Anda di halaman 1dari 81

Modul Praktikum

Keperawatan Gerontik

PROGRAM STUDI ILMU


KEPERAWATAN
STIKES YOGYAKARTA
2020
MODUL PRAKTIKUM

KEPERAWATAN GERONTIK

Penyusun :
Rika Monika, M.Kep., Sp.Kep.Kom

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YOGYAKARTA
2020/2021
HALAMAN PENGESAHAN

NAMA MATA KULIAH : Keperawatan Gerontik


SKS : 5 sks ( 3 sks T, 1 sks L, 1 sks K)
SEMESTER : Semester Ganjil (VII)
NAMA KOORDINATOR : Rika Monika, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.Kom
NAMA PENGAMPU : Rika Monika, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.Kom
Firmina Theresia K, S.Kep.M.PH
Yafi S R., S.Kep.,Ns., M.Kep

Yogyakarta, September 2020


Menyetujui:
Ka Prodi Keperawatan, Koordinator Mata Kuliah,

Dina Putri Utami L., S.Kep., Ns., M.Kep Rika Monika S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.Kom

VISI MISI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YOGYAKARTA

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


2
VISI
Pada tahun 2019 menjadi Sekolah Tinggi yang mampu bersaing ditingkat nasional dan
internasional, mengabdi kepada kepentingan bangsa dan Negara dengan dijiwai
karakter yang berbudaya.
MISI
Menyelenggarakan program pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat yang
berwawasan nasional maupun internasional sehingga menghasilkan bangsa yang sehat
jasmani, social dan menguasai IPTEK.

VISI MISI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


VISI
Pada tahun 2019 menjadi pusat institusi pendidikanyang menghasilkan profesi
keperawatan professional dibidang pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat
dengan keunggulan keperawatan komunitas serta mampu bersaing ditingkat Nasional
dan Internasional.

MISI
1. Melaksanakan pendidikan dan pengajaran untuk menghasilkan ners yang
profesional yang mampu bersaing di tingkat Nasional dan Internasional
2. Melaksanakan penelitian dan pengembangan keperawatan ditekankan pada
evidence based keperawatan komunitas
3. Melaksanakan pengabdian pada masyarakat yang didasarkan pada perkembangan
keperawatan komunitas
4. Melaksanakankerjasamadenganinstitusi baik regional, nasional dan internasional
khususnya dalam keperawatan komunitas

KATA PENGANTAR

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


3
Assalamualaikum wr.wb

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, penyusunan modul praktikum
keperawatan gerontik untuk mahasiswa S1 Keperawatan semester VII Stikes
Yogyakarta telah dapat diselesaikan.

Buku modul ini di susun untuk memenuhi kebutuhan dan membantu mahasiswa dalam
melaksanakan praktik laboratorium keperawatan gerontik. Tentunya dalam pelaksanaan
penyusunan buku modul ini masih banyak hal yang perlu diperbaiki, oleh karena itu
masukan/usulan dari berbagai pihak sangat kami harapkan.

Semoga panduan ini bermanfaat.

Wassalamualaikum wr.wb

Yogyakarta, September 2020

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan ……………………………………………………… 1

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


4
Visi Misi …………………………………………………………………… 2
Kata Pengatar ……………………………………………………………… 3
Daftar Isi...................................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN 5
BAB II TATA TERTIB 6
LAB 1 KOMUNIKASI TERAPEUTIK LANSIA 7
LAB II PENGKAJIAN GERONTIK 11
LAB III TERAPI REMINENCE PADA LANSIA 26
LAB IV TERAPI EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQU (EFT) 33
LAB V PERAWATAN TELINGA DAN DENTAL
LAB VI LATIHAN KEGEL DAN BLADDER TRAINING
LAB VII MANAJEMEN NYERI
LAB VIII PERAWATAN DIABETIK
LAB IX LATIHAN KEKUATAN OTOT DAN SENDI
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Deskripsi Mata Ajar


Praktikum laboratorium keperawtan gerontik diberikan pada tahap akademik.
Praktikum ini bertujuan sebagai wadah pembelajaran bagi mahasiswa agar dapat
meningkatkan kemampuan dalam melakukan asuhan keperawatan gerontik serta

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


5
mengaplikasikan implementasi dengan menggunakan sarana laboratorium
keperawatan gerontik. Pembelajaran di laboratorium dalam bentuk team work dan
praktik individu akan sangat ditekankan dalam pembelajaran ini.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Pada akhir praktikum ini diharapkan mahasiswa mempunyai serangkaian
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman dalam memberikan pelayanan
pada lansia dengan menggunakan pendekatan keperawatan gerontik
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan komunikasi terapeutik pada lansia
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian khusu pada lansia
c. Mahasiswa mampu melakukan terapi untuk permasalahan psikososial
d. Mahasiswa mampu melakukan perawatan lansia dengan masalah sensori
dan pencernaan
e. Mahasiswa mampu melakukan perawatan lansia dengan masalah
eliminasi dan reproduksi
f. Mahasiswa mampu melakukan perawatan lansia dengan masalah
kardiovaskuler, respirasi dan endokrin
g. Mahasiswa mampu melakukan perawatan lansia dengan masalah
muskuloskeletal
C. Pelaksanaan praktikum
Sesuai jadwal
D. Metode evaluasi
Pre dan post tes, sikap penampilan, absensi dan evaluasi akhir skill lab

BAB II
TATA TERTIB

1. Mahasiswa wajib hadir 10 menit sebelum waktu praktikum dimulai.


2. Mahasiswa wajib menggunakan jas praktikum, rapi dan sopan saat kegiatan
praktikum

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


6
3. Mahasiswa tidak diperbolehkan meninggalkan tempat praktik tanpa seijin
pembimbing
4. Mahasiswa harus menghubungi petugas laboratorium terlebih dahulu (1 hari
sebelum praktikum) jika memerlukan/meminjam alat lab
5. Pre dan post tes diadakan sebelum pelaksanaan praktikum, mahasiswa yang nilai
pre tes kurang dari 75 tidak diperbolehkan mengikuti praktik
6. Penyerahan materi atau laporan jika menjadi salah satu penugasan praktik 3 hari
sebelum dan sesudah praktik
7. Kehadiran kurang dari 90%, maka mahasiswa tidak diperbolehkan ujian akhir
laboratorium

PRAKTIKUM I
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA

Skenario :
Keluarga datang ke Poli lansia di Puskesmas untuk memeriksakan orantuanya yang
telah lansia. Keluarga tersebut mengeluhkan kepada perawat bahwa akhir – akhir ini

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


7
mengalami kendala saat berkomunikasi dengan orang tuanya terutama saat
menjelaskan jadwal minum obat.

Pertanyaan :
1. Adakah perbedaan gaya komunikasi dengan lansia?
2. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi komunikasi dengan lansia?
3. Apa saja yang harus diperhatikan saat berkomunikasi dengan lansia?

Tujuan :
1. Mahasiswa dapat menjelaskan komunikasi terapeutik pada lansia
2. Mahasiswa mampu mendemontrasikan cara dan prosedur komunikasi terapeutik
dengan benar

A. Definisi
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan untuk sebuah terapi
(Damaiyanti,2014). Komunikasi terapeutik juga merupakan modalitas dasar
intervensi utama yang terdiri dari teknik verbal maupun non-verbal yang
digunakan untuk membentuk hubungan antara terapis dengan klien (Mubarak,
2012).

B. Faktor yang mempengaruhi komunikasi pada lansia


1. Perubahan fungsi sensoris dan fungsi kognitif
2. Lingkungan yang kurang kondusif
3. Informasi yang diterima terlalu banyak dan pada saat yang bersamaan
4. Komunikasi bersifat lebih pasif
5. Ketidaknyamanan fisik

C. Strategi komunikasi pada lansia


1. Duduk berhadapan dan mempertahankan kontak mata selama mungkin
2. Menjaga privasi semaksimal mungkin
3. Menyediakan lingkungan kondusif, perhatikan pencahayaan dan kebisingan

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


8
4. Jika lansia memiliki alat bantu (pengelihatan dan pendengaran), anjurkan
lansia untuk menggunakan terlebih dahulu
5. Menggunakan “sentuhan “ sewajarnya. Jarak komunikasi intimasi ( 0 – 18
inci), personal distance ( 1,5 – 4 kaki) dan social distance ( 4 – 12 kaki).
Perhatikan juga budaya yang dianut lansia
6. Menggunakan sapaan “hormat” pada lansia dengan meminta ijin terlebih
dahulu atau panggilan disesuaikan dengan permintaan lansia/disesuaikan
dengan budaya
7. Kontak pertama harus dimulai dengan memperkenalkan diri
8. Menggunakan dan perhatikan pesan non verbal selama komunikasi
9. Tidak tergesa – gesa, berbicara pelan, jelas, keras tanpa berteriak dan
menggunakan bahasa dan kalimat yang singkat dan sederhana
10. Lebih banyak memposisikan sebagai pendengar aktif tanpa menginstrupsi
lansia saat berkomunikasi

Rumus komunisasi pada lansia :


S = SIT FACING THE CLIENT
O = OBSERVE AN OPEN POSTURE
L = LEAN TOWARD THE CLIENT
E = ESTABISH AND MAINTAIN INTERMITTENT EYE CONTACT
R = RELAX

D. Teknik Komunikasi Terapeutik pada Lansia


1. Lingkungan dimodifikasi sekondusif mungkin terutama terhadap pencahayaan,
kebisingan dan privasi
2. Menemui lansia dengan perilaku hormat dan bersahabat
3. Meminta izin saat memegang barang atau memindahlan barang milik lansia
4. Atur tempat duduk saling berhadapan dengan memperhatikan jarak
5. Duduk secara perlahan dihadapan lansia dan tubuh mengarah ke lansia
6. Pertahankan kontak mata selama berkomunikasi karena membantu klien untuk
tetap fokus
7. Memulai pembicaraan dengan mengenalkan diri terlebih dahulu

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


9
8. Meminta ijin terlebih dahulu atau panggilan disesuaikan dengan permintaan
lansia/disesuaikan dengan budaya
9. Memulai pembicaraan dengan topik yang familiar terlebih dahulu (cerita masa
lalu atau aktifitas yang dilakukan), lalu berjalan seiring waktu ajukan
pertanyaan sesuai topik yang ingin dibicarakan
10. Berbicarlah dengan nada yang normal, jelas, pelan, keras tanpa berteriak dan
gunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengeri lansia
11. Memegang tangan lansia (jika diperlukan) saat berkomunikasi
12. Saat akan mengajukan pertanyaan, maka ajukan pertanyaan satu demi satu,
dengan tipe pertanyaan terbuka, pendek, jelas dan tidak tergesa – gesa.
Berikan waktu bagi lansia untuk menjawab pertanyaan
13. Jika kata – kata lansia tidak terdengar, mintakan secara sopan untuk
mengulang kembali atau berbicara lebih kencang
14. Memperhatikan respon lansia baik respon verbal maupun non verbal
15. Memperlihatkan ketertarikan selama komunikasi berlangsung
16. Memberikan reaksi (tertawa/tersenyum) sesuai dengan kondisi dan topik
pembicaraan
17. Atur waktu berkomunikasi dengan lansia agar lansia tidak kelelahan

TES
1. Mahasiswa mendemontrasikan komunikasi terapeutik sesuai dengan tahapan
teknik komunikasi pada lansia sesuai kasus di atas

CEKLIST KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA

penilaian
No Kegiatan
0 1 2
I TAHAP PERSIAPAN

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


10
1 Mendapatkan informasi tentang klien
2 Mengekplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
3 Menganalisis kekuatan dan kelemahan professional diri
4 Menyiapkan alat
a. Tempat
- Modifikasi tempat perhatikan pencahayaan dan
kebisingan
b. Perawat
- Siapkan lembar pengkajian atau observasi pasien
- Siapkan alat (jika diperlukan)
II TAHAP ORIENTASI
5 Mengatur tempat duduk
6 Memberikan salam
7 Memperkenalkan diri dan menanyakan nama lansia
8 Jelaskan pada lansia tentang tujuan dan lama tindakan
dengan sederhana dan ringkas
III TAHAP KERJA
9 Memulai pembicaraan dengan topik familiar seperti
menanyakan kabar, lalu secara bertahap mulai
mengarahkan pembicaraan ke topik yang diinginkan
10 Jelaskan topik dengan nada yang normal, jelas, pelan, keras
tanpa berteriak dan gunakan bahasa yang sederhana dan
mudah dimengerti lansia
11 Ajukan pertanyaan satu demi satu, dengan tipe pertanyaan
terbuka, pendek, terbuka, jelas dan tidak tergesa – gesa.
Berikan waktu bagi lansia untuk menjawab pertanyaan
12 Memperhatikan respon lansia baik respon verbal maupun non verbal
IV TAHAP TERMINASI
13 Evaluasi subjektif terhadap kegiatan yang telah dilakukan
14 Merencanakan tindak lanjut interaksi
15 Mendokumentasikan mengenai respon pasien, kondisi fisik,
dan hasil observasi.

PRAKTIKUM II
PENGKAJIAN GERONTIK
Skenario :
Seorang lansia bersia 65 tahun datang di antarkan keluarganya periksa ke poli

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


11
lansia. Lansia tersebut mengeluhkan akhir ini sering mudah lupa, kurang tidur dan
sulit makan. Sebelum menegakkan diagnose keperawatan perawat melakukan
pengkajian khusus untuk memvalidasi keluhan lansia tersebut.

Pertanyaan :
1. Pengkajian apa saja yang diperlu dilakukan?

Tujuan :
1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengkajian khusus pada lansia
2. Mahasiswa mampu mendemontrasikan pengkajian dengan instrument yang
telah disediakan

I. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL LANSIA


A. PENGKAJIAN KOGNITIF LANSIA

PENGKAJIAN MMSE ( mini mental state examination)

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


12
Nilai : 21 - 30 = fungsi kognitif global masih relatif baik
11 - 20 = fungsi kognitif global sedang (berisiko gangguan )
0 - 10 = fungsi kognitif global buruk (terdapat gangguan )
Cara pelaksanaan MMSE :
1. Berikan skor 1 pada setiap jawaban yang benar
2. Pertanyaan ORIENTASI

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


13
1) Tanyakanlah tanggal, bulan, tahun, hari, dan musim (alangkah baiknya
tanyakan sesuai dengan waktu pengkajian). Setiap pertanyaan yang benar
mendapatkan nilai 1
2) Tanyakanlah berturut-turut sebagai berikut: "Dapatkah Anda menyebut nama
rumah sakit/tempat ini?" Kemudian tanyalah lantai/ tingkat/nomor? Kota?
Kabupaten? dan propinsi tempat rumah sakit/ institusi tersebut terletak. Setiap
pertanyaan yang benar mendapatkan nilai 1
3. Pertanyaan REGISTRASI
Dilakukan untuk menguji ingatan. Katakan 3 nama benda yang satu sama lain tidak
ada kaitan, dengan terang dan perlahan, kira-kira 1 detik untuk tiap nama benda.
Sesudah menyebut ketiga nama benda tersebut, mintalah klien mengulangnya.
Pengulangan penyebutan ketiga nama benda tersebut yang pertama kali diberi skor
0-3. Bila klien tidak dapat menyebutnya dengan benar, ulanglah sampai klien dapat
melakukannya. Jumlah maksimal pengulangan 6 kali. Bila klien masih tidak dapat
menghapalnya, maka fungsi mengingat di bawah tidak dapat diukur secara
bermakna
4. Pertanyaan ATENSI DAN KALKULASI
Mintalah klien menghitung selang 7 mulai dari 100 ke bawah. Hentikanlah setelah
5 kali pengurangan (93, 86, 79, 72, 65). Setiap jawaban yang benar mendapatkan
nilai 1.
Bila klien tidak dapat melakukan hal ini, mintalah klien untuk mengeja kata contoh
"dunia" dari akhir ke awal. Skor dihitung dari jumlah huruf dalam urutan terbalik
yang benar. Contoh: ainud = 5, aiund = 3.
5. Pertanyaan MENGINGAT KEMBALI
Tanyakan kembali apakah klien dapat mengingat dan menyebut 3 nama benda
yang sebelumnya telah diminta padanya untuk dihapal. Setiap jawaban yang benar
mendapatkan nilai 1.
6. Pertanyaan BAHASA
1) Penamaan: Perlihatkan pada klien arloji dan tanyalah padanya nama benda
tersebut. Ulangi untuk pensil. Setiap jawaban yang benar mendapatkan nilai 1.

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


14
2) Pengulangan: Mintalah klien mengulang kalimat tersebut setelah Saudara
mengucapkannya. Percobaan pengulangan tersebut hanya boleh 1 kali. Jika
dapat mengulangi kalimat dengan benar dan lengkap mendapatkan nilai 1.
3) Perintah 3 tahap: Berilah klien selembar kertas putih dan berikan perintah 3
tahap tersebut. Skor 1 angka untuk tiap tahap yang dilaksanakan dengan benar.
4) Membaca: Pada selembar kertas kosong, tulislah dengan huruf balok:
"PEJAMKAN MATA ANDA". Huruf-huruf tersebut harus cukup besar bagi
klien, sehingga terlihat dengan jelas. Mintalah klien untuk membacanya dan
melaksanakan perintah tersebut. Nilai 1 jika klien dapat melaksanakan
perintah.
5) Menulis: Berilah klien sepotong kertas kosong dan mintalah klien menulis
sebuah kalimat untuk Saudara. Jangan mendiktekan kalimat, karena hal ini
harus dikerjakan klien dengan spontan. Kalimat tersebut haras mengandung
subyek, kata kerja dan mempunyai arti. Tata bahasa dan tanda baca yang benar
tidak perlu diperhatikan.
6) Meniru: Pada sepotong kertas yang bersih, gambarlah 2 segi lima yang
berpotongan, panjang tiap sisi 2,5 cm (berikan contoh gambar sesuai ukuran)
dan mintalah klien untuk menirunya setepat mungkin. Ke 10 sudut harus
tergambar dan 2 sudut harus berpotongan untuk memperoleh nilai 1.
Gelombang dan putaran dapat diabaikan.

B. PENGKAJIAN DEPRESI

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


15
Instrument Skala Depresi geriatrik (GDS)
No Pernyataan Jawaban skor
1. Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda ? ya tidak
Apakah anda telah banyak meninggalkan banyak kegiatan dan ya tidak
2.
minat atau kesenangan anda ?
3. Apakah anda merasa kehidupan anda kosong ? ya tidak
4. Apakah bapak/ibu sering merasa bosan ? ya tidak
5. Apakah anda masih memiliki semangat hidup? ya tidak
Apakah anda takut bahwa sesuatu yang buruk akan akan terjadi ya tidak
6.
pada anda ?
7. Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup anda ? ya tidak
8. Apakah anda sering merasa tidak berdaya ? ya tidak
Apakah anda lebih suka tinggal di rumah dari pada pergi ke luar ya tidak
9.
dan mengerjakan sesuatu yang baru ?
Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya ya tidak
10.
ingat anda di bandingkan kebanyakan orang ?
Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini ya tidak
11.
menyenangkan ?
12. Apakah anda merasa tidak berharga ? ya tidak
13. Apakah anda merasa penuh semangat ? ya tidak
14. Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan ? ya tidak
Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya dari ya tidak
15.
pada anda ?
Interpretasi:
Jumlah respon dijumlahkan dan dikategorikan menjadi:
a. Skor 0 – 5 = kemungkinan tidak ada gangguan depresi
b. Skor 6 – 9 = kemungkinan besar ada gangguan depresi
c. Skor 10-15 = gangguan depresi

Cara penilaian GDS :


1. Jelaskan pada klien bahwa pemeriksa akan menanyakan keadaan perasaannya
dalam dua minggu terakhir, tidak ada jawaban benar salah, jawablah ya
atau tidak sesuai dengan perasaan yang paling tepat akhir-akhir ini.
2. Bacakan pertanyaan nomor 1 – 15 sesuai dengan kalimat yang tertulis, tunggu
jawaban klien. Jika jawaban kurang jelas, tegaskan lagi apakah klien ingin
menjawab ya atau tidak. Beri tanda (lingkari) jawaban klien tersebut.
3. Setelah semua pertanyaan dijawab, hitunglah jumlah jawaban klien yang
mengenai jawaban bercetak tebal. Setiap jawaban (ya/tidak) yang bercetak
tebal diberi nilai satu (1)
II. PENGKAJIAN STATUS FUNGSIONAL

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


16
A. PENGKAJIAN TINGKAT KEMANDIRIAN (ADL DAN IADL)
PENILAIAN ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL)
N Fungsi Skor Keterangan Hasil
O
1 Bowel (BAB) 0 Tidak terkendali/ (perlu pencahar)
1 terkadang tak terkendali (1x seminggu)
2 Terkendali teratur
2 Bladder (BAK) 0 Tak terkendali / pakai kateter
1 Kadang – kadang tak terkendali
2 Terkendali
3 merawat penampilan 0 Butuh pertolongan orang lain
(grooming) 1 Mandiri (menyikat gigi/ menyisir rambut)
4 Menggunakan toilet 0 Tergantung pertolongan orang lain
(melepas/memakai 1 Dibantu sebagian
celana, cebok) 2 Mandiri
5 Makan minum 0 Tidak mampu
(feeding) 1 Perlu ditolong memotong makanan
2 mandiri
6 Berpindah tempat 0 Tidak mampu (tidak bisa duduk seimbang)
(transfer) 1 Memerlukan pertolongan 1 atau 2 orang
2 Bantuan 1 orang (berupa aba-aba)
3 Mandiri
7 Bergerak (mobility) 0 Imobilisasi
1 Bergerak dengan kursi roda
2 Berjalan dengan bantuan 1 orang
3 Mandiri (tanpa / dengan alat bantu )
8 Berpakaian 0 Tergantung
(dressing) 1 Sebagian dibantu
2 Mandiri
9 Naik turun tangga 0 Tidak mampu
(stairs) 1 Butuh bantuan
2 mandiri
10 Mandi (bathing) 0 Tergantung
1 Mandiri
Interprestasi skore :
20 : mandiri (A)
12 – 19 : ketergantungan ringan (B)
9 – 11 : ketergantungan sedang (B)
5 – 8 : ketergantungan berat (C)
0 – 4 : ketergantungan total (C)

Cara pelaksanaan :
Pemeriksa menanyakan 10 kegiatan sehari – hari yang tercantum di kuesioner dan
memberikan skala sesuai dengan hasil jawaban dan pengamatan. Jumlahkan skor

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


17
PENILAIAN IADL (INSTRUMENS ACTIVITIES OF DAILY LIVING)
No Aktivitas Skor Hasil
1 Kemampuan menggunakan telepon
Mengoperasikan telepon sendiri, mampu menghubungi nomor 1
Menghubungi bebrapa noor yang dikenal 1
Menjawab telepon saja, tidak bisa menghubungi 1
Tidak mampu menggunakan telepon sama sekali 0
2 Berbelanja
Mengatur semua kebutuhan belanja sendiri 1
Belanja secara mandiri untuk hal – hal kecil 0
Membutuhkan bantuan saat berbelanja 0
Sama sekali tidak mampu berbelanja sendiri 0
3 Menyediakan makanan
Mampu merencanakan, menyiapakan dan menyediakan makanan 1
secara mandiri
Mampu menyiapakan makanan jika sudah tersedia bahan 0
makanan
Mampu menyiapakan makanan tetapi tidak mampu mengatur 0
dieat yang adekuat
Makanan perlu disiapkan dan dilayani 0
4 Pekerjaan rumah
Merawat rumah sendiri atau terkadang di bantu terutama untuk 1
pekerjaan berat
Mampu menerjakan pekerjaan rumah yang ringan seperti 1
mencuci piring dan merapikan tempat tidur
Mampu mengerjakan pekerjaan rumah tetapi tidak dapat 1
melakukan secara maksimal
Memerlukan bantuan untuk semua jenis pekerjaan rumah 1
Tidak berpartisipasi dalam semua perawatan rumah 0
5 Mencuci pakaian
Mampu mencuci pakaian secara mandiri 1
Hanya mencuci pakaian yang berukuran kecil 1
Semua urusan mencuci pakaian dilakukan orang lain 0
6 Berpergian
Mampu berpergian sendiri baik menggunakan kendaraan pribadi 1
atau kendaraan umum
Mampu merencanakan perjalanan sendiri menggunaan taksi 1
tetapi tidak dengan transportasi umum (bus)
Berpergian menggunakan transportasi umum jika ada yang 1
menemani
Keterbatasan dalam bepergian dan memerlukan asisten 0
Tidak dapat berpergian sama sekali 0
7 Mengatur obat - obatan
Minum obat sesuai dosis dan tepat waktu tanpa bantuan 1
Minum obat jika obat – obatan telah disiapkan 0
Tidak mampu menyiapakan obat sendiri 0

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


18
8 Mengatur keuangan
Mengatur keuangan dan finasial secara mandiri (membayar 1
tagihan, ke bank)
Mengatur pengeluaran sehari – hari tetapi memmerlukan bantuan 1
dalam urusan perbankan dan transaksi penting
Tidak mampu mengatur keuangan sendiri 0
skor

Interpretasi skor:
1 : dikerjakan oleh orang lain (ketergantungan total)
2 : perlu bantuan sepanjang waktu
3 : perlu bantuan sesekali
3 -8 : mandiri

Cara pelaksanaan :
Pemeriksa menanyakan 8 kegiatan sehari – hari yang tercantum di kuesioner.
Lingkari skor sesuai jawaban yan disampaikan lansia. Selanjutnya jumlahkan
keseluruhan skor.

B. PENILAIAN RISIKO JATUH

PENILAIAN TIME UP TO TO GO

PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Peralatan : kursi dengan penyangga dan pegangan, meteran, dan
stopwatch

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


19
2. Lansia diberikan penjelasan terlebih dahulu tentag prosedur dalam
menjalankan tes TUTG
3. Lansia memakai alas kaki yang nyaman dan biasa digunakan sehari-hari.
4. Buat sebuah garis yang berjarak 3 meter dari tempat duduk lansia.
5. Lansia duduk dengan tenang pada sebuah kursi yang memiliki sandaran
6. Instruksikan pada lansia cara melakukan tes :
Ketika saya mengatakan “mulai”, maka bapak/ibu harus berdiri dari
tempat duduk dan berjalan menuju garis yang telah ditandai kemudian
berputar / berbalik kembali ke tempat duduk semula dan duduk kembali.
7. Lansia tidak dibantu selama melakukan tes
8. Waktu mulai dihitung saat pemeriksa mengucapkan kata “ mulai” dan
berhenti saat lansia telah duduk di kursi.
9. Interpretasi
Perhatikan kecepatan dan gaya berjalan lansia.
Hasil observasi : …………. Detik
Gerakan dinamis : ( + / - )
Jika waktu < 12 detik = baik
Waktu > 12 detik = risiko jatuh

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


20
C. PENGKAJIAN KUALITAS TIDUR

Pengkajian kualitas tidur (PSQI)


1. Jam berapa biasanya anda mulai tidur malam?
2. Berapa lama anda biasanya baru bisa tertidur tiap malam?
3. Jam berapa anda biasanya bangun pagi?
4. Berapa lama anda tidur dimalam hari?
5.     Seberapa sering masalah-masalah Tidak 1x 2x ≥ 3x
   dibawah ini mengganggu tidur anda? pernah seminggu seminggu seminggu
dalam (1) (2) (3)
sebulan
terakhir (0)
a. Tidak mampu tertidur selama 30 menit
sejak berbaring
b. Terbangun ditengah malam atau dini hari
c. Terbangun untuk ke kamar mandi
d. Sulit bernafas dengan baik
e. Batuk atau mengorok
f. Kedinginan dimalam hari
g. Kepanasan dimalam hari
h. Mimpi buruk
i. Terasa nyeri ( memiliki luka)
j. Alasan lain.......
6 Selama sebulan terakhir, seberapa sering
anda menggunakan obat tidur
7 Selama sebulan terakhir,seberapa sering
anda mengantuk ketika melakukan
aktivitas disiang hari
8. Selama satu bulan terakhir, berapa banyak
masalah yang anda dapatkan dan anda
selesaikan permasalahan tersebut?
Sangat Baik Cukup Cukup Sangat
(0) Baik (1) buruk (2) Buruk (3)
9. Selama bulan terakhir, bagaiman anda
menilai kepuasan tidur anda?

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


21
KETERANGAN SKORING PSQI

KOMPONEN Keterangan skor

Komponen 1 Skor pertanyaan 9


Komponen 2 Skor pertanyaan 2 + 5a
Keterangan : Skor pertanyaan 2
( <15 menit=0), (16-30 menit=1), (31-60 menit=2), ( >60 menit=3)
jika jumlah skor dari kedua pertanyaan tersebut jumlahnya 0 maka
skornya = 0, jika jumlahnya 1-2=1 ; 3-4 =2 ; 5-6=3
Komponen 3 Skor pertanyaan 4 ( >7=0 ; 6-7=1 ; 5-6=2 ; <5=3 )
Komponen 4 Jumlah jam tidur pulas ( 4 ) / Jumlah jam ditempat tidur ( kalkulasi
1 & 3 ) x 100%, ( >85%=0 ; 75-84%=1 ; 65-74%=2 ; <65%=3 )
Komponen 5 Jumlah skor 5b hingga 5j ( bila jumlahnya 0 maka skornya =0, jika
jumlahnya 1-9=1 ; 10-18=2 ; 18-27=3
Komponen 6 Skor pertanyaan 6
Komponen 7 Skor pertanyaan 7 + 8, jika jumlahnya 0 maka skornya =0, jika
jumlahnya 1-2=1 ; 3-4=2 ; 5-6=3
Total skor Jumlah skor komponen 1-7 ( ≤5: Baik, >5-21: Buruk

D. PENGKAJIAN NUTRISI

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


22
PENGKAJIAN MNA ( Mini Nutritional Assesment)

Jika nilai < 12 maka perawat melakukan penilain lanjut dengan melengkapi
form penilaian lanjutan

FORMAT PENILAIAN MNA


Penilaian Hasil

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


23
penilaian
G. Apakah anda tinggal mandiri? (bukan di panti/ di rumah sakit)
0 = tidak
1 = ya
H. Apakah anda menggunakan lebih dari tiga macam obat per hari
1 = ya
1 = tidak
I.Apakah anda luka akibat tekanan atau luka di kulit
0 = ya
1 = tidak
J. Berapa kali anda mengonsumsi makan lengkap / utama per hari
0 = 1 kali
2 = 2 kali
3 = 3 kali
K. Berapa banyak anda mengonsumsi makanan sumber protein
 Sedikitnya 1 porsi dairy produk (susu, keju, yogurt) per hari = ya/ tdk
 2 atau lebih porsi kacang-kacangan atau telur per minggu = ya/ tdk
 Daging ikan atau ungas setiap hari = ya/ tdk

0 = jika 0 atau hanya ada 1 jawaban ya


0,5 = jika terdapat 2 jawaban Ya
1 = jika terdapat 3 jawaban Ya
L. Apakah anda mengonsumsi buah atau sayur sebanyak 2 porsi atau
lebih per hari
0 = tidak
1 = ya
M. Berapa banyak cairan (air, jus, kopi, the, susu) yang dikonsumsi per
hari
0 = < dari 3 gelas
0.5 = 3 – 5 gelas
1 = > dari 5 gelas
N. Bagaimana cara makan
0 = harus disuapi
1 = bisa makan sendiri dengan sedikit kesulitan
2 = makan sendiri tanpa kesulitan apapun juga
O. Pandangan sendiri mengenai status gizi anda
0 = merasa malnutrisi
1 = tidak yakin mengenai status gizi
2 = tidak ada masalah gizi
P. Jika dibandingkan dengan kesehatan orang lain yang sebaya/ seumur,
bagaimana anda mempertimbankan keadaan anda dibandinkan orang
tersebut
0 = tidak sebaik dia
0.5 = tidak tahu
1 = sama baiknya
2 = lebih baik
Q. Lingkar lengan atas (cm)

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


24
0 = < 21 cm
0.5 = 21 – 22 cm
1 = > 22 cm
R. Lingkar betis (cm)
0 = < 31 cm
1 = > 31 cm

Cara penilaian:
Jumlahkan : skor skrining + skor penilaian = skor total indilator
Jika skor 17 – 23.5 = risiko malnutrisi
Jika skor < 17 = malnutrisi

TES
1. Melakukan demontrasi pengkajian yang telah dijelaskan sebelumnya kepada
lansia
2. Hasil pengkajian di laporkan kepada pembimbing

PRAKTIKUM III
TERAPI REMINENCE PADA LANSIA

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


25
Skenario :
Seorang lansia berusia 75 tahun mengeluhkan akhir – akhir ini sering mengeluh
mudah marah, stress dan bosan dengan hidupnya. Setelah dilakukan pengkajian oleh
perawat geriatric didapatkan lansia tersebut mengalami masalah psikososial
ketidakberdayaa akan kondisi menuanya. Perawat lalu merencanakan lansia tersebut
mengikuti terapi aktifitas kelompok menggunakan pendekatan terapi reminisen.

Pertanyaan :
1. Apa terapi remanisen itu?
2. Manfaat terapi remanisen?

Tujuan :
1. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi terapi reminisen
2. Mahasiswa dapat menjelaskan manfaat terapi reminisen
3. Mahasiswa mengetahui cara melakukan terapi reminisen

A. Definisi
Terapi yang memberikan perhatian terhadap kenangan terapeutik pada lansia.
Reminiscence adalah proses yang dikehendaki atau tidak dikehendaki untuk
mengumpulkan kembali kenangan seseorang akan masa lalunya. Terapi
reminiscene merupakan salah satu terapi yang dilakukan pada lansia untuk
menurunkan depresi, harga diri rendah, ketidakberdayaan, keputusasaan, isolasi
sosial dan meningkatkan kualitas hidup lansia.

B. Tujuan
1. Mengidentifikasi perubahan - perubahan yang terjadi pada lansia dan masalah
yang muncul akibat perubahan tersebut
2. Mengenang pengalaman yang menyenangkan dan kemampuan yang dimiliki
pada masa usia anak
3. Mengenang pengalaman yang menyenangkan dan kemampuan yang dimiliki
pada masa usia remaja

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


26
4. Mengenang pengalaman yang menyenangkan dan kemampuan yang dimiliki
pada masa usia dewasa
5. Mengidentifikasi masalah yang muncul dan kualitas hidup yang dimiliki pada
saat ini

C. Indikasi
Lansia dengan masalah psikososial dan depresi

D. Tata Pelaksanaan
Terapi reminiscene terdiri dari 6 sesi dimana setiap sesi dilaksanakan dalam waktu
40 - 60 menit. Sesi yang sama dapat diulang kembali bila tujuan sesi tersebut
belum tercapai.

Sesi pelaksanaan :
1. Sesi 1 : mengidentifikasi perubahan dan masalah akibat perubahan yang
dialami lansia
2. Sesi 2 : mengenang pengalaman yang menyenangkan pada masa usia anak,
mengenang prestasi/karya yang dihasilkan pada masa usia anak, dan
mengenang perasaan ketika mendapat penghargaan/pujian
3. Sesi 3 : mengenang pengalaman yang menyenangkan pada masa remaja,
mengenang kegiatan yang dilakukan dalam rangka pencarian identitas diri dan
peran sosial pada masa remaja, dan mengenang potensi pada usia remaja
4. Sesi 4 : mengenang pengalaman yang menyenangkan pada masa dewasa,
mengenang kegiatan yang dilakukan dalam rangka menjalin
keintiman/keakraban pada masa dewasa , dan mengenang kegiatan yang
dilakukan dalam rangka mempersiapkan generasi baru pada masa dewasa
5. Sesi 5 : mengidentifikasi masalah yang muncul pada saat ini dan cara
mengatasinya, mengidentifikasi kualitas hidup yang dimiliki saat ini, dan
menyatakan harapan dan rencana hidupnya kedepan
6. Sesi 6 : mengetahui manfaat Terapi reminiscene dan mengetahui harapan dan
rencananya setelah mengikuti rangkaian kegiatan Terapi reminiscene

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


27
E. Setting tempat
Ruangan yang nyaman dan tenang dan ruangan yang dapat di setting lansia dan
perawat duduk secara melingkar

TES
Mahasiswa mendemontrasikan terapi reminisen secara berkelompok

CHECKLIST PENATALAKSANAAN TERAPI REMINISCENCE


NO PENATALAKSANAAN
I PERSIAPAN ALAT
 Kartu nama/ papan nama

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


28
 Buku kerja, pena
 Format evaluasi untuk setiap sesi (sesi 1 - 6)
II Tahap Pra Interaksi
1. Membuat kontrak dengan lansia 1 hari sebelumnya bahwa terapi akan dilakukan secara
berkelompok dalam 6 sesi dengan waktu pelaksanaan 40 -60 menit
2. Lansia diminta sudah berada ditempat 10 menit sebelum kegiatan dimulai
3. Mempersipakan seting tempat ( tempat duduk dibuat melingkar), nyaman dan tenang
III Tahap Orientasi (BOBOT 1)
1. Berikan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri kepada semua lansia
3. Menanyakan nama dan panggilan masing - masing lansia
4. Menanyakan bagaimana perasaan dan kondisi lansia saat ini
5. Menjelaskan terapi terdiri dari 6 sesi dan membuat jadwal pertemuan
6. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada setiap sesinya (sesi 1 - 6)
7. Menjelaskan tujuan pada setiap sesinya (sesi 1 - 6)
8. Menjelaskan kontrak waktu terapi yaitu selam 40 -60 menit
9. Beri kesempatan klien untuk bertanya dan sampaikan harapan lansia dapat mengikuti terapi
sampai akhir
IV Tahap Kerja
SESI I
1. Ice breakiing
a. Meminta lansia untuk duduk membentuk setengah lingkaran dan membagi kartu nama dengan
warna yang berbeda-beda
b. Meminta lansia untuk menuliskan namanya dan memakai kartu nama tersebut
c. Meminta lansia untuk memperkenalkan dirinya dengan menyebutkan nama, panggilan, alamat
dan hobi
d. Meminta lansia untuk memperkenalkan salah satu temannya
e. Meminta lansia untuk mengungkapkan perasaanya diwal pertemuan
2. Mengidentifikasi perubahan dan masalah yang terjadi pada lansia dan pengalaman
yang menyenangkan yang dialami lansia
a. Meminta lansia untuk mengidentifikasi perubahan fisik, psikis, sosial dan spiritual yang
dialaminya dan menuliskan dalam buku kerja
b. Bersama lansia berdiskusi tentang perubahan - perubahan yang terjadi pada lansia
c. Meminta lansia untuk mengidentifikasi masalah yang dialaminya berkaitan dengan perubahan
tersebut dan menuliskannya dalam buku kerja
d. Bersama lansia mendiskusikan tentang masalah yang dialami lansia
e. Bersama lansia berdiskusi tentang perasaan yang dirasakan lansia berkaitan perubahan yang
terjadi pada dirinya dan masalah - masalah yang dialaminya
f. Memberikan pujian kepada setiap lansia
g. Meminta setiap lansia memberikan pujian kepada temannya

SESI II
1. Meminta lansia untuk mengidentifikasi pengalaman yang menyenangkan pada masa usia anak
dan menuliskan dalam buku kerja
2. Bersama lansia berdiskusi tentang pengalaman yang menyenangkan pada masa usia anak
3. Meminta lansia untuk mengidentifikasi kegiatan dan prestasi/karya yang dihasilkan pada usia
anak dan menuliskannya di buku kerja
4. Bersama lansia berdiskusi tentang kegiatan dan prestasi/karya yang dihasilkan pada usia anak
5. Meminta lansia untuk menyampaikan perasaan ketika mendapatkan penghargaan/pujian dan
menuliskannya di buku kerja

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


29
6. Bersama lansia berdiskusi tentang perasaan yang dirasakan lansia berkaitan dengan
pengalaman tersebut
7. Memberikan pujian kepada setiap lansia
8. Meminta setiap lansia memberikan pujian kepada temannya

SESI III
1. Meminta lansia untuk mengidentifikasi pengalaman yang menyenangkan pada masa usia
remaja dan menuliskan dalam buku kerja
2. Bersama lansia berdiskusi tentang pengalaman yang menyenangkan pada masa usia remaja
3. Meminta lansia untuk mengidentifikasi kegiatan yang dilakukan dalam rangka pencarian
identitas diri dan peran sosial pada usia remaja dan menuliskannya di buku kerja
4. Bersama lansia berdiskusi tentang kegiatan yang dilakukan dalam rangka pencarian identitas
diri dan peran sosial pada usia remaja
5. Meminta lansia untuk mengidentifikasi potensi yang dimiliki pada masa remaja dan
menuliskannya di buku kerja
6. Bersama lansia berdiskusi tentang potensi yang dimiliki pada masa remaja
7. Memberikan pujian kepada setiap lansia
8. Meminta setiap lansia memberikan pujian kepada temannya

SESI IV
1. Meminta lansia untuk mengidentifikasi pengalaman yang menyenangkan pada masa usia
dewasa dan menuliskan dalam buku kerja
2. Bersama lansia berdiskusi tentang pengalaman yang menyenangkan pada masa usia dewasa
3. Meminta lansia untuk mengidentifikasi kegiatan yang dilakukan dalam rangka menjalin
keintiman/keakraban pada usia dewasa dan menuliskannya di buku kerja
4. Bersama lansia berdiskusi tentang kegiatan yang dilakukan dalam rangka menjalin
keintiman/keakraban pada usia dewasa
5. Meminta lansia untuk mengidentifikasi cara mempersiapkan generasi selanjutnya pada masa
dwasa pertengahan dan menuliskannya di buku kerja
6. Bersama lansia berdiskusi tentang cara mempersiapkan generasi selanjutnya pada masa dwasa
pertengahan
7. Memberikan pujian kepada setiap lansia
8. Meminta setiap lansia memberikan pujian kepada temannya

SESI V
1. Meminta lansia untuk mengidentifikasi masalah yang muncul saat ini dan cara mengatasinya
dan menuliskan dalam buku kerja
2. Bersama lansia berdiskusi tentang masalah yang muncul saat ini dan cara mengatasinya
3. Meminta lansia untuk mengidentifikasi kualitas hidup yang dimiliki saat ini dan
menuliskannya di buku kerja
4. Bersama lansia berdiskusi tentang kualitas hidup yang dimiliki saat ini
5. Meminta lansia untuk menyatakan harapan dan rencana hidupnya kedepan dan menuliskannya
di buku kerja
6. Bersama lansia berdiskusi tentang harapan dan rencana hidupnya kedepan
7. Memberikan pujian kepada setiap lansia
8. Meminta setiap lansia memberikan pujian kepada temannya

SESI VI
1. Meminta lansia untuk mengidentifikasi manfaat terapi dan menuliskan dalam buku kerja
2. Meminta lansia untuk menyebutkan harapan dan rencananya setelah mengikuti terapi
3. Memberikan pujian kepada setiap lansia

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


30
4. Meminta setiap lansia memberikan pujian kepada temannya

V Tahap Terminasi
SESI I
1. menanyakan pada klien apa yang dirasakan setelah di lakukan tindakan
2. Mengevaluasi kemampuan lansia mengenal nama temannya
3. Mengevaluasi kemampuan lansia mengidentifikasi perubahan - perubahan yang terjadi pada
dirinya
4. Mengevaluasi kemampuan lansia mengidentifikasi masalah - masalah yang dialaminya
berkaitan dengan perubahan tersebut
5. Mengevaluasi kemampuan lansia dalam berdiskusi
6. Memotivasi lansia untuk mengidentifikasi perubahan dan masalah lainnya yang belum
dituliskan dalam buku kerja
7. Meminta lansia untuk menuliskan perubahan dan masalah tersebut dalam buku kerja
8. Kontrak yang akan datang (menyampaikan topik pada sesi 2, menyepakati waktu dan tempat)

SESI II
1. menanyakan pada klien apa yang dirasakan setelah di lakukan tindakan
2. Mengevaluasi kemampuan lansia mengidentifikasi pengalaman yang menyenangkan pada usia
anak
3. Mengevaluasi kemampuan lansia mengidentifikasi kegiatan dan prestasi/karya yang dihasilan
pada usia anak
4. Mengevaluasi kemampuan lansia menyampaikan perasaannya ketika mendapatkan
penghargaan/pujian
5. Mengevaluasi kemampuan lansia dalam berdiskusi
6. Memotivasi lansia untuk mengidentifikasi pengalaman yang menyenangkan lainnya, kegiatan
dan prestasi yang belum dituliskan dalam buku kerja
7. Memotivasi lansia untuk menyampaian perasaanya ketika mendapatkan penghargaan/pujian
8. Kontrak yang akan datang (menyampaikan topik pada sesi 3, menyepakati waktu dan tempat)

SESI III
1. Menanyakan pada klien apa yang dirasakan setelah di lakukan tindakan
2. Mengevaluasi kemampuan lansia mengidentifikasi pengalaman yang menyenangkan pada usia
remaja
3. Mengevaluasi kemampuan lansia mengidentifikasi kegiatan yang dilakukan dalam rangka
pencarian identitas diri dan peran sosial pada usia remaja
4. Mengevaluasi kemampuan lansia mengidentifikasi potensi yang dimiliki pada masa remaja
5. Mengevaluasi kemampuan lansia dalam berdiskusi
6. Memotivasi lansia untuk mengidentifikasi pengalaman yang menyenangkan lainnya, kegiatan
dan potensi yang belum dituliskan dalam buku kerja
7. Memotivasi lansia untuk menyampaian perasaanya ketika mendapatkan penghargaan/pujian
8. Kontrak yang akan datang (menyampaikan topik pada sesi 4, menyepakati waktu dan tempat)

SESI IV
1. Menanyakan pada klien apa yang dirasakan setelah di lakukan tindakan
2. Mengevaluasi kemampuan lansia mengidentifikasi pengalaman yang menyenangkan pada usia
dewasa
3. Mengevaluasi kemampuan lansia mengidentifikasi kegiatan yang dilakukan dalam rangka
menjalin keintiman/keakraban pada usia dewasa

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


31
4. Mengevaluasi kemampuan lansia mengidentifikasi kegiatan yang dilakukan dalam rangka
menjalin keintiman/keakraban pada usia dewasa
5. Mengevaluasi kemampuan lansia mengidentifikasi cara mempersiapkan generasi selanjutnya
pada masa dwasa pertengahan
6. Mengevaluasi kemampuan lansia dalam berdiskusi
7. Memotivasi lansia untuk mengidentifikasi pengalaman yang menyenangkan lainnya, kegiatan
dan potensi yang belum dituliskan dalam buku kerja
8. Kontrak yang akan datang (menyampaikan topik pada sesi 5, menyepakati waktu dan tempat)

SESI V
1. Menanyakan pada klien apa yang dirasakan setelah di lakukan tindakan
2. Mengevaluasi kemampuan lansia mengidentifikasi masalah yang muncul saat ini dan cara
mengatasinya
3. Mengevaluasi kemampuan lansia mengidentifikasi kualitas hidup yang dimiliki saat ini
4. Mengevaluasi kemampuan lansia menyatakan harapan dan rencana hidupnya kedepan
5. Mengevaluasi kemampuan lansia dalam berdiskusi
6. Memotivasi lansia untuk mengidentifikasi masalah yang mucul saat ini, cara mengatasinya,
kualitas hidup saat ini, harapan dan rencan hidup kedepan yang belum dituliskan dalam buku
kerja
7. Kontrak yang akan datang (menyampaikan topik pada sesi 6, menyepakati waktu dan tempat)

SESI VI
1. Menanyakan pada klien apa yang dirasakan setelah di lakukan tindakan
2. Mengevaluasi kemampuan lansia menyebutkan manfaat terapi
3. Mengevaluasi kemampuan lansia menyebutkan harapan dan rencananya setelah mengikuti
terapi
4. Memotivasi lansia untuk menyebutkan manfaat terapi, harapan rencana lainnya setelah
mengikuti kegiatan terapi dan dituliskan dalam buku kerja
5. Kontrak yang akan datang

VI Dokumentasi
1. Hasil evaluasi kemampuan setiap lansia pada setiap sesi dituliskan di buku kerja

PRAKTIKUM IV
EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQU (EFT)

Skenario :
Seorang perawat geriatrik melakukan pemeriksaan GDS dan didapatkan lansia
tersebut menalami depresi ringan. Lansia tersebut mengeluhkan sering marah –
marah, sedih, dan merasa sulit tidur. Selanjutnya perawat melakukan salah satu
intervensi keperawatan untuk mengubah perilaku denan menggunakan terpi EFT

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


32
Pertanyaan :
1. Apa terapi EFT itu?
2. Manfaat terapi EFT?

Tujuan :
1. Mahasiswa dapat menjelaskan terkait terapi EFT
2. Mahasiswa dapat menjelaskan manfaat terapi EFT
3. Mahasiswa mampu mendemontrasikan terapi EFT

A. Definisi
Emotional Freedom Technique (EFT) atau teknik kebebasan emosi adalah terapi
psikologi yang dibuat oleh Gary Craig, seorang insinyur teknik listrik Amerika
Serikat tahun 1993. EFT bekerja dengan mengharmoniskan energi yang masuk
tubuh fisik, pikiran dan jiwa. Energi masuk melalui titik-titik akupuntur menuju
seluruh bagian tubuh. Apabila pergerakan energi tersebut terhambat maka akan
menyebabkan adanya keluhan atau ketidaknyamanan tubuh. Hambatan tersebut
dapat berasal dari stres fisik maupun psikologis, yang semuanya berpusat pada
pikiran dan sikap hati.

B. Manfaat terapi
Safaria (2012) menyatakan bahwa EFT langsung mengatasi masalah pada
gangguan sistem energy tubuh untuk menghilangkan emosi negatif yang muncul
dengan cara mengetuk dengan ringan pada titik meridian. Ketukan ringan dapat
mengirimkan energi kinetis kepada energi sistem dan membebaskan hambatan
yang menutupi aliran energi.
Titik meridian merupakan titik pada jaringan tubuh yang padat jaringan dan ujung-
ujung saraf, sel-sel mast dan kapiler serta saluran limpatik. Titik meridian
ternyata mempunyai potensial elektrik yang tinggi dibanding dengan titik lain di
tubuh. Dengan penusukan/pengetukan dapat menimbulkan respon melalui jaringan
sensorik kemudian mengirimkan sebuah sinyal ke sistem limbic dan menurunkan
frekuensi aktivitas amygdala yang berlebihan. Penurunan aktivitas amygdala

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


33
tersebut akan berpengaruh terhadap pengaturan stress dan intensitas emosi
sehingga mengakibatkan emosi menjadi stabil (Kalla,2014).

C. Metode terapi
1. Set Up
Tahapan ini dalam EFT sangat berguna. Pada tahapan ini klien diharuskan
mengetuk dengan ringan (tapping) Karate Chop Point atau mengusap dengan
telapak tangan pada “sore point” sambil mengucapkan permasalahannya
sebanyak 3 kali.

Gambar 1. Sore point untuk set up.


Pada tahap ini, diusahakan masalah klien dijelaskan sejelas mungkin, seperti
contoh berikut: “meskipun saya (klien menjelaskan masalahnya), saya pasrah
dan ikhlas kepada-Mu”.
2. Sequence (Putaran)
Sementara klien fokus pada permasalahannya dalam pikiran, klien melakukan
ketukan 7 atau 8 kali pada titik meridian. Adapun titik meridianny adalah :

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


34
Gambar 2. Titik meridian
Berikut adalah keterangan dari titik-titik meridian sesuai dengan gambar 2 :
a. Cr = Crown,Pada titik dibagian atas kepala
b. EB = Eye Brow,Pada titik permulaan alis mata
c. SE = Side of the Eye, di atas tulang disamping mata
d. UE = Under the Eye 2 cm dibawah kelopak mata
e. UN = Under the Nose,Tepat dibawah hidung
f. Ch = Chin, di antara dagu dan bagian bawah bibir
g. CB = Collar Bone, di ujung tempat bertemunya tulang dada, collar bone dan
tulang rusuk pertama
h. UA = Under the Arm, di bawah ketiak sejajar dengan putting susu (pria) atau
tepat di bagian tengah tali bra (wanita)
i. BN = Bellow Nipple, 2,5 cm di bawah putting susu (pria) atau di perbatasan
antara tulang dada dan bagian bahwa payudara
j. IH = Inside of Hand, di bagian dalam tangan yang berbatasan dengan telapak
tangan
k. OH = Outside of Hand, Di bagian luar tangan yang berbatasan dengan
telapak tangan
l. Th = Thumb, Ibu jari disamping luar bagian bawah kuku
m. IF = Index Finger,Jari telunjuk di samping luar bagian bawah kuku (dibagian
yang menghadap ibu jari)
n. MF = Middle Finger, Jari tengah samping luar bagian bawah kuku (di bagian
yang menghadap ibu jari)

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


35
o. RF = Ring Finger,Jari manis di samping luar bagian bawah kuku (di bagian
yang menghadap ibu jari)
p. BF = Baby Finger, di jari kelingking di samping luar bagian bawah kuku (di
bagian yang menghadap ibu jari)
q. KC = Karate Chop, di samping telapak tangan, bagian yang kita gunakan
untuk mematahkan balok saat karate
r. GS = Gamut Spot, di bagian antara perpanjangan tulang jari manis dan tulang
jari kelingking
3. Sembilan Prosedur Gamut

Gambar 3. Titik gamut


Langkah Prosedur gamut Sembilan gerakan itu secara berurutan yaitu, Menutup
Mata, Membuka Mata, Mata digerakkan dengan kuat ke kanan bawah, Mata
digerakkan dengan kuat ke kiri bawah, Memutar bola mata searah jarum jam,
memutar bola mata berlawanan arah jarum jam, bersenandung dengan berirama
selama tiga detik, menghitung 1, 2, 3, 4, 5, dan bersenandung lagi selama tiga
detik.
4. Sequence (putaran)
Putaran ini dilakukan sama persis seperti sebelumnya. Hal ini disebut satu siklus
pada prosedur EFT. Putaran lanjutan (sesuai kebutuhan). Dalam beberapa kasus,
klien dapat menghilangkan masalahnya dalam satu siklus. Namun apabila masih
berlanjut, maka lakukan lagi siklus tersebut dengan melakukan penyesuaian
pada kalimat, seperti: “walaupun saya masih memiliki (masukan permasalahan),
saya pasrah dan ikhlas pada-Mu.

TES
Mahasiswa mendemontrasikan terapi EFT secara berkelompok

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


36
CHECKLIST PENATALAKSANAAN TERAPI EFT
NO PENATALAKSANAAN
I PERSIAPAN ALAT
 Kartu nama/ papan nama
 Menyiapakan tempay yang nyaman untuk terapi
 Menyiapkan air minum
II Tahap Pra Interaksi
1. Membuat kontrak dengan klien 1 hari sebelumnya bahwa terapi akan dilakukan dengan waktu
pelaksanaan 40 -60 menit
2. Klien diminta sudah berada ditempat 10 menit sebelum kegiatan dimulai
3. Mempersipakan seting tempat nyaman dan tenang
III Tahap Orientasi (BOBOT 1)
1. Berikan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri kepada klien
3. Menanyakan nama dan panggilan klien
4. Menanyakan bagaimana perasaan dan kondisi klien saat ini
5. Menjelaskan tujuan terapi
6. Menjelaskan tahapan kegiatan yang akan dilakukan
7. Menjelaskan kontrak waktu terapi yaitu selam 40 -60 menit
8. Menentukan skala ketidaknyamanan (S.U.D) sebelum pelaksanaan terapi, yaitu klien mampu
mengidentifikasi skala atau intensitas masalah yang muncul (skala 0-10), skala 0 menunjukan
tidak ada masalah, 1- 3: masalah ringan, 4-6: masalah sedang, 7-9: masalah berat, 10: masalah
sangat berat
9. Beri kesempatan klien untuk bertanya dan sampaikan harapan lansia dapat mengikuti terapi
sampai akhir
IV Tahap Kerja
1. Klien diminta untuk meminum air mineral secukupnya sebelum dilakukan pelaksanaan EFT.
2. Langkah 1 : set up
a. klien mengucapkan kalimat set up di dalam hati sesuai dengan masalah mereka masing
– masing, sembari lalu menekan dengan menggunakan ujung jari telunjuk dan jari
tengah yang disatukan pada bagian dada (sore point) sebanyak 3 kali.
b. Terapis mengingatkan pada klien untuk selalu fokus pada masalah mereka masing –
masing dengan penuh konsentrasi
3. Langkah 2 : tapping
a. Klien melakukan tapping pada 14 titik meridian dan meminta klien untuk terus
mengucapkan inti masalah mereka masing – masing di dalam hati
4. Langkah 3 : nine gamut procedur
a. Melakukan Prosedur gamut Sembilan gerakan secara berurutan
b. Menutup Mata - Membuka Mata,
c. Mata digerakkan dgn kuat kekanan bawah - Mata digerakkan dengan kuat ke kiri bawah
d. Memutar bola mata searah jarum jam - Memutar bola mata berlawanan arah jarum jam
e. Bersenandung dengan berirama selama tiga detik - Menghitung 1, 2, 3, 4, 5, dan
bersenandung lagi selama tiga detik
5. Langkah 4 :putaran tapping
a. Anak mengulang kembali Tapping Pada Titik Meridian
b. Melakukan finishing touch jika intensitas masalah pada anak dirasa turun mendekati 0.
Jika belum lakukan kembali

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


37
IV TAHAP TERMINASI
1. menanyakan pada klien apa yang dirasakan setelah di lakukan tindakan
2. Mengukur kembali skala SUD klien
3. Mengakhiri pertemuan

PRAKTIKUM V
PERAWATAN KEBERSIHAN TELINGA DAN GIGI PALSU

Skenario :

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


38
Seorang lansia datang ke Poli Lansia di Puskesmas. Lansia tersebut mengeluhkan
akhir – akhir ini telinganya terasa penuh. Selain itu lansia tersebut baru memakai
alat bantu berupa gigi palsu dan mengatakan kurang paham bagaimana cara
perawatan gigi palsunya. Perawat geriatrik selanjutnya melakukan pemeriksaan
pada telinga lansia tersebut dan didapatkan terlihat tumpukan serumen di dalam
telinga lansia.

Pertanyaan :
1. Intervensi yang tepat untuk kasus diatas?
2. Manfaat dari intervensi tersebut?

Tujuan :
1. Mahasiswa dapat menjelaskan perawatan telinga
2. Mahasiswa dapat menjelaskan perawatan dental
3. Mahasiswa mampu mendemontrasikan perawatan telinga
4. Mahasiswa mampu mendemontrasikan perawtan dental

I. Perawatan Telinga
1. Irigasi Telinga
A. Definisi
Irigasi telinga adalah suati tindakan yang bertujuan untuk membersihkan
liang telinga luar dengan cara memasukan cairan ke dalam telinga.
B. Manfaat
Untuk mengeluarkan cairan infeksi lokal, serumen, benda asing dari
saluran telinga luar.
C. Kontraindikasi
1) Jangan lakukan irigasi jika benda asing yang masuk ke telinga seperti
sayuran (biji – bijian), karena jika terkena air benda tersebut akan
mengembang dan sulit dikeluarkan.
2) Jangan lakukan irigasi jika benda asing yang masuk ke telinga seperti
serangga.

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


39
3) Jangan lakukan irigasi telinga jika terdapat kecurigaan akan rupture
membrane timpani, otitis externa, mastoid cavity
4) Jika saat melakukan irigasi, cairan yang keluar adalah cairan drainase
dan darah. Maka hentikan irigasi segera tanpa menggerakkan pasien.
Karena terdapat kecurigaan kerusakan telinga bagian dalam atau
cidera kepada atau leher.
D. Komplikasi
1) Membrane timpani rupture karena tekanan irigasi yang terlalu tinggi
atau keras.
2) Trauma saluran telinga dalam
3) Nyeri, pusing, dan mual selama dan setelah tindakan.
E. Tata laksana irigasi
1) Baca kembali rekaman medis pasien untuk memperhatikan telinga
mana yang harus dilakukan irigasi, ada tidaknya riwayat cidera
telinga bagian dalam, cidera membaran timpani atau pernah operasi
telinga.
2) Monitor telinga ekstrernal dari kemerahan, bengkak, abrasi, cairan
drainase atau serumen
3) Inspeksi salurang telinga dan membrane timpani terlebih dahulu
menggunakan otoskope.
4) Kaji skala nyeri dan pemahaman pasien terkait irigasi
5) Persiapakan peralatan :
a. Sarung tangan bersih
b. Alat irigasi (irrigation syringe)
c. Cairan irigasi (Nacl 0.9%)
d. Kom steril
e. Bengkok
f. Perlak dan handuk
g. Kasaa atau kapas steril
6) Identifikasi pasien (benar pasien dan benar tindakan)
7) Jelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan irigasi
8) Cuci tangan bersih

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


40
9) Persiapkan peralatan di samping pasien
10) Jaga privasi pasien
11) Posisi pasien baik posisi duduk maupun berbaring. Miringkan Posisi
telinga yang bermasalah menghadap kearah perawat.

12) Letakkan perlak dan handuk dibawah telinga yang bermasalah.


13) Letakkan bengkok di bawah telingan yang bermasalah. Mintalah
kerjasama pada klien untuk membantu memegang bengkok selama
irigasi
14) Tuangkan cairan irigasi ke dalam kom steril. Cek temperature cairan.
15) Pakai sarung tangan.
16) Bersihkan telingan luar terlebih dahulu dengan kapas.
17) Hisaplah cairan dengan menggunakan semprotan (sebanyak 50 ml).
keluarkan udara jika ada.
18) Tariklah telinga ke atas kemudian ke belakang dan dengan tangan
yang lain perawat memasukan irigasi ke saluran telinga luar klien.
Secara perlahan – lahan masukan sedalam 1 cm.
19) Arahkan semprotan ke atas saluran telinga. Semprotkan secara
perlahan – lahan.

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


41
20) Perhatikan kotoran yang keluar. Lakukan sampai saluran telinga
bersih.
21) Selama tindakan, perhatikan reaksi pasien dari perasaan nyeri, mual,
dan pusing.
22) Jika sudah bersih, anjurkan pasien untuk memiringkan telingan
kearah perawat dan keringkan daun telinga dengan kapas. Letakkan
kapas tunggu sampai 5 menit lalu bersihkan kembali.
23) Rapihkan pasien dan alat.
24) Lepas sarung tangan, dan cuci tangan.
25) Tanyakan kepada pasien kondisinya dan yang dirasakan setelah
tindakan
26) Inspeksi ulang kondisi telingan
27) Dokumentasikan : nama pasien, jenis tindakan, waktu tindakan,
telinga yang di irigasi, jenis cairan dan banyaknya digunakan, cairan
yang keluar, dan respon pasien setelah dilakukan irigasi

2. Alat Bantu Dengar (Hearing aids)


A. Gangguan Pendengaran
Gangguan pendengaran atau kehilangan pendengaran merupakan hal yang
sering ditemukan pada lanjut usia. Saat pendengaran berkurang maka
lanjut usia akan kesulitan mendengar suara seperti bel pintu, klakson, dan
alarm. Selain itu lanjut usia yang mengalami gangguan pendengaran
otomatis megalami kesulitan untuk berkomunikasi dan memahami
pembicaraan sehingga akan memberikan dampak yang kurang optimal
saat diberikan pendidikan kesehatan.

B. Tipe alat bantu dengar


Salah satu cara meningkatkan kemampuan mendengar pada lanjut usia
dengan gangguan pendengaran adalah dengan menggunakan alat bantu
dengar. Alat bantu dengar biasanya digunakan selama terjaga dan di lepas
saat tidur, selain itu perlu dibersihkan setiap selesai digunakan. Perawatan

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


42
alat bantu dengar perlu diperhatikan untuk menjaga kualiatas alatnya yaitu
dijauhkan dari kelembaban, panas dan tekanan yang dapat merusak alat.
Alat bantu pendengaran memiliki 4 komponen :
1) Mikropon, yang berguna sebagai penerima suara dan pengubah suara
menjadi gelombang sinyal.
2) Amplifier, berguna sebagai penguat sinyal
3) Reciver, penerima sinyal gelombang suara dan pengirim gelombang
suara kembali
4) Power source (baterai)

Tipe hearing aids :


1) ITE (in-the-ear)
Alat bantu dengar tipe ini diletakkan di luar saluran telinga dan
digunakan bagi yang mengalami gangguan pendengaran sedang dan
berat.

2) BTE (behind-the-ear)
Alat bantu dengar tipe ini di pasang di belakang telinga dan
terkoneksi dengan plastik yang berbentuk telinga yang diletakkan di
saluran telinga luar.

3) CIC (completely – in – canal)

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


43
Alat bantu denar tipe ini dibuat ukuran yang sesuai diletakkan di
saluran telinga. Tipe ini digunakan bagi yang mengalami gangguan
pendengaran sedang ke berat.

4) Digital hearing aids


Alat bantu pendengaran tipe ini bentuk dan tempat peletakkannya
seperti tipe BTE, tetapi bersifat digital dimana gelombang suara yang
dikirimkan ke gendang telinga lebih jernih dan jelas. Alat perlu di
program terlebih dahulu sebelum digunakan.

II. Perawatan untuk Gigi Palsu


A. Definisi
Gigi palsu atau tiruan digunakan untuk menggantikan gigi lansia yang hilang.
Gigi palsu mempunyai manfaat seperti gigi asli. Pemakaian gigi palsu secara
terus menerus dan tidak dilakukan perawatan sebagaimana mestinya dapat
menyebabkan kerusakan pada gigi palsu dan meningkatkan risiko infeksi

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


44
bakteri karena meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme sehingga pada
akhirnya akan berdampak pada kebersihan kesehatan gigi dan mulut.
Dampak negative dari perawatan gigi palsu yang tidak baik pada kesehatan
gigi dan mulut seperti radang mulut, radang gingiva, dan bau mulut.
B. Tipe gigi tiruan atau palsu
Tipe gigi tiruan ada 2 yaitu :
1. Gigi tiruan sebagian lepasan (partial denture)
Gigi tiruan yang digunakan untuk menggantikan beberapa gigi, area
edentulous dan untuk estetika yang lebih baik.

2. Gigi tiruan penuh (full denture atau complete denture)


Gigi tiruan penuh digunakan untuk pasien edentulous, gigi yang tersisa
tidak dapat dipertahankan dan tidak bisa menggunakan gigi tiruan sebagai
lepasan.

C. Cara perawatan gigi palsu


Peralatan yang diperlukan :
1. Sikat gigi yang halus atau sikat gigi kusuh gigi palsu
2. Pasta gigi
3. Segelas berisi air
4. Kom

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


45
5. Kasa
6. Kain lap
7. Cup gigi palsu
8. Sarung tangan bersih

Cara perawatan gigi palsu :


1. Kaji keamanan lingkungan
2. Menanyakan pada klien jika gigi palsu pas dan cocok, adakah gusi atau
mukosa yang iritasi. Tanyakan pada pasien bagaimana cara perawatan gigi
palsunya.
3. Monitor bagaimana cara perawatan apakah bisa melakukan perawatan gigi
palsu sendiri atau tidak.
4. Gunakan air hangat untuk membersihkan gigi palsu
5. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan bersih
6. Sebelum melakukan perawatan, anjurkan klien untuk melepaskan gigi
palsu.
7. Sikat gigi palsu dengan sikat gigi dengan cara seperti menggosok gigi.
8. Bilas gigi palsu dengan air hangat. Jangan bilas menggunakan air dingin
karena dapat membuat gigi palsu pecah dan jangan bilas menggunakan air
panas karena dapat menyebabkan gigi palsu longgar. Lap dengan kasa dan
lap bersih.
9. Jika gigi palsu tidak dipasang maka letakkan gigi palsunya di cup gigi
palsu.

TES
Mahasiswa mendemontrasikan irigasi telingan pada lansia dan perawatan gigi palsu

CHECKLIST PENATALAKSANAAN PERAWATAN GIGI PALSU


NO PENATALAKSANAAN
I PERSIAPAN ALAT
 Sikat gigi yang halus atau sikat gigi kusuh gigi palsu
 Pasta gigi
 Segelas berisi air
 Kom

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


46
 Kasa
 Kain lap
 Cup gigi palsu
 Sarung tangan bersih
II Tahap Pra Interaksi
1. Baca kembali rekaman medis pasien
2. Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
3. Menganalisa kekuatan dan kelemahan professional diri
4. Menyiapkan alat dan tempat
III Tahap Orientasi (BOBOT 1)
1. Berikan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri kepada klien
3. Menanyakan nama dan panggilan klien (identifikasi klien)
4. Menanyakan bagaimana perasaan dan kondisi klien saat ini
5. Menjelaskan tujuan tindakan
6. Menjelaskan tahapan atau prosedur tindakan yang akan dilakukan
7. Menjelaskan kontrak waktu tindakan
8. Beri kesempatan klien untuk bertanya
IV Tahap Kerja
1. Cuci tangan bersih dan pakai sarung tangan
2. Persiapakn peralatan di samping klien
3. Jaga privasi klien
4. Menanyakan pada klien jika gigi palsu pas dan cocok, adakah gusi atau mukosa yang iritasi.
Tanyakan pada pasien bagaimana cara perawatan gigi palsunya
5. Isi kom dengan air hangat
6. Minta klien untuk melepas gigi palsu. Jika klien tidak dapat melepas gigi palsunya
sendiri, maka bantu lepaskan gigi palsunya.
7. Lepaskan gigi palsu bagian atas terlebih dahulu. Cara melepaskannya letakkan ibu jari di
bagian depan gigi dan jari telunjuk di bagian dalam dan Tarik gigi palsu kebawah.
8. Selanjutnya lepaskan gigi palsu bagian bawah. Cara melepaskannya secara perlahan – lahan
angkat gigi palsu dari rahang atau geraham dan lepas kan dari mulut.
9. Letakkan gigi palsu tadi di kom yang berisi air hangat
10.Ambil sikat gigi dan berikan pasta gigi
11.Ambil gigi palsu, dan mulai menyikat gigi palsu. Sikatlah bagian depan, dalam dan atas gigi
palsu seperti gerakkan menyikat gigi
12. Bilas gigi palsu menggunakan air hangat lagi.
13. Laps gigi palsu dengan kasa bersih
14. Jika dipakai setelah dibersihkan. Maka bantu klien untuk memasang gigi palsu kembali.
Dengan cara pasang gigi palsu bagian bawah terlebih dahulu dalau dilanjutkan gigi palsu atas.
15. Jika klien memilih untuk tidak memasang gigi palsu kembali. Maka letakkan gigi palsunya di
cup gigi palsu yang telah berisi air hangat
16.Rapihkan pasien dan alat
17.Lepas sarung tangan, dan cuci tangan
IV TAHAP TERMINASI
1. Menanyakan pada klien apa yang dirasakan setelah di lakukan tindakan
2. Inpeksi ulang kondisi gigi mulut
3. Mengakhiri pertemuan
V DOKUMENTASI
nama pasien, jenis tindakan, waktu tindakan, tipe gigi palsu, dan respon klien setelah dilakukan

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


47
tindakan

CHECKLIST PENATALAKSANAAN IRIGASI TELINGA


NO PENATALAKSANAAN
I PERSIAPAN ALAT
 Sarung tangan bersih
 Alat irigasi (irrigation syringe)
 Cairan irigasi (Nacl 0.9%)
 Kom steril
 Bengkok
 Perlak dan handuk
 Kasaa atau kapas steril

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


48
II Tahap Pra Interaksi
1. Baca kembali rekaman medis pasien untuk memperhatikan telinga mana yang harus
dilakukan irigasi, ada tidaknya riwayat cidera telinga bagian dalam, cidera membaran
timpani atau pernah operasi telinga
2. Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
3. Menganalisa kekuatan dan kelemahan professional diri
4. Menyiapkan alat dan tempat
III Tahap Orientasi (BOBOT 1)
1. Berikan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri kepada klien
3. Menanyakan nama dan panggilan klien (identifikasi klien)
4. Menanyakan bagaimana perasaan dan kondisi klien saat ini
5. Menjelaskan tujuan tindakan
6. Menjelaskan tahapan atau prosedur tindakan yang akan dilakukan
7. Menjelaskan kontrak waktu tindakan
8. Beri kesempatan klien untuk bertanya
IV Tahap Kerja
1. Cuci tangan bersih dan pakai sarung tangan
2. Persiapakn peralatan di samping klien
3. Jaga privasi klien
4. Posisi pasien baik posisi duduk maupun berbaring. Miringkan Posisi telinga yang
bermasalah menghadap kearah perawat.
5. Monitor telinga ekstrernal dari kemerahan, bengkak, abrasi, cairan drainase atau
serumen
6. Letakkan perlak dan handuk dibawah telinga yang bermasalah.
7. Letakkan bengkok di bawah telingan yang bermasalah. Mintalah kerjasama pada klien untuk
membantu memegang bengkok selama irigasi
8. Tuangkan cairan irigasi ke dalam kom steril. Cek temperature cairan
9. Bersihkan telingan luar terlebih dahulu dengan kapas
10. Hisaplah cairan dengan menggunakan semprotan (sebanyak 50 ml). keluarkan udara jika
ada
11. Tariklah telinga ke atas kemudian ke belakang dan dengan tangan yang lain perawat
memasukan irigasi ke saluran telinga luar klien. Secara perlahan – lahan masukan sedalam 1
cm
12. Arahkan semprotan ke atas saluran telinga. Semprotkan secara perlahan – lahan
13. Perhatikan kotoran yang keluar. Lakukan sampai saluran telinga bersih.
14. Selama tindakan, perhatikan reaksi pasien dari perasaan nyeri, mual, dan pusing
15. Jika sudah bersih, anjurkan pasien untuk memiringkan telingan kearah perawat dan
keringkan daun telinga dengan kapas. Letakkan kapas tunggu sampai 5 menit lalu bersihkan
kembali
16. Rapihkan pasien dan alat
17. Lepas sarung tangan, dan cuci tangan
IV TAHAP TERMINASI
1. Menanyakan pada klien apa yang dirasakan setelah di lakukan tindakan
2. Inpeksi ulang kondisi telinga
3. Mengakhiri pertemuan
V DOKUMENTASI
nama pasien, jenis tindakan, waktu tindakan, telinga yang di irigasi, jenis cairan dan banyaknya
digunakan, cairan yang keluar, dan respon pasien setelah dilakukan irigasi

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


49
PRAKTIKUM VI
SENAM KEGEL DAN BLADDER TRAINING

Skenario :
Seorang lansia datang ke Poli Lansia di Puskesmas. Lansia tersebut mengeluhkan
sudah 3 bulan sering ngompol saat bersin, batuk serta susah menahan kencing.
Sering terburu – buru jika ingin kencing, kadang ngompol sebelum sampai ke kamar
mandi.
Perawat geriatrik selanjutnya melakukan pemeriksaan deteksi inkontinesia urin.

Pertanyaan :

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


50
1. Intervensi yang tepat untuk kasus diatas?
2. Manfaat dari intervensi tersebut?

Tujuan :
1. Mahasiswa dapat menjelaskan latihan senam kegel
2. Mahasiswa dapat menjelaskan bladder training
3. Mahasiswa mampu mendemontrasikan latihan senam kegel
4. Mahasiswa mampu mendemontrasikan bladder training

I. Latihan Senam Kegel


A. Definisi
Latihan senam kegel adalah latihan yang dilakukan pada otot dasar panggul
(pelvic floor muscle). Otot dasar panggul (pelvic floor muscle) adalah otot
yang melintang sepanjang rongga panggul yang berbentuk seperti ayunan.
Otot ini bermanfaat untuk menyangga organ seperti uterus, kandung kemih
dan rektum. Selain itu juga berfungsi membantu otot spinter untuk mengontrol
eliminasi dan meningkatkan tahanan saat terjadi tekanan di area abdomen saat
terjadi batuk, bersin, tertawa, menganggakat dan olah raga.
Pada lansia, otot dasar panggul kemungkinan mulai mengalami kelemahan dan
kendur. Hal ini disebabkan karena perubahan saat kehamilan, beban yang
berat, kerusakan otot dasar panggul saat melahirkan, kurangnya latihan atau
olah raga, konstipasi, post-operasi prostat, dan menurunya hormon. Kondisi ini
dapat menyebabkan keluarnya urin tanpa disadari dan kemampuan menahan
urin berkurang

B. Manfaat Senam Kegel


Latihan senam kegel adalah latihan yang ditujukan untuk melatih otot dasar
panggul (pelvic floor muscle) agar elasitas dan kekuatan otot dasar panggul
menguat kembali.

C. Pelaksanaan Senam Kegel


1. Persiapkan peralatan : handuk tebal, kursi

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


51
2. Mencari tahu otot dasar panggul ( karena otot berada di dalam dan sulit
untuk diamati) maka yang dapat dilakukan dengan cara :
a. saat kencing, berusahalah untuk menghentikan aliran urin. Jika aliran
urin berenti atau berlahan keluarnya, maka otot yang digunakan telah
tepat. Jika aliran urin tidak dapat dihentikan itu adalah tanda-tanda
bahwa otot dasar panggul melemah.
b. Duduklah di kursi dengan posisi kaki terbuka sebatas bahu dan badan
agak condong kedepan, sebelumnya di kursi diletakkan gulungan
handuk besar. Sambil menduduki handuk berusahalah untuk
mengkontraksikan otot. Anda akan merasakan sensasi kontraksi otot

3. Mulai latihan dengan menganjurkan untuk mengosongkan kandung kemih


4. Lakukan dengan posisi yang nyaman, baik duduk, berbaring atau berdiri.
5. Relaksasi dengan pernafasan otot dada 3-5x dan dilanjutkan dengan
pernafasan otot perut 3-5x
6. Berilah aba-aba kepada klien dengan anjurkan klien untuk mengencangkan
otot dasar panggul dengan cara berusaha menahan aliran kencing, dan
mengerutkan anus. Dengan catatan otot abdomen dan paha tidak ikut
berkontraksi.
Contoh : bapak ibu silahkan untuk mengencangkan otot daerah kemaluan
sampai ke anus. Bayangkan seperti anda sedang menahan kencing dan
kerutkan anus ke kuat-kuatnya…tahan…tahan…tahan….tahan (sampai
hitungan selesai)…relakskan.
7. Durasi konraksi otot dasar panggul dilakukan selama : 3 periode pagi, siang
dan malam. Lakukan sebanyak 45 - 60 x dalam sehari (1 set = 10 kali).
8. Terdapat 3 jenis latihan kegel :

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


52
Latihan ketahanan
Kontraksikan otot dasar panggul selama 5 - 10 detik. Lalu relaksasi selama
5 - 10 detik. Lalu ulangi kembali 15x
Contoh: Kencangkan otot pelvic…tahan… 1..2..3..4…5..6..7..8..9..10.
bagus longgarkan istirahat 10 detik lalu kita lanjutkan kembali.

Latihan kecepatan
Kontraksikan otot dasar panggul selama 1-2 detik. Lalu relaksasikan selama
1-2 detik. Lalu ulangi kembali 15x
Contoh : Kencangkan otot pelvic … tahan .. 1.. 2… longgarkan … 1.. .2..
kencangkan kembali… tahan 1...2…longgarkan

Latihan relaksasi
Kontraksikan otot dasar panggul selama 2-5 detik. Lalu relaksikan 5 - 10
detik. Lalu ulangi lagi 15x.
Contoh : Kencangkan otot pelvic..tahan.. 1..2..3..4…5. bagus longgarkan
istirahat 5 detik lalu kita lanjutkan kembali.

II. Bladder training


A. Definisi
Bladder re-training dilakukan untuk membantu klien “belajar” ulang
bagaimana fungsi kandung kemih secara normal dan menurunkan eliminisasi
urin tak terkendali
B. Manfaat Bladder Training
Tujuan dari bladder re-training adalah meningkatkan jumlah tahanan urin di
kandung kemih, meningkatkan waktu atau durasi berkemih, mengurangi
frekuensi berkemih, dan mengurangi urin keluar tak terkendali
C. Pelaksanaan Bladder Training
1. Kosongkan kandung kemih segera saat bangun tidur.

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


53
2. Pergilah ke kamar mandi setiap………. beberapa jam sekali (duras
berkemih ini didapatkan saat pengkajian awal. Rentan kencing pertama dan
selanjutnya selama 1 hari. Ditemukan rata-rata, maka waktu itulah jadwal
klien pergi ke kamar mandi)
Con: rata-rata rentang waktu klien pergi ke kamar mandi adalah 2 jam.
Maka, setiap 2 jam klien harus pergi ke kamar mandi dan berkemih. Waktu
ini dapat ditingkatkan sampai ke rentang waktu normal atau sesuai
kemampuan klien.
3. Jika klien merasakan sensasi ingin berkemih, ajarkan klien untuk tidak
segera pergi atau mengikuti sensasi tersebut. Dengan cara, kontraksikan
otot dasar panggul, alihkan perhatian sampai sensasi tersebut hilang.
4. Tetapi jika setelah kontraksi dan pengalihan perhatian, sensasi masih juga
dirasakan dan semakin memuncak, maka anjurkan klien untuk tetap
mengkontraksikan otot dasar panggul, sampai sensasi berkurang, tunggu 5
menit dan jalan perlahan ke kamar mandi.
5. Durasi menahan kencing dapat dinaikan, jika klien sudah mampu menahan
durasi rata-rata awal tanpa kesulitan, naikkan durasi menjadi 15-30 menit
setiap minggu sampai klien dapat mencapai 3-4 jam menahan kencing.
6. Tuliskan kegiatan di buku monitor dan laporkan kegiatan latihan setiap
minggunya.
TES
Mahasiswa Mendemontrasikan senam kegel dan bladder training
BLADDER TRAINING LEMBAR MONITOR
Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
Tanggal ….……. ….…… ….….. ….….. ….… ….….. ….…..
Berapa kali latihan kegel/hari?
< 3x sehari
3-6x sehari
Tidak
Minuman yang diminum? (air putih, kopi, teh, minuman soda)
Jenis
Jumlah
Seberapa sering ke kamar mandi untuk berkencing?
Jam 06.00
- 12.00
Jam 12.00

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


54
- 18.00
Jam 18.00
- 00.00
Jam 00.00
- 06.00
Berapa jam sekali ke toilet untuk kencing? (setiap……….?)
1 jam
2 jam
3 jam
4 jam
Berapa kali kencing tidak sengaja keluar? (batuk, ketawa, bersin, joging, nonton tv)
Jumlah
Jika ingin kencing, maka harus disegerakan berkencing?
Ya
Tidak
Berapa lama anda bisa menahan kencing? ( 15 menit, 30 menit, 1 jam )

Apakah ada menggunakan pampers hari ini/ saat keluar rumah?

Seberapa sering pakain dalam diganti karena basah? (berapa kali sehari)

PRAKTIKUM VII
MANAJEMEN NYERI PADA LANSIA

Skenario :
Seorang lansia datang ke Poli Lansia di Puskesmas. Lansia tersebut mengeluhkan
sudah 3 bulan sering merasakan nyeri skala 3 di bahu dan punggungnya, terasa
spasme otot, warna kulit kemerahan dan akhir – akhir ini sering merasakan cemas.
Pertanyaan :
1. Intervensi yang tepat untuk kasus diatas?
2. Manfaat dari intervensi tersebut?

Tujuan :
1. Mahasiswa dapat menjelaskan kompres panas-dingin
2. Mahasiswa dapat menjelaskan deep breathing
3. Mahasiswa mampu mendemontrasikan kompres panas-dingin
4. Mahasiswa mampu mendemontrasikan deep breathing

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


55
I. Kompres Panas – Dingin
A. Definisi
Kompres panas – dingin salah satu cara untuk memberikan rasa nyaman,
meredakan nyeri, mengurangi spasme otot, meningkatkan mobilisasi dan
meningkatkan kesembuhan.
Secara fisiologis badan yang diberikan paparan kompres panas maupun dingin
akan memberikan respon secara sistemik dan local. Saat kulit diberikan
kompres panas makan akan terjadi vasodilatasi dan perspirasi yang membuat
panas tubuh menghilang dan terjadi evaporasi kulit sehingga memberikan
rasaa dingin atau menurunkan suhu. Saat kulit diberikan kompres dingin,
maka akan terjadi reaksi vasokontriksi dan piloereksi untuk mempertahankan
suhu panas tubuh.

B. Manfaat kompres panas – dingin

C. Penatalaksanaan kompres panas – dingin

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


56
Hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan kompres :
1. Kulit yang terbuka lebih sensitive kepada perubahan temperature yang
diberikan di kulit.
2. Harus mengecek suhu atau temperatur baik suhu panas dan dingin saat akan
mengaplikasikan.
3. Perhatikan bagian tubuh yang memiliki jaringan lemak yang kurang, karena
lebih sensitive dengan perubahan suhu dan dapat menyebabkan cidera.
4. Cek klien secara rutin saat memberikan terapi kompres panas – dingin.
Observasi kulit dari tanda seperti kemerahan, melepuh, dan kelelahan.
Terutama pada klien yang menderita diabetes meilitus atau ganguan
vaskuler peripheral.

Penatalaksanaan Kompres Panas :


1. Persiapan peralatan : cairan hangat/ heat pack, handuk kering, waterproof
pads, sarung tangan bersih
2. Menjelaskan tujuan, posedur dan kontrak waktu
3. Kaji kondisi kulit yang akan diberikan kompres, ada luka, perubahan
warna kulit dan hal lain yang harus diperhatikan.
4. Ukur tanda vital seperti tekanan darah dan nadi terlebih dahulu
5. Kaji skala nyeri klien
6. Cuci tangan bersih dan jaga privasi klien
7. Pakai sarung tangan bersih
8. Persipakan peralatan :
a. Persiapkan air hangat jika menggunakan air hangat, jangan lupa
mengecek suhu
b. Siapkan heat pack, jika menggunakan heatpack baik yang manual
atau elektrik. Jangan lupa mengecek suhu
9. Bantu klien untuk mengatur posisi senyamannya.
10. Buka pakaian atau kondisikan area kulit yang akan diberikan kompres
11. Letakkan waterproof pads, di bawah bagian tubuh yang akan dilakukan
kompres.

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


57
12. Lakukan kompres. Selama kompres berlangsung, monitoring kondisi
klien.
13. Ganti kompres basah setiap 5 menit sekali.
14. Setelah selesai dilakukan, kaji ulang kondisi kulit, tanda vital, dan skala
nyeri.

Penatalaksanaan Kompres Dingin :


1. Persiapan peralatan : air es/ ice pack, handuk kering, waterproof pads,
sarung tangan bersih
2. Menjelaskan tujuan, posedur dan kontrak waktu
3. Kaji kondisi kulit yang akan diberikan kompres, ada luka, perubahan
warna kulit dan hal lain yang harus diperhatikan.
4. Ukur tanda vital seperti tekanan darah dan nadi terlebih dahulu
5. Kaji skala nyeri klien
6. Cuci tangan bersih dan jaga privasi klien
7. Pakai sarung tangan bersih
8. Persipakan peralatan :
a. Persiapkan air es jika menggunakan air es, jangan lupa mengecek suhu
b. Siapkan ice pack, jika menggunakan ice pack. Jangan lupa mengecek
suhu
9. Bantu klien untuk mengatur posisi senyamannya.
10. Buka pakaian atau kondisikan area kulit yang akan diberikan kompres
11. Letakkan waterproof pads, di bawah bagian tubuh yang akan dilakukan
kompres.
12. Lakukan kompres. Selama kompres berlangsung, monitoring kondisi
klien.
13. Ganti kompres basah setiap 5 menit sekali. Maksimal kompres dilakukan
20 – 30 menit.
14. Setelah selesai dilakukan, kaji ulang kondisi kulit, tanda vital, dan skala
nyeri.

II. Relaksasi : Deep Breathing

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


58
A. Definisi
Relaksasi adalah sebuah strategi secara kognitif maupun fisikal yang bertujun
untuk meredakan keluhan nyeri atau mengurangi skala nyeri, yang biasanya
dipadukan atau dilaksanakan bersama – sama dengan metode parmakologi saat
skala nyeri bertambah parah.
Syarat dari relaksasi adalah klien dapat sepenuh perpartisipasi dalam kegiatan
dan kooperatif akan teknik relaksasi dapat dilakukan secra efektif.
Teknik relaksasi ini biasanya dilakukan pada jenis nyeri seperti nyeri kronik,
nyeri melahirkan atau nyeri akibat prosedur – prosedur tertentu.

Deep breathing salah satu teknik relaksasi yang selain mampu menurunkan
level nyeri juga mampu menurunkan level stress tubuh. Hal ini terjadi karena
saat manusia melakukan deep breathing, maka berarti mengirimkan pesan ke
otak untuk tenang dan relaks yang selanjutnya pesan tersebut dikirimkan
kembali ke tubuh oleh otak agar tubuh dapat lebih tenang dan relaks.

B. Manfaat Deep Breathing


Bermanfaat untuk menurunkan ketegangan, membuat tubuh lebih relaks, dan
menurunkan stress.
Selain itu juga teknik relaksasi yang paling mudah dilakukan dan tidak
memerlukan peralatan khusus serta dapat dilakukan kapan dan dimana saja.

C. Pelaksanaan Deep Breathing


1. Duduklah atau berbaring terlentang dengan posisi senyaman mungkin.
2. Letakkan satu tangan di atas perut (posisi tetapt dibawah tulang iga
terakhir) dan letakkan satu tangan yang lainnya di atas dada.
3. Tarik napas dalam dan pelan melalui hidung dan biarkan perut
mengembang (ditandai dengan tangan terangkat). Dan pada posisi ini,
sebisa mungkin dada tidak bergerak dan mengembang.
4. Saat menarik nafas, hitung dalam hati secara perlahan 1 – 4.

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


59
5. Setelah itu tahan nafas dan hitung kembali dari 1 – 7.
6. Keluarkan napas melalui mulut seperti sedang bersiul. Rasakan tangan yang
berada diatas perut turun seiring mengempisnya perut.
7. Saat mengeluarkan nafas, hitung dalam hati dari 1 - 8
8. Lakukan hal ini berulang 3 – 10 kali sampai merasa relaks.

TES
Mahasiswa Mendemontrasikan kompres panas - dingin dan relaksasi : deep
breathing

PRAKTIKUM VIII
PERAWATAN KAKI DIABETIK DAN SENAM KAKI DIABETIK

Skenario :
Seorang lansia datang ke Poli Lansia di Puskesmas. Lansia tersebut mengeluhkan
sudah 1 bulan terakhir ini mengeluhkan kakinya sering kesemutan dan terkadang
kebas. Lansia tersebut mempunyai riwayat 10 tahun mengindap DM. lansia tersebut
mengatakan teratur minum obat tetapi tidak pernah berolah raga.

Pertanyaan :
1. Intervensi yang tepat untuk kasus diatas?
2. Manfaat dari intervensi tersebut?

Tujuan :

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


60
1. Mahasiswa dapat menjelaskan perawatan kaki diabetik
2. Mahasiswa dapat menjelaskan senam kaki diabetik
3. Mahasiswa mampu mendemontrasikan perawatan kaki diabetik
4. Mahasiswa mampu mendemontrasikan senam kaki diabetik

I. Perawatan Kaki Diabetik


A. Definisi
Perawatan kaki diabetik adalah perawatan kaki yang dilakukan pada klien
yang menderita diabetes untuk mencegah terjadinya ulkus (luka).
Klien diabetes melitus mempunyai kemungkinan mengalami kaki diabetik.
Kaki diabetik merupakan salah satu komplikasi dari penyakit diabetes melitus.
Kaki diabetik adalah kelainan pada tungkai bawah akibat gula darah yang
tidak terkendali. Tanda dan gejala terjadinya kaki dibetik adalah nyeri tungkai
bawah saat istirahat, pada perabaan terasa dingin, kesemutan dan cepat lelah,
pulsasi pembuluh darah kurang kuat, kaki menjadi pucat bila ditinggikan dan
adanya ulkus/gangrene.
Kondisi tersebut dapat dihindari dengan melakukan perawatn kaki dengan
benar. Perawatan kaki diabetic ini diharapkan dapat dilakukan klien secara
mandiri dan teratur. Sehingga perawat diharapkan dapat memberikan edukasi
bagaimana melakukan perawatan kaki diabetic kepada klien.

B. Penatalaksanaan Perawatan Kaki


1. Persiapan alat : air, sabun, pelembab kaki/body lotion, potongan kuku,
cermin dan handuk.
2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3. Cuci kaki
Mencuci kaki dengan sabun dan waslap. Jangan gunakan air hangat atau air
panas, apalagi merendam kaki lebih dari 3 menit, hal ini malah akan
menimbulkan maserasi. Hati-hati jika ingin menggosok kaki, harus dengan
sikat yang lembut, karena luka gores bisa memicu terjadinya ulkus.

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


61
4. Keringkan kaki
Setelah kaki di cuci, lap dengan handuk hingga kering. Keringkan dengan
handuk termasuk sela-sela jari. 

5. Jaga kelembaban kulit


Beri pelembab dua kali sehari pada bagian kaki yang kering agar kulit tidak
menjadi retak, kecuali di sela jari karena akan menjadi sangat lembab dan
dapat menimbulkan tumbuhnya jamur.

6. Periksa kondisi kaki


Periksa kaki setiap hari dengan kaca, apakah ada kulit retak, melepuh,
bengkak, luka atau perdarahan. Jika terdapat sesuatu yang tidak biasa pada
kaki segera periksakan ke dokter terdekat, apakah luka tersebut berpotensi
menjadi ulkus DM.

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


62
7. Perawatan kuku
Kuku yang panjang dan tidak terawat dapat menjadi sarang kuman dan
tentu saja hal ini sangat berbahaya. Saat memotong kuku, panjang kuku
tidak boleh melebihi panjang jari dan jangan juga terlalu pendek. Jangan
memotong bagian tepi kuku terlalu dalam. Bila kuku keras, rendam kaki
selama 2 menit, setelah itu baru dipotong. Bila penglihatan kurang baik,
minta orang lain untuk memotong dan mengikir kuku secara rutin atau ke
klinik perawatan kaki (pedicure).

8. Memilih kaus kaki dan alas kaki


Gunakan kaus kaki dengan bahan lembut, jahitan yang kasar akan
menyebabkan tekanan dan lecet. Gunakan kaos kaki yang pas ukurannya
tidak yang sempit. Gunakan kaos kaki dari bahan katun yang menyerap
keringat. Ganti kaos kaki setiap hari.

Saat memilih sepatu sebaiknya tidak terlalu sempit dan longgar, pilih sol
dari bahan lembut. Sebelum menggunakan, cek sepatu dari benda asing.

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


63
Hati-hati menggunakan sandal jepit karena dapat menyebabkan sela ibu jari
dan jari telunjuk lecet.

9. Hal yang tidak boleh dilakukan seperti :


a. Jangan merendam kaki denga air hangat untuk menghangatkan kaki.
b. Jangan menggunakan botol panas atau peralatan listrik untuk
menghangatkan kaki.
c. Jangan menggunakan batu/silet untuk mengurangi kapalan.
d. Jangan menggunakan obat-obatan tanpa anjuran dokter untuk
menghilangkan mata ikan.
e. Jangan membiarkan luka sekecil apapun dikaki, harus segera dirawat.

II. Senam Kaki Diabetik


A. Definisi
Senam kaki diabetes merupakan kegiatan dengan melakukan latihan pada kaki
penderita diabetes mellitus.
Manfaat dari senam kaki diabetic adalah :
a. Memperlancar atau memperbaiki sirkulasi darah
b. Memperkuat otot-otot kecil
c. Mengatasi terjadinya kelainan dari bentuk kaki
d. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
e. Mengatasi keterbatasan atau kaku dari gerak sendi

B. Penatalaksanaan Senam
1. Persiapan alat : kertas Koran, kursi.
2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3. posisikan klien duduk tegak di atas kursi dengan kaki menyentuh lantai.
4. Gerakkan 1

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


64
Letakkan tumit di lantai, lalu gerakkan jari-jari kaki ke atas dan kebawah.
Lakukan 10x.

5. Gerakkan 2
Angkat telapak kaki kiri ke atas dengan bertumpu pada tumit. Lakukan
gerakan memutar keluar. Lakukan juga pada kaki kanan. Lakukan 10x.

6. Gerakkan 3
Angkat kedua kaki (jika kuat) atau salah satu kaki. Lalu luruskan, gerakkan
telapak kaki ke arah depan menjauhi tubuh. Bergantian kaki kiri dan kanan.
Lakukan 10x.

7. Gerakkan 4
Angkat kedua kaki (jika kuat) atau salah satu kaki. Lalu rusukan, gerakkan
telapak kaki ke arah belakang atau mengarah ke tubuh. Bergantian kaki kiri
dan kanan. Lakukan 10x.

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


65
8. Gerakkan 5
Angkat kaki dan luruskan. Tuliskan pada udara dengan kaki angka 0 - 10
dengan dibantu pergelangan kaki. Bergantian kaki kiri dan kanan.

9. Gerakkan 6
Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuk koran menjadi bola dengan kedua
belah kaki. Kemudian, lebarkan kembali Koran.

Robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua bagian Koran.

Robek kembali koran menjadi lebih kecil-kecil dengan kedua kaki.

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


66
Pindahkan kumpulan sobek-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu
letakkan sobekkan kertas pada bagian kertas yang utuh.

Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola.

TES
Mahasiswa Mendemontrasikan perawatan kaki dan senam kaki

PRAKTIKUM IX
LATIHAN RENTANG GERAK DAN SENDI

Skenario :
Seorang lansia datang ke Poli Lansia di Puskesmas. Lansia tersebut mengeluhkan
sudah 1 bulan terakhir kakinya terasa nyeri terutama dibagian lutut. Hasil
pemeriksaan asam urat menunjukan nilai yang normal. Selain mengkonsumsi obat

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


67
untuk menghilangkan nyerinya, lansia tersebut juga tetap dianjurkan untuk
melakukan olahraga yang ringan.

Pertanyaan :
1. Intervensi yang tepat untuk kasus diatas?
2. Manfaat dari intervensi tersebut?

Tujuan :
1. Mahasiswa dapat menjelaskan latihan rentang gerak dan sendi
2. Mahasiswa mampu mendemontrasikan latihan rentang gerak dan sendi

I. Latihan rentang Gerak dan Sendi


A. Definisi
Latihan untuk pergerakan ruas tubuh dan sendi - sendi tubuh. Latihan ini
dilakukan oleh klien sendiri tanpa ada asistan. Latihan ini dapat meningkatkan
fungsi persendian, fleksibilitas sendi, mengurangi rasa sakit, meningkatkan
keseimbangan dan meningkatkan kekuatan otot

B. Tujuan
1. Memelihara fungsi dan mencegah kemunduran rentang gerak
2. Memelihara dan meningkatkan gerakan persendian
3. Merangsang sirkulasi darah
4. Mencegah kelaian bentuk
5. Memelihara dan meningkatkan kekuatan otot

C. Penatalaksanaan Latihan Rentang Gerak Otot dan Sendi


Hal yang harus diperhatikan :
1. Selama latihan harus didampingi dengan perawat saat melakukan latihan
pertama kali.
2. Latihan dilakukan dari atas kepala sampai kaki.
3. Latihan secara perlahan dan lembut dan entikan jika merasakan nyeri

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


68
Pelaksanaan latihan rentang gerak otot dan sendi :
1. Peralatan : kursi yang memiliki sandaran, handuk dan bantal.
2. Jelaskan tujuan tindakan dan prosedur latihan
3. Kontrak waktu dan berikan kesempatan klien untuk BAB atau BAK
terlebih dahulu.
4. Gerakan Kepala
a. Duduk di kursi dengan posisi tegak atau tulang belakang lurus sesuai
bentuk tubuh.
b. Kaki menapak dilantai tidak menggelantung.
c. Tarik nafas dalam perlahan dan panjang sebanyak 3x.
d. Gerakan dimulai dengan menekukan kepala kedepan seirama dengan
tarikan nafas. Lakukan 3 - 5x. Lanjutkan dengan menekukkan kepala
ke belakang seirama tarikan nafas. Lakukan 3 -5x. secara perlahan.

e. Tolehkan kepala ke kanan secara perlahan seirama dengan tarikan


nafas. Lakukan 3 - 5x. tolehkan kepala ke kiri secara perlahan
seirama dengan tarikan nafas, lakukan 3 - 5x.

f. Miringkan kepala ke kanan secara perlahan seirama dengan tarikan


nafas. Lakukan 3 - 5x. lakukan juga miringkan kepala ke kiri secara
perahan seirama dengan tarikan nafas. Lakukan 3 - 5x.

5. Gerakkan bahu
a. Angkat bahu ke arah telinga, lalu tarik kebelakang seirama dengan
tarikan nafas. Lakukan 3 - 5x.

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


69
b. Tarik bahu ke belakang, lalu angkat ke arah telinga dan ke depan
dada seirama dengan tarikan nafas. Lakukan 3 - 5x.

6. Gerakkan lengan dan tangan


a. Angkat tangan keatas perlahan-lahan seirama dengan tarikan nafas,
lalu turunkan tangan ke posisi semula (samping badan). Tarik nafas
kembali angkat tangan atau posisi kan tangan ke arah belakang secara
perlahan-lahan, lalu turunkan tangan ke posisi semula (samping
badan). lakukan 3 -5x. lakukan juga pada tangan kiri.

b. Angkat tangan dari samping ke arah kepala secara perlahan seirama


dengan tarikan nafas. Lalu turunkan keposisi semula (samping
badan). lakukan 3-5x. lakukan juga pada tangan kiri.
c. Angkat tangan dari samping sebatas dada, lalu arahkan ke depan dada
lalu arahkan ke belakang. Turunkan ke posisi semula (samping
badan). lakukan 3 -5x. lakukan juga pada tangan kiri.

d. Genggamkan tanan, Angkat tangan sebatas perut. Lalu arahkan


tangan ke samping badan pertahankan posisi tetap di sebatas perut
dan menggenggam, lalu arahkan kembali tangan ke arah perut.

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


70
Posisikan ke posisi semula (samping badan). lakukan 3 -5x. lakukan
juga pada tangan kiri.

e. Buka telapak tangan, posisikan di samping badan. Angkat tangan


tekukkan ke arah bahu. Lalu turunkan ke arah semula secara
perlahan-lahan seirama dengan tarikan nafas. Lakukan 3 -5x. lakukan
juga pada tangan kiri.

f. Angkat tangan kanan sebatas perut dengan telapak tangan terbuka ke


atas lalu balikan tangan ke arah bawah. Lakukan hal ini 3 -5x. lalu
turunkan ke posisi semula samping. Lakukan juga pada tangan kiri.

g. Angkat tangan kanan sebatas perut, telapak tangan terbuka lalu


tekukan telapak tangan keatas dan tekuk telapak angan kebawah.
Lakukan perlahan seirama nafas. Lakukan 3 - 5x. lakukan juga pada
tangan kiri.

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


71
h. Angkat tangan kanan sebatas perut, telapak tangan terbuka lalu
putarkan telapak tangan ke arah dalam dan ke arah luar. Lakukan 3
-5x. lakukan juga pada tangan kiri.

i. Angkat tangan kanan setinggi dada, genggamkan telapan tangan


sekuatnya lalu buka genggaman tangan. Lakukan 3 -5x. lakukan juga
pada tangan kiri.

j. Masih di posisi di depan dada, buka jari-jari tangan lalu tangkupkan


jari-jari. Lakukan 3 -5x. lakukan juga pada tangan kiri.

k. Masih dalam posisi didepan dada, temukan ibu jari dengan jari-jari
lainnya secara perlahan. Lakukan 3 - 5x. lakukan juga pada tangan
kiri.

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


72
7. Gerakan Kaki (posisi duduk dan berdiri)
a. Angkat kaki kanan ke arah dada (gerakkan seperti jalan kaki).
Lakukan secara perlahan seirama nafas. Lakukan 3 -5x. Angkat kaki
kanan dan luruskan ke dapan. Lakukan secara perlahan seirama nafas.
Lakukan 3 -5x. lakukan juga pada kaki kiri.

b. Tekankan ujung kaki di lantai, lalu angkat tumit (pose berjinjit). lalu
letakkan telapak kaki kembali ke lantai. Lakukan 3-5x. Lakukan
sebaliknya. Angkat jari-jari kaki, tekankan tumit ke lantai. Lalu
letakka telapak kaki kembali ke lantai. Lakukan 3-5x. lakukan juga
pada kaki kiri.

c. Buka paha ke arah luar, perlahan-lahan. Lakukan 3 -5x. Tutup dan


tekankan paha ke dalam (jika perlu bisa menggunakan bantal),
perlahan-lahan. Lakukan 3 -5x.

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


73
d. Berdiri dengan berpegangan pada kursi atau berdiri disamping kursi.
e. Gerakkan kaki atau ayunkan kaki ke arah depan dan kembali ke
posisi semula. Lakukan 3 - 5x. Gerakkan kaki atau ayunkan kaki ke
belakang tanpa ditekuk dan kembali ke posisi semula. Lakukan 3 -5x.
lakukan juga pada kaki kiri.

f. Gerakkan kaki atau ayunkan kaki ke samping menjauhi tubuh selebar


bahu dan kembali ke posisi semula. Lakukan 3 -5x. Putar kaki ke arah
luar dan dalam kaki. Lakukan 3 -5x. lakukan juga pada kaki kiri.

g. Gerakkan kaki atau jauhkan kaki dari tubuh dan lakukan rotasi .
lakukan sebanyak 3 -5x. Tekukkan kaki ke arah belakang, sampai
tumit mengenai paha dan kembali ke posisi semula. Lakukan 3-5x.
lakukan juga pada kaki kiri.

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


74
h. Gerakkan telapak kaki, tekuk kaki ke atas dan kebawah. Lakukan 3-
5x. Putar tumit mengarah ke dalam dan keluar. Lakukan 3 -5x.
lakukan juga pada kaki kiri.

i. Tekukkan jari -jari ke bawah dan ke atas. Lakukan 3 - 5x. Buka jari
-jari kaki dan tutup kembali jari - jari kaki. Lakukan 3 -5x. lakukan
juga pada kaki kiri.

TES
Mahasiswa Mendemontrasikan latihan rentang gerak otot dan sendi

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


75
CHECKLIST LATIHAN RENTANG GERAK OTOT DAN SENDI

NO PENATALAKSANAAN

I PERSIAPAN ALAT
 Pakaian yang nyaman, tanapa atau dengan alas kaki
 Kursi yang mempunyai sandaran dan bantal / handuk
 Musik relaksasi
II Tahap Pra Interaksi
1. Membuat kontrak dengan lansia 1 hari sebelumnya bahwa terapi akan dilakukan secara
berkelompok dalam waktu pelaksanaan 40 -60 menit
2. Lansia diminta sudah berada ditempat 10 menit sebelum kegiatan dimulai dengan pakaian
yang longgar dan nyaman
3. Mempersipakan seting tempat, nyaman dan tenang
III Tahap Orientasi (BOBOT 1)
1. Berikan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri kepada semua lansia
3. Menanyakan nama dan panggilan masing - masing lansia
4. Menanyakan bagaimana perasaan dan kondisi lansia saat ini
5. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
6. Menjelaskan tujuan kegiatan
7. Menjelaskan kontrak waktu terapi yaitu selam 40 -60 menit
8. Beri kesempatan klien untuk bertanya dan sampaikan harapan lansia dapat mengikuti terapi
sampai akhir
IV Tahap Kerja
1. Anjurkan pasien untuk duduk di kursi yang sudah disediakan (jika lansia susah berdiri)
2. Duduk di kursi dengan posisi tegak atau tulang belakang lurus sesuai bentuk tubuh.
3. Kaki menapak dilantai tidak menggelantung
4. Tarik nafas dalam perlahan dan panjang sebanyak 3x
KEPALA
5. Gerakan dimulai dengan menekukan kepala kedepan seirama dengan tarikan nafas. Lakukan
3 - 5x. secara perlahan
6. Lanjutkan dengan menekukkan kepala ke belakang seirama tarikan nafas. Lakukan 3 -5x.
secara perlahan.
7. Tolehkan kepala ke kanan secara perlahan seirama dengan tarikan nafas. Lakukan 3 - 5x.
tolehkan kepala ke kiri secara perlahan seirama dengan tarikan nafas, lakukan 3 - 5x.
8. Miringkan kepala ke kanan secara perlahan seirama dengan tarikan nafas. Lakukan 3 - 5x.
lakukan juga miringkan kepala ke kiri secara perahan seirama dengan tarikan nafas.
Lakukan 3 - 5x.
BAHU
9. Angkat bahu ke arah telinga, lalu tarik kebelakang seirama dengan tarikan nafas. Lakukan 3
- 5x.
10. Tarik bahu ke belakang, lalu angkat ke arah telinga dan ke depan dada seirama dengan
tarikan nafas. Lakukan 3 - 5x.
LENGAN DAN TANGAN
11. Angkat tangan keatas perlahan-lahan seirama dengan tarikan nafas, lalu turunkan tangan ke
posisi semula (samping badan).
12. Tarik nafas kembali, posisi kan tangan ke arah belakang secara perlahan-lahan, lalu turunkan
tangan ke posisi semula (samping badan). lakukan 3 -5x. lakukan juga pada tangan kiri
13. Angkat tangan dari samping ke arah kepala secara perlahan seirama dengan tarikan nafas.

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


76
Lalu turunkan keposisi semula (samping badan). lakukan 3-5x
14. Angkat tangan dari samping sebatas dada, lalu arahkan ke depan dada lalu arahkan ke
belakang. Turunkan ke posisi semula (samping badan). lakukan 3 -5x.
Lalu lakukan juga pada tangan kiri
15. Genggamkan tangan, Angkat tangan sebatas perut. Lalu arahkan tangan ke samping badan
pertahankan posisi tetap di sebatas perut dan menggenggam, lalu arahkan kembali tangan ke
arah perut. Posisikan ke posisi semula (samping badan). lakukan 3 -5x
Lalu lakukan juga pada tangan kiri
16. Buka telapak tangan, posisikan di samping badan. Angkat tangan tekukkan ke arah bahu.
Lalu turunkan ke arah semula secara perlahan-lahan seirama dengan tarikan nafas. Lakukan
3 -5x. Lalu lakukan juga pada tangan kiri
17. Angkat tangan kanan sebatas perut dengan telapak tangan terbuka ke atas lalu balikan
tangan ke arah bawah. Lakukan hal ini 3 -5x. lalu turunkan ke posisi semula samping.
Lalu lakukan juga pada tangan kiri,
18. Angkat tangan kanan sebatas perut, telapak tangan terbuka lalu tekukan telapak tangan
keatas dan tekuk telapak angan kebawah. Lakukan perlahan seirama nafas. Lakukan 3 - 5x.
Lakukan juga pada tangan kiri
19. Angkat tangan kanan sebatas perut, telapak tangan terbuka lalu putarkan telapak tangan ke
arah dalam dan ke arah luar. Lakukan 3 -5x. Lakukan juga pada tangan kiri
20. Angkat tangan kanan setinggi dada, genggamkan telapan tangan sekuatnya lalu buka
genggaman tangan. Lakukan 3 -5x.
21. Masih di posisi di depan dada, buka jari-jari tangan lalu tangkupkan jari-jari. Lakukan 3 -5x.
22. Masih dalam posisi didepan dada, temukan ibu jari dengan jari-jari lainnya secara perlahan.
Lakukan 3 - 5x. Ulangi pada tangan kiri
KAKI (POSISI DUDUK)
23. Angkat kaki kanan ke arah dada (gerakkan seperti jalan kaki). lakukan secara perlahan
seirama nafas. Lakukan 3 -5x.
24. Angkat kaki kanan dan luruskan ke dapan. Lakukan secara perlahan seirama nafas. Lakukan
3 -5x.
25. Lakukan pada kaki kiri juga
26. Tekankan ujung kaki di lantai, lalu angkat tumit (pose berjinjit). lalu letakkan telapak kaki
kembali ke lantai. Lakukan 3-5x.
27. Lakukan sebaliknya. Angkat jari-jari kaki, tekankan tumit ke lantai. Lalu letakka telapak
kaki kembali ke lantai. Lakukan 3-5x.
28. Lakukan pada kaki kiri
29. Buka paha ke arah luar, perlahan-lahan. Lakukan 3 -5x.
30. Tutup dan tekankan paha ke dalam (jika perlu bisa menggunakan bantal), perlahan-lahan.
Lakukan 3 -5x.
KAKI (POSISI BERDIRI)
31. Berdiri dengan berpegangan pada kursi atau berdiri disamping kursi.
32. Gerakkan kaki atau ayunkan kaki ke arah depan dan kembali ke posisi semula.
Lakukan 3 - 5x.
33. Gerakkan kaki atau ayunkan kaki ke belakang tanpa ditekuk dan kembali ke posisi
semula. Lakukan 3 -5x.
34. Lakukan pada kaki sebelahnya
35. Gerakkan kaki atau ayunkan kaki ke samping menjauhi tubuh selebar bahu dan
kembali ke posisi semula. Lakukan 3 -5x.
36. Putar kaki ke arah luar dan dalam kaki. Lakukan 3 -5x.
37. Lakukan pada kaki sebelahnya
38. Gerakkan kaki atau jauhkan kaki dari tubuh dan lakukan rotasi . lakukan sebanyak 3

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


77
-5x.
39. Tekukkan kaki ke arah belakang, sampai tumit mengenai paha dan kembali ke posisi
semula. Lakukan 3-5x.
40. Lakukan pada kaki sebelahnya
41. Gerakkan telapak kaki, tekuk kaki ke atas dan kebawah. Lakukan 3- 5x
42. Putar tumit mengarah ke dalam dan keluar. Lakukan 3 -5x
43. Lakukan pada kaki sebelahnya
44. Tekukkan jari -jari ke bawah dan ke atas. Lakukan 3 - 5x
45. Buka jari -jari kaki dan tutup kembali jari - jari kaki. Lakukan 3 -5x
46. Lakukan pada kaki sebelahnya.
PENDINGINAN
47. Kaki menapak dilantai tidak menggelantung
48. Tarik nafas dalam perlahan dan panjang sebanyak 3x
V Tahap Terminasi
1. Menanyakan pada klien apa yang dirasakan setelah di lakukan tindakan
2. Mengevaluasi kemampuan lansia selama kegiatan
3. Memotivasi lansia untuk melakukan senam tersebut
4. Kontrak yang akan datang
VI Dokumentasi
Hasil evaluasi kemampuan setiap lansia

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


78
DAFTAR PUSTAKA

Abrams, P., Andersson, K. E., Birder, L., Brubaker, L., Cardozo, L., Chapple, C., ... &
Drake, M. (2010). Evaluation and treatment of urinary incontinence, pelvic organ
prolapse, and fecal incontinence. Neurourol Urodyn, 29(1), 213-240
Bulechek, G.M., Butcher H.K., Dochterman, M. J., and Wagner, C.M. (2013). Nursing
Intervention Classification (NIC) 6th ed. Mosby
Edelman, C.L & Mandle C.L. (2010). Health promotion throughout the life span. St.
Louis: Mosby
Lucas, M. G., Bosch, R. J., Burkhard, F. C., Cruz, F., Madden, T. B., Nambiar, A.
K., ... & Pickard, R. S. (2012). EAU guidelines on assessment and nonsurgical
management of urinary incontinence. European urology, 62(6), 1130-1142
Potter, A.P., & Perry, G.A. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,
Poses dan Praktik. Ed 4. Jakarta: EGC
Sato, K., & Kazuko S., (2015). Urine Incontinence : Rehabilitation exercise. Unicharm
Corporation Excretion Care Research Center. http://www.lifree.co.in/adult/
rehabilitation/index.html#a1200803
Wagg, A., Gibson, W., Ostaszkiewicz, J., Johnson, T., Markland, A., Palmer, M. H., ...
& Kirschner‐Hermanns, R. (2015). Urinary incontinence in frail elderly persons:
Report from the 5th International Consultation on Incontinence. Neurourology and
urodynamics, 34(5), 398-406

Ilmu Keperawatan STIKes YOGYAKARTA [Date]


79

Anda mungkin juga menyukai