PENYAKIT DISENTRI
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Kelas : 6B
Gedung Hz Jl. Harapan No.50 Lenteng Agung, Jakarta 12610, DKI Jakarta.
9. Materi (terlampir)
10. Evaluasi : Menanyakan tentang jenis disentri dan jelaskan dari masing-masing
jenis tersebut.
11. Referensi :
Dr. Supartanto. 2013. Sekilas Tentang Penyakit Disentri. Jakarta : ECG
Lampiran
DISENTRI
2. Menyimpan makanan masak pada suhu kamar dalam waktu cukup lama,
3. Menggunakan air minuman yang tercemar oleh bakteri yang berasal dari tinja
4. Tidak mencuci tangan setelah buang air besar, sesudah membuang tinja atau
sebelum memasak makanan,
1. Disentri basiler
a. Diare mendadak yang disertai darah dan lendir dalam tinja. Pada disentri
shigellosis, pada permulaan sakit, bisa terdapat diare encer tanpa darah dalam 6-24
jam pertama, dan setelah 12-72 jam sesudah permulaan sakit, didapatkan darah dan
lendir dalam tinja.
b. Panas tinggi (39,50 – 400 C), appear toxic.
c. Muntah-muntah.
d. Anoreksia.
e. Sakit kram di perut dan sakit di anus saat BAB.
f. Kadang-kadang disertai dengan gejala menyerupai ensefalitis dan sepsis (kejang,
sakit kepala, letargi, kaku kuduk, halusinasi).
2. Disentri amoeba
a. Diare disertai darah dan lendir dalam tinja.
b. Frekuensi BAB umumnya lebih sedikit daripada disentri basiler (≤10x/hari)
c. Sakit perut hebat (kolik)
d. Gejala konstitusional biasanya tidak ada (panas hanya ditemukan pada 1/3 kasus).
1.5 Pencegahan
1. Rajin cuci tangan dengan air dan sabun, khususnya sebelum makan, memasak
atau menyiapkan makanan, setelah dari toilet, dan setelah mengganti popok
bayi.
2. Sebisa mungkin, hindari kontak dengan penderita disentri.
3. Hindari tertelan air saat berenang di fasilitas umum.
1.6 Pengobatan
A. Terapi rehidrasi oral:
Cairan oralit (cairan rehidrasi oral) Oralit adalah campuran gula dan garam. Rasio
glukosa vs natrium paling tidak 1 : 1. Untuk terapi diare di rumah ibu diberi oralit
untuk pemakaian 2 hari. Bila memberikan oralit satu kantong harus diberikan
sekaligus dan larutan oralit yang tidak digunakan dalam 24 jam harus dibuang.
Bila diare terus berlangsung sedangkan oralit sudah habis harus memberikan
cairan rumah tangga atau membawa kembali anaknya ke sarana kesehatan untuk
pengobatan.
Banyak obat dijual untuk mengobati diare akut dan muntah. Obat-obatan anti
diare meliputi anti motilitas usus (misal loperamid, difenoksilat, kodein), adsorben
(misal norit, kaolin, attapulgit, smectite) dan biakan bakteri hidup (misal
lactobacillus, streptokokus faecalis). Antimuntah termasuk klorpromasin,
prometasin. Semua obat di atas tidak boleh diberikan pada anak di bawah 5 tahun.
Antibiotika juga tidak boleh diberikan secara rutin kecuali untuk penderita disentri
/ kolera. Penggunaan yang berlebihan anti diare, anti muntah, antibiotika, anti
protozoa menghambat pemberian oralit atau menghambat pertolongan ke sarana
kesehatan
C. Pemberian obat antibiotik
1. Ciprofloxacin
2. Ceftriaxone
Tetracycline adalah kelompok obat antibiotik. Obat ini berfungsi untuk mengobati
infeksi yang disebabkan oleh bakteri dengan menghentikan pertumbuhan bakteri.
Obat ini tidak akan berfungsi untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh virus,
seperti flu dan pilek.
4. Diiodohydroxyquin
5. Chloroquine
6. Metronidazole