PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
manusia. Perubahan anatomi dan penurunan fisiologis mengarah pada
kemampuan fungsional lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang
memengaruhi kualitas hidup lansia.
Penurunan fungsi tubuh seiring bertambahnya usia dapat menimbulkan
permasalahan kesehatan, yang meningkatkan risiko disabilitas. Kondisi ini
menghadapkan lansia pada berbagai kebutuhan tambahan dari sisi kesehatan
dan asistensi. Di negara maju, masyarakat dan pemerintah memiliki persiapan
yang diperlukan untuk mengatasi tantangan lonjakan jumlah lansia, akan
tetapi di negara berkembang termasuk Indonesia masih mengalami kesulitan
mengelola lansia, khususnya yang berkaitan dengan kesehatan, sosial dan
ekonomi (Abbasian et al, 2016). Lebih lanjut dijelaskan bahwa masyarakat
yang menua menimbulkan tantangan kesehatan dan sistem perawatan sosial
(WHO, 2018).
Pada tanggal 2 Maret 2020 kasus pertama covid-19 terjadi di Indonesia
yang ditularkan melalui transmisi dari manusia ke manusia dan World Health
Organization (WHO) telah menetapkan Corona Virus Disease 2019 (COVID-
19) sebagai pandemi global pada 11 Maret 2020 (Kemenkes, 2020). Pandemi
yang terjadi tentunya berdampak kepada seluruh lini kehidupan manusia,
khususnya pada lansia dengan derajat kesehatan yang telah mengalami
penurunan. Pada masa pandemi Covid-19 ini, lansia merupakan kelompok
rentan.Temuan menunjukan, pasien positif Covid-19 didominasi oleh lansia
(Hakim, 2020). Lebih lanjut dijelaskan bahwa Kerentanan lansia dari segi
kesehatan tercermin dari data statistik lansia yang meninggal karena Covid-19
di banyak negara di Malaysia lansia yang meninggal karena Covid-19
sebanyak 62,6%, Brazil 85%, Italia 95%, Spanyol 95,5%, Tiongkok 80% dan
Amerika Serikat 80%.
Status kesehatan lansia dapat digambarkan dengan menggunakan data
keterbatasan dalam aktivitas kehidupan sehari- hari (ADL). Keterbatasan ini
terutama disebabkan oleh masalah kesehatan yang membuat lansia sulit atau
tidak mungkin menjalani kehidupan mandiri. Aktivitas kehidupan sehari-hari
(ADL) merupakan aspek penting dari fungsional seseorang status.
2
Keterbatasan dalam aktivitas kehidupan sehari- hari menggambarkan usia
lanjut perawatan orang dan kebutuhan dukungan. Keterbatasan ADL atau
ADL dikaitkan dengan kualitas hidup yang lebih rendah, kesehatan yang lebih
buruk, dan peningkatan mortalitas, (Hennessy et al, 2015, Lyu W, 2017;
Gobbens, 2018; Storeng et al, 2018; and Gaertner et al, 2019). Oleh karena itu,
data tentang status ADL lansia perlu diketahui untuk mengetahui lansia yang
secara khusus terkena dampak dan untuk merancang program pencegahan dan
rehabilitasi yang memungkinkan lansia untuk tetap mandiri selama mungkin.
Lansia mengalami proses penuaan sehingga dapat mengakibatkan
penurunan fungsi. Permasalahan kesehatan yang muncul sebagai akibat dari
penurunan fungsi meliputi gangguan pada pendengaran, gangguan pada
penglihatan, gangguan pada persendian dan tulang, gangguan pada defekasi,
dan penurunan tingkat kemandirian. Tingkat kemandirian pada lansia dapat di
lihat dari kemampuan lansia dalam melakukan aktifitas sehari – hari, seperti
mandi, berpakaian rapi, pergi ke toilet, berpindah tempat, dapat mengontrol
BAK, atau BAB, serta dapat makan sendiri (Rohaedi et al., 2016).
Kemandirian lansia berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan
pribadi yang masih aktif (Maryam, 2008). Dukungan keluarga yang optimal
mendorong kesehatan para lansia meningkat, selain itu kegiatan harian para
lansia menjadi teratur dan tidak berlebihan. Bagian dari dukungan sosial
adalah cinta dan kasih sayang yang harus dilihat secara terpisah sebagai
bagian asuhan dan perhatian dalam fungsi efektif keluarga (Sampelan & Kun,
2015).
Pada dasarnya aktivitas kegiatan sehari-hari merupakan kegiatan yang
berkaitan dengan perawatan diri dan mobilitas di sekitar rumah dan
merupakan dasar kehidupan sehari-hari, misalnya makan, mandi, berpakaian,
dan buang air. Kemampuan untuk melakukan aktivitas kegiatan sehari-hari
bergantung pada kognitif, motorik, dan kemampuan perseptual, dengan
demikian dapat berguna dalam membantu mengukur status aktivitas kegiatan
sehari-hari dan kesehatan (Age UK, 2019). Jumlah lansia dengan disabilitas
dapat diartikan sebagai lansia dengan ketidakmampuan atau memiliki
3
kesulitan melakukan setidaknya satu aktivitas kegiatan sehari-hari.
Diproyeksikan jumlah lansia dengan keterbatasan aktivitas kegiatan sehari-
hari naik 67% dari 3,5 juta hingga 5,9 juta antara 2015 dan 2040, dan
sebesar 116% antara 2015 dan 2070 3,5 juta hingga 7,6 juta (Wittenberg, Hu,
& Hancock, 2018). Lebih lanjut dijelaskan bahwa lansia dalam aktivitas
kegiatan sehari-hari yang paling sering membutuhkan bantuan antara lain
yaitu naik turun tangga, mandi, berpakaian dan membuka baju (NHS, 2017).
Beberapa cara penanganan agar keluarga mampu mendukung
kemandirian aktivitas kegiatan sehari-hari pada lansia yaitu : bagi anggota
keluarga diharapkan dapat menciptakan suasana yang baru, anggota keluarga
harus memotivasi agar kemandirian lansia meningkat, sering memberikan
latihan-latihan aktivitas fisik (Karunia, 2016). Di wilayah kerja puskesmas
kenali besar kota Jambi terdapat 8.358 orang lansia, dengan kategori kegiatan
sehari-hari mandiri 7.533 orang lansia, kegiatan sehari-hari dibantu sebagian
825 orang lansia. ( Dinkes Kota Jambi 2019).
4
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan dari tanggal 23 maret 2021
sampai 26 maret 2021 diwilayah kerja puskesmas kenali besar kota jambi
terhadap 20 orang lansia didapatkan 13 orang (65%) lansia mendapat dukungan
keluarga yang baik, dari 13 orang lansia 11 diantaranya dapat melakukan
aktivitas secara mandiri dan 2 orang lansia mempunyai ketergantungan dalam
melakukan aktivitas pada keluarganya, 2 orang lansia ini masih dibantu dalam
melakukan aktivitas seperti mandi, memakai pakaian dan mengambil makanan.
Empat orang (20%) lansia mendapat dukungan yang cukup, dari 4 orang lansia
tersebut 3 diantaranya mampu melakukan aktivitas secara mandiri dan 1 orang
lansia tergantung pada keluarganya. Sedangkan 7 orang lansia lainnya merasa
kurang mendapatkan dukungan keluarga dikarenakan anak-anaknya sibuk bekerja
dan mengurusi rumah tangga mereka sehingga beliau tidak diperhatikan, namun
untuk melakukan kegiatan sehari-harinya masih bisa mandiri.
Dukungan keluarga yang optimal mendorong kesehatan para lansia
meningkat, selain itu kegiatan harian para lansia menjadi teratur dan tidak
berlebihan. Bagian dari dukungan keluarga adalah sikap, tindakan penerimaan
keluarganya, berupa dukungan informasional, dukungan penelaian, dukungan
instrumental dan dukungan emosional (Friedman 2013). Kondisi umum lansia
yang tinggal bersama keluarga menunjukkan keluarga memegang peranan penting
pada kehidupan orang lanjut usia, apalagi bila orang lanjut usia tersebut
mengalami berbagai gangguan fungsi fisik dan mental. Menurut hasil penelitian
yang dilakukan oleh Samalagi; Rumende; Rondonuwu (2014), menyatakan bahwa
dukungan keluarga sangat penting dalam kemandirian seseorang di usia lanjut.
Penelitian yang dilakukan oleh Chuluq; Fathoni; dan Hidayati (2012) juga
menyatakan bahwa semakin baik dukungan keluarga, maka semakin baik juga
kemandirian lansia dalam pemenuhan Activity Daily Living (ADL).
Lanjut usia dalam proses saat ini harus dapat menjalankan tugas
perkembangannya terhadap perubahan yang terjadi. Persoalan-persoalan yang
terjadi pada lanjut usia merupakan stressor yang memengaruhi terjadinya stres.
Menurut Rahmawan et al., (2013) penyesuaian diri yang baik ditandai dengan
lanjut usia yang sehat, aktif dalam lingkungan, berpendidikan baik, relasi sosial
5
yang baik dalam keluarga maupun teman sebaya dan merasa puas dengan
kehidupan yang sebelumnya sedangkan penyelesaian individu yang buruk
mengakibatkan lanjut usia tidak dapat mengontrol emosinya, berfikir negatif
tentang kehidupannya, mengalami stres, serta mengalami tekanan dan konflik
dalam kehidupanya. Lanjut usia harus dapat menghadapi stressor dengan empat
mode Adaptif teori Calista Roy, yaitu dapat berinteraksi dengan lingkungannya
melalui proses-proses fisiologis, dapat mengetahui siapa dirinya dan bagaimana
bertindak dalam kehidupan masyarakat dengan, dengan posisi tertentu lanjut usia
dapat berperilaku terhadap orang lain sesuai dengan posisinya masing-masing,
dan dapat memberi dan menerima cinta, rasa hormat serta pendukung sosial agar
tidak mengalami stres. Menurut Lukluk dan Siti (2011) lanjut usia juga harus
memiliki rasa percaya diri, sikap teliti, kerja keras, ego yang sehat, humor dan
agama.
Berdasarkan paparan di atas peneliti tertarik untuk meneliti tentang
“Hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian lansia terhadap pemenuhan
aktivitas sehari-hari dalam adaptasi kehidupan baru di Wiliyah kerja puskesmas
kenali besar Kota Jambi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan umum
6
Adapun tujuan umum pada penelitian ini mengetahui gambaran dan
hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian lansia terhadap pemenuhan
aktivitas sehari-hari dalam adaptasi kehidupan baru di Wiliyah kerja
puskesmas kenali besar Kota Jambi.
2. Tujuan khusus
D. Manfaat
1. Bagi Keluarga dan Lansia
Menambah informasi bagi keluarga dalam memberikan dukungan
keluarga terhadap kemandirian lansia dengan pemenuhan aktifitas
sehari-hari.
2. Bagi peneliti
7
Sebagai wahana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan pembaca dan
menambah wawasan dikalangan maha siswa.
5. Bagi Puskesmas Kenali Besar
Sebagai masukan untuk mengadakan kegiatan khusus lansia seperti
puskesmas santun lansia untuk meningkatkan kualitas hidup dan dapat
dijadikan sarana penyuluhan pada keluarga yang memiliki lansia tentang
pentingnya dukungan keluarga.
D. Keaslian Penelitian
8
Sehari-Hari Di dalam pemenuhan
Desa Alue Tho
aktifitas sehari-
Kecamatan
Seunagan hari (p=0.001).
Kabupaten
Nagan Raya dukungan keluarga
berada pada
kategori baik
dengan
kemandirian lansia
dalam katogori
baik sebanyak 24
(20.1%)
9
(64,0%) termasuk
ke dalam kategori
mandiri, 13 orang
(15,1%) termasuk
dalam kategori
kemandirian
sedang, dan
sebanyak 18
responden (20,9%)
termasuk dalam
kategori
kemandirian
dibantu penuh.
Hasil analisis
korelasi Rank
Spearman
didapatkan
hubungan yang
bermakna antara
dukungan keluarga
dengan
kemandirian lansia
(P Value = 0,000)
10
kecamatan aktifitas sehari-
likupang
hari (p=0.003).
selatan
kabupaten Berdasarkan hasil
minahasa utara penelitian, maka
dapat disimpulkan
bahwa dukungan
keluarga berada
pada kategori baik
sebanyak 44
(69.8%)
responden,
kemandirian lansia
sebagian besar
termasuk dalam
kategori baik yaitu
41(65,1%).
11
12