Anda di halaman 1dari 8

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Dusun Ladon merupakan salah satu dusun yang terletak di desa Mamben

Lauk Kecamatan Wanasaba Lombok Timur NTB. Dusun Ladon bisa dikatakan

dusun yang paling dalam atau terpencil dari dusun-dusun lainnya di desa Mamben

Lauk, dikarenakan dusun Ladon merupakan dusun yang berada pada dataran

rendah yang di sebelah baratnya ada tebing dan di sebelah timur merupakan pusat

desa Mamben Lauk yang merupakan dataran tinggi. Dusun Ladon merupakan

dusun yang nilai beli atau pengetahuan masyarakatnya tentang kesehatan gigi dan

mulut masih rendah, yang di karenakan pusat perbelanjaan sangat jauh dan akses

yang susah terjangkau karena dusun Ladon adalah satu-satunya dusun yang tidak

memiliki infrastruktur tembus ke jalan raya atau lebih tepatnya hanya ada jalan

buntu. Dusun ladon memiliki penduduk sebanyak 640 jiwa, yang terdiri dari

penduduk laki-laki sebanyak 311 jiwa dan perempuan sebanyak 329 jiwa.

B. Hasil Penelitian

Tabel 2. Distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.

Jenis Kelamin n Persentase


Perempuan 18 52,9%
Laki-laki 16 47,1%
Total 34 100%

28
29

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada warga RT

01 Dusun Ladon sebanyak 34 orang responden. Tabel 2 menunjukkan distribusi

karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dimana perempuan lebih

banyak yaitu 18 responden (52,9%) dibandingkan laki-laki yang berjumlah 16

orang responden (47,1%)

Tabel 3. Hasil pemeriksaan indeks plak responden yang tidak berkumur


larutan garam 10%.

Indeks plak Kategori n Persentase


0 Sangat baik 0 0%
0,1-1,7 Baik 0 0%
1,8-3.4 Sedang 6 35,2%
3,5-5 Buruk 11 64,8%
Total 17 100%

Tabel 3 menunjukkan indeks plak reponden yang tidak berkumur larutan

garam 10%. Responden dalam kategori sangat baik dan tidak ada (0%); responden

yang berada pada kategori sedang yaitu 6 (35,2%); dan responden yang berada

pada kategori buruk yaitu 11 (64,8%).

Tabel 4. Hasil pemeriksaan indeks plak responden yang berkumur dengan

larutan garam 10%

Indeks plak Kategori n Persentase


0 Sangat baik 3 17,6%
0,1-1,7 Baik 7 41,2%
1,8-3.4 Sedang 6 35,3%
3,5-5 Buruk 1 5,8%
Total 17 100%
30

Tabel 4 menunjukkan indeks plak responden yang berkumur dengan

larutan garam 10%. Responden yang berada dalam kategori sangat baik 3 orang

(17,6%); responden yang berada dalam kategori baik 7 orang (41,2%); responden

yang berada dalam kategori sedang yaitu 6 orang (35,3%) dan responden yang

berada pada kategori buruk yaitu 1 orang (5,8%).

Tabel 5. Hasil analisis uji Paired t-test

Indeks n Mean Std deviasi Std error Sig


Plak
Tidak 17 3,3800 1,04819 0,40192
Berkumur
Berkumur 17 2,5171 2,37778 0,17718 0,043

Pada uji normalitas data menggunakan uji Shapiro-Wilk didapatkan data

terdistribusi normal sehingga digunakan uji paired t-test untuk melihat pengaruh

berkumur dengan larutan garam terhadap penurunan skor indeks plak (Tabel 5 ).

Hasil analisis menggunakan uji Paired t-test menunjukkan bahwa nilai signifikansi

0,043 (p<0,05)

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian ini, pada pemeriksaan indeks plak responden

yang berkumur dengan larutan garam 10% menunjukkan 11 (64,8%) responden

dengan kategori buruk dan 6 (35,2%) responden dengan kategori sedang. Setelah

berkumur dengan larutan garam 10% terjadi penurunan indeks plak yaitu terdapat 3
31

(17,6%) responden dengan kategori sangat baik, 7 (41,2%) orang responden dengan

kategori baik, 6 (35,3%) responden dengan kategori sedang, dan 1 (5,8%) responden

dengan kategori buruk. Pada penelitian ini, penurunan indeks plak terlihat masih

terdapat 1 responden dengan kategori buruk, hal ini di karenakan kedua responden

tersebut memiliki tingkat kebersihan dan mulut yang sangat buruk, sehingga

meskipun responden telah berkumur larutan garam 10% namun penurunan indeks

plak tetap pada kategori buruk.

Hasil analisis data di proleh skor rata-rata indeks plak yang tidak berkumur

larutan garam 10% sebesar 3,3800 dan skor rata-rata indeks plak yang berkumur

larutan garam 10% sebesar 2,5171. Rata-rata selisih penurunan indeks plak sebesar

2,068. Berdasarkan uji Paired t-test nilai probabilitas signifikansi 0,043 (p<0,05)

sehingga dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan penurunan indeks plak yang

bermakna antara yang tidak dengan yang berkumur larutan garam 10%. Hasil

penelitian ini serupa dengan penelitian Yunia A. Embisa, Lydia Tendean, dan Kustina

Zuliari di SD Inpres 4/82 Pandu 2016.

Pengontrolan plak sampai saat ini masih mengandalkan kontrol plak secara

mekanis yaitu seperti menggosok gigi dan penggunaan benang gigi, dan secara

kimiawi yaitu berkumur dengan menggunakan obat kumur botol bermerek yang juga

mengandung anti bakteri seperti larutan garam. Dalam penelitian ini digunakan

kontrol plak secara alamiah yaitu hanya dengan berkumur larutan garam 10% di

berikan kepada responden. Pemilihan larutan garam 10% karena garam merupakan
32

salah satu bahan dapur yang mudah ditemukan dengan mengandung anti bakteri.

Larutan garam memiliki tekanan osmotik tinggi sehingga dapat memecahkan

membran sel bakteri. Garam memiliki sifat hikroskopis yang dapat menarik air dari

dalam sel bakteri ke luar sel bakteri. Konsentrasi minimal larutan air garam yang

dapat menghambat bakteri strepcocus mutans adalah 10%. Daya hambat garam

terhadap bakteri akan meningkat sesuai dengan peningkatan konsentrasi garam. Pada

perbandingan 1: 20.000 dalam larutan iodium mampu membunuh bakteri dalam satu

menit dan membunuh spora dalam waktu 15 menit, di samping memiliki sifat

bakterisida dan sporasida juga merupakan fungsida, protozoasida, crysitisida yang

bekerja efektif terhadap bateri gram Positif dan gram negatif (Salam F. 2016)

Larutan garam bersifat isotonis menyebabkan penurunan skor plak yang

bermakna, hal ini karena air garam dapat melarutkan protein dan zat organik yang ada

pada matriks interseluler plak sehingga proses pembentukan plak tahap pertama yaitu

pembentukan glikoprotein pelikel terganggu. Selain itu larutan garam juga bersifat

antibacteri yang mampu menghambat pertumbuhan dan perkembangan

mikroorganisme didalam plak (Hermien, dkk, 2016

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
33

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut.

Berdasarkan hasil penelitian ini, pada pemeriksaan indeks plak yang tidak

berkumur dengan larutan garam 10% menunjukkan 11 (64,8%) responden dengan

kategori buruk dan 6 (35,2%) responden dengan kategori sedang. Setelah

berkumur dengan larutan garam 10% terjadi penurunan indeks plak yaitu terdapat

responden dengan kategori Sangat Baik sebanyak 3 (17,6%) responden, 7 (41,2%)

orang responden berkategori Baik, 6 (35,3%) orang responden dengan kategori

sedang, dan 1 (5,8%) responden dengan kategori buruk.

Rata-rata selisih penurunan indeks plak sebesar 2,068. Berdasarkan uji

Paired t-test nilai probabilitas signifikansi 0,043 (p<0,05) sehingga dapat

dinyatakan bahwa terdapat perbedaan penurunan indeks plak yang bermakna

antara sebelum dan sesudah berkumur larutan garam 10%.

B. Saran

Berdasarkan hasil yang diproleh, maka saran yang ingin penulis

kemukakan yaitu saran berkumur dengan larutan garam cukup dengan satu sendok
34

makan garam dengan setengah gelas air putih sehingga menjadi larutan garam

10% (10gr Garam + 90 mL air mineral), sehingga tidak perlu lagi membeli obat

kumur yang banyak mengandung bahan kimia yang sangat beresiko bagi

kesehatan organ tubuh lainnya, seperti banyak yang kita ketahui obat kumur yang

mengandung bahan alkohol.


32

Anda mungkin juga menyukai