Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BIOLOGI SEL

Untuk memenuhi tugas remidi mata kuliah

Ilmu Biomedik Dasar

Dr. Ekowati retraningtyas, SKp, Mkes.

Oleh :

Elinda Nirmalasari (P117210201001)

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT atas limpahan taufik, hidayah, serta inayahNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah bertemakan Biologi Sel dengan baik dan tepat
waktu. Sholawat serta salam tak lupa tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang
akan memberikan syaafaat kelak di yaumil qiyamah.

Ucapan terimakasih penulis tujukan kepada ibu Dr. Ekowati retraningtyas, SKp, Mkes. selaku
dosen Ilmu Biomedik Dasar yang telah meluangkan waktunya untuk mecurahkan ilmu serta
bimbingan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini selesai dengan baik.

Terimakasih juga kepada teman-teman mahasiswa seperjuangan dan rekan rekan lain yang telah
memberikan semangat serta dukungan terbaik dalam menyelesaikan Makalah ini. Akhir kata,
penulis menyadari banyak kesalahan dalam penulisan Makalah ini. Oleh karena itu besar harapan
penulis atas masukan dan kritikan yang diberikan pembaca agar Makalah ini sempurna. Semoga
Makalah ini bermanfaat dan memberikan pengetahuan terhadap pembaca.
 
 
 
 
 
 
 

 
Malang, 07 Januari 2021
 
 
 
Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan...........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan .............................................................................................................................2

Bab II Pembahasan................ .........................................................................................................3


2.1 Pengertian Sel...................................................................................................................3
2.2 Sejarah Penemuan dan Teori Sel......................................................................................3
2.3 Struktur dan Fungsi Bagian-Bagian Sel ..........................................................................5
2.4 Perbedaan Sel Hewan dengan Sel Tumbuhan..................................................................7
2.5 Reproduksi Sel.................................................................................................................7

Bab III Penutup..............................................................................................................................13


3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................13
3.2 Saran...............................................................................................................................13

Daftar Pustaka................................................................................................................................14

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Biologi merupakan ilmu yang mempelajari seluruh aspek kehidupan. Dalam kehidupan sehari-
hari biologi mengampil peran yang sangat penting. Untuk itulah kita mempelajari biologi
khususnya tentang Sel. Ini dikarenakan sel merupakan dasar dari sebuah kehidupan. Sel-sel
tersebut membentuk kesatuan untuk membetuk kehidupan.  Kita bisa lihat bahwa alam semesta
ini begitu luas. Namun apabila kita selidiki lebih dalam lagi ternyata terdapat kehidupan yang
lebih kecil dan lebih sederhana dari yang kita bayangkan.dari masa kemasa dilakukan penelitian
dan penemuan tentang sel. Dimulai dari penemuan Robert Hook dengan sel gabusnya pada tahun
1665 sampai sekarang pun masih dilakukan penelitian bahkan sudah mencapai tahap materi
genetic.

Sel memiliki ukuran yang sangat kecil dan tak kasat mata. Ada yang hanya 1-10 mikron, ada
yang mencapai 30-40 mikron, bahkan ada yang beberapa sentimeter. Didalam ukuran yang
sangat kecil bentuk yang bermacam-macam tersebut, sel memiliki bagian-bagian sel yang
memiliki fungsi masing-masing. Antar bagian sel itu melakukan interaksi dan salingt
ketergantungan. Oleh karena itu sel dipandang sebagai dasar kehidupan makhluk hidup.

Dalam pembagiannya sel terdiri dari Eukariot(eu=sejati, karyon=inti) yang memiliki membrane
inti dan Prokariot(pro=sebelum, karyon=inti) yang tidak memiliki membrane inti dan pada
umumnya makhluk hidup uniseluler. Sel pertama kali dilihat oleh Robert Hooke yang
mengamati penampang melintang sayatan tipis gabus dari batang tumbuhan. Bentuk yang
tampak adalah berupa rongga kosong segi enam. Setelah beberapa dekade diketahui sel berisi
cairan yang disebut sitoplasma.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian sel?


2. Bagaimana sejarah penemuan dan teori sel?
3. Bagaimana struktur dan fungsi bagian-bagian sel?
4. Bagaimana reproduksi sel?

1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian sel
2. Mengetahui sejarah penemuan dan teori sel
3. Mengetahui struktur dan fungsi bagian-bagian sel
4. Mengetahui reproduksi sel

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sel

Sel berasal dari kata latin cella yang berarti ruangan kecil. Ukuran sel bermacam-macam
dan bentuk sel juga bermacam-macam, meskipun ukuran selsangat kecil, strukturnya sangat
rumit dan masing-masing bagian sel memiliki fungsi khusus. misalnya, mitokondria yang
terdapat di dalam sel berfungsi sebagai penghasil energi, sedangkan lisosom berfungsi sebagai
pencerna. Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup. yang dapat melaksanakan kehidupan.
Sel disebut sebagai unit terkecil karena sudah tidak bisa dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang
lebih kecil yang berdiri sendiri. Sel dapat melakukan proses Kehidupan seperti melakukan
respirası, perombakan, penyusunan, reproduksi melalui pembelahan sel, dan terhadap
rangsangan. Sel disebut satuan struktural makhluk hidup. Sel juga disebut sebagai satuan
fungsional makhluk hidup. Perkembangbiakan sel dilakukan melalui pembelahan sel,
pembelahan sel dilakukan baik oleh organisme bersel satu mengadakan pembelahan secara
langsung sedangkan sel-sel pada organisme bersel banyak mengalami pembelahan secara
mitosis. Sel mengandung materi genetik, yaitu materi penentu sifat-sifat makhluk hidup. Dengan
adanya materi genetik, sifat makhluk hidup dapat diwariskan kepada keturunannya
Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk semua
organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing golongan besar organisme
(Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota beradaptasi dengan
kehidupan uniselular sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama
dalam organisasi yang sangat rapi.

2.2 Sejarah Penemuan dan Teori Sel


Pada tahun 1665, Robert Hooke mengamati sayatan gabus dari batang Quercus Suber
menggunakan mikroskop. la menemukan adanya ruang-ruang kosong yang dibatasi dinding tebal
dalam pengamatannya. Robert Hooke menyebut uang ruang kosong tersebut dengan 1stilah
cellulae artinya sel. Sel yang ditemukan Robert Hooke merupakan sel-sel gabus yang telah mati.
Sejak penemuan itu, beberapa ilmuwan berlomba untuk mengetahui lebih banyak tentang sel.

3
Perkembangan penemuan tentang sel mendorong berkembangnya persepsi tentang sel. Dari
sinilah kemudian lahir teori-teori tentang sel. Beberapa teori tentang sel sebagai berikut :
a. Sel Merupakan Kesatuan atau Unit Struktural Makhluk Hidup
Teori ini dikemukakan oleh Jacob Schleiden (1804-1881) dan Theodor Schwan (1810-1882).
Tahun 1839 Schleiden, ahli botani berkebangsaan Jerman, mengadakan pengamatan mikroskopis
terhadap sel tumbuhan. Pada waktu yang bersamaan Theodor Schwan melakukan pengamatan
terhadap sel hewan. Dari hasil pengamatannya mereka menarik kesimpulan sebagai berikut.
1) Tiap makhluk hidup terdiri dari sel
2) Sel merupakan unit struktural terkecil pada makhluk hidup.
3) Organisme bersel tunggal terdıri dari sebuah sel, organisme lain yang tersusun lebih
dari satu sel disebut organisme bersel banyak.
b. Sel Sebagai Unit Fungsional Makhluk Hidup
Max Schultze (1825-1874) menyatakan bahwa protoplasma merupakan dasar fisik kehidupan.
Protoplasma bukan hanya bagian struktural sel, tetapi juga merupakan bagian penting sel sebagai
tempat berlangsung reaksi-reaksi kimia kehidupan. Berdasarkan hal ini muncullah teori sel yang
menyatakan bahwa sel merupakan kesatuan fungsional kehidupan.
c. Sel Sebagai Unit Pertumbuhan Makhluk Hidup
Rudolph Virchow (1821-1902) berpendapat bahwa omnis cellula ex cellulae (semua sel berasal
dari sel sebelumnya).
d. Sel Sebagai Unit Hereditas Makhluk Hidup
Ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong penemuan unit-unit penurunan sifat yang terdapat
dalam nukleus, yaitu kromosom. Dalam kromosom terdapat gen yang merupakan unit pembawa
sifat. Melalui penemuan ini muncullah teori bahwa sel merupakan unit hereditas makhluk hidup.
Penemuan-penemuan yang mendukung perkembangan teori sel antara lain sebagai berikut :
Robert Brown (l812), Biolog Skotlandia, menemukan benda kecil terapung
dalam cairan sel yang 1a sebut nukleus. Felix Durjadin (1835), beranggapan bahwa bagian
terpenting sel adalah cairan sel yang sekarang disebut protoplasma.Johanes Purkinye (1787-
1869), orang pertama yang mengajukan istilah protoplasma untuk menamai bahan embrional sel
telur.

4
2.3 Struktur dan Fungsi Bagian-Bagian Sel

Sel terbagi menjadi dua kelompok utama, yaitu sel prokariotik dan seleukariotik.

a. Sel prokariotik

Sel prokariotik mempunyai membran plasma, sitoplasma yang mengandung ribosom,


mesosom, kromator (pigmen) dan materi inti (DNA dan RNA). Sel prokariotik tidak
mempunyai membran inti dan sistem endomembran seperti retikulum endoplasma dan
kompleks golgi. Selain itu tidak memiliki mitokondria dan kloroplas. Yang termasuk sel
prokariotik adalah bakteri dan alga biru. Berikut bagian struktur sel bakteri Escherichia coli:

1. Pilus
2. Ribosom
3. Kapsul
4. Dinding Sel
5. Membrane Plasma
6. DNA
7. Mesosom
8. Flagela

b. Sel Eukariotik

Sel Eukariotik memiliki membran nukleus dan sistem endomembran. Berikut struktur sel
eukariotik:

1. Membran Plasma Tersusun atas lemak (lipid) dan protein (lipoprotein).


Fungsi: melindungi sel, mengatur keluar masuknya zat dan sebagai penerima
rangsang dari luar sel.
2. SitoplasmaTersusun atas cairan(sitosol) dan padatan(organela-organela)
Fungsi: tempat berlangsungnya reaksi metabolisme sel
3. Nukleus Merupakan organel terbesar, berbentuk bulat, membran rangkap. Di dalam
nukleus terdapat nukleoplasma, yang terdiri atas benang ‘kromatin’ yang tersusun
atas DNA, RNA dan protein. Selain itu terkadang terbentuk nucleolus.

5
Fungsi: pengendali seluruh aktivitas sel, pengatur pembelahan sel dan pembawa
informasi genetik.
4. Sentriol Hanya dimiliki sel hewan.
Fungsi:menarik kromosom menuju ke kutub.
5. Retikulum Endoplasma (RE) Berbentuk benang-benang jala meliputi:
RE kasar: terdapat ribosom, berfungsi untuk transpor dan sintesis     protein.
RE halus: tidak terdapat ribosom, berfungsi untuk transpor dan sintesis lemak dan
steroid.
6. Ribosom Tersusun dari protein dan RNA, berbentuk bulat dan tidak bermembran.
Fungsi: tempat berlangsungnya sintesis protein.
7. Kompleks Golgi Terdiri atas membran berbentuk kantong pipih. Pada sel tumbuhan,
kompleks golgi disebut diktiosom.
Fungsi: sekresi polisakarida, protein & lendir (musin).
8. Lisosom Merupakan membran berbentuk kantong kecil berisi enzim hidrolitik yang
berfungsi dalam pencernaan intrasel.
Fungsi lain:
a. mencerna materi yang diambil secara endositosis
b. menghancurkan organela sel lain yang sudah tidak berfungsi (autofage).
c. menghancurkan selnya sendiri(autolisis).
9. Mitokondria Memiliki membran rangkap (luar & dlm). Membran dalam berlekuk-
lekuk membentuk krista.
10. Mikrotubulus Tersusun atas protein tubulin
Fungsi: punyusun spindel, sentriol, silia dan flagela.
11. Mikrofilamen Tersusun atas protein aktin.
Fungsi: dalam gerakan sel, sitoplasma, kontraksi otot dan pembelahan sel.
12. Dinding Sel Tersusun atas protein selulose, hemiselulose, pektin dan lignin.
Fungsi: memberi bentuk sel, melindungi bagian sebelah dalam, dan mengatur
transportasi zat.
13. Badan mikro terdiri:
Peroksisom:mengandung enzim katalase.
Glioksisom: mengandung enzim katalase dan oksidase.

6
14. Plastida Organela yang mengandung pigmen, meliputi :
Kloroplas: plastida yang mengandung pigmen klorofil/hijau.
Kromoplas: plastida yang mengandung pigmen merah, jingga, kuning.
Leukoplas: plastida yang tidak mengandung pigmen.
15. Vakuola
Vakuola sel tumbuhan bersifat menetap. Fungsi: tempat menyimpan cadangan
mkanan, pigmen, minyak atsiri dan sisa metabolisme.

2.4 Perbedaan Sel Hewan dengan Sel Tumbuhan

a) Sel Hewan
1. Tidak memiliki dinding sel
2. Tidak memiliki plastida
3. Memiliki lisosom
4. Memiliki sentrosom
5. Timbunan zat berupa lemak dan glikogen
6. Bentuk tidak tetap
7. Pada hewan tertentu memiliki vakuola, ukuran kecil, sedikit
b) Sel Tumbuhan
1. Memiliki dinding sel dan membran sel
2. Umumnya memiliki plastida
3. Tidak memiliki lisosom
4. Tidak memiliki sentrosom
5. Timbunan zat berupa pati
6. Bentuk tetap
7. Memiliki vakuola ukuran besar, banyak

2.4 Reproduksi Sel

Sel – sel tersebut juga memiliki kemampuan yang berbeda – beda dalam melakukan
pembelahannya, ada sel – sel yang mampu melakukan pembelahan secara cepat, ada yang lambat
dan ada juga yang tidak mengalami pembelahan sama sekalisetelah melewati masa pertumbuhan
tertentu, misalnya sel – sel germinatikum kulit mampu melakukan pembelahan yang sangat cepat

7
untuk menggantikan sel – sel kulit yang rusak atau mati. Akan tetapi sel – sel yang ada pada
organ hati melakukan pembelahan dalam waktu tahunan, atau sel – sel saraf pada jaringan saraf
yang sama sekali tidak tidak mampu melakukan pembelahan setelah usia tertentu. Sementara itu
beberapa jenis bakteri mampu melakukan pembelahan hanya dalam hitungan jam, sehingga haya
dalam waktu beberapa jam saja dapat dihasilkan ribuan, bahkan jutaan sel bakteri. Sama dnegan
bakteri, protozoa bersel tunggal mampu melakukan pembelahan hanya dalam waktu singkat,
misalkan amoeba, paramecium, didinium, dan euglena.

A. Amitosis

Pembelahan Amitosis merupakan pembelahan sel secara langsung, tanpa fase-fase dan
pembentukan kromosom. Ini dilakukan oleh makhluk hidup sel satu (Protozoa, Bakteri, Alga
biru) untuk tujuan reproduksi.

B. Mitosis

Pembelahan mitosis menghasilkan sel anakan yang jumlah kromosomnya sama dengan
jumlah kromosom sel induknya, pembelahan mitosis terjadi pada sel somatic (sel penyusun
tubuh). Pembelahan mitosis dibedakan atas dua fase, yaitu kariokinesis dan sitokinesis,
kariokinesis adalah proses pembagian materi inti yang terdiri dari beberapa fase, yaitu Profase,
Metafase, dan Telofase. Sedangkan sitokinesis adalah proses pembagian sitoplasma kepada dua
sel anak hasil pembelahan.

Kariokinesis selama mitosis menunjukkan cirri yang berbeda – beda pada tiap fasenya. Beberapa
aspek yang dapat dipelajari selama proses pembagian materi inti berlangsung adalah berubah –
ubah pada struktur kromosom,membran inti, mikro tubulus dan sentriol. Cirri dari tiap fase pada
kariokinesis adalah.

a) Profase
1. Benang – benang kromatin berubah menjadi kromosom. Kemudian setiap 
kromosom membelah menjadi kromatid dengan satu sentromer.
2. Dinding inti (nucleus) dan anak inti (nucleolus) menghilang.
3. Pasangan sentriol yang terdapat dalam sentrosom berpisah dan bergerak menuju
kutub yang berlawanan.

8
4. Serat – serat gelendong atau benang – benang spindle terbentuk diantara kedua
kutub pembelahan.
b) Metafase
Setiap kromosom yang terdiri dari sepasang kromatida menuju ketengah sel dan
berkumpul pada bidang pembelahan (bidang ekuator), dan menggantung pada serat
gelendong melalui sentromer atau kinetokor.
c) Anaphase
Sentromer dari setiap kromosom membelah menjadi dua dengan masing – masing
satu kromatida. Kemudian setiap kromatida berpisah dengan pasangannya dan
menuju kekutub yang berlawanan. Pada akhir nanfase, semua kroatida sampai pada
kutub masing – masing.
d) Telofase
Pada telofase terjadi peristiwa berikut:
Kromatida yang berada pada kutub berubah menjadi benang – benang kromatin
kembali, terbentuk kembali dinding inti dan nucleolus membentuk dua inti baru,
serat – serat gelendong menghilang. Terjadi pembelahan sitoplasma (sitokenesis)
menjadi dua bagian, dan terbentuk membrane sel pemisah ditengah bidang
pembelahan. Akhirnya , terbentuk dua sel anak yang mempunyai jumlah kromosom
yang sama dengan kromosom induk.

Hasil mitosis:

1. Satu Sel induk yang diploid (2n) menjadi 2 sel anakan yang masing – masing diploid.
2. Jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel induknya.

Selama sitokinesis berlangsung, sitoplasma sel hewan dibagi menjadi dua melalui terbentuknya
cincin kontraktil yang terbentuk oleh aktin dan miosin pada bagian tengah sel. Cincin kontraktil
ini menyebabkan terbentuknya alur pembelahan yang akhirnya akan menghasilkan dua sel anak.
Masing – masing sel anak yang terbentuk ini mengandung inti sel, beserta organel – organel
selnya. Pada tumbuhan, sitokinesis ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah ditengah –
tengah sel. Tahap sitokinesis ini biasanya dimasukkan dalam tahap telofase.

9
C. Meiosis

Pembelahan Meiosis disebut juga pembelahan reduksi, karena terjadinya pengurangan


jumlah kromosom dalam prosesnya dari 2n menjadi n. Menghasilkan sel anakan dengan jumlah
kromosom separuh dari jumlah kromosom sel induknya. Contoh, sel induk gamet jantan
(spermatogonium) merupakan sel yang diploid (2n) setelah membelah, sel anak yang terbentuk
(spermatozoa) merupakan sel yang haploid (n). Dalam pembelahan Meiosis terjadi dua kali
pembelahan sel secara berturut –turut, tanpa diselingi adanya interfase, yaitu tahap meiosis 1 dan
meiosis 2 dengan hasil akhir 4 sel anak dengan jumlah kromosom haploid (n).

Meiosis I

1. Profase I

a. Leptoten

Kromatin menebal membentuk kromosom.

b. Zygoten

Kromosom yang homolog mulai berpasangan, kedua sentriol bergerak menuju ke kutub yang
berlawanan.

c. Pakiten

Tiap kromosom menebal dan mengganda menjadi dua kromatida dengan satu sentromer.

d. Diploten

Kromatida membesar dan memendek, bergandengan yang homolog dan menjadi rapat.

e. Diakenesis

Ditandai dengan adanya pindah silang (crossing over) dari bagian kromosom yang telah
mengalami duplikasi. Hal ini hanya terjadi pada meiosis saja,, yang dapat mengakibatkan
terjadinya rekombinasi gen. nucleolus dan dinding inti menghilang. Sentriol berpisah menuju
kutub yang berawanan, terbentuk serat gelendong diantara dua kutub.

10
2. Metafase 1

Pada tahap ini, tetrad menempatkan dirinya pada bidang ekuator. Membrane inti sudah tidak
tampak lagi dan sentromer terikat oleh spindel pembelahan.

3. Anafase I

Pada tahap ini, spindel pembelahan memendek dan menarik belahan tetrad (diad) ke kutub sel
berlawanan sehingga kromosom homolog dipisahkan. Kromosom hasil crossing over yang
bergerak ke kutub sel membawa materi genetic yang berbeda.

4. Telofase I

Pada tahap ini, membrane sel membentuk sekat sehingga terbentuk dua sel anak yang bersifat
haploid, tetapi setiap kromosom masih mengandung dua kromatid (siser cromatid) yang
terhubung melalui sentromer.

Meiosis II

1. Profase II

a. Benang – benang kromatin berubah kembali menjadi kromosom.


b. Kromosom yang terdiri dari 2 kromatida tidak mengalami duplikasi lagi.
c. Nucleolus dan dinding inti menghilang.
d. Sentriol berpisah menuju kutub yang berlawanan.
e. Serat – serat gelendong terbentuk diantara 2 kutub pembelahan.

2. Metafase II

Kromosom kebidang ekuator menggantung pada serat gelendong melalui sentromernya.

3. Anafase II

Kromatida berpisah dari homolognya, dan bergerak menuju ke kutub yang berlawanan.

3. Telofase II
a. Kromosom berubah menjadi benang – benang kromatin kembali.
b. Nucleolus dan dinding inti terbentuk kembali.

11
c. Serat – serat gelendong menghilang dan terbentuk sentrosom kembali.

Hasil meiosis :

1. Satu sel induk yang diploid (2n) menjadi 4 sel anakan yang masing – masing haploid (n)
2. Jumlah kromosom sel anak setengah dari jumlah kromosom sel induknya.

Pembelahan meiosis hanya terjadi pada sel – sel generative atau sel – sel gamet seperti sperma
dan ovum (sel telur).

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sel merupakan unit kehidupan dari sebuah makhluk hidup. Setiap sel melakukan
aktivitasnya masing-masing layaknya indivudu. Didalam sel terdapat bagian-bagian yang terdiri
dari bagian hidup mati seperti dinding sel dan vakuola dan bagian yang hidup seperti, plasma sel,
dan organel-organel sel. Bagian-bagian tersebut bekerja sama dalam melakukan kegiatannya.
Namun, tidak semua memiliki bgian tersebut. Pada sebagian sel prokariot hanya memiliki
beberapa bagian saja.

Tak lepas dari itu, sel melakukan reproduksi layaknya makhluk hidup. Baik secara
Amitosis, Mitosis, Meiosis. Banyak sekali kegunaan reproduksi ini seperti, pada sel meristem
tumbuhan berfungsi untuk pertumbuhan. Sedangkan pada sel epitel manusia untuk menggantikan
sel-sel yang rusak atau sudah tua dan lainnya.

3.2 Saran

Bagi kita dan generasi yang akan datang sudah sepatutnya untuk mengetahui struktur dan fungsi
organel sel pada makhluk hidup, dan perbedaan antara sel hewan dan tumbuhan.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://rasyidacid.wordpress.com/2009/12/08/makalah-biologi-%E2%80%9Csel%E2%80%9D/
diakses pada (06 Januari 2021)

https://id.scribd.com/doc/119590528/MAKALAH-BIOLOGI-SEL diakses pada (06 Januari 2021


)
https://docplayer.info/63805545-Makalah-biologi-sel-sel-oleh-hedriansyah-nim-kelas-reguler-
b.html diakses pada (06 Januari 2021)

14

Anda mungkin juga menyukai