Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KEPERAWATAN GERONTIK

INTERVENSI LANSIA UNTUK MENCEGAH


INKONTINENSIA URIN (SENAM KEGEL)

Disusun Oleh :

1 Eka Dewi W 30902200257 4. Eka Sri Rahayu 30902200261


.
2 Eka Linda W 30902200258 5. Fuandraeni F 30902200264
.
3 Eka Nur Fitri 30902200259 6. Rian Diah Utami 30902200289
.

POGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN LINTAS JALUR

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG


2022/2023

1. Judul
Inkontinensia Urine pada Lansia ( Senam Kegel)
2. Pendahuluan
Inkontinensia urine merupakan pengeluaran urine secara tidak sadar, sering pada
orang tua dan menyebabkan meningkatnya resiko infeksi saluran kemih, masalah
psikologis, dan isolasi sosial.
3. Tinjauan Teori
Inkontinensia urine adalah berkemih diluar kesadaran, pada waktu dan tempat yang
tidak tepat, dan menyebabkan masalah kebersihan atau sosial. Aspek sosial yang akan
dialami oleh lansia antara lain kehilangan harga diri, merasa terisolasi dan depresi.
Inkontinensia urine adalah sering berkemih/ngompol yang tanpa disadari merupakan
salah satu keluhan orang lanjut usia. Inkontinensia urine adalah pengeluaran urine
dalam jumlah dan frekuensi yang cukup banyak, sehingga mengakibatkan masalah
gangguan kesehatan dan sosial (Kane, dkk, 1989). Ada beberapa klasifikasi
Inkontinensia Urine :
1) Inkontinensia Stress
Akibat adanya tekanan didalam abdomen, seperti bersin, atau selama
latihan, menyebabkan kebocoran urine dari kandung kemih. Tidak terdapat
aktivitas kandung kemih. Tipe inkontinensia urine ini sering diderita wanita
yang mempunyai banyak anak.
2) Inkontinensia Mendesak (urge incontinence)
Berkemih dapat dilakukan, tetapi orang biasanya berkemih sebelum
sampai ke toilet. Mereka tidak merasakan adanya tanda untuk berkemih.
Kondisi ini terjadi karena kandung kemih seseorang berkontraksi tanpa
didahului oleh keinginan untuk berkemih.
Kehilangan sensasi untuk berkemih ini disebabkan oleh adanya
penurunan fungsi persarafan yang mengatur perkemihan.
3) Inkontinensia Overflow
Seseorang yang menderita inkontinensia overflow akan mengeluh
bahwa urinenya mengalir terus menerus. Hal ini disebabkan karena obstruksi
saluran kemih seperti pada pembesaran prostat atau konstipasi. Untuk
pembesaran prostat yang menyebabkan inkontinensia dibutuhkan tindakan
pembedahan. Dan untuk konstipasinya relatif mudah diatasi.
4) Inkontinensia Refleks
Ini terjadi karena kondisi sistem saraf pusat yang terganggu, seperti
demensia. Dalam hal ini, pengosongan kandung kemih dipengaruhi refleks
yang dirangsangoleh pengisian. Kemampuan rasa ingin berkemih dan berhenti
berkemih tidak ada. Penatalaksanaannya dengan permintaan untuk miksi
secara teratur setiap jam atau dengan menggunakan diapers ukuran dewasa.
5) Inkontinensia fungsional
Pada klien ini mempunyai kandung kemih dan saluran urine yang utuh
dan tidak mengalami kerusakan persarafan yang secara langsung
mempengaruhi sistem perkemihan tersebut. Kondisi ini muncul akibat
ketidakmampuan lain yang mengurangi kemampuannya untuk
mempertahankan kontinensia.

4. Peralatan dan Bahan


a) 1 buah kom steril
b) 1 pasang sarung tangan steril
c) 1 buah pinset steril
d) 1 buah kateter steril sesuai ukuran
e) Kasssa steril secukupnya
f) Aquades atau NaCl ( sebanyak 20-30cc)
g) 1 buah spuit steril 20cc
h) Korentang
i) Urine bag
j) Jelly ( bila ada: xylocain jelly)
k) 1 buah spuit steril 3cc ( untuk memasukan jelly)
l) Perlak dan pengalasnya
m) Bengkok
n) Plester
o) Gunting plester
p) Tempat specimen (jika diperlukan)
q) Alat tulis
5. Prosedure Ketrampilan
a. Tahap Pra Interaksi
1) Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada.
2) Mengidentifikasi pasien dengan tepat
3) Mencuci tangan
4) Menempatkan alat didekat pasien dengan benar.
b. Tahap Orientasi
1) Mengucapkan salam ,menyapa pasien dan memperkenalkan diri.
2) Melakukan kontrak untuk tindakan yang akan dilakukan.
3) Menjelaskan tujuan dan prosedure tindakan pada pasien
4) Menanyakan keiapan pasien sebelum kegiatan dilakukan
c. Tahap Kerja
1) Menjaga privasi pasien.
2) Mengajak pasien membaca basmalah dan berdoa.
3) Mengatur posisi pasien untuk berbaring
4) Memasang perlak
5) Membuka peralatan (dengan teknik aseptic)
6) Memakai sarung tangan
7) Membuka balutan dengan hati-hati dan bila sulit basahi dengan
Nacl
8) Membersihkan luka dengan mengunakan cairan Nacl
9) Melakukan debridemand bila terdapat jaringan nekrotik (bila ada bula jangan
di pecah tapi di hisap dengan spuit steril setelah hari ke-3)
10) Membersihkan luka dengan Nacl
11) Mengeringkan luka dengan menggunakan kasa sterilChek list keterampilan
12) Memberikan obat topical sesuai program pengobatan pada luka
13) Menutup luka dengan kasa steril kemudian dipasang verband dan plaster
14) Merapikan pasien
d. Tahap Terminasi
1) Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan.
2) Menyampaikan rencana tindak lanjut / RTL
3) Merapikan pasien dan lingkungan.
4) Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa kepada Allah.
5) Berpamitan dengan pasien dan menyampaikan kontrak yang akan datang.
6) Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula.
7) Mencuci tangan.
8) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

6. Cek List
Nama :
NIM :

ASPEK YANG DINILAI NILAI


0 1 2
Definisi :
Pemasanga kateter ( kateterisasi) kandung kemih pada pria adalah
dimasukannya melalui uretra ke dalam kandung kemih pada pria untuk
mengeluarkan urin.
Tujuan :
 Pengosongan kandung kemih sebelum,selama atau setelah
pembedahan
 Mengetahui jumlah volume urin dan residu urin setelah berkemih
 Mempertahankan area urogenitourinarius tetap kering dan bersih
pada penderita inkoninensia
 Mendapatkan specimen urin streril
Indikasi dan Kontra Indikasi :
Indikasi :
 Klien yang tidak dapat menahan atau mengosongkan kandung kemih
 Klien yang dilakukan pembedahan
 Klien yang mempunyai masalah dengan saluran kemih
Kontra Indikasi :
 Klien dengan infeksi saluran kemih
 Klien dengan strikutura uretra
Persiapan Alat dan Bahan
a) 1 buah kom steril
b) 1 pasang sarung tangan steril
c) 1 buah pinset steril
d) 1 buah kateter steril sesuai ukuran
e) Kasssa steril secukupnya
f) Aquades atau NaCl ( sebanyak 20-30cc)
g) Cairan antiseptic (iodine povidone)
h) 1 buah spuit steril 20cc
i) Korentang
j) Urine bag
k) Jelly ( bila ada: xylocain jelly)
l) 1 buah spuit steril 3cc ( untuk memasukan jelly)
m) Perlak dan pengalasnya
n) Bengkok
o) Plester
p) Gunting plester
q) Tempat specimen (jika diperlukan)
r) Alat tulis

Tahap Pra Interaksi


1) Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada.
2) Mengidentifikasi pasien dengan tepat
3) Mencuci tangan
4) Menempatkan alat didekat pasien dengan benar
Tahap Orientasi
1) Mengucapkan salam ,menyapa pasien dan memperkenalkan diri.
2) Melakukan kontrak untuk tindakan yang akan dilakukan.
3) Menjelaskan tujuan dan prosedure tindakan pada pasien
4) Menanyakan keiapan pasien sebelum kegiatan dilakukan

Tahap Kerja
1) Perawat cuci tangan
2) Ucapkan salam
3) Jelaskan tujuan dan prosedure kerja
4) Tutup tirai dan pintu pada kamar
5) Dekatkan peralatan ke sisi tidur pasien
Tahap Terminasi

1) Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan.


2) Menyampaikan rencana tindak lanjut / RTL
3) Merapikan pasien dan lingkungan.
4) Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa kepada Allah.
5) Berpamitan dengan pasien dan menyampaikan kontrak yang
akan datang.
6) Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula.
7) Mencuci tangan.
8) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai