Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Era globalisasi yang semakin modern membuat kemajuan zaman dan
teknologi berkembang sangat pesat. Kemudahan yang didapatkan semua orang
dapat menimbulkan dampak positif maupun negatif, tidak terkecuali dalam bidang
tranportasi. Kemajuan teknologi dalam bidang transportasi membuat segala
aktivitas manusia menjadi lebih mudah dan efisien,berbagai macam jenis
kendaraan dengan teknologi canggih dan cepat sangat mudah untuk dinikmati
semua orang. Transportasi yang semakin modern yang dapat dinikmati semua
orang telah banyak digunakan untuk keperluan aktivitas sehari-hari, salah
satunya digunakan untuk pulang pergi dari dan ke tempat kerja. Aktivitas
berkendara sehari-hari dapat menimbulkan banyak hal yang tidak pernah kita duga
yang terjadi secara tiba-tiba (Dinanjaya, 2015).
Tindakan mempersiapkan alat-alat keselamatan atau alat pertolongan
pertama menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan sehingga dapat
meminimalisir keadaan yang lebih parah saat terjadi kecelakaan. Kecelakaan lalu
lintas (KLL) adalah penyebab kematian kedelapan dan salah satu masalah
kesehatan masyarakat. KLL juga menjadi penyebab kematian utama pada
kelompok umur produktif 15-29 tahun. Di Regional Asia Tenggara terdapat
124.7 kendaraan terdaftar per 1000 populasi, jumlah tertinggi terdapat di
Negara Thailand dengan 412.1, diikuti 303.2 di Indonesia dan 189.6 di
SriLanka. Jumlah proporsi kendaraan terkecil terdapat di Timor Leste dengan 8.6
kendaraan per 1000 populasi. Namun, perbandingan ini tidak dapat dijadikan acuan
untuk memperkirakan rata-rata kematian karena kecelakaan lalu lintas. Sebagai
contoh, Inggris memiliki rata-rata 565 kendaraan untuk setiap 1000 populasi namun
angka kematian karena kecelakaan lalu lintas-nya rendah yaitu 5.4 kematian per
100,000 populasi. Fakta ini menggarisbawahi pentingnya melibatkan faktor lain
seperti manajemen keselamatan jalan yang layak, peraturan perundang undangan,
penegakan hukum dan kelengkapan keselamatan pada kendaraan. Faktor-faktor ini
bergantung pada sistem peraturan, status ekonomi dan kebijakan politik di masing-
masing negara (WHO, 2013).
Kecelakaan yang terjadi di jalan raya mempunyai angka yang sangat tinggi
dan telah banyak menyumbang korban jiwa maupun korban yang mengalami
kecacatan permanen. Menurut data tahun 2007, 85% korban meninggal akibat
kecelakaan di dunia berada di negara – negara berkembang, sedangkan jumlah
kendaraan di negara berkembang hanya sebanyak 32% dari jumlah kendaraan
yang ada di dunia. Data dari WHO juga menunjukan tingkat kecelakaan
transportasi jalan dikawasan Asia Pasifik memberikan kontribusi sebesar 44% dari
total kecelakaan didunia. Setiap tahunnya, sepuluh dari jutaan orang yang
mengalami kecelakaan menderita kecacatan. Jika masalah ini berlanjut tanpa ada
perubahan atau tindak lanjut yang serius, maka diprediksi kecelakaan lalu lintas
akan menjadi penyebab kematian terbesar kelima ditahun 2030 ( Hariyanto 2010,
dalam Arini, 2012).
Indonesia merupakan negara dengan keselamatan terburuk se-ASEAN
(ADB, 2006). Masih tingginya angka kecelakaan di jalan disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu kelalain pengendara, kondisi kendaraan, dan infrastruktur jalan,
serta faktor lain yang tidak kalah penting adalah proses pertolongan pertama pada
kecelakaan. Data ditingkat dunia yang dikeluarkan Belanda menyebutkan, satu dari
empat korban kecelakaan lalu lintas cederanya makin serius akibat kesalahan
tindakan petugas penyelamat.
Tingkat kecelakaan di provinsi gorontalo sangat tinggi
Kesalahan tindakan yang dilakukan oleh petugas penyelamat dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya kurangnya pengetahuan dalam
penanganan pertolongan pertama atau tidak tersedianya alat bantu dalam
melakukan tindakan pertolongan pertama. Banyaknya jenis kendaraan yang
digunakan oleh masyarakat dan tingginya angka kecelakaan kendaraan
bermotor di jalan raya membuat pemerintah mengeluarkan aturan-aturan yang
bertujuan untuk menertibkan penggunaan kendaraan dijalan raya serta untuk
menekan angka kecelakaan dijalan raya. Aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah
ini juga dapat digunakan masyarakat sebagai sarana panduan dalam berkendara,
salah satunya adalah panduan tentang alat keselamatan yang digunakan dalam
berkendaraan serta perlengkapan lainnya (Anwar, 2013).
Perlengkapan keselamatan atau kesehatan yang harus digunakan dalam
sebuah kendaraan khususnya kendaraan roda empat atau mobil penumpang
adalah tersedianya kotak pertolongan pertama atau yang kita kenal dengan P3K.
Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2012 tentang
Kendaraan, dimana pada paragraf 3 tentang perlengkapan pasal 34 yang
berbunyi, perlengkapan sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (2) huruf b,
selain sepeda motor terdiri atas :sabuk keselematan, ban cadangan, segititga
pengaman, dongkrak, pembuka roda, helm dan rompi pemantul cahaya bagi
pengemudi kendaraan bermotor roda empat atau lebih yang tidak memiliki rumah-
rumah, dan peralatan pertolongan pertama pada kecelakaan.
Gawat darurat dapat terjadi pada siapa saja, kapan saja dan dimana
saja, maka penanganan-penanganan pasien gawat darurat harus dapat
dilakukan oleh orang-orang yang terdekat dengan korban seperti masyarakat
awam, awam khusus, serta petugas kesehatan sesuai dengan kompetisinya.
Penanganan gawat darurat memiliki konsep “time saving is life and limb saving”.
Tindakan yang dilakaukan dalam penanganan gawat darurat haruslah cepat, tepat,
dan cermat sesuai dengan standart yang ada karena untuk menyelamatkan jiwa
dan anggota gerak pasien dan haruslah sistematik dan berskala prioritas. Jika
terjadi kegawatdaruratan di jalan, maka yang pertama memberikan pertolongan
adalah orang terdekat disekitar korban, bukan hanya petugas kesehatan
(Amirudin, 2007).
Perilaku siapsiaga dalam segala hal sangat dibutuhkan untuk menghadapi
segala sesuatu yang mungkin terjadi tidak terkecuali kecelakaan dijalan raya.
Penyediaan alat-alat keselamatan didalam kendaraan sangat penting untuk
mengahadapi segala kemungkinan yang terjadi pada saat berkendara, salah
satunya adalah first aid kit atau tempat yang berisi alat-alat untuk pertolongan
pertama pada saat terjadi kecelakaan.
“Dan infakkanlah (hartamu) dijalan Allah dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri)
dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuat baiklah. Sungguh, Allah
menyukai orang-orang yang berbuat baik”. Albaqarah (195).

Ayat Alquran Surah Albaqarah (195) tersebut menjelaskan segala sesuatu yang
diciptakan oleh Allah SWT diberikan kepada manusia untuk dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya. Manusia sebagai makhluk yang diberi akal dan kemampuan dari
semua makhluk hidup ciptaan-Nya diberi peringatan untuk tidak melakukan
kerusakan dengan perbuatannya (perilaku tidak aman) dimana dengan
beriperilaku tidak aman tersebut akan menciptakan kondisi yang dapat
membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain dan juga terhadap kelangsungan
hidup ciptaan-Nya yang lain (lingkungan hidup).
Hasil survei pendahuluan yang dilakukan pada pengemudi mobil
dilingkungan kampus Universitas Muhammadiyah Gorontalo didapatkan bawha dua
dari enam pengemudi tidak menyediakan first aid kit didalam mobil mereka,
sedangkan pengendara mobil yang menggunakan first aid kit baru mengetahui
posisi first aid kit didalam mobil mereka sendiri setelah dilakukan pemeriksaan dan
sebelumnya tidak mengetahui posisi first aid kit didalam mobil mereka. Pengemudi
yang lain meskipun sudah menyediakan first aid kit didalam mobil mereka tetapi
tidak memperhatikan isi dari first aid kit didalam mobil mereka.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang didapatkan identifikai masalah sebagai berikut :
1. Penyediaan first aid kit dalam mobil belum tersedia
2. Dosen belum mengetahui letak penyimpanan first aid kit
3. Penggunaan first aid kit tidak pernah digunakan dalam kecelakaan
4. Sosialisasi penggunaan first aid kit belum pernah dilakukan di kampus
Universitas Muhammadiyah Gorontalo
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas diatas, penulis tertarik untuk
menggali “Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku dosen Universitas
Muhammadiyah Gorontalo dalam penyediaan first aid kit di dalam mobil?”.
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dosen Universitas
Muhammadiyah Gorontalo dalam penyediaan first aid kit dalam mobil.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengaruh faktor pengetahuan pada dosen dalam perilaku
penyediaan first aid kit.
2. Untuk mengetahui pengaruh faktor pengalaman pada dosen dalam perilaku
penyediaan first aid kit.
3. Untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan fisik, sarana dan prasarana pada
dosen dalam perilaku penyediaan first aid kit.
1.5 Manfaat Penelitian
Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1.5.1 Manfaat Teoritis
Penyediaan first aid kit sangat diperlukan disetiap kendaraan untuk digunakan
sebagai alat pertolongan pertama pada kecelakaan
1.5.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil dari penelitianini diharapkan universitas untuk meningkatkan
kesiapsiagaan semua pegawai dalam berperilaku aman terutama dalam
berkendara.
2. Bagi Dosen
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang lebih
baik kepada dosen khusunya pengguna kendaraan roda empat tentang first aid
kit beserta isinya dan pentingnya penyediaannya di dalam mobil.
3. Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat membantu untuk memberikan gambaran bagi peneliti
selanjutnya untuk melakukan penelitian yang ada hubungannya dengan
penelitian ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 First Aid Kit


1. Pengertian First Aid Kit
First aid kit atau kotak pertolongan pertama adalah sebuah tempat atau wadah
yang berisi alat-alat pertolongan pertama yang dapat digunakan saat terjadi
keadaan darurat atau cidera pada seseorang dan untuk mencegah terjadinya
tingkat keparahan cidera yang lebih tinggi. First aid kit adalah perlengkapan yang
sebaiknya siap sedia baik itu di rumah, kantor, ataupun kendaraan sebagai
pertolongan pertama pada kecelakaan. Upaya pertolongan tersebut ditujukan
untuk mengurangi rasa sakit, menghambat kemungkinan dan keadaan yang
membuat korban semakin parah, memberikan jaminan keselamatan terhadap jiwa
korban dan sebagainya (detiklife.com).
First aid kit memang bukan media pengobatan, tujuannya adalah untuk
meringankan luka penderita, menjaga korban agar tidak menjadi lebih parah, dan
mendukung penyembuhannya. Korban kecelakaan dijalan raya sering kali tidak
tertangani dengan baik, padahal dengan adanya first aid kit standar, perdarahan
bisa dihentikan meskipun untuk sementara. Sambil menunggu pertolongan
pertama itu datang, jika kondisi memungkinkan Anda dapat melakukan pertolongan
pertama dengan menggunakan kotak P3K yang ada dalam mobil, jelas dr.
Anita Theresia dari klinik Pejuangan di Jakarta Barat dikutip dari Autobild.co.id.
Mempersiapkan peralatan P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan) atau
first aid kit adalah hal wajib dalam kegiatan berkendara, first aid kit pada umumnya
hanya digunakan ketika terjadi insiden. Kejadian ini membuat first aid kit jarang
tersentuh oleh pengguna. First aid kit perlu diperiksa rutin setidaknya 3 bulan
sekali, untuk mengecek konten didalamnya apakah masih dalam kondisi baik
atau sudah kadaluarsa (Dinanjaya, 2015).
2. Standart First Aid Kit
American College of Emergency Physician(2015) merekomendasikan first aid kit
harus terbuat dari bahan yang tahan air, terbuat dari wadah plastik yang kuat, dan
mudah terlihat dimana ia disimpan. Isi dari Setiap first aid kit yang
direkomendasikan adalah obat-obatan atau peralatan yang sesuai dengan
kebutuhan dan harus menyertakan buku panduan penggunaan first aid kit.First aid
kit harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memuat semua bahan atau alat-alat
dalam first aid kit, terbuat dari bahan yang dapat melindungi isinya dari debu,
kelembaban, dan kontaminasi dengan lingkungan luar.
3. Tujuan first aid
Pengetahuan first aid atau yang sering dikenal dengan istilah
pertolongan pertama merupakan poin penting untuk mencegah kecelakaan
pada anak usia dini. First Aidbertujuan untuk menyelamatkan nyawa atau
mencegah kematian, mencegah cacat yang lebih berat, dan menunjang
penyembuhan dengan mengurangi rasa sakit, takut dan mencegah infeksi
(Banfai, B, 2015).
4. Prinsip first aid
Menurut Andryan et,al (2013), prinsip first aid yang harus ditanamkan pada
petugas adalah:
a. Penolong mengamankan diri sendiri dahulu sebelum menolong.
b. Penolong harus bersikap tenang, jangan pernah panik. Saat melakukan
P3K penolong juga harus teliti, tanggap, dan tepat dalam melakukan
gerakan tanpa menambah kerusakan.
c. Amankan korban sehingga bebas dari bahaya.
d. Tandai tempat kejadian sehingga orang lain tahu ada kecelakaan disitu.
e. Emergency Call ketika kecelakan terjadi seperti ambulan, petugas medis atau
dokter, rumah sakit atau yang berwajib (polisi/keamanan setempat).
f. Tindakan pertolongan terhadap korban dalam urutan yang paling tepat
memperhatikan keadaan penderita apakah pingsan, ada perdarahan dan
luka, patah tulang, merasa sangat kesakitan dan lain- lain.
5. cara penggunaan first aid kit adalah:
1. Menyimpan daftar first aid kit, memeriksa tanggal kadaluarsa obat dan
mengganti barang jika ada yang hilang
2. Menyimpan first aid kit di rumah dan di mobil
3. Menyimpan first aid kit pada lokasi dimana orang dewasa dapat
menjangkaunya tetapi anak tidak mampu menjangkaunya
4. Memasang nomor telepon akses rumah sakit yang terdekat
5. Membawa first aid kit saat akan melakukan perjalanan.
Tabel 1: General Standart Item
General Standart Item
Jumlah Jenis Jumlah Jenis
1xpk 100 Perekat steril yang terpisah 1 Plester non
alergi

6 Pembalut steril untuk luka serius 1 Selimut hangat


2 Pembalut besar untuk luka 6 Larutan garan
steril 30 ml

2 Pembalut kecil untuk luka 1 Es


2 Pembalut luka kecil steril 1 Masker
3 Perban krep 1 Gunting
3 Perban segitiga 4 Pinset
6 Bantalan mata steril 1xpk Kantong
plastik

2 med, 2 Sarung tangan sekali pakai 1 Buku panduan


large PP

1x pk Peniti 1 Buku catatan


PP

Tabel 2: Eye Module


Eye Module (if applicable)

Jumlah Jenis Jumlah Jenis


3 Cuci mata 1 Pita perekat
6 Bantalan mata steril 1 Catatan PP (untuk cedera
Mata)

Tabel 3: Burns Module


Burns Module (if applicable)
Jumlah Jenis Jumlah Jenis
6 Pembalut luka bakar berbagai 1 Catatan PP
unutk (luka
ukuran bakar)
1 Kain bersih (penetup luka bakar)

Gambar 1. first aid kit yang direkomendasikan oleh OHS and Injury Management of
The University of Melbourne (2012).

2.2 Konsep Perilaku


2.2.1 Pengertian Perilaku
Perilaku adalah segenap manifestasi hayati individu dalam berinteraksi
dengan lingkungan, mulai dari perilaku yang paling nampak sampai yang tidak
tampak, dari yang dirasakan sampai paling yang tidak dirasakan (Okviana, 2015).
Perilaku merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta
interaksi manusia dengan lingkunganya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan,
sikap dan tindakan. Perilaku merupakan respon/reaksi seorang individu
terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya (Notoatmojo,
2010).Sedangkan menurut Wawan (2011) Perilaku merupakan suatu tindakan yang
dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari
maupun tidak.Perilaku adalah kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi.
Skiner (1938) dalam Notoatmodjo (2011) merumuskan bahwa perilaku
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari
luar). Pengertian ini dikenal dengan teori „S-O‟R” atau “Stimulus-Organisme-
Respon”. Respon dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Respon respondent atau reflektif
Adalah respon yang dihasilkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu. Biasanya
respon yang dihasilkan bersifat relatif tetap disebut juga eliciting stimuli.
Perilaku emosional yang menetap misalnya orang akan tertawa apabila
mendengar kabar gembira atau lucu, sedih jika mendengar musibah, kehilangan
dan gagal serta minum jika terasa haus.
2. Operan Respon
Respon operant atau instrumental respon yang timbul dan berkembang
diikuti oleh stimulus atau rangsangan lain berupa penguatan. Perangsang
perilakunya disebut reinforcing stimuli yang berfungsi memperkuat respon.
Misalnya, petugas kesehatan melakukan tugasnya dengan baik dikarenakan gaji
yang diterima cukup, kerjanya yang baik menjadi stimulus untuk memperoleh
promosi jabatan.
2.2.2 Jenis-jenis perilaku
Jenis-jenis perilaku individu menurut Okviana(2015):
1. Perilaku sadar, perilaku yang melalui kerja otak dan pusat susunan saraf,
2. Perilaku tak sadar, perilaku yang spontan atau instingtif,
3. Perilaku tampak dan tidak tampak,
4. Perilaku sederhana dan kompleks,
5. Perilaku kognitif, afektif, konatif, dan psikomotor.
2.2.3 Bentuk-bentuk perilaku
Menurut Notoatmodjo (2011), dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus, maka
perilaku dapat dibedakan menjadi dua.
1. Bentuk pasif /Perilaku tertutup (covert behavior)
Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup.
Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,
persepsi, pengetahuan atau kesadaran dan sikap yang terjadi pada seseorang
yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh
orang lain.
2. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau
praktik, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat orang lain.
2.1.4 Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku
Menurut teori Lawrance Green dan kawan-kawan (dalam Notoatmodjo, 2011)
menyatakan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu
faktor perilaku (behaviorcauses) dan faktor diluar perilaku (non behaviour causes).
Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor yaitu:
1. Faktor predisposisi (predisposing factors), yang mencakup pengetahuan,
sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.
a. Pengetahuan apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui
proses yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif,
maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting) daripada perilaku
yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang dalam hal
ini pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai tingkatan
(Notoatmodjo, 2012). Untuk lebih jelasnya, bahasan tentang pengetahuan akan
dibahas pada bab berikutnya.
b. Sikap Menurut Zimbardo dan Ebbesen, sikap adalah suatu predisposisi
(keadaan mudah terpengaruh) terhadap seseorang, ide atau obyek yang berisi
komponen-komponen cognitive, affective danbehavior (dalam Linggasari,
2011). Terdapat tiga komponen sikap, sehubungan dengan faktor-faktor
lingkungan kerja, sebagai berikut:
1) Afeksi (affect) yang merupakan komponen emosional atau perasaan.
2) Kognisi adalah keyakinan evaluatif seseorang. Keyakinan- keyakinan
evaluatif, dimanifestasi dalam bentuk impresi atau kesan baik atau buruk
yang dimiliki seseorang terhadap objek atau orang tertentu.
3) Perilaku, yaitu sebuah sikap berhubungan dengan kecenderungan
seseorang untuk bertindak terhadap seseorang atau hal tertentu dengan
cara tertentu (Winardi, 2015).
2. Faktor pemungkin (enabling factor), yang mencakup lingkungan fisik, tersedia
atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana keselamatan kerja,
misalnya ketersedianya alat pendukung, pelatihan dan sebagainya.
3. Faktor penguat (reinforcement factor), faktor-faktor ini meliputi undang-
undang, peraturan-peraturan, pengawasan dan sebagainya menurut
Notoatmodjo (2014). Sedangkan faktor yang dapat mempengaruhi perilaku
menurut Sunaryo (2004) dalam Hariyanti (2015) dibagi menjadi 2 yaitu
4. Faktor Genetik atau Faktor Endogen
Faktor genetik atau faktor keturunan merupakan konsep dasar atau modal
untuk kelanjutan perkembangan perilaku makhluk hidup itu. Faktor genetik
berasal dari dalam individu (endogen), antara lain:
a. Jenis Ras
Semua ras di dunia memiliki perilaku yang spesifik, saling berbeda dengan yang
lainnya, ketiga kelompok terbesar yaitu ras kulit putih (Kaukasia), ras kulit hitam
(Negroid) dan ras kulit kuning (Mongoloid).
b. Jenis Kelamin
Perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara berpakaian dan
melakukan pekerjaan sehari-hari, pria berperilaku berdasarkan pertimbangan
rasional. Sedangkan wanita berperilaku berdasarkan emosional.
c. Sifat Fisik
Perilaku individu akan berbeda-beda karena sifat fisiknya.

d. Sifat Kepribadian
Perilaku individu merupakan manifestasi dari kepribadian yang dimilikinya
sebagai pengaduan antara faktor genetik dan lingkungan. Perilaku manusia
tidak ada yang sama karena adanya perbedaan kepribadian yang dimiliki
individu.
e. Bakat Pembawaan
Bakat menurut Notoatmodjo (2014) dikutip dari William B. Micheel (1960)
adalah kemampuan individu untuk melakukan sesuatu lebih sedikit sekali
bergantung pada latihan mengenai hal tersebut.
f. Intelegensi
Intelegensi sangat berpengaruh terhadap perilaku individu, oleh karena itu kita
kenal ada individu yang intelegensi tinggi yaitu individu yang dalam
pengambilan keputusan dapat bertindak tepat, cepat dan mudah. Sedangkan
individu yang memiliki intelegensi rendah dalam pengambilan keputusan akan
bertindak lambat.
Perilaku manusia terdiri dari tiga aspek, yakni aspek fisik, psikis, dan sosial. Dapat
ditarik kesimpulan bahwa perilaku manusia sebenarnya merupakan refleksi dari
berbagai gejala kejiwaan, seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat,
motivasi, persepsi, sikap, dan sebagainya, dan apabila ditelusuri lebih lanjut gejala
kejiwaan tersebut ditentukan atau dipengaruhi oleh berbagai faktor lain, diantaranya
Notoadmodjo (2014) adalah
1) Faktor Pengalaman
Pengalaman adalah sesuatu yang pernah dialami, dijalani, dirasa, ditanggung dan
sebagainya (KBBI). Penelitian yang dilakukan oleh M. Ridho (2012) faktor
pengalaman tidak memiliki peran penting dalam perilaku pemakaian helm pada
pengendara motor di kawasan Depok. Seseorang yang memiliki pengalaman buruk
saat berkendara dapat mempengaruhi perilaku seseorang untuk lebih aman dan
hati-hati saat berkendara (Arini,2012). Seseorang yang mempunyai pengalaman
berkendar lebi dari sembilan tahun dan pernah mengalami kecelakaan cenderung
berperilaku aman dalam berkendara dibandingkan dengan seseorang yang
mempunyai pengalaman berkendara kurang dari sembilan tahun, hal ini
menunjukan bahwa pengalaman mempengaruhi seseorang dalam berperilaku
(Indah, 2014).
2) Faktor Keyakinan
Menurut Supriyanto dalam Aminudin (2013) Keyakinan dalah pola pengetahuan
yang terorganisir bahwa seseorang memperoleh kebenaran tentang dunianya atau
sesuatu yang dianggapnya benar dan baik.
3) Llingkungan fisik, utamanya sarana dan prasarana
Lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang berada disekitar seseorang yang
dapat mempengaruhinya dalam menjalankan tugas-tugas atau berperilaku,
misalnya suhu, udara, penerangan, keamanan, kebersihan, dan lain-lain (Nawawi,
2001). Lingkungan fisik merupakan salah satu faktor ekstern yang mempunyai
peran dalam pembentukan perilaku seseorang Menurut Notoadmojo (2003).
Lingkungan juga berpengaruh terhadap persepsi pembentukan perilaku, penelitian
yang dilakukan oleh M Ridho (2012) seseorang yang berada dalam lingkungan
yang baik memiliki persepsi risiko yang baik dan pada akhirnya seseroang tersebut
memiliki perilaku yang baik untuk menggunakan helm dalam mengendarai
sepeda motor, hal ini juga tergambar dalam hasil penelitian yang dilakukan di
kota Samarinda, Lingkungan fisik yang kurang baik juga dapat
mempengaruhi perilaku seseorang, misalnya kondisi jalan dan lalu lintas yang
kurang baik dapat mempengaruhi perilaku pengendara motor untuk tidak
mematuhi peraturan berlalulintas (Dini, 2013).
4) Budaya Masyarakat
Budaya adalah sekumpulan nilai, norma, dan simbol yang menghasilkan perilaku
manusia dan juga dapat menghasilkan suatu hasil karya. Budaya dapat
terbentuk dari perilaku umum dan sikap mental yang ada baik dari individu maupun
kelompok. Kebijakan-kebijakan yang diterapkan pada suatu tempat atau wilayah
juga dapat mempengaruhi perilaku seseroang, penelitian yang dilakukan oleh Indah
(2014) menemukan bahwa tidak adanya kebijakan keselamatan berkendara
mempengaruhi perilaku aman berkendara dari mahasiswa. Kebudayaan
merupakan salah satu faktor ekstern yang mempengaruhi terbentuknya perilaku
seseorang Menurut Notoadmojo (2014).
5) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan aspek penting dalam pembentukan perilaku, dengan
pengatahuan yang baik juga dapat menimbulkan perilaku yang baik. Namun
pengetahuan yang baik tidak selalu menimbulkan perilaku yang baik, hal ini dapat
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah teman atau rekan sebaya
(Yusuf, 2002 dalam Ayu, 2013).
Penelitian yang dilakukan oleh Arini (2012) Pengetahuan juga menjadi salah
satu faktor yang mempengaruhi seseorang dalam berperilaku. Rendahnya
pengetahuan tentang regulasi berkendara mempengaruhi perilaku pengendara
untuk berkendara yang aman, pengendara yang mempunyai pengetahuan
yang baik cenderung memiliki perilaku berkendara yang aman sedangkan
pengendara yang mememiliki pengetahuan yang buruk cenderung berperilaku
tidak aman saat berkendara. Pengetahuan adalah hasil tahu dan terjadi setelah
seseorang melakukan penginderaan pada suatu objek. Pengindraan dapat
dilakukan dengan cara melihat, mendengar, mencium, merasa, atau meraba.
Sebagian besar pengetahuan diperoleh dari penginderaan mata dan telinga.
Pengetahuan terdiri dari enam tingkatan (Notoatmojo, 2010).
a) Tahu (know)
Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu permasalahan atau materi yang
telah dipelajari atau dialami sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan
tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari oleh rangsangan yang diterima. Tahu ini
merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah.
b) Memahami (comprenhension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar mengenai suatu benda atau permasalahan yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan hal tersebut secara benar.
c) Aplikasi (aplication)
Aplikasi adalah suatu kemampuan untuk menggunakan yang telah didapat pada
situasi dan kondisi yang sama

d) Analisi (analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau objek
kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisai
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis memiliki arti sebagai suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penelitian terhadap suatu materi atau objek.

2.3 Penelitian Relevan


Tabel 4. Penelitian Relevan
No Nama Peneliti Judul Persamaan Perbedaan
dan Tahun
1 Hermansyah Faktor-faktor yang Metode 1. Variable
(2016)
mempengaruhi perilaku penelitian penelitian
dosen Universitas menggunakan yaitu
Muhammadiyah
Deskriptif pengetahuan
Yogyakarta dalam
dengan pengalaman
penyediaan first aid kid
pendekatan dan
didalam mobil
crosectional lingkungan
study fisik
2. Tempat
penelitian
2 Arini Febriana Faktor Resiko yang 1. Penelitian
(2012)
Beshubungan Dengan ini bersifat
Perilaku Tidak Aman deskriptif
Pengendara Ojek
dengan
Stasiun Citayam, Depok mengguna
Tahun 2012 kan
metode
kualitatif
2. Teknik
pengumpul
an data
dilakukan
dengan
observasi
dan
wawancara
.
3 Muhammad Hubungan Persepsi Penelitian ini Varibael
Ridho (2012)
Risiko Keselamatan penelitian
menggunakan
Berkendara Dengan yaitu variable
metode
Perilaku Memakai Helm
social,
Pada Mahasiswa
kuantitatif
lingkungan
Universitas Indonesia
dan
Depok Tahun
pengetahuan
2012
2.4 Kerangka Teori

Pengetahuan Perilaku Penggunaan First Aid


Kit adalah
1. Tahu
1. Menyimpan daftar first
2. Memahami
aid kit, memeriksa
3. Aplikasi
tanggal kadaluarsa obat
4. Analisis
dan mengganti barang
5. Sintesis
jika ada yang hilang
6. Evaluasi
2. Menyimpan first aid kit di
rumah dan di mobil
Faktor Pengalaman 3. Menyimpan first aid kit
1. Penggunaan kendaraan pada lokasi dimana orang
2. Pengalaman kecelakaan dewasa dapat
menjangkaunya tetapi anak
tidak mampu
menjangkaunya
4. Memasang nomor telepon
Lingkungan Fisik dipengaruhi
akses rumah sakit yang
oleh sebuah perilaku yang baik
dalam penggunaan alat atau terdekat
bahan dalam kendaraan
5. Membawa first aid kit saat
akan melakukan perjalanan.

Gambar 1. Keragka Teori ( Notoatojo, 2010, Arini 2012, Indah 2014,)


2.5 Kerangka Konsep
Faktor yang mempengaruhi Perilaku

1. Faktor Pengetahuan
Perilaku penyediaan first aid kit
2. Faktor Pengalaman
didalam mobil
3. Faktor Lingkungan Fisik

Gambar 2. Kerangka Konsep

2.6 Hipotesis
terdapat hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dengan
perilaku penyediaan first aid kit didalam mobil pada dosen UMGo
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan waktu penelitian


Penelitian ini akan dilakukan di Universitas Muhammadiyah Gorontalo dan akan
dilaksanakan pada bulan Juli – agustus 2021
3.2 Desain Penelitian
Penelitian ini ingin mengetahui tentang faktor apa saja yang mempengaruhi
perilaku dosen UMGo dalam penyediaan first aid kit didalam mobil. Jenis penelitian
ini adalah jenis deskriptif kuantitatif, dengan pendekatan cross sectional, yaitu
penelitian menggunakan pengamatan sekali saja (Point Time Approach) (Nursalam,
2013).
3.3 Variabel Penelitia
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu faktor yang
mempengaruhi perilaku, dan terdiri dari sub-sub variabel yaitu faktor pengetahuan,
faktor keyakinan, sosial budaya, pengalaman, dan lingkungan fisik.
3.4 Definisi Operasional
1. First aid kit adalah tempat atau wadah yang digunakan untuk menyimpan alat-
alat atau obat-obatan pertolongan pertama yang dapat digunakan pada saat
kejadian kecelakaan.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dosen Universitas
Muhammadiyah Gorontalo yang memiliki mobil dalam penyediaan first aid kit
didalam mobil yaitu:
a) Pengetahuan
Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui oleh pengendara mobil yaitu
dosen FKIK UMY tentang peraturan dan keselamatan dalam berkendara.
Pengetahuan diukur dengan menggunakan skala ordinal, yaitu pengetahuan tinggi:
76-100%, sedang: 56-75%, rendah: <56%.
b) Pengalaman
pengalaman adalah suatu hal yang pernah dialami atau dirasakan atau dilihat oleh
pengendara mobil dalam hal ini dosen selama aktivitasnya berkendara atau ketika
bepergian dengan mengendarai mobil. Pengalaman diukur dengan menggunakan
skala ordinal yaitu baik: 76- 100%, cukup: 56-75%, kurang: <56%. b)
c) Lingkungan fisik, sarana dan prasarana, serta sumber-sumber daya Lingkungan
fisik, sarana dan prasarana,
serta sumber-sumber daya adalah suatu kondisi atau fasilitas yang ada serta
mendukung atau tidak mendukung untuk penyediaan first aid kit didalam mobil.
Lingkungan diukur dengan menggunakan skala ordinal yaitu, baik: baik: 76-100%,
cukup: 56-75%, kurang: <56%.
3.5 Populasi dan Sampel
1. populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah dosen tetap FKIK Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta yang berjumlah …… orang.
2. Sampel Penelitian
Jumlah sampel pada penelitian ini diambil sebanyak 25% (Arikunto, 2010)
dari jumlah populasi sehingga didapatkan total responden sebanyak 37 orang, dan
kemudian digenapkan menjadi 50 responden.
Sampel dalam penelitian ini adalah yang telah memenuhi kriteria inklusi penelitian.
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:
1. Dosen tetap FKIK UMY yang memiliki mobil pribadi.
2. Bersedia menjadi responden.
Kriteria Eksklusi dalam penelitian ini adalah:
1. Dosen yang sedang menempuh pendidikan diluar kota atau diluar negeri.
3.6 Tehnik Pengumpulan Data
3.6.1 Jenis Data
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh peneliti secara langsung dari
responden dengan menggunakan alat ukur sebagai sumber informasi yang dicari.
Dalam penelitian ini data primer diperoleh melalui kuesioner.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada.
Data sekunder biasanya berupa dokumen atau laporan yang sudah tersedia.
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari jurnal-jurnal penelitian terdahulu
dan data dari Universitas muhammadiyah Gorontalo
3.6.2 Instrumen Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan
menggunakan 2 kuesioner. Kuesioner pertama berisi tentang data demografi
responden yang terdiri dari nama atau inisial, jenis kelamin, dan usia.
Kuesioner kedua berisi sejumlah pertanyaan untuk mengetahui variabel yang diteliti
yaitu faktor yang mempengaruhi perilaku yang terdiri dari sub-sub variabel faktor
pengalaman, faktor keyakinan, faktor lingkungan fisik utamanya sarana dan
prasarana, faktor sosio-budaya masyarakat dan sumber- sumber daya, serta faktor
pengetahuan
3.7 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu :
1. Tahap Persiapan
a. Peneliti mengajukan surat permohonan penelitian dari jurusan keperawatan
kepada kepala KESBANGPOL Provinsi Gorontalo dengan judul factor-faktor
yang mempengaruhi perilaku dosen UMGo dalam penyediaan first aid kit didalam
mobil.
b. Peneliti mengajukan surat permohonan permintaan informasi mengenai data
jumlah dosen yang memiliki kendaraan pribadi
c. Peneliti mengajukan surat permohonan observasi awal dari jurusan Keprawatan
ke tempat penelitian di Universitas Muhammadiyah Gorontalo.
d. Peneliti menghubungi Kepala bidang kepegawaian untuk pengambilan jumlah
dosen yang memiliki kendaraan pribadi
e. Peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada pemilik mobil
2. Tahap Pelaksanaan
a. Peneliti memperkenalkan diri kepada responden, selanjutnya memberikan
penjelasan tentang maksud dan tujuan dalam penelitian ini serta pemberian
informed consent yang diberikan secara menyeluruh kepada semua responden di
UMGo
b. Peneliti melakukan pembagian kuesioner kepada responden.
c. Responden mengisi kuesioner yang telah dibagikan oleh peneliti
d. Peneliti mengumpulkan kuesioner yang telah dibagikan kepada responden.
3.8 pengolahan data
Pengolahan data dilakukan dengan cara
1. Editing
Dilakukan untuk meneliti kembali setiap daftar kuesioner yang telah dilakukan.
Proses ini meliputi kesesuain pengisian, kesalahan penghitungan dan pengisian
dan ketepatan pengukuran.
2. Coding
Coding dilakukan agar mempermudah analisa dari jawaban-jawaban yang
ada dan dilakukan dengan kode yang telah ditetapkan.
3. Skoring
Untuk pemberian nilai sesuai skor yang telah ditentukan oleh peneliti. Jawban
(YA) pada pertanyaan favorable diberi skor 1 dan unvaforable diberi skor 0,
sedangkan jawaban (TIDAK) pada pertanyaan favorable diberik skor 0 dan
jawaban (YA) diberik skor 1.
3.9 Hipotesis Penelitian
Ha : Terdapat hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dengan
perilaku penyediaan first aid kit didalam mobil pada dosen UMGo
H0 : Tidak terdapat hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
dengan perilaku penyediaan first aid kit didalam mobil pada dosen UMGo
3.10 Analisis Data
Analisa data dilakukan dengan tujuan untuk dapat menarik suatu kesimpulan
dengan menggunakan bantuan program komputer, meliputi:
1. Analisa univariat
Menggunakan analisa univariat dengan tabel distribusi responden serta untuk
mendiskripsikan masing-masing variabel seperti faktor pengalaman, faktor
keyakinan, faktor lingkungan fisik utamanya sarana dan prasarana, faktor sosio-
budaya masyarakat dan sumber-sumber daya, serta faktor pengetahuan.

2. Analisa bivariat
Analisa bivariat pada penelitian ini dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkorelasi. Dalam analisis ini dapat dilakukan pengujian
statistik Chi Square (X).
3.11 Etika Penelitian
Menurut Putra (2012) Ada beberapa etika yang harus diperhatikan dalam penelitian
keperawatan, yaitu sebagai berikut :
1. Informed Consent atau lembar persetujuan penelitian
yaitu suatu bentuk persetujuan anatara peneliti dengan rasponden penelitian
dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut diberikan
sebelum penelitian dilakukan dengan menyodorkan lembar persetujuan untuk
menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti
maksud dan tujuan penelitian mengetahui dampaknya.
2. Anonimity atau tanpa nama
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan
dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembaran alat ukur, dan hanya menuliskan
kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan
3. Confidentiality atau kerahasiaan
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan
hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua
informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiannya oleh peneliti, hanya
kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai