LAPORAN KASUS
OLEH:
Hidro Muhammad Perdana
NIM: 70700119026
SUPERVISOR PEMBIMBING:
dr. Fanny Wijaya, Sp.KJ
Segala puji dan syukur yang sebesar – besarnya penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya kepada kita semua
bahwa dengan segala keterbatasan yang penulis miliki akhirnya penulis dapat
sama, serta bantuan moril dan materil dari berbagai pihak yang telah diterima
terhormat:
2. Serta semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan
satu-persatu.
bahwa laporan kasus ini masih jauh dari sempurna, sehingga dengan segala
kerendahan hati penulis siap menerima kritik dan saran serta koreksi yang
i
LEMBAR PENGESAHAN
Supervisor Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Program Pendidikan Profesi Dokter
UIN Alauddin Makassar
ii
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
- Nama : Tn. G
- No. RM : 189110
- Usia : 48 Tahun
- Agama : Islam
- Suku : Bugis
B. Laporan Psikiatrik
C. Riwayat Psikiatrik
Keluhan Utama
juga terbangun pada malam hari dan tidak dapat tidur kembali
1
sampai menjelang pagi. Pasien biasanya tidur ± 4 jam/ hari.
dan pasien dinyatakan tidak ada masalah pada jantung tetapi ada
pekerjaannya.
2
c. Hendaya dalam waktu senggang ada
Faktor Stressor
Sebelumnya
Pasien lahir pada 14 Juli 1987, lahir normal dan cukup bulan,
3
seusianya. Pasien tidak mengalami gangguan perilaku, pasien
E. Riwayat Dewasa
♀,). Pasien dibesarkan dan dirawat oleh kedua orang tuanya. Ibu
Saat ini pasien tinggal bersama istri, kedua anak, dan mertuanya.
4
Genogram
5
Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
2. Kesadaran
Kualitatif : Baik
1. Mood : Depresi
2. Afek : Depresi
3. Keserasian : Appropriate/Serasi
6
Pengetahuan umum dan kecerdasan pasien sesuai dengan
tingkat pendidikannya.
3. Orientasi
a. Waktu : Baik
b. Tempat : Baik
c. Orang: Baik
4. Daya Ingat
E. Proses Berfikir
1. Arus Pikiran :
• Produktivitas : Cukup
• Kontinuitas : Releven dan koheren
• Hendaya Berbahasa : Tidak ada
2. Isi Pikiran :
Gangguan Isi Pikir : Tidak ada
F. Pengendalian Impuls
7
Tidak terganggu
G. Daya Nilai
1. Norma Sosial : Baik
2. Uji daya nilai : Baik
3. Penilaian Realitas : Baik
H. Tilikan
Pasien menyadari dirinya sakit dan butuh pertolongan (Tilikan 6)
I. Taraf Dapat Dipercaya
Dapat dipercaya
E. Pemeriksaan Fisis dan Neurologi
Status Internus
A. Tanda Vital
Nadi : 80x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 36,70C
Status Neurologi
I. GCS : E4M6V5
8
Makassar untuk pertama kalinya dengan keluhan merasa sedih sejak ± 5
bulan yang lalu, memberat saat ± 1 bulan yang lalu. Pasien merasa sedih
sulit mengawali tidur, bahkan dapat tertidur sekitar jam 12 malam, namun
terkadang ia juga terbangun pada malam hari dan tidak dapat tidur kembali
sampai menjelang pagi. Pasien biasanya tidur ± 4 jam/ hari. Setiap bangun
pagi, perasaan pasien lemas, tidak ada semangat, dan merasa ingin
pingsan. Pasien merasa bersalah kepada istri dan kedua anaknya karena
luar rumah dan hanya beraktivitas di dalam rumah. Pasien juga sering
perut kembung, keringat dingin, dan tidak ada nafsu makan hingga
tidak ada masalah pada jantung tetapi ada masalah pada lambungnya
Pare-Pare, tetapi semenjak pandemic tepatnya pada bulan mei 2020, pasien
kesan baik. Kontak mata ada, kontak verbal ada. Kesadaran baik dan
kompos mentis. Mood depresi dan afek depresi. Daya konsentrasi kurang,
Pikiran abstrak baik dan kemampuan menolong diri baik. Tidak terdapat
9
koheren,
tidak ada preokupasi maupun gangguan isi pikir. Pengendalian impuls
G. Evaluasi Multiaksial
A. Aksis I
tidur, lemas, tidak ada semangat, seperti mau pingsan, merasa bersalah,
nyeri lambung, jantung berdebar- debar, keringat dingin, dan tidak ada
gejala utama depresi yaitu mood depresif, kehilangan minat dan rasa
yang lebih parah pada pagi hari, dan kehilangan nafsu makan.
10
Berdasarkan PPDGJ
III hal ini dapat dikategorikan sebagai Episode Depresif Sedang
B. Aksis II
C. Aksis III
D. Aksis IV
E. Aksis V
sedang
H. Daftar Masalah
Organobiologik
11
terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter, maka dari itu pasien
memerlukan farmakoterapi.
Psikologik
Sosiologik
I. Rencana Terapi
Psikofarmakoterapi
Psikoterapi
secara teratur.
Sosioterapi
J. Prognosis
Ad vitam : Bonam
12
- Kepatuhan minum obat
- Tidak ada riwayat keluarga
- Keluarga mendukung kesembuhan pasien
o Faktor Penghambat
- Tidak menggunakan asuransi kesehatan (pasien masuk
umum)
- Stressor psikososial (pasien tidak bekerja)
K. Diskusi
Depresi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
makan, berpikir mati atau bunuh diri. Tanda dan gejala lain termasuk
gangguan bipolar. Ketika depresi muncul sendiri, hal ini dikenal juga
pada lansia yang menderita suatu penyakit cenderung lebih tinggi, yakni
sekitar 12-24%.4
13
A. Gejala utama (pada derajat ringan, sedang, dan berat) episode
depresif :
berkurang
B. Gejala Lainnya :
f. Tidur terganggu
C. Gejala Somatik :
yang nyata
g. Penurunan berat badan (5% atau lebih dari berat badan bulan
sebelumnya)
14
h. Kehilangan libido secara mencolok
diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala
lainnya. Tidak boleh ada gejala berat diantaranya. Hanya sedikit kesulitan
dari 3 gejala utama depresi seperti episode depresif ringan dan ditambah
maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan
gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk
sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat
terbatas.5
15
Dari autoanamnesis serta pemeriksaan status mental, didapatkan
pasien
diatas memiliki gejala-gejala episode depresif sedang yaitu memiliki 3
dokter atau untuk dokumentasi keadaan klinik depresi. The Zang Self-
Rating Depression Scale terdiri dari 20 butir skala pelaporan. Skor normal
adalah 34; skor depresi adalah 50. Skala tersebut meliputi indeks
dari depresi. 1
The Raskin Depression Scale adalah suatu skala nilai klinik yang
mengukur beratnya depresi, yang dilaporkan oleh pasien dan dokter
pengamat, pada 5 poin skala dari tiga dimensi pelaporan verbal,
penampilan, perilaku, dan gejala sekunder. Skala berkisar antara 3 sampai
13; skor normal adalah 3, dan skor depresi adalah 7 atau lebih. 1
The Hamilton Rating Scale for Depression (HAM-D) adalah suatu
skala depresi yang terdiri dari 24 item, tiap item berkisar antara 0 sampai 4
atau 0 sampai 76. Dokter mengevaluasi jawaban pasien terhadap
pertanyaan tentang rasa bersalah, pikiran bunuh diri, kebiasaan tidur, dan
gejala lain dari depresi, dan penilaian diperoleh dari wawancara klinik. 1
Farmakologi yang diberikan kepada pasien ini adalah fluoxetine dan
lorazepam. Pemberian Obat golongan SSRI seperti fluoxetine merupakan
obat lini pertama untuk episode depresi. Telah dibuktikan lebih dari 70%
kasus episode depresi memberikan respon yang baik terhadap
antidepressan. Antidepressan SSRI memblok transporter dari serotonin
(5HT) sebagai mekanisme utamanya. Pemilihan fluoxetine sebagai terapi
pasien ini adalah karena obat ini kurang menyebabkan antikolinergik, efek
sampingnya lebih ringan dan masa kerja yang paling Panjang (24-96 jam)
16
diantara golongan
SSRI yang lain dan cukup diberikan sekali sehari. Sebagai antidepresan,
efeknya tidak segera. Biasanya butuh waktu 2- 4 minggu baru
menunjukkan efek.6
Alprazolam merupakan obat golongan benzodiazepine potensi tinggi
yang terbukti sangat efektif. Benzodiazepine meningkatkan respons
terhadap GABA. Efek utama dari benzodiazepine adalah menurunkan
ansietas, menurunkan tonus otot dan koordinasi, dan juga menginduksi
tidur dan sedasi. Alprazolam memiliki waktu paruh yang panjang antara 10
-20 jam, sehingga masa kerjanya yang lama. Alprazolam sangat membantu
membantu menangani gangguan tidur dan kecemasan.7
Selain psikofarmaka, psikoterapi dan edukasi juga sangat diperlukan.
Penggunaan terapi psikofarmaka saja untuk pengobatan gangguan depresi
pada sejumlah pasien kurang adekuat, sehingga perlu intervensi
psikososial seperti psikoedukasi yang telah meningkatkan perbaikan dalam
pengobatan gangguan depresi. Psikoterapi yang digunakan dapat berupa 1)
Cognitive- Behavior Therapy (CBT) yaitu membatu merubah pola pikiran
negatif dan kebiasaan pasien yang berhubungan dengan gangguan
depresinya dengan mengajarkan bagaimana menghindari kebiasaan yang
berhubungan dengan peyakitnya. Keberhasilan terapi ini dengan
berubahnya pola pikiran negatif pasien, dan 2) Interpersonal Therapy (IPT)
berfokus terhadap hubungan pribadi pasien terhadap orang lain yaitu terapi
mengajarkan cara berinteraksi kepada orang lain dan lebih peduli terhadap
orang lain serta diri sendiri. Pada psikoedukasi pasien diajarkan tentang
bagaimana penyakitnya, cara pengobatannya, tanda dan gejala
kemungkinan kambuh kembali, dan memberitahu pasien pentingnya
pengobatan sebelum penyakit kambuh lagi atau memburuk. 8,9
Depresi pada lansia yang tidak ditangani dapat berlangsung bertahun
tahun dan dihubungkan dengan kualitas hidup yang jelek, kesulitan dalam
fungsi sosial dan fisik, kepatuhan yang jelek terhadap terapi, dan
meningkatnya morbiditas dan mortalitas akibat bunuh diri dan penyebab
17
lainnya. Penelitian-penelitan menunjukkan bahwa orang-orang yang
pernah memiliki suatu episode depresi mayor cenderung memiliki episode
tambahan. Lansia mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
pulih dari depresi dan memiliki waktu untuk relapse yang lebih singkat
daripada orang-orang yang lebih muda .9
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Elvira SD, Hadisukanto G. Buku Ajar Psikiatri. Edisi ketiga. Jakarta : Badan
Penerbit FakultasKedokteran Universitas Indonesia, 2018.
2. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock’s Pocket Handbook of Clinical
Psychiatry. Ed 5th Wolters Kluwer: Philadelphia, 2015.
3. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Riskesdas 2013.
4. Zelvi Ninaprilia, Cahyaningsih Fibri. Gangguan Mood Episode Depresi
Sedang. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. 2015
5. Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III, DSM-5, ICD-11. Cetakan 3. Jakarta : Penerbit Bagian Ilmun
Kedokteran Jiwa FKUnika Amta Jaya, 2019.
6. Ferguson, JM. 2001. SSRI Antidepressant Medications: Adverse Effects and
Tolerability. Primary Care Companion to The Journal of Clinical Psuchiatry,
3(1), pp. 22-27
7. Vildayanti H, Puspitasari MI, Sinuraya RK. Review: Farmakoterapi Gangguan
Anxietas. Farmaka ; Volume 16 Nomor. 2018.
8. Dowrick C, Dunn G, Dalgard OS, Page H, Lehtinen V, Oliver MM, dkk.
Problem Solving Treatment and Group Psychoeducation for Depression:
Multicentre Randomised ControlledTrial. J BMJ. 2000; 321:1-6.
9. Tursi MF, Bares CV, Camacho FR, Tofoli SM, Juruena MF. Effectiveness of
Psychoeducation for Depression: a Systematic Review. J Psychiartic. 2013;
47(11):1019-31.
19