Anda di halaman 1dari 12

NAMA : RENDITA SATYA ASRIYANTI

NIM : P17240203039
TINGKAT : 2B
MATKUL : KMB 2
RANGKUMAN TM - 1
STROKE
Stroke adalah suatu penyakit deposit neurologis akut yang disabkan oleh gangguan pembuluh
darah otak yang terjadi secara mendadak dan menimbulkan gejala dan tanda yang sesuai
dengan daerah otak yang terganggu.
Stroke menempati kedudukan ketiga dalam dalam ukuran penebab kematian, setelah penyakit
jantung dan keganasan dinegara maju, dinegara sedang berkembang, selain itu jumlah yang
banyak angka kematiannya masih cukup tinggi.
Batasan yang dikemukakan oleh WHO Task Force in Stroke and Other
Cerebrovascular Disease tahun 1989, stroke secara klinis adalah sebagai berikut :
Stroke adalah disfungsi neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah dan
timbul secara mendadak atau cepat (dalam beberapa detik atau jam ) dengan gejala-gejala dan
tanda-tanda yang sesuai dengan daerah otak yang terganggu.
Di dalam praktek, stroke (bahasa inggris) umum di gunakan sebagai sinonim Cerebrow
Vascular Disease (CVD) dan Kurikilum Inti Pendidikan Dokter di Indonnesia ( KIPDI)
mengistilahkan stroke sebagai penyakit akibat gangguan peredaran darah otak (GPDO).
Klasifikasi Stroke
 Stroke iskemik
Stroke iskemik terjadi ketika gumpalan darah menyumbat aliran darah yang menuju otak.
Gumpalan darah ini paling sering disebabkan oleh aterosklerosis
 Stroke hemoragik
Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah otak pecah dan darah akan keluar ke
jaringan di sekitarnya. Perdarahan di dalam otak dinamakan perdarahan intraserebral.
Sedangkan perdarahan yang terjadi di lapisan antara otak dan tulang tengkorak disebut
perdarahan subarakhnoid.
 Transient Ischemic Attack (TIA)
Transient ischemic attack (TIA) disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah di otak, yang
bersifat sementara. Kondisi ini juga lebih dikenal dengan istilah stroke ringan.
Faktor Resiko Stroke :
Tidak Dapat Dimodifikasi Dapat Dimodifikasi
Umur Hipertensi
Jenis Kelamin DM
Ras / Bangsa Penyakit Jantung
Genetic Transient Ischemic Attack (TIA)
Obesitas
Hiperkolesterolemia
Merokok
Alcohol
Stress
Penyalahgunaan Obat

Gambaran Klinis Dan Diagnosa


Danger
 Dizziness or Unsteadiness (Rasa pening atau rasa tidak tetap pada tangan atau pada
tangan dan atau pandangan mata).
 A change in mental abilities (Suatu perubahan dalam kemampuan-kemampuan
mental)
 Numbness,weakness,or paralisys in the face,arm or leg on one side of the body (Mati
rasa, rasa lemah,atau lumpuh wajah, atau tungkai pada satu sisi tubuh).
 Garbled speech or inability to speak (Bicaranya kacau, atau kata katanya terbolak-
balik, atau ketidakmampuan untuk berbicara).
 Eye problem (Masalah-masalah mata) Penglihatan suram yang tiba-tiba pada satu
mata atau terjadi penglihatan ganda.
 Report to your doctor immediately (Laporkan pada dokter dengan segera karena
gejala-gejala ini pulih dengan cepat dan barangkali tidak akan ada peringatan kedua).
 Penegakan diagnosa dengan pemeriksaan CT SCAN, MRI, Pemeriksaan
Laboratorium, Pemeriksaan Neurologis
Registrasi Stoke
Salah satu masalah utama dalam mengetahui insidens sroke adalah tidak tersedianya data
yang didukung oleh sistem pencatatan yang baik dan berkasinambungan (registration
system).
Pengumpulan data yang kontinu dan tersedianya data yang siap pakai merupakan bagian
penting dari upaya untuk mengetahui keadaan stroke dan untuk melihat hal-hal baru, baik
klinik maupun epidemiologis, yang terjadi pada kejadian stroke. Sampai saat ini belum
dimiliki catatan (pencatatan dan pelaporan) stroke yang baik yang dilakukan di rumah sakit
maupun di masyarakat atau instansi.
Waktu Awitan Stroke
Serangan stroke adalah suatu keadaan darurat, keadaan yang mendahuluinya seringkali tidak
memberikan gambaran yang khas, demikian juga waktu kejadiannya tidak dapat di ramalkan.
Karena itu perlu diketahui pada keadaan-keadaan mana yang segera diikuti dengan awitan
stroke dan kapan awitan stroke paling sering terjadi.
Patofisiologi Stroke Ischemic
Iskemik otak adalah suatu keadaan dimana terdapat gangguan pemasokan darah ke otak yang
membahayakan fungsi euron. Infark otak terjadi jika ada daerah otak yang iskemik menjadi
nekrosis akibat berkurangnya suplai darah sampai pada tingkat lebih rendahdan titik kritis
yang diperlukan untuk kehidupan sel sehingga disertai gangguan fungsional dan struktural
yang menetap.
Terdapat 2 penyebab utama infark otak yaitu trombus dan emboli. Kebanyakan kasus infark
otak terjadi setelah adanya trombosis pada pembuluh darah yang aterosklerotik. Dengan
demikian thrombosis menyerang individu-individu yang memiliki satu atau lebih faktor risiko
yang memacu terbentuknya terosklerosis.
Penelitian epidemiologi menunjukkan hipertensi dijumpai pada 50-70% pasien stroke.
Hubungan Hipertensi & Stroke
Hipertensi merupakan faktor utama penyebab stroke, terutama ishemic stroke dimana tekanan
darah yang tinggi dapat menyebabkan tegangan dan kerusakan pada pembuluh darah yang
menuju ke otak, sehingga pembuluh darah mudah tersumbat dan aliran darah ke otak terhenti.
Hipertensi juga dapat menyebabkan hemorrhagic stroke karena tekanan darah yang terlampau
tinggi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah di otak.
Pencegahan Primordial Stroke
 Promosi kesehatan seperti kampanye bahaya rokok terhadap stroke dengan membuat
selebaran atau poster
 Program pendidikan kesehatan masyarakat dengan memberikan informasi tentang
stroke pada media cetak maupun elektronik
Pencegahan Primer
 Menghindari : Rokok, stress, alkohol, kegemukan, konsumsi garam berlebihan, obat-
obatan
 Mengurangi : Kolesterol dan lemak dalam makanan
 Mengendalikan : Hipertensi, DM, penyakit jantung dan penyakit vaskular
 Menganjurkan konsumsi gizi yang seimbang seperti, makan banyak sayuran, buah-
buahan, ikan minimalkan junk food
 Berolah raga secara teratur
Pencegahan Sekendur
 Obat-obatan : Asetosal, antikoagulan oral bagi penderita dengan faktor resiko jantung,
clopidogrel
 Modifikasi gaya hidup dan faktor risiko stroke, misalnya mengkonsumsi obat
antihipertensi yang sesuai pada penderita hipertensi, mengkonsumsi obat
hipoglikemik pada penderita diabetes, diet rendah lemak dan mengkonsumsi obat
antidislipidemia pada penderita dislipidemia, berhenti merokok, berhenti
mengkonsumsi alkohol, hindari kelebihan berat badan dan kurang gerak.
 Rehabilitasi Fisik
 Rehabilitasi Mental
 Rehabilitasi Sosial
Penelitian
 Menurut penelitian Tsong Hai Lee di Taiwan pada tahun 1997-2001, terdapat 264
orang penderita stroke iskemik pada usia 18-45 tahun, yang disebabkan oleh
kelebihan lemak, merokok, hipertensi dan riwayat stroke
 Berdasarkan data penderita stroke yang dirawat oleh Pusat Pengembangan dan
Penanggulangan Stroke Nasional (P3SN) RSUP Bukittinggi pada tahun 2002,
terdapat 501 pasien, yang terdiri dari usia 20-30 tahun sebesar 3,59%, usia 30-50
tahun sebesar 20,76%, usia 51-70 tahun sebesar 52,69% dan usia 71-90 tahun sebesar
22,95%
SISTEM PERSYARAFAN
Anamnesis
Pengkajian merupakan salah satu urutan/bagian dari proses keperawatan yang sangat
menentukan keberhasilan asuhan keperawatan yang diberikan. Tanpa pengkajian yang baik,
maka rentetan proses selanjutnya tidak akan akurat, demikian pula pada pasien dengan
gangguan persarafan.
 Riwayat Kesehatan
Tujuan diperolehnya riwayat kesehatan klien adalah menentukan status kesehatan saat
ini dan masa lalu dan memperoleh gambaran kapan mulainya penyakit yang diderita
saat ini.
 Data Biografi
Termasuk diantaranya adalah identitas klien, sumber informasi (klien sendiri atau
orang terdekat/significant other).
 Keluhan utama
Perawat memperoleh gambaran secara detail pada kondisi yang utama dialami klien.
Memperoleh informasi tentang perkembangan, tanda-tanda dan gejala-gejala
 Riwayat kesehatan masa lalu
Mencakup penyakit yang pernah dialami sebelumnya, penyakit infeksi yang dialami
pada masa kanak-kanak, engobatan, periode perinatal, tumbuh kembang, riwayat
keluarga, riwayat psikososial dan pola hidup.
Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksan fisik sehubungan dengan sistem persarafan untuk mendeteksi gangguan
fungsi persarafan. Dengan cara inspeksi, palpasi dan perkusi menggunakan refleks
hammer. Pemeriksaan pada sistem persarafan secara menyeluruh meliputi : status
mental, komunikasi dan bahasa, pengkajian saraf kranial, respon motorik, respon
sensorik dan tanda-tanda vital
 Secara umum dalam pemeriksaan fisik klien gangguan sistem persarafan
o Status mental
Masalah persarafan sering berpengaruh pada status mental, kadang-kadang perawat
mengalami kesulitan memperoleh riwayat kesehatan yang akurat langsung dari klien.
o Tingkat kesadaran
1. Alert : Composmentis / kesadaran penuh
2. Lethargic : Kesadaran
3. Dengan pertanyaan kompleks akan tampak bingung.
o Pemeriksaan syaraf cranial.
1. Test nervus I (Olfactory) fungsi penciuman.
2. Test nervus II ( Optikus) fungsi aktifitas fisual dan lapang pandang
o Fungsi sensorik
Pemeriksaan sensorik adalah pemeriksaan yang paling sulit diantara
pemeriksaan sistem persarafan yang lain,
o Fungsi motoric
Sistem motorik sangat kompleks, berasal dari daerah motorik di corteks
cerebri, impuls berjalan ke kapsula interna, bersilangan di batang traktus
pyramidal medulla spinalis dan bersinaps dengan lower motor neuron
o Aktivitas reflek
Pemeriksaan aktifitas refleks dengan ketukan pada tendon menggunakan
refleks hammer, reflek yang diperiksa:
1. Refleks patella (lutut)
2. Refleks biceps (siku)
3. Refleks triceps (lengan)
4. Refleks Achilles (kaki)
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium klinik merupakan hal yang rutin untuk dilaksanakan sebagai
sebagai bahan monitor atas reaksi pengobatan dan dampak klinis yang perlu penanganan
lanjut.
 Tujuan pemeriksaan laboratorium
1. Membantu menegakkan dx berbagai pemeriksaan serebri.
2. Mengkaji derajat proses radang.
3. Mengkaji kadar serum obat.
4. Mengkaji efekk pengobatan (misalnya efek diuretik osmotik seperti manitol).
 Hitung jenis darah lengkap. Meliputi: eritrosit, hematokrit, hemoglobin, dan
leukosit.
 Kadar elektrolit serum. Elektrolit serum dapat mempengaruhi prognosis klien
dengan gangguan serebri pada setiap kondisi apapun. Natrium serum mencerminkan
keseiambangan cairan relatif. Secara umum, hiponatremia menunjukkan kelebihan
cairan dan hipernatremia menunjukkan kekurangan cairan. Kalsium sangat penting
untuk koagulasi darah dan aktifitas neuromuskular.
 Kalium serum. Kalium serum dipengaruhi oleh fungsi ginjal dan dapat menurun
akibat bahan deuretiuka yang sering digunakan untuk merawat gagal jantung.
MENINGITIS
Definisi
Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medulla
spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur(Smeltzer, 2001).
Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari
mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza
dan bahan aseptis (virus)(Long,1996).
Etiologi
 Faktor predisposisi : jenis kelamin laki laki lebih sering dibandingkan dengan wanita
 Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir
kehamilan
 Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin.
 Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan dengan
system persarafan
Klasifikasi
 Meningitis serosa
Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak yang jernih.
Penyebab terserangnya adalah Mycobacterium tuberculosa
 Meningitis purulenta
Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan medula spinalis.
Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumonia (pneumokok), Neisseria meningitis
(meningokok), Streptococus haemolyticuss
Patofisiologi
Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti dengan septikemia, yang
menyebar ke meningen otak dan medulla spinalis bagian atas.
Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media, mastoiditis,
anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru, trauma kepala dan
pengaruh imunologis.
Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi meningitis. Infeksi
terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi dan dihubungkan dengan
meluasnya hemoragi (pada sindromWaterhouse-Friderichssen) sebagai akibat terjadinya
kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh meningokokus.
Manifestasi Klinis
 Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering Perubahan pada tingkat kesadaran
dapatterjadi letargik, tidak responsif, dan koma.
 Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sebagai berikut:
o Rigiditas nukal ( kaku leher ).
o Kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna
o Mengalami foto fobia
o Kejang
o Melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi,
o Pernafasan tidak teratur,
o Sakit kepala,
o Muntah dan penurunan tingkat kesadaran

Pemeriksaan Diagnostik
 Analisis CSS dari fungsi lumbal : Meningitis bakterial : tekanan meningkat, cairan
keruh/berkabut, jumlah sel darah putih dan protein meningkat glukosa meningkat,
kultur positip terhadap beberapa jenis bakteri.
 Meningitis virus : tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernih, sel darah putih
meningkat, glukosa dan protein biasanya normal, kultur biasanya negatif, kultur virus
biasanya dengan prosedur khusus.
 Glukosa serum : meningkat ( meningitis )
 LDH serum : meningkat ( meningitis bakteri )
 Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil( infeksi bakteri )
 Elektrolit darah : Abnormal .
 MRI/ skan CT : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran/letak
ventrikel; hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor
 Ronsen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi sumber infeksi intra kranial.
Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan pengobatan meningitis meliputi pemberian antibiotic yang mampu melewati
barier darah otak ke ruang subarachnoid dalam konsentrasi yang cukup untuk menghentikan
perkembangbiakan bakteri.
Baisanya menggunakan sefaloposforin generasi keempat atau sesuai dengan hasil uji
resistensi antibiotic agar pemberian antimikroba lebih efektif digunakan.
Komplikasi
Hidrosefalus obstruktif,MeningococcL Septicemia ( mengingocemia ) Sindrome water-
friderichen (septik syok, DIC,perdarahan adrenal bilateral) SIADH ( Syndrome Inappropriate
Antidiuretic hormone ),Efusi subdural, Kejang Edema dan herniasi serebral,Cerebral palsy,
Gangguan mental, Gangguan belajar, Attention deficit disorder.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN STROKE (CVA)
Definisi Stroke (Cedera Serebrospinal)
Stroke atau cedera serebrospinal (CVA), adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh
berhentinya suplay darah ke bagian otak. Sering ini adalah kulminasi penyakit
serebrovaskular selama beberapa tahun.
Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak secara fokal dan atau
global yang berlangsung 24 jam atau lebih yang dapat mengakibatkan kematian atau
kecacatan yang menetap lebih dari 24 jam tanpa penyebab lain kecuali gangguan pembuluh
darah otak (WHO, 1983).
Epidemiologi Stroke
Stroke adalah penyebab utama kecacatan pada orang dewasa. Empat juga orang Amerika
mengalami deficit neurologik akibat stroke, dua per tiga dari defisit ini bersifat sedang
sampai parah (National Stroke Association,2001). Kemungkinan meninggal akibat stroke
inisial adalah 30% sampai 35%, dan kemungkinan kecacatan mayor pada yang selamat
adalah 35% sampai 40% (Wolf et al., 2000). Sekitar sepertiga dari semua pasien yang
selamat dari stroke akan mengalami stroke berikutnya dalam 5 tahun, 5% sampai 14% dari
mereka akan mengalami stroke ulangan dalam tahun pertama.
Etiologi
Menurut Smeltzer (2001) stroke biasanya diakibatkan dari salah satu dari empat kejadian
yaitu:
a. Trombosis serebral
b. Embolisme serebral
c. Iskemia serebral
d. Haemorrhagi serebral
Faktor Resiko Pada Stroke
a. Hipertensi
b. Diabetes Mellitus
c. Penyakit Jantung
d. Hiperkolesterolemi
e. Obesitas
f. Kelainan pembuluh darah otak
Klasifikasi
Menurut Satyanegara (1998), gangguan peredaran darah otak atau stroke dapat
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a) Stroke Non Haemorrhagi/Iskemik/Infark
b) Stroke Haemorrhagi
Manifestasi Klinis
Stroke menyebabakan berbagai deficit neurologic, bergantung pada lokasi lesi (Pembuluh
darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adekuat, dan jumlah aliran
darah kolateral (skunder atau aksesori). Fungsi otak yang rusak tidak dapat membaik
sepenuhnya.
Komplikasi
Komplikasi stroke meliputi :
1. Hipoksia serebral.
2. Aliran darah serebral.
3. Embolisme serebral.
Pemeriksaan Penunjang
a. CT Scan
b. Angiografi serebral
c. Pungsi Lumbal
d. Ultrasonografi Dopler :
e. Sinar X Tengkorak :
Terapi Medis
1. Neuroproteksi
2. Antikoagulasi
3. Trombolisis Intravena
4. Trombolisis Intraarteri
5. Terapi Perfusi
6. Pengendalian Edema dan Terapi Medis Umum
Penatalaksanaan Stroke
 Pencegahan Primer Stroke
Pendekatan pada pencegahan adalah mencegah dan mengobati faktor-faktor resiko yang
dapat dimodifikasi. Hipertensi adalah faktor resiko paling prevalen, dan telah dibuktikan
bahwa penurunan tekanan darah memiliki dampak yang sangat besar pada resiko stroke.
 Pencegahan Sekunder Stroke
Pencegahan sekunder mengacu pada strategi untuk mencegah kekambuhan stroke.
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Aktifitas/istirahat
2. Sirkulasi
3. Integritas ego
4. Eliminasi
5. Makanan/cairan
6. Neurosensori
7. Nyeri/kenyamanan
8. Pernafasan
9. Keamanan
10. Interaksi social
Pemeriksaan Fisik
 Tanda – tanda vital yang meliputi tekanan darah, nadi, suhu dan pernafasan.
Pemeriksaan Neurologi
1. Fungsi serebral
2. Pengukuran GCS
3. Saraf cranial
4. Pemeriksaan motorik
5. Pemeriksaan sensorik
6. Status reflex
B. Diagnosa Keperawatan
Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan interupsi aliran darah: gangguan
oklusif, hemoragi, vasospasme serebral, edema serebral.
Intervensi
Diagnosa : Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan interupsi aliran darah:
gangguan oklusif, hemoragi, vasospasme serebral, edema serebral
kriteria hasil :
a. Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya mebaik, fungsi kognitif, motorik
dan sensorik
b. Mendemonstrasikan tanda-tanda vital stabil dan tak adanya tanda-tanda
peningkatan TIK
c. Menunjukkan tidak adanya kekambuhan deficit
INTERVENSI RASIONAL
Tentukan faktor-faktor yang berhubungan Mempengaruhi penetapan intrevensi.
dengan keadaan/penyebab khusus selama Kerusakan/kemunduran tanda/gejala
koma/penurunan perfusi serebral dan neurologis memerlukan tindakan
potensial terjadinya peningkatan TIK pembedahan dan atau pasien harus
dipindahkan ke ICU untuk melakukan
pemantauan terhadap peningkatan TIK
Pantau/cata status neurologis Mengetahui kecenderungan tingkat
sesering mungkin dan bandingkan kesadaran dan potensial peningkatan TIK
dengan keadaan normalnya dan mengetahui lokasi luas dan kemajuan
kerusakan SSP. Dapat menunjukkan TIA
yang merupakan tanda terjadi thrombosis
CVS baru
Pantau dan catat tanda-tanda
vital:

1. Adanya hipertensi/hipotensi 1) Variasi tekanan darah mungkin


terjadi karena tekanan/trauma
serebral pada daerah vasomotor
otak. Hipotensi dapat terjadi karena
syok, peningkatan TIK dapat terjadi
karena edema, adanya formasi
bekuan darah, dan tersumbatnya
arteri subklavia dapat dinyatakan
dengan adanya perbedaan tekanan
antara kedua lengan.

2. Frekuensi dan irama jantung, 2) Perubahan terutama adanya


auskultasi adanya murmur bradikardi dapat terjadi sebagai
akibat adanya kerusakan otak.
Disritmia/murmur mencerinkan
adanya penyakit jantung yang
mungkin menjadi pencetus stroke

3. Catat pola dan irama dari pernafasan 3) Ketidakteraturan pernafasan dapat


memberikan gambaran lokasi
kerusakan serebral/peningkatan TIK

4. Evaluasi pupil, catat ukuran, bentuk, 4) Reaksi pupil diatur oleh saraf cranial
kesamaan, dan reaksinya terhadap okulomotorius (III) dan berguna
cahaya dalam menentukan apakah batang
otak tersebut masih baik. Ukuran
dan kesamaan pupil ditentukan oleh
keseimbangan antara saraf simpatis
dengan parasimpatis. Respon
terhadap refleks cahaya merupakan
fungsi dari saraf optikus dan
okulomotorius

Anda mungkin juga menyukai