Anda di halaman 1dari 9

Konferensi Nasional Teknik Sipil 8 (KoNTekS8)

Institut Teknologi Nasional - Bandung, 16 - 18 Oktober 2014

STUDI SIMULASI PENJADWALAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN METODE


FLASH

Michael Hendry Saputra1 dan Yohanes L. D Adianto2

1
Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan, Jl. Ciumbeleuit No. 94 Bandung
Email: mike.hendry06@gmail.com
2
Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan, Jl. Ciumbeleuit No. 94 Bandung
Email: yohanesadianto@yahoo.co.id

ABSTRAK
Demi menunjang agar proyek dapat berjalan tepat waktu dan tepat sasaran diperlukan perencanaan
yang matang. Salah satu hal yang dilakukan saat melakukan perencanaan adalah membuat
penjadwalan. Penjadwalan proyek sendiri memiliki ketidakpastian yang tinggi. Hal ini dikarenakan
adanya durasi kegiatan yang bersifat tidak pasti meskipun pada keadaan yang sama. Oleh karena itu
munculah metode Fuzzy Logic Application for Scheduling (FLASH) yang menggunakan bilangan
fuzzy dalam mendefinisikan nilai-nilai yang memiliki ketidakpastian yang tinggi. Bilangan fuzzy
sebenarnya seringkali digunakan pada kehidupan sehari-hari seperti “sekitar 10 minggu” atau
contoh lain “paling cepat 5 hari”. Penelitian ini bertujuan mengestimasi total dan biaya setiap
peristiwa hingga proyek selesai dengan mendefiniskan ketidakpastiaan durasi dan biaya dalam
derajat ketidakpastian fuzzy. Data yang digunakan adalah data simulasi dan jaringan penjadwalan
yang dipakai berbentuk AOA. Data berupa tiga durasi dan tiga biaya pada setiap kegiatan. Data
tersebut diolah menjadi grafik FLASH setelah itu membuat grafik hubungan waktu dan biaya setiap
peristiwa pada proyek dengan derajat ketidakpastian yang dibuat dari 0 sampai 1 setiap kelipatan
0,1. Grafik tersebut berguna untuk membantu perencana mengambil keputusan terhadap waktu dan
biaya proyek dengan berbagai tingkat ketidakpastian. Total durasi dan biaya yang diperlukan dapat
diestimasi pada rentang nilai derajat ketidakpastian. Pada data simulasi dengan derajat
ketidakpastian optimis dan pesimis sebesar 0,7 diperoleh proyek selesai antara 37, 2 minggu dengan
biaya sebesar 1472, 2 juta hingga 44, 4 minggu dengan biaya sebesar 1534, 1 juta.
Kata kunci: ketidakpastian, fuzzy, AOA, waktu, biaya.

1. PENDAHULUAN
Dalam merencanakan suatu proyek diperlukan perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik memiliki banyak
faktor salah satunya memiliki penjadwalan kegiatan-kegiatan pendukung berhasilnya proyek yang mendekati akurat.
Namun pada kenyataannya proyek bersifat unik meskipun kegiatan, volume pekerjaan, dan jumlah pekerja yang
sama dapat menghasilkan hasil yang beragam. Hal ini dikarenakan durasi dan biaya suatu kegiatan adalah sesuatu
yang bersifat tidak pasti. Oleh karena itu muncul metode penjadwalan dengan menggunakan bilangan fuzzy yang
dapat menguantitatifkan ketidakpastian durasi dan biaya kegiatan secara linear.
Durasi dan biaya dalam sebuah kegiatan memiliki kecenderungan untuk tidak sama walau dengan kegiatan dan
volume kegiatan yang sama. Hal ini dikarenakan banyak faktor yang membuat sesuatu yang telah direncanakan
tidak berjalan dengan rencana. Metode ini dapat menghasilkan hasil akhir berupa sebuah grafik yang mewakili
durasi dan biaya setiap peristiwa dengan berbagai tingkat ketidakpastian dimana nilai 0 mewakili mutlak tidak dan
nilai 1 mutlak benar.

2. DASAR TEORI
Penjadwalan suatu proyek adalah urutan pekerjaan-pekerjaan yang dapat membentuk sebuah susunan jaringan
kegiatan hingga proyek tersebut selesai. Penelitan ini menggunakan jaringan penjadwalan berbentuk AOA (Activity
on Arrow), pada model jaringan tersebut kegiatan berada diantara runtutan peristiwa dari awal hingga proyek
selesai. Peristiwa adalah suatu kondisi dalam proyek. Untuk lebih jelasnya terdapat pada Gambar 1.

MK - 32
Gambar 1. Skema Jaringan AOA
Metode Flash atau disebut juga Fuzzy Logic Application for Scheduling menggunakan bilangan fuzzy yang
mempunyai berberapa pemahaman dasar yang perlu diketahui, yaitu menggunakan terminologi posibilitas bukan
probabilitas (Wibowo, Andreas:2001), menggunakan himpunan fuzzy yang dinyatakan dalam bentuk derajat
ketidakpastian, Terdapat dua operasi fuzzy yaitu operasi aljabar dan operasi logika fuzzy.
Probabilitas didasarkan pada data historis yang dianalis secara statistik sementara posibilitas didasarkan pada
pengamatan yang mungkin tidak akurat, tidak tepat, subjektif, dan intuitif tetapi masih dalam pertimbangan logis
(Wibowo, Andreas:2001). Posibilitas dinyatakan dalam bentuk derajat keanggotaan atau pada metode ini disebut
derajat ketidakpastian dengan rentang 0 hingga 1. Nilai 1 mempunyai pengertian mutlak benar menurut pendapat
atau pengamatan seseorang terhadap sebuah variabel.
Himpunan tegas memiliki batas bilangan yang jelas pada sebuah variabel dimana bila suatu nilai terdapat dalam
suatu himpunan bernilai 1 sedangkan bilangan yang mendekati bilangan tersebut bernilai 0 atau tidak termasuk
dalam himpunan tersebut. Sedangkan pada himpunan fuzzy hal itu dinyatakan dalam sebuah derajat keanggotaan
dimana ditetapkan nilai-nilai yang bernilai mutlak benar (bernilai 1) dan nilai batas bawah maupun batas bawah.
Pada metode Flash ini menggunakan himpunan fuzzy sehingga diperlukan mengubah himpunan tegas menjadi
himpunan fuzzy disebut fuzzifikasi. Fungsi keanggotaan yang dipakai pada metode ini adalah segitiga fuzzy dengan
persamaan garis linear seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. Fungsi keanggotaan segitiga fuzzy


Terdapat dua operasi yang digunakan pada metode ini yaitu operasi aljabar penjumlahan dan operasi logika fuzzy
max. Operasi aljabar menggunkan operasi seperti penjumlahan biasa seperti bila A = [2 3 4] dan B = [3 4 5] makan
A + B = C [5 7 9] seperti pada Gambar 3. Operasi fuzzy max digunakan bila terdapat lebih dari satu kegiatan
bertemu pada satu peristiwa. Operasi menggunakan operasi mengambil irisan fungsi keanggotaan fuzzy pada daerah
yang bernilai maksimal pada setiap derajat keanggotaannya seperti pada Gambar 4.

Gambar 3. Operasi aljabar penjumlahan fuzzy


Konferensi Nasional Teknik Sipil 8 (KoNTekS8)
Institut Teknologi Nasional - Bandung, 16 - 18 Oktober 2014

Gambar 4. Ilustrasi fuzzy max

3. METODE FLASH
Metode ini menggunakan tiga nilai durasi dan biaya untuk satu kegiatannya, dimana ketiga nilai tersebut adalah nilai
optimis, nilai paling mungkin, dan nilai pesimis. Nilai optimis ini adalah nilai paling cepat suatu kegiatan itu selesai
tanpa dilakukan percepatan durasi. Sedangkan nilai pesimis adalah nilai paling terlambat dari suatu kegiatan selesai.
Dan nilai paling mungkin adalah nilai yang paling mendekati kebiasaan suatu kegiatan dapat selesai.
Metode ini menggunakan ketiga nilai tersebut dengan mengikuti fungsi linear dari bilangan fuzzy. Nilai optimis dan
pesimis memiliki derajat ketidakpastiaan bernilai 0, sedangkan nilai paling mungkin memiliki derajat ketidakpastian
1. Nilai optimis menuju nilai paling mungkin dinyatakan dalam fungsi linear fuzzy naik yang nantinya akan disebut
lengan optimis. Sedangkan nilai paling mungkin menuju nilai pesimis disebut lengan pesimis.

Gambar 5. Skema segitiga fuzzy


Gambar 5 menjelaskan skema dari fungsi keanggotaan fuzzy yang akan dipakai pada metode ini. Sumbu y
menyatakan derajat ketidakpastian/derajat keanggotaan, sumbu x menyatakan variable durasi ataupun biaya. Ketiga
data nilai durasi maupun biaya dibuat seperti gambar diatas.

4. DATA SIMULASI
Pada penulisan ini menggunakan data simulasi pembangunan proyek dengan 13 kegiatan seperti pada Tabel 1
dengan durasi dalam satuan minggu dan jaringan penjadwalan sepertai pada Gambar 6.

Tabel 1. Data Simulasi


Aktivitas/ Keterangan Total Biaya Biaya Total
Kegiatan Waktu Durasi Material Upah Biaya
Optimis 2 8.000.000 22.000.000
A Paling Mungkin 2 14.000.000 8.000.000 22.000.000
Pesimis 3 12.000.000 26.000.000
Optimis 2 6.000.000 9.000.000
B Paling Mungkin 2 3.000.000 6.000.000 9.000.000
Pesimis 4 12.000.000 15.000.000

MK - 34
Tabel 1. Data Simulasi (lanjutan)
Optimis 11 146.666.667 550.666.667
C Paling Mungkin 12 404.000.000 160.000.000 564.000.000
Pesimis 17 226.666.667 630.666.667
Optimis 9 72.000.000 213.000.000
D Paling Mungkin 10 141.000.000 80.000.000 221.000.000
Pesimis 14 112.000.000 253.000.000
Optimis 3 20.000.000 215.000.000
E Paling Mungkin 3 195.000.000 20.000.000 215.000.000
Pesimis 5 33.333.333 228.333.333
Optimis 2 8.000.000 36.000.000
F Paling Mungkin 2 28.000.000 8.000.000 36.000.000
Pesimis 3 12.000.000 40.000.000
Optimis 4 9.000.000 39.000.000
G Paling Mungkin 5 30.000.000 9.000.000 39.000.000
Pesimis 7 13.500.000 43.500.000
Optimis 5 16.000.000 179.000.000
H Paling Mungkin 6 163.000.000 20.000.000 183.000.000
Pesimis 8 28.000.000 191.000.000
Optimis 1 15.000.000 30.000.000
I Paling Mungkin 2 15.000.000 18.000.000 33.000.000
Pesimis 3 24.000.000 39.000.000
Optimis 1 4.000.000 31.000.000
J Paling Mungkin 2 27.000.000 8.000.000 35.000.000
Pesimis 3 12.000.000 39.000.000
Optimis 1 1.000.000 5.000.000
K Paling Mungkin 2 4.000.000 2.000.000 6.000.000
Pesimis 2 2.000.000 6.000.000
Optimis 2 5.333.333 18.333.333
L Paling Mungkin 3 13.000.000 8.000.000 21.000.000
Pesimis 4 10.666.667 23.666.667
Optimis 2 10.000.000 92.000.000
M Paling Mungkin 4 82.000.000 20.000.000 102.000.000
Pesimis 7 35.000.000 117.000.000

Gambar 6. Jaringan Penjadwalan Data Simulasi

5. LANGKAH PENGOLAHAN DATA


Metode flash menghasilkan dua hasil akhir yaitu pertama grafik flash yang berguna sebagai panduan dalam
menentukan total durasi suatu peristiwa dengan berbagai derajat ketidakpastian. Kedua adalah grafik total durasi dan
biaya suatu peristiwa dengan berbagai derajat ketidakpastian. Grafik ini berguna sebagai panduan dalam
menentukan suatu rentang waktu dan total biaya suatu peristiwa ataupun proyek selesai dengan berbagai derajat
ketidakpastian.
Konferensi Nasional Teknik Sipil 8 (KoNTekS8)
Institut Teknologi Nasional - Bandung, 16 - 18 Oktober 2014

Untuk mendapatkan grafik flash dilakukan beberapa tahapan yaitu mengolah data simulasi menjadi himpuan fuzzy
(fuzzifikasi), melakukan operasi penjumlahan aljabar serta operasi logika fuzzy max pada kegiatan yang bertemu
pada satu node peristiwa, membuat grafik flash.
Setelah itu untuk mendapatkan hasil kedua dilakukan membuat urutan peristiwa pada setiap derajat ketidakpastian,
menghitung biaya total setiap peristiwa pada setiap derajat ketidakpastian pada kedua lengan, membuat resume
durasi dan biaya setiap peristiwa dan terakhir memplotkannya dalam bentuk grafik.

6. ANALISA PEMBUATAN GRAFIK FLASH


Untuk pembuatan grafik flash pertama melakukan fuzzifikasi seperti pada kegiatan D dengan durasi 9, 10, 14 dan
biaya sebesar 213, 221, 253 dibuat menjadi fungsi keanggotaan segitiga fuzzy seperti Gambar 7. Setelah itu
dilakukan operasi penjumlahan aljabar seperti pada peristiwa 3 yang merupakan pertambahan dari peristiwa 1,
kegiatan A, kegiatan B seperti pada Gambar 8.

Gambar 7. Fuzzifikasi kegiatan D

Gambar 8. Operasi aljabar penjumlahan fuzzy peristiwa 3

Bila terdapat kasus dimana lebih dari satu kegiatan bertemu pada satu node peristiwa maka dilakukan operasi logika
fuzzy max. Seperti contoh pada peristiwa 9 yang merupakan gabungan dari kegiatan G, kegiatan L, dan kegiatan
dummy (kegiatan K). Peristiwa 9 merupakan hasil pertemuan dari peristiwa 5 (17,18,27) + kegiatan E (2,2,3),
peristiwa 6 (24,26,38) + kegiatan L (2,3,4), dan peristiwa 8 (25,28,40) + kegiatan dummy (0,0,0) sehingga
menghasilkan nilai maksimal pada 26,29,45 seperti pada Gambar 9.

MK - 36
Gambar 9. Operasi fuzzy max pada peristiwa 9

Setelah itu dapat dibuat grafik flash sperti Gambar 10, sumbu x mewakili dari total waktu minggu ke- , sedangkan
sumbu y mewakili derajat ketidakpastiaan. Pada peristiwa 13 atau proyek selesai, total durasi optimis sebesar 33
minggu, total durasi pesimis 57 minggu, dan total durasi nilai paling mungkin 39 minggu.

FLASH E1
E2
1 E3
E4
derajat keanggotaan

0,8 E5
E6
0,6 E7
E8
0,4 E9
E10
0,2 E11
E12
0 E13
0 10 20 30 40 50 60 E14

minggu ke

Gambar 10. Grafik flash data simulasi

7. ANALISA PEMBUATAN GRAFIK MONITORING FLASH


Setelah didapatkan grafik flash, pengeolahan data dapat dilanjutkan untuk mendapat grafik monitoring flash dengan
melakukan analisa urutan peristiwa pada setiap derajat ketidakpastian berdasarkan grafik flash, Setelah itu
membuatnya dalam bentuk tabel seperti Tabel 2.

Tabel 2. Urutan Peristiwa

Setelah itu dilakukan analisa total biaya pada setiap peristiwa dimana jumlahnya merupakan kumulatif terhadap
peristiwa-peristiwa sebelum peristiwa tersebut terjadi. Seperti pada pertistiwa 9 total biaya adalah semua kegiatan
sebelum peristiwa 9 yaitu sebesar 1108 juta untuk nilai optimis,1206,17 juta untuk nilai pesimis ,dan1133 juta untuk
nilai paling mungkin.

Pada tahap akhir dilakukan pembuatan resume total durasi dan biaya peristiwa pada setiap derajat ketidakpastian
seperti pada Tabel 3. Berdasarkan data pada tabel tesebut plotkan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 11 dan
Konferensi Nasional Teknik Sipil 8 (KoNTekS8)
Institut Teknologi Nasional - Bandung, 16 - 18 Oktober 2014

12. Pada Grafik tersebut sumbu x mewakili total durasi, sumbu y mewakili total biaya, setiap garis mewakili setiap
derajat ketidakpastian (kelipatan 0,1) dan setiap titik mewakili setiap peristiwa yang pada jaringan penjadwalan.

Tabel 3. Resume Data Proyek (a) Lengan Optimis (b) Lengan Pesimis

(a)

(b)

MK - 38
Gambar 11. Grafik hubungan waktu dan biaya data simulasi lengan optimis

Gambar 12. Grafik hubungan waktu dan biaya data simulasi lengan pesimis

Gambar 11 dan Gambar 12 dapat dipaki sebagai sebuah pedoman dalam mengestemasi biaya (sumbu y) dan total
durasi (sumbu x) pada setiap peristiwa (titik node) di setiap derajat ketidakpastian (setiap garis) dengan kelipatan
0,1.

Grafik monitoring flash tersebut dapat digunakan sebagai bahan untuk mengontrol suatu proyek ataupun untuk
mengestimasi dalam sebuah rentang nilai yang dipercaya akan terjadi dilapangan. Seperti contoh mengambil derajat
ketidakpastian pada lengan optimis sebesar 0,7 dan lengan pesimis sebesar 0,7 didapatkan didapatkan saat peristiwa
Konferensi Nasional Teknik Sipil 8 (KoNTekS8)
Institut Teknologi Nasional - Bandung, 16 - 18 Oktober 2014

13 atau proyek selesai pada 37,2 minggu dengan biaya sebesar 1472,2 juta hingga 44,4 minggu dengan biaya
sebesar 1534.1 juta seperti pada Gambar 13.

Waktu vs Biaya aplha-cut 0.7


1500
Biaya Peristiwa

1000

500

0
0 10 20 30 40 50
Total Waktu

optimis 0.7 pesimis 0.7

Gambar 13. Grafik monitoring flash dengan alpha-cut 0,7

8. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan metode penjadwalan flash ini menghasilkan dua hasil akhir yaitu grafik flash dan grafik
monitoring flash. Beradasarkan kedua grafik tersebut didapatkan durasi total proyek selesai optimis pada 33 minggu
dengan biaya 1440 juta, pesimis 57 minggu dengan biaya 1652,17 juta, dan paling mungkin 39 minggu dengan
biaya sebesar 1486 juta. Serta dengan alpha-cut pada kedua lengan dengan derajat ketidakpastian sebesar 0,7
didapatkan proyek selesai dalam rentang total durasi 37,2 minggu dengan biaya sebesar 1472,2 juta hingga 44,4
minggu dengan biaya sebesar 1534.1 juta Metode ini cocok untuk dilakukan perencanaan terhadap suatu proyek
terutama dalam mengestemasi durasi dan biaya peritiwa-peristiwa pada jaringan penjadwalan proyek.

DAFTAR PUSTAKA
Ariful Haque, K.M., & Hasin, M.A.A. (2012). “Genetic algorithm for project time-cost optimization in fuzzy
environment”. Journal of Industrial Engineering and Management, 5(2), 364-381.
Esthehardian, E., Abbasnia, R., dan Afshar, A. (2008). “Optimization of uncertain construction time-cost trade–off
problem”. First International Conference on Construction in Developing Countries, Agustus 2008, Karachi,
Pakistan.
Rasiman. (2008). “Operasi Hitung Pada Bilangan Kabur”. Semarang. Program Studi Pendidikan Matematika
FPMIPA IKIP PGRI.
Wibowo, Andreas . (2001). “Alternatif Metode Penjadwalan Proyek Konstruksi Menggunakan Teori Set Samar”,
Dimensi Teknik Sipil, Vol.3, No.1, Maret 2001, 1-8.

MK - 40

Anda mungkin juga menyukai