PENDAHULUAN
Ayat Alquran Surah Albaqarah (195) tersebut menjelaskan segala sesuatu yang
diciptakan oleh Allah SWT diberikan kepada manusia untuk dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya. Manusia sebagai makhluk yang diberi akal dan kemampuan dari
semua makhluk hidup ciptaan-Nya diberi peringatan untuk tidak melakukan
kerusakan dengan perbuatannya (perilaku tidak aman) dimana dengan
beriperilaku tidak aman tersebut akan menciptakan kondisi yang dapat
membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain dan juga terhadap kelangsungan
hidup ciptaan-Nya yang lain (lingkungan hidup).
Hasil survei pendahuluan yang dilakukan pada pengemudi mobil
dilingkungan kampus Universitas Muhammadiyah Gorontalo didapatkan bawha dua
dari enam pengemudi tidak menyediakan first aid kit didalam mobil mereka,
sedangkan pengendara mobil yang menggunakan first aid kit baru mengetahui
posisi first aid kit didalam mobil mereka sendiri setelah dilakukan pemeriksaan dan
sebelumnya tidak mengetahui posisi first aid kit didalam mobil mereka. Pengemudi
yang lain meskipun sudah menyediakan first aid kit didalam mobil mereka tetapi
tidak memperhatikan isi dari first aid kit didalam mobil mereka.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang didapatkan identifikai masalah sebagai berikut :
1. Penyediaan first aid kit dalam mobil belum tersedia
2. Dosen belum mengetahui letak penyimpanan first aid kit
3. Penggunaan first aid kit tidak pernah digunakan dalam kecelakaan
4. Sosialisasi penggunaan first aid kit belum pernah dilakukan di kampus
Universitas Muhammadiyah Gorontalo
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas diatas, penulis tertarik untuk
menggali “Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku dosen Universitas
Muhammadiyah Gorontalo dalam penyediaan first aid kit di dalam mobil?”.
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dosen Universitas
Muhammadiyah Gorontalo dalam penyediaan first aid kit dalam mobil.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengaruh faktor pengetahuan pada dosen dalam perilaku
penyediaan first aid kit.
2. Untuk mengetahui pengaruh faktor pengalaman pada dosen dalam perilaku
penyediaan first aid kit.
3. Untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan fisik, sarana dan prasarana pada
dosen dalam perilaku penyediaan first aid kit.
1.5 Manfaat Penelitian
Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1.5.1 Manfaat Teoritis
Penyediaan first aid kit sangat diperlukan disetiap kendaraan untuk digunakan
sebagai alat pertolongan pertama pada kecelakaan
1.5.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil dari penelitianini diharapkan universitas untuk meningkatkan
kesiapsiagaan semua pegawai dalam berperilaku aman terutama dalam
berkendara.
2. Bagi Dosen
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang lebih
baik kepada dosen khusunya pengguna kendaraan roda empat tentang first aid
kit beserta isinya dan pentingnya penyediaannya di dalam mobil.
3. Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat membantu untuk memberikan gambaran bagi peneliti
selanjutnya untuk melakukan penelitian yang ada hubungannya dengan
penelitian ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 1. first aid kit yang direkomendasikan oleh OHS and Injury Management of
The University of Melbourne (2012).
d. Sifat Kepribadian
Perilaku individu merupakan manifestasi dari kepribadian yang dimilikinya
sebagai pengaduan antara faktor genetik dan lingkungan. Perilaku manusia
tidak ada yang sama karena adanya perbedaan kepribadian yang dimiliki
individu.
e. Bakat Pembawaan
Bakat menurut Notoatmodjo (2014) dikutip dari William B. Micheel (1960)
adalah kemampuan individu untuk melakukan sesuatu lebih sedikit sekali
bergantung pada latihan mengenai hal tersebut.
f. Intelegensi
Intelegensi sangat berpengaruh terhadap perilaku individu, oleh karena itu kita
kenal ada individu yang intelegensi tinggi yaitu individu yang dalam
pengambilan keputusan dapat bertindak tepat, cepat dan mudah. Sedangkan
individu yang memiliki intelegensi rendah dalam pengambilan keputusan akan
bertindak lambat.
Perilaku manusia terdiri dari tiga aspek, yakni aspek fisik, psikis, dan sosial. Dapat
ditarik kesimpulan bahwa perilaku manusia sebenarnya merupakan refleksi dari
berbagai gejala kejiwaan, seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat,
motivasi, persepsi, sikap, dan sebagainya, dan apabila ditelusuri lebih lanjut gejala
kejiwaan tersebut ditentukan atau dipengaruhi oleh berbagai faktor lain, diantaranya
Notoadmodjo (2014) adalah
1) Faktor Pengalaman
Pengalaman adalah sesuatu yang pernah dialami, dijalani, dirasa, ditanggung dan
sebagainya (KBBI). Penelitian yang dilakukan oleh M. Ridho (2012) faktor
pengalaman tidak memiliki peran penting dalam perilaku pemakaian helm pada
pengendara motor di kawasan Depok. Seseorang yang memiliki pengalaman buruk
saat berkendara dapat mempengaruhi perilaku seseorang untuk lebih aman dan
hati-hati saat berkendara (Arini,2012). Seseorang yang mempunyai pengalaman
berkendar lebi dari sembilan tahun dan pernah mengalami kecelakaan cenderung
berperilaku aman dalam berkendara dibandingkan dengan seseorang yang
mempunyai pengalaman berkendara kurang dari sembilan tahun, hal ini
menunjukan bahwa pengalaman mempengaruhi seseorang dalam berperilaku
(Indah, 2014).
2) Faktor Keyakinan
Menurut Supriyanto dalam Aminudin (2013) Keyakinan dalah pola pengetahuan
yang terorganisir bahwa seseorang memperoleh kebenaran tentang dunianya atau
sesuatu yang dianggapnya benar dan baik.
3) Llingkungan fisik, utamanya sarana dan prasarana
Lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang berada disekitar seseorang yang
dapat mempengaruhinya dalam menjalankan tugas-tugas atau berperilaku,
misalnya suhu, udara, penerangan, keamanan, kebersihan, dan lain-lain (Nawawi,
2001). Lingkungan fisik merupakan salah satu faktor ekstern yang mempunyai
peran dalam pembentukan perilaku seseorang Menurut Notoadmojo (2003).
Lingkungan juga berpengaruh terhadap persepsi pembentukan perilaku, penelitian
yang dilakukan oleh M Ridho (2012) seseorang yang berada dalam lingkungan
yang baik memiliki persepsi risiko yang baik dan pada akhirnya seseroang tersebut
memiliki perilaku yang baik untuk menggunakan helm dalam mengendarai
sepeda motor, hal ini juga tergambar dalam hasil penelitian yang dilakukan di
kota Samarinda, Lingkungan fisik yang kurang baik juga dapat
mempengaruhi perilaku seseorang, misalnya kondisi jalan dan lalu lintas yang
kurang baik dapat mempengaruhi perilaku pengendara motor untuk tidak
mematuhi peraturan berlalulintas (Dini, 2013).
4) Budaya Masyarakat
Budaya adalah sekumpulan nilai, norma, dan simbol yang menghasilkan perilaku
manusia dan juga dapat menghasilkan suatu hasil karya. Budaya dapat
terbentuk dari perilaku umum dan sikap mental yang ada baik dari individu maupun
kelompok. Kebijakan-kebijakan yang diterapkan pada suatu tempat atau wilayah
juga dapat mempengaruhi perilaku seseroang, penelitian yang dilakukan oleh Indah
(2014) menemukan bahwa tidak adanya kebijakan keselamatan berkendara
mempengaruhi perilaku aman berkendara dari mahasiswa. Kebudayaan
merupakan salah satu faktor ekstern yang mempengaruhi terbentuknya perilaku
seseorang Menurut Notoadmojo (2014).
5) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan aspek penting dalam pembentukan perilaku, dengan
pengatahuan yang baik juga dapat menimbulkan perilaku yang baik. Namun
pengetahuan yang baik tidak selalu menimbulkan perilaku yang baik, hal ini dapat
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah teman atau rekan sebaya
(Yusuf, 2002 dalam Ayu, 2013).
Penelitian yang dilakukan oleh Arini (2012) Pengetahuan juga menjadi salah
satu faktor yang mempengaruhi seseorang dalam berperilaku. Rendahnya
pengetahuan tentang regulasi berkendara mempengaruhi perilaku pengendara
untuk berkendara yang aman, pengendara yang mempunyai pengetahuan
yang baik cenderung memiliki perilaku berkendara yang aman sedangkan
pengendara yang mememiliki pengetahuan yang buruk cenderung berperilaku
tidak aman saat berkendara. Pengetahuan adalah hasil tahu dan terjadi setelah
seseorang melakukan penginderaan pada suatu objek. Pengindraan dapat
dilakukan dengan cara melihat, mendengar, mencium, merasa, atau meraba.
Sebagian besar pengetahuan diperoleh dari penginderaan mata dan telinga.
Pengetahuan terdiri dari enam tingkatan (Notoatmojo, 2010).
a) Tahu (know)
Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu permasalahan atau materi yang
telah dipelajari atau dialami sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan
tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari oleh rangsangan yang diterima. Tahu ini
merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah.
b) Memahami (comprenhension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar mengenai suatu benda atau permasalahan yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan hal tersebut secara benar.
c) Aplikasi (aplication)
Aplikasi adalah suatu kemampuan untuk menggunakan yang telah didapat pada
situasi dan kondisi yang sama
d) Analisi (analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau objek
kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisai
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis memiliki arti sebagai suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penelitian terhadap suatu materi atau objek.
1. Faktor Pengetahuan
Perilaku penyediaan first aid kit
2. Faktor Pengalaman
didalam mobil
3. Faktor Lingkungan Fisik
2.6 Hipotesis
terdapat hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dengan
perilaku penyediaan first aid kit didalam mobil pada dosen UMGo
BAB III
METODE PENELITIAN
2. Analisa bivariat
Analisa bivariat pada penelitian ini dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkorelasi. Dalam analisis ini dapat dilakukan pengujian
statistik Chi Square (X).
3.11 Etika Penelitian
Menurut Putra (2012) Ada beberapa etika yang harus diperhatikan dalam penelitian
keperawatan, yaitu sebagai berikut :
1. Informed Consent atau lembar persetujuan penelitian
yaitu suatu bentuk persetujuan anatara peneliti dengan rasponden penelitian
dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut diberikan
sebelum penelitian dilakukan dengan menyodorkan lembar persetujuan untuk
menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti
maksud dan tujuan penelitian mengetahui dampaknya.
2. Anonimity atau tanpa nama
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan
dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembaran alat ukur, dan hanya menuliskan
kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan
3. Confidentiality atau kerahasiaan
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan
hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua
informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiannya oleh peneliti, hanya
kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
DAFTAR PUSTAKA