Anda di halaman 1dari 2

Membangun perilaku atau keterampilan tertentu yang diharapkan:

1. Imitasi

Definisi: Relasi dari penggunaan 4 sifat perilaku dan lingkungan (model – perilaku
tiruan – kesamaan antara model dan perilaku – perilaku dikontrol oleh model)

Langkah: asesmen dan mengajarkan prasyarat keterampilan meniru – menentukan


model dalam latihan – mencobakan pada item yang telah diketahui anak – membuat
urutan model latihan – pelaksanaan latihan

Keuntungan: relatif cepat proses akuisisi keterampilan baru atau perilaku kompleks

2. Shaping

Definisi: Penggunaan dua komponen prosedur-prosedur dari differential


reinforcement dan successive approximation dalam membangun perilaku baru untuk
mencapai produk akhir shaping – a terminal behavior

Langkah:
a. Mendefinisikan target perilaku
b. Menentukan apakah shaping merupakan prosedur yang paling tepat
c. Mengidentifikasikan perilaku awal
d. Menentukan langkah-langkah shaping
e. Memilih reinforcer yang akan digunakan dalam prosedur shaping
f. Membedakan pemberian reinforcer pada setiap perilaku yang semakin mendekati
g. Memindahkan tahapan-tahapan shaping ke dalam pace yang masuk akal

Keuntungan: menggunakan pendekatan yang positif sehingga punishment dan


prosedur yang aversive tidak digunakan

3. Chaining

Definisi: Aplikasi sistematis dari strategi prompting dan fading dalam setiap
komponen Stimulus – Response dari suatu perilaku yang kompleks. Setiap respon
akan mendapatkan reinforce dan juga bertindak sebagai discriminative stimulus (S D)
untuk setiap respon lanjutan dalam rantaian. Tiga prosedur: forward chaining –
backward chaining – total task presentation.

Langkah:
Dalam Forward & Backward perilaku dipecah dalam komponen-komponen respon
yang individual, tiap komponen diajarkan satu-satu sampai dikuasai hingga kemudian
dirangkai bersama. Proses awal dimana kita memecah keterampilan yang kompleks
menjadi menjadi unit-unit kecil perilaku yang mudah diajarkan disebut sebagai Task
Analysis.

Dalam Total Task Presentation keterampilan yang kompleks diajarkan sebagai satu
unit perilaku sehingga dalam setiap latihan anak harus melakukan keseluruhan
komponen yang diajarkan. Sangat sulit diimplementasikan sehingga dalam prosesnya
selalu digunakan prompt fisik yang secara bertahap dihapuskan (fading).
4. Prosedur-prosedur Latihan Perilaku (Behavioral Training Procedures)
Prosedur ini terdiri dari empat komponen utama: modeling, instructions, rehearsal dan
feedback yang digunakan bersama dalam sesi latihan untuk membantu anak mencapai
keterampilan yang diharapkan.

Modeling: mendemonstrasikan suatu bentuk perilaku pada anak yang dilihat/diamati


anak kemudian ditirukan. Syarat anak memiliki kemampuan untuk attend &
mengeksekusi perilaku yang telah dicontohkan. Dua jenis modeling (1) live (2)
symbolic.

Instructions: pemberian penjelasan terhadap perilaku yang diharapkan sehingga


instruksi harus sederhana dan jelas (menjelaskan apa yang harus dilakukan dan situasi
tertentu dimana anak harus menunjukkan perilakunya)

Rehearsal: kesempatan buat anak untuk berlatih sesuai dengan apa yang dimodelkan
dan diinstruksikan guru. Arti rehearsal kemudian adalah (1) memberikan kepastian
pada guru apakah anak telah mempelajari keterampilan yang diajarkan (2)
memberikan peluang pada anak untuk mendapatkan reinforcer ketika responnya benar
(3) memungkinkan guru memberikan koreksi bila respon anak salah.

Feedback: menyangkut kewajiban guru untuk segera memberikan pujian bila respon
anak benar, koreksi bila respon anak salah, dan kelanjutan instruksi yang diberikan
guru bila respon anak salah.

Strategi-strategi untuk mendukung Behavioral Training Procedures:


1. Situasi dan kondisi latihan harus mendekati realitas hidup sehari-hari anak
2. Anak berpeluang menggunakan keterampilan barunya dalam situasi yang nyata
atau bersama dengan teman sebayanya
3. Menugaskan anak untuk melatih kemampuannya di luar sesi latihan
4. Mengatur agar lingkungan turut berperan dalam memperkuat keterampilan yang
telah dipelajari anak dalam setiap sesi latihan

Anda mungkin juga menyukai