Anda di halaman 1dari 17

PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL

DOSEN : RR MARIA EVA FERDAYANI,SE.,Msi

KELOMPOK 2

NAMA ANGGOTA :
I GEDE SUARDANA PUTRA 1802612010378 / 05
NI KADEK DIAH AYU APSARI 1802612010395 / 19
NI MADE DWI CINTYA PRADNYA PARAMITA 1802612010404 / 26
PRODI : MANAJEMEN
KELAS/SMT : REGULER MALAM (V) D
KONSENTRASI : SDM (SUMBER DAYA MANUSIA)

TAHUN AJARAN
2020/2021
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Biaya variabel adalah biaya yang secara total bervariasi dalam proporsi langsung
dengan perubahan output aktivitas. Sedangkan variable costing adalah metode
penentuan harga pokok yang hanya membebankan biaya-biaya produksi variabel saja
ke dalam harga pokok produk. Dengan dipisahkan informasi biaya menurut prilaku
dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, metode variable costing
mampu menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi manajemen dalam perencanaan
laba jangka pendek, pengendalian biaya tetap yang lebih baik, dan pengambilan
keputusan jangka pendek. Hal ini dimungkinkan karena dalam jangka pendek, biaya
tetap tidak relevan karena tidak terpengaruh oleh pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh manajemen. Jika biaya tetap terpengaruh dalam pengambilan
keputusan jangka pendek, metode variable costing dapat menyajikan dampak
keputusan terdebut terhadap biaya tetap dan laba. Laporan laba rugi yang dihasilkan
oleh sistem variable costing memperlihatkan margin kontribusi barang-barang yang
dihasilkan, informasi yang sangat berfaedah dalam pengambilan keputusan. Variable
costing kadang kala disebut juga directcosting (penentuan biaya pokok langsung) atau
marginal costing (penentuan biaya pokok marginal). Dalam metode penentuan biaya
pokok variable (variable costing,hanya biaya-biaya produksi variable saja yang
dimasukkan dalam persediaan dan biaya pokok penjualan. Ketika tingkat aktivitas
diukur dalam unit-unit produk yang dihasilkan, maka biaya-biaya variable biasanya
terdiri atas bahan baku langsung, berkaitan dengan kapasitas produktif pabrik dan
umumnya tidak dipengaruhi oleh inti produk yang diproduksi. Oleh karena itu dalam
metode penentuan biaya pokok variable, biaya overhead pabrikasi tetap tidaklah
diperlukan sebagai biaya produk.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaiman konsep harga pokok variable ?
2. Apa tujuan dari penentuan harga pokok variable ?
3. Apa perbedaan variable coasting dengan full costing ?
4. Apa manfaat dari penentuan harga pokok variable ?
5. Apa kelemahan dan kelebihan dari penentuan harga pokok variable ?
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Konsep Harga Pokok Variable


Metode penentuan biaya produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur
biaya ke dalam cost produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam
cost produksi terdapat dua pendekatan full costing dan variable costing.
Variable costing adalah penentuan harga pokok produksi yang hanya
membebankan biaya-biaya produksi variabel saja kedalam harga pokok produk.
Harga pokok produk menurut metode variable costing terdiri dari:
Biaya bahan baku xxx
Biaya tenaga kerja variabel xxx
Biaya overhead pabrik variabel xxx +
Harga pokok produk xxx

Penentuan harga pokok variabel (variable costing) adalah suatu konsep


penentuan harga pokok yang hanya memasukkan biaya produksi variabel sebagai
elemen harga pokok produk. Biaya produksi tetap dianggap sebagai biaya periode
atau biaya waktu (period cost) yang langsung dibebankan kepada laba-rugi periode
terjadinya dan tidak diperlakukan sebagai biaya produksi.

2.2. Tujuan Penentuan Harga Pokok Variable


Penentuan harga pokok variabel ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
manajemen dalam memperoleh informasi yang berorientasi pada pengambilan
keputusan jangka pendek, yaitu :
a. Membantu manajemen untuk mengetahui batas kontribusi
(contribution margin) yang sangat berguna untuk perencanaan laba
melalui analisa hubungan biaya-volume-laba (cost-profit-volume) dan
untuk pengambilan keputusan (decision making) yang berhubungan
dengan kebijaksanaan manajemen jangka pendek.
b. Memudahkan manajemen dalam mengendalikan kondisi-kondisi
operasional yang sedang berjalan serta menetapkan penilaian dan
pertanggungjawaban kepada departemen atau divisi tertentu dalam
perusahaan.

Jika dihubungkan dengan pihak-pihak yang memakai laporan biaya, maka


variabel costing bertujuan sebagai berikut :

1. Untuk pihak internal, variabel costing digunakan untuk tujuan-tujuan :


- Perencanaan laba
- Penentuan harga jual produk
- Pengambilan keputusan oleh manajemen
- Pengendalian biaya
2. Untuk pihak eksternal, variabel costing digunakan untuk tujuan-tujuan :
- Penentuan harga pokok persediaan
- Penentuan laba

Tujuan eksternal tersebut hanya dapat dicapai apabila laporan yang


disusun atas dasar variabel costing disesuaikan dengan teknik-teknik
tertentu, menjadi laporan yang disusun atas dasar konsep harga pokok
penuh (full costing), sebab konsep variabel costing tidak sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum.

2.3. Perbedaan variable costing dengan full costing


Perbedaan variable costing dengan full costing terdapat pada beberapa point
berikut, antara lain :
a. Definisi
b. Pendekatan Penentuan Laba
c. Pengertian Biaya Perperiode
d. Elemen Biaya Produksi
e. Harga Pokok Persediaan
f. Susunan Laporan Laba Rugi
g. Besarnya Laba Bersih

Dengan pembahasan perbedaan pada point – point diatas antara variable costing
dengan full costing sebagai berikut :

a. Definisi
 variable costing
Merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya
memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam
harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel.
Dalam pendekatan ini biaya-biaya yang diperhitungkan sebagai harga
pokok adalah biaya produksi variabel yang terdiri dari biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel.
Biaya-biaya produksi tetap dikelompokkan sebagai biaya periodik
bersama-sama dengan biaya tetap non produksi.
 full costing
Metode Full Costing menggunakan pendekatan fungsi yaitu
pembebanan biaya didasarkan pada fungsi perusahaan sehingga apa
yang disebut biaya produksi baik langsung maupun tidak
langsung,tetap maupun variable.
b. Pendekatan Penentuan Laba
 variable costing
- Dengan metode perhitungan harga pokok variabel, seluruh biaya
overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai bahan periode berjalan.
- Persediaan akhir dalam metode perhitungan harga pokok variabel
lebih rendah dibandingkan perhitungan harga pokok penuh.
Alasannya adalah dalam perhitungan biaya variabel, hanya biaya
produksi variabel yang dibebankan ke unit produk dan dengan
demikian dimasukkan dalam persediaan.
- Pendekatan perhitungan harga pokok variabel untuk menentukan
biaya produksi per unit sesuai dengan pendekatan kontribusi karena
kedua konsep tersebut mengklasifikasi biaya berdasarkan
perilakunya
 full costing
- Dengan menggunakan perhitungan harga pokok penuh, jika
persediaan meningkat maka beberapa biaya produksi tetap dalam
periode berjalan tidak tampak dalam laporan laba rugi sebagai bagian
dari harga pokok penjualan. Biaya-biaya tersebut akan ditangguhkan
ke periode berikutnya dan akan dimasukkan dalam akun persediaan
dalam neraca. Biaya overhead pabrik tetap untuk periode berjalan
ditangguhkan ke periode berikutnya, dimana diharapkan unit
persediaan yang ada akan diambil dan dijual.
- Laporan laba-rugi perhitungan harga pokok penuh tidak
membedakan antara biaya tetap dan biaya variabel, sehingga metode
ini tidak cocok untuk perhitungan biaya-volume-laba, dibutuhkan
waktu untuk mengerjakan ulang dan mengklasifikasi biaya dalam
laporan perhitungan harga pokok penuh.
c. Pengertian Biaya Perperiode
 variable costing
Dalam metode variabel costing, yang dimaksud dengan biaya periode
adalah biaya yang setiap periode harus tetap dikeluarkan atau
dibebankan tanpa dipengaruhi perubahan kapasitas kegiatan. Dengan
kata lain biaya periode adalah biaya tetap, baik produksi maupun
operasi.
 full costing
Dalam metode full costing, biaya periode diartikan sebagai biaya yang
tidak berhubungan dengan biaya produksi, dan biaya ini dikeluarkan
dalam rangka mempertahankan kapasitas yang diharapkan akan
dicapai perusahaan, dengan kata lain biaya periode adalah biaya
operasi.
d. Elemen Biaya Produksi
 variable costing
Pada metode variabel costing hanya memasukkan atau membebankan
biaya produksi variabel ke dalam harga pokok produk. Elemen harga
pokok produk meliputi:
1. BBB (raw material cost)
2. BTKL (direct labor cost)
3. BOP variabel (variable FOH)
 full costing
Pada metode full costing, semua elemen biaya produksi baik tetap
maupun variabel dibebankan ke dalam harga pokok produk. Oleh
karena itu elemen harga pokok produk meliputi:
1. BBB (raw material cost)
2. BTKL (direct labor cost)
3.BOP variabel (variable FOH)
4. BOP tetap (fixed FOH)
e. Harga Pokok Persediaan
 variable costing
Dengan adanya perbedaan elemen biaya produksi ( production cost)
kepada produk antara full costing dengan metode variable costing,
mengakibatkan pula perbedaan harga pokok persediaan. Metode
variable costing tidak membebankan BOP tetap (fixed FOH) ke dalam
harga pokok produksi, akan tetapi BOP tetap (fixed FOH) langsung
dibebankan kedalam laba-rugi sebagai biaya periode. Oleh karena itu
produk yang masih ada dalam persediaan atau belum terjual hanya
dibebani biaya produksi variable atau BOP tetap (fixed FOH) tidak
melekat pada harga pokok persediaan.
 full costing
Dengan adanya perbedaan elemen biaya produksi ( production cost)
kepada produk antara full costing dengan metode variable costing,
mengakibatkan pula perbedaan harga pokok persediaan. Pada metode
full costing BOP tetap (fixed FOH) dibebankan kedalam harga pokok
produk. Olehkarena itu jika sebagian produk masih dalam persediaan
ataubelum terjual maka sebagian BOP tetap (fixed FOH) masih
melekat pada harga pokok persediaan.
f. Susunan Laporan Laba Rugi
 variable costing
Dalam metode variabel costing, menggunakan pendekatan “tingkah
laku”, artinya perhitungan harga pokok dan penyajian dalam laba rugi
didasarkan atas tingkah laku biaya. Biaya produksi dibebani biaya
variabel saja, dan biaya tetap dianggap bukan biaya produksi.
 full costing
Dalam metode full costing, perhitungan harga pokok produksi dan
penyajian laporan laba rugi didasarkan pendekatan “fungsi”. Sehingga
apa yang disebut sebagai biaya produksi adalah seluruh biaya yang
berhubungan dengan fungsi produksi, baik langsung maupun tidak
langsung, tetap maupun variabel.
g. Besarnya Laba Bersih
 variable costing
- Dengan perhitungan harga pokok variabel semua biaya overhead
pabrik tetap untuk tahun selanjutnya telah di bebankan terhadap
pendapatan sebagai biaya periodik. Sebagai hasilnya, laba bersih
operasional untuk tahun berikutnya tersebut dengan perhitungan
harga pokok variabel lebih rendah dibanding dengan perhitungan
harga pokok penuh.
- Ketika produksi dibawah penjualan laba bersih operasional yang di
laporkan dengan menggunakan perhitungan harga pokok penuh
pada umunya akan lebih rendah daripada laba bersih operasional
yang dilaporkan dengan perhitungan harga pokok variabel. Ini
terjadi karena persediaan menurun dan biaya overhead pabrik tetap
yang sebelumnya ditangguhkan dalam persediaan dengan
menggunakan metode perhitungan harga pokok penuh sekarang
dikeluarkan dan dibebankan terhadap pendapatan ( fixed
manufavturing overhead cost released from inventory).
Sebaliknya, dengan perhitungan harga pokok variabel laba bersih
operasionalnya akan lebih tinggi dibanding dengan perhitungan
harga pokok penuh.
 full costing
- Ketika produksi melebihi penjualan, laba bersih operasional yang
dilaporkan dengan menggunakan perhitungan harga harga pokok
penuh pada umumnya akan lebih besar dari laba bersih
operasional yang dilaporkan dengan perhitungan harga pokok
varriabel. Ini terjadi karena dengan perhitungan harga pokok
penuh, sebagain biaya-biaya overhead pabrik tetap untuk periode
berjalan ditangguhkan dalam persediaan.
- Ketika produksi dibawah penjualan laba bersih operasional yang di
laporkan dengan menggunakan perhitungan harga pokok penuh
pada umunya akan lebih rendah daripada laba bersih operasional
yang dilaporkan dengan perhitungan harga pokok variabel. Ini
terjadi karena persediaan menurun dan biaya overhead pabrik tetap
yang sebelumnya ditangguhkan dalam persediaan dengan
menggunakan metode perhitungan harga pokok penuh sekarang
dikeluarkan dan dibebankan terhadap pendapatan ( fixed
manufavturing overhead cost released from inventory).
Sebaliknya, dengan perhitungan harga pokok variabel laba bersih
operasionalnya akan lebih tinggi dibanding dengan perhitungan
harga pokok penuh.

2.4. Manfaat Penentuan Harga Pokok Variable


2.4.1. Manfaat Penentuan Harga Pokok Variabel Internal
Adapun manfaat yang didapat dari penentuan harga pokok variable
pada internal perusahaan,antara lain dalam kegiatan sebagai berikut :
1. Perencanaan Laba
Perencanaan laba atau perencanaan operasi adalah rencana dari
manajemen yang meliputi seluruh tahap dari operasi dimasa yang akan
datang untuk mencapai tujuan perusahaan yang dibagi dalam dua
jenis rencana, yaitu rencana jangka pendek dan jangka panjang.
Variable Costing bermanfaat dalam pembuatan rencana jangka pendek
dengan memisahkan biaya variable dan tetap dalam laporan rugi laba,
sehingga akan diketahui Contribution.
Analisis Cost-Volume-Profit (CVP) merupakan suatu alat yang sangat
berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. Oleh karena
itu analisis CVP menekankan keterkaitan antara biaya, Kuantitas yang
terjual, dan harga, maka semua informasi keuangan perusahaan
terkandung di dalamnya. Analisis CVP dapat menjadi suatu alat yang
bermanfaat untuk mengindentifikasi cakupan dan besarnya kualitas
ekonomi yang dihadapi suatu divisi dan membantu mencari
pemecahannya.
2. Pembuatan Keputusan
Variable costing menyajikan data yang bermanfaat untuk pembuatan
keputusan jangka pendek. Dalam pembuatan keputusan jangka pendek
yang menyangkut mengenai perubahan volume kegiatan, period costs
tidak relevan karena tidak berubah dengan adanya perubahan volume
kegiatan. Variable costing khususnya bermanfaat untuk penentuan
harga jual jangka pendek.
3. Pengendalian Kegiatan
Variable costing menyediakan informasi yang lebih baik untuk
mengendalikan period costs dibandingkan informasi yang dihasilkan
oleh full costing.
Dalam full costing biaya overhead pabrik tetap diperhitungkan dalam
tarif biaya overhead pabrik dan dibebankan sebagai unsur biaya
produksi. Oleh karena itu manajemen kehilangan perhatian terhadap
period costs (biaya overhead pabrik tetap) tertentu dapat dikendalikan.
Didalam variable costing, period costs yang terdiri biaya yang
berperilaku tetap dikumpulkan dan disajikan secara terpisah dalam
laporan rugi-laba sebagai pengurang terhadap laba kontribusi.

2.4.2. Manfaat Penentuan Harga Pokok Variabel Eksternal


Adapun manfaat yang didapat dari penentuan harga pokok variable
pada eksternal perusahaan,antara lain dalam kegiatan sebagai berikut :
1. Penentuan Harga Pokok Persediaan
Metode variable costing tidak membebankan BOP tetap (fixed FOH)
ke dalam harga pokok produk, akan tetapi BOP tetap (fixed FOH)
langsung dibebankan ke dalam laba-rugi sebagai biaya periode. Oleh
karena itu produk yang masih ada dalam persediaan atau belum terjual
hanya dibebani biaya produksi variabel atau BOP tetap (fixed FOH)
tidak melekat pada harga pokok persediaan.
2. Penentuan Harga Pokok Penjualan
Penentuan harga pokok penjualan ditunjukkan untuk memenuhi
kebutuhan manajemen dalam memperoleh informasi yang berorientasi
pada pengambilan keputusan jangka pendek.
1. Membantu manajemen untuk mengetahui batas kontribusi
(contribution margin) yang sangat berguna untuk perencanaan
laba melalui analisa hubungan biaya-volume-laba (cost-profit-
volume) dan untuk pengambilan keputusan (decision making)
yang berhubungan dengan kebijaksanaan manajemen jangka
pendek.
2. Memudahkan manajemen dalam mengendalikan kondisi-
kondisi operasional yang sedang berjalan serta menetapkan
penilaian dan pertanggungjawaban kepada departemen atau
divisi tertentu dalam perusahaan.

2.5. Kelemahan Dan Kelebihan Penentuan Harga Pokok Variabel


2.5.1. Kelemahan Penentuan Harga Pokok Variabel
Adapun kelemahan dari penentuan harga pokok variable antara lain
sebagai berikut :
- Kesulitan dalam pemisahan biaya tetap dan variable.
Untuk dapat diterapkan variabel costing, biaya semi variabel
harus dipisahkan kedalam biaya tetap dan biaya variabel.
Secara teoritis memang tidak sulit namun dalam praktiknya
tidak sepenuhnya dapat diterapkan.
- Tidak dapat diterima untuk pelaporan ekstern.
Dalam prinsip akuntansi indonesia 1984 (Ikatan Akuntan
Indonesia) disebutkan bahwa “harga pokok barang yang
diproduksi meliputi semua biaya bahan baku langsung yang
dipakai, upah langsung serta biaya produksi tidak langsung,
dengan memperhitungkan saldo awal dan saldo akhir barang
dalam pengolahan”. Hal ini berarti bahwa untuk perhitungan
dan pelaporan biaya produksi didasarkan pada konsep full
costing.
2.5.2. Kelebihan Penentuan Harga Pokok Variabel

Adapun kelebihan dari penentuan harga pokok variable antara lain


sebagai berikut :

- Alat perencanaan operasi.


Rencana operasi atau rencana anggaran, meliputi semua aspek
operasi dimasa yang akan datang yang dirancang untung
mencapai sasaran laba yang telah ditetapkan. Dengan variabel
costing lebih mudah menghimpun data untuk perencanaan laba
yang telah ditetapkan. Tersedianya data tentang biaya variabel
dan margin kontribusi memungkinkan manajemen untuk
mengambil keputusan secara cepat mengenai persoalan-
persoalan biaya yang dihadapi setiap hari.
- Penetapan harga jual.
Harga jual produk yang ditetapkan oleh suatu perusahaan, tentu
harga jual dapat bersaing dipasaran. Penentuan harga jual yang
dapat bersaing bukanlah suatu hal yang mudah dilakukan.
Harga jual yang terlalu tinggi dapat berakibat kalahnya
perusahaan dalam persaingan, sedangkan harga yang terlalu
rendah dapat berakibat tidak tercapainya tujuan perusahaan
yaitu tercapainya laba pada tingkat yang dikehendaki. Dengan
variabel costing penetapan harga jual dapat lebih mudah
dilakukan. Konsep margin kontribusi memudahkan perusahaan
untuk menentukan harga jual yang dapat menutup biaya-biaya
tetap seperti biaya gaji, biaya sewa, pajak dan lain sebagainya.
- Penentuan titik impas atau peluang pokok.
Bila margin kontribusi dan biaya tetap diketahui ada cara
perhitungan yang sederhana untuk menentukan suatu keadaan
perusahaan tidak mengalami laba dan juga tidak mengalami
rugi. Istilah keadaan yang demikian dikenal dengan peluang
pokok atau impas atau Break Even.
- Alat pengendalian manajemen.
Laporan-laporan yang didaftarkan pada variabel costing jauh
lebih efektif dari pada full costing untuk pengendalian
manajemen. Hal ini disebabkan oleh karena laporan-laporan
tersebut dapat dihubungkan secara lebih langsung dengan
sasaran laba atau anggaran dalam periode yang bersangkutan.
Penyimpangan dari standart yang ditentukan dapat lebih mudah
diketahui dan lebih cepat dibetulkan. Selain itu dengan variabel
costing dapat ditunjukan dengan jelas tanggung jawab sesuai
dengan garis organisasi, pretasi individu dapat dievaluasi dari
periode yang berjalan.
BAB 3

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Penentuan harga pokok variabel (variable costing) adalah suatu konsep


penentuan harga pokok yang hanya memasukkan biaya produksi variabel sebagai
elemen harga pokok produk. Biaya produksi tetap dianggap sebagai biaya periode
atau atau biaya waktu (period cost) yang langsung dibebankan kepada laba-rugi
periode terjadinya dan tidak diperlakukan sebagai biaya produksi.

Penentuan harga pokok variabel ditujukan untuk memenuhi kebutuhan


manajemen dalam memperoleh informasi yang berorientasi pada pengambilan
keputusan jangka pendek,

Perbedaan variable costing dengan full costing terdapat pada beberapa point
berikut, antara lain terletak pada Definisi, Pendekatan Penentuan Laba, Pengertian
Biaya Perperiode, Elemen Biaya Produksi, Harga Pokok Persediaan, Susunan
Laporan Laba Rugi, Besarnya Laba Bersih.

3.2. Saran
Pihak manajemen perusahaan perlu membuat kebijakan yang mengacu pada
terciptanya efisiensi dan efektivitas kerja. Salah satunya berupa penetapan harga
pokok produksi, yaitu dengan cara menekan biaya produksi serendah mungkin dan
tetap menjaga kualitas dari barang atau produk yang dihasilkan, sehingga harga pokok
produk satuan yang dihasilkan perusahaan lebih rendah dari yang sebelumnya. Untuk
itu perlu dipertimbangkan matang-matang mengenai penentuan harga pokok produksi
agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
DAFTAR PUSTAKA

http://hargapokokvariabelpihakinternal.blogspot.com/2016/08/manfaat-penentuan-
harga-pokok-variabel.html
http://nurjannahtdn.blogspot.com/2016/03/penentuan-harga-pokok-variabel-dan-
full.html#:~:text=Penentuan%20harga%20pokok%20variabel%20(Variabel,melainkan
%20sebagai%20unsur%20biaya%20periodik.
https://www.jurnal.id/id/blog/2018-cara-tepat-menghitung-variabel-costing-pada-usaha-
anda/

Anda mungkin juga menyukai