Anda di halaman 1dari 28

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PEMAHAMAN AGAMA ISLAM

DALAM PROSES PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA


MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN
PERKANTORAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
LAPORAN PENELITIAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam
Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Abas Asyafah, M.Pd.

Disusun
Oleh Kelompok 12:

Ilham Mohammad F 1704543


Novita Ananda S. 1700539
Verdian Noor Pratiwi 1705239

PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN


FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami lantunkan kepada Dzat Yang Maha Kuasa atas
segala rahmat dan karunianya kepada kami, hamba-Nya yang penuh dengan
ketidak-sempurnaan ini, namun dengan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini dengan lancar dan tidak ada hambatan yang begitu berarti.
Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari salah satu mata kuliah di program
studi Pendidikan Manajemen Perkantoran yaitu mata kuliah Seminar Pendidikan
Agama Islam, makalah ini kami beri judul “Implementasi Pemberian Pemahaman
Agama Islam Dalam Proses Pengembangan Sumber Daya Manusia Pada
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran Universitas
Pendidikan Indonesia”. Semoga saja makalah ini mempunyai nilai guna yang
lebih dan bermanfaat bagi semuanya.

Kesadaran kami akan ketidaksempurnaan diri kami sehingga berdampak


juga pada ketidaksempurnaan makalah ini, maka dari itu kata maaf juga sudah
selayaknya menjadi pengantar dalam makalah ini dengan harapan pembaca dapat
memaklumi atas ketidaksempurnaan makalah ini.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah


membantu kami dalam penyusunan makalah ini. Ucapan terimakasih ini juga
didasari atas ketidaksempurnaan kami sehingga kami harus dibantu oleh banyak
pihak. Selain itu kami juga sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca untuk kesempurnaan makalah selanjutnya.

Bandung, April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

halaman
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah..................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan..............................................................................................3
1.4. Manfaaat Penulisan..........................................................................................3
BAB 2 KAJIAN TEORI..................................................................................................4
2.1 Perkembangan Sumber Daya Manusia............................................................4
2.2 Sumber Daya Manusia Menurut islam.............................................................5
2.3 Tujuan Dan Ciri-Ciri Pengembangan Sumber Daya Manusia.......................7
2.4 Langkah-Langkah Yang Digunakan Dalam Mengembangkan Sumber Daya
Manusia.....................................................................................................................9
BAB 3 METODOLOGI PENETILIAN.......................................................................13
3.1 Jenis Penelitian...............................................................................................13
3.2 Populasi...........................................................................................................13
3.3 Sampel.............................................................................................................13
3.4 Teknik Penarikan Sampel.............................................................................13
3.5 Instrumen Penelitian......................................................................................13
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................14
4.1 Hasil Penelitian.................................................................................................14
4.2 Pembahasan......................................................................................................14
4.2.1. Angkatan 2017.........................................................................................14
4.2.2 Angkatan 2018..........................................................................................16
4.2.3 Angkatan 2019..........................................................................................17
4.3 Analisis..............................................................................................................18
BAB 5 PENUTUP...........................................................................................................19
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................19
5.2 Saran..................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................21

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Manusia diciptakan oleh Allah sebagai penerima dan pelaksana ajaran
sehingga ia ditempatkan pada kedudukan yang mulia. Untuk mempertahankan
kedudukannya yang mulia dan bentuk pribadi yang bagus itu, Allah
melengkapinya dengan akal dan perasaan yang memungkinkannya menerima dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan membudayakan ilmu yang dimilikinya.
Ini berarti bahwa kedudukan manusia sebagai makhluk yang mulia itu karena akal
dan perasaan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang seluruhnya dikaitkan
kepada pengabdian pada Pencipta.
Potensi-potensi yang diberikan kepada manusia pada dasarnya merupakan
petunjuk (hidayah) Allah yang diperuntukkan bagi manusia supaya ia dapat
melakukan sikap hidup yang serasi dengan hakekat penciptaannya." Sejalan
dengan upaya pembinaan seluruh potensi manusia, Muhammad SAW berpendapat
bahwa Islam melakukan pendidikan dengan melakukan pendekatan yang men
yeluruh terhadap wujud manusia, sehingga tidak ada yang tertinggal dan
terabaikan sedikitpun, baik dari segi jasmani maupun segi rohani, baik
kehidupannya secara mental, dan segala kegiatannya di bumi ini. Islam
memandang manusia secara totalitas, mendekatinya atas dasar apa yang terdapat
dalam dirinya, atas dasar fitrah yang diberikan Allah kepadanya, tidak ada
sedikitpun yang diabaikan dan tidak memaksakan apapun selain apa yang
dijadikannya sesuai dengan fitrahnya. Pendapat ini memberikan petunjuk dengan
jelas bahwa dalam rangka mencapai pendidikan Islam mengupayakan pembinaan
seluruh potensi secara serasi dan seimbang.
Hasan Langgulung melihat potensi yang ada pada manusia sangat penting
sebagai karunia yang diberikan Allah untuk menjalankan tugasnya sebagai
khalifah di muka bumi. Suatu kedudukan yang istimewa di dalam alam semesta
ini. Manusia tidak akan mampu menjalankan amanahnya sebagai seorang

1
khalifah, tidak akan mampu mengemban tanggung jawabnya jikalau ia tidak
dilengkapi dengan potensi-

2
3

potensi tersebut dan mengembangkannya sebagai sebuah kekuatan dan nilai lebih
manusia dibandingkan makhluk lainnya.' Artinya, jika kualitas sumber daya
manusia manusianya berkualitas maka ia dapat mempertanggung jawabkan
amanahnya sebagai seorang khalifah dengan baik. Kualitas sumber daya manusia
ini tentu saja tak hanya cukup dengan men guasai ilmu pengetahuan dan teknologi
(iptek), tetapi juga pengembangan nilainilai rohani-spiritual, yaitu berupa iman
dan taqwa (imtaq).Dari penjabaran di atas dapat dimengerti bahwa pengembangan
sumber daya manusia sangat penting, tak hanya dari sudut ilmu pengetahuan dan
teknologi. Namun, tak kalah pentingnya adalah dimensi spiritual dalam
pengembangan sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia tidak akan
sempurna tanpa ketangguhan mental-spiritual keagamaan. Sumber daya manusia
yang mempunyai dan memegang nilai-nilai agama akan lebih tangguh secara
rohaniah.
Dengan demikian akan lebih mempunyai tanggung jawab spiritual terhadap
ilmu pengetahuan serta teknologi. Sumber daya manusia yang tidak disertai
dengan kesetiaan kepada nilai-nilai keagamaan, hanya akan membawa manusia ke
arah pengejaran kenikmatan duniawi atau hedonisme belaka. Dan jika semangat
hedonisme sudah menguasai manusia, bisa diramalkan yang terjadi adalah
eksploitasi alam sebesar-besarnya tanpa rasa tanggung jawab dan bahkan
penindasan manusia terhadap manusia lain. Dengan demikian pengembangan
sumber daya manusia berdasarkan konsep Islam adalah membentuk manusia yang
berakhlak mulia, yang senantiasa menyembah Allah yang menebarkan rahmat
bagi alam semesta dan bertaqwa kepada Allah.Inilah yang menjadi arah tujuan
pengembangan sumber daya manusia menurut konsep Islam.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian sumber daya manusia?
2. Apa pengertian sumber daya manusia menurut islam
3. Apa tujuan dan ciri-ciri pengembangan sumber daya manusia?
4. Apa langkah-langkah yang digunakan dalam mengembangkan sumber
daya manusia?
4

1.3. Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian sumber daya manusia
2. Untuk mengetahui pengertian sumber daya manusia menurut islam
3. Untuk mengetahui tujuan dan ciri-ciri pengembangan sumber daya
manusia
4. Untuk mengetahui langkah-langkah apa yang digunakan dalam
mengembangkan sumber daya manusia
1.4. Manfaaat Penulisan
1. Untuk memahami pengertian sumber daya manusia
2. Untuk memahami pengertian sumber daya manusia menurut islam
3. Untuk memahami tujuan dan ciri-ciri pengembangan sumber daya
manusia
4. Untuk memahami langkah-langkah apa yang digunakan dalam
mengembangkan sumber daya manusia
BAB 2
KAJIAN TEORI

2.1 Perkembangan Sumber Daya Manusia


Pengembangan sumber daya manusia adalah suatu upaya untuk
mengembangkan kualitas atau kemampuan sumber daya manusia melalui
proses perencanaan pendidikan, pelatihan dan pengelolaan tenaga atau
pegawai untuk mencapai suatu hasil optimal.
Pengembangan sumber daya manusia berkaitan dengan tersedianya
kesempatan dan pengembangan belajar, membuat program-program training
yang meliputi perencanaan, penyelenggaraan, dan evaluasi atas program-
program tersebut (Armstrong, 1997:504)
Pengembangan sumber daya manusia dapat didefinisikan sebagai
seperangkat aktivitas yang sistematis dan terencana yang dirancang dalam
memfasilitasi para pegawainya dengan kecakapan yang dibutuhkan untuk
memenuhi tuntutan pekerjaan, baik pada saat ini maupun masa yang akan
datang (Harrish and Desimone, 1992:2)
Pengembangan sumber daya manusia adalah suatu usaha yang terencana
dan berkelanjutan yang dilakukan oleh organisasi dalam meningkatkan
kompetensi pegawai dan kinerja organisasi melalui program-program
pelatihan, pendidikan, dan pengembangan (Mondy and Noe, 1990:270)
Pengembangan sumber daya manusia perlu dilakukan secara terencana
dan berkesinambungan. Agar pengembangan dapat dilaksanakan dengan baik,
harus lebih dahulu ditetapkan suatu program pengembangan sumber daya
manusia. Progam pengembangan sumber daya manusia hendaknya disusun
secara cermat dan didasarkan kepada metode-metode ilmiah serta
berpedoman pada keterampilan yang dibituhkan perusahaan saat ini maupun
masa depan. Pengembangan haruslah bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan teknis, teoritis, konseptual serta moral sumber daya manusia
supaya prestasi kerjanya baik dan mencapai hasil yang optimal.

5
6

Dari beberapa pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa pengembangan


Sumber Daya Manusia adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh organisasi
dalam memfasilitasi individu/kelompok agar memiliki pengetahuan, keahlian,
dan sikap yang dibutuhkan dalam menangani pekerjaan saat ini atau yang
akan datang. Aktivitas yang dimaksud, tidak hanya pada  aspek pendidikan
dan pelatihan saja, akan tetapi menyangkut aspek karier dan pengembangan
organisasi. Dengan kata lain, pengembangan sumber daya manusia berkaitan
erat dengan upaya meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan sikap
anggota organisasi serta penyediaan jalur karier yang didukung oleh
fleksibilitas organisasi dalam memcapai tujuan organisasi.

2.2 Sumber Daya Manusia Menurut islam


Dalam Islam pengelolaan sumber daya manusia mengacu pada apa
yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW didasarkan pada konsep
Islam mengenai manusia itu sendiri. Konsep Pertama: Manusia diciptakan
untuk beribadah kepada Tuhan. Oleh karena itu segala kegiatan manusia
harus merupakan bentuk ibadah, ibadah dalam arti luas, tidak hanya ibadah
yang bersifat ritual.Setiap kegiatan manusia bisa bernilai ibadah jika
diniatkan untuk mencari keridhoan Tuhan. Bermasyarakat yang baik adalah
ibadah, bekerja dengan giat merupakan ibadah, bahkan tidur pun bisa
bernilai ibadah. Konsep kedua: Manusia adalah khalifatullah fil ardhli –
wakil Allah di bumi, yang bertugas memakmurkan bumi. Konsekuensi dari
kedua konsep ini adalah segala kegiatan manusia akan dinilai dan
dipertanggungjawabkan kelak di akhirat.Dengan konsep tersebut Islam
memandang bahwa masalah memanage manusia bukan masalah yang
sepele. Islam mengusahakan sumber daya manusia untuk ikut
memakmurkan bumi dalam lingkup pengabdian kepada Tuhan dengan
memanfaatkan seoptimal mungkin potensi yang telah dianugerahkan oleh
Tuhan.
Dengan ditetapkannya sasaran utama dalam pembangunan yaitu
terciptanya kualitas manusia dan kualitas masyarakat Indonesia yang maju
7

dalam suasana yang tentram dan sejahtera lahir dan batin, dalam tata
kehidupan masyarakat bangsa dan Negara yang berlandaskan pada
pancasila, maka sasaran itu sekaligus mencerminkan bahwa kondisi sumber
daya manusia masih memerlukan peningkatan dalam berbagai aspek.
Sebagaimana telah difirmankan Allah SWT, dalam surat Al-Baqarah
ayat 30, 31, 33, yang artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada
para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi "… Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-
benda) seluruhnya,…. Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada
mereka nama-nama benda ini."
Dari ayat di atas secara kontekstual memberi dasar kajian tentang
sumber daya manusia, yakni Adam yang notabene-nya mempunyai
intelegensia yang berkembang (fitrah). Kondisi potensi inilah, yang kita
analisis dalam upaya mengembangkan sumber daya manusia. Realitas ini
akan semakin terasa dalam globalisasi, yang ditandai dengan pergeseran
yang cepat dalam segala kehidupan.
Faktor pertama yang harus diperhatikan dalam sebuah organisasi
adalah manusia. Ia merupakan aset termahal dan terpenting. ibarat manusia
merupakan urat nadi kehidupan dari sebuah organisasi. Karena eksistensi
sebuah organisasi ditentukan oleh faktor manusia yang mendukungnya. Aset
yang paling penting harus dimiliki oleh organisasi atau perusahaan dan
harus diperhatikan dalam manajemen adalah tenaga kerja atau manusia
(sumber daya manusia). Terminologi sumber daya manusia (human
resources) merujuk kepada orang-orang yang bekerja di dalam organisasi.
Tatkala para manajer terlibat dalam aktivitas sumber daya manusia sebagai
bagian dari pekerjaannya, mereka berupaya memfasilitasi kontribusi yang
disodorkan oleh orang-orang untuk mencapai rencana dan strategi
organisasi. Signifikasi upaya sumber daya manusia bermuara pada
kenyataan bahwa manusia merupakan elemen yang senantiasa ada di dalam
setiap organisasi. Mereka inilah yang bekerja membuat tujuan, mengadakan
inovasi, dan mencapai tujuan organisasi. (samsudin,2006:21-23)
8

Berbicara mengenai masalah sumber daya manusia, sebenarnya dapat


kita lihat dari dua aspek, yakni kuantitas dan kualitas. Kuantitas menyangkut
jumlah sumber daya manusia (penduduk) yang kurang penting kontribusinya
dalam pembangunan, dibandingkan dengan aspek kualitas. Bahkan kuantitas
sumber daya manusia tanpa disertai dengan kualitas yang baik akan menjadi
beban pembangunan suatu bangsa sedangkan kualitas menyangkut mutu
sumber daya manusia tersebut meliputi kemampuan fisik maupun non fisik
(kecerdasan dan mental). Oleh sebab itu untuk kepentingan akselerasi suatu
pembangunan dibidang apapun, peningkatan kualitas sumber daya manusia
merupakan prasyarat utama. (soekidjo,2003:2-3)
Karena kualitas sumber daya manusia menyangkut dua aspek, aspek
kualitas fisik dan aspek kualitas non-fisik, yang meliputi kemampuan
bekerja, berfikir, dan berbagai macam keterampilan, maka upaya
peningkatan sumber daya manusia juga dapat diarahkan pada dua aspek
penting tersebut. Untuk peningkatan kualitas fisik dapat diupayakan lewat
program kesehatan dan gizi. Sedangkan untuk peningkatan kualitas atau
kemampuan non-fisik, maka upaya yang diperlukan adalah pendidikan dan
pelatihan. Upaya inilah yang dimaksud dengan pengembangan sumber daya
manusia. (halim, 2005:4)
Walaupun dalam perkembangannya, manusia pernah diperlukan hanya
sebagai alat semata yang nilainya sama dengan alat produksi untuk
mencapai hasil yang maksimal. Namun demikian tidak dinafikan, bahwa
kunci keberhasilan sebuah organisasi bukan terletak pada alat-alat mutakhir
yang digunakan, akan tetapi terletak pada manusia yang berada dibalik alat
atau sumber daya tersebut.

2.3 Tujuan Dan Ciri-Ciri Pengembangan Sumber Daya Manusia


Pengembangan sumber daya manusia untuk jangka panjang adalah
aspek yang semakin penting dalam organisasi atau perusahaan.
pengembangan sumber daya manusia dalam organisasi dapat mengurangi
ketergantungan organisasi untuk menarik anggota baru atau karyawan baru.
9

Pengembangan karyawan secara internal maka lowongan pekerjaan dapat


diisi secara internal pula. Pengembangan sumber daya manusia juga
merupakan suatu cara yang efektif guna menghadapi tantangan dan peluang
yang dihadapi.
Tujuan pokok pengembangan sumber daya manusia adalah
meningkatkan kemampuan, ketrampilan, sikap dan tanggung jawab
karyawan sehingga lebih efektif dan efisien dalam mencapai sasaran
program dan tujuan organisasi.
Menurut Adrew E. Sikula menyebutkan dalam bukunya manajemen
sumber daya manusia bahwa ada delapan jenis tujuan pengembangan
sumber daya manusia yaitu sebagai berikut:
 Produktifitas (dicapainya produktifitas personel dan organisasi)
 Quality (meningkatnya kualitas produk)
 Human resources planning (melaksanakan perencanaan sumber daya
manusia).
 Moral (meningkatnya semangat dan tanggung jawab personel atau
organisasi)
 Indirect compensation (meningkatkan kompensasi secara tidak
langsung)
 Healthy and safety (memelihara kesehatan mental dan fisik)
 Obsolescence prevention (mencegah menurunnya kemampuan personel)
 Personal growth (meningkatnya kemampuan individual personel).
Sedangkan tujuan pengembangan sumber daya manusia menurut Islam
adalah membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT. Kata 'takwa'
dalam Al-Qur'an mencakup segala sesuatu dan tingkatan kebajikan. Ia
merupakan wasiat tuhan kepada seluruh makhluk dengan berbagai tingkatan
sejak nabi hingga orang awam.
Ciri-ciri pengembangan sumber daya manusia yang efektif yaitu:
10

a. Bersifat sistematik; yakni memiliki tujuan yang spesifik dan


berkelanjutan dalam memberikan program pelatihan yang kongkrit dan
mudah bagi para partisipan.
b. Nilai sebuah kebutuhan dan rencana yang terpadu. Program ini juga
harus melibatkan semua unsur-unsur dakwah yang terkait.

2.4 Langkah-Langkah Yang Digunakan Dalam Mengembangkan Sumber


Daya Manusia
Langkah langkah yang diunakan dalam mengembangkan sumber daya
manusia menurut (Sondang P. Siagian,2006):
1. Penentuan Kebutuhan
Merupakan kenyataan bahwa anggaran yang harus disediakan untuk
membiayai kegiatan pelatihan dan pengembangan tersebut sungguh-
sungguh dapat dibenarkan, perlu adanya jaminan terlebih dahulu bahwa
kegiatan pelatihan dan pengembangan tersebut sudah nyata-nyata
diperlukan. Artinya pelatihan dan pengembangan tertentu hanya
diselenggarakan apabila kebutuhan didasarkan pada analisis yang tepat.
Dalam mengidentifikasikan kebutuhan akan pelatihan dan
pengembangan terdapat tiga pihak yang turut terlibat. Pihak pertama adalah
satuan organisasi yang mengelola sumber daya butuhan. Pihak kedua adalah
para manajer satuan kerja. Karena para manajer itulah yang sehari-hari
memimpin para karyawan dan karena mereka pulalah yang paling
bertanggungjawab atas keberhasilan atau kegagalan satuan-satuan kerja
yang dipimpinnya. Pihak ketiga adalah para pegawai yang bersangkutan
sendiri.
2. Penentuan Sasaran
Berdasarkan analisis akan pelatihan dan pengembangan, berbagai
sasaran ditetapkan. Sasaran yang ingin dicapai itu dapat bersifat teknikal
akan tetapi dapat pula menyangkut keperilakuan. Berbagai sasaran tersebut
harus dinyatakan jelas dan konkrit baik bagi para pelatih maupun para
peserta.
11

Bagi penyelenggaraan pelatihan dan pengembangan gunanya


mengetahui sasaran tersebut ialah:
a. Sebagai tolak ukur kelak untuk menentukan berhasil tidaknya
program pelatihan dean pengembangan,
b. Sebagai bahan dalam usaha menentukan langkah selanjutnya seperti
isi program dan metode pelatihan yang akan digunakan.
3. Penetapan Isi Program
Dalam program pelatihan dan pengembangan harus jelas diketahui apa
yang ingin dicapai. Salah satu sasaran yang ingin dicapai adalah
mengajarkan keterampilan tertentu yang pada umumnya berupa
keterampilan baru yang belum dimiliki oleh para pekerja padahal diperlukan
dalam pelaksanaan tugas dengan baik. Mungkin pula pelaksanaan program
pelatihan dan pengembangan dimaksud untuk mengajarkan pengetahuan
baru. Bahkan sangat mungkin yang diperlukan adalah perubahan sikap dan
perilaku dalam pelaksanaan tugas.
Dalam hubungan ini penting untuk diperhatikan bahwa melalui
penyelenggaraan program pelatihan dan pengembangan dua kepentingan
harus sama-sama terpenuhi. Kepentingan pertama adalah kepentingan
organisasi yang tercermin pada peningkatan kemampuan organisasi
mencapai tujuannya. Kepentingan kedua adalah kepentingan para pegawai
peserta pelatihan dan pengembangan yang apabila tidak terpenuhi akan
berakibat pada kurangnya motivasi, juga melaksanakan tugas yang
dipercayakan kepadanya.
4. Identifikasi Prinsip-Prinsip Belajar
Pada akhirnya hasil yang dicapai lah yang dapat digunakan sebagai
tolok ukur tentang tepat tidaknya prinsip-prinsip belajar yang diterapkan
dalam suatu program pelatihan dan pengembangan. Dengan kata lain, yang
diharapkan terjadi adalah berlangsungnya proses belajar mengajar dengan
cepat karena peserta pelatihan dan pengembangan merasa bahwa prinsip
belajar yang diterapkan tepat.
12

Dikalangan para pakar pelatihan dan pengembangan telah umum


diterima pendapat yang mengatakan bahwa pada dasarnya prinsip belajar
yang layak dipertimbangkan untuk bditerapkan berkisar pada lima hal, yaitu
partisipasi, repetisi, relevansi, pengalihan dan umpan balik.
5. Pelaksanaan Program
Penyelenggaraan program pelatihan dan pengembangan sangat
situsional sifatnya. Artinya, dengan penekanan pada perhitungan
kepentingan organisasi dalam kebutuhan para peserta, penerapan prinsip-
prinsip belajar yang telah dibahas dimuka dapat berbeda dalam aksentuasi
dan intensitasnya yang p0ada gilirannya tercermin pada penggunaan teknik-
teknik tertentu dalam proses belajar-mengajar.
Berikut ini adalah teknik melatih yang sudah umum dikenal dan
digunakan dewasa ini
a. Pelatihan dalam jabatan. Sasarannya adalah meningkatkan
kemampuan peserta latihan mengerjakan tugasnya yang sekarang.
b. Rotasi pekerjaan. Teknik ini berarti bahwa para pegawai dilatih
mengerjakan beraneka ragam tugas dengan prinsip partisipasi dan
pengalihan kemampuan, para pegawai pada umumnya tidak
menghadapi kesukaran untuk dialihkan tugaskan, baik secara
permanen maupun untuk sementara waktu.
c. Sistem ceramah.
d. Pelatihan vestibule, adalah metode pelatihan untuk meningkatkan
keterampilan, terutama yang bersifat teknikal, ditempatkan pekerjaan,
akan tetapi tanpa mengganggu kegiatan organisasi sehari-hari.
e. Role-playing. Metode ini sering digunakan apabila sasaran pelatihan
bukan terutama peningkatan keterampilan, melainkan yang
menyangkut keperilakuan, terutama yang berwujud kemampuan
menumbuhkan sikap empati dan melihat suatu dari kaca mata orang
lain.
13

f. Studi kasus, terutama bagi para manager atau calon manajer yang
kemampuannya mengambil keputusan dan/atau memecahkan masalah
merupakan sasaran pokok.
g. Stimulasi. Teknik ini merupakan suatu bentuk pelatihan dengan
menggunakan suatu alat mekanikal yang identik betul dengan alat
yang akan digunakan oleh peserta pelatihan dalam tugasnya.
h. Belajar sendiri. Dalam penggunaaan teknik ini, organisasi,
mempersiapkan bahan pelajaran yang berbentuk seperti buku
pedoman, buku petunjuk, video atau disket yang kesemuanya
mengandung bahan-bahan pelajaran yang dianggap penting dikuasai
oleh para pegawai.
6. Penilaian Pelaksanaan Program
Pelaksanaan suatu program pelatihan dan pengembangan dapat
dikatakan berhasil apabila dalam diri para peserta pelathan dan
pengembangan tersebut terjadi proses transformasi. Proses transformsi
tersebut dapat dinyatakan berlangsung dengan baik apabila terjadi paling
sedikit dua hal, yaitu:
a) peningkatan kemampuan dalam melaksanakan tugas
b) perubahan perilaku yang tercermin pada sikap, disiplin dan etos kerja.
14
BAB 3
METODOLOGI PENETILIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survey, yaitu dengan


mengumpulkan informan maupun data mengenai populasi yang besar
(Universitas Pendidikan Indonesia) dengan memakai sampel yang relatif kecil
(Prodi Pendidikan Manajemen Perkantoran).

3.2 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek yang menjadi pusat perhatian
penelitian. Kami menggunakan mahasiswa dan mahasiswi Program Studi
Pendidikan Manajemen Perkantoran Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
(FPEB) di Universitas Pendidikan Indonesia, sebagai populasi
dalam penelitian ini.

3.3 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang terpilih untuk penelitian yang
karakteristiknya dianggap mewakili semua populasi. Untuk itu kami
mengambil sampel mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Manajemen
Perkantoran Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB) di Universitas
Pendidikan Indonesia dimulai dari angkatan 2017, 2018, dan 2019.

3.4 Teknik Penarikan Sampel


Dalam penyusunan laporan penelitian ini, kami menggunakan penarikan
sample dengan jenis propabilitas, yaitu sampel yang tidak ditentukan atau
tidak direncanakan.

3.5 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian yang kami gunakan adalah dengan menyebarkan
angket (Kuisioner) dengan jenis terbuka.

15
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara daring dengan menyebarkan angket yang


telah dibuat melalui google form kepada seluruh Mahasisiwa/I Program Studi
Pendidikan Manajemen Perkantoran Universitas Pendidikan Indonesia angkatan
2017, 2018, 2019 melalui grup sosial media masing-masing angkatan.

Hasil yang diperoleh melalui pengisian angket secara daring ini adalah 24
responden diantaranya sepuluh orang laki-laki dan empat belas orang perempuan.
Dengan rincian enam belas orang responden dari angkatan 2017, dua orang
responden dari angkatan 2018, dan enam orang responden dari angkatan 2019.
Seluruh responden telah memahami apa itu sumber daya manusia dan juga pernah
mengikuti beberapa program pengembangan sumber daya manusia.
Sebanyak 21 orang telah mendapatkan pemahaman keislaman dalam
program pengembangan sumber daya manusia yang mereka ikuti, sedangkan tiga
orang diantaranya tidak atau belum pernah mendapatkan pemahaman kesilaman
dalam program sumber daya manusia yang pernah mereka ikuti. Ini menjadi suatu
perhatian bahwa dalam proses pengembangan sumber daya manusia pun kita
memerlukan pemahaman tentang islam.
4.2 Pembahasan
Dari hasil penelitian mengenai Implementasi Pemahaman Agama Islam
dalam Proses Pengembangan Sumber Daya Manusia pada Mahasiswa Program
Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran Universitas Pendidikan Indonesia
didapatkan data sebagai berikut:
4.2.1. Angkatan 2017
4.2.1.1 Responden Laki-laki

16
1. Dalam implementasinya, pemberian pemahaman agama islam dalam
proses pengembangan sumber daya manusia memiliki dampak positif
terhadap

17
18

kinerja, dimana menurut responden ini menjadikan kita lebih bertanggung


jawab karena memperbaiki akhlak kita. Disaat akhlak sudah baik, maka itu
akan berbanding lurus dengan kinerja kita sendiri.
2. Dengan adanya pemberian pemahaman agama islam dalam proses
pengembangan sumber daya manusia membuat kita menjadi lebih ikhlas
dalam menjalani. Dan juga membuat pola pikir menjadi lebih terbuka,
karena segala sesuatu itu didasari oleh akidah yang harus dipahami oleh
setiap muslim.
3. Pemberian pemahaman agama islam dalam proses pengembangan sumber
daya manusia dinilai penting karena memiliki dampak yang positif bagi
kita. Karena dengan pemberian pemahaman seperti itu akan membuat
sumber daya manusia lebih bertanggung jawab dan berhati-hati dalam
bekerja.
4. Dengan pemberian pemahaman agama islam dalam proses pengembangan
sumber daya manusia pun dinilai sangat penting karena dalam
mengembangkan potensi, mengembangkan akidah dan ahlak sebagai
penuntun hidup juga lebih mentinng dan harus bisa dipahami oleh setiap
muslim.

4.2.1.2 Responden Perempuan

1. Dalam implementasinya, pemberian pemahaman agama islam dalam


proses pengembangan sumber daya manusia memiliki dampak positif
terhadap kinerja, dimana menurut responden ini memberikan banyak
perubahan pada diri kita menuju ke arah yang lebih positif.
2. Dengan adanya pemberian pemahaman agama islam dalam proses
pengembangan sumber daya manusia membuat kita selalu tersadar bahwa
segala perbuatan akan dipertanggungjawabkan kelak. Dengan adanya
pemberian pemahaman ini membuat kita mengetahui dasar dari
pengetahuan islam yang akan memberikan kebiasaan positif dalam
berkegiatan serta akan disiplin dalam manajemen waktu dan bertanggung
jawab sebagai mana ia mematuhi aturan dalam agama islam.
19

3. Pemberian pemahaman agama islam dalam proses pengembangan sumber


daya manusia dinilai penting karena agama adalah fondasi kehidupan.
Juga dengan diberikannya pemahaman tentang islam mengenai sumber
daya manusia maka akan lebih hati-hati dalam melaksanakan
tanggungjawabnya.
4. Dengan pemberian pemahaman agama islam dalam proses pengembangan
sumber daya manusia pun dinilai sangat penting karena pengembangan
sumber daya manusia harus dibekali dengan dasar agama agar lebih
terarah. Dan juga banyak ilmu agama yg mendasari kita untuk berinteraksi
dengan orang lain, banyak adab baik itu dalam lingkup pekerjaan, social
networking ataupun tanggung jawab individu.

4.2.2 Angkatan 2018


4.2.2.1 Responden Laki-laki

1. Dalam implementasinya, pemberian pemahaman agama islam dalam


proses pengembangan sumber daya manusia memiliki dampak positif
terhadap kinerja, dimana menurut responden tentulah akan sangat
bermanfaat karena sebagai seorang muslim pasti tujuan hidup utama
manusia adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Apapun kegiatan
kehidupan yang dijalani, harus senantiasa diniatkan sebagai ibadah.
2. Dengan pemberian pemahaman agama islam dalam proses pengembangan
sumber daya manusia pun dinilai sangat penting karena dengan asas
keislaman diharapkan manusia mampu menjaga habluminallah dan
habluminannas

4.2.2.2 Responden Perempuan

1. Dalam implementasinya, pemberian pemahaman agama islam dalam


proses pengembangan sumber daya manusia memiliki dampak positif
terhadap kinerja, dimana menurut responden jika kegiatan islami
dilakukan dengan baik, maka kegiatan lain juga ikut tertata rapi.
2. Dengan pemberian pemahaman agama islam dalam proses pengembangan
sumber daya manusia pun dinilai sangat penting karena bagi muslim itu
20

dijadikan salah satu dasar atau pondasi dalam menjalankan kehidupan.


Pengembangan Sumber Daya Manusia jika didasari dengan pemahaman
keislamanannya yang bagus maka aspek apapun akan terkena dampak
positif juga.
4.2.3 Angkatan 2019
4.2.3.1 Responden Laki-laki

1. Dalam implementasinya, pemberian pemahaman agama islam dalam


proses pengembangan sumber daya manusia memiliki dampak positif
terhadap kinerja, dimana menurut responden ini menjadikan kita lebih
mendapatkan kepercayaan diri dan lebih optimis. Dan juga bias menjadi
dorongan kepada diri kita agar lebih mempertanggungjawabkan kinerja
yang kita lakukan.
2. Dengan pemberian pemahaman agama islam dalam proses pengembangan
sumber daya manusia pun dinilai sangat penting karena agama islam
banyak mengajarkan hal yang sangat bermanfaat dalam kehidupan.
Apabila ini diberikan dan diterapkan maka sumber daya manusia akan
berkembang lebih baik lagi.

4.2.3.2 Responden Perempuan

1. Dalam implementasinya, pemberian pemahaman agama islam dalam


proses pengembangan sumber daya manusia memiliki dampak positif
terhadap kinerja, dimana menurut responden kita sudah diberikan
pemahaman, tujuan, landasan, dasar, arahan dan maksud sesuai dengan
agama dalam melakukan sesuatu.
2. Dengan pemberian pemahaman agama islam dalam proses pengembangan
sumber daya manusia pun dinilai sangat penting karena dengan adanya
pemahaman tersebut dapat membentuk karakter manusia yang memiliki
iman dan akidah kuat kepada Allah SWT. Serta akan menolong individu
terhadap pemahaman yang lebih mendalam tentang ajaran agama,
bagaimana hubungannya dengan Allah Swt dengan sesama manusia
bahkan semua makhluk. Dengan adanya pemahaman tentang keislaman
21

juga dapat memberikan solusi terhadap persoalan yang dihadapi oleh


sumber daya manusianya.
4.3 Analisis
Dari hasil pengumpulan data kuesioner di atas, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:

1. Dalam implementasinya, pemberian pemahaman mengenai agama islam


bisa memberikan dampak positif kepada peserta program pengembangan
sumber daya manusia. Dan seluruh responden mendapatkan dampak
positifnya.
2. Dalam implementasinya, output dari program pengembangan sumber daya
manusai yang terdapat pemberian pemahaman agama islam memberikan
kesan positif. Dimana dalam melakukan pekerjaan jadi lebih berhati-hati
dan lebih bertanggung jawab. Karena lebih memiliki kesadaran diri bahwa
setiap yang dilakukan akan ada balasannya kelak.
3. Pada implementasinya, pemberian pemahaman agama islam pada program
pengembangan sumber daya manusia juga membuat responden atau
peserta mendapatkan pondasi agama dalam bekerja. Dan juga memberikan
pengaruh terhadap akhlak, dimana akhlak memang merupakan satu hal
yang sangat penting dalam kehidupan.
4. Pada implementasinya, pemberian pemahaman agama islam pada program
pengembangan sumber daya manusia dinilai sagatlah penting. Karena
pengembangan sumber daya manusia harus dibekali dengan dasar agama
agar lebih terarah. Dan juga banyak ilmu agama yg mendasari kita untuk
berinteraksi dengan orang lain, banyak adab baik itu dalam lingkup
pekerjaan, social networking ataupun tanggung jawab individu.
5. Pemberian pemahaman agama islam pada program pengembangan sumber
daya manusia memiliki banyak sekali dampak positif dan sangatlah
penting untuk diberikan apalagi kepada umat muslim. Dimana dalam
implementasinya, responden yang notabene pernah menjadi peserta
22

merasakan dampak yang sangat baik bagi dirinya setelah mendapatkan


pemberian ilmu tersebut.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Implementasi merupakan suatu bentuk penerapan di dalam kehidupan.
Dimana bagian implementasi ini terkadang menjadi bagian tersulit karena
menyangkut ke dalam asimilasi Antara teori dan praktiknya. Tetapi implemetasi
ini merupakan sebuah bentuk perubahan kecil yang bias memberikan dampak
yang besar, terkhusus ke dalam hidup kita pribadi.

Implementasi pemberian pemahaman agama islam dalam proses


pengembangan sumber daya manusia telah dirasakan oleh 21 dari 24 responden
atau sebesar 87,5% dari seluruh responden mendapatkan manfaat yang sangat
positif. Dimana pemberian pemahaman ini mempengaruhi kinerja mereka dalam
bekerja.
Pengaruhnya terasa karena seluruh kegiatan yang dijalani merupakan niat
ikhlas menjalani atas dasar Allah SWT. Dan juga dalam implementasinya,
pembagian waktu dan juga tanggungjawab yang diemban benar-benar dirasakan
dan dilakukan dengan sangat baik.
Manfaat lainnya yaitu didapatkannya dasar dan pondasi atas apa yang
mereka kerjakan. Karena disaat mereka mengerjakan suatu pekerjaan, semuanya
dilandasi atas dasar Allah SWT dan dampaknya yaitu pekerjaan terselesaikan
dengan sangat baik dengan penuh tanggungjawab.
Dan pada akhirnya, proses pengembangan sumber daya manusia memang
harus dibarengi dengan pemberian pemahaman agama, terkhusus agama islam
untuk seluruh umat muslim. Karena pengembangan sumber daya manusia harus
dibekali dengan dasar agama agar lebih terarah. Dan juga banyak ilmu agama yg
mendasari kita untuk berinteraksi dengan orang lain, banyak adab baik itu dalam
lingkup pekerjaan, social networking ataupun tanggung jawab individu.
5.2 Saran
Dari kesimpulan di atas, penulis memberikan beberapa saran yaitu sebagai
berikut:

23
24

1. Sebagai umat muslim yang memiliki akhlak yang baik, sudah seharusnya
menjadi sumber daya manusia yang unggul dan selalu ikhlas serta
bertanggungjawab dalam melaksanakan semua pekerjaan.
2. Sebagai umat muslim, kita senantiasa bersujud kepada Allah SWT dan
meminta perotolongannya dalam setiap kegiatan yang kita lakukan. Baik
itu untuk diri kita sendiri dan juga untuk masyarakat luas.
3. Sebagai umat muslim, kita harus terus berlajar dan berkembang supaya
diri kita tidak stagnan. Dimana belajar dan berkembang ini harus didasari
oleh pondasi agama yang nantinya akan membuat kita lebih baik dalam
melakukan sesuatu.
DAFTAR PUSTAKA

A.Halim dkk. 2005. Manajemen Pesantren. Yogyakarta: LkiS.


Amstrong, Kottler., (1997), “Prinsip-Prinsip Pemasaran”, Erlangga, Jakarta.

DeSimone, R.L., & Harris, D. M. 1998. Human Resources Development. Second

Edition. Orlando: The Dryden Press.


Haluty, D. (2014). Islam dan Manajemen Sumber Daya Manusia yang
Berkualitas. Irfani, 10(1), 29299.

Langgulung, H. (1991). Asas-asas pendidikan Islam. Dewan Bahasa dan Pustaka.

Mondy, W, and Noe, R, M. (1996). Human Resource Management Texas:Prentice


Hall, Inc.

Samsudin. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka Setia.

Siagian,Sondang P. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia, Ed. 1, Cet. 24.


Jakarta: Bumi Aksara.

Siahaan, A. (2016). Strategi pendidikan islam dalam meningkatkan kualitas


sumber daya manusia indonesia. Almufida: Jurnal Ilmu-Ilmu
Keislaman, 1(1).

Sikula, Andrew E. 1981. Pengembangan Tenaga Kerja. Jakarta: Pustaka


Binaman.

Soekidjo, N. (2003). Pengembangan Sumberdaya Manusia, Jakarta: PT. Rineka


Cipta.

25

Anda mungkin juga menyukai