Disusun Oleh:
11194692110098
Menyetujui,
B. Tumor Sinonasal
1. Pengertian
Tumor Sinonasal adalah pertumbuhan sel abnormal yang berasal dari
dalam rongga hidung dan sinus paranasal (Riadi, A. R. K. (2020).
2. Etiologi (Penyebab)
Etiologi tumor sinonasal sampai saat ini belum diketahui pasti. Akan
tetapi, beberapa studi epidemiologi dari beberapa negara
menunjukkan adanya hubungan paparan bahan kimia atau bahan
industri seperti nikel, debu kayu beech dan oak, kulit, formaldehid,
kromium, diisoprofil sulfat, dikloroetil sulfida dan minyak isopropil
dengan tumor sinonasal. Munculnya keganasan biasanya sekitar 40
tahun setelah kontak pertama dan berlanjut setelah berhentinya
paparan. Alkohol, asap rokok, makanan yang diasin atau diasap
diduga menjadi salah satu faktor resiko kejadian keganasan sinonasal
utamanya jenis squamous cell carcinoma (Riadi, A. R. K. (2020).
3. Klasifikasi Tumor
a. Tumor sinonasal Jinak
Tumor sinonasal jinak adalah pertumbuhan sel abnormal di dalam
cavitas nasi atau rongga sinus paranasal yang biasanya tumbuh
secara perlahan dan tidak menyebar ke bagian lain dari tubuh.
Tumor sinonasal jinak dapat timbul dari salah satu bagian di
dalam sinonasal, termasuk pembuluh darah, saraf, tulang, dan
tulang rawan.
Tumor sinonasal jinak antara lain (Riadi, A. R. K. (2020):
Papiloma skuamosa
Papiloma inversi
Displasia Fibroma
Angiofibroma Nasofaring Juvenile
b. Tumor Sinonasal Ganas
Tumor sinonasal ganas adalah pertumbuhan sel abnormal di
dalam rongga sinus paranasal dan atau cavum nasi yang bersifat
ganas, merusak jaringan sehat disekitarnya dan dapat menyebar
ke bagian tubuh lainnya. Tumor sinonasal ganas antara lain
(Riadi, A. R. K. (2020):
Karsinoma sel skuamosa
Undifferentiated Carsinoma
Rhabdomyosarkoma
Chondrosarcoma
Limfoma maligna sinonasal
Adenokarsinoma sinonasal
Olfactory Neuroblastoma
Mukosal Melanoma Maligna
Faktor resiko:
- Bahan kimia/industri
- Alkohol
- Asap rokok
Tumor Sinonasal
Peningkatan status
Melepaskan zat mediator
metabolik Penurunan status
nyeri (histamine,
imun tubuh Bersihan jalan
bradikinin)
nafas tidak efektif
Peningkatan keperluan
Nyeri Akut pemenuhan nutrisi Pathogen dapat
dengan mudah
masuk dalam tubuh
Penurunan BB jika tidak
diimbangi dengan
peningkatan asupan nutrisi Resiko Infeksi
Gangguan pemenuhan
nutrisi
Defisit nutrisi
8. Komplikasi
Komplikasi tumor sinonasal tergantung pada keterlibatan organ
melalui ekstensi dan metastasis tumor. Organ yang sering terlibat
adalah orbita, telinga, intrakranial, dan rongga mulut. Hal ini dapat
menyebabkan gangguan tajam penglihatan, lapang pandang, nyeri
kepala berat, dan gangguan makan. Sedangkan komplikasi terkait
dengan pembedahan dan rekonstruksi yang dapat terjadi, yaitu
perdarahan, kebocoran cairan otak, epifora dan diplopia (Riadi, A. R.
K. 2020).
9. Penatalaksanaan Medis
a. Terapi medis
Terapi radiasi, dapat digunakan sebagai modalitas tunggal,
sebagai tambahan untuk operasi, atau sebagai terapi paliatif.
kemoterapi untuk pengobatan tumor pada saluran sinonasal
biasanya merupakan tambahan untuk radioterapi
(radiosensitizer) atau paliatif, menggunakan efek
sitoreduktifnya untuk menghilangkan rasa sakit, obstruksi, atau
untuk menghilangkan lesi eksternal yang masif (Riadi, A. R. K.
(2020).
b. Pembedahan, untuk mengurangi rasa sakit yang tak terobati, atau
untuk meringankan dekompresi saraf optik atau orbita, atau untuk
mengalirkan sinus paranasal yang terhambat atau tersumbat
(Riadi, A. R. K. (2020).
c. Pemeriksaan penunjang
Biopsi, merupakan diagnosa pasti/gold standard dengan
tujuan mengetahui, sifat tumor dan tindakan pengobatan
selanjutnya
Pemeriksaan radiologi seperti CT-can dan MRI untuk
menentukan stadium tumor dan melihat ada tidaknya
metastasis (Riadi, A. R. K. (2020).
d. Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut
Bersihan jalan nafas tidak efektif
Defisit nutrisi
Resiko infeksi
e. Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA PERENCANAAN
No
KEPERAWATAN SLKI SIKI
1. Nyeri akut Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri (I.08238)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi
selama 3 x 24 Jam diharapkan tingkat nyeri 1. Identifikasi lokasi, karakteristrik, durasi,
klien menurun dengan kriteria hasil : frekuensi, kualiats dan intensitas nyeri
- Keluhan nyeri dari skala 3 (sedang) ke 2. Identitas skala nyeri
skala 5 (menurun) 3. Identifikasi faktor yang memperberat nyeri
- Meringis dari skala 3 (sedang) menjadi Terapeutik
5 (menurun) 1. Berikan teknik non farmakologis dalam
- Gelisah dari skala 3 (sedang) menjadi 5 menangani nyeri
(menurun) 2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
- Sikap protektif dari skala 3 (sedang) nyeri
menjadi 5 (menurun) 3. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
1. Jelaskan strategi mengurangi nyeri
2. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
3. Ajarkan tehnik non farmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi
- Kolaboratif pemberian analgetik sesuai order
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antibiotic