Anda di halaman 1dari 18

ARCHOTERMOPSIDAE

(Tugas Mata Kuliah Termitologi)

Dosen Pengampu : Anisa Oktina Sari Pratama, M.Pd

Disusun Oleh :
1. Agnes Deka Meilinia (1811060450)
2. Devy Labitta Derky (1811060035)
3. Salsabila Nadhifah (1811060211)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TA 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga dapat memberikan kesehatan, kekuatan dan
menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan tepat waktu. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini kami ingin menyampaikan rasa terima kasih dalam penyelesaian
makalah tentang “Archotermopsidae,”
Dalam penulisan makalah ini, kami perlu bantuan, dorongan, dan
senantiasa mendapat bimbingan serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Anisa Oktina
Sari Pratama, M.Pd selaku Dosen Mata Kuliah Termitologi.
Dan kami menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam
penyusunan makalah ini baik dalam penyajian materi maupun teknik
penulisannya. Oleh sebab itu, kami butuh kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan makalah ini di masa yang akan
datang.

Bandar Lampung, 5 April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang......................................................................................
1.2 Rumusan masalah.................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi Archotermopsidae..............................................................
2.2 Ciri-Ciri Morfologi Dan Morfologi.....................................................
2.3 Tempat Hidup.......................................................................................
2.4 Peran Bagi Kehidupan..........................................................................
2.5 Artikel
BAB III PENUTUP..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sebagian besar masyarakat Indonesia mengenal jenis-jenis serangga
yang salah satunya adalah rayap. Sebutan lain rayap adalah semut putih.
Rayap merupakan serangga yang hidup dalam kelompok sosial dengan sistem
kasta yang berkembang sempurna. Serangga ini termasuk dalam Ordo
Isoptera (bahasa Yunani, "iso" berarti sama dan "ptera" berarti sayap). Nama
ini mengacu pada kasta reproduksi dimana mereka memiliki sepasang sayap
dengan bentuk dan ukuran antara sayap depan dan sayap belakang yang sama.
Sebutan rayap sebetulnya mengacu pada hewannya secara umum,
padahal terdapat beberapa bentuk berbeda yang dikenal, sebagaimana pada
koloni semut atau lebah sosial. Dalam koloni, rayap tidak memiliki sayap.
Namun demikian, beberapa rayap dapat mencapai bentuk bersayap yang akan
keluar dari sarangnya secara berbondong-bondong pada awal musim
penghujan (sehingga seringkali menjadi pertanda perubahan ke musim
penghujan) di petang hari dan beterbangan mendekati cahaya. Bentuk ini
dikenal sebagai laron atau anai-anai.
Rayap di alam bebas berperan penting sebagai penjaga keseimbangan
alam dengan cara menghancurkan kayu dan mengembalikannya sebagai
"unsur hara" ke dalam tanah. Namun di pemukiman rayap menjadi hama
yang sangat merugikan karena dapat merusak bahan-bahan yang mengandung
selulosa yang merupakan sumber makanan bagi rayap, seperti: kayu, kertas,
kain dan sebagainya.
Jenis-jenis rayap yang telah dikenal di Indonesia berjumlah kurang
lebih 200 dan mungkin masih banyak lagi yang belum ditemukan. Taksonomi
dan pengenalan rayap seringkali membingungkan karena di samping jenisnya
banyak, perbedaan morfologi antara spesies pada tiap - tiap genus sangat
kecil.

5
Dalam makalah ini memaparkan mengenai rayap Archotermopsidae,
klasifikasi rayap, ciri-ciri morfologi dan fisiologi, tempat hidup (bentuk
sarang/ habitat), peran bagi kehidupan, dan artikel tentang rayap.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini ialah :
1. Apa klasifikasi Archotermopsidae?
2. Apa saja ciri-ciri morfologi dan fisiologi Archotermopsidae?
3. Bagaimana tempat hidup Archotermopsidae?
4. Apa saja peran rayap bagi kehidupan?
5. Apa artikel tentang Archotermopsidae?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini ialah :
1. Untuk mengetahui klasifikasi Archotermopsidae.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri morfologi dan fisiologi Archotermopsidae.
3. Untuk mengetahui tempat hidup Archotermopsidae.
4. Untuk mengetahui peran rayap bagi kehidupan.
5. Untuk mengetahui artikel tentang Archotermopsidae.

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi Archotermopsidae


Rayap atau anai-anai atau semut putih adalah serangga sosial anggota
infraordo Isoptera, bagian dari ordo Blattodea (kecoa) yang dikenal luas
sebagai hama penting kehidupan manusia. Sebutan rayap sebetulnya mengacu
pada hewannya secara umum, padahal terdapat beberapa bentuk berbeda yang
dikenal, sebagaimana pada koloni semut atau lebah sosial. Dalam koloni,
rayap tidak memiliki sayap. Namun, beberapa rayap dapat mencapai bentuk
bersayap yang akan keluar dari sarangnya secara berbondong-bondong pada
awal musim penghujan (sehingga sering kali menjadi pertanda perubahan ke
musim penghujan) di petang hari dan beterbangan mendekati cahaya. Bentuk
ini dikenal sebagai laron atau kelekatu.
Archotermopsidae merupakan famili rayap dalam ordo Blattodea yang
dikenal sebagai rayap kayu basah, sebelumnya termasuk dalam famili
Termopsidae. Mereka merupakan keluarga kecil dan agak primitif dengan
lima genera yang masih ada dan 13-20 spesies hidup.
Mereka mungkin merupakan gangguan, tetapi dibandingkan dengan
rayap kayu kering (Kalotermitidae), biasanya tidak menyebabkan kerusakan
yang parah pada bangunan atau struktur buatan manusia lainnya. Sesuai
dengan namanya, mereka memakan kayu yang tidak dikeringkan, bahkan
mungkin membusuk, dan akibatnya tidak berguna bagi manusia.
Berdasarkan lokasi sarang atau tempat tinggalnya, rayap dapat
digolongkan dalam tiga tipe, yaitu rayap kayu lembap, rayap kayu kering dan
rayap tanah. Di antara ketiga jenis rayap tersebut, tipe yang paling banyak
menimbulkan kerugian adalah kelompok rayap tanah dan rayap kayu kering.
Selain tiga jenis rayap tersebut juga ada sebagian ahli yang
menggolongkan rayap dalam lima jenis rayap perusak kayu, yaitu rayap kayu
lembap, rayap kayu kering, rayap tanah, rayap pohon, dan rayap subteran.

7
Koloni rayap sangat tersuktrur dan memiliki kasta yang menjalankan
tugas yang sangat berbeda. Ada tiga kasta yang bervariasi dalam bentuk dan
fungsi yaitu :
1. Kasta Reproduksi
Kasta ini menghasilkan semua anggota koloni ang berperan penting dalam
menyebarkan dan pembentukan koloni baru.
2. Kasta Pekerja
Kasta pekerja merupakan anggota yang sangat penting dalam koloni rayap,
dengan jumlah populasi yang tidak kurang dari 80-90%.
3. Kasta Prajurit
Kasta prajurit dapat dikenali dari bentuk kepalanya yang besar dan
mengalami penebalan yang nyata, serta rahang berkembang baik untuk
menghalau musuh alami
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Sub Filum : Hexapoda
Kelas : Insecta (Serangga)
Ordo : Isoptera
Famili : Archotermopsidae (Rottenwood Rayap)
Spesies :

2.2 Ciri-Ciri Morfologi Dan Fisiologi


Secara umum ciri-ciri yang dimiliki oleh ordo Isoptera adalah :
1. tubuh lunak,
2. memiliki dua sayap,
3. bersifat hemitabola,
4. memiliki dua pasang sayap tipis yang tipe dan ukurannya sama. Toraks
berhubungan langsung dengan abdomen yang ukuran lebih besar,
merupakan serangga sosial.
5. mengalami metamorfosis tidak sempurna,
6. tipe mulut penguyah,

8
7. cara hidupnya membentuk koloni dengan sistem pembagian tugas tertentu
yang disebut polimorfisme,
8. rayap memiliki 4 kasta, yaitu : kasta reproduksi pertama bersayap dan
akan ditanggalkan setelah perkawinan, kasta reproduksi kedua dewasa
secara seksual tapi dalam bentuk nympha, kasta pekerja tidak bersayap dan
memiliki banyak tugas untuk memelihara koloni, kasta tentara bersifat
steril dan memiliki kepala dan mandibula yang besar serta bertugas
menjaga koloni
Kepala (caput), mempunyai mata mejemuk, kadang-kadang mengecil,
mempunyai dua occellus atau tidak mempunyai antena panjang tersusun atas
sejumlah segmen, sampai tiga puluh segmen, tipe mulut penggigit dan
pengunyah.
Dada (thorax), mempunyai dua pasang sayap yang bersifat membran,
kedua pasang sayap ini mempunyai bentuk dan ukuran yang sama, pada
keadaan istirahat pasangan sayap melipat di bagian dorsal abdomen.
Kebanyakan pekerja dan tentara tidak bersayap. Pasangan-pasangan kaki
pendek, coxae sangat berkembang, tarsus terdiri atas empat sampai lima
segmen, dengan sepasang ungues.
Perut (abdomen), tersusun atas sebelas segmen.Sternum segmen
abdomen pertama mengecil.Sternum segmen abdomen kesebelas menjadi
paraproct.Cercus pendek tersusun atas enam sampai delapan segmen.
Dalam hal ukuran, rayap kayu basah adalah rayap terbesar di Amerika
Utara. Sebaliknya, ukuran koloni mereka termasuk yang paling kecil. Raja
dan ratu berukuran antara satu setengah hingga lima per delapan inci
panjangnya. Nimfa juga bisa tumbuh menjadi lima per delapan inci
panjangnya, sementara tentara bisa tumbuh hingga tiga perempat inci
panjangnya. Rayap kayu basah umumnya berwarna coklat, tetapi bisa
berkisar dari gelap ke terang, dan bahkan bisa kemerahan, terutama ke arah
perutnya. Nimfa berwarna krem.
Spesies ini membutuhkan kontak teratur dengan air dan kelembaban
tinggi untuk bertahan hidup. Hal ini membuat mereka sangat berbeda dari
rayap kayu kering mereka. Organisme khusus di dalam usus mereka

9
membantu mereka mencerna kayu. Mereka biasanya menempati kayu yang
ditebang, pohon mati dan tunggul dan kemudian memakan isinya.
Rayap kayu basah tidak membuat tabung tempat berlindung, seperti
yang dilakukan rayap tanah, dan dapat hidup sepenuhnya di dalam kayu yang
mereka makan. Rayap ini menyumbat lubang ke dalam kayu yang mereka
serang dengan pelet tinja untuk menjaga kelembapan, dan perilaku samar
mereka dapat mencegahnya ditemukan selama bertahun-tahun.

2.3 Tempat Hidup


Rayap ini biasanya menempati kayu yang lembab dan membusuk,
sesuai dengan namanya. Rayap kayu basah dapat ditemukan dengan mudah di
bagian wilayah Indonesia. Mereka memiliki kecenderungan untuk suka
dengan kayu, pohon, atau tanaman yang lembap. Di saat musim hujan, rayap
seperti ini bisa menemukan tempat tinggal dengan mudah. Tapi perlu
diketahui, satu hal yang menjadi pembeda rayap ini dengan rayap kayu kering
adalah bahwa habitat mereka harus selalu terhubung ke tanah.
Rayap kayu basah dapat menempati bangunan yang memiliki tingkat
kelembapan tinggi akibat kebocoran pipa, kekurangan ventilasi, atau masalah
drainase. Selokan tua yang berisi daun juga dapat menyebabkan kelembapan
yang berlebihan menumpuk di rongga dinding, menciptakan lingkungan yang
menarik bagi serangga yang menyukai kelembapan ini.
Sesuai namanya rayap jenis ini tinggal di berbagai jenis kayu yang
memiliki tingkat kelembaban yang tinggi seperti kayu yang busuk atau kayu
yang bersentuhan langsung dengan tanah. Sebab rayap kayu basah
membutuhkan tempat yang lembab untuk mereka tinggali dan bertahan hidup.
Berbeda dengan si kayu kering yang lebih banyak ditemukan di dalam
ruangan, hewan pemakan kayu basah ini lebih sering ditemukan di luar
ruangan. Mereka bisa jadi menyerang lahan pertanian atau daerah-daerah
yang lembap. Koloni rayap ini juga tak terlalu banyak dengan ukuran tubuh
yang cukup besar.

10
2.4 Peran Bagi Kehidupan
Keberadaan koloni rayap tidak mutlak selalu merugikan bagi
kehidupan manusia. Beberapa peranan rayap bila ditinjau secara keseluruhan
dari keberadaannya dimuka bumi, antara lain :
 Sarang Rayap Bisa Menguak Lokasi Tambang Emas
Dalam hal ini ternyata hewan satu ini dapat menemukan lokasi tambang
emas, bahkan saking kayanya , sarang hewan kecil itu ada yang
mengandung serbuk logam mulai tersebut. Para peneliti menemukan
sarang rayap itu mengandung kosentrasi emas tinggi, lima hingga enam
kali lebih tinggi dari pada konsentrasi yang ditemukan lebih dari 16 meter
dari gundukan.Rayap dapat masuk sampai jauh ke dalam tanah, dalam hal
ini kemampuan ini tergantung dari jenis rayap. Rayap sangat suka terhadap
lokasi-lokasi yang mengandung logam, terutama logam mulia (emas).
Logam ini akan dikeluarkan kembali oleh rayap.
 Sarang rayap tidak hanya sekadar tempat tinggal, akan tetapi juga sangat
membantu ekosistem di sekitarnya untuk bertahan dalam masa kekeringan.
Rayap membangun sarang dengan menggali lubang serupa pori-pori kecil
di tanh. Akibatnya, air meresap lebih jauh ke dalam tanah sehingga tidak
menguap. Para peneliti dari Universitas Princeton, Amerika Serikat
menyatakan sarang rayap ibarat oasis di padang gurun. Corina Tarnita,
peneliti dan asisten profesor ekologi dan biologi evolusi di Princeton
University, mengatakan proses penggurunan tidak terlalu mempengaruhi
habitat di sekitar sarang rayap.Manfaat dan peranan lain dari rayap untuk
kehidupan manusia ialah 95% dari jenis rayap yang ada di Indonesia justru
sangat bersahabat dengan manusia. Mereka ini ialah jenis rayap yang
makanannya kayu lapuk. Pohon yang sudah mati ini dimakan rayap,
kemudian diubah menjadi zat hara tanah yang dapat menyuburkan. Begitu
juga daun tidak dapat membusuk, tanah menjadi miskin unsur hara karena
tidak ada yang kembali ke tanah.

11
 Keberadaan koloni rayap berperan penting dalam
siklus biogeochemical (dekomposer bahan organik) seperti siklus
Nitrogen, Karbon, Sulfur, Oksigen, dan Fosfor.
 Keberadaan koloni rayap disuatu daerah mampu memengaruhi bentuk
vegetasi yang tumbuh dan berkembang di sekitar koloni itu dengan
altivitas dari rayap tersebut melalui modifikasi profil dan sifat kimia tanah.
 Di daerah Gurun Afrika Selatan, rayap Hodotermes berperan dalam proses
siklus nutrisi tanah. Aktivitas rayap membawa air ke daerah yang
ditumbuhi tanaman sangat menguntungkan karena ketersediaan air pada
tanaman menjadi lebih banyak.
 Di daerah berpasir, rayap mampu meningkatkan infiltrasi air dan
mengembalikannya ke bagian atas tanah.
 Mengakibatkan kerusakan pada bangunan, seperti: perumahan,
perkantoran, gedung olahraga dan lain sebagainya. Selain itu rayap juga
dapat merusak tanaman, buku, arsip ataupun dokumen lainnya karena
mereka dapat mencerna atau menguraikan selulosa.

2.5 Artikel Tentang Rayap


a. Pengertian Rayap
Rayap adalah serangga sosial anggota bangsa Isoptera yang dikenal
luas sebagai hama pengganggu dalam kehidupan manusia. Rayap
bersarang didalam tanah dan memakan kayu perabotan atau kerangka
rumah sehingga menimbulkan banyak kerugian secara ekonomi. Rayap
masih berkerabat dengan semut, yang juga serangga sosial. Dalam bahasa
Inggris, rayap disebut juga “semut putih” (white ant) karena kemiripan
perilakunya.
Rayap adalah detrivores (pengkonsumsi material organik yang
membusuk), khususnya di daerah subtropis dan tropis, dan kemampuan
mereka mendaur ulang kayu dan bahan tanaman lain adalah hal yang
penting bagi keseimbangan ekologi. Sebagai serangga sosial, rayap hidup
dalam bentuk koloni. Sebuah koloni dewasa dapat beranggotakan ratusan
hingga jutaan individual. Kehadiran rayap di bangunan adalah sebagai

12
konsekuensi dari pembukaan lahan yang pada awalnya adalah habitat
mereka untuk mencari makan, kemudian diubah menjadi bangunan
pemukiman yang berakibat hilangnya sumber makanan bagi rayap. Namun
tidak mutlak keberadaan rayap selalu merugikan manusaia, ada beberapa
peranan penting rayap yang sangat menguntungkan sebagai
siklus biogoechemical dalam ekosistem.

b. Taksonomi Rayap
Rayap merupakan salah satu ordo dari 30 ordo yang tergabung
dalam kelas Hexapoda dari filum Arthropoda, yaitu organisme yang
memiliki anggota tubuh bersegmen. Rayap adalah serangga satu-satunya
yang berada dalam ordo isoptera. Ordo ini berasal dari kata “iso: sama”
dan “ptera: sayap” artinya serangga yang memiliki sayap yang sama, baik
dilihat dari ukuran dan bentuk pada kedua pasang sayapnya, yaitu sayap
anterior dan sayap posterior .
 Asal Isoptera
Rayap merupakan serangga neoptera terresterial yang paling
primitif. Rayap bersama dengan Blattodea (kecoa) dan Mantodea (mantid)
sering dikelompokkan dalam Dictyoptera. Studi filogenetik terbaru telah
menyarankan mantid sebagai cabang terlama dari Dictyoptera,
meninggalkan kecoa dan rayap sebagai kerabat. Kecoa yang paling
primitif (Cryptocercidae) terkait erat dengan rayap karena memakan kayu,
hidup dalam sistem terowongan di dalam log, memiliki flagelata simbiosis
dalam usus belakang, dan hidup dalam kelompok famili sub-sosial yang
kecil dimana 11 induk berbagi liang dengan satu keturunan induk dengan
cairan proctodeal sebagai makanan.
 Posisi Isoptera dalam Dictyoptera (Insekta)
Hubungan antar ordo yang terdapat dalam kelas insekta yang
direkonstruksi oleh beragam peneliti dalam bentuk pohon filogeni masih
12 bersifat kontroversial. Meskipun saat ini bukti memberatkan
menunjukkan bahwa rayap (termites) tersarang dalam kecoa (cockroach),
sehingga membuat “Blattaria” merupakan parafiletik. Posisi tepat rayap

13
dalam kecoa tidak pasti, meskipun Cryptocerus adalah kelompok kerabat
yang paling masuk akal
 Hubungan Famili dalam Ordo Isoptera
Rayap yang termasuk kelompok serangga dari ordo Isoptera
memiliki keragaman jenis dalam ekosistem yang cukup tinggi. Di dunia,
jumlah rayap yang telah dideskripsikan mencapai 2.750 spesies yang
tercakup dalam 281 genera dan 7 famili, yaitu Mastotermitidae hanya
hanya spesies: Mastotermes darwiniensis, Hodotermitidae, Termopsidae,
Kalotermitidae, Rhinotermitidae, Serritermitidae, and Termitidae
Di Indonesia telah ditemukan sekitar 10% dari total rayap dunia,
yang mencakup 3 famili yaitu Kalotermitidae, Rhinotermitidae dan
Termitidae, 6 subfamili dan 14 genus; dan di antaranya terdapat sekitar
lima persen yang bersifat merugikan bagi manusia. Sejumlah peneliti
merekonstruksi filogeni hubungan antara ketujuh famili tersebut
berdasarkan data subset karakter, seperti morfologi umum, mandibel
imago-pekerja, dan usus pekerja. Hubungan antar famili dalam ordo
Isoptera lebih mudah terselesaikan dalam rekontruksi filogeni.
 Rayap Genus Coptotermes
Coptotermes adalah genus tunggal dalam subfamili
Coptotermitinae yang merupakan subfamili paling primitif dari famili
Rhinotermitidae. Rayap ini tersebar luas di daerah tropis dan telah
diintroduksi oleh manusia ke seluruh dunia. Semua spesies Coptotermes
mengkonsumsi kayu dan menjadi hama strukturaldan bangunan yang
penting secara ekonomis. Genus ini memiliki jumlah spesies yang paling
banyak menimbulkan kerusakan di antara genera rayap lainnya, yaitu 28
spesies, yang diikuti secara berurutan oleh genus Odontotermes (16
spesies), Microtermes (15 spesies), Reticulitermes (11 spesies), dan
Heterotermes (10 spesies).
Pada proses pencernaan makanannya, sebagaimana halnya semua
anggota koloni rayap lainnya, rayap Coptotermes dibantu oleh mikrofauna
protozoa flagellata yang berada di usus belakangnya yaitu
Pseudotrichonympha grasii Koidzumi, Holomastigotoides hatmanni

14
Koidzumi, dan Spirotrichonympha leidyi Koidzumi, dengan kemampuan
mendekomposisi selulosa yang berbeda tergantung pada derajat
polimerisasi (PD) selulosa yang dijadikan sebagai sumber makanan.
Penelitian tentang jalur degradasi selulosa oleh protozoa menunjukkan
bahwa protozoa memfermentasi selulosa menjadi asetat, karbondioksida
dan hidrogen, selanjutnya rayap akan mengabsorpsi asetat sebagai sumber
energi 

c. Siklus Hidup Rayap


Siklus hidup perkembangan rayap adalah melalui metamorfosa
hemimetabola, yaitu secara bertahap, yang secara teori melalui stadium
(tahap pertumbuhan) telur, nimfa, dewasa. Walau stadium dewasa pada
serangga umumnya terdiri atas individu–individu bersayap (laron).
Panjang telur bervariasi antara 1-1,5 mm. Telur C. curvignathus
akan menetas setelah berumur 8-11 hari. Jumlah telur rayap bervariasi,
tergantung kepada jenis dan umur.Saat pertama bertelur betina
mengeluarkan 4-15 butir telur.Telur rayap berbentuk silindris, dengan
bagian ujung yang membulat yang berwarna putih. Telur yang menetas
yang menjadi nimfa akan mengalami 5-8 instar.
Nimfa yang menetas dari telur pertama dari seluruh koloni yang
baru akan berkembang menjadi kasta pekerja. Kasta pekerja jumlahnya
jauh lebih besar dari seluruh kasta yang terdapat dalam koloni
rayap.Waktu keseluruhan yang dibutuhkan dari keadaan telur sampai dapat
bekerja secara efektif sebagai kasta pekerja pada umumnya adalah 6-7
bulan.Umur kasta pekerja dapat mencapai 19- 24 bulan.
Struktur kepala pada nimfa muda dan pekerja sama dengan bentuk
kasta reproduktifnya. Kadang tidak terdapat mata majemuk dan ocelli.Jika
terdapat mata majemuk maka mata tersebut belum berkembang seperti
halnya pada kasta reproduktif.Mata majemuk tampak jelas pada nimfa tua
sebelum terbentuk laron.Jumlag segmen antenanya lebih sedikit
dibandingkan setelah menjadi laron.

15
d. Kasta Rayap
Koloni rayap yang merupakan jenis serangga sosial terbagi atas
tiga kasta yang memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda. Ketiga kasta
tersebut adalah kasta reproduksi, kasta prajurit, dan kasta pekerja. Tidak
kurang daro 80-90% populasi koloni rayap merupakan kasta pekerja.
Penjelasan dari kasta-kasta tersebut adalah sebagai berikut:
 Kasta reproduktif
Pada kasta ini terdiri atas individu-individu seksual yaitu betina
(yang abdomennya biasanya sangat membesar) yang tugasnya bertelur dan
jantan (raja) yang tugasnya membuahi betina. Raja sebenarnya tak
sepenting ratu jika dibandingkan dengan lamanya ia bertugas karena
dengan sekali kawin, betina dapat menghasikan ribuan telur; lagipula
sperma dapat disimpan oleh betina dalam kantong khusus untuk itu,
sehingga mungkin sekali tak diperlukan kopulasi berulang-ulang.
Jika koloni rayap masih relatif muda biasanya kasta reproduktif
berukuran besar sehingga disebut ratu. Biasanya ratu dan raja adalah
individu pertama pendiri koloni, yaitu sepasang laron yang mulai menjalin
kehidupan bersama sejak penerbangan alata. Pasangan ini disebut
reprodukif primer. Jika mereka mati bukan berarti koloni rayap akan
berhenti bertumbuh. Koloni akan membentuk “ratu” atau “raja” baru dari
individu lain (biasanya dari kasta pekerja) tetapi ukuran abdomen ratu baru
tak akan sangat membesar seperti ratu asli. Ratu dan raja baru ini disebut
reproduktif suplementer atau neoten.
Jadi, dengan membunuh ratu atau raja kita tak perlu sesumbar
bahwa koloni rayap akan punah. Bahkan dengan matinya ratu, diduga
dapat terbentuk berpuluh-puluh neoten yang menggantikan tugasnya untuk
bertelur. Dengan adanya banyak neoten maka jika terjadi bencana yang
mengakibatkan sarang rayap terpecah-pecah, maka setiap pecahan sarang
dapat membentuk koloni baru.
 Kasta prajurit
Kasta ini ditandai dengan bentuk tubuh yang kekar karena
penebalan (sklerotisasi) kulitnya agar mampu melawan musuh dalam

16
rangka tugasnya mempertahankan kelangsungan hidup koloninya. Mereka
berjalan hilir mudik di antara para pekerja yang sibuk mencari dan
mengangkut makanan.
Setiap ada gangguan dapat diteruskan melalui “suara” tertentu
sehingga prajurit-prajurit bergegas menuju ke sumber gangguan dan
berusaha mengatasinya. Jika terowongan kembara diganggu sehingga
terbuka tidak jarang kita saksikan pekerja-pekerja diserang oleh semut
sedangkan para prajurit sibuk bertempur melawan semut-semut, walaupun
mereka umumnya kalah karena semut lebih lincah bergerak dan
menyerang.
Tapi karena prajurit rayap biasanya dilengkapi dengan mandibel
(rahang) yang berbentuk gunting maka sekali mandibel menjepit
musuhnya, biasanya gigitan tidak akan terlepas walaupun prajurit rayap
akhirnya mati. Mandibel bertipe gunting (yang bentuknya juga bermacam-
macam) umum terdapat di antara rayap famili Termitidae, kecuali pada
Nasutitermes ukuran mandibelnya tidak mencolok tetapi memiliki nasut
(yang berarti hidung, dan penampilannya seperti “tusuk”) sebagai alat
penyemprot racun bagi musuhnya.
Prajurit Cryptotermes memiliki kepala yang berbentuk kepala
bulldogtugasnya hanya menyumbat semua lobang dalam sarang yang
potensial dapat dimasuki musuh. Semua musuh yang mencapai lobang
masuk sulit untuk luput dari gigitan mandibelnya. Pada beberapa jenis
rayap dari famili Termitidae seperti Macrotermes, Odontotermes,
Microtermes dan Hospitalitermes terdapat prajurit dimorf (dua bentuk)
yaitu prajurit besar (p. makro) dan prajurit kecil (p. mikro)
 Kasta pekerja
Kasta ini membentuk sebagian besar koloni rayap. Tidak kurang
dari 80 persen populasi dalam koloni merupakan individu-individu
pekerja. Tugasnya melulu hanya bekerja tanpa berhenti hilir mudik di
dalam liang-liang kembara dalam rangka mencari makanan dan
mengangkutnya ke sarang, membuat terowongan-terowongan, menyuapi
dan membersihkan reproduktif dan prajurit, membersihkan telur-telur, dan

17
membunuh serta memakan rayap-rayap yang tidak produktif lagi (karena
sakit, sudah tua atau juga mungkin karena malas), baik reproduktif,
prajurit maupun kasta pekerja sendiri.
Dari kenyataan ini maka para pakar rayap sejak abad ke-19 telah
mempostulatkan bahwa sebenarnya kasta pekerjalah yang menjadi “raja”,
yang memerintah dan mengatur semua tatanan dan aturan dalam sarang
rayap. Sifat kanibal terutama menonjol pada keadaan yang sulit misalnya
kekurangan air dan makanan, sehingga hanya individu yang kuat saja yang
dipertahankan. Kanibalisme berfungsi untuk mempertahankan prinsip
efisiensi dan konservasi energi, dan berperan dalam pengaturan
homeostatika (keseimbangan kehidupan) koloni rayap.
Feromon penanda jejak dan pendeteksi makanan.
Telah merupakan suatu diktum bahwa rayap (pekerja dan prajurit)
itu buta. Mereka jalan beriiringan atau dapat menemukan obyek makanan
bukan karena mereka mampu melihat atau mencium bau melalui “hidung”.
Kemampuan mendeeksi dimungkinkan karena mereka dapat menerima
dan menafsirkan setiap bau yang esensial bagi kehidupannya melalui
lobang-lobang tertentu yang terdapat pada rambut-rambut yang tumbuh di
antenanya. Bau yang dapat dideteksi rayap berhubungan dengan sifat
kimiawi feromonnya sendiri.
Feromon adalah hormon yang dikeluarkan dari kelenjar endokrin.,
tetapi berbeda dengan hormon, feromon menyebar ke luar tubuh dan
empengaruhi individu lain yang sejenis. Untuk dapat mendeteksi jalur
yang dijelajahinya, individu rayap yang berada didepan mengeluarkan
feromon penanda jejak (trail following pheromone) yang keluar dari
kelenjar sternum (sternal gland di bagian bawah, belakang abdomen), yang
dapat dideteksi oleh rayap yang berada di belakangnya. Sifat kimiawi
feromon ini sangat erat hubungannya dengan bau makannannya sehingga
rayap mampu mendeteksi obyek makanannya.

18

Anda mungkin juga menyukai