Anda di halaman 1dari 8

J.Infras.

4(1):25-31

ANALISA FAKTOR PENGHAMBAT PENERAPAN BUILDING


INFORMATION MODELING DALAM PROYEK KONSTRUKSI
(The Obstacle Factors in The Implementation of BIM in Construction Projects)

Handika Rizky Hutama1, Jane Sekarsari 1


1
Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Trisakti,
E-mail: handikarizkyhutama@yahoo.co.id

ABSTRAK

Pemanfaatan teknologi informasi menjadi salah satu strategi untuk meningkatkan kinerja dan daya saing
perusahaan dalam menangani proyek konstruksi secara efektif dan efisien. Building Information
Modeling (BIM) adalah sistem informasi yang memproses input menjadi informasi dalam bentuk
pemodelan bangunan sebagai alat bantu dalam proses pengambilan keputusan dalam setiap tahapan
proyek konstruksi. BIM dalam proyek konstruksi menghadapi berbagai hambatan akibatnya manfaat
penerapannya tidak optimal. Dari penelitian sebelumnya belum terdapat adanya studi analisa faktor
penghambat penerapan BIM pada proyek konstruksi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mendapatkan
faktor-faktor dan faktor utama penghambat penerapan BIM dalam proyek konstruksi serta bermanfaat
bagi perusahaan dalam meningkatkan penerapannya dalam proyek konstruksi yang ditanganinya.
Metode penelitian ini dilakukan dengan metode statistik deskriptif, analisa korelasi dan analisa faktor.
Teknik pengumpulan data dengan mengunakan kuisioner dan wawancara. Kuesioner disebarkan
kepada responden yaitu pengguna BIM pada proyek konstruksi sejumlah 40 responden. Hasil penelitian
menunjukan faktor utama penghambat penerapan BIM dalam proyek konstruksi yaitu kurangnya
partisipasi manajemen dalam memberikan motivasi, pelatihan, dan pengawasan yang ditetapkan
perusahaan.

Kata Kunci: faktor penghambat, BIM, implementasi, proyek konstruksi

ABSTRACT

Utilization of information technology is one of the strategies to improve the performance and
competitiveness of enterprises in handling construction projects effectively and efficiently. Building
Information Modeling (BIM) is an information system that processes input into information in the form of
building modeling as a tool in the decision making process in each stage of the construction project. BIM
in construction projects face many obstacles as a result the benefits of its application has not optimal.
There is a lack of prior research about analysis of the obstacle factors in the adoption of BIM in
construction projects in Indonesia. This study aims to provide information factors and the main obstacle
factors the application of BIM in construction projects that benefit the company in improving its
application in construction projects. This study was conducted using descriptive statistics, correlation
analysis and factor analysis. Data collection techniques by using questionnaires and interviews. The
quesioners were distributed to the respondents, the BIM user in construction projects as much as of 40
respondents. The results show that main obstacle factor the application of BIM in construction projects is
the lack of participation of management in providing the motivation, training, and supervision as targeted
by the company.

Keywords: BIM , obstacle factors, implementation, construction projects

25
Analisa Faktor Penghambat Penerapan…………………………………………………………….Handika Rizky U, Jane S

PENDAHULUAN mengefisiensikan kebutuhan tenaga kerja,


waktu dan uang. Dalam penerapan BIM ,
Proyek konstruksi dengan tingkat kompleksitas
manajer menghadapi tantangan berat untuk
yang tinggi harus memiliki manajemen yang baik
menerapkannya agar dapat mendukung
dalam mengelola sumber daya – sumber daya
sasaran-sasaran organisasi yang bersangkutan.
untuk mencapai tujuan/sasaran yang telah
Sistem informasi dan organisasi akan sangat
direncanakan secara efisien dan efektif dengan
mempengaruhi. Disatu sisi sistem informasi
memperhatikan kesempatan yang ada serta
harus disinkronkan dengan organiasi agar
memperhitungkan risiko/hambatan yang
kebutuhan informasi dari organisasi terpenuhi,
dihadapi. Adapun sumber daya yang sering
disisi lain organiasi harus terbuka terhadap
disebutkan dalam proyek konstruksi sebagai
pengaruh-pengaruh dari sistem informasi agar
input hanya 5M (Man, Machine, Method,
mendapatkan keuntungan maksimal dari
Material, dan Money) tanpa menyebut informasi,
teknologi baru yang dipakai. Karena sistem
yang justru merupakan masukan yang penting
informasi potensial merubah struktur, budaya ,
(Sekarsari, Jane 2014). Informasi adalah fakta,
politik, dan pola kerja organisasi, maka sering
kejadian, statistik atau bentuk data lainnya yang
timbul hambatan pada saat penerapannya.
dapat dipahami mengalami proses transformasi
dan mempunyai arti, bernilai atau bermanfaat Penelitian faktor penghambat penerapan BIM
bagi seseorang untuk keperluan/pekerjaan telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti
tertentu. Data pada umumnya harus diolah terdahulu diluar negeri, tetapi di Indonesia
terlebih dahulu sehingga menjadi informasi yang penulis belum menemukan penelitian tersebut.
dapat dipahami dan bermanfaat atau lebih Penerapan BIM masih menghadapi tantangan
bermanfaat. Informasi merupakan salah satu berat dengan berbagai faktor-faktor
sumber daya yang diperlukan dalam penghambat. Menurut Boya Ji, Zhenqiang Qi,
pengambilan keputusan. Untuk mempercepat, and Zhanyong Jin I (2014) masalah penerapan
mempermudah, mendapatkan informasi BIM dibagi dalam 3 aspek yaitu teknologi,
diperlukan teknologi informasi. Menurut Utomo organisasi, dan personal. Menurut Challenges
(2000), menyebutkan bahwa dewasa ini AEC industry BIM Advantages BIM Solutions
teknologi informasi menjadi salah satu strategi BIM Management in BIM Implementation (2013)
bagi manajer untuk meningkatkan kinerja dan faktor penghambat implementasi BIM yaitu
daya saing perusahaan. Teknologi informasi sistem yang kompleks, kurang kompetensi dan
dalam manajemen proyek yang dimaksud pengetahuan BIM (keahlian), resisten terhadap
adalah Building Information Modeling (BIM). BIM perubahan ,budaya kerja, informasi Manajemen
adalah sistem informasi untuk mengelola hambatan dalam mengelola sumber daya dan
sumber daya informasi yang memproses informasi, keterlibatan pelaku proyek yang
data/input menjadi informasi dalam bentuk kurang ,harga yang tinggi, mengubah proses
pemodelan bangunan untuk diberikan kepada kerja dalam organisasi, dan perusahaan
pelaku proyek dalam aktivitas konstruksi khawatir biaya yang mengikuti setelah
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan, pelaksanaan BIM, terbatas nya transfer data
proses menghasilkan dan mengelola data karena ketidakcocokan sistem antar pelaku
bangunan dalam siklus proyeknya. BIM dapat proyek, pengguna BIM diaplikasikan untuk
menampilkan informasi-informasi menggunakan pekerjaan yang berisiko akibatnya pekerjaan
tiga dimensi secara real-time, software yang tidak berisiko tidak di terapkan (tidak
bangunan pemodelan dinamis untuk seluruh pekerjaan diterapkan), kurang
meningkatkan produktivitas dalam membangun pengalaman, BIM efektif untuk pengadaan
desain dan konstruksi. Proses ini menghasilkan konstruksi Desain and Build atau Construction
Informasi Model Bangunan yang meliputi Management and Risk tetapi masih banyak
bangunan geometri, hubungan spatial, informasi yang menggunakan Desain Bid-Build proyek,
geografis, dan jumlah dan sifat dari komponen tingginya investasi, keberhasilan rendah,
bangunan. BIM salah satu teknologi di bidang sumber daya manusia yang tidak terampil ,serta
AEC (Arsitekture, Engineering dan Construction) kurang dukungan dari perusahaan, masalah
yang mampu mensimulasikan seluruh informasi dalam pertukaran data, kurangnya efisiensi
di dalam proyek pembangunan ke dalam model penggunaan hardware.
3 dimensi. Dengan menerapkan metode BIM,
Penelitian ini dilakukan dari sudut pandang
baik developer, konsultan maupun kontraktor
yang berbeda yaitu untuk menganalisis faktor –
mampu menghemat waktu pengerjaan, biaya
faktor penghambat penerapan BIM sehingga
yang dikeluarkan serta tenaga kerja yang
didapatkan informasi faktor-faktor dan faktor
dibutuhkan.
utama yang mempengaruhi terhambatnya
Menurut Bicara BIM (2016) penggunaan BIM di penerapan dalam proyek konstruksi sehingga
Indonesia dirasakan belum maksimal dengan dapat ditemukan solusi yang tepat mengatasi
perkembangan yang semakin stagnan . faktor penghambat yang utama. Selain itu
Penggunaan BIM sendiri di Indonesia masih penelitian ini dapat bermanfaat bagi perusahaan
hanya sebatas menjawab persoalan bagaimana dalam usaha meningkatkan dan pengembangan

26
Analisa Faktor Penghambat Penerapan…………………………………………………………….Handika Rizky U, Jane S

penerapan BIM dalam proyek konstruksi yang terdahulu dapat dilihat pada tabel 1 sebagai
ditanganinya. berikut:

METODOLOGI Faktor faktor Penghambat dikelompokkan


dalam Faktor Penghambat Organisasi, Faktor
Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat
Penghambat Personal dan Faktor Penghambat
dalam penerapan BIM suatu proyek konstruksi
Teknologi
disusunlah metodologi penelitian. Alur
penelitian dapat dilihat pada Gambar 1 berikut
Tabel 1. Tahap Pertama : Hasil Telah Studi
ini.
Pustaka dan Penelitian Tentang BIM
Pendahuluan No Faktor Penghambat
Organisasi
Kurangnya kemampuan sumber daya
Studi Pustaka dan 1 manusia yang ditempatkan di proyek (Tonny
Penelitian Terdahulu Dwihanata Prayogo,2000)
Kebiasaan-kebiasaan kerja sistem lama
yang ada di perusahaan (budaya organisasi
Wawancara Pakar 2
perusahaan) (Yosi Agustiawan, 2011; Boya
Ji, Zhenqiang Qi, and Zhanyong Jin,2014)
Tidak Jelasnya target/sasaran BIM yang
3
Menentukan Variabel ditetapkan perusahaan ( Prio Budiono, 2013)
Penelitian Kurangnya Motivasi individu dalam
mengembangkan BIM. (cara tradisional
Survei Kuesioner 4 dalam melakukan pekerjaan) (Tonny
Dwihanata Prayogo, 2000) ; Boya Ji,
Zhenqiang Qi, and Zhanyong Jin, 2014)
Kurangnya Tanggung jawab individu
Pengumpulan dan Tabulasi Data Kuisioner terhadap hasil pekerjaan BIM,. (Kurangnya
5 kemampuan teknis pemanfaatan BIM)
(Tonny Dwihanata Prayogo, 2000; Boya Ji,
Zhenqiang Qi, and Zhanyong Jin, 2014)
Analisis Data : (Software SPSS ver.20) Perangkat keras dan perangkat lunak
1. Uji Validitas dan Realibilitas Data komputer pada proyek sulit dioperasikan
6 (Prio Budiono, 2013 ; Darius Migilinskas,
2. Analisa Deskriptif Data
Vladimir Popov, Virgaudas Juocevicius,
3. Analisa Faktor : Leonas ustinovichius, 2013)
a. Analisis Kaiser Mayer Olkin dan Kurangnya Fasilitas Komputer yang
Barlettest of sparetcity memenuhi spesifikasi (Perangkat keras
b. Analisis Matrik Image Correlation dan perangkat lunak komputer ) pada
7
c. Analisis Total Variance Explained proyek. (Prio Budiono, 2013; Darius
d. Analisis Rotated Component tabel Migilinskas, Vladimir Popov, Virgaudas
Juocevicius, Leonas ustinovichius, 2013)
Matrik
Perangkat keras dan perangkat lunak
Hasil dan Pembahasan komputer pada proyek tidak memiliki
kemampuan proses yang tinggi. (Prio
8
Budiono, 2013; Darius Migilinskas,
Vladimir Popov, Virgaudas Juocevicius,
Kesimpulan dan Leonas ustinovichius, 2013)
Saran Kurangnya partisipasi manajemen dalam
memberikan motivasi, pelatihan, dan
9
Gambar 1. Gambar Alur Penelitian pengawasan (Boya Ji, Zhenqiang Qi, and
Zhanyong Jin, 2014)
Penelitian dilakukan dengan 4 tahap: Perusahaan kecil tidak memiliki SDM yang
a. Tahap pertama cukup untuk
Melakukan studi pustaka dan penelitian 10 mempertahankan/menggunakan BIM
terdahulu untuk mengetahui teori-teori yang (Boya Ji, Zhenqiang Qi, and Zhanyong Jin,
berhubungan dengan faktor penghambat 2014)
penerapan BIM, mencari metode penelitian, Kurangnya peraturan/standar prosedur
teknik analisa data dan sebagainya yang 11 operasional BIM yang ditetapkan
berhubungan dengan penelitian ini. Hasil perusahaan (Prio Budiono, 2013)
telaah studi pustaka dan penelitian

27
Analisa Faktor Penghambat Penerapan…………………………………………………………….Handika Rizky U, Jane S

Tidak menerapkan BIM manajemen proyek Penggunaan BIM manajemen proyek


karena kontaktor dan perencana tidak menurunkan produktivitas dalam
12 28
mengunakan (Prio Budiono, 2013; Boya melaksanakan pekerjaan (Tonny Dwihanata
Ji, Zhenqiang Qi, and Zhanyong Jin, 2014) Prayogo,2000)
Rencana mutu yang belum jelas sehingga Usia membuat kurangnya maksimalnya
13 sulit untuk diaplikasikan dalam proyek (Prio penggunaan BIM manajemen proyek.
29
Budiono, 2013) (lemahnya dayaa nalar dan ingat) (Tonny
Kompleksitas pekerjaan ,menjadi beban Dwihanata Prayogo,2000)
14 bagi pengguna BIM manajemen proyek Kurangnya BIM sebagai dasar dalam
(Tonny Dwihanata Prayogo,2000) efisiensi pelaksanaan (Boya Ji, Zhenqiang
Prosedur operasional BIM yang kompleks 30 Qi, and Zhanyong Jin , 2014 ; Darius
15
(Prio Budiono, 2013) Migilinskas, Vladimir Popov, Virgaudas
BIM efektif untuk Desain Build atau CM- Juocevicius, Leonas ustinovichius, 2013)
Risk tetapi masih banyak yang Pengembangan BIM belum sempurna
16
menggunakan Design Bid Build pada 31 (Boya Ji, Zhenqiang Qi, and Zhanyong Jin,
proyek (Saeed Reza Mohades, 2014) 2014)
Tidak Konsisten manajerial dalam Teknologi
17 menerapkan BIM manajemen proyek
sesuai SOP (Prio Budiono, 2013)
Penerapan software manajemen proyek Kesulitan dalam sinergi desain (Kurang
18 SOP yang tidak sepenuhnya (Prio memenuhi kebutuhan pengguna/user),
Budiono, 2013) Terbatasnya transfer data karena
Kurangnya pengawasan/audit dalam ketidakcocokan sistem antar pelaku proyek.
32
19 penerapan BIM manajemen proyek (Prio (Boya Ji, Zhenqiang Qi, and Zhanyong Jin,
Budiono, 2013) 2014; Darius Migilinskas, Vladimir Popov,
BIM memiliki popularitas yang rendah Virgaudas Juocevicius, Leonas ustinovichius
20 (Boya Ji, Zhenqiang Qi, and Zhanyong Jin, ,2013)
2014)
Kejahatan komputer (hacker dan virus)
Biaya investasi besar (Tonny Dwihanata
33 karena software memiliki kelemahan
Prayogo, 2000; Boya Ji, Zhenqiang Qi, and
(Tonny Dwihanata Prayogo,2000)
21 Zhanyong Jin, 2014; Darius Migilinskas,
Vladimir Popov, Virgaudas Juocevicius, Kesulitan sistem pada software BIM
34
Leonas ustinovichius, 2013) (Saeed Reza Mohades, 2014)
Belum adanya peraturan/standar BIM di Masalah dalam pertukaran data (Saeed
35
Indonesia Reza Mohades, 2014)
22 (https://forums.autodesk.com/t5/komunitas-
indonesia/materi-autodesk-cad-camp- b. Tahap Kedua
2015-bandung/ba-p/5612144) Wawancara pakar yaitu wawancara kepada
Belum jelasnya road map dari pemerintah untuk dikonsultasikan kepada pakar BIM yang
selaku regulator untuk sosialisasi BIM memiliki pengalaman menggunakan BIM pada
23 (https://forums.autodesk.com/t5/komunitas- proyek konstruksi untuk memvalidasi dan
indonesia/materi-autodesk-cad-camp- klarifikasi hasil kajian pustaka dan penelitian
2015-bandung/ba-p/5612144) terdahulu pada tahap 1. Kriteria pakar pada
penelitian tahap kedua yaitu memiliki
Penerapan BIM di Indonesia masih
pengalaman lebih dari 15 tahun di dunia
dilakukan secara sporadis oleh masing-
konstruksi dengan pendidikan terakhir S1 dan
masing aktor tanpa ada lembaga atau
minimal berpengalaman 5 tahun. Para pakar
organisasi yang saling menghubungkan
tersebut diminta persetujuan dan komentarnya
sehingga tidak ada ketercapaian lain yang
24 untuk menyarankan apakah variabel tersebut
ditargetkan dari penggunaan BIM .
masih memerlukan tambahan atau pengurangan
https://medium.com/bicara- terhadap indikatornya dan apakah variabel
bim/mempelajari-penerapan-building- penghambat yang diberikan penulisdari studi
information-modeling-bim-di-amerika- pustaka sesuai dengan penerapan BIM dalam
serikat-acafd7274696#.fexp55ywr proyek konstruksi di Indonesia. Hasil wawancara
Personal pakar disusun menjadi kuisioner responden,
yang tentunya akan mengalami banyak
Kurangnya Pemahaman di bidang perubahan sesuai komentar dari para pakar
25
komputerisasi (Prio Budiono, 2013) tersebut. Hasil wawancara pakar (validasi dan
Kurangnya pemahaman individu tentang klarifikasi) tahap kedua pada tabel 2 berikut ini
26 BIM (Prio Budiono, 2013; Boya Ji,
Zhenqiang Qi, and Zhanyong Jin, 2014)
Etika individu yang kurang dalam Tabel 2. Hasil Wawancara Pakar (Validasi dan
27
penggunaan perangkat BIM (Jane, 2014) Klarifikasi) Tahap Kedua

28
Analisa Faktor Penghambat Penerapan…………………………………………………………….Handika Rizky U, Jane S

No Faktor Penghambat ditetapkan selama minimal 3 tahun, memiliki


Organisasi kemauan dan kemampuan merespon
1 Kurangnya kemampuan sumber daya penerapan BIM sesuai dengan jabatannya di
manusia yang ditempatkan di proyek proyek, serta dibedakan berdasarkan gender,
2 Kebiasaan-kebiasaan kerja sistem umur, pendidikan,dan pengalaman kerja. Skala
lama yang ada di perusahaan (budaya ukuran yang sering digunakan dalam penelitian
organisasi perusahaan) adalah skala liekert seperti pada Tabel 3 berikut
3 Kurangnya Motivasi individu dalam ini :
mengembangkan BIM. (cara tradisional
dalam melakukan pekerjaan) Tabel 3. Angka skor tingkat kepentingan dan
4 Kurangnya Tanggung jawab individu tingkat pengaruh
terhadap hasil pekerjaan BIM,. Tingkat
(Kurangnya kemampuan teknis Skor Tingkat pengaruh
kepentingan
pemanfaatan BIM) Sangat Sangat
5 Perangkat keras dan perangkat lunak 5
setuju Mempengaruhi
komputer pada proyek sulit Setuju 4 Mempengaruhi
dioperasikan Cukup
6 Kurangnya Fasilitas Komputer yang Ragu-ragu 3
Mempengaruhi
memenuhi spesifikasi (Perangkat Kurang
keras dan perangkat lunak komputer Tidak Setuju 2
Mempengaruhi
) pada proyek. Sangat Tidak
7 Perangkat keras dan perangkat lunak 1
Tidak Setuju Mempengaruhi
komputer pada proyek tidak memiliki
kemampuan proses yang tinggi. Pertanyaan kuisioner dalam skala likert,
8 Kurangnya partisipasi manajemen responden menentukan tingkat persetujuan
dalam memberikan motivasi, pelatihan, mereka terhadap suatu peryataan dengan
dan pengawasan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia.
9 Kurangnya peraturan/standar prosedur Setelah dilakukan survei kuisioner didapatkan
operasional BIM yang ditetapkan data kuisioner yang akan dianalisa pada
perusahaan. penelitian tahap keempat.
10 Tidak menerapkan BIM manajemen
proyek karena kontaktor dan d. Tahap Keempat
perencana tidak mengunakan.
11 Tidak Jelasnya target/sasaran BIM Data hasil pentabulasian kemudian digunakan
yang ditetapkan perusahaan. sebagai input data ke dalam program SPSS (
12 Rencana mutu yang belum jelas Statistical Program For Social Science) untuk
sehingga sulit untuk diaplikasikan dilakukan analisis sebagai berikut :
dalam proyek 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Data
13 Kompleksitas pekerjaan ,menjadi Validitas adalah ketepatan atau kecermatan
beban bagi pengguna BIM suatu instrument dalam mengukur apa yang
manajemen proyek. diukur. Teknik pengujian menggunakan
14 Prosedur operasional BIM yang Pearson Correlation. Uji Reliabilitas
kompleks. digunakan untuk mengetahui konsitensi alat
15 Tidak Konsisten manajerial dalam ukur, apakah alat ukur yang dapat
menerapkan BIM manajemen proyek digunakan dapat diandalkan dan tetap
sesuai SOP konsisten jika pengukuran tersebut diulang.
Di dalam penelitian ini akan digunakan
Hasil wawancara pakar diperoleh 27 variabel metode Cronbach’s Alpha.
dari 35 variabel pada penelitian tahap pertama. 2. Interpretasi Statistik Deskriptif
Hasil tersebut dijadikan variabel penelitian Dari hasil analisis deskriptif yang telah
sebagai pertanyaan pada tahap ketiga penelitian dilakukan, dapat diketahui karakteristik data
yaitu survei kuisioner. yang diperoleh.
3. Analisa Faktor
c.Tahap Ketiga Analisa faktor merupakan suatu analisis
Tahap ketiga dilaksanakan survei dengan statistik yang berfungsi untuk mereduksi
penyebaran kuisioner kepada 40 responden atau meringkas beberapa variabel yang
pada beberapa proyek di Jakarta dan saling independen menjadi sedikit variabel.
sekitarnya. Kriteria sampel responden Tahapan analisa faktor sebagai berikut :

memiliki kesempatan terlibat langsung


penerapan BIM sesuai dengan jabatannya di
perusahaan, dengan waktu operasional

29
Analisa Faktor Penghambat Penerapan…………………………………………………………….Handika Rizky U, Jane S

a. Analisis Kaiser Mayer Olkin (KMO) dan dengan hasil Total Variance merupakan
Barlettest of sparetcity kumulatif untuk semua komponen
Analisis Kaiser Mayer Olkin (KMO) dan (faktor) berada pada tingkat
Barlettest of sparetcity merupakan uji memuaskan. Sedangkan dari tabel dan
statistik yang digunakan untuk menguji grafik eigenvalue menunjukkan terdapat
ada tidaknya korelasi antar variabel 7 komponen atau faktor.
dalam populasi. d. Analisis Rotated Component tabel
b. Analisis Matrik Image Correlation Matrik
Selanjutnya untuk melihat korelasi antar Hasil analisis diatas diketahui bahwa
variabel independen dapat diperhatikan seluruh variabel yang dianalisis
tabel Anti Image Matrices. membentuk 7 komponen dan yang
c. Analisis Total Variance Explained tereduksi valid.
Analisis Total Variance Explained
menunjukkan besarnya persentase Dari hasil analisis faktor variabel-variabel
keragaman total yang mampu tersebut membentuk 7 komponen, adanya
diterangkan oleh keragaman faktor - pengelompokan menjadi 7 komponen variabel
faktor yang terbentuk. ini disebabkan mempunyai sifat/karakteristik
d. Analisis Rotated Component tabel data yang identik antara variabel satu dan
Matrik lainnya. Selanjutnya dilakukan
Pada proses rotasi ini biasanya masih rangking/peringkat dari 7 komponen tersebut
terdapat variabel-variabel yang belum untuk menunjukan tingkat pengaruh variabel
mempunyai posisi yang jelas dalam terhadap penghambat penerapan BIM. Setelah
suatu kelompok atau grup faktor. dilakukan rangking pada ke 7 komponen
Metode rotasi yang digunakan adalah tersebut dilakukan pemberian nama sesuai
metode Varimax. dengan faktor penghambat penerapan BIM
yang terdapat pada kelompok masing –masing.
HASIL DAN PEMBAHASAN Dari rangking/peringkat dari 7 komponen
variabel, diketahui bahwa peringkat 1 yaitu
Hasil analisa data sebagai berikut : variabel-variabel yang berada pada komponen 1
1. Uji Validitas dan Reliabilitas Data (faktor1) (Pengembangan BIM (tim proyek))
Hasil pengujian uji validitas menyatakan terdiri dari 6 faktor yaitu : X2 Kurangnya
semua variabel valid/tepat. Hasil dari partisipasi manajemen dalam memberikan
pengujian reliabilitas data yang dilakukan motivasi, pelatihan, dan pengawasan, X4 Tidak
sebaran data memenuhi kriteria Jelasnya Target/sasaran BIM yang ditetapkan
reliabilitas/tetap. perusahaan, X8 Tidak menerapkan BIM
2. Interpretasi Statistik Deskriptif manajemen proyek karena kontraktor dan
Dari hasil analisis deskriptif yang telah perencana tidak mengunakan, X9 rencanamutu
dilakukan, dapat diketahui karakteristik yang belum jelas sehingga sulit untuk
data yang diperoleh. Dari data yang telah diaplikasikan dalam proyek, X18 Kompleksitas
dianalisis diketahui bahwa rata-rata pekerjaan ,menjadi beban bagi pengguna BIM
responden merespon setiap variabel manajemen proyek, X21 Prosedur operasional
penghambat penerapan BIM pada tingkat BIM yang kompleks.
pengaruh kurang mempengaruhi (skala 2)
sampai dengan tingkat mempengaruhi KESIMPULAN
(skala 4).
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,
3. Analisa Faktor
maka penulis dapat mengambil kesimpulan
Hasil analisa faktor sebagai berikut :
bahwa faktor utama penghambat penerapan
a. Analisis Kaiser Mayer Olkin (KMO) dan
BIM pada proyek konstruksi gedung adalah
Barlettest of sparetcity
kurangnya partisipasi manajemen dalam
Hasil dari uji KMO dan Bartlett’s Test of
memberikan motivasi, pelatihan, dan
Shpericity yang telah dilaksanakan
pengawasan. Motivasi adalah salah satu upaya
menyatakan bahwa data dapat
untuk menjadikan perusahaan itu bisa
dianalisis dengan analisis faktor.
berkembang dan maju. Dengan motivasi para
b. Analisis Matrik Image Correlation
karyawan akan memberikan kontribusinya
Hasil analisis Matrik Anti Image
sesuai dengan kemampuannya semaksimal
Correlation memenuhi syarat analisis
mungkin. Pelatihan karyawan berhubungan erat
selanjutnya dapat dilakukan dan data
terhadap hasil pekerjaan karyawan, tujuannya
dapat dianalisis dengan analisis faktor.
agar para karyawan memiliki pengetahuan,
c. Analisis Total Variance Explained
kemampuan dan keterampilan sesuai dengan
Hasil analisis Total Variance Explained,
tuntutan pekerjaan yang mereka lakukan.
diketahui bahwa variabel-variabel
Pelatihan karyawan yang tepat, dapat
penghambat penerapan BIM
memberikan efek yang baik kepada karyawan
dikelompokan menjadi 7 faktor utama

30
Analisa Faktor Penghambat Penerapan…………………………………………………………….Handika Rizky U, Jane S

sehingga karyawan dapat mengembangkan diri http://www.statistikian.com/2014/03/interprestasi


dan mampu memahami beberapa hal terkait -analisis-faktor-dengan.html diakses tgl
pekerjaannya. Pengawasan merupakan suatu 10 Oktober 2016
kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan https://forums.autodesk.com/t5/komunitas-
agar pelaksanaan dapat ber jalan sesuai indonesia/materi-autodesk-cad-camp-
dengan rencana dan memastikan apakah tujuan 2015-bandung/ba-p/5612144 diakses tgl
organisasi tercapai dan apabila terjadi 4 Nopember 2016
penyimpangan dimana letak penyimpangan itu Kaming, P.F, (2000), Pengaruh Teknologi
dan bagaimana pula tindakan yang perlu kan Informasi Pada Manajeman Konstruksi
untuk mengatasinya. Faktor penghambat utama Masa Mendatang, UAJY, Yogyakarta, 2.
tersebut dapat mengakibatkan penerapannya Lingjie Feng, Svetlana Olbina, and Raymond
tidak akan efektif. Issan (2014). Implementation of Building
Information Modeling on K-12.
SARAN Educational Facility Projects in Florida
Rinker School of Construction
Berdasarkan kesimpulan penelitian, disarankan Management University of Florida
manajemen perusahaan agar lebih
Gainesville.
meningkatkan dukungan terhadap penerapan Migilinskas Darius, Popov Vladimir,
dan pengembangan BIM seperti memberikan Juocevicius Virgaudas, Ustinovichius
fasilitas, motivasi , pelatihan, dan pengawasan. Leonas . (2013). The Benefits,
Selain itu bagi peneliti selanjutnya perlu Obstacles and Problems of Practical
dilakukan penelitian analisa faktor utama BIM Implementation.Vilnius Gediminas
penghambat penerapan BIM pada proyek Technical University , Civil Engineering
konstruksi bangunan air, jalan ,dan jembatan
Faculty
REFERENSI Prayogo,Tonny Dwihanata (2000), Analisis
FaktorFaktor Yang Mempengaruhi
Akhmad Riduwan (2014). “Penulisan Sumber Terhambatnya Implementasi Sistem
Kutipan dan Daftar Pustakan(Tugas Informasi Berbasis Komputer Pada PT.
Akhir, Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Wijaya Kusuma Contractors Di Jakarta.
Artikel Jurnal) Sekolah Tinggi Ilmu Universitas Atmajaya , Yogyakarta.
Ekonomi Indonesia (STIESIA) Ranti Ramadiaprani (2012). Aplikasi Building
Surabaya”. Havard- American Information Modeling (BIM)
Psychological Association Style. Menggunakan Software Tekla
Andy K. D. Wong, Francis K. W. Wong, Abid Structures 17 Pada Konstruksi Gedung
Nadeem. (2010). Attributes of Building Kuliah Tiga Lantai Fahutan IPB, Bogor.
Information Modelling Implementations Reza Mohandesa Saeed, Rahim Abdul ,
in Various Countries. Hamidb Abdul , Sadeghic Haleh
Boya Ji, Zhenqiang Qi, and Zhanyong Jin I (2014). Exploiting Building Information
(2014). The Obstacles and Strategy of Modeling Throughout the Whole
Building Information Modeling Lifecycle of Construction Projects.
Application in Chinese Construction Sekarsari, Jane (2014), Sistem Informasi
Industry, International Journal of Manajemen – Teori dan Konsep Aplikasi
Computer Theory and Engineering, Vol. pada Sektor Konstruksi, Universitas
6, No. 6, December 2014. Trisakti, Jakarta. 10,58-59, 86
Dorojatun Galih (2012). Building Information Yogi Agustiawan (2011), Perubahan Dalam
Modeling (BIM) Organisasi dalam Implementasi Sistem
Febriana Saputri (2012). Penerapan Building Informasi. Jurnal Ilmiah, Vol 1 , No.2
Information Modeling (BIM) pada Yunfeng Chen, Hazar Dib, Robert F. Cox.
Pembangunan Sruktur Gedung (2014). A Measurement Model of
Perpustakaan IPB Menggunakan Building Information Modelling
Software Tekla Structures 17
Hendrawan, Eka Prasetya (2000) .Sistem
Informasi Manajemen Untuk
Pengendalian Mutu Pekerjaan
Konstruksi
https://en.wikipedia.org/wiki/Building_information
_modeling diakses tgl 23 September
2016
http://www.bimhub.com/blog/challenges-bim-
implementation/ diakses tgl 14
September 2016

31
Halaman ini sengaja dikosongkan

32

Anda mungkin juga menyukai