Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah swt, berkat rahmat dan
bimbingannya kami dapat menyelesaikan laporan asuhan keperawatan keluarga
dengan Varicella pada keluarga An.J di desa murung selong Rt.12 Kecamatan
Banjarmasin timur. Tugas ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
Pre Ners IV pada program Studi Sarjana Keperawatan Universitas Sari Mulia.

Bersamaan ini perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih yang


sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada :
1. Bapak dr. H.R. Soedarto, WW,Sp.OG selaku Rektorat Universitas Sari Mulia
2. Bapak Ali Rahman, M. Farm., Apt selaku Dekan Fakultas Kesehatan
3. Mohammad Basit, S.Kep., Ns., MM selaku Kepala Jurusan Sarjana
Keperawatan Universitas Sari Mulia
4. Bapak Subhannur Rahman, Ns., M.Kep. selaku Preseptor Akademik terima
kasih atas masukan dan semua ilmu yang telah diberikan serta dedikasinya
selama kami melakukan praktik keperawatan keluarga.

Banjarmasin, Oktober 2020

Eka Puspita
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii
BAB I............................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN........................................................................................................... 1
A. Latar belakang...............................................................................................1
B. Tujuan.............................................................................................................3
C. Manfaat...........................................................................................................3
BAB II............................................................................................................................ 4
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................4
A. Konsep Keluarga...........................................................................................4
B. Konsep Varicella..........................................................................................14
BAB III......................................................................................................................... 29
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA...................................................................29
A. DATA UMUM KELUARGA................................................................................29
K. Daftar Masalah.................................................................................................44
BAB IV......................................................................................................................... 58
PEMBAHASAN........................................................................................................... 58
BAB V.......................................................................................................................... 62
PENUTUP.................................................................................................................... 62
A. Kesimpulan..................................................................................................63
B. Saran............................................................................................................. 63
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Berbagai jenis penyakit semakin banyak yang muncul salah satu
penyebabnya adalah gaya hidup dan lingkungan yang tidak sehat. Murwati
dkk, 2013 menyebutkan bahwa secara umum ada dua jenis penyakit yaitu
penyakit menular (Infectious Diseases) dan penyakit tidak menular (Non
Infectious Diseases) Penyebaran penyakit menular menjadi keprihatinan dan
ancaman bagi masyarakat karena penyakit menular umumya bersifat
mendadak dan bisa menyerang seluruh lapisan masyarakat dalam waktu
tertentu.
Metode penularan penyakit pada manusia diklasifikasikan menjadi dua
yaitu penularan secara vertikal dan penularan secara horizontal. Penularan
secara vertikal yaitu penularan dari ibu ke bayi melalui plasenta saat bayi
berada dalam kandungan atau menular ke bayi yang baru lahir pada saat
proses kelahiran normal. Sedangkan penularan secara horizontal yaitu
penularan yang terjadi karena individu sehat berkontak langsung dengan
individu yang terinfeksi oleh suatu penyakit menular. Kontak langsung dapat
melalui udara, batuk, bersin, makanan, minuman, dan bahkan kotoran
individu yang mengandung virus penyakit menular. Menurut Zulkoni (2011:
223) salah satu penyakit yang dapat ditularkan melalui kontak langsung
adalah Varicella.
Penyakit Varicella disebut juga dengan Chickenpox, di Indonesia
penyakit ini biasa dikenal dengan cacar air. Cacar air merupakan salah satu
penyakit yang umum ditemui pada anak-anak namun dapat juga menyerang
orang dewasa. Di Indonesia, cacar air diduga sering terjadi pada saat
pergantian musim hujan ke musim panas ataupun sebaliknya. Zulkoni (2011:
223) menyebutkan bahwa penyakit Varicella terdapat diseluruh dunia dan
tidak ada perbedaan ras ataupun jenis kelamin. Penyakit ini disebabkan oleh
Varicella Zoster Virus (VZV)
Varicella Zoster Virus (VZV) bertanggung jawab atas dua infeksi klinis
utama pada manusia yaitu Varicella atau Chickenpox (cacar air) dan Herpes
Zoster (cacar ular). Cacar air atau Varicella merupakan infeksi primer yang
terjadi pertama kali pada individu yang berkontak dengan virus Varicella-
Zoster. Pada 3 sampai 5 individu dari 100 individu, virus Varicella-Zoster
mengalami reaktivasi yang menyebabkan infeksi rekuren yang kemudian
dikenal dengan Herpes Zoster atau Shingles. Varicella Zoster Virus (VZV)
merupakan salah satu dari delapan virus herpes yang menyebabkan infeksi
pada manusia (NCIRS, 2009).
Penyakit cacar air sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan
sangat menular, lebih menular dibandingkan dengan gondong (Parotits)
tetapi kurang menular jika dibandingkan dengan campak (Measles)
(Widoyono, 2011: 92).
Gejala yang ditimbulkan dari penyakit cacar air yaitu sakit kepala,
demam, kelelahan ringan kemudian diikuti dengan munculnya ruam pada
kulit dan rasa gatal (Esson et al, 2014). Infeksi cacar air menyerang semua
usia dengan puncak insidensi pada usia 5-9 tahun. 90% pasien Varicella
berusia dibawah 10 tahun, sangat sedikit sekali terjadi pada orang dewasa
(Widoyono, 2011: 91).
Angka kematian akibat penyakit ini sangat kecil sekali kecuali adanya
komplikasi. Widoyono (2011: 91) menyebutkan bahwa kasus Varicella di
Amerika diperkirakan mencapai 3,1-3,5 juta per tahunnya. Di Amerika,
Varicella sering terjadi pada anak-anak dibawah usia 10 tahun dan 5% kasus
terjadi pada usia lebih dari 15 tahun. Sedangkan di Jepang penyakit ini
umum terjadi pada anak-anak dibawah usia 6 tahun sebanyak 81,4%.
Namun di Indonesia tidak banyak penelitian yang mencatat kasus Varicella
atau cacar air.
Mengingat kasus cacar air banyak menyerang anak-anak, sifat
penularannya yang begitu cepat dan dapat menimbulkan kerugian yang
cukup besar. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu cara untuk mengendalikan
penyebaran penyakit cacar air agar tidak menjadi wabah dalam suatu
populasi. Salah satu caranya yaitu dengan program vaksinasi. Vaksinasi
adalah pemberian vaksin ke dalam tubuh untuk memberikan kekebalan aktif
pada suatu penyakit. Menurut Ranuh dkk, (2014) vaksinasi dapat diberikan
kepada anak-anak yang berumur 12-15 bulan dan kepada setiap orang yang
belum mendapat vaksinasi atau bagi yang belum pernah menderita penyakit
cacar air sebelumnya.
Dari latar belakang tersebut, penulis tertarik mengangkat kasus tentang
varicella sehingg dapat membantu masyarakat dalam menambah
pengetahuan serta pemahaman tentang penanganan penyakit varicella di
dalam keluarga maupun di lingkungan sekitar.

B. Tujuan
1. Umum
Melakukan Asuhan Keluarga Kelolaan pada keluarga dengan Varicella
2. Khusus
a. Mengidentifikasi tentang konsep asuhan keperawatan keluarga
dengan varicella
b. Melakukan pengkajian pada asuhan keperawatan keluarga dengan
varicella
c. Mengidentifikasi masalah kesehatan dengan asuhan keperawatan
keluarga
d. Melakukan implementasi keperawatan dengan varicella
e. Melakukan evaluasi keperawatan dengan asuhan keperawatan
keluarga

C. Manfaat
1. Teoritis
Memperbarui ilmu kesehatan tentang asuhan keperawatan keluarga
2. Praktisi
Memberikan informasi tentang varicella sehingga tenaga kesehatan
dapat melaksanakan asuhan keperawatan keluarga terhadap penderita
yang terkena varicella dapat dilakukan dengan cara menekan kejadian
varicella melalui pencegahan varicella.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Menurut Harmoko (2016) keluarga adalah perkumpulan dua atau
lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi, dan tiap- tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu sama
lain.
Menurut Whall (2016) dalam Friedman (2016) mendefinisikan
keluarga sebagai sebuah kelompok yang mengidentifikasikan diri dan
terdiri atas dua individu atau lebih yang memiliki hubungan khusus,
yang dapat terkait hubungan darah atau hukum atau dapat juga tidak,
namun berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka menganggap
dirinya sebagai keluarga.
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang di satukan oleh
kebersamaan dan kedekatan emosional serta yang
mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari keluarga (Friedman,
2016).
Jadi dapat disimpulkan kalau keluarga adalah dua individu atau
lebih yang tinggal dalam satu rumah yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, hubungan darah maupun adopsi, lalu mereka
menganggap dirinya sebagai keluarga.

2. Struktur Keluarga
Struktur keluarga dapat menggambarkan bagaimana keluarga
melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat sekitarnya. Menurut
Friedman (2010) struktur keluarga terdiri atas :
a. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan
sesuai dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud
dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam
masyarakat, misalnya status sebagai istri/suami atau anak.
b. Struktur nilai
Nilai merupakan suatu system, sikap dan kepercayaan
yang secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota
keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan
suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan
norma dan peraturan.
c. Struktur pola & proses komunikasi
Menggambarkan bagaimana cara & pola komunikasi ayah-
ibu (orang tua), orang tua- anak, anak- anak & dengan anggota
keluarga lain.
d. Struktur kekuatan
Menggambarkan kemampuan dari anggota keluarga untuk
mengendalikan atau mempengaruhi dalam merubah perilaku
keluarga kearah positif yang mendukung kesehatan.
3. Tipe Keluarga
Tipe keluarga menurut Friedman (2016) antara lain :
a. Tradisional
1) Keluarga Inti
Suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri, anak
(kandung atau angkat).
2) Keluarga Besar
Keluarga inti di tambah keluarga yang lain yang mempunyai
hubungan darah seperti kakek, nenek, keponakan, paman, bibi.
3) Keluarga Dyad
Satu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa
anak).
4) Keluarga “Single Parent”
Rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua (ayah/ibu)
dengan anak (kandung/angkat).
5) Keluarga ”Singe Adult”
Suatu rumah tangga yang hanya terdiri dari seorang dewasa
(misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost
untuk bekerja atau kuliah).
6) Commuter Family
Pasangan yang terpisah tempat tinggal secara sukarela karena
tugas.
7) The Children Family
Tidak mempunyai anak dikarenakan terlambat menikah.
8) Multigeneration
Keluarga besar dengan sampai keterunan nenek buyut.
9) Kin-network family
Keluarga yang tinggal saling berdekatan.
10) Blended
Keluarga yang ditnggalin janda/duda yang menikah lagi.
11) Middle Age/ Aging couple
Keluarga dengan pasangan lanjut.
12) Dual Care
Keluarga yang sibuk bekerja tanpa ingin mempunyai anak.
13) Reconsituted nuclear
Keluarga poligami ( pembentukan keluarga baru ).
b. Non tradisional
1) The Unmaried leenage mother
Keluarga terdiri satu anak dan satu dewasa (tanpa menikah).
2) The step parent family
Keluarga yang mempunyai orang tua tiri.
3) Commune family
Lebih dari satu keluarga tanpa pertalian ikatan darah dan
serumah.
4) The non marital heteroseksual cohabitating family
Keluarga yang hidup Bersama tanpa menikah dan berganti
pasangan.
5) Gay and Lesbian
Keluarga dengan pasangan sejenis.
6) Cohabitating family
Orang dewasa hidup bersama tanpa ikatan perkawinan, seperti
berteman beda kamar.
7) Group network
Dibatasi norma dan aturan hidup.
8) Faster
Tidak ada hubungan saudara.
4. Peran Keluarga Dan Perawat
1. Peran Keluarga dalam kesehatan
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga
mempunyai peran dan tugas di bidang kesehatan yang perlu
dipahami dan dilakukan yang meliputi:
a. Mengenal masalah kesehatan
Orang tua perlu mengenal keadaan sehat dan perubahan-
perubahan yang dialami anggota keluarganya. Perubahan
sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak
langsung akan menjadi perhatian dari orang tua atau pengambil
keputusan dalam keluarga (Suprajitno, 2004). Mengenal menurut
Notoadmojo (2003) diartikan sebagai pengingat sesuatu yang
sudah dipelajari atau diketahui sebelumnya. Sesuatu tersebut
adalah sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima. Dalam mengenal masalah
kesehatan keluarga haruslah mampu mengetahui tentang sakit
yang dialami pasien.
b. Memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga
Peran ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk
mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan
keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang
mempunyai keputusan untuk memutuskan tindakan yang tepat
(Suprajitno, 2004). Friedman, 1998 menyatakan kontak keluarga
dengan sistem akan melibatkan lembaga kesehatan profesional
ataupun praktisi lokal (Dukun) dan sangat bergantung pada:
1) Apakah masalah dirasakan oleh keluarga ?
2) Apakah kepala keluarga merasa menyerah terhadap
masalah yang dihadapi salah satu anggota keluarga ?
3) Apakah kepala keluarga takut akibat dari terapi yang
dilakukan terhadap salah satu anggota keluarganya ?
4) Apakah kepala keluarga percaya terhadap petugas
kesehatan?
5) Apakah keluarga mempunyai kemampuan untuk
menjangkau fasilitas kesehatan?
c. Memberikan perawatan terhadap keluarga yang sakit
Beberapa keluarga akan membebaskan orang yang sakit
dari peran atau tangung jawabnya secara penuh, Pemberian
perawatan secara fisik merupakan beban paling berat yang
dirasakan keluarga (Friedman, 1998). Suprajitno (2004)
menyatakan bahwa keluarga memiliki keterbatasan dalam
mengatasi masalah perawatan keluarga. Dirumah keluarga
memiliki kemampuan dalam melakukan pertolongan pertama.
Untuk mengetahui dapat dikaji yaitu :
1) Apakah keluarga aktif dalam ikut merawat pasien?
2) Bagaimana keluarga mencari pertolongan dan mengerti
tentang perawatan yang diperlukan pasien ?
3) Bagaimana sikap keluarga terhadap pasien? (Aktif mencari
informasi tentang perawatan terhadap pasien.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan
keluarga
1) Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki disekitar
lingkungan rumah
2) Pengetahuan tentang pentingnya sanitasi lingkungan dan
manfaatnya.
3) Kebersamaan dalam meningkatkan dan memelihara
lingkungan rumah yang menunjang kesehatan.
e. Menggunakan pelayanan kesehatan
Menurut Effendy (1998), pada keluarga tertentu bila ada
anggota keluarga yang sakit jarang dibawa ke puskesmas tapi ke
mantri atau dukun. Untuk mengetahui kemampuan keluarga
dalam memanfaatkan sarana kesehatan perlu dikaji tentang :
1) Pengetahuan keluarga tentang fasilitas kesehatan yang
dapat dijangkau keluarga
2) Keuntungan dari adanya fasilitas kesehatan
3) Kepercayaan keluarga terhadap fasilitas kesehatan yang
ada
4) Apakah fasilitas kesehatan dapat terjangkau oleh keluarga.

2. Peran perawat dalam Asuhan Keperawatan Keluarga


Ada banyak peran perawat dalam membantu keluarga
menyelesekan masalah atau melakukan perawatan kesehatan
keluarga, diantaranya sebagai berikut:
a. Pendidikan
Dengan diberikan pendidikan kesehatan/ penyuluhan
diharapkan keluarga mampu mengatasi dan bertanggung jawab
terhadap masalah kesehatannya.
b. Koordinator
Koordinasi diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar
pelayanan yang komprehensif dapat tercapai.
c. Pelaksanaan
Perawat yang berkerja dengan klien dan keluarga baik
dalam rumah, klinik maupun di rumah sakit bertanggung jawab
dalam memberikan perawatan langsung.
d. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawasan kesehatan perawat harus melakukan
home visit atau kunjungan rumah teratur untuk mengidentifikasi
atau melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.
e. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam
mengatasi masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta
nasehat kepada perawat maka hubungan perawat dan keluarga
harus di bina dengan baik, perawat harus bersifat terbuka dan
dapat dipercaya.
f. Kolaborasi
Sebagai perawat di komunitas harus berkerja sama
dengan pelayanan rumah sakit, puskesmas dan anggota tim
kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan.
g. Fasilitator
Peran perawat komunitas disini adalah membantu
keluarga dalam menghadapi gendala untuk meningkatkan
derajat kesehatan yang optimal. Gendala yang sering dialami
keluarga adalah keraguan didalam menggunakan pelayanan
kesehatan, masalah ekonomi dan sosial budaya.
h. Penemu kasus
Peran perawat komunitas yang juga sangat penting adalah
mengidentifikasi kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi
ledakan atau masalah luar biasa (KLB).
i. Modifikasi lingkungan
Perawat komunitas juga harus dapat memodifikasi
lingkungan, baik lingkungan rumah, lingkungan masyarakat dan
lingkungan- lingkungan sekitarnya agar dapat tercipta
lingkungan yang sehat.
5. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (2016), terdapat lima fungsi keluarga, yaitu :
1. Fungsi afektif (The Affective Function)
Fungsi afektif berkaitan dengan fungsi internal keluarga
yang merupakan basis kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif
berguna untuk pemenuhan kebutuhan spikologis. Keberhasilan
fungsi afektif tampak melalui keluarga yang gembira dan bahagia;
2. Fungsi sosialisasi
Proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu
yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini
berguna untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk
norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan
anak dan dan meneruskan nilai- nilai budaya keluarga.
3. Fungsi reproduksi (The Reproduction Function)
Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama
beberapa generasi dan untuk berlangsungnya hidup masyarakat
4. Fungsi ekonomi (The Economic Function)
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga
secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan
individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care
Function)
Untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini
dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan,
antara lain:
a. Mengenal masalah kesehatan setiap keluarga yang terkena
penyakit Diabetes mellitus yaitu untuk mengetahui
kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan,
mengkaji sejauh mana keluarga mengenal tanda dari masalah
kesehatan yang meliputi pengertian, tanda gejala dan
penyebab.
b. Mengambil keputusan untuk tindakan keperawatan yang tepat
bagi anggota keluarga yang menderita Diabetes mellitus
meliputi cara mengatasi masalah kesehatan.
c. Memberikan keperawatan bagi anggota keluarga yang
menderita Diabetesmellitus yang meliputi cara perawatan
kepada anggota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan.
d. Memodifikasi lingkungan rumah yang memenuhi syarat
kesehatan untuk penderita Diabetes mellitus meliputi
memelihara lingkungan yang menguntungkan bagi anggota
keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.
e. Mengunakan fasilitas kesehatan yaitu untuk mengetahui
sejauh mana kemampuan keluarga menggunakan faslitas
kesehatan.

6. Tahap Perkembangan Keluarga


Menurut Friedman (2016).
a. Tahap I (beginning family)
Keluarga baru dimulai pada saat masing-masing individu,
yaitu suami dan istri yang membentuk keluarga melaalui
perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarganya masing-
masing.
b. Tahap II (child bearing family)
Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari
kehamilan sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut
sampai anak pertama berusia 30 bulan(2,5 tahun).
c. Tahap III (families with preschool)
Keluarga dengan anak usia pra sekolah dimulai ketika
anak pertama berusia dua setengah tahun, dan berakhir ketika
anak berusia 5 tahun.
d. Tahap IV (families with children)
Keluarga dengan anak usia sekolah dimulai ketika anak
pertama berusia 6 tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan
berakhir pada usia 13 tahun,awal dari masa remaja.
e. Tahap V (families with teenager)
Keluarga dengan anak remaja yang dimualai ketika anak
pertama melewati umur 13 tahun, berlangsung selama 6
sampai 7 tahun. Tahap ini dapat lebih singkat jika anak
meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak
masih tinggal di rumah hingga berumur 19 atau 20 tahun.
f. Tahap VI (launching center families)
Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda yang
ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan
berakhir dengan “rumah kosong”, ketika anak terakhir
meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat atauagak
panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang belum
menikah yang masih tinggal di rumah. Fase ini ditandai oleh
tahun-tahun puncak persiapan dari dan oleh anak-anak untuk
kehidupan dewasa yang mandiri.
g. Tahap VII (middle age families)
Orang tua usia pertengahan, dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau
kematian salah satu pasangan.
h. Tahap VIII keluarga usia lanjut
Keluarga dalam masa pensiun dan lansia diawali dengan
salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun,
hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan
pasangan lainnya meninggal.

7. Struktur Peran Keluarga


Sebuah peran didefinisikan sebagai kumpulan dari perilaku yang
secara relatif homogen dibatasi secara normatif dan diharapkan dari
seorang yang menempati posisi social yang di berikan.
a. Peran formal
Menurut Satir (1967) dalam Friedman (2010), peran formal
atau terbuka dan peran informal atau tertutup. Sementara peran
formal adalah peran eksplisit yang terkandung dalam struktur
peran keluarga (ayah-suami dll), peran informal bersifat implisit,
sering kali tidak tampak pada permukaan dan diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan emosional anggota keluarga. Yang terkait
dengan masing masing posisi keluarga formal adalh peran terkait
atau sekelompok perilaku yang kurang lebih homogen. Keluarga
membagi peran kepada anggota keluarganya dengan cara yang
serupa seperti masyarakatmembagi perannya. Peran formal
yang biasa dalam keluarga yaitu peran ayah-suami di harapkan
sebagai pencari nafkah sedangkan ibu-istri sering kali
diharapkan untuk mengambil peran kepemimpinan dalam
pengelolaan rumah.
b. Peran informal
Peran informal mempunyai tuntutan yang berbeda
tidakterlalu di dasarkan pada atribut-atribut/ kepibadian anggota
individual. Dengan demikian seorang anggota keluarga mungkin
menjadi penengah, berupaya mencari penyelesaian apabila ada
anggota keluarga yang terjadi konflik.

DAFTAR PUSTAKA

AK Leung, W. R. (2006). Herpes Zoster in Childhood. Journal Pediatric Health


Care, 20, 300-303.

AM, A. (1996). Varicella zoster virus. Clin Microbiol Rev, 9, 361-381.

Asano, Y. (1994). Experience and reason : twenty year follow up of protective


immunity of the oka strain live varicella vacine, 94, 524-526.

Chiu, S. (2005). Review of the varilrix varricella, 629-643.

Chiu, S. (2005). Review of the Varilrix varicella vaccine, 629-643.

Coalition, I. A. (2018). Vaccine Information Statement : Varicella. USA: U.S


Department of Health and Human Service.

Enders, G. (1994). Consequences of Varicella and Herpes Zoster in pregnancy :


prospective study of 1739 cases. 343, 1548-1551.
Lesko, S. (2001). Invasive Group A streptococcoal infection and nonsteroidal
antiinflammatory drug use among children withprimary varicella.
Pediatrics, 107, 1108-1115.

Marin, M. (2007). Advisory committee on immunization practices, centers for


disease control and prevention (CDC). Prevention of varicella, 56, 1-40.

Oxman, M. (2005). A Vaccine to prevent herpes zoster and postherpetic


neuralgia in older adults, 352, 2271-2289.

Rentier, B. (2004). European working group on varicella. consensus:varicella


vaccination of healty children a challenge for europe, 23, 379-389.

Takahashi. (1974). Live vaccine used to prevent the spread of varicella in


children in hospital. Lancet, 2, 1288-1290.
BAB IV
PEMBAHASAN

Varicella (disebut juga cacar air) adalah penyakit sangat menular yang disebabkan
oleh virus. Virus yang menyebabkan penyakit ini adalah virus varicella zoster. Cacar air
biasanya tergolong ringan, tetapi dapat berubah serius jika dialami oleh bayi yang berusia
di bawah 12 bulan, remaja, orang dewasa, ibu hamil, dan orang dengan system
kekebalan tubuh yang melemah (Vaccine Information Statement, 2018).
Pembahasan asuhan keluarga ini dimulai dari tahapan-tahapan seperti yang ada
dalam proses keperawatan, yaitu pengkajian, intervensi, implementasi, evaluasi dan
dokumentasi.
Tujuan dilakukan pembahasan dalam kasus ini adalah untuk mengupas kembali
pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga dan membandingkannya dengan tinjauan
pustaka pada BAB II, hal ini dilakukan karena respon setiap manusia terhadap suatu
masalah berbeda – beda.
Dalam asuhan keperawatan keluarga ini penulis melakukan kunjungan sebanyak 3
kali dalam 1 minggu, kunjungan pertama dimulai dari meminta persetujuan kepada
keluargan untuk dikelola serta membina hubungnan saling percaya, kunjungan kedua
melakukan pengkajian keluarga, kunjungan ke 3 menentukan rencana keperawatan atau
intervensi tentang penggunaan terapi komplementer terhadap penyakit Varicella.

A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahapan terpenting dalam proses perawatan mengingat
pengkajian sebagai awal lagi keluarga untuk mengidentifikasi data yang ada pada
keluarga mengingat begitu pentingnya pengkajian maka diharapkan perawat
keluarga memahami betul lingkup, metode, alat bantu, dan format pengkajian yang
digunakan.
Berbagai jenis penyakit semakin banyak yang muncul salah satu
penyebabnya adalah gaya hidup dan lingkungan yang tidak sehat. Murwati dkk, 2013
menyebutkan bahwa secara umum ada dua jenis penyakit yaitu penyakit menular
(Infectious Diseases) dan penyakit tidak menular (Non Infectious Diseases)
Penyebaran penyakit menular menjadi keprihatinan dan ancaman bagi masyarakat
karena penyakit menular umumya bersifat mendadak dan bisa menyerang seluruh
lapisan masyarakat dalam waktu tertentu. An. J awal terkena penyakit ini badannya
terasa panas dan muncul bitntik-bintik gatal pada kaki dan tangannya setelah 2 hari
kemudian lalu muncul di seluruh tubuhnya varicella beserta gatal yang tak kunjung
berhenti pada seluruh tubuhnya. Dan selama sakit An. J malu untuk bertemu teman-
temannya serta orang-orang disekitarnya.

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah kumpulan pernyataan, urayan dari hasil
wawancara, pengamatan langsung dan pengukuran dengan menunjukkan status
kesehatan mulai dari potensial, resiko tinggi sampai dengan masalah aktual. Etiologi
dari diagnosa keperawatan keluarga diambil dari 5 tugas keluarga, maka
kesenjangan antara teori dan kasus yang dijumpai pada keluarga An. J berikut ini
penulis akan membahas setiap masalah.
Diagnosa keperawatan secara tipologi dalam teori dapat dibedakan menjadi 3
yaitu. Aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami keluarga dan
memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat. Resiko tinggi adalah masalah
keperawatan yang belum terjadi, tetapi tanda unutk menjadi masalah kesehatan
aktual yang dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera mendapatkan bantuan
perawat. Potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika keluarga
telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber
penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat ditingkatkan. Sedangkan diagnosis
yang ditemukan pada kasus keluarga An. J yaitu aktual, ketidakefektifan managemen
kesehatan dan potensial yaitu ganguan pemeliharaan rumah dan prilaku kesehatan
cenderung beresiko.
1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan keluarga
Menurut Nanda, 2018, ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan keluarga adalah
pola pengaturan dan pengintegrasian ke dalam proses keluarga, suatu program
untuk pengobatan penyakit dan sekuelnya yang tidak memuaskan untuk
memenuhi tujuan kesehatan tertentu dari unit keluarga. Dalam hal ini berdasarkan
data yang di dapat, An. J baru pernah terkena penyakit varicella dan Ny. K tidak
tau bagaimana cara pencegahan penyakit varicella dan ketersediaan anggota
keluarga dalam membantu mengoptimalkan sekuel pengobatan penyakit. Anggota
keluarga juga tidak mampu memanajemen kesehatan anggota keluarga yang
sakit karena kurangnya pengetahuan dalam merawat anggota keluarga serta tidak
memaksimalkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
2. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko
Menurut Nanda,2018. Prilaku kesehatan cenderung beresiko adalah hambatan
kemampuan untuk mengubah gaya hidup atau prilaku dalam cara yang
memperbaiki tingkat kesejahteraan dengan batasan karakteristik mengurangi
perubahan status kesehatan, tidak menerima perubahan status kesehatan, gagal
melakukan tindakan mencegah masalah kesehatan. Berdasarkan data yang
muncul Tn. D merupakan seorang perokok aktif yang sering merokok di dalam
rumah bahkan di depan anak dan istrinya, selain itu Ny. K jika ada keluarga yang
sakit tidak segera memeriksakan kesehatan ke tenaga kesehatan atau
puskesmas malah memilih membeli obat di warung atau apotek tanpa resep
dokter, Ny. K juga sering membuang sampah di air samping rumah sehingga
kadang ada bau yang tidak sehat, dan juga Ny. K menggunakan air di belakang
rumah dekat jamban untuk mandi dan cuci piring sehingga menjadikan hal
tersebut sebagai ancaman masalah kesehatan. Hal tersebut terjadi karena
ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan. Perilaku anggota
keluarga yang membuang sampah di sungai juga akan menjadikan lingkungan
tidak sehat.
3. Gangguan Pemeliharaan Rumah
Gangguan pemeliharaan rumah adalah ketidakmampuan mempertahankan
secara mandiri lingkungan yang meningkatkan pertumbuhan secara aman yang
menimbulkan adanya gangguan lingkungan dan terciptanya keadaan rumah yang
tidak nyaman. Berdasarkan data yang muncul dimana keluarga An. J memiliki
ukurang rumah 3 x 6 m 2 dengan tipe semi permanen, Ny. K mengatakan biasanya
ia membuang sampah di sungai dekat rumah. Keluarga mengatakan biasanya
membuag limbah langsung ke bawah rumah sehingga sering menimbulkan bau
yang tidak sedap.Keluara menggunakan jamban cemplung sendiri di belakang
rumah sehingga hasil pembuangan tidak larut ke sungai tetapi malah tergenang di
sekitaran bawah rumah.

C. Intervensi Keperawatan
Perencanaan yang pertama adalah penapisan masalah yang perlu
diperhatiakan adalah kriteria yaitu sifat masalah, kemugkinan masalah untuk diubah,
potensial masalah untuk dicegah dan menonjolnya masalah. Secara teori sifat
masalah terbagi menjadi 3 yaitu aktual dengan nilai 3, resiko dengan nilai 2,
potensial dengan nilai 1 dan bobot dengan nilai 1. Namun dikeluarga An. J ada
diagnosis keperawatan aktual ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga dan
potensial yaitu perilaku kesehatan cenderung beresiko. Intervensi yang bisa
dilakukan sesuai dengan teori pengendalian hipertensi menurut Ardiansyah (2012)
yang menyatakan bahwa dengan promosi kesehatan, preventif, kuratif diharapkan
meningkatkanpengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai prilaku hidup sehat
dalam perawatan serta pencegahan varicella. Intervensi yang dapat dilakukan
kepada An. J adalah memberikan pendidikan kesehatan tentang varicella,
pengobatan dan menganjurkan pasien dan keluarga untuk ikut berpartisipasi dalam
membantu merawat anggota keluarga. Selain itu, pendidikan kesehatan juga
diberikat untuk meningkatkan kesehatan lingkungan dan anggota keluarga lain dalam
hal mencegah timbulnya penyakit atau penurunan status kesehatan.

D. Implementasi Keperawatan
Pelaksaan merupakan aktulisasi dari perencanaan yang telah disusun
sebelumnya. Pelaksaan secara teori yaitu berdasarakan pelaksanaan yang mengacu
pada rencana keerawatan yang dibuat, pelaksanaan dilakukan dengan tetap
mempertahankan prioritas masalah, dan kekuatan-kekuatan keluarga berupa
finansial, motivasi dan sumber-sumber pendukung lainnya. Pelaksanaan yang
dibuat pada kasus tidak ada perbedaan dengan yang ada pada teori.
Tindakan keperawatan yang telah dilakukan adalah menjelaskan pengertian,
penyebab, tanda dan gejala dari varicella, memotivasi keluarga untuk menjelaskan
kembali pengertian, penyebab, tanda dan gejala dari varicella. Penerapan terapi
komplementer varicella yang dianjurkan pada An. J untuk penangan dari varicella
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ari Wulandari, Marsono, Suhandono
(2018) tentang terapi komplementer pengobatan varicella menggunakan Kunyit.
Kunyit dipercaya mempunyai kandungan antioksida dan anti peradangan, kunyit
dapat mengobati hipertensi, meringankan gejala rematik, dapat memperlancar
system pencernaan, membantu menyembuhkan luka, membantu menyembuhkan
penyakit kulit , dan lain-lain. Kunyit telah digunakan sebagai alternative pengobatan
nonfarmakologi dan komplementer tarhadap penyakit varicella.

E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatan keluarga.
Evaluasi merupakan tahapan yang menentukan apakah tujuan dapat tercapai sesuai
yang ditetapkan dalam tujuan direncana keperawatan.
Tahap evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan somatif. Evaluasi formatif
bertujuan untuk menilai hasil implementasi secara bertahap sesuai dengan kegiatan
yang dilakukan sesuai kontrak pelaksanaan. Evaluasi sumatif bertujuan menilai
secara keseluruhan terhadap pencapaian diagnosa pada saat melakukan evaluasi
terhadap masalah keluarga An. J menggunakan evaluasi formatif dan somatif.
Dimana evaluasi formatif diharapkan pada pencapaian tujuan khusus.

F. Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan merupakan suatu catatan yang memuat seluruh
data yang dibutuhkan untuk menentukan diagnosis keperawatan, pencernaan,
tindakan keperawatan dan penilaian keperawatan yang disusun secara sistematis,
valid dan dapat dipertanggung jawabkan secara moral dan hukum.
Pendokumentasian pada keluarga An. J selama 2 minggu dibagi dalam 3 kali
pertemuan. Kunjungan pertama dimulai dari meminta persetujuan pada keluarga
untuk dikelola serta membina hubungan saling percaya, kunjungan kedua melakukan
pengkajian keluarga, kunjungan ke 3 menentukan rencana keperawatan atau
intervensi tentang penggunaan terapi komplementer terhadap penyakit Varicella,
kunjungan ke 4 melakukan terapi komplementer, dan kunjungan ke 5 evaluasi
seluruh kegiatan yang di lakukan pada keluarga.

Anda mungkin juga menyukai