneliti sendiri tertarik untuk mengambil judul “Hubungan


dukungan keluarga dengan kemandirian lansia terhadap terhadap pemenuhan
aktivitas sehari-hari dalam adaptasi kehidupan baru di Wiliyah kerja
puskesmas kenali besar Kota Jambi. Yang membedakan penelitian
sebelumnya adalah terletak pada tempat penelitian, teknik pengambilan
sampel dengan menggunakan Probality sampling adalah teknik untuk
memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Dengan kata lain cara pengambilan sampel yang
memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen
populasi, pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Analisa yang
dilakukan pada penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat dengan
mengguankan uji chi-square.

11
12

Anda mungkin juga menyukai