Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Otak

Otak merupakan organ yang telah terspesialisasi sangat kompleks. Berat total

otak dewasa adalah sekitar 2% dari total berat badannya atau sekitar 1,4 kilogram

dan mempunyai sekitar 12 miliar neuron. Pengolahan informasi di otak dilakukan

pada bagian-bagian khusus sesuai dengan area penerjemahan neuron sensorik.

Permukaan otak tidak rata, tetapi berlekuk-lekuk sebagai pengembangan neuron

yang berada di dalamnya. Semakin berkembang otak seseorang, semakin banyak

lekukannya. Lekukan yang berarah ke dalam (lembah) disebut sulkus dan lekukan

yang berarah ke atas (gunungan) dinamakan girus.(Feriyawati, Lita 2006)

Otak mendapatkan impuls dari sumsum tulang belakang dan 12 pasang saraf

kranial. Setiap saraf tersebut akan bermuara di bagian otak yang khusus. Otak

manusia dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak

belakang. Para ahli mempercayai bahwa dalam perkembangannya, otak vertebrata

terbagi menjadi tiga bagian yang mempunyai fungsi khas. Otak belakang

berfungsi dalam menjaga tingkah laku, otak tengah berfungsi dalam penglihatan,

dan otak depan berfungsi dalam penciuman (Campbell, et al, 2006: 578)

1. Bagian-Bagian Otak

Otak bertanggung jawab terhadap pengalaman berbagai macam sensasi

atau rangsangan terhadap kemampuan manusia untuk melakukan gerakan-

gerakan sadar, dan kemampuan untuk melaksanakan berbagai macam proses

5
mental, seperti ingatan atau memori, perasaan emosional, intelegensia,

berkomunikasi, sifat atau kepribadian

a. Otak Besar (Serebrum)

Otak besar memiliki fungsi dalam mengatur semua aktivitas

mental,yang berkaitan dengan kepandaian, ingatan, kesadaran, dan

pertimbangan. Serebrum adalah bagian terbesar dari otak yang terdiri

dari dua hemisfer, yaitu hemisfer kanan yang berfungsi untuk

mengontrol bagian tubuh sebelah kiri, dan hemisfer kiri yang berfungsi

untuk mengontrol tubuh bagian kanan. Masing-masing hemisfer terdiri

dari empat lobus, yaitu lobus frontal, lobus parietal, lobus oksipital, dan

lobus temporal.

b. Otak Kecil (Serebelum)

Otak kecil merupakan otak terbesar kedua otakyang terletak di

bawah belakang kepala, berada di belakang batang otak dan dibawah

lobus oksipital, dekat dengan ujung leher bagian atas. Merupakan pusat

tubuh dalam mengontrol kualitas gerakan. Otak kecil juga memiliki

fungsi mengkoordinasi gerakan yang halus. (Utari, 2013)

c. Batang otak

Berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala bagian dasar

dan memanjang sampai medulla spinalis. Bertugas mengontrol tekanan

darah, pernafasan, pola makan dan tidur, denyut jantung.

Batang otak terdiri dari empat bagian, yaitu :

- Otak tengah (mesensefalon/mid brain)

6
Berfungsi mengontrol respon penglihatan gerakan mata,

pembesaran pupil mata, mengatur gerakan tubuh dan pendengaran

- Otak depan (diensefalon)

Berfungsi dalam pengaturan suhu, pengaturan nutrien, penjagaan

agar tetap bangun, dan penumbuhan sikap agresif

- Jembatan varol (pons varoli)

Menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.

- Medulla oblongata

Bagian paling bawah belakang dari batang otak yang akan lebih

lanjut menjaid medulla spinalis.

2. Kompleksitas otak

Perkembangan otak pada minggu-minggu pertama lahir diproduksi

250.000 neuroblast (sel saraf yang belum matang), kecerdasan mulai

berkembang dengan terjadinya koneksi antar sel otak, tempat sel saraf

bertemu disebut sinaps, makin banyak percabangan yang muncul, makin

berkembanglah kecerdasan anak tersebut dan kecerdasan ini harus dilatih

dan distimulsi. Tanpa stimulasi yang baik potensi ini akan tersia-siakan.

Perjalanan neutron dari tempat asal ke tempat tujuan tidak selalu berjalan

mulus. Terdapat neutron yang berhenti di tengah jalan, ada yang terus

berjalan untuk menghidupkan atau mematikan pengendalian genetis yang

ada di dalamnya serta juga neutron yang mati karena pengaruh lingkungan.

7
Banyak faktor yang menggangu migrasi neutron yang berasal dari

lingkungan termasuk radiasi, mutasi genetis, obat-obatan dan stres.

3. Mekanisme Kerja Otak yang Berkaitan dengan Kecakapan Belajar

Otak memilki peranan penting dalam kecakapan belajar.

Pertumbuhan jumlah jaringan otak dipengaruhi oleh pengalaman yang

didapat anak pada awal tahun kehidupannya, terutama pengalaman

menyenangkan. Pada fase perkembangan ini anak memilki potensi luar

biasa dalam mengembangkan berbagai kemampuannya yang meliputi

kemampuan berbahasa, kognitif, motorik, sosialisasi. Bila lingkungan

anak tidak merangsangnya , maka perkembangan otaknya tidak akan

berkembang dan anak akan menderita. Anak-anak jarang diajak bermain

atau jarang di sentuh, perkembangan otaknya 20% atau 30% lebih kecil

daripada ukuran normalnya pada usia itu.(Japardi, 2005)

4. Sistem memori pada manusia

Setiap orang mungkin mempunyai miliaran potong informasi yang

disimpan dalam memori jangka panjang. Banyak daerah dan struktur di

otak sebagaimana cortex serebri juga berperan dalam belajar dan

mengingat, ingatan kelihatannya didistribusikan secara berlebihan di

daerah korteks. Untuk mengingat sesuatu manusia harus mendapatkan

informasi, menyimpan, dan mengeluarkan/memanggil kembali. Kegagalan

dalam mengingat sesuatu dapat di sebabkan gangguan pada salah satu dari

proses tersebut.(Rakhmat, 2005)

8
a. Tahapan ingatan

Dibedakan atas ingatan jangka pendek dan jangka panjang.

Ingatan jangka pendek adalah suatu proses aktif yang berlangsungnya

terbatas, tidak meninggalkan bekas. Bentuk belajar jangka pendek yang

paling sederhana disimpan dalam perubahan fisik dalam reseptor perifer

yang sifatnya sementara.

b. Ingatan Jangka Panjang akan Menimbulkan Perubahan Fisik pada Otak

Ingatan jangka Panjang dihasilkan oleh perubahan structural pada

sistem saraf, yang terjadi karena aktifitas berulang terhadap lingkaran

neuron (loop of neuron). Lingkaran tersebut dapat dari korteks ke thalamus

atauhipokampus, kembali lagi kekorteks. Aktifitas berulang terhadap

neuron yang membentuk loop tersebut akan menyebabkan synaps diantara

mereka secara fungsional berhubungan. Sekali terjadi hubungan, maka

neuron tersebut akan merupakan suatu kumpulan sel, yang bilatereksitasi

pada neuron tersebut akan terjadi suatu aktifasi seluruh kumpulan sel

tersebut. Dengan demikian dapat disimpan dan dikembalikan lagi oleh

berbagai sensasi, pikiran atau emosi yang mengaktifasi beberapa neuron

dari kumpulan sel tersebut. Menurut Hebb perubahan structural tersebut

terjadi di sinaps. (Japardi, 2002).

c. Jejak Memori Didistribusikan Secara Luas

Menurut Japradi (2002) untuk mengingat sesuatu, seseorang harus

berhasil melaksanakan 3 hal, yaitu mendapatkan informasi,

9
menahan/menyimpannya dan mengeluarkannya. Bila kita lupaakan

sesuatu, maka gangguan dapat terjadi pada bagian mana saja dari ke 3

proses tersebut. Ingatan atau memori tidaklah sesederhana seperi ini.

Memoria dalah proses aktif, karena ilmu pengetahuan berubah terus,

setelah diperiksa dan diformulasi ulang oleh pikiran otak kita. Menurut

Bruner manusia mempunyai kapasitas dan kecenderungan untuk berubah

karena menghadapi kejadian umum. Ingatan mempunyai beberapa fase,

yaitu waktu yang sangat singkat/extremely short term atau ingatan segera

(immediate memory) dimana item hanya dapat disimpan dalam beberapa

detik; ingatan jangka pendek (short term) dimana item dapat ditahan

dalam beberapa menit; ingatan jangka Panjang (lobg term) dimana

penyimpanan berlangsung beberapa jam sampai seumur hidup. Ingatan

tidak terlokalisir pada struktur tertentu dari otak.

d. Hipokampus dan Lobus Temporalis Berperan dalam Ingatan Manusia

MenurutJapradi (2002) hal-hal yang berasal dari ingatan jangka

pendek dapat diubah untuk disimpan menjadi ingatan jangka Panjang oleh

hipokampus. Hipokampus (terletak diantara lobus temporal otak) dan

bagian media lobus temporal (bagian yang terletak paling dekat dengan

garis tengah badan) juga berperan dalam proses penggabungan ingatan

(memory consolidation). Konsolidasi ingatan yaitu perubahan secara fisik,

psikologis yang berlangsung terus menerus selama terjadinya organisasi

otak dan informasi ulang yang dapat merupakan bagian dari ingatan

permanen. Setelah sebagian informasi masuk dalam ingatan jangka

10
panjang, sebagian lagi masih dalam proses transformasi, dan mungkin

sebagian yang lain terlupakan sebelum disimpan secara menetap.

Menurut Squire dalam Japradi (2002) pada saat mempelajari

sesuatu, bagian temporal membentuk hubungan dengan tempat

penyimpanan memori di daerah lain otak, terutama bagian lain dikorteks.

Interaksi ini membutuhkan waktu beberapa tahun selama berlangsungnya

reorganisasi memori.

5. Fungsi Otak dalam Memori

Menurut Japradi (2002) hipokampus, amigdala, dan struktur yang

berhubungan berperan pada memori konsolidasi dan pada perubahan

memori deklaratif pada manusia menjadi ingatan jangka panjang. Daerah

thalamus berperan dalam initial coding pada informasideklaratif tertentu.

Proses belajar deklaratif pada manusia dilakukan oleh lobus temporalis

dan bagiandari thalamus. Pada binatang percobaan ada daerah yang

berperandalam proses dalam penyimpanan informasi yaitu(Pinel, 2009)

a. Cerebelum

Banyak respon belajar yang conditioning disimpan di serebelum,

misalnya kelinci dikondisikan untuk mengedipkan mata karena suara.

Dilakukan latihan dengan menyemprotkan udara langsung kemata kelinci

setiap kali ada rangsangan suara. Jejak memorinya terletak di nucleus

serebelar yang dalam.

b. Hipokampus

11
Hipokampus pada tikus berperan dalam mempelajari spatial map.

Pada binatang bercobaan bila sel hipokampus dirangsang berulang-ulang

dengan elektroda maka sel akan bekerja sampai beberapa minggu setelah

rangsangan berakhir, ini disebut long term potentiation.

c. Korteks

Untuk mempelajari hal yang sederhana pada habituasi dan

conditioning tidak memerlukan fungsi kortikal yang lebih tinggi. Pada

binatang yang lebih tinggi lapisan kortikalnya lebih tebal dan struktural

neuralnya lebih rumit. Pada manusia dimana korteksnya menonjol tejadi

pula perubahan tersebut. Adanya hubungan dengan struktur lain di otak,

memungkinkan manusia untuk memproses informasi dan menyimpan

pengalaman di dalam korteks.

B. Gelombang-gelombang Otak

Jaringan otak manusia menghasilkan gelombang listrik yang berfluktuasi

(naik‐turun). Gelombang listrik yang berfluktuasi ini disebut dengan

gelombang otak (brainwave) (Pinel, 2009; Mustajib, 2010). Pada 1929,

Hans Berger, seorang psikiater Jerman, menemukan

Electroencephalography (EEG). EEG adalah alat yang dapat digunakan

untuk mengukur gelombang listrik yang dihasilkan otak (Mustajib, 2010).

Frekuensi otak manusia berbeda‐beda untuk setiap fase, sadar, rileks

(santai), tidur ringan, tidur nyenyak, trance (keadaan tak sadarkan diri),

panik, dan sebagainya. Melalui penelitian yang panjang, para ahli saraf

12
(otak) sependapat bahwa gelombang otak berkaitan dengan kondisi

pikiran.

Jenis‐jenis frekuensi gelombang otak dan pengaruhnya terhadap kondisi

otak manusia (Mustajib, 2010) adalah:

a. Gamma (16 Hz ‐100 Hz)

Gamma adalah gelombang otak yang terjadi pada saat seseorang

mengalami aktivitas mental yang sangat tinggi, misalnya sedang

berada di arena pertandingan, perebutan kejuaraan, tampil di muka

umum, sangat panik atau ketakutan. Artinya, gamma

menggambarkan kondisi seseorang dalam kesadaran penuh.

b. Beta (12 Hz – 19Hz)

Beta adalah gelombang otak yang terjadi pada saat seseorang

mengalami aktivitas mental yang terjaga penuh, misalnya ketika

sedang melakukan kegiatan sehari‐hari dan berinteraksi dengan

orang lain.

c. Sensory Motor Rhytm (12 hz – 16 hz)

Sensory motor rhytm atau biasa disebut SMR (masih termasuk

dalam kelompok getaran lowbeta) adalah gelombang yang dapat

membuat orang fokus atau berkonsentrasi. Bila seseorang tidak

menghasilkan gelombang ini, otomatis ia tidak akan mampu

berkonsentrasi. Contohnya, penderita epilepsi, ADHD (Attention

Deficit and Hyperactivity Disorder), dan autis.

d. Alpha (8 hz – 12 hz)

13
Alpha adalah gelombang otak yang terjadi pada saat seseorang

mengalami relaksasi. Gelombang alpha merupakan ʺkewaspadaan

yang rileksʺ (relaxed alertness) atau kadang juga disebut

ʺkesadaran yang rileksʺ (relaxed awareness) (Dryden & Vos,

2000). Orang yang memulai meditasi ringan juga menghasilkan

gelombang alpha. Frekuensi alpha juga merupakan frekuensi

pengendali dan penghubung pikiran sadar dan bawah sadar

(Mustajib, 2010).

e. Theta (4 hz – 8 hz)

Gelombang otak yang terjadi saat seseorang mengalami tidur

ringan atau sangat mengantuk disebut gelombang theta. Biasanya

ditandai, ditandai dengan kondisi nafas yang melambat dan dalam.

Selain dalam kondisi tertidur, beberapa orang juga dapat

menghasilkan kondisi ini dalam kondisi tertentu. Misalnya, saat

meditasi dalam, berdoa, atau menjalani ritual agama dengan

khusyuk. Selain itu, orang yang mampu mengalirkan energi

chi,prana, atau tenaga dalam juga dapat menghasilkan gelombang

theta saat mereka latihan atau menyalurkan energi pada orang lain.

f. Delta (0,5 hz – 4 hz)

Delta adalah gelombang otak yang memiliki amplitudo

(simpangan terjauh dari titik keseimbangan pada getaran) yang

besar dan frekuensi rendah, yaitu dibawah 3 hz. Bila seseorang

tertidur lelap tanpa mimpi, otak akan menghasilkan gelombang ini.

14
Fase delta juga disebut fase istirahat bagi tubuh dan pikiran. Sebab,

saat tertidur lelap, tubuh akan melakukan proses penyembuhan diri,

memperbaiki kerusakan jaringan, dan memproduksi sel‐sel baru.

C. Brainwave

Meskipun sejarah munculnya penciptaan dari brainwave mungkin hanya

melalui adanya kemajuan dan perkembangan teknologi saat ini, tapi

gelombang otak brainwave ini telah dikenal sepanjang sejarah. Kebudayaan

kuno pada abad yang lalu, telah menyadari adanya kekuatan dan manfaat dari

brainwave terapi sebelum ilmu pengetahuan modern telah mengakuinya.

Brainwave Entrainment sendiri merupakan metode terapi menggunakan

frekuensi gelombang otak sebagai media untuk membantu Anda untuk

mengatasi berbagai permasalahan yang Anda hadapi saat ini. Terapi ini dibuat

berdasarkan riset yang kami lakukan dengan mengkaji referensi-referensi dari

para ahli dibidang pemrograman pikiran dengan mengkombinasikan stimulasi

gelombang otak dan visualisasi diri. Jika Anda memiliki kebiasaan buruk,

gangguan penyakit, gangguan psikis dan gangguan lainnya bisa dibantu dan

diatasi dengan menggunakan Terapi Gelombang Otak

(Brainwave).(Brainwave Entrainment, [diakses pada 9 Oktober 2019]).

1. Perkembangan Brainwave

Sepanjang sejarah, mereka yang telah hidup pada jaman kuno sudah

mengetahui adanya kekuatan dan manfaat yang timbul dari sebuah suara

yang berirama dan selalu konsisten terus menerus mengikuti irama yang

15
ada. Tapi mereka belum bisa menyebutnya dengan brainwave (gelombang

otak).

Apa yang mereka tahu hanyalah bahwa suara yang berirama dan

konsisten, dapat menciptakan kekuatan tersendiri untuk dijadikan sebagai

proses penyembuhan diri yang sangat kuat dan memiliki manfaat spiritual

lainnya.

Para ilmuwan telah melakukan berbagai penelitian terkait dengan

manfaat yang dihasilkan dari brainwave ini, termasuk Melinda Maxfield,

PhD. Ia melakukan penelitian tentang drumbeats yang digunakan dalam

ritual keagamaan dari berbagai budaya pada jaman kuno. Ia menemukan

bahwa adanya stabilitas yang muncul dari drumbeats tersebut dengan

sebuah ketukan yang mencapai rata-rata sebesar 4,5 denyut per detik. Ini

dapat mengalahkan konsistensi dari induksi kondisi trans. Ini adalah hasil

dari pergeseran otak menuju ke frekuensi gelombang otak 4,5 denyut per

detik, dan ini berada pada gelombang otak Theta.

Hampir dari setiap kebudayaan pada jaman dahulu, gelombang otak

brainwave telah memainkan peran yang sangat penting dalam proses

penyembuhan diri dan pengembangan spiritual keagamaan bagi mereka

yang hidup pada jaman kuno.

Dengan menggunakan ketukan yang berulang dan nyanyian-nyanyian

lain yang berirama, para nabi, para sufi, para biksu Tibet, dukun, orang

Hindu, dan Yogi telah mampu menginduksi gelombang otak ke daerah

16
yang lebih rendah sehingga mampu melampaui kondisi kesadaran mereka

menuju alam bawah sadar untuk dijadikan sebagai proses penyembuhan

diri dan spiritual.

Tapi meski demikian, brainwave masih tetap menjadi semacam misteri

selama 134 tahun setelah itu. Pada tahun 1973, Gerald Oster

mengumpulkan penelitian dengan menulis buku ” Auditory Beats in the

Brain “. Dalam penelitian Oster tersebut, ia menawarkan adanya wawasan

segar yang luar biasa dan temuan laboratorium baru untuk penelitian pada

brainwave entrainment.

Oster melihat bahwa gelombang otak (brainwave) merupakan alat yang

sangat hebat untuk penelitian kognitif dan neurologis. Dia percaya bahwa

terapi brainwave bisa menjawab semua pertanyaan yang ada seperti

bagaimana hewan dapat mendengarkan suara dari teman mereka yang

berada dalam ruang tiga dimensi dan kemampuan yang luar biasa dari

hewan untuk memilih dan fokus pada suara tertentu pada saat mereka

berada pada sebuah laut yang sangat bising.(Gelombang Otak Manusia,

[diakses pada 9 Oktober 2019])

Dia juga percaya bahwa terapi brainwave adalah sebuah alat yang sangat

hebat untuk mendiagnosis masalah medis. Bukan hanya pada masalah

gangguan pendengaran, tetapi juga untuk kondisi neurologis lainnya yang

lebih umum. Beberapa tahun kemudian, Robert Monroe dengan bantuan

Thomas Campbell dan Dennis Mennerich, mulai meneliti efek yang

17
dihasilkan dari brainwave pada saat seseorang dalam kondisi kesadaran

yang berubah. Robert berusaha untuk mereproduksi kesan subjektif dari

osilasi 4Hz yang terkait dengan pengalaman proyeksi astral.

Mereka menemukan bahwa brainwave entrainment adalah sebuah alat

yang luar biasa untuk mencapai perubahan keadaan kesadaran yang lebih

tinggi. Hasil yang ditemukan dari penelitiannya tersebut, Monroe

menyimpulkan bahwa terapi brainwave dapat mengalahkan industri yang

lebih kepada pengembangan diri dan akhirnya ia membentuk The Institute

Monroe, yang sekarang dijadikan sebagai tempat penelitian binaural dan

organisasi pendidikan.

Sejak saat ini telah ada penelitian lanjutan yang dilakukan terkait dengan

manfaat yang didapat dari brainwave dan frekuensi gelombang otak

lainnya. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang ilmu brainwave

entrainment disini. Dengan adanya kemajuan teknologi saat ini, kita dapat

mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana efek yang dihasilkan dari

masing-masing frekuensi tersebut untuk dijadikan sebagai proses

penyembuhan diri dan perubahan kesadaran.

2. Cara Kerja Gelombang Otak

segala sesuatu yang kita lakukan dan kita alami maka otak kita sedang

beroperasi pada frekuensi tertentu. Ketika kita senang, sedih, marah,

energik maka otak berada pada frekuensi tertentu. Dan juga saat kita

sedang tidur, bermimpi, dan bahkan saat terjaga, maka otak kita juga

18
berada pada frekuensi tertentu. brainwave (gelombang otak) dapat

mempengaruhi frekuensi gelombang otak kita dan memungkinkan kita

untuk dapat mencapai kondisi-kondisi tertentu sesuai pada permintaan

kita.(Khuluqiyah, Khusnul)

Telinga manusia tidak dapat mendengar frekuensi yang berada di bawah

20Hz. Masalahnya adalah bahwa frekuensi gelombang otak yang paling

kuat berada di bawah frekuensi 20Hz. Untuk bisa melewati frekuensi ini,

maka para ilmuwan telah menemukan dan menciptakan stimulus

gelombang otak.

Misalnya Anda ingin agar otak Anda dapat mencapai frekuensi 10Hz.

Untuk dapat mencapai frekuensi ini, maka brainwave atau gelombang otak

akan memainkan nada dengan frekuensi 500Hz di telinga kiri dan nada

dengan 510Hz di telinga kanan. Dengan memasukkan frekuensi yang

berbeda tersebut, maka otak akan beroperasi dan menyebabkan kita untuk

mengkompensasi perbedaan dari kedua frekuensi tersebut dan dapat

menciptakan frekuensi gelombang otak persis pada frekuensi 10Hz.

3. Brainwave Membuat Otak Beresonansi

Jadi bagaimana kita tahu efek apa yang dihasilkan dari masing-masing

frekuensi gelombang otak (brainwave) tersebut? Telah ada berbagai

penelitian baru yang dilakukan untuk menentukan rentang frekuensi

gelombang otak dan efek yang dihasilkan terkait dengan perubahan pada

keadaan mental. (Brainwave Entrainment, [diakses pada 9 Oktober 2019]).

19
Penelitian yang dilakukan lebih jauh untuk memahami manfaat yang

dihasilkan terkait dengan perubahan pada frekuensi gelombang otak, telah

menghasilkan sebuah hasil yang sangat luar biasa yang menghubungkan

kemampuan metafisik dengan frekuensi gelombang otak yang tepat. Otak

Anda akan mendapatkan stimulasi gelombang otak saat menggunakan

terapi ini, dimana suasana relaksasi, perasaan nyaman dan kondisi yang

sangat tenang akan didapatkan ketika menggunakan terapi ini.

Pada saat Anda merasakan kondisi seperti itu, maka otak akan mampu

memprogram ulang setiap apa yang ada didalamnya..dan itu tergantung

mereka yang menggunakan brainwave terapi. Bagaikan komputer yang

dinstal ulang merupakan sebutan yang tepat saat menggunakan terapi ini.

Terapi Gelombang Otak (Brainwave) akan direkayasa sedemikian rupa

sehingga otak mampu mencapai frekuensi tertentu yang tepat terkait

dengan efek yang diinginkan. Bahkan sampai sekarang ini, penelitian

tentang binaural beat masih terus dilakukan untuk dapat mencapai

penemuan baru yang lebih tepat. Sehingga dalam perkembangannya kini,

brainwave telah diolah ke dalam banyak jenis CD Terapi yang sanggup

mengatasi berbagai macam masalah dan persoalan yang dihadapi manusia

saat ini.

D. Terapi Brainwave Alpha-Theta

Endorphin, bahan biokima alami yang dihasilkan otak pada saat anda sedang

melakukan olahraga. Ia dapat membuat anda bersemangat. Tetapi Endorphin

juga dapat dihasilkan ketika kondisi gelombang otak berada pada gelombang

20
alpha/theta, dan juga dapat meningkatkan kemampuan belajar dan daya ingat.

Dan faktanya adalah bagian otak yang menghasilkan Endorphin berada pada

area yang sama yang terlibat dalam proses belajar dan mengingat. Hasil

penelitian di North Western University membuktikan bahwa ketika seseorang

sedang mempelajari sesuatu, otak “menghadiahkan” dirinya dengan

menghasilkan Endorphin. Hal ini diyakini sebagai penyebab mengapa hal-hal

baru lebih gampang untuk diingat dan diulang kembali.

Dengan kata lain, belajar dan mengingat, akan lebih mudah dilakukan apabila

terdapat cukup banyak Endorphin dalam otak anda, suatu kondisi yang dapat

terjadi apabila otak berada pada gelombang alpha/theta.

Ada keuntungan lain yang dapat anda peroleh apabila anda fokus pada

konfigurasi gelombang otak alpha/theta ini, yaitu anda akan lebih mudah

untuk mengubah citra diri/gambaran mental negatif diri anda, menjadi citra

diri/mental positif diri anda yang baru.

Selain dua hal diatas, alpha/theta juga sangat baik untuk relaksasi. Ketika

anda releks secara mental, maka seluruh badan anda juga releks. Hal ini akan

meningkatkan volume darah dan oksigen ke otak yang menyebabkan diri anda

menjadi lebih peka dan perhatian. Kedua hal ini berkontribusi dalam belajar

dan mengingat, dan juga mampu menciptakan perasaan semangat dan atau

bahagia.6

Stimulasi gelombang otak adalah fenomena yang alami, sama alaminya

dengan teori fisika. Getaran suara tertentu yang didengarkan telinga bisa

menggetarkan otak, sehingga otak memproduksi gelombang yang

21
frekwensinya sama dengan frekwensi suara yang kita dengar. Hal ini sama

saja dengan hukum fisika pada dua garpu tala.

Apabila ada dua buah garpu tala yang senada, salah satu garpu tala diketuk

T1 (digetarkan), lalu didekatkan tanpa menyentuhnya kepada garpu tala lain

T2 , yang diam, maka garpu tala yang lain ini akan ikut bergetar, dengan

nada yang sama. Maka garpu tala T2 disebut beresonansi (ikut bergetar)

dengan garpu tala T1 .(Mustajib, 2010)

Demikian pula otak manusia, dengan diketahuinya setiap tingkat

gelombang otak manusia yang mampu beresonansi dari getaran audio, visual,

dan sinyal raba atau perasaan, maka kita dapat menstimulasi otak kita agar

menghasilkan gelombang otak tertentu sesuai kebutuhan, misalnya untuk

meningkatkan kemampuan berpikir, ingatan, pemahaman yang cepat,

meditasi, aktifitas-aktifitas supranatural, mengobati atau meningkatkan

kesehatan bagi mereka yang menderita ADHD, ADD atau Autism, susah

tidur dan seterusnya.

22

Anda mungkin juga menyukai