1) Pengaktifan sistem renin-angiotensin-aldosteron
Berkurangnya aliran darah ke ginjal menyebabkab ginjal mengeluarkan renin dan memicu sistem renin-angiotensin-aldosteron. Angiotensin II menyebabkan vasokontriksi dan merangsang korteks adrenal mengeluarkan aldosteron, hormon yang meningkatkan reabsorpsi Na+ dan air oleh ginjal. Meningkatnya resistensi vaskular sistemik dan volume darah membantu meningkatkan pembuluh darah 2) Sekresi hormon antidiuretik Sebagai respon terhadap penurunan tekanan darah, hipofisis posterior mengeluarkan lebih banyak hormon antidiuretik (ADH). ADH meningkatkan reabsopsi air oleh ginjal, yang mempertahankan volume darah yang tersisa. Hormon ini juga menyebabkan vasokontriksi, yang meningkatkan resistensi vaskular sistemik. 3) Pengaktifan divisi simpatis SSO Sewaktu tekanan darah turun, baroreseptor aorta dan karotis mengaktifkan respons simpatis di seluruh tubuh. Salah satu hasilnya adalah vasokontriksi kuat arterioal dan vena kulit, ginjal, dan visera abdomen lainnya. (vasokontriksi tidak terjadi di otak atau jantung). Vasokontriksi arteriol meningkatkan resistensi vaskular sistemik, dan kontriksi vena meningkatkan frekuensi dan kontraktilitas jantung serta meningkatkan sekresi epinefrin dan norepinrfrin oleh medula adrenal. Hormon-hormon ini memperkuat vasokontriksi dan meningkatkan frekuensi dan kontraktilitas jantung, yang semuanya membantu meningkatkan tekanan darah. 4) Pelepasan vasodilator lokal Sebagai respons terhadap hipoksia, sel-sel mengeluarkan vasodilator, termasuk K+, H+, asam laktat, adenosin, dan nitrogen monoksida yang memperlebar arteriol dan melemaskan sfingter prekapiler. Vasodilatasi ini meningkatkan aliran darah lokal dan mungkin memulihkan kadar O2 ke normal di sebagian tubuh. Meskipun demikian, vasodilatasi berpotensi menimbulkan efek merugikan berupa penurunan resistensi vaskular sistemik dan karenanya menurunkan tekanan darah. (Tortora & Derrickson, 2014)
Dafpus: Tortora, G. J., Derrickson, B., 2014, Dasar Anatomi dan Fisiologi: Pemeliharaan dan Kontinuitas Tubuh Manusia, Ed. 8, EGC, Jakarta, Hal. 824.