Anda di halaman 1dari 27

Gangguan

Cemas Erlyn Limoa


Departemen Psikiatri
Pendahuluan

Gangguan cemas  kronis dan resisten

Terjadinya gangguan cemas memiliki predisposisi genetik dan


dipengaruhi oleh lingkungan terutama kejadian hidup yang
traumatik atau stressful.
Gangguan cemas adalah salah satu kelompok gangguan
psikiatri yang paling sering terjadi  dialami oleh 1 dari 4 orang
dengan prevalensi sebesar 17,7%, dimana wanita (prevalensi
30,5%) lebih banyak menggalami gangguan cemas daripada
pria (prevalensi 19,2%).

Prevalensi gangguan cemas menurun dengan semakin tinggi


status sosio ekonomi.
Kecemasan Normal
Setiap orang pasti mengalami cemas.
Karakteristik cemas yang paling banyak ditemukan
adalah seperti kebingungan, perasaan tidak
menyenangkan, dan biasanya disertai dengan gejala
otonomik perifer seperti sakit kepala, palpitasi, nyeri
seperti tertekan di dada, rasa tidak nyaman di perut
tengah, ataupun tidak mampu untuk duduk atau berdiri
terlalu lama.
Kecemasan dan rasa takut merupakan signal dari adanya
ancaman internal dan eksternal.
Kecemasan = respon adaptif yang normal untuk
mempertahankan hidup serta memperingatkan adanya
tanda bahaya suatu kerusakan pada tubuh.
Kecemasan Patologis
Kecemasan akan membuat seseorang akan mengambil
langkah penting untuk mencegah terwujudnya ancaman atau
untuk mengurangi akibatnya  peningkatan aktivitas somatik
dan otonomik (sistem saraf simpatis dan parasimpatis).

Suatu peristiwa dipersepsikan sebagai suatu hal yang stresful


tergantung pada kejadian itu sendiri, sumber daya orang yang
mengalaminya, pertahanan psikologis, dan mekanisme koping.

Jika fungsi ego tidak berfungsi dengan baik, terjadi


ketidakseimbangan antara peristiwa yang stresful dan
kemampuan untuk mengelolanya  gangguan anxietas kronis.
Agorafobia
Kondisi dimana seseorang merasa takut atau cemas
terhadap tempat /keadaan dimana ia sulit melarikan
diri darinya.

Meskipun agorafobia sering terjadi bersamaan


dengan gangguan panik, agorafobia dalam DSM V
diklasifikasikan secara tersendiri yang bisa ataupun
tidak komorbid dengan gangguan panik.
Epidemiologi

Prevalensi agorafobia bervariasi sekitar 2-6%.


Perjalanan Penyakit

Kebanyakan kasus agorafobia diduga


menyebabkan gangguan panik.

Jika gangguan panik dapat diobati,


agorafobia akan membaik dengan
sendirinya.

Gangguan depresi dan ketergantungan


alkohol sering menjadi komplikasi dalam
perjalanan penyakit gangguan ini.
Diagnosis dan Gambaran Klinis

Agorafobia (DSM-5)  ketakutan atau kecemasan yg


bermakna pd min 1 dari 2/>:


Saat menggunakan transportasi publik (bus, kereta, mobil, pesawat)

Saat berada di tempat terbuka (taman, pusat perbelanjaan, lapangan parkir)

Saat berada di tempat tertutup (toko, teater)

Saat berada di tengah keramaian atau di tengah antrian

Saat berada sendirian di luar rumah

Ketakutan ini berlangsung secara menetap setidaknya


selama 6 bulan.
Menghindari situasi di mana ia akan sulit untuk
meminta pertolongan.

Cenderung meminta ditemani oleh teman atau


anggota keluarga saat berada di jalan raya, toko
yang ramai, tempat tertutup, dan kendaraan
yang tertutup.

Beberapa pasien memaksa harus ditemani


setiap kali mereka meninggalkan rumah.

Pasien yang dalam kondisi gangguan berat


sering menolak meninggalkan rumah sama
sekali.
Penatalaksanaan
Farmakoterapi Psikoterapi
• Benzodiazepin • Psikoterapi
(alprazolam, suportif
lorazepam, • Insight-oriented
clonazepam) psycotherapy
• SSRI • Terapi perilaku
• Trisiklik dan • Terapi kognitif
tetrasiklik • Terapi virtual
(clomipramine,
imipramine)
Fobia Spesifik
Ketakutan berlebihan terhadap
suatu objek tertentu atau situasi
tertentu.
Kecemasan memuncak bahkan
mendekati titik panik ketika
dipaparkan pada objek atau
peristiwa yang ditakuti.
Seseorang dengan fobia spesifik
biasanya mengantisipasi
terjadinya cedera akibat objek
yang ditakutinya.
Epidemiologi
Fobia adalah satu dari gangguan jiwa yang
paling sering terjadi di Amerika Serikat, kira-
kira 5-10% populasi diduga mengalami
gangguan ini.

Prevalensi seumur hidup fobia spesifik 10%.

Fobia spesifik adalah gangguan jiwa yang


paling sering terjadi pada wanita, dan
menduduki urutan kedua pada pria setelah
gangguan penyalahgunaan zat.
Etiologi
Faktor perilaku
• Reaksi emosi terkondisi (John B. Watson,1920)
Refleks kecemasan alami terhadap stimulus yang
menakutkan  kontak selanjutnya dengan stimulus
netral  terkondisi sebagai stimulus cemas.

Faktor psikoanalitik (Freud)


• Fungsi utama kecemasan adalah untuk
memperingatkan ego untuk menguatkan
pertahanannya melawan ancaman kekuatan insting.
Pada pasien fobia, pertahanan ego primer adalah
displacement (konflik dipindahkan dari penyebab
konflik ke objek/situasi lain yg irrelevan).
Faktor genetik
Perjalanan Penyakit
Sebagian besar fobia spesifik
yang dimulai pada masa
Beratnya gangguan
kanak dan berlanjut hingga pada kondisi ini
masa dewasa akan terus cenderung relatif
berlanjut dalam jangka waktu
lama. konstan.
Diagnosis

DSM V mengelompokkan beberapa jenis


fobia spesifik menjadi :

• Tipe binatang
• Tipe peristiwa alam (misalnya badai)
• Tipe cedera-injeksi-darah (misalnya jarum
suntik)
• Tipe situasional (misalnya mobil, lift,
pesawat)
• Tipe lainnya (untuk fobia yang tidak termasuk
dalam keempat tipe sebelumnya)
Fobia biasanya digolongkan menurut objek spesifik
dengan menggunakan bahasa Yunani atau Latinnya.

Fobia lainnya yang sesuai dengan perkembangan zaman saat ini adalah
ketakutan terhadap pancaran gelombang elektromagnet, gelombang mikro,
dan terhadap masyarakat secara keseluruhan (amaxophobia).
Gambaran Klinis
Fobia merupakan suatu keadaan cemas yang sangat
hebat pada saat terpapar situasi atau objek tertentu, atau
saat pasien tersebut mengantisipasi kemungkinan
terpapar pada situasi atau objek yang akan memicu
kecemasannya.

Temuan utama dalam pemeriksaan status mental dapat


berupa adanya suatu ketakutan yang irrasional dan
egodistonik terhadap situasi, aktivitas, atau objek spesifik,
dan pasien dapat menceritakan bagaimana mereka
biasanya menghindari kontak dengan pencetus fobik.

Sering ditemukan gejala depresi, dan dapat terdiagnosis


sekitar 1/3 dari total pasien fobia.
Diagnosis Banding
Penggunaan halusinogenik dan simpatomimetik, tumor
SSP, dan penyakit serebrovaskuler, dapat memicu
terjadinya fobia.

Skizofrenia (terdapat gejala-gejala fobik sebagai bagian


dari gejala psikotiknya). Berbeda dengan skizofrenia,
pasien fobia memiliki tilikan terhadap irrasionalitas
ketakutan mereka dan tidak aneh

Gangguan panik, agorafobia, dan gangguan kepribadian


cemas menghindar.

Hipokondriasis, OCD, dan gangguan kepribadian


paranoid.
Penatalaksanaan

Terapi
perilaku Insight-
(desensitisasi oriented
pada sumber psycotherapy
fobik)

Terapi lainnya
seperti
hipnosis,
Terapi virtual terapi
suportif, dan
terapi
keluarga
Fobia Sosial
Ketakutan terhadap situasi sosial termasuk situasi di
mana diperlukan kontak dengan orang yang asing
atau kondisi dimana ia sedang diamati dengan
cermat.

Merasa takut akan mempermalukan diri mereka


sendiri dalam situasi sosial.
Epidemiologi
Prevalensi seumur hidup berkisar 3-13%.

Dalam penelitian epidemiologi, wanita > laki-laki,


namun dalam sampel klinis sering yang terjadi adalah
sebaliknya.

Usia awitan terbanyak adalah pada usia belasan


namun dapat dijumpai pada usia 5-35 tahun.

Pasien dengan fobia sosial biasanya memiliki riwayat


gangguan cemas lainnya, gangguan mood, gangguan
terkait penyalahgunaan zat, dan bulimia nervosa.
Etiologi

Faktor Faktor
neurokimiawi genetik
ketidakseimbangan reseptor adrenergik

Defek pada kromosom

Perjalanan Penyakit
Fobia sosial memiliki Gangguan ini pada
umumnya kronis tetapi
awitan pada akhir
apabila pasien mengalami
masa kanak atau remisi akan terus dalam
awal masa remaja. keadaan baik.
Diagnosis
Diagnosis fobia sosial menurut
PPDGJ III mencakup:
• Gejala psikologis, perilaku, atau otonomik
yang timbul harus merupakan manifestasis
primer dari anzietasnya dan bukan sekunder
dari gejala-gejala lain seperti misalnya
waham atau pikiran obsesif.
• Anxietas harus mendominasi, atau terbatas
pada situasi sosial tertentu.
• Menghindari siatuasi fobik harus menjadi
gejala yang menonjol.
• Bila sulit membedakan antara fobia sosial
dan agorafobia, maka diutamakan diagnosis
agorafobia.
Diagnosis Banding
Fobia sosial harus dibedakan dari rasa takut dan
rasa malu yang normal.

Agorafobia  pasien agorafobia sering menjadi lebih tenang


dengan kehadiran orang lain pada situasi yang memicu cemas tetapi
pasien fobia sosial justru makin cemas dengan kehadiran orang lain.

Gangguan panik

Gangguan kepribadian cemas menghindar

Gangguan depresi mayor

Gangguan kepribadian skizoid.


Penatalaksanaan
Banyak penelitian menunjukkan bahwa penggunaan
farmakoterapi dan psikoterapi secara bersamaan
memberikan hasil yang lebih baik.

Farmakoterapi: SSRI, benzodiazepin, venlavaxin, dan


buspirone.

Dianjurkan pemberian antagonis -adrenergik (atenolol 50-


100 mg, atau propranolol 20-40 mg) 1 jam sebelum paparan
stimulus fobik.

Psikoterapi CBT .
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai