Anda di halaman 1dari 6

STANDAR OPRASIONAL PROSEDUR (SOP)

Tindakan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Gagal Ginjal Kronik

Anggota Kelompok :

Pertiwi Maisyaroh (P17210201004) Nuzul Fadilah (P17210201020)


Azizah Nur Aini (P17210201005) Aulia Rifata Nisa (P17210201032)
Airira Yuki S. H. (P17210201006) Triska Damayanti (P17210201033)
Linda Pratiwi P. (P17210201012) Kristina Novantri M. S (P17210201034)
M. Mufit Murtadho (P17210201014) Nur Fiana Dwiyanti (P17210201035)
Dita Amalia Putri (P17210201016) Betha Pamulatsih (P17210201039)
Sheila Faradila B. P. W (P17210201017) Kylla Afalia Ningrum (P17210203046)
Desi Lestari (P17210201018) Fara Septy A. (P17210203050)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN MALANG
2022
SOP PEMANTAUAN INTAKE DAN OUTPUT CAIRAN

Kategori : Fisiologis subkategori : Nutrisi dan cairan


DEFINISI
Mengumpulkan dan menganalisis data jumlah cairan yang masuk dan keluar dari tubuh
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Penurunan curah jantung Risiko Hipovolemia


Risiko penurunan curah jantung Diare
Risiko perfusi miokad tidak efektif Nausea
Perfusi perifer tidak efektif Risiko ketidakseimbangan cairan
Risiko perfusi perifer tidak efektif Risiko ketidakseimbangan elektrolit
Gangguan sirkulasi spontan Risiko syok
Risiko gangguan sirkulasi spontan Risiko perfusi renal tidak efektif
Hipervolemia Risiko perfusi gastrointestinal tidak efektif

LUARAN KEPERAWATAN

Curah Jantung Meningkat Eliminasi Fekal Membaik


Perfusi Miokard Meningkat Tingkat Mual Menurun
Perfusi Perifer Meningkat Tingkat Syok Menurun
Sirkulasi Spontan Meningkat Perfusi Renal Meningkat
Keseimbangan Cairan Meningkat Perfusi Gastronintestinal Meningkat
Keseimbangan Elektrolit Meningkat

PROSEDUR
1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tay lahir,
dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan:
a. Sarung tangan bersih
b. Gelas ukur
c. Format pemantauan intake dan output cairan
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Pasang sarung tangan bersih
6. Ukur volume output cairan (meliputi urine, defekasi, muntah, NGT, dan drain
7. Ukur volume input cairan (meliputi minum dan cairan intravena)
8. Hitung balance cairan
9. Lepaskan sarung tangan
10. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
11. Hitung insensible water loss (IWL), jika perlu
12. Hitung balans cairan sesuai periode waktu yang dibutuhkan (misalper jam, per 8 jam, per
12 jam, per 24 jam), jika perlu
13. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
14. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan
SOP MENGHITUNG INTERDIALYTIC WEIGHT GAIN (IDWG)

DEFINISI
IDWG (Interdialytic Weight Gain) adalah peningkatan volume cairan yang dimanifestasikan
dengan peningkatan berat badan sebagai dasar untuk mengetahui jumlah cairan yang masuk
selama periode interdialitik (Arnold, 2007).
PROSEDUR
1. Pasien datang keruang HD
2. Catat nama pasien serta nomor Rekamedik pasien untuk menghindari kesalahan
3. Jelaskan tujuan pengukuran berat badan
4. Tanyakan mengenai berat badan post/setelah menjalani HD pertama (pengukuran I)
5. Timbang berat badan (BB) pasien sebelum HD kedua dilaksanakan dan catat sebagai
berat badan pre HD kedua (pengukuran II)
6. Bandingkan berat badan post HD pertama dengan berat badan pre HD kedua.
7. Hitung selisih berat badan pasien setelah menjalani HD sebelumnya (pengukuran I)
dan pre HD saat ini (pengukuran II)
8. Hitung IDWG dengan cara :
1) Hitung berat badan pasien setelah/post HD pada periode hemodialisis pertama
(pengukuran I).
2) Pada periode hemodialisis kedua, hitung berat badan pasien sebelum/pre HD
(pengukuran II)
3) Hitung selisih antara pengukuran II dikurangi pengukuran I dibagi pengukuran
I dikalikan 100%.

Klasifikasi
Menurut Neumann (2013) IDWG yang dapat ditoleransi oleh tubuh adalah tidak lebih
dari 3% dari berat kering.Kozier (2004) dan Yetti (1999) mengklasifikasikan penambahan
berat badan menjadi 3 kelompok, yaitu berat badan ringan, sedang, dan berat dengan kriteria
sebagai berikut :

Grafik Rentang Prosentasi Kenaikan


Menurut Kozier, 2004 Menurut Yetti, 1999
Ringan 2% <4%
Sedang 5% 4-6%
Berat 8% > 6%

Contoh Pengukuran IDWG


Diketahui BB pasien post HD ke 1 adalah 54 kg dan BB pasien pre HD ke 2 adalah 58 kg.
Maka, prosentase IDWG = (58 - 54) : 58 x 100% = 6,8 % sehingga termasuk kategori
“BERAT”.
SOP PEMBERIAN LATIHAN KANDUNG KEMIH (BLADDER TRAINING)

Kategori : Fisiologis Subkategori: Eliminasi

Definsi
Pemberian latihan sebelum pelepasan kateter urine untuk mengatasi
Diagonosa Keperawatan
Inkontinesia Urine Gangguan Eliminasi Urine
Luaran Keperawatan
Kontinensia Urine MembaikEliminasi Urine Membaik
Prosedur
1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal
lahir, dan / atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah – langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan :
a. Klem atau pengikat
b. Sarung tangan bersih
c. Pengukur waktu
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Lakukan klem atau pengikatan selang pada posisi antara kateter dan urine bag
6. Pertahankan klem atau pengikatan selama 2 jam atau sampai pasien merasakan
kandung kemih terasa penuh dan ingin berkemih
7. Buka klem selama 5 menit,kemudian lakukan klem atau pengikatan kembali
8. Teruskan proses membuka dan menutup klem atau pengikatan selama 12 jam
9. Pasang sarung tangan bersih dan lepaskan kateter urine
10. Rapikan pasien dan alat yang digunakan
11. Lepaskan sarung tangan
12. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
13. Dokumentasikan prosedur yang dilakukan dan respons pasien
SOP PERAWATAN INKONTINENSIA URINE

Kategori : Fisiologis subkategori : Eliminasi

Definisi
Menigdentifikasi dan merawat pasien yang mengalami perubahan kebiasaan buang air kecil
yang ditandai dengan pengeluaran urine secara involunter (tidak disadari)
Diagnosis keperawatan
Inkontinensia Urine Gangguan Integritas Kulit/Jaringan
Luaran Keperawatan
Kontinensia Urine Membaik Integritas Kulit dan Jaringan Meningkat
Prosedur
1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengka, tanggal ahir,
dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah langkah prosedur
3. Identifikasi penyebab inkontinensia urine (seperti disfungsi neurologi, gangguan
medula spinalis, gangguan refleks detrusor, obat obtan, riwayat operasi, gangguan
kognitif)
4. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan:
a. Sarung tangan bersih
b. Kapas antiseptik (seperti klorheksidin 2%)
c. Air dan sabun
d. Pakaian ganti jika perlu
e. Linen (sprei, stik laken), jika perlu
f. Bengkok
5. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
6. Pasang sarung tangan
7. Jaga privasi pasien
8. Nenaskan area genital dari pakaian
9. Bersihkan area perineum dengan sabun dan air setelah BAK
10. Identifikasi perubahan frekuensi BAK dan karakteristik urine
11. Pasang popok jika perlu
12. Ganti linen atau pakaian jika perlu
13. Rapikan pasien dan alat yang digunakan
14. Lepaskan sarung tangan
15. Jadwalkan BAK secara teratur
16. Jadwalkan konsumsi obat diuretik dan hindarkan pemberian dimalam hari
17. Anjurkan membatasi konsumsi cairan 2-3 jam sebelum tidur
18. Anjurkan minimal minum 150 cc/hari, jika tidak ada kontradiksi
19. Anjurkan menghindari kopi. Minuman bersoda, teh dan coklat
20. Anjurkan memantau cairan masuk dan cairan keluar
21. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
22. Dokumentasikan prosedur yang dilakukan dan respon pasien
SOP PERAWATAN KATETER URINE

Kategori : Fisiologis Subkategori: Eliminasi

Definsi
Memfasilitasi pencegahan invasi mikroorganisme patogen dan komplikasi lainnya akibat
pemasangan kateter urine
Diagonosa Keperawatan
Risiko Infeksi Gangguan Integritas kulit/Jaringan
Luaran Keperawatan
Tingkat Infeksi Menurun Integritas Kulit dan Jaringan
Meningkat
Prosedur
1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal
lahir, dan / atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah – langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan :
a. Sarung tangan bersih
b. Kapas antiseptik (seperti klorheksidin 2%)
c. Bengkok
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Pasang sarung tangan
6. Jaga privasi pasien
7. Bebaskan area genital dari pakaian
8. Monitor tanda dan gejala infeksi saluran kemih
9. Monitor tanda dan gejala obstruksi aliran urine
10. Monitor kebocoran kateter, selang dan kantung urine
11. Pastikan selang kateter dan kantung urine tidak tertekuk atau terbebas dari lipatan
12. Pastikan kantung urine diletakkan di bawah kantung kemih dan tidak di lantai
13. Lakukan perawatan parineal minimal 1 kali sehari
14. Kosongkan kantung urine jika telah terisi setengahnya
15. Ganti kateter dan kantung urine secara rutin sesuai protokol atau sesuai indikasi
16. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
17. Dokumentasikan prosedur yang dilakukan dan respons pasien

Anda mungkin juga menyukai