NAMA:AINUN DRAKEL
NIM: 16143010002
SEMESTER:I(SATU)
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan.
Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga
dalam.
Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari
telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rarigsang
bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan.
Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga
dalam.
Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari
telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rarigsang
bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah
b. Telinga tengah
Telinga tengah merupakan suatu rongga kecil dalam tulang pelipis (tulang temporalis) yang
berisi tiga tulang pendengaran (osikula), yaitu maleus (tulang martil), inkus (tulang landasan),
dan stapes (tulang sanggurdi). Ketiganya saling berhubungan melalui persendian . Tangkai
maleus melekat pada permukaan dalam membran tympani, sedangkan bagian kepalanya
berhubungan dengan inkus. Selanjutnya, inkus bersendian dengan stapes. Stapes berhubungan
dengan membran pemisah antara telinga tengah dan telinga dalam, yang disebut fenestra ovalis
(tingkap jorong/ fenestra vestibule). Di bawah fenesta ovalis terdapat tingkap bundar atau
fenesta kokhlea, yang tertutup oleh membran yang disebut membran tympani sekunder.
Telinga tengah dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang terletak pada lamina propria yang tipis
yang melekat erat pada periosteum yang berdekatan. Dalam telinga tengah terdapat dua otot kecil
yang melekat pada maleus dan stapes yang mempunyai fungsi konduksi suara . maleus, inkus,
dan stapes diliputi oleh epitel selapis gepeng.
Telinga tengah berhubungan dengan rongga faring melalui saluran eustachius(tuba auditiva),
yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan antara kedua sisi membrane tympani. Tuba
auditiva akan membuka ketika mulut menganga atau ketika menelan makanan. Ketika terjadi
suara yang sangat keras, membuka mulut merupakan usaha yang baik untuk mencegah pecahnya
membran tympani. Karena ketika mulut terbuka, tuba auditiva membuka dan udara akan masuk
melalui tuba auditiva ke telinga tengah, sehingga menghasilkan tekanan yang sama antara
permukaan dalam dan permukaan luar membran tympani.
Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga. Getaran ini
akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur koklea pada jendela
oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan
menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan limfa dalam saluran tengah.
Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah menggerakkan membran basher yang
dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran timpani. Perpindahan ini
menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu
akan menggetarkan selaput-selaput
Basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel
menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan
membran basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls
yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran.
Susunan dan Cara Kerja Alat Keseimbangan
Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran setengah lingkaran yang
dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ keseimbangan yang ada di dalam utrikulus
clan sakulus.
Ujung dari setup saluran setengah lingkaran membesar dan disebutampula yang berisi reseptor,
sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus. Utrikulus
maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat keseimbangan yang ada di dalam ampula
terdiri dari kelompok sel saraf sensori yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang
berbentuk kubah. Alat ini disebut kupula.Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka
terhadap gerakan kepala.
Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel saraf yang
ujungnya berupa rambut bebas yang melekat padaotolith, yaitu butiran natrium karbonat. Posisi
kepala mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang menimbulkan impuls yang akan dikirim
ke otak
Beberapa penyakit telinga dapat menyebabkan ketulian sebagian bahkan ketulian total. Bahkan
lagi, kebanyakan penyakit pada telinga bagian dalam dapat mengakibatkan gangguan pada
keseimbangan. permasalahan yang terjadi pada telinga kita harus ditangani oleh dokter spesialis
khusus yang disebut otolaryngologist, yang mana spesialist ini ahli dalam mengobati gangguan
yang terjadi pada gendang telinga sampai pada telinga dalam yang luka akibat benturan fisik.
Kelainan pada telinga, diantaranya :
1. Radang telinga (otitas media)
Penyakit ini disebabkan karena virus atau bakteri. Gejalanya sakit pada telinga, demam, dan
pendengaran berkurang. Telinga akan mengeluarkan nanah.
2. Labirintitis
Labirintitis merupakan gangguan pada labirin dalam telinga. Penyakit ini disebabkan oleh
infeksi, gegar otak, dan alergi. Gejalanya antara lain telinga berdengung, mual, muntah, vertigo,
dan berkurang pendengaran.
3. Motion sickness
Mabuk perjalanan atau disebut motion sickness. Mabuk perjalanan ini merupakan gangguan pada
fungsi keseimbangan. Penyebabnya adalah rangsangan yang terus menerus oleh gerakan atau
getaran-getaran yang terjadi selama perjalanan, baik darat, laut maupun udara. Biasanya disertai
dengan muka pucat, berkeringat dingin dan pusing.
4. Tuli
Tuli atau tuna rungu ialah kehilangan kemampuan untuk dapat mendengar. Tuli dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu tuli konduktif dan tuli saraf. Tuli konduktif terjadi disebabkan oleh
menumpuknya kotoran telinga di saluran pendengaran, sehingga mengganggu transmisi suara ke
koklea. Tuli saraf terjadi bila terdapat kerusakan syaraf pendengaran atau kerusakan pada koklea
khususnya pada organ korti.
5. Othematoma
Pada beberapa kasus kelainan pada telinga terjadi kelainan yang disebut othematoma atau
popular dengan sebutan ‘telinga bunga kol’, suatu kondisi dimana terjadi gangguan pada tulang
rawan telinga yang dibarengi dengan pendarahan internal serta pertumbuhan jaringan telinga
yang berlebihan (sehingga telinga tampak berumbai laksana bunga kol). Kelainan ini diakibatkan
oleh hilangnya aurikel dan kanal auditori sejak lahir.
6. Penyumbatan
Kotoran telinga (serumen) bisa menyumbat saluran telinga dan menyebabkan gatal-gatal, nyeri
serta tuli yang bersifat sementara. Dokter akan membuang serumen dengan cara menyemburnya
secara perlahan dengan menggunakan air hangat (irigasi). Tetapi jika dari telinga keluar nanah,
terjadi perforasi gendang telinga atau terdapat infeksi telinga yang berulang, maka tidak
dilakukan irigasi. Jika terdapat perforasi gendang telinga, air bisa masuk ke telinga tengah dan
kemungkinan akan memperburuk infeksi. Pada keadaan ini, serumen dibuang dengan
menggunakan alat yang tumpul atau dengan alat penghisap. Biasanya tidak digunakan pelarut
serumen karena bisa menimbulkan iritasi atau reaksi alergi pada kulit saluran telinga, dan tidak
mampu melarutkan serumen secara adekuat.
7. Perikondritis
Perikondritis adalah suatu infeksi pada tulang rawan (kartilago) telinga luar. Perikondritis bisa
terjadi akibat: - cedera - gigitan serangga - pemecahan bisul dengan sengaja. Nanah akan
terkumpul diantara kartilago dan lapisan jaringan ikat di sekitarnya (perikondrium). Kadang
nanah menyebabkan terputusnya aliran darah ke kartilago, menyebabkan kerusakan pada
kartilago dan pada akhirnya menyebabkan kelainan bentuk telinga. Meskipun bersifat merusak
dan menahun, tetapi perikondritis cenderung hanya menyebabkan gejala-gejala yang ringan.
Untuk membuang nanahnya, dibuat sayatan sehingga darah bisa kembali mengalir ke kartilago.
Untuk infeksi yang lebih ringan diberikan antibiotik per-oral, sedangkan untuk infeksi yang lebih
berat diberikan dalam bentuk suntikan. Pemilihan antibiotik berdasarkan beratnya infeksi dan
bakteri penyebabnya. (medicastore) Ada banyak lagi gangguan yang terjadi pada alat
pendengaran kita ini, misalnya tumor, cedera, eksim, otitis dan lain-lain
BAB III
PENUTUP
.Kesimpulan
Pendengaran merupakan indera mekanoreseptor karena telinga memberikan respon terhadap
getaran gelombang suara yang terdapat di udara. Factor utama yang menyokong kepekaan
telinga adalah sistem mekanik dari telinga luar dan telinga tengah, yang satu mengumpulkan
suara dan kedua menyalurkan ke telinga bagian dalam.
Telinga dapat mengalami penurunan fungsi pendengaran jika pada salah satu fisiologinya
mengalami kerusakan. Salah satunya adalah ketulian yang diakibatkan pecahnya gendang
telinga. Oleh karena itu diharapkan dapat menjaga dan selalu merawat indera pendengaran
supaya tetap dalam kondisi normal.
DAFTAR PUSTAKA
Ethel,Slonane. 1999. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC Junquiera, L.C. dan
Carneiro. J. 1980. Basic Histology. Alih bahasa: Histologi dasar, oleh adji Dharma.1982. Jakarta:
EGC. Soewolo, dkk. 1999. Fisiologi Manusia. Malang: JICA. Tenzer, A. 1998. Struktur Hewan
Bagian II. Malang: IKIP Malang