Keperawatan Gerontik
KEPERAWATAN GERONTIK
Penyusun :
Rika Monika, M.Kep., Sp.Kep.Kom
Dina Putri Utami L., S.Kep., Ns., M.Kep Rika Monika S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.Kom
MISI
1. Melaksanakan pendidikan dan pengajaran untuk menghasilkan ners yang
profesional yang mampu bersaing di tingkat Nasional dan Internasional
2. Melaksanakan penelitian dan pengembangan keperawatan ditekankan pada
evidence based keperawatan komunitas
3. Melaksanakan pengabdian pada masyarakat yang didasarkan pada perkembangan
keperawatan komunitas
4. Melaksanakankerjasamadenganinstitusi baik regional, nasional dan internasional
khususnya dalam keperawatan komunitas
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, penyusunan modul praktikum
keperawatan gerontik untuk mahasiswa S1 Keperawatan semester VII Stikes
Yogyakarta telah dapat diselesaikan.
Buku modul ini di susun untuk memenuhi kebutuhan dan membantu mahasiswa dalam
melaksanakan praktik laboratorium keperawatan gerontik. Tentunya dalam pelaksanaan
penyusunan buku modul ini masih banyak hal yang perlu diperbaiki, oleh karena itu
masukan/usulan dari berbagai pihak sangat kami harapkan.
Wassalamualaikum wr.wb
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TATA TERTIB
PRAKTIKUM I
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA
Skenario :
Keluarga datang ke Poli lansia di Puskesmas untuk memeriksakan orantuanya yang
telah lansia. Keluarga tersebut mengeluhkan kepada perawat bahwa akhir – akhir ini
Pertanyaan :
1. Adakah perbedaan gaya komunikasi dengan lansia?
2. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi komunikasi dengan lansia?
3. Apa saja yang harus diperhatikan saat berkomunikasi dengan lansia?
Tujuan :
1. Mahasiswa dapat menjelaskan komunikasi terapeutik pada lansia
2. Mahasiswa mampu mendemontrasikan cara dan prosedur komunikasi terapeutik
dengan benar
A. Definisi
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan untuk sebuah terapi
(Damaiyanti,2014). Komunikasi terapeutik juga merupakan modalitas dasar
intervensi utama yang terdiri dari teknik verbal maupun non-verbal yang
digunakan untuk membentuk hubungan antara terapis dengan klien (Mubarak,
2012).
TES
1. Mahasiswa mendemontrasikan komunikasi terapeutik sesuai dengan tahapan
teknik komunikasi pada lansia sesuai kasus di atas
penilaian
No Kegiatan
0 1 2
I TAHAP PERSIAPAN
PRAKTIKUM II
PENGKAJIAN GERONTIK
Skenario :
Seorang lansia bersia 65 tahun datang di antarkan keluarganya periksa ke poli
Pertanyaan :
1. Pengkajian apa saja yang diperlu dilakukan?
Tujuan :
1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengkajian khusus pada lansia
2. Mahasiswa mampu mendemontrasikan pengkajian dengan instrument yang
telah disediakan
B. PENGKAJIAN DEPRESI
Cara pelaksanaan :
Pemeriksa menanyakan 10 kegiatan sehari – hari yang tercantum di kuesioner dan
memberikan skala sesuai dengan hasil jawaban dan pengamatan. Jumlahkan skor
Interpretasi skor:
1 : dikerjakan oleh orang lain (ketergantungan total)
2 : perlu bantuan sepanjang waktu
3 : perlu bantuan sesekali
3 -8 : mandiri
Cara pelaksanaan :
Pemeriksa menanyakan 8 kegiatan sehari – hari yang tercantum di kuesioner.
Lingkari skor sesuai jawaban yan disampaikan lansia. Selanjutnya jumlahkan
keseluruhan skor.
PENILAIAN TIME UP TO TO GO
PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Peralatan : kursi dengan penyangga dan pegangan, meteran, dan
stopwatch
D. PENGKAJIAN NUTRISI
Jika nilai < 12 maka perawat melakukan penilain lanjut dengan melengkapi
form penilaian lanjutan
Cara penilaian:
Jumlahkan : skor skrining + skor penilaian = skor total indilator
Jika skor 17 – 23.5 = risiko malnutrisi
Jika skor < 17 = malnutrisi
TES
1. Melakukan demontrasi pengkajian yang telah dijelaskan sebelumnya kepada
lansia
2. Hasil pengkajian di laporkan kepada pembimbing
PRAKTIKUM III
TERAPI REMINENCE PADA LANSIA
Pertanyaan :
1. Apa terapi remanisen itu?
2. Manfaat terapi remanisen?
Tujuan :
1. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi terapi reminisen
2. Mahasiswa dapat menjelaskan manfaat terapi reminisen
3. Mahasiswa mengetahui cara melakukan terapi reminisen
A. Definisi
Terapi yang memberikan perhatian terhadap kenangan terapeutik pada lansia.
Reminiscence adalah proses yang dikehendaki atau tidak dikehendaki untuk
mengumpulkan kembali kenangan seseorang akan masa lalunya. Terapi
reminiscene merupakan salah satu terapi yang dilakukan pada lansia untuk
menurunkan depresi, harga diri rendah, ketidakberdayaan, keputusasaan, isolasi
sosial dan meningkatkan kualitas hidup lansia.
B. Tujuan
1. Mengidentifikasi perubahan - perubahan yang terjadi pada lansia dan masalah
yang muncul akibat perubahan tersebut
2. Mengenang pengalaman yang menyenangkan dan kemampuan yang dimiliki
pada masa usia anak
3. Mengenang pengalaman yang menyenangkan dan kemampuan yang dimiliki
pada masa usia remaja
C. Indikasi
Lansia dengan masalah psikososial dan depresi
D. Tata Pelaksanaan
Terapi reminiscene terdiri dari 6 sesi dimana setiap sesi dilaksanakan dalam waktu
40 - 60 menit. Sesi yang sama dapat diulang kembali bila tujuan sesi tersebut
belum tercapai.
Sesi pelaksanaan :
1. Sesi 1 : mengidentifikasi perubahan dan masalah akibat perubahan yang
dialami lansia
2. Sesi 2 : mengenang pengalaman yang menyenangkan pada masa usia anak,
mengenang prestasi/karya yang dihasilkan pada masa usia anak, dan
mengenang perasaan ketika mendapat penghargaan/pujian
3. Sesi 3 : mengenang pengalaman yang menyenangkan pada masa remaja,
mengenang kegiatan yang dilakukan dalam rangka pencarian identitas diri dan
peran sosial pada masa remaja, dan mengenang potensi pada usia remaja
4. Sesi 4 : mengenang pengalaman yang menyenangkan pada masa dewasa,
mengenang kegiatan yang dilakukan dalam rangka menjalin
keintiman/keakraban pada masa dewasa , dan mengenang kegiatan yang
dilakukan dalam rangka mempersiapkan generasi baru pada masa dewasa
5. Sesi 5 : mengidentifikasi masalah yang muncul pada saat ini dan cara
mengatasinya, mengidentifikasi kualitas hidup yang dimiliki saat ini, dan
menyatakan harapan dan rencana hidupnya kedepan
6. Sesi 6 : mengetahui manfaat Terapi reminiscene dan mengetahui harapan dan
rencananya setelah mengikuti rangkaian kegiatan Terapi reminiscene
TES
Mahasiswa mendemontrasikan terapi reminisen secara berkelompok
SESI II
1. Meminta lansia untuk mengidentifikasi pengalaman yang menyenangkan pada masa usia anak
dan menuliskan dalam buku kerja
2. Bersama lansia berdiskusi tentang pengalaman yang menyenangkan pada masa usia anak
3. Meminta lansia untuk mengidentifikasi kegiatan dan prestasi/karya yang dihasilkan pada usia
anak dan menuliskannya di buku kerja
4. Bersama lansia berdiskusi tentang kegiatan dan prestasi/karya yang dihasilkan pada usia anak
5. Meminta lansia untuk menyampaikan perasaan ketika mendapatkan penghargaan/pujian dan
menuliskannya di buku kerja
SESI III
1. Meminta lansia untuk mengidentifikasi pengalaman yang menyenangkan pada masa usia
remaja dan menuliskan dalam buku kerja
2. Bersama lansia berdiskusi tentang pengalaman yang menyenangkan pada masa usia remaja
3. Meminta lansia untuk mengidentifikasi kegiatan yang dilakukan dalam rangka pencarian
identitas diri dan peran sosial pada usia remaja dan menuliskannya di buku kerja
4. Bersama lansia berdiskusi tentang kegiatan yang dilakukan dalam rangka pencarian identitas
diri dan peran sosial pada usia remaja
5. Meminta lansia untuk mengidentifikasi potensi yang dimiliki pada masa remaja dan
menuliskannya di buku kerja
6. Bersama lansia berdiskusi tentang potensi yang dimiliki pada masa remaja
7. Memberikan pujian kepada setiap lansia
8. Meminta setiap lansia memberikan pujian kepada temannya
SESI IV
1. Meminta lansia untuk mengidentifikasi pengalaman yang menyenangkan pada masa usia
dewasa dan menuliskan dalam buku kerja
2. Bersama lansia berdiskusi tentang pengalaman yang menyenangkan pada masa usia dewasa
3. Meminta lansia untuk mengidentifikasi kegiatan yang dilakukan dalam rangka menjalin
keintiman/keakraban pada usia dewasa dan menuliskannya di buku kerja
4. Bersama lansia berdiskusi tentang kegiatan yang dilakukan dalam rangka menjalin
keintiman/keakraban pada usia dewasa
5. Meminta lansia untuk mengidentifikasi cara mempersiapkan generasi selanjutnya pada masa
dwasa pertengahan dan menuliskannya di buku kerja
6. Bersama lansia berdiskusi tentang cara mempersiapkan generasi selanjutnya pada masa dwasa
pertengahan
7. Memberikan pujian kepada setiap lansia
8. Meminta setiap lansia memberikan pujian kepada temannya
SESI V
1. Meminta lansia untuk mengidentifikasi masalah yang muncul saat ini dan cara mengatasinya
dan menuliskan dalam buku kerja
2. Bersama lansia berdiskusi tentang masalah yang muncul saat ini dan cara mengatasinya
3. Meminta lansia untuk mengidentifikasi kualitas hidup yang dimiliki saat ini dan
menuliskannya di buku kerja
4. Bersama lansia berdiskusi tentang kualitas hidup yang dimiliki saat ini
5. Meminta lansia untuk menyatakan harapan dan rencana hidupnya kedepan dan menuliskannya
di buku kerja
6. Bersama lansia berdiskusi tentang harapan dan rencana hidupnya kedepan
7. Memberikan pujian kepada setiap lansia
8. Meminta setiap lansia memberikan pujian kepada temannya
SESI VI
1. Meminta lansia untuk mengidentifikasi manfaat terapi dan menuliskan dalam buku kerja
2. Meminta lansia untuk menyebutkan harapan dan rencananya setelah mengikuti terapi
3. Memberikan pujian kepada setiap lansia
V Tahap Terminasi
SESI I
1. menanyakan pada klien apa yang dirasakan setelah di lakukan tindakan
2. Mengevaluasi kemampuan lansia mengenal nama temannya
3. Mengevaluasi kemampuan lansia mengidentifikasi perubahan - perubahan yang terjadi pada
dirinya
4. Mengevaluasi kemampuan lansia mengidentifikasi masalah - masalah yang dialaminya
berkaitan dengan perubahan tersebut
5. Mengevaluasi kemampuan lansia dalam berdiskusi
6. Memotivasi lansia untuk mengidentifikasi perubahan dan masalah lainnya yang belum
dituliskan dalam buku kerja
7. Meminta lansia untuk menuliskan perubahan dan masalah tersebut dalam buku kerja
8. Kontrak yang akan datang (menyampaikan topik pada sesi 2, menyepakati waktu dan tempat)
SESI II
1. menanyakan pada klien apa yang dirasakan setelah di lakukan tindakan
2. Mengevaluasi kemampuan lansia mengidentifikasi pengalaman yang menyenangkan pada usia
anak
3. Mengevaluasi kemampuan lansia mengidentifikasi kegiatan dan prestasi/karya yang dihasilan
pada usia anak
4. Mengevaluasi kemampuan lansia menyampaikan perasaannya ketika mendapatkan
penghargaan/pujian
5. Mengevaluasi kemampuan lansia dalam berdiskusi
6. Memotivasi lansia untuk mengidentifikasi pengalaman yang menyenangkan lainnya, kegiatan
dan prestasi yang belum dituliskan dalam buku kerja
7. Memotivasi lansia untuk menyampaian perasaanya ketika mendapatkan penghargaan/pujian
8. Kontrak yang akan datang (menyampaikan topik pada sesi 3, menyepakati waktu dan tempat)
SESI III
1. Menanyakan pada klien apa yang dirasakan setelah di lakukan tindakan
2. Mengevaluasi kemampuan lansia mengidentifikasi pengalaman yang menyenangkan pada usia
remaja
3. Mengevaluasi kemampuan lansia mengidentifikasi kegiatan yang dilakukan dalam rangka
pencarian identitas diri dan peran sosial pada usia remaja
4. Mengevaluasi kemampuan lansia mengidentifikasi potensi yang dimiliki pada masa remaja
5. Mengevaluasi kemampuan lansia dalam berdiskusi
6. Memotivasi lansia untuk mengidentifikasi pengalaman yang menyenangkan lainnya, kegiatan
dan potensi yang belum dituliskan dalam buku kerja
7. Memotivasi lansia untuk menyampaian perasaanya ketika mendapatkan penghargaan/pujian
8. Kontrak yang akan datang (menyampaikan topik pada sesi 4, menyepakati waktu dan tempat)
SESI IV
1. Menanyakan pada klien apa yang dirasakan setelah di lakukan tindakan
2. Mengevaluasi kemampuan lansia mengidentifikasi pengalaman yang menyenangkan pada usia
dewasa
3. Mengevaluasi kemampuan lansia mengidentifikasi kegiatan yang dilakukan dalam rangka
menjalin keintiman/keakraban pada usia dewasa
SESI V
1. Menanyakan pada klien apa yang dirasakan setelah di lakukan tindakan
2. Mengevaluasi kemampuan lansia mengidentifikasi masalah yang muncul saat ini dan cara
mengatasinya
3. Mengevaluasi kemampuan lansia mengidentifikasi kualitas hidup yang dimiliki saat ini
4. Mengevaluasi kemampuan lansia menyatakan harapan dan rencana hidupnya kedepan
5. Mengevaluasi kemampuan lansia dalam berdiskusi
6. Memotivasi lansia untuk mengidentifikasi masalah yang mucul saat ini, cara mengatasinya,
kualitas hidup saat ini, harapan dan rencan hidup kedepan yang belum dituliskan dalam buku
kerja
7. Kontrak yang akan datang (menyampaikan topik pada sesi 6, menyepakati waktu dan tempat)
SESI VI
1. Menanyakan pada klien apa yang dirasakan setelah di lakukan tindakan
2. Mengevaluasi kemampuan lansia menyebutkan manfaat terapi
3. Mengevaluasi kemampuan lansia menyebutkan harapan dan rencananya setelah mengikuti
terapi
4. Memotivasi lansia untuk menyebutkan manfaat terapi, harapan rencana lainnya setelah
mengikuti kegiatan terapi dan dituliskan dalam buku kerja
5. Kontrak yang akan datang
VI Dokumentasi
1. Hasil evaluasi kemampuan setiap lansia pada setiap sesi dituliskan di buku kerja
PRAKTIKUM IV
EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQU (EFT)
Skenario :
Seorang perawat geriatrik melakukan pemeriksaan GDS dan didapatkan lansia
tersebut menalami depresi ringan. Lansia tersebut mengeluhkan sering marah –
marah, sedih, dan merasa sulit tidur. Selanjutnya perawat melakukan salah satu
intervensi keperawatan untuk mengubah perilaku denan menggunakan terpi EFT
Tujuan :
1. Mahasiswa dapat menjelaskan terkait terapi EFT
2. Mahasiswa dapat menjelaskan manfaat terapi EFT
3. Mahasiswa mampu mendemontrasikan terapi EFT
A. Definisi
Emotional Freedom Technique (EFT) atau teknik kebebasan emosi adalah terapi
psikologi yang dibuat oleh Gary Craig, seorang insinyur teknik listrik Amerika
Serikat tahun 1993. EFT bekerja dengan mengharmoniskan energi yang masuk
tubuh fisik, pikiran dan jiwa. Energi masuk melalui titik-titik akupuntur menuju
seluruh bagian tubuh. Apabila pergerakan energi tersebut terhambat maka akan
menyebabkan adanya keluhan atau ketidaknyamanan tubuh. Hambatan tersebut
dapat berasal dari stres fisik maupun psikologis, yang semuanya berpusat pada
pikiran dan sikap hati.
B. Manfaat terapi
Safaria (2012) menyatakan bahwa EFT langsung mengatasi masalah pada
gangguan sistem energy tubuh untuk menghilangkan emosi negatif yang muncul
dengan cara mengetuk dengan ringan pada titik meridian. Ketukan ringan dapat
mengirimkan energi kinetis kepada energi sistem dan membebaskan hambatan
yang menutupi aliran energi.
Titik meridian merupakan titik pada jaringan tubuh yang padat jaringan dan ujung-
ujung saraf, sel-sel mast dan kapiler serta saluran limpatik. Titik meridian
ternyata mempunyai potensial elektrik yang tinggi dibanding dengan titik lain di
tubuh. Dengan penusukan/pengetukan dapat menimbulkan respon melalui jaringan
sensorik kemudian mengirimkan sebuah sinyal ke sistem limbic dan menurunkan
frekuensi aktivitas amygdala yang berlebihan. Penurunan aktivitas amygdala
C. Metode terapi
1. Set Up
Tahapan ini dalam EFT sangat berguna. Pada tahapan ini klien diharuskan
mengetuk dengan ringan (tapping) Karate Chop Point atau mengusap dengan
telapak tangan pada “sore point” sambil mengucapkan permasalahannya
sebanyak 3 kali.
TES
Mahasiswa mendemontrasikan terapi EFT secara berkelompok
PRAKTIKUM V
PERAWATAN KEBERSIHAN TELINGA DAN GIGI PALSU
Skenario :
Pertanyaan :
1. Intervensi yang tepat untuk kasus diatas?
2. Manfaat dari intervensi tersebut?
Tujuan :
1. Mahasiswa dapat menjelaskan perawatan telinga
2. Mahasiswa dapat menjelaskan perawatan dental
3. Mahasiswa mampu mendemontrasikan perawatan telinga
4. Mahasiswa mampu mendemontrasikan perawtan dental
I. Perawatan Telinga
1. Irigasi Telinga
A. Definisi
Irigasi telinga adalah suati tindakan yang bertujuan untuk membersihkan
liang telinga luar dengan cara memasukan cairan ke dalam telinga.
B. Manfaat
Untuk mengeluarkan cairan infeksi lokal, serumen, benda asing dari
saluran telinga luar.
C. Kontraindikasi
1) Jangan lakukan irigasi jika benda asing yang masuk ke telinga seperti
sayuran (biji – bijian), karena jika terkena air benda tersebut akan
mengembang dan sulit dikeluarkan.
2) Jangan lakukan irigasi jika benda asing yang masuk ke telinga seperti
serangga.
2) BTE (behind-the-ear)
Alat bantu dengar tipe ini di pasang di belakang telinga dan
terkoneksi dengan plastik yang berbentuk telinga yang diletakkan di
saluran telinga luar.
TES
Mahasiswa mendemontrasikan irigasi telingan pada lansia dan perawatan gigi palsu
Skenario :
Seorang lansia datang ke Poli Lansia di Puskesmas. Lansia tersebut mengeluhkan
sudah 3 bulan sering ngompol saat bersin, batuk serta susah menahan kencing.
Sering terburu – buru jika ingin kencing, kadang ngompol sebelum sampai ke kamar
mandi.
Perawat geriatrik selanjutnya melakukan pemeriksaan deteksi inkontinesia urin.
Pertanyaan :
Tujuan :
1. Mahasiswa dapat menjelaskan latihan senam kegel
2. Mahasiswa dapat menjelaskan bladder training
3. Mahasiswa mampu mendemontrasikan latihan senam kegel
4. Mahasiswa mampu mendemontrasikan bladder training
Latihan kecepatan
Kontraksikan otot dasar panggul selama 1-2 detik. Lalu relaksasikan selama
1-2 detik. Lalu ulangi kembali 15x
Contoh : Kencangkan otot pelvic … tahan .. 1.. 2… longgarkan … 1.. .2..
kencangkan kembali… tahan 1...2…longgarkan
Latihan relaksasi
Kontraksikan otot dasar panggul selama 2-5 detik. Lalu relaksikan 5 - 10
detik. Lalu ulangi lagi 15x.
Contoh : Kencangkan otot pelvic..tahan.. 1..2..3..4…5. bagus longgarkan
istirahat 5 detik lalu kita lanjutkan kembali.
Seberapa sering pakain dalam diganti karena basah? (berapa kali sehari)
PRAKTIKUM VII
MANAJEMEN NYERI PADA LANSIA
Skenario :
Seorang lansia datang ke Poli Lansia di Puskesmas. Lansia tersebut mengeluhkan
sudah 3 bulan sering merasakan nyeri skala 3 di bahu dan punggungnya, terasa
spasme otot, warna kulit kemerahan dan akhir – akhir ini sering merasakan cemas.
Pertanyaan :
1. Intervensi yang tepat untuk kasus diatas?
2. Manfaat dari intervensi tersebut?
Tujuan :
1. Mahasiswa dapat menjelaskan kompres panas-dingin
2. Mahasiswa dapat menjelaskan deep breathing
3. Mahasiswa mampu mendemontrasikan kompres panas-dingin
4. Mahasiswa mampu mendemontrasikan deep breathing
Deep breathing salah satu teknik relaksasi yang selain mampu menurunkan
level nyeri juga mampu menurunkan level stress tubuh. Hal ini terjadi karena
saat manusia melakukan deep breathing, maka berarti mengirimkan pesan ke
otak untuk tenang dan relaks yang selanjutnya pesan tersebut dikirimkan
kembali ke tubuh oleh otak agar tubuh dapat lebih tenang dan relaks.
TES
Mahasiswa Mendemontrasikan kompres panas - dingin dan relaksasi : deep
breathing
PRAKTIKUM VIII
PERAWATAN KAKI DIABETIK DAN SENAM KAKI DIABETIK
Skenario :
Seorang lansia datang ke Poli Lansia di Puskesmas. Lansia tersebut mengeluhkan
sudah 1 bulan terakhir ini mengeluhkan kakinya sering kesemutan dan terkadang
kebas. Lansia tersebut mempunyai riwayat 10 tahun mengindap DM. lansia tersebut
mengatakan teratur minum obat tetapi tidak pernah berolah raga.
Pertanyaan :
1. Intervensi yang tepat untuk kasus diatas?
2. Manfaat dari intervensi tersebut?
Tujuan :
Saat memilih sepatu sebaiknya tidak terlalu sempit dan longgar, pilih sol
dari bahan lembut. Sebelum menggunakan, cek sepatu dari benda asing.
B. Penatalaksanaan Senam
1. Persiapan alat : kertas Koran, kursi.
2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3. posisikan klien duduk tegak di atas kursi dengan kaki menyentuh lantai.
4. Gerakkan 1
5. Gerakkan 2
Angkat telapak kaki kiri ke atas dengan bertumpu pada tumit. Lakukan
gerakan memutar keluar. Lakukan juga pada kaki kanan. Lakukan 10x.
6. Gerakkan 3
Angkat kedua kaki (jika kuat) atau salah satu kaki. Lalu luruskan, gerakkan
telapak kaki ke arah depan menjauhi tubuh. Bergantian kaki kiri dan kanan.
Lakukan 10x.
7. Gerakkan 4
Angkat kedua kaki (jika kuat) atau salah satu kaki. Lalu rusukan, gerakkan
telapak kaki ke arah belakang atau mengarah ke tubuh. Bergantian kaki kiri
dan kanan. Lakukan 10x.
9. Gerakkan 6
Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuk koran menjadi bola dengan kedua
belah kaki. Kemudian, lebarkan kembali Koran.
TES
Mahasiswa Mendemontrasikan perawatan kaki dan senam kaki
PRAKTIKUM IX
LATIHAN RENTANG GERAK DAN SENDI
Skenario :
Seorang lansia datang ke Poli Lansia di Puskesmas. Lansia tersebut mengeluhkan
sudah 1 bulan terakhir kakinya terasa nyeri terutama dibagian lutut. Hasil
pemeriksaan asam urat menunjukan nilai yang normal. Selain mengkonsumsi obat
Pertanyaan :
1. Intervensi yang tepat untuk kasus diatas?
2. Manfaat dari intervensi tersebut?
Tujuan :
1. Mahasiswa dapat menjelaskan latihan rentang gerak dan sendi
2. Mahasiswa mampu mendemontrasikan latihan rentang gerak dan sendi
B. Tujuan
1. Memelihara fungsi dan mencegah kemunduran rentang gerak
2. Memelihara dan meningkatkan gerakan persendian
3. Merangsang sirkulasi darah
4. Mencegah kelaian bentuk
5. Memelihara dan meningkatkan kekuatan otot
5. Gerakkan bahu
a. Angkat bahu ke arah telinga, lalu tarik kebelakang seirama dengan
tarikan nafas. Lakukan 3 - 5x.
k. Masih dalam posisi didepan dada, temukan ibu jari dengan jari-jari
lainnya secara perlahan. Lakukan 3 - 5x. lakukan juga pada tangan
kiri.
b. Tekankan ujung kaki di lantai, lalu angkat tumit (pose berjinjit). lalu
letakkan telapak kaki kembali ke lantai. Lakukan 3-5x. Lakukan
sebaliknya. Angkat jari-jari kaki, tekankan tumit ke lantai. Lalu
letakka telapak kaki kembali ke lantai. Lakukan 3-5x. lakukan juga
pada kaki kiri.
g. Gerakkan kaki atau jauhkan kaki dari tubuh dan lakukan rotasi .
lakukan sebanyak 3 -5x. Tekukkan kaki ke arah belakang, sampai
tumit mengenai paha dan kembali ke posisi semula. Lakukan 3-5x.
lakukan juga pada kaki kiri.
i. Tekukkan jari -jari ke bawah dan ke atas. Lakukan 3 - 5x. Buka jari
-jari kaki dan tutup kembali jari - jari kaki. Lakukan 3 -5x. lakukan
juga pada kaki kiri.
TES
Mahasiswa Mendemontrasikan latihan rentang gerak otot dan sendi
NO PENATALAKSANAAN
I PERSIAPAN ALAT
Pakaian yang nyaman, tanapa atau dengan alas kaki
Kursi yang mempunyai sandaran dan bantal / handuk
Musik relaksasi
II Tahap Pra Interaksi
1. Membuat kontrak dengan lansia 1 hari sebelumnya bahwa terapi akan dilakukan secara
berkelompok dalam waktu pelaksanaan 40 -60 menit
2. Lansia diminta sudah berada ditempat 10 menit sebelum kegiatan dimulai dengan pakaian
yang longgar dan nyaman
3. Mempersipakan seting tempat, nyaman dan tenang
III Tahap Orientasi (BOBOT 1)
1. Berikan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri kepada semua lansia
3. Menanyakan nama dan panggilan masing - masing lansia
4. Menanyakan bagaimana perasaan dan kondisi lansia saat ini
5. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
6. Menjelaskan tujuan kegiatan
7. Menjelaskan kontrak waktu terapi yaitu selam 40 -60 menit
8. Beri kesempatan klien untuk bertanya dan sampaikan harapan lansia dapat mengikuti terapi
sampai akhir
IV Tahap Kerja
1. Anjurkan pasien untuk duduk di kursi yang sudah disediakan (jika lansia susah berdiri)
2. Duduk di kursi dengan posisi tegak atau tulang belakang lurus sesuai bentuk tubuh.
3. Kaki menapak dilantai tidak menggelantung
4. Tarik nafas dalam perlahan dan panjang sebanyak 3x
KEPALA
5. Gerakan dimulai dengan menekukan kepala kedepan seirama dengan tarikan nafas. Lakukan
3 - 5x. secara perlahan
6. Lanjutkan dengan menekukkan kepala ke belakang seirama tarikan nafas. Lakukan 3 -5x.
secara perlahan.
7. Tolehkan kepala ke kanan secara perlahan seirama dengan tarikan nafas. Lakukan 3 - 5x.
tolehkan kepala ke kiri secara perlahan seirama dengan tarikan nafas, lakukan 3 - 5x.
8. Miringkan kepala ke kanan secara perlahan seirama dengan tarikan nafas. Lakukan 3 - 5x.
lakukan juga miringkan kepala ke kiri secara perahan seirama dengan tarikan nafas.
Lakukan 3 - 5x.
BAHU
9. Angkat bahu ke arah telinga, lalu tarik kebelakang seirama dengan tarikan nafas. Lakukan 3
- 5x.
10. Tarik bahu ke belakang, lalu angkat ke arah telinga dan ke depan dada seirama dengan
tarikan nafas. Lakukan 3 - 5x.
LENGAN DAN TANGAN
11. Angkat tangan keatas perlahan-lahan seirama dengan tarikan nafas, lalu turunkan tangan ke
posisi semula (samping badan).
12. Tarik nafas kembali, posisi kan tangan ke arah belakang secara perlahan-lahan, lalu turunkan
tangan ke posisi semula (samping badan). lakukan 3 -5x. lakukan juga pada tangan kiri
13. Angkat tangan dari samping ke arah kepala secara perlahan seirama dengan tarikan nafas.
Abrams, P., Andersson, K. E., Birder, L., Brubaker, L., Cardozo, L., Chapple, C., ... &
Drake, M. (2010). Evaluation and treatment of urinary incontinence, pelvic organ
prolapse, and fecal incontinence. Neurourol Urodyn, 29(1), 213-240
Bulechek, G.M., Butcher H.K., Dochterman, M. J., and Wagner, C.M. (2013). Nursing
Intervention Classification (NIC) 6th ed. Mosby
Edelman, C.L & Mandle C.L. (2010). Health promotion throughout the life span. St.
Louis: Mosby
Lucas, M. G., Bosch, R. J., Burkhard, F. C., Cruz, F., Madden, T. B., Nambiar, A.
K., ... & Pickard, R. S. (2012). EAU guidelines on assessment and nonsurgical
management of urinary incontinence. European urology, 62(6), 1130-1142
Potter, A.P., & Perry, G.A. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,
Poses dan Praktik. Ed 4. Jakarta: EGC
Sato, K., & Kazuko S., (2015). Urine Incontinence : Rehabilitation exercise. Unicharm
Corporation Excretion Care Research Center. http://www.lifree.co.in/adult/
rehabilitation/index.html#a1200803
Wagg, A., Gibson, W., Ostaszkiewicz, J., Johnson, T., Markland, A., Palmer, M. H., ...
& Kirschner‐Hermanns, R. (2015). Urinary incontinence in frail elderly persons:
Report from the 5th International Consultation on Incontinence. Neurourology and
urodynamics, 34(5), 398-406