A. Pengkajian
1) Pengkajian inti
a. Lingkungan
Bagaimana keadaan masyarakat, bagaimana kualitas udara, tumbuh–
tumbuhan, perumahan, pembatasan daerah, jarak, daerah penghijauan,
binatang peliharaan, anggota masyarakat, struktur yang dibuat masyarakat,
keindahan alam, iklim, apakah ada peta wilayah dan berapa luas daerah
tersebut serta apakah ada resiko bencana di wilayah tersebut dari faktor alam,
cuaca, topografi wilayah dll.
b. Pelayanan kesehatan dan sosial Jenis pelayanan kesehatan yang ada (rumah
sakit, klinik, praktek bersama, agensi perawatan, fasilitas perawatan rumah),
pusat kedaruratan (lokasi, kualitas, catatan pelayanan, kesiapsiagaan, unit
kebakaran, pusat control keracunan, pelayanan gawat darurat professional dan
relawan), rumah jompo, fasilitas pelayanan sosial (pelayanan konseling dan
support, intervensi krisis, pelayanan protektif anak dan remaja, pelayanan
populasi special: imigran,cacat, keterbatasan, sakit mental kronik), biaya
pelaksana, sumber daya, karakteristik pengguna, sumber diluar daerah terebut
yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, akses dari pelayanan kesehatan
dan social dan kepuasan dari pelayanan kesehatan dan sosial, apakah tersedia
tenaga kesehatan dalam penanganan bencana dan apakah sudah memiliki
kemampuan sesuai standar.
c. Ekonomi
Apakah merupakan komunitas berkembang atau miskin, tenaga kerja (jumlah
yang bekerja, penganguran, jenis pekerjaan, kelompok pekerja, kelompok usia
pekerja), pendapatan anggota keluarga, dan individual, sumber penghasilan,
perkembangan ekonomi saat ini dan yang akan datang, kondisi kerja dan
lingkungan kerja yang beresiko, jumlah dan rata- rata injury dan kesakitan
akibat kerja, apakah terdapat industri, pertokoan, lapangan kerja, kemana
warga masyarakat belanja.
d. Keamanan
Jenis layanan perlindungan apa yang tersedia, jenis tindakan kriminal apa
yang dipantau, jenis tindakan kriminal apa yang biasa terjadi, apakah
masyarakat merasa aman apabila terjadi bencana.
e. Komunikasi
Apabila terjadi bencana siapakah dan bagaimana mengkomunikasikan kepada
masyarakat.
B. Diagnosa
Diagnosa keperawatan komunitas bencana yang mungkin muncul, diantaranya :
1. Ansietas
2. Duka cita b.d kehilangan objek penting (mis. Kepemikiran, pekerjaan, status,
rumah, bagian tubuh) dan kematian orang terdekat
C. Intervensi
Dx 1 : Ansietas
Intervensi :
1. Pengurangan kecemasan
O : Identifikasi pada saat terjadi perubahan tingkat kecemasan
N : - Berikan objek yang menunjukkan perasaan aman
- Berada disisi klien untuk meningkatkan rasa aman dan mengurangi kecemasan
- Berikan aktivitas pengganti yang bertujuan untuk mengurangi kecemasan klien
E : Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi
2. Peningkatan koping
N : Dukung kesabaran dalam mengembangkan suatu hubungan
E : Berikan suasana penerimaan
C:-
3. Terapi relaksasi
N : - Tunjukkan dan praktikkan teknik relaksasi pada klien
- Minta klien untuk rileks dan merasakan sensasi yang terjadi
E : - Dorong klien untuk mengulang praktik relaksasi
C:-
Dx 2 : Duka cita b.d kehilangan objek penting (mis. Kepemikiran, pekerjaan,
status, rumah, bagian tubuh) dan kematian orang terdekat
Intervensi :
Domain 3 : Perilaku
Peningkatan komunikasi
O : - Buat tujuan interaksi
- Tunjukkan ketertarikan kepada klien
- Gunakan pertanyaan maupun pernyataan yang mendorong klien untuk
mengekpresikan perasaan, pikiran, kekhawatiran
N : - Dengarkan isi pesan dan perasaan yang tidak terungkap selama percakapan
Satu tim perawat komunitas saat ini sedang melakukan asuhan keperawatan di satu
daerah pasca bencana. Daerah tersebut baru saja dilanda gempa bumi yang menelan
korban jiwa serta merusak rumah warga. Hasil winshield survey terlihat perumahan
yang rusak, mulai dari rusak ringan hingga berat. Saat ini warga sudah ada yang
kembali kerumahnya dan ada yang masih tinggal di tempat penampungan, Terdapat
beberapa dapur umum yang digunakan oleh warga untuk memasak yang dibantu oleh
tim relawan. Saat dilakukan pengkajian melalui kuesioner didapatkan data bahwa
46% warga mengalami PTSD (Post Trauma Stress Disorder), 40% warga mengalami
insomnia, 56% mengalami kecemasan. Terdapat 86 penduduk yang kehilangan
anggota keluarganya dan terdapat 18 orang yang mengalami kecacatan akibat
tertimpa reruntuhan saat gempa. Pengkajian lanjutan pada 86 penduduk yang
mengalami kehilangan, didapatkan 30% penduduk yang memiliki tanggapan negative
terhadap kehilangan yang dialaminya. Pengkajian khusus pada penduduk yang
mengalami kecacatan, umumnya korban masih menyangkal dan tidak terima dengan
kondisinya serta menyalahkan keadaan, hasil kuesioner menunjukkan 6 dari 18 orang
korban mengalami depresi sedang, 2 dari 18 orang mengalami depresi berat dan
sisanya mengalami depresi ringan. Hasil pengkajian juga menunjukkan kualitas hidup
yang rendah pada para korban.
7 Jumps :
Langkah 1 :
Langkah 2 :
a. Pada Askep masalah kesehatan penyakit mental dan kecacatan, daerah yang
baru saja dilanda gempa bumi yang menelan korban jiwa serta merusak rumah
warga.
b. Khusus pada penduduk yang mengalami kecacatan, umumnya korban masih
menyangkal dan tidak terima dengan kondisinya serta menyalahkan keadaan.
Langkah 3 :
Data Objektif :
Data Subjektif :
Langkah 4 :
Pengurangan kecemasan
Observasi :
Terapeutik :
2. Berada disisi klien untuk meningkatkan rasa aman dan mengurangi kecemasan
Langkah 5
Tujuan :
1. Para penduduk di suatu daerah pasca bencana gempa bumi dapat mengurangi
kecemasan yang dialaminya
2. Tim perawat komunitas dapat membantu penduduk untuk meningkatkan rasa aman
dan melakukan hal dan kegiatan yang mengurangi kecemasan.
Langkah 6 :
Berdasarkan jurnal yang didaptkan, untuk mencapai tujuan tersebut, ada beberapa
cara agar warga dapat mengurangi kecemasan, diantaranya :
Langkah 7 :