PEDOMAN
PEMBUATAN ASPAL EMULSI
JENIS KATIONIK
No. 024/T/BM/1999
Lampiran No. 2 Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga
No. 76/KPTS/Db/1999 Tanggal 20 Desember 1999
TENTANG
Menimbang
b. bahwa pedoman teknik yang termaksud dalam Lampiran Keputusan ini telah disusun
berdasarkan konsensus pihak-pihak yang terkait, dengan memperhatikan syarat-syarat kesehatan
dan keselamatan umum serta memperkirakan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
untuk memperoleh manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan umum sehingga dapat
disahkan sebagai Pedoman Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga;
c. bahwa untuk maksud tersebut, perlu diterbitkan Keputusan Direktur Jenderal Bina
Marga.
Mcngingat
Membaca
Surat Ketua Panitia Kerja Standardisasi Bidang Jalan Nontor UM 01 01-Bt.2005/768 tanggal 20
Desember 1999 tentang Laporan Panja Standardisasi Bidang Jalan.
Memutuskan /2.
MEMUTUSKAN
Mcnctapkan
Kesatu: . Mengesahkan lima belas Pedoman Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga,
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini yang merupakan bagian yang
tak trpisahkan dari ketapan ini.
Kedua: . Pedoman Teknik tersebut pada diktum kesatu berlaku bagi unsur aparatur
pemerintah bidang kebinamargaan dan dapat digunakan dalam perjanjian kerja
antar pihak-pihak yang bersangkutan dengan bidang konstruksi.
Ketiga Menugaskan kepada Direktur Bina Teknik, Direktorat Jenderal Bina Marga untuk
a. Menyebarluaskan Pedoman Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga;
b. memberikan bimibingan teknik kepada unsur pemerintah dan unsur
masyarakat yang bergerak dalam bidang kebinamargaan;
c, menghimpun masukan sebagai akibat dari penerapan Pedoman Teknik ini
untuk penyempurnaannya di kemudian hari.
Keempat . Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa, jika
terdapat kesalahan dalam pentapan ini, segala sesuatunya akan diperbaiki
sebagaimana mestinya.
I. Kepada Badan Penelitian dan Pengembangan PU, selaku Ketua Panitia Temp Standarnisasi.
2. Direktur Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga, selaku Ketua Panitia Kerja
Standardisasi bidang Jalan.
3. Kepata Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan selaku Sekretaris Panitia Kerja
Standardisasi bidang Jalan.
Lampiran
KeputusanDirekturJenderalBinaMarga
Nomor : 76/KPTS/Db/1999
Tanggal : 20 Desember 1999
Halaman
Keputusan Dire ktur Jendera Bina Marga No. 76/KPTS/Db/1999 Tan i120 Desember 1999
DAFTAR ISI i
BAB I DESKRIPSI 1
1.1 Ruang Lingkup 1
1.2 Pengertian 1
2.2 Peralatan 8
DAFTAR PUSTAKA
Pedoman Teknik ini mencakup tata cara pembuatan Aspal Emulsi jenis Kationik Mantap Lambat
(CSS/Cationic Slow Setting), Kationik Mantap Sedang (CMS/Cationic Medium Setting.) dan
Kationik Mantap Cepat (CRS/Cationic Rapid Setting) untuk kepeluan perkerasan jalan. Aspal
Emulsi Kationik yang dibuat dengan pedoman ini diharapkan dapat disimpan lama (hingga 9
bulan).
1.2 Pengertian
1. Aspal Emulsi adalah aspal yang terdispersi dalam air dengan adanya Bahan Pengemulsi
(emulsifier).
3. Bahan Pengemulsi/Pendispersi adalah suatu zat yang molekulnya memiliki bagian polar
dan nonpolar sehingga dapat larut dalam zat yang polar maupun nonpolar. Dengan
adanya Bahan Pengemulsi, suatu zat dapat teremulsi lebih stabil dalam zat lain yang
berbeda sifat kepolarannya.
5. Pecahnya Aspal Emulsi (breaking) adalah memecahnya Aspal Emulsi setelah tercampur
dengan agregat. Pada saat memecah, partikel-partikel aspal memisahkan diri dari air dan
menyelimuti agregat.
6. Mantap adalah cukup stabilnya perkerasan campuran Aspal Emulsi untuk dilalui lalu lintas.
8. Aspal Emulsi terdiri atas phasa cair dan phasa padat. Phasa cair adalah larutan
pengemulsi, sedangkan phasa padat adalah aspal keras atau aspal keras yang sudah
ditambah pelarut sehingga memiliki nilai penetrasi yang diinginkan.
9. Colloid Mill adalah alat untuk mengemulsikan phasa padat di dalam phasa cair sehingg;a
diperoleh Aspal Emulsi.
10. Nilai Pengendapan Satu Hari adalah perbedaan kadar residu Aspal Emulsi bagian atas
dengan bagian bawah setelah disimpan selama 24 jam pada pengujian sesuai SK SNI M-
07-1994-03 "Metode Pengujian Pengendapan Aspal Emulsi", yang dinyatakan dalam persen.
2.1 Bahan
Bahan untukk pembuatan Aspal Emulsi Kationik Mantap Sedang dan Kationik Mantap Lambat
terdiri atas aspal keras, kerosin (minyak tanah), Bahan Pengemulsi, Asam Klorida, Kalsium
Klorida, air dan Bahan Tamabah Lain bila diperlukan. Masing-masing bahan tersebut harus
memenuhi persyaratan agar diperoleh Aspal Emulsi dengan mutu sesuai yang diharapkan.
Aspal keras sebagai bahan baku Aspal Emulsi dapat berupa aspal pen 60/70 atau pen 80/100.
Bahan baku aspal keras harus memenuhi persyaratan pada Tabel-1 di bawah ini.
2.1.2 Kerosin
Dalam pembuatan Aspal Emulsi, kerosin digunakan untuk memodifikasi aspal keras antara
lain untuk menurunkan berat jenis dan meningkatkan nilai penetrasi. Persyaratan kerosin
disajikan pada Tabel 2 berikut.
Metode Persyaratan
enis Pengujian Satttan
Pengujian Mill Nbk,,
Titik Nyala AASI-IT() T 73 32 - °C
Berat Isi pada 15 °C 0,77 0,83 kg/I
Pcnyttlingan:
- °C
a. Titik Didih 140
SN 106-2488-1991 200 °C
b. 50% tersuling 160
290 °C
c. Akhjr penvulingan
Senyawa organik banyak yang dapat berfungsi sebagai Bahan Pengemulsi. Aspal Emulsi
Kationik umumnya menggunakan senyawa hidrokarbon-nitrogen rantai panjang. Beberapa
Jenis emulgator yang dapat digunakan untuk Aspal Emulsi Kationik disajikan dalam Tabel 3
berikut.
Penggunaan asam Klorida dalam Aspal Emulsi Kationik tergantung pada jenis Bahan
Pengemulsi yang digunakan. Asam Klorida ditambahkan pada larutan Bahan
Pengemulsi yang aktif pada pH di bawah 7.
Asam Klorida yang digunakan tidak boleh tercemar senyawa-senyawa yang dapat merusak
Aspal Emulsi Kationik diantaranya gram-gram alkali, sabun, deterjen, dan minyak.
Kalsium Klorida dalam Aspal Emulsi dapat mencegah pengaruh garam-garam alkali
dalam jumlah yang sedikit. Kalsium Klorida dapat memodifiasi larutan emulgator hingga
memiliki berat jenis yang lebih tinggi mngimbangi berat jenis phasa padat. Kalsium
Klorida yang digunakan tidak boleh tercemar senyawa-senyawa yang dapat merusak Aspal
Emulsi Kationik.
Air merupakan bagian terbanyak dalam phasa cair Aspal Emulsi. Air yang digunakan untuk
pembuatan Aspal Emulsi adalah air bersih yang tidak tercemari oleh senyawa-senyawa yang dapat
merusak Aspal Ernulsi Kationik.
Selain bahan baku yang sudah diuraikan di atas, untuk memperbaiki karakteristik Aspa Emulsi
Kationik dapat digunakan Bahan Tamabah Lain seperti Thixotropic agents, Breaking agent, dan
polymer.
2.2 Peralatan
Tangki-tangki penampung bahan baku Aspal Emulsi harus dilengkapi dengan ,alat pengontrol
kuantitas sedemikian rupa sehingga komposisi bahan yang dicampur dapat dikontrol dengan baik.
Alat pemanas aspal keras dan alat pemanas larutan Bahan Pengemulsi harus mempunyai fasilitas
pengendali sehingga setelah dicampur dalam Colloid Mill akan dihasilkan Aspal Emulsi dengan
suhu sesuai yang dikehendaki. Persyaratan Colloid Mill ditunjukkan dalam Tabel 4 berikut.
Phasa padat terdiri atas aspal keras pen 40/50 atau pen 60/70 atau pen 80/100 yang memenuhi
persyaratan AASHTO M-20-1990 ditambah kerosin sedemikian rupa sehingga menjadi aspal
keras pen 180/200. Untuk aspal keras pen 60/70, agar diperoleh aspal keras pen 180/200,
kerosin yang ditsunbahkan berkisar antara 2% sampai 4% terhadap berat aspal.
Bila Aspal Emulsi yang dibuat jenis CSS-lh (dengan nllai penetrasi residu rendah), dapat
digunakan aspal keras pen 40/50 atau pen 60/70 dengui kadar kerosin dapat dikurangi hingga
0 %.
Kadar phasa padat dan Aspal Emulsi jenis CSS harus sedemikian rupa sehinggi Aspal Emulsi
memiliki kadar residu penyulingn minimum 57%. Namun apabila dikehendaki Aspal Emulsi jenis
CSS yang dapat disimpan lama (6 sampai 9 bulan), kadar phasa padat harus berkisar antara 65%
hingga 70% terhadap berat total Aspal Emulsi agar diperoleh Aspal Emulsi dengan kekentalan
optimum atara 40 sampai 70 centistokes pada temperatur 25 °C.
Phasa cair terdiri atas Bahan Pengemulsi, Asam Klorida dan Kalsium Klorida yang dilarutkan
dalam air. Kadar masing-masing bahan tersebut dalam Aspal Emulsi adalah sebagai berikut
Jumlah Bahan Pengemulsi dan asam klorida dalam Aspal Emulsi tergantung pada jenis
Bahan Pengemulsi dan jumlah phasa padat dalam Aspal Emulsi. Jumlah Bahan Pengemulsi
dalam Aspal Emulsi umumnya berkisar antara 0,25% sampai 1,5%. Untuk mengetahui
jumlah Bahan Pengemulsi dan Asam Klorida perkiraan dalam Aspal Emulsi dapat
berkonsultasi pada produsen atau distributor bahan tersebut Kadar Bahan Pengemulsi
dan Asam Klorida optimum
b) Kalsium Klorida
Jumlah Kalsium Klorida dalam Aspal Emulsi berkisar antara 0% salnpai 0,3%. Jumlah
Kalsium Klorida optimum dalanl Aspal Emulsi ditentukan berdasarkan percobaan di
laboratorium dengan cara membuat beherapa contoh Aspal Emulsi dengan variasi
kadar Kalsium Klorida dari 0 sampai 0,3%, sedang kadar phasa padat, Bahan
Pengemulsi dan Asam Klorida tetap sesuai Butir 3.1.1 dan Butir 3.1.2a) di atas. Contoh
Aspal Emulsi tersebut diuji nilai pengendapan Satu hari dan nilai saringan. Kadar
Kalsium Klorida optimum adalah kadar yang memberikan Aspal Emulsi nilai
pengendapan satu hari dan nilai pengujian saringan terkecil.
c) Air
Jumlah air dalam Aspal Emulsi adalah 100% dikurangi kadar phasa padat, Bahan
Pengemulsi, Asam Klorida dan Kalsium Kilorida.
Phasa cair dibuat dengan melarutkan Bahan Pengemulsi, Asam Klorida dan Kalsium
Klorida dalam air dengan jumlah masing-masing bahan sesuai percobaan di atas.
Phasa padat terdiri atas aspal keras pen 40/50 atau pen 60/70 atau pen 80/100 yang memenuhi
persyaratan AASHTO M-20-1990, ditambah
Kadar phasa padat dalam Aspal Emulsi jenis CMS harus sedemikian rupa sehingga Aspal Emulsi
memiliki kadar residu penyulingan minimum 65°,/o.
Phasa cair terdiri atas Bahan Pengemulsi, Asam Klorida dan Kalsium Klorida yang dilarutkan
dalam air. Kadar masing-masing hahan tersebut dalam Aspal Emulsi adalah sebagai
berikut:
Jumlah Bahan Pengemulsi dan Asam Klorida dalam Aspal Emulsi tergantung pada jenis
Bahan Pengemulsi dan jumlah phasa padat dalam Aspal Emulsi. Jumlah Bahan
Pengemulsi dalam Aspal Emulsi umumnya antara 0,25% sampai 1,5%. Untuk
mengetahui jumlah Bahan Pengemulsi dan Asam Klorida perkiraan dalam Aspal Emulsi
dapat berkonsultasi pada produsen atau distributor Bahan tersebut. Kadar Bahan
Pengemulsi dan Asam Klorida optimum diketahui dengan cara membuat beberapa contoh
Aspal Emulsi dengan kadar emulgator dan Asam Klorida bervariasi di atas dan di bawah
kadar Bahan Pengemulsi atau Asam Klorida perkiraan,
b) Kalsium Klorida
Jumlah Kalsium Klorida dalam Aspal Emulsi berkisar antara 0% sampai 0,3 %. Jumlah
Kalsium Klorida optimum dalam Aspal Emulsi ditentukan berdasarkan percobaan dl
laboratorium dengan cara membuat beberapa contoh Aspal Emulsi dengan variasi kadar
Kalsium Klorida dari 0 sampai 0,3%, sedang kadar phasa padat, Bahan Pengemulsi
dan Asam Klorida tetap sesuai Butir 3.1.1 dan Butir 3.1.2a) di atas. Contoh Aspal
Emulsi tersebut diuji nilai pengendapan satu hari dan nilai saringan. Kadar Kalsium
Klorida optimum adalah kadar. yang memberikan Aspal Emulsi nilai pengendapan
satu hari dan nilai pengujian saringan terkecil.
c) Air
Jurnlah air dalamn Aspal Emulsi adalah 100% dikurangi kadar phasa padat, Bahan
Pengemulsi, Asam Klorida dan Kalsium Klorida.
Phasa cair dibuat dengan melarutkan Bahan Pengemulsi, Asam Klorida dan Kalsiunl
Klorida dalam air dengan jumlah masing-masing bahan sesuai percobaan di atas.
Phasa padat terdiri atas aspal keras pen 40/50 atau pen 60/70 atau pen 80/100 yang memenuhi
persyaratan SNI M-30-1990, ditambah kerosin sedemikian rupa sehingga menjadi aspal keras pen
I80/200. Untuk aspal keras pen 60/70, agar diperoleh aspal keras pen 180/200, kerosin yang
ditambahkan berkisar antara 2% sampal 4% terhadap berat aspal.
Phasa cair terdiri atas Bahan Pengemulsi, Asam Klorida dan Kalsim Klorida yang dilarutkan
dalan air. Kadar masing-masing bahan tersebut dalam Aspal Emulsi adalah sebagai berikut
Jumlah Bahan Pengemulsi dan asam Klorida dalam Aspal Emulsi tergatung pada
jenis Bahan Pengemulsi dan jumlah phasa padat dalam Aspal Emulsi. Jumlah Bahan
Pengemulsi dalamn Aspal Emulsi umumnya antara 0,25% sampai 1,5%. Untuk
mengetahui jumlah Bahan Pengemulsi dan Asam Klorida perkiraan dalam Aspal Emulsi
dapat berkonsultasi pada produsen atau distributor baban tersebut. Kadar Bahan
Pengemulsi dan Asam Klorida optimum diketahui dengan cara membuat beberapa contoh
Aspal Enlulsi dengan kadar emulgator dan Asam Klorida hervariasi di atas dan di bawah
kadar Bahan Pengemulsi atau Asam Klorida perkiraan, sedang kadar phasa padat tetap
sesuai Butir 3.1.1. Masing-masing contoh tersebut selanjutnya diuji nilai pengendapan satu
hari (SK SNI M-07-1994-03) dan nilai pengujian saringan (SNI 03-196I81990). Kadar
Bahan Pengemulsi dan Asam Klorida optimum adalah kadar yang memberikan nilai
pengendapan satu hari dlan pengujian saringan terkecil serta tidak menyebabkan pembusaan
yang berlebihan dalam Aspal Emulsi.
b) Kalsium Klorida
Jumlah Kalsium Klorida dalam Aspal Emulsi berkisar antara 0°/° sampai 0,3 %. Jumlah
Kalsium Klorida optimum dalam Aspal Emulsi ditentukan berdasarkan percobaan di
lahoratorium dengan cara membuat beberapa contoh Aspal Emulsi dengan variasi kadar
Kalsium Klorida dari 0 sampai 0,3%, sedang kadar phasa padat, Bahan Pengemulsi dan
Asam Klorida tetap sesuai Butir 3.1.1 dan Butir 3.1.2. a) di atas. Contoh .Aspal Emulsi
tersebut diuji nilai
c) Air
Jumlah air dalam Aspal Emulsi adalah 100% dikurangi kadar phasa padat, Bahan
Pengemulsi, Asam Klorida dan Kalsium Klorida.
Phasa cair dibuat dengan melarutkan Bahan Pengemulsi, Asam Klorida dan Kalsium
Klorida dalam air dengan jumlah masing-masing bahan sesuai percobaan di atas.
Aspal keras dari tangki penyimpanan dipanaskan hingga cair dan dialirkan ke dalam tangki
penampung phasa padat. Kerosin dengan jumlah sesuai rencana, ditambahkan kedalam
tangki penampung tersebut dari selanjutnya diaduk hingga homogen. DI dalam tangki penampung
aspal ini, phasa padat (aspal) dipanaskan dengan suhu yang dikontrol hingga 145 °C ± 5 °C
ataudengan kekentalan 2 poise. Selanjutnya phasa padat siap untuk dialirkali ke dalam Colloid
Mill.
Bahan Pengemulsi, Asam Klorida, Kalsium Klorida dan air dengan jumlah sesuai rencana
dimasukkan ke dalam tangki penampung phasa cair. DI dalam tangki bahan-bahan tersebut diaduk
hingga homogen dan dipanaskan dengan suhu yang dikontrol pada 55 °C ± 5 -C. Selanjutnya
phasa cair siap untuk dialirkan ke dalam Colloid Mill.
Pasa padat dan pasa cair yang sudah disiapkan sesuai Butir 4.1.1 dan Butir 4.1 .2 dari masing-
masing tangki penampung, dialirkan dengan kecepatan alir yang dikontrol untuk memperoleh
komposisi Aspal Emulsi yang diinginkan, ke dalam Colloid Mill yang sudah dijalankan. Dalam
Colloid Mill ini phasa padat akan didispersikan ke dalam pasa cair hingga dihasilkan Aspal
Emulsi. Suhu Aspal Emulsi yang harus keluar dari Colloid Mill harus 90 °C ± 5 °C, waktu
pencampuran harus dikontrol.
1). Pemrakarsa
x Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan, Badan Penelitian dan Pengembangan PU.
x Direktorat Bina Teknik, Direktorat Jenderal Bina Marga