Anda di halaman 1dari 18

MENENTUKAN STRATEGI

(Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen


Strategi

Dosen Pengampu

Dr. Ahmad Fauzan, M.Pd.

Kelas : A

Kelompok 7

Arnetta Savika Gustin 1811030428

Aldi Anshori 1811030398

Melinda Juliantina 1811030392

Prodi : Manajemen Pendidikan Islam

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI

RADEN INTAN LAMPUNG

2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami ucapakan puja dan puji syukur kehadiratnya yang telah
melimpahkan karunianya, sehingga kita dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Menentukan Strategi” sebagai tugas mata kuliah Manajemen Strategi.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini Kami menyampaikan ucapan terima kasih


kepada dosen pembimbing yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada
Kami, sehingga Kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Kami mengharapkan dari makalah ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya
sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Bandar Lampung, 30 Maret 2021


Penyusun

Kelompok 7

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................2

Daftar Isi........................................................................................................3

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah....................................................................4


B. Rumusan Masalah..............................................................................5
C. Tujuan Masalah..................................................................................5

BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Strategi.........................................................6


B. Menentukan Strategi Pembelajaran...................................................7
C. Menentukan Strategi Pembelajaran...................................................8

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................17
B. Saran..................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Manajemen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan
pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat
memungkinkan suatu perusahaan mencapat sasarannya. Manajemen
strategis adalah proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan
kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut, serta
mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan
merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategis
mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional
suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi.
Dalam manajemen strategi perlu diadakan suatu perencanaan yang
benar-benar disusun secara matang, menentukan strategi apa yang cocok
dan mampu mengatasi suatu permasalahan yang ada dalam pendidikan.
Pemilihan strategi pembelajaran sangatlah penting. Strategi yang
diterapkan dalam kegiatan pembelajaran disebut Strategi Pembelajaran.
Pembelajaran adalah upaya pendidik untuk membantu peserta didik
melakukan kegiatan belajar. Tujuan strategi pembelajaran adalah
terwujudnya efesiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan
peserta didik. Pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran adalah
pendidik (perorangan dan atau kelompok) serta peserta didik (perorangan,
kelompok, dan atau komunitas) yang berinteraksi edukatif antara satu
dengan yang lainnya.
Manajemen strategis berbicara tentang gambaran besar.Inti dari
manajemen strategis adalah mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber
dayanya, dan bagaimana sumber daya yang ada tersebut dapat digunakan
secara paling efektif untuk memenuhi tujuan strategis.Manajemen strategis
di saat ini harus memberikan fondasi dasar atau pedoman untuk
pengambilan keputusan dalam organisasi. Ini adalah proses yang

4
berkesinambungan dan terus-menerus. Rencana strategis organisasi
merupakan dokumen hidup yang selalu dikunjungi dan kembali
dikunjungi.Bahkan mungkin sampai perlu dianggap sebagaimana suatu
cairan karena sifatnya yang terus harus dimodifikasi. Seiring dengan
adanya informasi baru telah tersedia, dia harus digunakan untuk membuat
penyesuaian dan revisi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Manajemen Strategi?
2. Bagaimana Pengertian Manajemen Strategi Menurut Ahli?
3. Bagaimana Menentukan Strategi Pembelajaran?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian manajemen strategi
2. Memahami pendapat para ahli tentang manajemen strategi
3. Memahami bagaimana menentukan strategi

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengetian Manajemen Strategi


Michael A. Hitt & R. Duane Ireland & Robert E. Hoslisson (2006,XV)
Manajemen strategis adalah proses untuk membantu organisasi dalam
mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya
mereka mencapai hasil yang bernilai. Besarnya peranan manajemen
strategis semakin banyak diakui pada masa-masa ini dibanding masa-masa
sebelumnya.Dalamperekonomian global yang memungkinkan pergerakan
barang dan jasa secara bebas diantara berbagai negara, perusahaan-
perusahaan terus ditantang untuk semakin kompetitif. Banyak dari
perusahaan yang telah meningkatkan tingkat kompetisinya ini
menawarkan produk kepada konsumen dengan nilai yang lebih tinggi, dan
hal ini sering menghasilkan laba diatas rata-rata

Manajemen strategi adalah Apa yang dilakukan manajer untuk


mengembangkan strategi organisasi. Ini merupakan tugas penting yang
melibatkan semua fungsi manajemen dasar meliputi perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian.

Pentingnya Strategi Manajemen Pentingnya strategi manajemen dalam


sebuah perusahan adalah untuk membedakan seberapa baik kinerja suatu
organisasi, karena sebuah organisasi yang menggunakan manajemen
strategi mempunyai tingkat kinerja yang lebih tinggi. Mengharuskan
manajer memeriksa dan menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan
bisnis. Manajer disemua jenis dan ukuran organisasi atau perusahaan
menghadapi situasi yang berubah.

6
B. Pengertian Strategi Pembelajaran Menurut Ahli
1. Pengertian strategi pembelajaran

Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan method, or


series of activities designed to achieves a particular educational goal (J.R.
David, 1976).

Strategi pembelajaran merupakan rencana dan cara-cara melaksanakan


kegiatan pembelajaran agar prinsip dasar pembelajaran dapat terlaksana
dan tujuan pembelajaran bisa dicapai secara efektif (Mukhamad
Murdiono,2012:28). Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu
diperhatikan guru dalam proses pembelajaran(Hamzah B.Uno, 2006:45).

2. Strategi pembelajaran menurut para ahli


a. Menurut Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan
siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien
(Wina Sanjaya, 2006:126).
b. Menurut Wiranataputra(2001) strategi pembelajaran merupakan
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perencanaan pengajaran
dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas
pembelajaran. Nunan menafsirkan strategi pembelajaran sebagai
proses mental yang digunakan pembelajar untuk mempelajari dan
menggunakan bahasa sasaran (Iskandarwassid, Dadang
Sunendar,2008:6 & 7).
c. Menurut Cropper (1998) mengataan bahwa strategi pembelajaran
merupakan pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai (Hamruni, 2009;3).

7
d. Moedjiono(1993) mengatakan bahwa strategi pembelajaran adalah
kegiatan guru untuk memikirkan dan mengupayakan terjadinya
konsistensi antara aspek-aspek dari komponen pembentuk sistem
pembelajaran, dimana untuk itu guru menggunakan siasat tertentu
(Abdul Majid,2013:8).

Strategi pembelajaran merupakan cara pengorganisasian isi


pelajaran, penyampaian pelajaran dan pengelolaan kegiatan belajar
dengan menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat dilakukan
guru untuk mendukung terciptanya efektivitas dan efisiensi proses
pembelajaran (Darmansyah,2010:17).
Depdiknas(2003) merumuskan strategi pembelajaran sebagai cara
pandang dan pola pikir guru dalam mengajar agar pembelajaran
menjadi efektif. Artinya , rumusan yang dibuat Depdiknas lebih
spesifik dengan tujuan yang jelas, yaitu meningkatkan efektivitas
pembelajaran. Rumusan Depdiknas tersebut diperkuat dengan
pernyataan selanjutnya bahwa dalam mengembangkan strategi
pembelajaran, guru perlu mempertimbangkan beberapa hal yang
memungkinkan terciptanya pembelajaran efektif dan berhasil
baik(Darmansyah, 2010:18-19).
Jadi, dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan
sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang
didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Ada dua hal yang
perlu kita cermati dari pengertian di atas. Pertama, strategi
pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber
daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berati penyusunan suatu
strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum
sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan
tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi
adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-

8
langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber
belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh
sebab itu, sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang
jelas yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya
dalam implementasi suatu strategi (Wina Sanjaya,2006:126).

C. Menentukan Strategi Pembelajaran


1. Macam – macam Strategi Pembelajaran
Macam – macam Strategi Pembelajaran dalam Buku Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Wina
Sanjaya,2006:128-129).
Rowntree(1974) membagi strategi pembelajaran dalam beberapa
kelompok, yaitu:
a. Strategi Pembelajaran Penyampaian (Exposition)
Bahan pelajaran disajikan kepada siswa dalam bentuk jadi dan siswa
dituntut untuk menguasai bahan tersebut. Roy Killen menyebutnya
dengan strategi pembelajaran langsung (direct instruction).
Mengapa dikatakan langsung? Sebab dalam strategi ini, materi
pelajaran disajikan begitu saja kepada siswa, siswa dituntut untuk
mengolahnya. Kewajiban siswa adalah menguasainya secara penuh.
Dengan demikian , dalam strategi ekspositori guru berfungsi sebagai
penyampaian.
b. Strategi Pembelajaran Penemuan (Discovery)
Bahan pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa melalui
berbagai aktivitas, sehingga tugas guru lebih banyak menjadi
fasilitator dan pembimbing bagi siswanya. Karena sifatnya yang
demikian strategi ini sering juga dinamakan strategi pembelajaran
tidak langsung.
c. Strategi Pembelajaran Individual (Individual)
Strategi belajar individual dilakukan oleh siswa secara mandiri.
Kecepatan, kelambatan, dan keberhasilan pembelajaran siswa sangat

9
ditentukan oleh kemampuan individu siswa yang bersangkutan.
Bahan pelajaran serta bagaimana mempelajarinya didesain untuk
belajar sendiri.
d. Strategi Pembelajaran Kelompok (Groups)
Stategi belajar kelompok dilakukan secara beregu. Sekelompok siswa
diajar oleh seorang atau beberapa orang guru. Bentuk belajar
kelompok ini bisa dalam pembelajaran kelompok besar atau
pembelajaran klasikal, atau bisa juga siswa dalam kelompok-
kelompok kecil semacam buzz group. Strategi kelompok tidak
memerhatikan kecepatan belajar individual. Setiap individu dianggap
sama. Oleh karena itu, belajar dalam kelompok dapat terjadi siswa
memiliki kemampuan tinggi akan terhambat oleh siswa yang
memiliki kemampuan kurang akan merasa tergusur oleh siswa yang
mempunyai kemampuan tinggi.

Dari cara penyajian dan pengolahannya, strategi pembelajaran


juga dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Strategi Pembelajaran Deduktif
Strategi pembelajaran deduktif adalah strategi pembelajaran yang
dillakukan dengan mempelajari konsep-konsep terlebih dahulu
untuk kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi-ilustrasi, atau
bahan pelajaran yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang abstrak,
kemudian secara perlahan-lahan, menuju hal yang konkret. Strategi
ini disebut juga strategi pembelajaran dari umum ke khusus.
2. Strategi Pembelajaran Induktif
Strategi ini bahan yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang konkret
atau contoh-contoh yang kemudian secara perlahan siswa
dihadapkan pada materi yang kompleks dan sukar. Strategi ini
kerap dinamakan strategi pembelajaran dari khusus ke umum.
(Wina Sanjaya,2006:128-129).

10
2. Pemilihan Strategi Pembelajaran
Pemilihan Strategi Pembelajaran dalam Buku Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Wina
Sanjaya,2006;129-131).
Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi
dan kemampuan baru. Ketika kita berpikir informasi dan kemampuan
apa yang harus dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu juga kita
semestinya berpikir strategi apa yang harus dilakukan agar semua itu
dapat tercapai secara efektif dan efisien. Ini sangat penting untuk
dipahami, sebab apa yang harus dicapai akan menentukan bagaimana
cara penyampaiannya.
Oleh karena itu, sebelum menentukan strategi pembelajaran yang
dapat digunakan, ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan.
Pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai
yaitu:
1. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan adalah:
a. Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan
dengan aspek kognitif, afektif, atau psikomotor?
b. Bagaimana kompleksitas tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai, apakah tingkat tinggi atau rendah?
c. Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan
akademis?

2. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi


pembelajaran:
a. Apakah materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum, atau
teori tertentu?
b. Apakah untuk mempelajari materi pembelajaran itu
memerlukan prasyarat tertentu atau tidak?
c. Apakah tersedia buku-buku sumber untuk mempelajari materi
itu?

11
3. Pertimbangan dari sudut siswa.
a. Apakah strategi pembelajaran sesuai dengan tingkat
kematangan siswa?
b. Apakah strategi pembelajaran itu sesuai dengan minat, bakat,
dan kondisi siswa?
c. Apakah strategi pembelajaran itu sesuai dengan gaya belajar
siswa?

4. Pertimbangan-pertimbangan lainnya.
a. Apakah untuk mencapai tujuan hanya cukup dengan satu strategi
saja?
b. Apakah strategi yang kita tetapkan dianggap satu-satunya strategi
yang dapat digunakan?
c. Apakah strategi itu memiliki nilai efektivitas dan efisiensi?

Pertanyaan- pertanyaan di atas, merupakan bahan pertimbangan


dalam menetapkan strategi yang ingin ditetapkan. Misalnya untuk
mencapai tujuan yang berhubungan dengan aspek kognitif, akan
memiliki strategi yang berbeda dengan upaya untuk mencapai
tujuan afektif atau psikomotor. Demikian juga halnya, untuk
mempelajari bahan pelajaran yang bersifat fakta akan berbeda
dengan mempelajari bahan pembuktian suatu teori, dan lain
sebagainya.(Wina Sanjaya,2006; 129-131)

12
Pemilihan Strategi Pembelajaran dalam Buku Strategi Pembelajaran
(Abdul Majid,2013;108-114)

Beberapa prinsip mesti dilakukan oleh pengajar dalam memilih


strategi pembelajaran secara tepat dan akurat, pertimbangan tersebut harus
berdasarkan pada penetapan. Dalam pemilihan strategi pembelajaran, guru
harus mengacu pada kriteria sebagai berikut :

1. Kesesuaian antara strategi pembelajaran dengan tujuan atau


kompetensi.
2. Kesesuaian strategi pembelajaran dengan jenis pengetahuan yang akan
disampaikan
3. Kesesuaian strategi pembelajaran dengan sasaran (kemampuan awal,
karakteristik yang berhubungan dengan latar belakang dan status
sosial, karakteristik yang berkaitan dengan perbedaan-perbedaan
kepribadian
4. Biaya
5. Kemampuan strategi pembelajaran (kelompok atau individu)

6. Karakteristik strategi pembelajaran (kelemahan maupun kelebihannya)


7. Waktu

Untuk lebih jelasnya, berkaitan dengan karakteristik strategi pembelajaran


sebagai dasar pertimbangan dapat dilihat pada uraian berikut ini :

1. Tujuan pembelajaran
Penetapan tujuan pembelajaran merupakan syarat mutlak bagi guru
dalam memilih metode yang akan digunakan dalam menyajikan materi
pengajaran.
Tujuan pembelajaran merupakan sasaran yang hendak dicapai pada
akhir pengajaran, serta kemampuan yang harus dimiliki siswa. Sasaran
tersebut dapat terwujud dengan menggunakan metode-metode
pembelajaran. Misalnya, seorang guru Olahraga dan Kesehatan

13
(OrKes) menetapkan tujuan pembelajaran agar siswa agar dapat
mendemonstrasikan cara menendang bola dengan baik dan benar.
Dalam hal ini, metode yang dapat membantu siswa-siswi mencapai
tujuan adalah metode ceramah; guru memberi instruksi, petunjuk, aba-
aba, dan dilaksanakan di lapangan. Kemudian metode demonstrasi;
siswa-siswi mendemonstrasikan cara menendang bola dengan baik dan
benar.

2. Aktivitas dan pengetahuan awal siswa


Belajar merupakan aktivitas untuk memperoleh pengalaman tertentu
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu strategi
pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak
hanya dimaksudkan pada aktivitas fisik saja, tetapi meliputi aktivitas
yang bersifat psikis atau aktivitas mental juga.

3. Integritas bidang studi/pokok bahasan


Mengajar merupakan usaha untuk mengembangkan seluruh pribadi
siswa. Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif
saja, tetapi meliputi pengembangan aspek afektif dan aspek
psikomotor. Oleh karena itu, strategi pembelajaran harus dapat
mengembangkan seluruh aspek kepribadian secara terintegritas. Oleh
karena itu, metode yang digunakan lebih berorientasi pada masing-
masing ranah (kognitif, afektif, dan psikomotorik) yang terdapat dalam
pokok bahasan.

4. Alokasi waktu dan sarana penunjang


Waktu yang tersedia dalam pemberian materi pelajaran adalah satu
jam pelajaran (45 menit). Jadi metode yang akan digunakan harus
dirancang sebelumnya, termasuk didalamnya perangkat penunjang

14
pembelajaran. Perangkat pembelajaran tersebut dapat digunakan oleh
guru secara berulang-ulang, seperti transparan, chart, video
pembelajaran, film, dsb.

5. Jumlah siswa
Metode yang kita gunakan didalam kelas idealnya perlu
mempertimbangkan jumlah siswa yang hadir dan rasio guru dan siswa,
agar proses belajar mengajar efektif. Ukuran kelas juga menentukan
keberhasilan, terutama pengelolaan kelas dan penyampaian materi.

Para ahli pendidikan berpendapat bahwa mutu pengajaran akan


tercapai apabila mengurangi besarnya kelas. Sebaliknya pengelola
pendidikan mengatakan bahwa kelas yang kecil-kecil cenderung
memerlukan biaya pendidikan dan latihan yang tinggi. Kedua pendapat ini
bertentangan; manakala kita dihadapkan pada mutu, maka kita
membutuhkan biaya yang sangat besar.

Namun apabila pendidikan mempertimbangkan biaya, mutu


pendidikan sering terabaikan, apalagi saat ini kondisi masyarakat
Indonesia mengalami krisis ekonomi yang berkepanjangan.
1. Pengalaman dan kewibawaan pengajar
Guru yang baik adalah guru yang berpengalaman, pribahasa
mengatakan bahwa “pengalaman adalah guru yang baik”. Hal ini
telah diakui di lembaga pendidikan. Selain berpengalaman, guru
juga harus berwibawa. Kewibawaan merupakan syarat mutlak yang
bersifat abstrak bagi guru, karena guru harus berhadapan dan
mengelola siswa yang berbeda latar belakang akademik dan sosial.
Guru harus merupakan sosok tokoh yang disegani, bukan ditakuti
oleh anak didiknya.

15
Dalam pengelolaan pembelajaran, terdapat beberapa prinsip yang
harus diketahui,yaitu:
1. Interaktif
Proses pembelajaran merupakan proses interaksi, baik antara
guru dan siswa, siswa dengan siswa , atau antara siswa dengan
lingkungannya.
2. Inspiratif
Proses pembelajaran merupakan proses yang interaktif, yang
memungkinkan siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu.
Biarkan siswa berbuat dan berpikir sesuai dengan inspirasinya
sendiri, sebab pada dasarnya pengetahuan bersifat subjektif
yang bisa dimaknai oleh setiap subjek belajar.
3. Menyenangkan
Proses pembelajaran yang menyenangkan dapat dilakukan
dengan menata ruangan yang apik dan menarik, serta
pengelolaan pembelajaran yang hidup dan bervariasi.
4. Menantang
Merupakan proses yang menantang siswa untuk
mengembangkan kemampuan berpikir, yakni merangsang kerja
otak secara maksimal.

5. Motivasi
Motivasi merupakan aspek yang sangat penting untuk
membelajarkan siswa. Motivasi dapat diartikan sebagai
dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak dan
melakukan sesuatu. Seorang guru harus dapat menunjukan
pentingnya pengalaman dan materi belajar bagi kehidupan
siswa. * (Abdul Majid,2013;108-114 )

16
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan

Manajemen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan


pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat
memungkinkan suatu perusahaan mencapat sasarannya. Manajemen strategis
adalah proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan
perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut, serta mengalokasikan sumber
daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan
organisasi.

Menurut Wiranataputra(2001) strategi pembelajaran merupakan kerangka


konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu
dan berfungsi sebagai pedoman bagi perencanaan pengajaran dan para
pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.
Nunan menafsirkan strategi pembelajaran sebagai proses mental yang
digunakan pembelajar untuk mempelajari dan menggunakan bahasa sasaran
(Iskandarwassid, Dadang Sunendar,2008:6 & 7).

b. Saran

Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari bahwa banyak sekali


kekurangan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran  dari
pembaca yang dapat membangun agar makalah ini bisa menjadi  lebih baik.
Mudah- mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

17
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung; PT Remaja Rosdakarya.

Darmansyah. (2010). Strategi Pembelajaran Menyenangkan dengan


Humor.Jakarta; PT Bumi Aksara.

Hamruni. (2009). Strategi Pembelajaran. Yogyakarta; Fakultas Tarbiyah dan


Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN).

Hamzah B.Uno.(2006). Perencanaan Pembelajaran.Jakarta;PT Bumi Aksara.

Iskandarwassid., Dadang Sunendar. (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa.


Bandung; PT Remaja Rosdakarya.

Made Wena.(2008). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer.Jakarta;Bumi


Aksara.

Mukhamad Murdiono. (2012). Strategi Pembelajaran Kewarganegaraan.


Yogyakarta;Penerbit Ombak.

Wina Sanjaya. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan, Jakarta; Kencana Prenadamedia Group.

18

Anda mungkin juga menyukai