KHUTBAH
Khutbah I
َاْل َحْمُد للِهَ ،اْل َحْمُد للِه اَّلِذْى َجَعَل اْلِاْس َلاَم َطِر ْيًقا َسِو ًّي اَ ،وَوَعَد ِلْلُمَتَمِّسِك ْيَن ِبِه َوَيْنَهْوَن اْلَفَساَد َمَكاًنا َعِلًّي اَ .أ ْشَهُد َأ ْن لَا ِاَلَه
ِالَّا اللُه َوْحَدُه َلاَشِرْيَك َلُهَ ،شَهاَدَة َمْن ُهَو َخْيٌر َّم َقاًما َوَأ ْح َسُن َنِدًّي اَ .وَأ ْشَهُد َأ َّن َسِّيَدَنا َحَّم ًدا َعْبُدُه َوَرُسْوُلُه اْلُمَّت ِص ُف
ِباْلَمَكاِرِم ِكَباًرا َوَص ِبًّي ا .لَاَّل ُهَّم َفَص ِّل َوَسِّلْم َعَلى َس ِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد َكاَن َصاِدَق اْلَوْعِد َوَكاَن َرُسْولًا َنِبًّي اَ ،وَعَلى آِلِه َوَص ْحِبِه اَّلِذْيَن
ُيْحِس ُنْوَن ِإ ْس لَاَمُهْم َوَلْم َيْفَعُلْوا َشْيًئا َفِر ًّي اَ ،أ َّم ا َبْعُدَ ،فَيا َأ ُّي َها اْل َحاِضُرْوَن َرِحَمُكُم اللُهُ ،اْوِص ْيِنْي َنْفِسْى ِإَو َّي اُكْم ِبَتْقَوى اللِه،
َ.فَقْد َفاَز اْلُمَّت ُقْوَن
َقاَل اللُه َتَعاَلى ِ :بْسِم اللِه الَّر ْحَمِن الَّر ِحْيِمَ ،يا ُّيَا َها اَّلِذْيَن آَمُنْوا اَّت ُقْوا اللَه َحَّق ُتَقاِتِه َولَا َتُم َّن
ْوُت ِإ لَّا َوَاْنُتْم ُمْس ِلُمْوَن
Perayaan Idul Adha selalu menjadi momen spesial bagi umat Islam sedunia. Setidaknya ada
dua hal pokok yang selalu menonjol dalam momen tersebut; pertama, ibadah haji. Jutaan
https://islam.nu.or.id/post/read/71204/seberapa-besar-kita-sudah-berkurban 1/5
6/25/2021 Khutbah Jumat: Seberapa Besar Kita Sudah Berkurban?
Mulim dari berbagai penjuru dunia berkumpul di Tanah Suci untuk memenuhi rukun
Islam yang kelima. Kedua, pelaksanaan kurban atau penyembelihan sejumlah binatang
ternak. Kesempatan ini sebagai bentuk solidaritas pelaksana kurban kepada kaum fakir,
miskin, kerabat, dan tetangga sekitar dengan berbagi daging sesembelihan.
Kedua pelaksanaan ibadah tersebut tak bisa dilepaskan dari sejarah dan ajaran Nabi
Ibrahim dan keluarganya. Meski tiap tahun Idul Adha dirayakan, sepertinya hanya sebagian
kecil saja dari kita meneladani Nabi Ibrahim dalam kehidupan sehari-hari. Kita seperti
selalu baru ingat keteladanan tersebut menjelang Idul Adha. Sehingga ajarannya pun
dilaksanakan hanya tiap tahun. Padahal, esensi ajaran beliau, terutama soal berkurban,
memiliki makna yang luas dan bisa diterapkan dalam jangka waktu tak terbatas.
Bagi Ibrahim, Ismail tentu adalah anugerah paling mahal. Lebih dari sekadar menghapus
dugaan kemandulan istri beliau selama ini, melainkan sang putra adalah pribadi yang
cerdas, sabar juga bijaksana. Ada masa depan gemilang dari dalam diri Ismail ‘alaihis
salâm. Tapi, Nabi Ibrahim bukan seperti ayah-ayah kebanyakan. Kecintaannya kepada Allah
subhânahu wata‘âlâ yang memuncak mengalahkan segalanya. Melalui musyawarah dan
persetujuan (tanpa paksaan) putranya itu, Nabi Ibrahim melaksanakan perintah
penyembelihan itu, meskipun pada akhirnya ritual itu batal ditunaikan atas kehendak
Allah.
Larangan Allah terhadap penyembelihan darah manusia (Ismail) oleh Nabi Ibrahim
membuktikan bahwa perintah yang didapat dari mimpin tersebut sebatas ujian dan bahwa
ritual pengorbanan nyawa manusia—sebagaimana tradisi biadab sejumlah kaum terhadulu
—adalah hal yang dikecam keras. Nabi Ibrahim lulus dari ujian super berat, dan objek
penyembelihan pun digantikan dengan domba yang besar.
https://islam.nu.or.id/post/read/71204/seberapa-besar-kita-sudah-berkurban 2/5
6/25/2021 Khutbah Jumat: Seberapa Besar Kita Sudah Berkurban?
Ada pesan menarik dalam kisah Nabi Ibrahim dan keluarganya ini. Cerita tersebut
menunjukkan bahwa tak ada harta paling sejati dan paling mahal disbanding ketundukan
secara total kepada Allah subhâahu wata‘âlâ. Nabi Ibrahim mampu meruntuhkan seluruh
cara pandang hidup yang mengatakan kekayaan duniawi, termasuk anak, adalah hal yang
paling utama. Dalam Al-Qur’an sendiri dikatakan:
ِإ َّن َما َأ ْمَواُلُكْم َوَأ ْولاُدُكْم ِفْتَنٌة َواللُه ِعْنَدُه َأ ْجٌر َعِظيٌم
Kurban berasal dari bahasa Arab qurbân yang artinya “pendekatan diri”. Maksudnya adalah
mendekatkan diri kepada Allah. Dalam ajaran formal Islam, kurban dilaksanakan tiap
tahun dengan menyembelih sejumlah hewan ternak tertentu. Oleh karenanya, kurban
berhubungan erat dengan korban (pakai ‘o') dalam bahasa Indonesia. Sebab, seorang
pelaksana kurban tengah mengorbankan sebagian hartanya berupa hewan ternak untuk
dibagikan kepada sesama.
Nabi Ibrahim yang menjadi teladan dalam ritual tahunan tersebut mengajarkan bahwa
seorang hamba janganlah tertipu daya dengan kekayaan yang sifatnya sesaat saja. Ada
kehidupan yang lebih hakiki dan perlu diperjuangkan ketimbang kehidupan dunia yang
fana. Karena itu, mengorbankan sebagian harta lillâhi ta‘âlâ tidak akan ada ruginya. Sikap
semacam inilah yang ditunjukkan Nabi Ibrahim, yang juga diikuti putranya, Ismail, yang
begitu patuh dan saleh. Dengan bahasa lain, pengorbanan adalah bentuk cara pandang
manusia yang jauh ke depan menuju kehidupan bahagia di akhirat kelak secara abadi.
َأ َفَلا َتْعِقُلوَن َوَما اْل َحَياُة الُّد ْنَيا ِإ َّل ا َلِعٌب َوَلْهٌو َوَللَّد اُر اْلآِخَرُة َخْيٌر َّلِلِذيَن َّتَيُقوَن
“Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah bermain-main dan senda gurau belaka. Dan
sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah
kamu memahaminya?” (QS Al-An'am: 32)
Kita yang sering mengaku meneladani Nabi Ibrahim dengan berkurban, sudahkah
sebanding dengan pengorbanan beliau? Sebandingkah dengan semangat pengorbanan
Ismail yang masih bocah? Sebandingkah dengan semangat pengorbanan istri beliau, Siti
Hajar?
https://islam.nu.or.id/post/read/71204/seberapa-besar-kita-sudah-berkurban 3/5
6/25/2021 ?Khutbah Jumat: Seberapa Besar Kita Sudah Berkurban
Jamaah shalat Jum’at hadâkumullâh,
Untuk membeli hewan kurban saja, kita kadang masih bersiasat untuk mendapatkan harga
paling murah, jika perlu membelinya jauh pada bulan-bulan sebelumnya. Kita masih
memilih uang paling kecil ketika kotak amal lewat di hadapan kita. Kita juga, misalnya,
sering tak sudi berkorban sedikit tempat saat menaiki kendaaan umum, berkorban sedikit
tenaga untuk membantu mereka yang membutuhkan. Di manakah semangat kurban yang
?mewujud dalam kehidupan sehari-hari
Kadang pula, karena kita mendapat sedikit pengetahuan agama, kita tak mau berkorban
mendengarkan pendapat kelompok lain. Karena dianugerahi sedikit kedudukan, kita ogah
mendengarkan unek-unek dan aspirasi orang lain.
Khutbah II
َاْل َحْمُد للِه َعلَى ِإ ْح َساِنِه َوالُّش ْكُر َلُه َعلَى َتْوِفْيِقِه َوِاْمِتَناِنِهَ .وَأ ْشَهُد َأ ْن لَا ِاَلَه ِإ لَّا اللُه َواللُه َوْحَدُه لَا َشِرْيَك َلُه َوَأ ْشَهُد أَّن
َسِّيَدَنا ُم َّمَح ًدا َعْبُدُه َوَرُسْوُلُه الَّد اِع ى إلَى ِرْض َواِنِه .اللُهَّم َص ِّل َعَلى َس ِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد ِوَعَلى َاِلِه َوَاْص َحاِبِه َوَسِّلْم َتْس ِلْيًما ِكثْيًرا
َأ َّم ا َبْعُد َفيَا ُّيَا َها الَّن اُس ِاَّت ُقوااللَه ِفْيَما َأ َمَر َواْنَتُهْوا َعَّم ا َنَه ى َواْعَلُمْوا َأ َّن اللَه َأ َمَرُكْم ِبَأ ْمٍر َبَدَأ ِفْيِه ِبَنْفِسِه َوَثـَنى ِبَملآ ِئَكِتِه
ِبُقْدِسِه َوَقاَل َتعَاَلى ِإ َّن اللَه َوَملآِئَكَتُه ُيَص ُّل ْوَن َعلَى الَّن ِبى يآ ُّيَا َها اَّلِذْيَن آَمُنْوا َص ُّل ْوا َعَلْيِه َوَس ِّلُمْوا َتْس ِلْيًما .اللُهَّم َص ِّل َعَلى
َس ِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد َص َّلى اللُه َعَلْيِه َوَسِّلْم َوَعَلى آِل َس ِّيِدنَا ُم َّمَح ٍد َوَعَلى َاْنِبيآِئَك َوُرُس ِلَك َوَملآِئَكِة ْالُمَقَّر ِبْيَن َواْرَض الّلُهَّم َعِن
ْالُخَلَفاِء الَّر اِشِدْيَن َأ ِبى َبْكٍر َوُعَمر َوُعْثَمان َوَعِلى َوَعْن َبِقَّي ِة الَّص َحاَبِة َوالَّت اِبِعْيَن َوَتاِبِعي الَّت اِبِعْيَن َلُهْم ِبِاْح َساٍن ِاَلىَيْوِم الِّدْيِن
َواْرَض َعَّن ا َمَعُهْم ِبَرْح َمِتَك َيا َاْرَحَم الَّر اِحِمْيَن
َاللُهَّم اْغِفْر ِلْلُمْؤِمِنْيَن َوْالُمْؤِمَناِت َوْالُمْس ِلِمْيَن َوْالُمْس ِلَماِت َالَاْح يآ ِمْنُهْم َوْالَاْمَواِت اللُهَّم َأ ِعَّز ْالِإ ْس لَاَم َوْالُمْس ِلِمْيَن َوَأ ِذَّل
ُء
الِّشْرَك َوْالُمْشِرِكْيَن َواْنُصْر ِعَباَدَك ْالُمَوِّح ِدَّي َة َواْنُصْر َمْن َنَصَر الِّدْيَن َواْخُذْل َمْن َخَذَل ْالُمْس ِلِمْيَن َو َدِّمْر َأ ْعَداَءالِّدْيِن َواْعِل
َكِلَماِتَك ِإ َلى َيْوَم الِّدْيِن .اللُهَّم اْدَفْع َعَّن ا ْالَبلَاَء َوْالَوَباَء َوالَّز لَاِزَل َوْالِمَحَن َوُسْوَء ْالِفْتَنِة َوْالِمَحَن َما َظَهَر ِمْنَها َوَما َبَطَن َعْن
َبَلِدَنا ِاْنُدوِنْيِس َّي ا خآَّص ًة َوَساِئِر ْالُبْلَداِن ْالُمْس ِلِمْيَن عآَّم ًة َيا َرَّب ْالَعاَلِمْيَنَ .رَّب َنا آِتنَا ِفى الُّد ْنَيا َحَسَنًة َوِفى ْالآِخَرِة َحَسَنًة َوِقَنا
َعَذاَب الَّن اِرَ .رَّب َنا َظ َلْمَنا َاْنُفَسَناَوِاْن َلْم َتْغِفْر َلَنا َوَتْرَحْمَنا َل َّن
َنُكْوَن ِمَن ْال اَخِسِر ْيَنِ .عَباَداللِه ! ِإ َّن اللَه َيْأ ُمُرِ بْالَعْدِل
َوْالِإ ْح َساِن ِإَو ْيتآِء ِذي ْالُقْربَى َوَيْنَه ى َعِن ْالَفْح شآِء َوْالُمْنَكِر َوْالَبْغي َيِعُظُكْم َلَعَّل ُكْم َتَذَّك ُرْوَن َواْذُكُروا اللَه ْالَعِظْيَم َيْذُكْرُكْم
َواْش ُكُرْوُه َعلَى ِنَعِمِه َيِزْدُكْم َوَلِذْكُر اللِه َأ ْك َبْر
https://islam.nu.or.id/post/read/71204/seberapa-besar-kita-sudah-berkurban 4/5
6/25/2021 Khutbah Jumat: Seberapa Besar Kita Sudah Berkurban?
TAGS:
khutbah idul adha
khutbah
https://islam.nu.or.id/post/read/71204/seberapa-besar-kita-sudah-berkurban 5/5