Anda di halaman 1dari 4

Gaya Kepemimpinan

1. Pengertian

Menurut Rivai dan Mulyadi dalam Kumala & Agustina (2018 : 27) mendefinisikan bahwa “Gaya
kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pemimpin untuk mempengaruhi bawahan
agar sasaran organisasi dapat tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan
adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin”.
Menurut Soekarso dalam Kumala & Agustina (2018 : 2) definisi gaya kepemimpinan dapat
diuraikan sebagai berikut; 1. Gaya Kepemimpinan adalah perilaku atau tindakan pemimpin
dalam mempengaruhi para anggota atau pengikut; 2. Gaya Kepemimpinan adalah perilaku atau
tindakan pemimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pekerjaan manajerial. Menurut Veithzal
Rivai dalam Sudaryono (2014 : 312) mengemukakan bahwa “Gaya kepemimpinan adalah pola
menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin, baik yang tampak maupun yang tidak tampak oleh
bawahannya. Gaya kepemimpinan menggambarkan kombinasi yang konsisten dari falsafah,
keterampilan, sifat, dan sikap yang mendasari perilaku seseorang”. Menurut Siagian dalam
(Erlangga, 2017) bahwa “Gaya kepemimpinan seseorang adalah identik dengan tipe
kepemimpinan orang bersangkutan. Gaya kepemimpinan seorang pemimpin itu mempunyai
sifat, kebiasaan, tempramen, watak, dan kepribadian tersendiri yang unik dan khas, hingga
tingkah laku dan gaya yang membedakan dirinya dengan orang lain”. Berdasarkan penjelasan
mengenai definisi gaya kepemimpinan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa gaya
kepemimpinan setiap orang pemimpin mempunyai karakter, tingkah laku, dan watak kepribadian
tersendiri yang membedakan dengan orang lain. Pemimpin yang efektif dapat mempengaruhi
bawahan agar dapat mencapai tujuan organisasi.

2. Konsep Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan adalah sifat, kebiasaan, tempramen, watak dan kepribadian membedakan
seorang pemimpin dalam berinteraksi dengan orang lain.10 Kemudian gaya kepemimpinan
adalah ciri seorang pemimpin melakukan kegiatannya dalam membimbing, mengarahkan,
mempengaruhi, menggerakan bawahannya yang berhubungan dengan pekerjaan antara lain tugas
memulai (initiating), mengatur (regulating), memberitahu (informing), mendukung (supporting),
menilai (evaluating), menyimpulkan (summering) dalam rangka mencapai tujuan. 11 Adapun
gaya kepemimpinan adalah norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang
tersebut mencoba mempengaruhi orang lain atau bawahan.12 Gaya kepemimpinan
menggambarkan kombinasi yang konsisten dari falsafah, keterampilan, sifat dan sikap yang
mendasari perilaku seseorang. Gaya kepemimpinan menunjukkan secara langsung maupun tidak
langsung tentang keyakinan seorang pemimpin terhadap kemampuan bawahannya, artinya gaya
kepemimpinan adalah perilaku dan strategi sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan,
sifat dan sikap yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba mempengaruhi
kinerja bawahannya.13 Berdasarkan pengertian-pengertian gaya kepemimpinan di atas dapat
disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan adalah kemampan seseorang pemipin dalam
mengarahkan, mempengaruhi, mendorong dan mengendalikan orang bawahan untuk bisa
melakukan sesuatu pekerjaan atas kesadarannya dan sukarela dalam mencapai suatu tujuan
tertentu.

3. Jenis Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan ada lima yaitu gaya pengambilan keputusan, gaya intruktif, gaya
konsultatif, gaya partisipatif, dan gaya delegatif.14 Ada lima gaya pokok kepemimpinan yaitu
gaya intruksi, gaya konsultasi, gaya partisipasi, gaya delegasi, dan gaya pengendalian. Gaya
kepemimpinan menjadi empat yaitu instruktif, konsultatif, partisipatif dan delegatif. Dari
beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan ada empat yaitu gaya
instruktif, gaya konsultatif, gaya partisipatif, dan gaya delegatif. Berikut penjelasan dari gaya-
gaya kepemimpinan tersebut. a) Gaya Instruktif Gaya ini bersifat komunikasi satu arah.
Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana,
dan dimana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif.
Kepemimpinan yang efektif memerlukan kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi
orang lain agar mau melaksanakan perintah. b) Gaya Konsultatif Gaya ini bersifat komunikasi
dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali
memerlukan bahan pertimbangan, yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-
orangyang dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukan
dalam menetapkan keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari pemimpin pada orang-orang
yang dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan sedang dalam pelaksanaan.
Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa feed back untuk memperbaiki
dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan. Dengan
menjalankan gaya konsultatif dapat diharapkan keputusan-keputusan pimpinan, akan
mendapatkan dukungan dan lebih mudah menginstruksikannya, sehingga kepemimpinan
berlangsung efektif. 15 c) Gaya Partisipasi Gaya ini pemimpin dalam menjalankan berusaha
mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan
maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas berbuat semaunya, tetapi
dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan tidak mencampuri atau
mengambil tugas pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam gaya sebagai
pemimpin dan bukan pelaksana. Gaya partisipatif (participating), pemimpin bersikap terbuka dan
memberikan peluang bagi terselenggarakannya komunikasi dua arah serta menaruh perhatian
terhadap usaha dan produktivitas karyawannya. Pemimpin memotivasi dan mendukung
kreativitas karyawan serta melatih karyawan dalam pengambilan keputusan. Peranan pemimpin
pada gaya partisipatif adalah memberikan kemudahan dan mengkomunikasikan berbagai hal
yang perlu mendapat perhatian karyawan.16 d) Gaya Delegasi Delegating adalah sebuah gaya
dimana seorang pemimpin mendelegasikan seluruh wewenang dan tanggung jawabnya kepada
bawahan. Gaya delegasi akan berjalan dengan baik apabila bawahan sepenuhnya telah paham
dan efisien dalam pekerjaan, sehingga pemimpin dapat melepas bawahan menjalankan tugas atau
pekerjaan itu atas kemampuan dan inisiatifnya sendiri. Gaya ini dilaksanakan dengan
memberikan pelimpahan wewenang membuat atau menetapkan keputusan, baik melalui
persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pemimpin. Gaya delegasi pada dasarnya berarti
kepercayaan. Orang-orang penerima delegasi itu harus diyakini merupakan pembantu pemimpin
yang memiliki kesamaan prinsip, persepsi dan aspirasi.17

4. Karakteristik

Karakteristik kepemimpinan

Banyak karakteristik kepribadian yang dikaitkan dengan kepemimpinan. Mereka termasuk


ketegasan (assertiveness), autentik, kekuatan karakter (character strengths), dominasi, kecerdasan
emosi, identitas gender, kecerdasan, narsisme, pemantauan diri (self-monitoring), dan motivasi
sosial.

Beberapa keterampilan kunci untuk kualitas kepemimpinan yang baik adalah:

 Komunikasi – kemampuan berkomunikasi yang efektif penting karena pemimpin harus


menerjemahkan tujuan yang lebih besar ke dalam berbagai tujuan dan aktivitas yang lebih
spesifik. 
 Kesadaran – Ini adalah tentang bagaimana seorang pemimpin memperhatikan proses bisnis untuk
mempelajari ide mana yang efektif dan mana yang kurang efektif. 
 Kemampuan untuk mendelegasikan – pemimpin tentu saja tidak akan mengerjakan semua
pekerjaan bawahan. Oleh karena itu, mereka harus tahu bagaimana memberdayakan sumber daya
untuk mencapai tujuan. Itu mungkin membutuhkan pemimpin untuk memfasilitasi kerja tim,
memberikan otonomi, dan mengarahkan pada pengambilan keputusan yang lebih baik.
 Integritas – Pemimpin harus memiliki komitmen kuat terhadap apa yang telah diputuskan
sehingga membangun kepercayaan di antara bawahan. 
 Membangun hubungan – Mengembangkan kepercayaan dan kerjasama penting untuk
menciptakan sinergi dan energi bersama. Itu tidak hanya untuk antar bawahan tetapi juga antara
bawahan dengan pemimpin.
 Inovasi – Kreatif dan pemecah masalah berguna ketika pemimpin harus membuat perubahan. 
 Ketangkasan belajar – Seringkali masalah muncul dan membutuhkan pendekatan yang benar-
benar baru untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, pemimpin seharusnya belajar cepat, yang
mana penting untuk menghadapi keadaan yang tidak terduga. 
Perbedaan Pemimpin Otoriter Pemimpin Otoritatif
Gaya memimpin Gaya memimpin yang
Gaya yang cenderung mau membimbing
Kepemimpinan memaksakan dan mengarahkan
kehendak bawahannya
Bertindak layaknya
Pemimpin Bertindak layaknya
seorang pemilik dari
bertindak sebagai seorang mentor
organisasi
Tujuan Untuk membimbing
Untuk memaksakan
penggunaan dan memotivasi
kepatuhan anggota
kekuasaan anggota
Menggunakan
Menawarkan arahan
Tujuan ancaman dan sanksi
dan umpan balik
penggunaan dalam
untuk menjaga
kekuasaan memperlakukan
antusiasme anggota
anggota
Menciptakan rasa
Menciptakan Menciptakan rasa
takut, terancam dan
perasaan berikut pencapaian di antara
tidak termotivasi di
terhadap anggota anggota
antara anggota
Keinginan anggota Anggota secara Anggota secara
untuk mengikuti terpaksa mengikuti sukarela mengikuti
pemimpin arahan pemimpin arahan pemimpin
Lebih memaksakan Tidak memaksakan
Pemaksaan
kehendaknya kehendaknya
kehendak oleh
terhadap anggota terhadap anggota
pemimpin
dan organisasi dan organisasi
Mengedepankan Mengedepankan Mengedepankan
hal berikut kepatuhan mutlak pencapaian dari
terhadap anggota dari anggota anggota
Masih adanya
Tidak adanya komunikasi antara
komunikasi antara pemimpin dan
Komunikasi antara pemimpin dan anggota, mereka pun
pemimpin dan anggota karena dapat mengajukan
anggota anggota harus pertanyaan dan
melaksanakan tugas mendapatkan
tanpa pertanyaan bimbingan dari
pemimpin
Anggota hampir
Peluang anggota Anggota memiliki
tidak memiliki
untuk peluang untuk
peluang untuk
menyampaikan memberikan ide dan

Anda mungkin juga menyukai