Anda di halaman 1dari 8

ASKEP ASMA

OLEH :

MUHAMMAD ALDODINATA PRATAMA

18301053

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2021
WOC ASMA

Faktor Pencetus (alergi,


stress, dan infeksi)

Reaksi Antigen dan Antibody

Dikerluarkannya substansi
vasoaktif (histamine, bradikinin,
dan anafilaktosin)
MK: Gangguan
Konsentrasi O2 dalam pertukaran gas
Edema mukosa, sekresi darah menurun
produktif, kontrkasi otot
polos meningkat

hipoksemia Asidosis
Spasme otot polos sekresi metabolik
kelenjar bronkus
meningkat Suplai darah dan O2 ke
jantung berkurang

MK: Penurunan Tekanan darah


Penyempitan curah jantung Penurunan cardiac output menurun
proksimal dan bronkus

MK: Intoleransi
Kelemahan dan
Tekanan aktivitas
Mucus berlebih, partial O2 di
keletihan
wheezing, batuk, sesak alveoli
napas menurun
Kebutuhan O2 

Penyempitan jalan
napas hiperventilasi
Suplai O2
MK: Bersihan
kejaringan 
jalan nafas Retensi O2
Peningkatan kerja otot
tidak efektif pernapasan
Perfusi jaringan perifer
MK: Pola napas tidak Nafsu makan 
efektif

MK: Deficit Nutrisi


ND: deficit nutrisi b.d
ND: Bersihan Jalan Nafas
ketidakmampuan menelan
tidak efektif b.d spasme jalan
makanan, factor psikologis.
nafas, hipersekresi jalan napas
DS: MCP ASMA DS:
 Nafsu makan menurun
 dispnea
DO: MD: ASMA
DO:
 Berat badan menurun min KA:
 batuk tidak efektif
10% dibawah rentang ideal
 Batuk, ronchi  sputum berlebih
 Otot menelan lemah
 Sesak napas berat  mengi, wheezing dan
 Serum albumin turun
 Dahak lengket dan sulit dikeluarkan ronchi
Suara napas melemah bahkan tak  sianosis
terdengar (silent chest)  bunyi napas menurun
 Thorak seperti barel chest  frekuensi napas berubah
ND: Intorelansi Aktivitas b.d
ketidakseimbangan antara suplai  Tampak tarikan otot
dan kebutuhan oksigen, kelemahan stenorkleidomastoideus
ND: pola napas tidak efektif
 Sianosis
b.d hambatan upaya napas,
DS:  BGA Pa O2 kurang dari 80%
deformitas dinding dada
 Hipoksia
 Lelah dan lemah
 Berkeringat DS:
 Dyspnea saat/setelah aktivitas
 Pelebaran tekanan nadi
DO:  Dyspnea
 Ortopnea
 Frekuensi jantung meningkat
>20% dari kondisi istirahat DO:
 Tekanan darah berubah >20%  Pola napas abnormal
ND: gangguan pertukaran gas
dari kondisi istirahat  Pernapasan cuping hidung
b.d ketidakseimbangan
 sianosis
ventilasi -perfusi
Terapi aktivitas
DS:

ND: penurunan curah jantung b.d  Dyspnea


perubahan kontraktilitas  Pusing

DS: DO:

 Ortopnea  PCO2 meningkat/menurun


 Batuk  PO2 menurun
 Takikardi
DO:
 Bunyi suara napas
 Ejection fraction (EF) tambahan
menurun  Sianosis
 Cardiac index (CI) menurun  Napas cuping hidung
 Left ventricular stroke work  Pola napas abnormal
index (LVSWI)   Warna kulit abnormal
 Stroke volume index (SVI)   Kesadaran menurun
NO Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Bersihan Jalan Nafas Tujuan : setelah dilakuka Manajemen Jalan Napas
tidak efektif b.d spasme tindakan asuhan Observasi:
jalan nafas, hipersekresi keperawatan 3x24 jam 1) Monitor pola napas
jalan napas diharapkan bersihan jalan 2) monitor bunyi napas tambahan
napas kembali meningkat. 3) monitor sputum.
Terapeutik:
KH : 1) pertahankan kepatenan jalan
 Dipsnea napas dengan head-tilt dan
membaik(5) chin-lift
 Sianosis 2) posisikan semi-flower/flower
membaik(5) 3) lakukan fisoterapi dada
 Frekuensi napas 4) lakukan penghisapan lender
membaik(5) kurang dari 15 detik
 Pola napas 5) berikan oksigen, jika perlu
membaik(5) Edukasi:
1) anjurkan asupan cairan
2000ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
2) ajarkan batuk efektif
Kolaborasi:
1) Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik.
2. pola napas tidak efektif Tujuan : setelah dilakukan Pemantauan Respirasi
b.d hambatan upaya tindakan asuhan Observasi:
napas, deformitas keperawatan 3x24 jam 1) Monitor frekuensi, irama,
dinding dada diharapkan pola napas kedalaman dan upaya napas
kembali membaik. 2) Monitor kemampuan batuk
efektif
KH : 3) Palpasi kesimetrisan ekspansi
 Dipsnea menurun paru
(5) 4) Auskultasi bunyi napas
 Penggunaan otot 5) Monitor saturasi O2
bantu napas 6) Monitor nilai AGD
menurun (5) 7) Monitor hasil x-ray thorak
 Pernapasan cuping Terapeutik:
hidung menurun 1) Atur interval pemantauan
(5) respirasi sesuai kondisi pasien
 Frekuensi napas Edukasi:
membaik(5) 1) Jelaskan tujuan dan prosedur
 Kedalaman napas pemantauan
membaik(5) 2) Informasikan hasil
pemantauan.
3. gangguan pertukaran gas Tujuan : setelah dilakukan Terapi Oksigen
b.d ketidakseimbangan tindakan asuhan Observasi:
ventilasi -perfusi keperawatan 3x24 jam 1) Monitor kecepatan aliran
diharapkan pertukaran gas oksigen
kembali meningkat 2) Monitor posisi alat terapi
oksigen
KH : 3) Monitor tingkat kecemasan
 Dyspnea akibat terapi oksigen
menurun(5) 4) Monitor integritas mukosa
 Bunyi napas hidung akibat pemasangan
tambahan oksigen
menurun(5) Terapeutik:
 PCO2 membaik(5) 1) Bersihkan secret pada mulut,
 PO2 membaik(5) hidung dan trakea, jika perlu
2) Pertahankan kepatenan jalan
napas
3) Siapkan dan atur peralatan
pemberian oksigen
4) Gunakan perangkat oksigen
yang sesuai dengan tingkat
mobilitas pasien.
Edukasi:
1) Ajarkan pasien dan keluarga
cara menggunakan oksigen di
rumah.
Kolaborasi:
1) Kolaborasi penentuan dosis
oksigen
2) Kolaborasi penggunaan
oksigen saat aktivitas dan
tidur.
4. penurunan curah jantung Tujuan : setelah dilakukan Perawatan Jantung
b.d perubahan tindakan asuhan Observasi:
kontraktilitas keperawatan 3x24 jam 1) Identifikasi tnda dan gejalan
diharapkan curah jantung primer penurunan curah
kembali meningkat jantung
2) Identifikasi tanda dan gejala
KH : sekunder penurunan curah
 Kekuatan nadi jantung
perifer ejaction 3) Monitor berat badan setiap
fraction(EF) hari pada waktu yang sama
meningkat (5) 4) Monitor saturasi oksigen.
 Lelah Terapeutik:
Cukup menurun (4) 1) Posisikan pasien semi-flower
 Dyspnea (4) dan flower dengan kaki ke
Cukup menurun bawah atau posisi nyaman
 Tekanan darah 2) Berikan diet jantung yang
Membaik (5) sesuai
3) Fasilitasi keluarga dan pasien
untuk memodifikasi gaya
hidup sehat
4) Berikan terapi relaksasi untuk
mengurangi stress, jika perlu.
5) Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi
oksigen >94%.
Edukasi:
1) Anjurkan beraktivitas fisik
secara bertahap
2) Anjurkan pasien dan keluarga
mengukur berat badan harian
3) Anjarkan pasien dan keluarga
mengukur ntake dan output
cairan harian.

5. Intorelansi Aktivitas b.d Tujuan : setelah dilakukan Manajemen Energi


ketidakseimbangan tindakan asuhan Observasi:
antara suplai dan keperawatan 3x24 jam 1) Monitor lelahan fisik dan
kebutuhan oksigen, diharapkan curah jantung emosional
kelemahan kembali meningkat 2) Monitpr pola dan jam tidur
3) Monitor lokasi dan
KH : ketidaknyamanan selama
 Frekuensi nadi melakukan aktivitas
Meningkat (5) Terapeutik:
 Keluhan lelah 1) Lakukan latihan rentang gerak
Cukup menurun (4) pasif dan aktif
 Dyspnea saat 2) Berikan aktivitas distraksi
aktivitas yang menenangkan
Cukup menurun (4) Edukasi:
 Dyspnea setelah 1) Anjurkan tirah baring
aktivitas 2) Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan.
Kolaborasi:
1) Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan.

6. deficit nutrisi b.d Tujuan : setelah dilakukan Manajemen Nutrisi


ketidakmampuan tindakan asuhan Observasi:
menelan makanan, factor keperawatan 3x24 jam 1) Identifikasi status nutrisi
psikologis. diharapkan curah jantung 2) Identifikasi alergi dan
kembali meningkat intoleransi makanan
3) Identifikasi perlunya
KH : penggunaan selang nasogastric
 Porsi makanan 4) Monitor asupan makanan
yang cukup 5) Monitor berat badan
dihabiskan 6) Monitor hasil laboratorium
Meningkat (5) Terapeutik:
 Berat badan 1) Berikan makanan tinggi serat
Membaik (5) untuk mencegah konstipasi
 Indeks massa tubuh 2) Berikan makanan tinggi kalori
(IMT) dan protein
Membaik (5) 3) Hentikan pemberian makan
melalui selang nasogastric jika
asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi:
1) Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
2) Ajarkan die yang
diprogramkan
Kolaborasi:
1) Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan.

Anda mungkin juga menyukai