PERMASALAHAN PELAKSANAAN CPHMA

(COLD PAVING HOT MIX ASBUTON)

DAN PENANGGULANGANNYA

DR. MADI HERMADI

 A. LATAR BELAKANG

CPHMA BAGIAN DARI PROGRAM PEN TAHUN 2020 DI PUPR

Peningkatan Pemberdayaan
Belanja UMKM CPHMA 2020 :
Pemerintah
STRATEGI ❖ RP 200.000.000,00
❖ 100.000 TON CPHMA
PEMULIHAN
EKONOMI ❖ 34 BBPJN.BPJN
EKONOMI
TERDAMPAK ❖ 12 VENDOR
NASIONAL
PANDEMI ❖ 19 AMP
(PEN) 2020 ❖ 94 UKM
COVID-19
❖ BHN LOKAL ASBUTON
❖ TKDN 77,52% (WAJIB)
Meningkatkan Pemanfaatan
Program ❖ PADAT KARYA
Bahan Lokal ❖ 28.000 TENAGA KERJA
Padat Karya,
 A. LATAR BELAKANG
MASIH TERDAPAT PERMASALAHAN PADA
PENERAPAN CPHMA TAHUN 2020
Gradasi Menerus Raveling
b) Stabilitas
Rendah

a) Produk c) Perkerasan Tekstur Kasar

Gradasi Senjang
Tidak Konsisten Bleeding

Menggumpal
Bleeding h) CPHMA PERMASALAHAN d) Perkerasan
Kadaluarsa Raveling
CPHMA 2020:

Segregasi
e) Menggumpal Lalu lintas Berat
g) CPHMA dalam Kemasan
Segregasi
f) Perkerasan
Raveling
Kasar
Lalu lintas Berat
 B. PERMASALAHAN CPHM, PENYEBAB DAN
Pengujian Mutu Tidak Dilakukan
1 2
❖ Penting bagi owner & vendor
(Setidaknya uji Marshall)
❖ Mengetahui potensi
kegagalan lebih dini
❖ Menghindari kerugian lebih
besar
❖ Sebelum terhampar CPHMA
masih mungkin diperbaiki
❖ Menghindari image negative
secara general
❖ Komunikasi vendor & AMP
harus baik
PENANGGULANGANNYA
Desain Campuran Tidak Optimal
❖ Tata cara desain belum beku
(masih trial & eror di lapangan)
a) ❖ Tata cara desain mix tidak
sama dengan hot mix atau
PRODUK CPHMA cold mix
TIDAK KONSISTEN ❖ Perlu alat uji yang memadai
(extractor, recovery, Marshall
➢ Sebagian berhasil test, dll)
➢ Sebagian gagal ❖ Perlu bahan Asbuton yang
konsisten (Ber-SNI)
❖ Perlu memahami prinsip dasar
CPHMA
 B. PERMASALAHAN CPHMA, PENYEBAB DAN
PENANGGULANGANNYA
PERSYARATAN CPHMA DAN UJI INDIKASI
Untuk Lapis Perata & Overlay

Untuk Tambalan dan Bahu Jalan

Uji indikasi untuk penerimaan di lapangan

 B. PERMASALAHAN CPHMA, PENYEBAB DAN
PENANGGULANGANNYA
b) Stabilitas CPHMA Rendah
✓ Desain campuran tidak optimal;
✓ Aspal / bitumen terlalu lunak; f) Tekstur Permukaan CPHMA Kasar
✓ Gradasi terlalu terbuka;
✓ Gradasi kasar;
c) Perkerasan CPHMA Bleeding ✓ Segregasi;
✓ Desain campuran tidak optimal;
✓ Kelas jalan tidak sesuai g) CPHMA Kadaluarsa
✓ Gradasi terlalu rapat ✓ Layanan paska jual produsen;
✓ Pelaksanaan terlalu tebal;
✓ Aspal terlalu lunak; ✓ Tambah solven jika CPHMA kering & aspal
cukup;
✓ Tambah aspal emulsi / aspal cutback jika
d) Perkerasan CPHMA Raveling CPHMA kering & aspal kurang;
✓ Desain campuran tidak optimal; ✓ Tambah anti penggumpalan jika diperlukan;
✓ Aspal terlalu keras / getas;
✓ Daya ikat aspal pada agregat kurang;
✓ VIM besar; g) CPHMA untuk Lalu Lintas Berat
✓ Segregasi;
✓ Dalam pengembangan
e) Menggumpal dalam Kemasan ✓ Kekuatan dari interlock agregat
✓ Kekedapan dari bitumen & filler
✓ Perlu anti penggumpalan (pelunak, air,
solven, aditif); ✓ Penggunaan aditif
 C. PRINSIP DASAR DAN DESAIN CPHMA
2
PEMADATAN
DINGIN
(CUTBACK &
EMULSI)
1 3
PENCAMPUR GRADASI
AN PANAS INTERLOCK
(SENJANG /
(HOT MIX) SEMI OPEN)

PRINSIP
ADITIF DASAR ASPAL
(PENGERAS CPHMA LUNAK
TEMPORER
7 SECARA 4
KIMIA/FISIKA, (CUTBACK
Anti Gumpal) /EMULSI)

MINYAK MINYAK
BERAT RINGAN
(PELUNAK (PELUNAK
PERMANEN) TEMPORER)
6 5
 D. PRINSIP DESAIN CPHMA
D.1 ALTERNATIF-1 DESAIN
CPHMA

❖ Tentukan proporsi Asbuton B 50/30 saat

blending agregat (untuk memenuhi
persyaratan gradasi).
❖ Tentukan kadar pelunak dan Aspal Pen
60 jika diperlukan dengan uji coba
terhadap bitumen hasil ekstraksi &
recovery di laboratorium (untuk
memenuhi persyaratan aspal)
❖ Lakukan uji Marshall campuran (untuk
memenuhi sifat campuran) dalam
rentang persyaratan aspal yang
memenuhi persyaratan. Variasi bisa
bahan pelunak atau aspal tambahan).
Pencampuran panas, pemadatan dan
pengujian dingin.
❖ Variasi kandungan minyak ringan,
minyak berat, polimer atau aditif lain
dalam peremaja dapat mempengaruhi
mutu CPHMA.
 D. PRINSIP DESAIN CPHMA
D.2 ALTERNATIF-2 DESAIN
CPHMA DARI DESAIN HOT
MIX ASBUTON B 50/30
Prinsip Desain
➢ Desain dilakukan sesuai hot mix
Asbuton B 50/30, baik temperature
pencampuran dan pemadatan
maupun persyaratan campurannya.
➢ Setelah diperoleh campuran hot mix
Asbuton B 50/30 (dicampur secara
panas pada proporsi optimum), pada
temperature rendah (dingin-hangat)
tambahkan bahan pelunak terutama
yang mengandung minyak ringan
yang dapat menguap setelah
dipadatkan. Variasikan proporsi bahan
pelunak tersebut biasanya 0-3%,
emulsinya 3-5%.
➢ Tentukan proporsi CPHMA yang
optimum memenuhi persyaratan.
 D.3. PRINSIP DESAIN CPHMA:
D.3 PRINSIP GRADASI CPHMA
Apa keunggulan & kelemahan dari gradasi ini ? Gradasi apa yang cocok untuk CPHMA ?

Dense Graded
Open Graded

Dense Graded

Gap Graded
SMA Graded
 D. PRINSIP DESAIN CPHMA
D.4 PRINSIP GRADASI CPHMA
CPHMA idealnya bergradasi apa ?
 D.1 PRINSIP DESAIN CPHMA
D.4 PRINSIP GRADASI CPHMA
Rekomendasi gradasi CPHMA

Stone Mastic Asphalt Dense Graded Asphalt Open Graded Asphalt

 D. PRINSIP DESAIN CPHMA
D.4 PRINSIP GRADASI CPHMA
Ambil filosofi desain campuran SMA untuk desain campuran CPHMA ?
 D. PRINSIP DESAIN CPHMA
D.4 PRINSIP GRADASI CPHMA
Apa makna dari gradasi ini ?
 D. PRINSIP DESAIN CPHMA
D.5 PRINSIP ASPAL DAN MODIFIER CPHMA

ASPAL TOTAL

BITUMEN ASBUTON ASPAL PEN 60 MODIFIER

Bitumen Terlalu Kekerasan Aditif:

Keras Air, Hardener, Minyak Berat Minyak Ringan
Bitumen Ideal Polimer

1
2
TERIMA KASIH