1. Nama senyawa berikut berdasarkan tata nama resmi IUPAC adalah ...
a. 4-etil-6-metiloktana
b. 3-metil-5-propilheptana
c. 4-metil-6-etiloktana
d. 5-etil-3-metilheksana
e. 5-etil-3-metiloktana
Jawab:
Untuk menentukan tatanama senyawa berdasarkan IUPAC adalah dengan menentukan
rantai utama (rantai utama harus yang paling panjang) dan menentukan penomoran
nomor karbon (penomoran dimulai dari ujung C rantai utama yang paling dekat dengan
cabang) dari senyawa tersebut.
Nama IUPAC dari nyawa tersebut adalah 5-etil-3-metiloktana
2. Produk utama yang dihasilkan pada oksidasi siklohekasanol dengan Na2Cr2O7 dalam
H2SO4 encer adalah ...
a. Sikloheksil kromat
b. Silkoheksil sulfat
c. Sikloheksil aldehid
d. Sikloheksena
e. Sikloheksanon
Jawab:
Sikloheksanol merupakan suatu alkohol sekunder. Alkohol sekunder jika dioksidasi
akan menghasilkan keton, sehingga produk utama dari reaksi diatas adalah
sikoheksanon.
Jawab:
C-kiral adalah atom C yang tidak bersifat optis aktif. Atom C-kiral ditandai dengan
atom C yang berikatan dengan 4 atom lain yang berbeda berat molekulnya. 2-pentanol
merupakna molekul dengan atom C kiral, karena atom C no 2 berikatan dengan atom
H, O, CH3, dan C2H5.
Jawab:
Hasil reaksi ozonolisis senyawa alkena akan menghasilkan n+1 buah produk aldehid
dengan n adalah banyaknya ikatan rangkap pada alkena. Untuk senyawa alkena yang
memiliki 1 ikatan rangkap, banyaknya produk aldehid yang terbentuk adalah dua buah.
Pada soal diketahui bahwa reaksi ozonolisis senyawa A menghasilkan dua buah
produk, B dan C. Produk B dan C adalah senyawa aldehid dengan A adalah senyawa
alkena yang hanya memiliki 1 ikatan rangkap. Pada tahap ini, belum bisa disimpulkan
struktur dari senyawa A, B, ataupun C.
Senyawa B positif terhadap uji Fehling, menunjukkan bahwa senyawa B adalah benar
suatu aldehid. Pada kondisi ini belum bisa ditentukan struktur aldehid dari senyawa B.
Senyawa C adalah senyawa alkanal paling sederhana, ini menunjukkan bahwa senyawa
C adalah aldehid dengan satu karbon, yaitu metanal.
Jawab:
Senyawa D merupakan suatu alkohol yang didapatkan dari hidrolisis propil etanoat.
Hidrolisis propil etanoat akan menghasilkan asam karboksilat berupa asam etanoat dan
alkohol berupa propanol. Dari informasi ini dapat diketahui bahwa senyawa D adalah
propanol.
Jawab:
Diberitahukan pula bahwa senyawa D adalah produk hidrogenasi dari senyawa B.
Dengan kata lain, senyawa B adalah bentuk dehidrogenasi atau bentuk teroksidasi dari
senyawa D. Dari informasi ini dapat diketahui bahwa senyawa B adalah propanal.
Jawab:
Dari keseluruhan informasi tersebut, struktur senyawa B dan C telah diketahui sehingga
struktur senyawa A dapat diketahui. Perlu diingat bahwa pada reaksi ozonolisis ikatan
rangkap pada senyawa alkena akan putus dan berubah menjadi ikatan rangkap dengan
oksigen (karbonil). Berikut diberikan ilustrasi singkat mengenai reaksi ozonolisis
senyawa alkena
Pada reaksi ini yang perlu diperhatikan adalah posisi dari gugus karbonil yang terikat
pada masing-masing karbon yang sebelumnya memiliki ikatan rangkap. Dari
penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa senyawa A adalah 1-butena dan senyawa F
yang merupakan isomer posisi dari senyawa A adalah 2-butena.
Jawab:
Indikator asam basa yang dapat digunakan adalah, indikator yang memiliki rentang pH
mendekati pH titik ekivalen. Sehingga indikator yang dapat digunakan adalah
Thymolphthalein dengan pengamatan dari tidak berwarna menjadi biru muda.
10. Di dalam sel hidup, pembentukan molekul protein dengan templat RNA disebut
sebagai . . .
a. Replikasi
b. Transkripsi
c. Translasi
d. Proliferasi
e. Polimerasi
Jawab:
Translasi adalah proses sisntesis protein dari templat mRNA
11. Bila larutan 0.02 M asam klorida (HCl) memiliki pH yang sama dengan larutan HA
0.1 M. Maka nilai Ka HA adalah ...
a. 𝟐 𝒙 𝟏𝟎−𝟑
b. 4 𝑥 10−3
c. 5 𝑥 10−3
d. 4 𝑥 10−4
e. 5 𝑥 10−4
Jawab:
Karena HCl merupakan asam kuat maka HCl dapat terionisasi sempurna, sehingga
untuk menentukan pHnya dapat ditentukan langsung dengan menghitung [H+] dari
larutan HCl tersebut.
HCl → H+ + Cl-
0.02 M 0.02 M 0.02 M
+
[𝐻 ]𝐻𝐶𝑙 = 0.02 𝑀
Asumsi [𝐻𝐴] 400x > 𝐾𝑎 , maka x dapat diabaikan, sehingga penyelesaiannya adalah
sebagai berikut.
[𝐻 + ]𝐻𝐶𝑙 = [𝐻 + ]𝐻𝐴
0.02 = √𝐾𝑎 𝑥 [𝐻𝐴]
0.022 = 𝐾𝑎 𝑥 [𝐻𝐴]
0.022
𝐾𝑎 = 0.1
𝐾𝑎 = 𝟐 𝒙 𝟏𝟎−𝟑
12. Persen ionisasi asam asetat (HC2H3O2) yang paling tinggi terjadi jika 100 mL larutan
asam asetat 1 M dicampur dengan ...
a. 100 mL larutan HCl 1 mL
b. 100 mL larutan HC2H3O2 1 M
c. 100 mL larutan NaCl 1 M
d. 100 mL larutan NaC2H3O2 1 M
e. 100 mL larutan NaF 1 M
Jawab:
Asam asetat merupakan asam lemah yang ionisasinya akan membentuk sistem
kesetimbangan. Sehingga untuk mendapatkan ionisasi 100 mL HC2H3O2 1 M yang
maksimal dapat digunakan prinsip pergeseran kesetimbangan untuk memkasimalkan
ionisasinya.
HC2H3O2 ↔ H+ + C2H3O2-
Agar kesetimbangan bergeser kekanan, maka salah satu caranya adalah dengan
menambah spesi HC2H3O2 atau mengambil H+ dan C2H3O2- (dengan mereaksikannya).
Opsi jawaban yang paling tepat adalah dengan menambahkannya dengan 100 mL
HC2H3O2 1 M sehingga kesetimbangan bergeser kekanan.
13. Senyawa aktif dalam aspirin adalah asam asetilsalisilat dengan Ka = 3.3 x 10-4. Rasio
konsentrasi asam asetilsalisilat terhadap ion asetilsalisilat dalam larutan buffer yang
memiliki pH 3,2 adalah ...
a. 0,52
b. 1,01
c. 1,91
d. 2,92
e. 3,73
Jawab:
[𝐻𝐴]
[𝐻 + ] = Ka x
[𝐴− ]
[𝐻𝐴] [𝐻 + ]
=
[𝐴− ] 𝐾𝑎
[𝐻𝐴] 10−3.2
=
[𝐴− ] 3.3 𝑥 10−4
[𝐻𝐴]
= 1.91
[𝐴− ]
14. Empat larutan garam dibawah ini masing-masing memiliki konsentrasi 0.1 M.
(a) Natrium klorida
(b) Natrium asetat
(c) Amonium klorida
(d) Amonium asetat
Ka CH3COOH = 1,8 x 10-5 dan Kb NH3 = 1,8 x 10-5, maka urutan pH larutan tersebut
adalah ...
a. b > a = d > c
b. a = d = b > c
c. b > d > a > c
d. b = d > a > c
e. b > d > a > c
Jawab:
pH dari larutan garam ditentukan oleh ion-ion penyusun garam tersebut. Garam yang
terbentuk dari asam dan basa kuat akan bersifat netral, sehingga NaCl akan netral.
Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah akan bersifat asam, sehingga
NH4Cl akan bersifat asam. Garam yang terbentuk dari basa kuat dan asam lemah akan
bersifat basa, sehingga CH3COONa akan bersifat basa. Sedangkan garam yang
terbentuk dari asam lemah dan basa lemah pHnya bergantung dari nilai Ka dan Kb.
Karena Ka dan Kb bernilai sama maka CH3COONH4 juga bersifat netral. Sehingga
urutan pHnya adalah b > a = d > c
15. Jika A adalah suatu unsur blok-p, maka asam berikut yang paling kuat adalah ...
a. HA
b. HAO
c. HAO2
d. HAO3
e. HAO4
Jawab:
Dengan jumlah H+ dan atom pusat A yang sama, maka yang mempengaruhi
kesasamannya adalah jumlah lone oxygen yang ada dalam senyawa diatas. Semakin
banyak lone oxygen, maka sifat senyawanya akan semakin asam.
Sebagai basa Bronsted, jumlah proton yang dapat diterima ion di atas adalah ...
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
Jawab:
Basa Bronsted berarti senyawa yang dapat menerima H+. Berdasarkan gambar diatas,
gugus fungsi yang masih dapat menerima H+ adalah R-COO- yang akan menjadi R-
COOH dan R-NH2 yang akan menjadi R-NH3+. Sehingga jumlah H+ maksimal yang
dapat diterima oleh senyawa diatas adalah 3.
17. Titik ekivalen titrasi 21 mL HC3H5O3 0.1 M (Ka = 1.4 x 10-4) oleh larutan NaOH 0.06
M terjadi pada pH ...
Jawab:
Titik ekivalen titrasi asam basa terjadi pada saat mol asam sama dengan mol basa,
yang artinya kedua spesi tidak bersisa atau tepat habis bereaksi.
HC3H5O3 (aq) + NaOH → NaC3H5O3 (aq) + H2O(l)
I 2.1 mmol 2.1 mmol
C 2.1 mmol 2.1 mmol 2.1 mmol
E 0 mmol 0 mmol 2.1 mmol
18. KBr, NH4I, KCN, dan SrBr2 merupakan suatu garam yang berasal dari hasil reaksi
senyawa asam dan basa. Diantara garam-garam tersebut, garam manakah yang bersifat
garam asam?
a. KBr
b. NH4I
c. KCN
d. SrBr2
Jawab:
Untuk mengetahui kekuatan asam suatu garam dapat dilakukan dengan menuliskan
reaksi ionisasi senyawa tersebut dalam pelarutnya (umumnya pelarut air). Apabila
dihasilkan spesi asam yang lebih kuat daripada spesi basa, maka garam tersebut bersifat
asam, dan sebaliknya. Asam atau basa konjugasi dari suatu basa atau asam kuat sangat
lemah sehingga tidak mempengaruhi pH larutan.
KBr ⇋ K + (aq) + Br − (aq)
Dalam larutan KBr dihasilkan spesi K + dan Br − yang merupakan asam konjugasi dan
basa konjugasi yang lemah (berasal dari basa kuat KOH dan asam kuat HBr). Kedua
spesi ini relatif tidak mempengaruhi pH. Oleh sebab itu, KBr dikatakan garam netral.
NH4 I ⇋ NH4+ (aq) + I − (aq)
Dalam larutan NH4I dihasilkan asam konjugasi kuat,NH4+ (berasal dari basa lemah
NH3) dan basa konjugasi lemah, I − (berasal dari asam kuat HI). Oleh karena itu, larutan
akan bersifat asam karena terdapat asam konjugasi kuat.
KCN ⇋ K + (aq) + CN− (aq)
Dalam larutan KCN dihasilkan asam konjugasi lemah,K + (berasal dari basa kuat KOH)
dan basa konjugasi kuat, CN − (berasal dari asam lemah HCN). Oleh karena itu, larutan
akan bersifat basa karena terdapat basa konjugasi kuat.
Dengan analisis yang sama, maka dapat diketahui SrBr2 adalah garam netral.
19. Senyawa asam dan basa dapat dijelaskan dengan tiga teori asam basa, yaitu asam dan
basa menurut Lewis, Brønsted-Lowry, dan Arrhenius. Berikut merupakan reaksi asam-
basa, kecuali …
a. Ag+ + 2NH3⇌ Ag(NH3)2
b. H2SO4 + NH3 ⇌ HSO4- + NH4+
c. 2HCl ⇌ H2 + Cl2
d. AlCl3 + Cl-⇌ AlCl4
Jawab:
a. Terjadi peristiwa pemberian pasangan elektron bebas dari NH3 sebagai basa dan
ion Ag+ sebagai asam, tanpa adanya proton yang terlibat. Maka reaksi ini
termasuk reaksi asam-basa Lewis.
b. Terjadi peristiwa pertukaran H+, yang merupakan proton, sehingga reaksi ini
dapat digolongkan sebagai reaksi asam-basa Brønsted-Lowry. Jika dilakukan
dalam pelarut air maka juga tercakup sebagai reaksi asam-basa Arrhenius. Dengan
memahami bahwa NH3 bertindak sebagai donor pasangan elektron bebas dengan
H+ sebagai penerima, maka reaksi ini juga termasuk reaksi asam-basa Lewis.
c. Bukan reaksi asam-basa, karena terjadi perubahan bilangan oksidasi baik atom
H maupun Cl.
d. Terjadi peristiwa pemberian pasangan elektron bebas oleh Cl- sebagai donor
dengan AlCl3 sebagai penerima. Maka reaksi ini termasuk reaksi asam-basa
Lewis.
20. Ungkapan Ksp yang tepat untuk Ag2S dalam pelarut asam adalah ...
a. Ksp = [Ag+][S2-]
b. Ksp = [Ag+]2[S2-][H+]
[𝐴𝑔+ ]2 [𝑆 2− ]
c. Ksp = [𝐻 + ]2
[𝑨𝒈+ ]𝟐 [𝑯𝟐 𝑺]
d. Ksp = [𝑯+ ]𝟐
e. Ksp = [Ag+]2[HS-][OH-]
Jawab:
Reaksi pelarutan dari metal sulfida berbeda dari jenis garam lainnya. Reaksi pelarutan
dari senyawa Ag2S dalam pelarut asam adalah sebagai berikut.
Ag2S (s) + 2H+ (aq) ↔ 2Ag+(aq) + H2S (g)
Sehingga ungkapan Kspnya adalah
[𝐴𝑔+ ]2 [𝐻2 𝑆]
Ksp = [𝐻 + ]2
21. Dalam larutan NaOH 0.001 M, konsentrasi OH- yang berasal dari autoionisasi air
adalah ...
a. 1 x 10-13 M
b. 1 x 10-12 M
c. 1 x 10-11 M
d. 1 x 10-10 M
e. 1 x 10-9 M
Jawab:
[OH-] = 10-3 M → [H+] = 10-11
H2O (l) ↔ H+ (aq) + OH- (aq)
Kw = [H+] . [OH-]
[OH-] = Kw / [H+]
= 10-14 / 10-11
= 10-3
22. Persen ionisasi asam asetat (HC2H3O2) yang paling tinggi terjadi jika 100 mL larutan
asam asetat 1 M dicampur dengan ...
a. 100 mL larutan HCl 1 mL
b. 100 mL larutan HC2H3O2 1 M
c. 100 mL larutan NaCl 1 M
d. 100 mL larutan HC2H3O2 1 M
e. 100 mL larutan NaF 1 M
Jawab:
Asam asetat merupakan asam lemah yang ionisasinya akan membentuk sistem
kesetimbangan. Sehingga untuk mendapatkan ionisasi 100 mL HC2H3O2 1 M yang
maksimal dapat digunakan prinsip pergeseran kesetimbangan untuk memkasimalkan
ionisasinya.
HC2H3O2 ↔ H+ + C2H3O2-
Agar kesetimbangan bergeser kekanan, maka salah satu caranya adalah dengan
menambah spesi HC2H3O2 atau mengambil H+ dan C2H3O2- (dengan mereaksikannya).
Opsi jawaban yang paling tepat adalah dengan menambahkannya dengan 100 mL
HC2H3O2 1 M sehingga kesetimbangan bergeser kekanan.
23. Sebanyak 0,10 mol AgNO3 dilarutkan dalam 1,00 L larutan NH3 1,00 M. Apakah akan
terbentuk endapan AgCl jika ke dalam larutan tersebut ditambahkan 0,010 mol
NaCl?(Ksp AgCl = 1,8 x 10-10 dan Kf [Ag(NH3)2]+ = 1,67 x 107)
Jawab
Karena nilai Kf [Ag(NH3)2]+ sangat besar, maka diasumsikan seluruh Ag+ dari AgNO3
bereaksi dengan NH3 membentuk kompleks (reaksi berlangsung sempurna ke kanan).
0,10 𝑚𝑜𝑙
[Ag+] = [AgNO3] = = 0,10 M
1,00 𝐿
S : N/A 0,1-2s s
Meskipun [Ag+] sangat kecil, tetapi konsentrasinya ≠ 0 M. Untuk mencari sisa Ag+
dalam larutan, digunakan reaksi penguraian ion kompleks (kebalikan reaksi di atas).
1 1
Kbalik = K = 1,67 x107 = 5,988 𝑥 10−8
f
[Ag + ]. [NH3 ]2
K balik =
[Ag(NH3 )2 + ]
x(0,80 + 2x)2
5,988 × 10−8 =
(0,10 − x)
Karena nilai Kbalik sangat kecil, nilai x dapat diabaikan terhadap 0,10 dan 0,80 sehingga
−8
x. (0,80)2
5,988 x10 =
(0,10)
AgCl⇋Ag+ + Cl-
Qsp= [Ag+][Cl-]
0,010 mol
[Cl-] = [NaCl] = = 0,010 M
1,00 L
Qsp= (9,356 x 10-9)(0,010) = 9,356 x 10-11
24. Suatu larutan mengandung ion CrO42- dan ion SO42- dengan konsentrasi sama, yaitu 0.1
M. kedua ion akan dipisahkan dengan penambahan larutan Pb(NO3)2 0.1 M.
Konsentrasi ion kromat ketika PbSO4 akan mulai mengendap adalah ...
Diketahui :
Ksp PbCrO4 = 2 x 10-14
Ksp PbSO4 = 2.5 x 10-8
a. 2 x 10-14 M
b. 2.5 x 10-8 M
c. 2.5 x 10-6 M
d. 8 x 10-8 M
e. 8 x 10-6 M
Jawab:
Berdasarkan data Ksp diatas diketahui bahwa PbCrO4 akan terbentuk dan mengendap
lebih dahulu ketika larutan mengandung ion CrO42- dan ion SO42- ditambahkan larutan
Pb(NO3)2. Ketika PbSO4 akan mulai mengendap, artinya kelarutannya akan sebanding
dengan nilai Ksp PbSO4. Sehingga kelarutannya adalah sebagai berikut
𝐾𝑠𝑝 2.5𝑥10−8
s = [Pb2+] = [𝑆𝑂 2− ] = = 2.5𝑥10−7
4 0.1
untuk menentukan [CrO42-] yang masih tersisa didalam sistem dapat digunakan
persamaan Ksp PbCrO4 dengan menggunakan [Pb2+] diatas
𝐾𝑠𝑝 2𝑥10−14
[CrO42-] = [𝑃𝑏2+] = 2.5𝑥10−7 = 8𝑥10−8
Jawab:
Reaksi pelarutan dari metal sulfida berbeda dari jenis garam lainnya. Reaksi pelarutan
dari senyawa Ag2S adalah sebagai berikut.
Ag2S (s) ↔ 2Ag+(aq) + HS-(aq) + OH-(aq)
Sehingga ungkapan Kspnya adalah
Ksp = [Ag+]2[HS-][OH-]
26. Reaksi di bawah ini merupakan kelarutan padatan AgBr dalam larutan Na2S2O3 :
AgBr (s) + 2S2O32- (aq) ↔ [Ag(S2O3)2]3- (aq) + Br- (aq)
Bila nilai Kf [Ag(S2O3)2]3- = 2 x 1013 dan Ksp AgBr = 5 x 10-13, jumlah padatan AgBr
(MM = 188 g/mol) yang dapat larut dalam 1 L larutan Na2S2O3 0.35 M adalah ...
a. 14.20 g
b. 28.41 g
c. 32.90 g
d. 39.08 g
e. 56.82 g
Jawab:
AgBr (s) ↔ Ag+ (aq) + Br- (aq) Ksp AgBr = 5 x 10-13
Ag+ (aq) + 2S2O32- (aq) ↔ [Ag(S2O3)2]3- (aq) Kf [Ag(S2O3)2]3- = 2 x 1013
AgBr (s) + 2S2O32- (aq) ↔ [Ag(S2O3)2]3- (aq) + Br- (aq) K = Ksp x Kf = 10
I 0.35 mol
C 2x x x
E 0.35 - 2x x x
27. Timbal Iodida (PbI2) memiliki Ksp = 1.0 x 10-8. Kelarutan PbI2 dalam larutan yang
mengandung Pb(NO3)2 0.10 M adalah ...
a. 1.0 x 10-7 M
b. 1.6 x 10-4 M
c. 3.2 x 10-4 M
d. 1.0 x 10-4 M
e. 2.2 x 10-3 M
Jawab :
2+
𝑃𝑏(𝑁𝑂3 )2 (𝑎𝑞) → 𝑃𝑏(𝑎𝑞) + 2𝑁𝑂3 −
(𝑎𝑞)
0.1 M 0.1 M 0.2 M
2+ −
𝑃𝑏𝐼2 (𝑠) → 𝑃𝑏(𝑎𝑞) + 2𝐼(𝑎𝑞)
s s 2s
2+ − 2
𝐾𝑠𝑝 = [𝑃𝑏(𝑎𝑞) ] . [𝐼(𝑎𝑞) ]
1.0 𝑥 10 = 0.1 . (2𝑠)2
−8
1.0 𝑥 10−8
𝑠= √
0.1 . 4
𝑠 = 1.6 𝑥 10−4
28. Senyawa berikut yang kelarutannya dalam air menjadi semakin kecil jika ditambahkan
NH3 adalah ...
a. Mg(OH)2
b. CuBr2
c. AgCl
d. BaSO4
e. NiCO3
Jawab:
NH3 dalam air akan membentuk kesetimbangan menjadi NH4+ dan OH-. Ion OH-
dalam sistem dapat mengganggu kesetimbangan kelarutan dari senyawa
Mg(OH)2. OH- akan menggeser kesetembingan kelarutan Mg(OH)2 kearah kiri
(sulit larut).
29. pH dari larutan magnesium hidroksida jenuh adalah 9,8. Berapa Ksp magnesium
hidroksida?
Jawab :
Mg(OH)2(s)⇋Mg2+(aq)+ 2OH-(aq)
30. Berapakah konsentrasi minimum NH4+ yang harus ada dalam larutan untuk mencegah
pengendapandari larutan yang mengandung 0,0050 M MnCl2 dan 0,025 M NH3? (Ksp
Mn(OH)2 = 1,9 x 10-13 dan Kb NH3 = 1,8 x 10-5)
Jawab :
Mn(OH)2 ⇋Mn2+ + 2 OH-
Ksp = [Mn2+][OH-]2
1,9 x 10-13 = [MnCl2] [OH-]2
1,9 x 10-13 = 1,9 x 10-13[OH-]2
[OH-] = 6,1644 x 10-6 M
NH3 dan NH4+ dapat membentuk sistem larutan penyangga (buffer) sehingga
[NH3 ]
[OH − ] = K b
[NH4 + ]
0,025
6,1644 × 10−6 = 1,8 𝑥10−5
[𝑁𝐻4 + ]
[NH4+] = 0,073 M