KELOMPOK 1A
ANGGOTA:
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Merk sepatu ekspor yang pernah diproduksi oleh Perseroan antara lain adalah
Reebok, Fila, Wilson, Puma, LA Gear, Osh Kosh B’Gosh, AIX Aggio, Umbro,
Diadora, Polo, Lonsdale, Karrimor, Docker, Geox, Everlast, dan lain-lain.
Kantor pusat PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk berada di Gedung Dana
Pensiun Bank Mandiri Lt. 3A yang beralamat di jalan Tanjungkarang No. 3-4A,
Jakarta Pusat 10230, Telefon +6221 3148331/ 3913640, faksimili +6221 3148317.
Pabrik berada di jalan Rancabolang No. 98 Gedebage, Bandung dengan telepon
kantor (022) 7560555 (hunting) dan faksimili (62-22)756-2406.
PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk berdiri diatas tanah seluas 10 ha
dengan luas bangunan sebesar 4 ha. Bangunan utama berupa gedung bahan baku dan
gedung produksi yang terdiri dari untuk unit cutting, rubber, sewing, assembling,
finishing, serta gedung design dan development. Total pekerja pabrik sebanyak 986
orang yang terdiri dari ±300 pekerja kontrak dan sisanya adalah pekerja tetap. Waktu
bekerja hanya 1 shift tanpa shift malam sejak jam 07.30-16.30 WIB dengan waktu
kerja lembur selama 2 jam. Setiap bulan, pabrik dapat memproduksi 30.000 pasang
sepatu.
Para pekerja sudah memiliki asuransi kesehatan berupa BPJS Kesehatan. Pada
setiap gedung terdapat tim K3 yang terdiri dari 5-10 orang untuk mengawasi.
Perusahaan memiliki sertifikat ISO pada tahun-tahun sebelumnya, tetapi untuk tahun
ini perusahaan tidak dapat mengajukan ISO karena tidak memenuhi persyaratan.
5
Kedua bagian ini selanjutnya dilakukan assembling, finishing goods dan delivery.
Kemajuan teknologi dan proses produksi di dalam industri, telah menimbulkan suatu
lingkungan kerja yang mempunyai iklim atau cuaca tertentu yang disebut iklim kerja,
yang dapat berupa iklim kerja panas dan iklim kerja dingin.
memberikan kompres atau selimut kain basah dan dingin untuk menurunkan
suhu badan.
Pencegahan sakit akibat suhu tinggi, adalah aklitimasi. Pekerjaan
jasmani yang sangat berat, harus dihindarkan bagi mereka yang bekerja di
tempat yang bersuhu tingi, terutama dalam minggu-minggu pertana pada sat
mulai bekerja. Di ruang kerja bersuhu tinggi harus tersedia cukup air minum
yang telah diberikan garam dapur 0,2% gram/liter untuk mengganti gara-
garam elektrolit tubuh yang hilang. Ventilasi di ruang kerja yang tepat dan
sesuai perlu diperhatikan untuk menciptakan kondisi suhu ruang kerja yang
nyaman bagi pekerja. Bila suhu suatu proses produksi tidak bisa diturunkan,
perlu pemasangan shielding (penyekat) dari plat-plat alumunium untuk
mengurangi derajat panas di ruang kerja. Untuk pencegahan penyakit akibat
suhu tinggi, dapat dilakukan dengan cara pengaturan kerja dan waktu istirahat
sesuai dengan persyaratan, penyediaan pakaian kerja yang tepat serta
melakukan pemeriksaan kesehatan secara periodik.
Perbedaan antara tiga penyakit diatas adalah cacat menetap pada frostbite
serta cacat sementara pada penyakit chillblains dan trenchfoot.
Pencegahan terhadap gangguan kesehatan akibat iklim kerja suhu dingin
dilakukan melalui seleksi pekerja yang fit dan penggunakan pakaian pelindung yang
baik. Disamping itu, pemeriksaan kesehatan perlu juga dilakukan secara periodik.
[ CITATION Hid16 \l 1033 ]
Indeks Suhu Basah dan Bola untuk di luar ruangan dengan panas radiasi:
ISBB = 0,7 Suhu basah alami + 0,2 Suhu bola + 0,1 Suhu kering.
Indeks Suhu Basah dan Bola untuk di dalam atau di luar ruangan tanpa panas
radiasi : ISBB = 0,7 Suhu basah alami + 0,3 Suhu bola.
Catatan : - Beban kerja ringan membutuhkan kalori sampai dengan 200 Kilo
kalori/jam. - Beban kerja sedang membutuhkan kalori lebih dari 200 sampai dengan
kurang dari 350 Kilo kalori/jam. - Beban kerja berat membutuhkan kalori lebih dari
350 sampai dengan kurang dari 500 Kilo kalori/jam.
Tabel Nilai Ambang Batas Iklim Kerja Indeks Suhu Basah dan Bola yang diperkenankan
[ CITATION Hid16 \l 1033 ]
b. Kebisingan
Klasifikasi Kebisingan
Kebisingan di tempat kerja diklasifikasikan ke dalam dua jenis golongan,
yaitu[ CITATION Tar04 \l 1033 ] :
a. Kebisingan yang tetap (steady noise) dipisahkan lagi menjadi dua jenis, yaitu :
Kebisingan dengan frekuensi terputus (discrete frequency noise).
Kebisingan ini merupakan nada-nada murni pada frekuensi yang beragam.
Contohnya suara mesin, suara kipas dan sebagainya.
Kebisingan tetap (Broad band noise), kebisingan dengan frekuensi terputus
dan Brod band noise sama-sama digolongkan sebagai kebisingan tetap (steady
noise). Perbedaannya adalah broad band noise terjadi pada frekuensi yang
lebih bervariasi.
b. Kebisingan tidak tetap (unsteady noise) dibagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu :
Kebisingan fluktuatif (fluctuating noise), kebisingan yang selalu berubah-
ubah selama rentang waktu tertentu.
Intermitent noise, kebisingan yang terputus-putus dan besarnya dapat
berubah-ubah. Contoh kebisingan lalu lintas.
Kebisingan impulsif (Impulsive noise), kebisingan ini dihasilkan oleh suara-
suara berintensitas tinggi (memekakkan telinga) dalam waktu relatif singkat,
misalnya suara ledakan senjata dan alat-alat sejenisnya.
Latar belakang sampai pada daerah kerja utama, seharusnya dibuat sesederhana
mungkin. Latar belakang yang kacau atau latar belakang yang mempunyai banyak
perpindahan sedapat mungkin dihindari, dengan menggunakan sekat-sekat.
Ada 4 jenis pencahayaan yang di gunakan di kantor, antara lain [ CITATION Kar10
\l 1033 ] :
1. Ambient lighting, yang digunakan untuk memberikan pencahayaan keseluruh
ruangan dan biasanya dipasang pada langit-langit ruang kantor. Biasanya lampu jenis
ini merupakan satu-satunya pencahayaan di ruangan tersebut.
2. Task lighting, yang digunakan untuk menerangi area kerja seorang pegawai,
misalnya meja kerja. Meskipun menawarkan lebih banyak kontrol bagi pegawai,
namun jenis cahaya ini jarng digunakan pada kaentor-kantor di Indonesia karena
alasan kepraktisan. Agar pencahayaan baik maka disarankan agar jenis ini dapat
dikombinasikan dengn ambient lighting, sehingga pekerjaan yang tidak terlalau
membutuhkan tinggat penerangan tinggi cukup menggunakannya; sedangkan
pekerjaa yang mmbutuhkan tingkat ketelitian tinggi akan menggunakan task lighting.
3. Accent lighting, yang digunakan untuk memberikan cahaya pada area yang dituju.
Biasanya jenis lampu ini dirancang pada lorong sebuah kantor atau area lain yang
membutuhkan penerangan sehingga pegawai atau pengunjung tidak tersesat.
4. Natural lighting, biasanya berasal dari jendela, pintu kaca, dinding, serta cahaya
lanit. Jenis cahaya ini akan memberikan dampak positif bagi pebagawai, namun
cahaya ini tidak selalu tersedia apabila langit dalam keadaan mendug atau gelap.
Menurut Prabu, ada 5 sistem pencahayaan di ruangan, yaitu [ CITATION Kar10 \l
1033 ] :
Bahan kimia yang sangat relatif untuk memberikan oksigen, yang dapat
menyebabkan terjadinya kebakaran dengan bahan-bahan lainnya.
6. Bahan kimia reaktif
Adalah kimia yang sangat mudah bereaksi dengan bahan-bahan lainnya,
disertai pelepasan panas dan menghasilkan gas-gas yang mudha terbakar atau
keracunan, atau korosi. Sifat reaktif dari bahan-bahan kimia dapat dibedakan
atas dua jenis:
Reaktif terhadap air, yaitu bahan kimia reaktif yang sangat mudah
bereaksi dengan air, mengeluarkan panas dan gas yang mudah
terbakar.
Reaktif terhadap asam, yaitu kimia bahan kimia reaktif yang sangat
mudah bereaksi dengan air, mengeluarkan panas dan gas-gas beracun
serta bersifat korosif.
7. Bahan kimia radioaktif
Yaitu ahan kimia yang mempunyai kemampuan untuk memancarkan sinar-
sinar radioaktif seperti sinar alfa, beta, gamma, netron dll. Yang dapat
menyebahakan tubuh manusia.
Bahaya biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang berasal dari
sumber-sumber biologi yang berbeda seperti virus, bakteri, jamur, protein dari
binatang atau bahan-bahan dari tumbuhan seperti produk serat alam yang
terdegradasi. Bahaya biologi dapat dibagi menjadi dua yaitu (i) yang menyebabkan
infeksi dan (ii) non-infeksi. Bahaya dari yang bersifat non infeksi dapat dibagi lagi
menjadi (i) organisme viable, (ii) racun biogenik dan (iii) alergi biogenik.[ CITATION
Ari14 \l 1033 ]
Identifikasi resiko bahaya faktor biologi di lingkungan tempat kerja, yaitu melalui
agents penyebab penyakit seperti: (i) Mikro organisme (bakteri, virus, infeksi,
20
sengatan toksin, infeksi, alergi, (ii) Arthopoda (serangga, dll) fungi) (iii)
Tumbuhan tingkat tingkat tinggi (toksin & dermatitis, asma, pilek, (iv)allergen)
Tumbuhan tingkat tingkat rendah (yang membentuk spora), Vertebrata (protein
allergi, (vi) Inervertebrata selain urine, saliva, faeces, kulit/rambut, allergen)
Arthopoda (cacing, protozoa) [ CITATION Ari14 \l 1033 ]
Hewan
Serangga menimbulkan sengatan
Perkantoran
Terutama yang menggunakan pendingin tanpa ventilasi alami Para pekerja di
perkantoran seperti itu dapat berisiko mengidap penyakit seperti : Humidifier fever
yaitu suatu penyakit pada saluran pernapasan dan alergi yang disebabkan organisme
yang hidup pada air yang terdapat pada sistem pendingin, Legionnaire disease
penyakit yang juga berhubungan dengan sistem pendingin dan akan lebih berbahaya
pada pekerja dengan usia lanjut.[ CITATION Ari14 \l 1033 ]
1.4.4 Sanitasi
o Kebersihan halaman
Di lingkungan dalam perusahaan
o Lantai
o Dinding
o Atap gedung
o Mesin-mesin industri
o Tempat untuk menimbun barang serta bahan baku
Penyediaan air
Sanitasi makanan
Pemeliharaan fasilitas industri
Pencegahan dan pembasmian serangga dan tikus
Pembuangan limbah rumah tangga dan industri
Penyediaan perlengkapan fasilitas keersihan pribadi
Penyediaan air
Penyediaan sumber air harus menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam
perencanaan dan penentuan lokasi industri. Sumber air harus sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan bagi jenis dan peruntukan dalam proses produksi.
[ CITATION Bud16 \l 1033 ]
Dalam penyediaan air untuk keperluan industri harus diperhatikan kualitas air.
Kualitas air ditentukan oleh empat karakteristik, [ CITATION Bud16 \l 1033 ] yaitu:
Karakteristik biologic: adanya mikroorganisme yang pathogen dan
yang non-patogen,yang pada kadar tertentu akan dapat menyebabkan
dampak yang buruk pada penggunaannya.
Karakteristik Fisik: adanya bahan-bahan fisis yang sangat
mengganggu pada penggunaannya, seperti lumpur yang banyak batu-
batuan atau pasir yang halus.
23
Sanitiasi Makanan
Kebersihan lantai, dinding, toilet selain memberikan rasa higienis dan nyaman
juga turut mencegah bahaya yang mungkin timbul akibat ceceran air penularan
penyakit melalui sanitasi ataupun zat yang berceceran di lantai yang dapat
menimbulkan kecelakaan.[ CITATION Bud16 \l 1033 ]
Tempat-tempat yang lembab dan kotor sering menjadi sarang tikus, oleh
karnanya perlu diperhatikan untuk selalu membersihkan gudang ataupun tempat-
tempat penimbunan barang lainnya guna menghindari perkembangan binatang ini.
[ CITATION Bud16 \l 1033 ]
Limbah padat maupun cair yang dihasilkan oleh industri sangat beragam,
limbah padat yang berupa sampah di dlam penempatan bak sampah sebaiknya harus
dipisah-pisahkan jenisnya, Limbah cair yang dihasilkan oleh industri harus diolah
terlebih dahulu menurut spesifikasinya.[ CITATION Bud16 \l 1033 ]
Toilet yang cukup dan memenuhi pesyaratan yaitu harus terpisah antara
pekerja laki-laki dan perempuan, letaknya mudah terjangkau, dan tidak
berhubungan langsung antara tenaga kerja laki-laki dan wanita. Air harus
cukup tersedia dan dijaga kebersihannya
Tempat cuci tangan, tempat mandi dan ruang ganti adalah adanya tempat
pembuangan sampah dan tempat yang terpisah antara tenaga kerja laki-laki
dan perempuan.
Ruang makan dan kantin yang memenuhi persyaratan. Ruang makan yang
disediakan harus cukup luas agar tenaga kerja dapat makan. Pekerja-pekerja
25
1.4.5 Limbah .
Limbah padat
Limbah padat adalah hasil buangan industri berupa padatan, yang berasal dari
sisa proses pengolahan. Limbah ini dapat dikategorikan menjadi dua bagian,
yaitu limbah padat yaitu dapat didaur ulang, seperti plastik, tekstil, potongan
27
logam dan kedua limbah padat yang tidak punya nilai ekonomis. Bagi limbah
padat yang tidak punya nilai ekonomis dapat ditangani dengan berbagai cara
antara lain ditimbun pada suatu tempat, diolah kembali kemudian dibuang dan
dibakar.[ CITATION Ang14 \l 1033 ]
Limbah B3 dapat diklasifikasikan sebagai zat bahan yang mengandung satu atau
lebih senyawa,[ CITATION Ang14 \l 1033 ] :
28
Zat atau bahan tersebut diatas diklasifikasikan sebagai limbah B3 karena memenuhi
satu atau lebih karakteristik limbah B3 berikut[ CITATION Ang14 \l 1033 ] :
Limbah mudah meledak, yaitu limbah yang pada suhu dan tekanan standar
(250 C, 760 mmHg) dapat meledak dan atau fisika dapat menghasilkan gas
dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan
sekitarnya.
Limbah mudah terbakar, yaitu limbah yang mempunyai salah atu sifat
berikut:
1. Limbah berupa cairan yang mengandung alkohol yang mengandung alkohol
kurang dari 24% volume dan atau pada titik nyala tidak lebih dari 40 0C
(1400F) akan menyala apabila terjadi kontak dengan api, percikan api, atau
sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg.
29
2. Limbah bukan berupa cairan, yang pada temperatur dan tekanan standar
(250C, 760mmHg) dapat mudah menyebabkan kebakaran melalui gesekan,
penyerapan uap air, atau perubahan kimia secara spontan dan apabila terbakar
dapat menyebabkan kebakaran yang terus menerus.
3. Merupakan limbah yang bertekanan yang mudah terbakar.
4. Merupakan limbah pengoksidasi.
Limbah yang bersifat reaktif, yaitu limbah yang mempunyai salah satu sifat
berikut,[ CITATION Ang14 \l 1033 ] :
1. Limbah yang pada keadaan normal tidak stabil dan dapat menyebabkan
perubahan tanpa peledakan.
2. Limbah yang dapat bereaksi hebat dengan air.
3. Limbah yang apabila bercsmpur dengan air berpotensi menimbulkan ledakan,
menghasilkan gas, uap, atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan
bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
4. Merupakan limbah sianida, sulfida, atau amonia yang pada kondisi pH antara
2 dan 12,5 dapat menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang
membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
5. Limbah yang mudah meledak atau bereaksi pada suhu dan tekanan standar
(250C, 760mmHg).
6. Limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepas atau menerima oksigen
atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi.
Limbah beracun, yaitu limbah yang mengandung pencemar yang bersifat
racun bagi manusia atau lingkungan yang dapat menyebabkan kematian atau
sakit yang serius apabila masuk kedalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau
mulut.
Limbah yang menyebabkan infeksi, yaitu limbah kedokteran, limbah dari
laboratorium atau limbah lainnya yang terinfeksi kuman penyakit yang dapat
menular.
Limbah bersifat korosif, yaitu limbah yang mempunyai salah satu sifat
berikut:
30
Berbagai produk yang dapat menjadi limbah B3,[ CITATION Ary12 \l 1033 ] yaitu:
Produk Automotif, contoh: bahan bakar, oli kendaraan, aki, dan pembersih
kendaraan.
Produk untuk pemeliharaan rumah, contoh: cat, pewarna, pengencer cat.
Pestisida, contoh: insektisida, racun tikus dan kamper.
Pembersih rumah, contoh: pembersih lantai, pemutih, pengkilap oven
Produk lainnya, contoh: baterai, kosmetik, dan pemoles sepatu.
penyakit akibat kerja serta terciptanya tenaga kerja yang sehat, aman, efesien dan
produktif.[ CITATION Bud16 \l 1033 ]
Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 100 orang atau
lebih dan atau mempunyai potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik
proses bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti:
peledakan, kebakan, pencemaran dan penyakit akibat kerja, wajib menerapkan
SMK3
Sistem manajemen K-3 wajib dilaksanakan oleh Pengurus, Pengusaha dan
seluruh tenaga kerja sebagai suatu ketentuan.
Kewajiban perusahaan tersebut di atas adalah :
- Menetapkan kebijakan K3 dan menjamin komitmen terhadap penerapan
SMK3.
- Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan K3.
- Menerapkan kebijakan K3 secara efektif dengan mengembangkan
kemampuan dan mekanisme dan pendukung yang diperlukan mencapai
kebijakan, tujuan dan sasaran K3.
- Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja K3 serta melakukan
tindakan perbaikan dan pencegahan.
- Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Secara berkesinambungan
dengan tujuan meningkatkan keselamatan kerja.
Standar Personil
Untuk mencapai masyarakat tenaga kerja yang sehat, selamat dan produktif,
diperlukan standar kualifikasi tertentu. Kualifikasi tersebut adalah [ CITATION Bud16 \l
1033 ]:
1. Operator boiler
2. Pengemudi forklift
3. Operator crane
4. Pekerja yang menangani bahan kimia berbahaya
34
35
Faktor Bising
Faktor Kimia
Faktor Biologi
Sanitasi
1. Dari manakah sumber air yang digunakan untuk kakus para karyawan?
2. Bagaimana kualitas airnya?
3. Apakah terdapat tempat sampah diarea perusahaan? Dimana saja ?
4. Bagaimana kondisi mesin yang diguakan dalam proses industry ?
5. Bagaimana cara menjaga kebersihan mesin industry?
36
Limbah
1. Jenis limbah apa saja yang dihasilkan oleh perusahaan ini?
2. Apakah limbah yang dihasilkan dapat didaur ulang?
3. Apakah ada tim khusus yang menangani limbah?
Petugas K3
1. Apakah perusahaan bapak/ibu memiliki petugas dalam bidang K3?
2. Apakah petugas K3 tersebut memiliki double job?
3. Apakah para petugas K3 tersebut selalu melakukan pengawasan dan evaluasi
secara ruti n?
4. Bagaimana pembagian petugas K3 di perusahaan bapak/ibu?
5. Bagaimana struktur organisasi K3 di perusahaan bapak/ibu?
6. Kapan saja para petugas K3 tersebut bertugas?
7. Apa saja kejadian yang pernah terjadi di perusahaan bapak/ibu yang
berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja?
8. Apakah ada dokter perusahaan yang bekerja di perusahaan bapak/ibu?
9. Apakah perusahaan mengadakan penyuluhan tentang bahaya kerja yang
ditujukan untuk para pekerja?
BAB III
Berdasarkan hasil pengamatan iklim kerja menggunakan alat ukur area heat stress
meter QT-32 3m diperoleh data pekerja dengan kategori kerja sedang sebagai berikut
NAB
Lama waktu
Parameter Kerja
N pengambilan
Lokasi Sedang
o
Ta0 Tw0 Tg0 RH WBGT
C C C % In0C
G. B. Baku
1 31,4 24,8 33,6 54 27,2 ≤26,7 1 menit
1
G. B. Baku
2 31,5 24,4 32,2 53 26,8 ≤26,7 1 menit
2
3 Printing 31,9 25 32,9 55 27,3 ≤26,7 1 menit
4 Embos 31,9 24,2 32,6 52 26,7 ≤26,7 1 menit
5 Sewing 31,3 24,6 32,1 53 26,9 ≤26,7 1 menit
6 Assembling 31,8 25,4 33 54 27,7 ≤26,7 1 menit
7 Packing 30,5 26 32,5 55 27,1 ≤26,7 1 menit
Merk : Lutron
Type : LX – 1108
37
38
Kebisingan yang ada di bagian produksi dan kantor berasal dari berbagai
macam sumber, seperti mesin-mesin produksi, aktivitas cutting, emboss, printing,
sewing, assembling, dering telpon, serta perbincangan diantara tenaga karja. Suara-
suara yang ditimbulkan selain mesin produksi menyebabkan bising secara tidak
langsung dan suara tersebut tidak kontinu.
39
No Kebisingan (dBA)
Lokasi NAB (dBA) Sumber Bising
. dalam waktu 1 menit
Gudang
1. 56,7 85
bahan baku
Ruang 76 / 91 (4000 detik dalam
2. 85 Mesin cutting
Produksi 8 jam)
Embosh /
70 85
sablon
77 85 Sewing / jahit
84 85 Mesin press
76 85 Assembling
3. Finishing 70 85
Tidak ada pemantauan pemeriksaan kesehatan berkala untuk mengecek efek paparan
bagi tubuh. dan masih dinilai kurang ventilasi untuk peletakan bahan kimia.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada PT. Primarindo terhadap hygiene
industri faktor biologi terdapat beberapa permasalahan yang menjadi sumber
penyakit. Beberapa bagian di tempat produksi tidak bersih dan menjadi tempat
pertumbuhan bagi mikroorganisme. Pada beberapa alat produksi yang jarang terpakai
terdapat jamur. Alat tersebut disimpan di tempat produksi yang masih sering
digunakan oleh karyawan. Alat-alat tersebut menjadi kotor dan berkarat. Para
karyawan sering meletakan benda lain yang sering dipakai di atas alat yang berjamur.
Hazard biologi lain yang dapat timbul pada tempat produksi ditimbulkan oleh
sampah yang menjadi sumber pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri dan virus.
Tempat sampah ditempatkan di samping meja produksi tanpa penutup sampah. Selain
itu disamping tempat pekerja terdapat tempat menyimpan makanan dan minuman
yang menyatu dengan sampah-sampah sisa makanan.
merangkap bekerja sebagai pekerja yang membuat produk sepatu, sehingga petugas
K3 bukan petugas yang memiliki kemampuan khusus dalam bidang K3. Para petugas
K3 juga terbagi berdasarkan tempat kerja atau area kerja, yaitu area gudang bahan
baku, gedung printing, gedung cutting, gedung sewing, gedung assembling, gedung
pengecekan, dan gedung packing. Pada beberapa gedung dapat ditemukan struktur
organigram petugas K3 di papan pengumuman, namun ada juga beberapa gedung
yang tidak memiliki struktur organigram petugas K3, sehingga kami tidak
mengetahui ada atau tidaknya petugas K3 di gedung tersebut. Para petugas tersebut
dibagi menjadi tim pemadam, tim evakuasi, tim P2K3, dan tim HSEC. Para petugas
K3 bertugas pada jam kerja saja, yaitu dari jam 07.30 – 16.30.
3.8 Limbah
b. Padat
Limbah yang dihasilkan seluruhnya hanya limbah padat. Limbah padat
tersebut tidak dikelola oleh pihak perusahaan sendiri, tetapi dilakukan kerja
sama dengan LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat). Limbah
dikumpulkan dalam keranjang yang nantinya akan di angkut oleh truk dari
pihak LPM setiap pukul 09.00 dan 12.00. LPM yang selanjutnya melakukan
daur ulang limbah.
c. Cair
Dikumpulkan kedalam bejana tertutup kemudian di berikan kepada pihak kedua
sebagai penampung untuk diolah agar tidak mencemari lingkungan.
BAB IV
Iklim Kerja
Diketahui hasil pengukuran Wet Bulb Globe Temperatur (WBGT) / Indeks Suhu
Basah dan Bola (ISBB) adalah sebagai berikut :
Faktor Penerangan
44
45
(ditutup) guna untuk mengatasi suhu yang panas yang dapat menyebabkan
munculnya percikan api yang dapat menginisiasi proses kebakaran. Menurut HRD
PT. Primarindo Asian Infrastruktur. Tbk perusahaan ini telah melakukan standarisasi
penerangan sesuai dengan nilai ambang batas dan dilakukan pemeliharaan secara
berkala
Dengan tidak adanya hasil pengukuran yang melebihi nilai ambang batas
maka wilayah kerja tersebut aman untuk dilakukan aktivitas kerja tanpa ada
pengendalian dan pencegahan kebisingan. Sampai saat ini tidak ada tenaga kerja yang
memiliki masalah mengenai kebisingan ataupun masalah kesehatan yang diakibatkan
oleh kebisingan. Dari pihak perusahaan pun tidak ada medical check up kesehatan
pendengaran. Sehingga dari pengamatan tidak ada yang menggunakan APD untuk
kebisingan seperti ear plug.
Faktor Kimia
Ada yang masker tanpa sarung tangan, ada yang menggunakan sarung tangan namun
hanya tangan kanan saja. APD tersebut diberikan oleh pihak perusahaan, baik yang
sekali pakai atau yang dapat dipakai terus-menerus. Dalam hal ini, resiko timbulnya
PAK maupun PAHK yang ditimbulkan dari bahan kimia berbahaya sangat mungkin
terjadi.
Faktor Biologi
Berdasarkan hazard atau bahaya yang ditimbulkan oleh faktor biologi di ruang
produksi berupa pertumbuhan mikroorganisme jamur di alat yang tidak terpakai
untuk proses produksi, sampah yang menjadi sumber pertumbuhan bagi
mikroorganisme patologis. Maka dari itu solusi yang dapat dilakukan untuk
mengurangi risiko sumber bahaya biologi pada produksi tersebut dengan cara
membersihkan jamur pada alat produksi dan memindahkan atau menyimpan alat yang
sudah tidak digunakan di tempat lain yang aman dan tidak bersamaan dengan alat
yang masih digunakan. Selain itu, menyediakan tutup bagi tempat sampah yang
terbuka.
Faktor biologi dan juga bahaya-bahaya lainnya di tempat kerja dapat dihindari
dengan pencegahan antara lain dengan :
Sanitasi
Pemecahan masalah pembahasan
Limbah
Berdasarkan hasil pengamatan mengenai limbah, diketahui kondisi dari alat
pengangkut limbah, terkesan seadanya dan kurang memadai sehingga dikhawatirkan limbah
yang diangkut tercecer saat diangkut ke lokasi pengolahan limbah di LPM. Dengan demikian,
solusi yang disarankan untuk mengurangi hal tersebut adalah dengan menggunakan alat
penutup pada alat pengangkut.
Kesimpulan
- Nilai ambang batas dari pencahayaan, kebisingan, dan iklim kerja masih
dalam standar yang ditentukan oleh Pereaturan Pemerintah sehingga wilayah
kerja tersebut sejauh ini resikonya lebih kecil dengan potensi bahaya relatif
bisa teratasi. Asumsi kebisingan tertinggi yang melewati NAB kebisingan
sebesar 91 dBA, dengan paparan 4000 detik per 8 jam yang bersifat
intermitten sehingga paparan hanya sekitar 66 menit dalam 8 jam kerja.
Sehingga para karyawan tidak memerlukan pengendalian dan pencegahan
kebisingan.
- Terdapat sumber bahaya biologi di ruang produksi tersebut
- Kesimpulan untuk kebersihan lingkungan perusahaan sudah cukup baik, tetapi
harus diperhatikan kembali mengenai aspek sanitasi industri yang baik untuk
suatu perusahaan untuk menjaga kesehatan para karyawan.
- Masih rendahnya kesadaranuntuk menggunakan APD pada karyawan.
Saran
50
- Memberikan pelatihan khusus mengenai penanganan K3 di perusahaan
kepada para petugas K3.
- Bekerja sama dengan puskesmas atau klinik disekitar tempat kerja, untuk
mengadakan pemeriksaan prakerja, berkala, dan khusus.
- Perlu dilakukan penyuluhan tentang cara pemakaian APD yang benar oleh
petugas K3, agar para pekerja terhindar dari paparan zat kimia. [ CITATION
Hid16 \l 1033 ]
51
DAFTAR PUSTAKA
52