DOI: https://doi.org/10.31933/jemsi.v2i3
Received: 30 November 2020, Revised: 15 Desember 2020, Publish: 8 Februari 2021
Abstrak: Seiring berkembangnya waktu dan teknologi, persaingan dalam dunia bisnis semakin
kompetitif, terutama dengan masuknya sistem perdagangan bebas di suatu negara. Indonesia
adalah salah satu negara yang memungkinkan perdagangan bebas. Indonesia dan negara-negara
lain ASEAN telah sepakat untuk membuat kesepakatan tentang perdagangan bebas bernama
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Makalah ini dibuat dengan tujuan, yaitu menganalisis
kinerja keuangan PT Tempo Scan Pacific Tbk. (TSPC) dimana dibandingkan dengan total
industri berdasarkan Analisis Rasio Keuangan. Data yang digunakan adalah merupakan laporan
keuangan periode 2014-2019 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). PT Tempo Scan
Pacific Tbk, yakni TSPC telah memulai usaha perdagangan produk famasi sejak tahun 1953.
Adapun metode analisis data yang dilakukan di dalam penelitian ini adalah analisis statistik
deskriptif dan analisis rasio keuangan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur
dalam menilai kinerja keuangan PT Tempo Scan Pacific Tbk. (TSPC).
PENDAHULUAN
Di era globalisasi ini, Indonesia adalah salah satu negara yang dapat terjadinya
perdagangan bebas. Indonesia dengan negara ASEAN telah sepakat untuk membuat kesepakatan
tentang perdagangan bebas bernama Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat
Ekonomi ASEAN adalah integrasi ekonomi ASEAN dalam menghadapi perdagangan bebas
antara negara-negara ASEAN. Dimana kerjasama ASEAN ini mengarah pada pembentukan
komunitas ekonomi ASEAN sebagai integrasi ekonomi dari wilayah ASEAN yang stabil,
makmur dan sangat kompetitif. Yang bertujuan mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan
sosial dan pengembangan budaya. Adanya MEA di Indonesia membuat dunia bisnis terus
berupaya mengeluarkan kemampuan, inovasi, dan kemajuan terbaru sehingga usahanya dapat
bertahan bahkan berkembang di tengah-tengah sirkulasi produk impor di negara ini. Persaingan
yang semakin kompetitif membuat perusahaan memaksimalkan dan mengoptimalkan sumber
daya yang ada sehingga tetap mencapai tujuan organisasi. Kondisi keuangan dan hasil kinerja
perusahaan dapat tercermin dalam laporan keuangan suatu perusahaan, yang pada dasarnya
merupakan hasil dari kegiatan akuntansi perusahaan.
Secara umum, tujuan pembentukan perusahaan adalah dengan mengambil keuntungan
secara optimal. Perusahaan yang dapat menunjukkan keunggulan kompetitif akan medapatkan
keuntungan maksimal, dan dapat menangkap pangsa pasar yang tinggi dimana memiliki dampak
yang baik pada perusahaan itu sendiri, terutama d alam hal keuangan perusahaan. Manfaat yang
diperoleh akan berdampak positif pada kinerja keuangan suatu perusahaan. Kinerja keuangan
menunjukkan kondisi keuangan perusahaan yang diukur dengan alat analitis tertentu.
Salah satu cara untuk melihat kesehatan keuangan suatu perusahaan adalah mengamati laporan
keuangannya. Secara umum, investor akan menganalisis laporan keuangan perusahaan sebagai
inisasi pengambilan keputusan membuat keputusan untuk berinvestasi, dengan harapan bahwa
mereka akan mendapatkan kepemilikan maksimum dengan risiko minimal. Karena investor
harus menganalisis laporan keuangan perusahaan, sehingga nantinya akan memengaruhi
pengambilan keputusan tentang langkah-langkah investasi yang sesuai di masa depan pada
perusahaan teresebut. Ukuran yang sering digunakan untuk menganalisis kinerja keuangan suatu
perusahaan adalah laporan keuangan. Dengan menggunakan analisis laporan keuangan, investor
dapat menemukan pengembangan perusahaan saat ini dan masa depan sehingga dapat diketahui
sehat atau tidaknya kinerja keuangan suatu perusahaan.
Menurut Harahap (2013) laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil
usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan
merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan
cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu
komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada di
antara laporan keuangan. Rasio finansial atau rasio keuangan terdiri dari beberapa macam rasio
yang memiliki tujuan yang berbeda-beda, adapun empat di antaranya adalah Rasio Likuiditas,
Rasio Solvabilitas, Rasio Turnover Aset, dan Rasio Profitabilitas.
PT Tempo Scan Pacific Tbk. (TSPC) adalah salah satu perusahaan yang merupakan
anggota kelompok TEMPO yang mengawasi divisi farmasi. Unit bisnis anak perusahaan terdiri
dari pembuatan dan distribusi produk farmasi, kesehatan, kosmetik dan layanan distribusi.
Pacific Scan Tempo juga dikembangkan melalui divisi yang terdiri dari Divisi Farmasi, Divisi
Perawatan Pribadi, Divisi Kosmetik dan Dibantu dengan Divisi Pemasaran. PT Tempo Scan
Pacific Tbk. (TSPC) telah memulai usaha perdagangan produk farmasi sejak tahun 1953.
Perusahaan ini telah menghasilkan beberapa produk yang terkenal di pasaran, seperti Bodrex,
Hemaviton, Vidoran, NEO rheumacyl, My Baby dan beberapa produk lainnya. Perusahaan ini
memiliki 2 fasilitas pabrik yang cukup luas dan yang berlokasi di Cawang dan Cikarang.
Dalam perkembangannya, PT. Tempo Scan Pacific Tbk terus mengembangkan produk
yang berfokus pada obat bebas atau over the counter (OTC) yang merupakan andalan
perusahaan. Dalam divisi farmasi yang disebut kesehatan konsumen pharma, perusahaan dapat
berkontribusi sekitar Rp 1,76 triliun, setara dengan 30,4% dari total penjualan bersih perusahaan
pada tahun 2011. Untuk meningkatkan peningkatan laba perusahaan, Pacific Scan Tempo
berencana untuk berkembang produk suplemen yang merupakan kategori baru yang belum
diperlihatkan oleh pesaing. Munculnya wacana pengembangan suplemen ini datang dari gaya
hidup yang dilakukan oleh masyarakat sekarang cenderung lebih padat atau sibuk. Sehingga
suplemen menjadi jawaban untuk mengatasi masalah yang ada dalam masyarakat. Dengan
perusahaan ini menargetkan penjualan obat OTC sebesar 90% dan sisa obat etis (obat
berdasarkan resep). Produk Pacific Scan telah menyebar lebih dari 45,1% dari total pasar farmasi
nasional. Dengan kata lain, produk-produk perusahaan telah menguasai mayoritas pasar obat
nasional. Tidak hanya itu, produk yang dibuat oleh perusahaan juga telah mampu menembus
pasar internasional dengan mengimpor ke Malaysia, Filipina, Timur Tengah, Nigeria dan negara-
negara lain.
Berikut adalah Laporan Laba-Rugi yang diperoleh oleh PT Tempo Scan Pacific Tbk.
(TSPC) selama enam tahun terakhir yang dapat dilihat pada tabel 1.
TINJAUAN LITERATUR
Pengertian laporan keuangan menurut Sutrisno adalah hasil akhir dari proses akuntansi
yang meliputi dua laporan utama yakni neraca dan laporan laba-rugi. Laporan keuangan disusun
dengan tujuan untuk menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam mengambil keputusan dan sifatnya
sebagai pelengkap seperti laporan laba yang ditahan serta laporan sumber dan penggunaan dana
atau laporan perubahan posisi keuangan. “Laporan keuangan adalah hasil akhir dari suatu proses
pencatatan, pengelolaan dan pemerikasaan dari transaksi finansial dalam suatu badan usaha yang
dirancang untuk membuat keputusan baik dalam maupun luar perusahaan mengenai posis
keuangan dan hasil usaha perusahaan”. Priyati (2013). Neraca menunjukkan / menggambarkan
jumlah aset, liabilitas, dan ekuitas dari perusahaan pada tanggal tertentu. Sementara perhitungan
(laporan) laba-rugi menunjukkan hasil yang telah dicapai oleh perusahaan dan beban yang terjadi
selama periode tertentu, dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan
atau alasan yang menyebabkan perubahan dalam ekuitas perusahaan.
Laporan keuangan bertujuan memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan
dalam membuat keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga merupakan manifestasi dari
tanggung jawab manajemen untuk penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka
dalam mengelola suatu entitas (Hans, 2016). Laporan keuangan lengkap mencakup neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi
penjelasan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini.
Adapun tujuan daripada laporan keuangan menurut Kasmir (2016), yaitu sebagai berikut :
1. Memberikan informasi terpecaya mengenai jenis dan jumlah asset / properti yang
dimiliki perusahaan.
2. Memberikan informasi yang diperlukan mengenai jenis dan jumlah kewajiban serta
modal perusahaan.
3. Menyediakan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh dalam
periode tertentu.
4. Memberikan informasi akurat mengenai jumlah pembayaran dan jenis biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan dalam periode tertentu.
5. Memberikan informasi mengenai perubaha pada aset, kewajiban, dan modal suatu
perusahaan .
6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan pada suatu waktu.
7. Memberikan informasi tentang catatan pada laporan keuangan.
Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Menurut Irawati (2005), rasio keuangan adalah teknik analisis dalam bidang manajemen
keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi keuangan suatu perusahaan dalam
periode tertentu ataupun hasil-hasil usaha dari suatau perusahaan pada satu periode tertentu
dengan jalan membandingkan dua buah variabel yang diambil dari laporan keuangan perusahaan,
baik daftar neraca maupun laba rugi.
Menurut Irham Fahmi (2012), rasio keuangan atau financial ratioini sangat penting
gunanya untuk melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan.Bagi investor jangka
pendek dan menengah pada umumnya lebih banyak tertarik kepada kondisi keuangan jangka
pendek dan kemampuan perusahaan untuk membayar dividen yang memadai. Informasi tersebut
dapat diketahui dengan cara lebih sederhana yaitu dengan menghitung rasio-rasio keuangan yang
sesuai dengan keinginan.
Dari pemahaman di atas dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan adalah perhitungan
matematika yang dilakukan dengan membandingkan pos atau komponen tertentu dalam laporan
keuangan yang memiliki hubungan untuk yang nanti ditujukan untuk menunjukkan perubahan
dalam kondisi keuangan suatu perusahaan.
Selain tujuan laporan keuangan, laporan keuangan juga memiliki beberapa manfaat. Di
mana menurut Agus dan Martono (2010) laporan keuangan yang baik dan akurat dapat
memberikan manfaat antara lain dalam : (1) Pengambilan keputusan investasi; (2) Keputusan
pemberian kredit; (3) Penilaian aliran kas; (4) Penilaian sumber ekonomi; (5) Melakukan klaim
terhadap sumber dana; (6) Menganalisis perubahan yang terjadi terhadap sumber dana; (7)
Menganalisis penggunaan dana.
Keunggulan rasio keuangan menurut Irham Fahmi (2012) adalah sebagai berikut : (1)
Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistikyang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan; (2)
Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang
sangat rinci dan rumit; (3) Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang
disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit; (4) Mengetahui posisi perusahaan di
tengah industri lain; (5) Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model
pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score); (6) Menstandardisasi size perusahaan; (7)
Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat
perkembangan perusahaan secara periodic atau time series; (8) Lebih mudah melihat tren
perusahaan serta melakukan prediksi di masa yag akan datang.
Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Selain keunggulan analisis rasio di atas, teknik ini juga memiliki beberapa keterbatasan
yang harus diwujudkan ketika digunakan sehingga tidak ada kesalahan dalam penggunaannya.
Dalam praktiknya, walaupun rasio keuangan yang digunakan memiliki fungsi dan kegunaan
yang cukup banyak bagi perusahaan dalam mengambil keputusan, bukan berarti rasio keuangan
yang dibuat sudah menjamin kondisi dan posisi keuangan yang sesungguhnya. Artinya kondisi
sesungguhnya belum tentu terjadi seperti hasil perhitungan yang dibuat. Belum dapat dipastikan
menjamin kondisi dan posisi keuangan yang sebenarnya. Hal itu dikarenakan rasio-rasio
keuangan yang digunakan memiliki banyak kelemahan.
Ada beberapa keterbatasan analisis rasio keuangan menurut Irham Fahmi (2012) yaitu
sebagai berikut : (1) Penggunaan rasio keuanganakan memberikan pengukuran yang relatif
terhadap kondisi suatu perusahaan; (2) Analisis rasio keuangan hanya dapat dijadikan sebagai
peringatan awal dan bukan kesimpulan akhir; (3) Setiap data yang diperoleh yang dipergunakan
dalam menganalisis adalah bersumber dari laporan keuangan perusahaan; (4) Pengukuran rasio
keuangan banyak yang bersifat artificial.
Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Menurut Agus dan Martono (2010), terdapat enam rasio keuangan yang digunakan dalam
menganalisis laporan keuangan perusahaan, yaitu:
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio). Rasio yang menunjukkan hubungan antara kas
perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar. Rasio ini digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya yang harus
segera dipenuhi atau kewajiban jangka pendek. Rasio likuiditas dapat diukur dengan dua
rasio yaitu: (1) Current Ratio dan (2) Quick Ratio
2. Rasio Aktivitas (Activity Ratio). Rasio aktivitas dikenal juga sebagai rasio efisiensi, yaitu
rasio yang mengukur efisiesi perusahaan dalam menggunakan aset-asetnya. Rasio
aktivitas dapat diukur dengan tiga rasio yaitu: (1) Receivable Turnover; (2) Inventory
Turnover; dan (3) Total Asset Turnover.
3. Rasio Leverege (Leverage Ratio). Rasio yang mengukur seberapa banyak perusahaan
menggunakan dana dari hutang (pinjaman).
4. Rasio Profitabilitas (Profitabillity Ratio). Rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya. Rasio
profitabilitas dapat diukur dengan tiga rasio yaitu; (1) Net Profit Margin; (2) ROA; (3)
ROE.
Rasio Likuiditas
Sebuah perusahaan yang ingin menjaga kesinambungan kegiatan bisnisnya tentu harus
memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban keuangan yang segera dilunasi. Di mana dalam
menjalankan usahanya perusahaan harus dalam keadaan likuid. Untuk mengetahui perusahaan
tersebut likuid atau tidak dapat dilakukan dengan menganalisis rasio likuiditas. Berikut beberapa
pendapat mengenai rasio likuiditas menurut para ahli. Menurut Agus dan Martono (2010) bahwa
rasio likuiditas “Merupakan indikator kemampuan perusahaan untuk membayar atau melunasi
kewajiban-kewajiban finansialnya pada saat jatuh tempo dengan mempergunakan aktiva lancar
yang tersedia”.
Menurut Brigham dan Houston (2010) adalah “Rasio yang menunjukkan hubungan
antara kas dan aset lancar perusahaan lainnya dengan kewajiban lancarnya”. Selanjutnya rasio
likuiditas menurut Fahmi (2011) menyatakan bahwa : “Rasio likuiditas adalah kemampan suatu
perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu”. Berdasarkan pengertian
di atas maka dapat disimpulkan bahwa rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar semua kewajiban-kewajiban finansial dalam jangka pendeknya
atau kewajiban-kewajiban lancarnya pada saat jatuh tempo.
Adapun jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur
kemampuan, yaitu sebagai berikut :
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
Current Ratio atau ratio lancar adalah ukuran yang umum digunakan atas solvensi jangka
pendek, kemampuan suatu perusahaan memenuhi kebutuhan hutang ketika jatuh tempo.
Rasio lancar terdiri dari perhitungan rasio likuiditas yang cara perhitungannya paling
sederhana dengan perhitungan lainnya. Perhitungan rasio lancar bertujuan mengetahui
tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya dengan aktiva
lancar, yang dimana jenis aktiva ini dapat ditukar dengan kas dalam periode satu tahun.
Rumus Current Ratio yang digunakan sebagai berikut :
Current Ratio = Hutang Lancar : Aktiva Lancar x 100%
Cash Ratio atau rasio kas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa
besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Rumus cash ratio yang digunakan
sebagai berikut :
Cash Ratio = Kas+Bank : Hutang Lancar
4. Capital Structure
Adalah rasio yang dapat menunjukkan seberapa besar ekuitas atau modal yang dimiliki
perusahaan dibiayai atau berasal dari hutang jangka panjang. Semakin besar nilai rasio ini
artinya ekuitas atau modal yang dimiliki oleh perusahaan sebagian besar berasal dari
pinjaman atau hutang jangka panjang. Apabila perusahaan terlalu banyak memiliki
hutang jangka panjang maka akan semakin besar pula beban bunga yang ditanggung oleh
perusahaan, karena hutang jangka panjang memiliki presentase bunga yang cukup tinggi.
Oleh karena itu, semakin kecil nilai dari rasio ini maka akan semakin baik bagi suatu
perusahaan. Rumus capital structure yang digunakan adalah sebagai berikut :
Capital Structure = Perbandingan Utang Jangka panjang dengan Ekuitas
Rasio Aktivitas
Menurut Hery (2015), rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
tingkat efisiensi atas pemaanfaat sumber daya yang dimiliki perusahaan, atau untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Rasio ini dikenal juga
sebagai rasio pemanfaatan asset, yaitu rasio yang digunakan untuk menilai efektivitas dan
intensitas asset perusahaan dalam menghasilkan penjualan. (Kasmir, 2012). Rasio aktivitas dapat
mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan (penjualan, sediaan, penagihan
piutang, dan lainnya) atau rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan
aktivitas sehari-hari. Adapun jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio aktivitas antara lain :
1. Perputaran Piutang (Receivable Turnover)
Rasio Receivable Turnover dapat menunjukkan berapa kali piutang dapat berputar dalam
setahun. Semakin tinggi nilai Receivable Turnover atau perputaran piutang pada
perusahaan, artinya piutang yang dapat ditagih oleh perusahaan juga semakin banyak
sehingga akan memperkecil kemungkinan adanya piutang yang tidak tertagih serta akan
memperlancar arus kas. Oleh karena itu semakin tinggi nilai Receivable Turnover atau
perputaran piutang pada perusahaan akan semakin baik. Rumus Receivable Turnover
yang digunakan adalah sebagai berikut :
Receivable Turnover = Penjualan : Piutang
Inventory Turnover adalah rasio yang dapat menghitung perputaran persediaan serta
mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang perusahaan. Inventory
Turnover dapat menunjukkan berapa kali persediaan dapat berputar dalam satu tahun,
atau dapat juga dikatakan bahwa rasio ini dapat menunjukkan tingkat efisiensi dari
persediaan. Semakin tinggi nilai Inventory Turnover artinya perusahaan dapat menjual
persediaan secara maksimal sehingga tidak terjadi penumpukan persediaan di gudang,
selain itu tingginya nilai Inventory Turnover juga menunjukkan semakin tingginya
perputaran persediaan sehingga dana yang tertanam pada persediaan dapat berputar
kembali menjadi uang kas perusahaan. Oleh karena itu, semakin tinggi nilai Inventory
Turnover pada perusahaan maka semakin baik.
Rumus Inventory Turnover yang digunakan adalah sebagai berikut :
Inventory Turnover = HPP : Persediaan
2. Return On Asset
METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data Kualitatif
Menurut Sugiyono (2014), data kualitatif adalah data yang berbentuk kalimat, kata atau gambar.
Data kualitatif yang digunakan adalah teori-teori dan deksripsi umum. Yang dimana dalam
penelitian ini dilakukan di PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC). Data-data ini digunakan untuk
pengembangan analisis Rasio Keuangan dalam komparatif laporan keuangan PT Tempo Scan
Pasific Tbk, (TPSC).
b. Data Kuantitatif
Menurut Sugiyono (2014), data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif
yang diangkakan. Yang dimana data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah
laporan keuangan PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) dari tahun 2014-2019. Data-data ini
digunakan untuk mengetahui jumlah atau besaran dari analisis Rasio Keuangan dalam
komparatif laporan keuangan PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC).
1. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Sugiarto
(2017), data sekunder merupakan informasi yang diperoleh tidak secara langsung dari
narasumber melainkan dari pihak ketiga. Menurut Husein Umar (2013) data sekunder adalah
merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul
data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram- diagram.
Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh melalui internet, buku-buku, jurnal dan tesis yang
berhubungan dengan penelitian ini.
Metode Pengumpulan Data
CURRENT RATIO
4,00
3,00
2,00
1,00
0,00
2014 2015 2016 2017 2018 2019
TSPC 3,00 2,54 2,65 2,52 2,52 2,78
INDUSTRI 2,98 2,56 2,43 2,29 2,19 2,66
TSPC INDUSTRI
Dalam current ratio, apabila memiliki nilai >1 yang menunjukkan bahwa perusahaan
dianggap mampu memenuhi segala kewajiban jangka pendeknya. Apabila nilai current ratio <1
maka, perusahaan dianggap tidak mampu memenuhi segala kewajiban jangka pendeknya.
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa perbandingan current ratio PT Tempo
Scan Pasific Tbk, (TPSC) dengan total industri pharmaceutical bervariasi dari tahun ke tahun.
Oleh karena itu untuk hasil yang lebih akurat akan dilakukan rata-rata nilai current ratio selama
enam tahun. Hasil rata-rata nilai current ratio PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) sebesar 2,67
sedangkan total industri pharmaceutical sebesar 2,52. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai
current ratio PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) berada pada posisi lebih tinggi di bandingkan
dengan total industri pharmaceutical. Dapat disimpulkan bahwa PT Tempo Scan Pasific Tbk,
(TPSC) lebih baik di bandingkan total industri pharmaceutical.
QUICK RATIO
2,50
2,00
1,50
1,00
0,50
0,00
2014,00 2015,00 2016,00 2017,00 2018,00 2019,00
TSPC 2,15 1,81 1,83 1,78 1,78 2,06
INDUSTRI 2,13 1,84 1,72 1,67 1,58 1,99
TSPC INDUSTRI
Dalam quick ratio yang memiliki nilai >1 yang menunjukkan bahwa perusahaan
dianggap mampu memenuhi segala kewajiban jangka pendeknya. Apabila nilai quick ratio <1,
maka perusahaan dianggap tidak mampu memenuhi segala kewajiban jangka pendeknya.
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa perbandingan quick ratio PT Tempo Scan
Pasific Tbk, (TPSC) dengan total industri pharmaceutical bervariasi dari tahun ke tahun. Oleh
karena itu, untuk hasil yang lebih akurat akan dilakukan rata-rata nilai quick ratio selama enam
tahun. Hasil rata-rata nilai current ratio PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) sebesar 1,90
sedangkan total industri pharmaceutical sebesar 1,82. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai
current ratio PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) berada pada posisi lebih tinggi di bandingkan
dengan total industri pharmaceutical. Dapat disimpulkan bahwa PT Tempo Scan Pasific Tbk,
(TPSC) lebih baik di bandingkan total industri pharmaceutical.
TSPC INDUSTRI
Total debt ratio dapat menunjukkan seberapa besar aktiva yang dimiliki oleh perusahaan
dibiayai oleh hutang. Semakin besar nilai rasio ini artinya aktiva yang dimiliki oleh perusahaan
dibiayai atau dibeli dengan menggunakan hutang. Sehingga semakin besar nilai rasio ini maka
semakin besar pula risiko bagi para kreditur atau pihak yang memberikan pinjaman kepada
perusahaan.
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa perbandingan total debt ratio PT Tempo
Scan Pasific Tbk, (TPSC) perbandingan dengan total industri pharmaceutical bervariasi dari
tahun ke tahun. Oleh karena itu untuk hasil yang lebih akurat akan dilakukan rata-rata nilai Total
debt ratio selama enam tahun. Hasil rata-rata nilai Total debt ratio PT Tempo Scan Pasific Tbk,
(TPSC) sebesar 0,30 sedangkan total industri pharmaceutical sebesar 0,32. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa nilai total debt ratio PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) berada pada posisi
lebih rendah di bandingkan dengan total industri pharmaceutical. Dapat disimpulkan bahwa PT
Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) lebih baik di bandingkan total industri pharmaceutical.
TSPC INDUSTRI
Debt equity ratio dapat menunjukkan seberapa besar ekuitas atau modal yang dimiliki
oleh perusahaan dibiayai oleh hutang. Semakin besar nilai rasio ini artinya aktiva yang dimiliki
oleh perusahaan dibiayai atau dibeli dengan menggunakan hutang. Sehingga semakin besar nilai
rasio ini maka semakin besar pula risiko bagi pihak yang memberikan pinjaman kepada
perusahaan.
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa perbandingan debt equity ratio PT
Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) perbandingan dengan total industri pharmaceutical bervariasi
dari tahun ke tahun. Oleh karena itu untuk hasil yang lebih akurat akan dilakukan rata-rata nilai
debt equity ratio selama enam tahun. Hasil rata-rata nilai debt equity ratio PT Tempo Scan
Pasific Tbk, (TPSC) sebesar 0,43 sedangkan total industri pharmaceutical sebesar 0,48.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai debt equity ratio PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC)
berada pada posisi lebih rendah di bandingkan dengan total industri pharmaceutical. Dapat
disimpulkan bahwa PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) lebih baik di bandingkan total industri
pharmaceutical.
CAPITAL STRUCTURE
0,20
0,15
0,10
0,05
0,00
2014 2015 2016 2017 2018 2019
TPSC 0,07 0,06 0,06 0,07 0,07 0,11
INDUSTRI 0,08 0,07 0,07 0,08 0,08 0,15
TPSC INDUSTRI
Capital Structure dapat menunjukkan seberapa besar aset atau modal yang dimiliki perusahaan
dibiayai atau berasal dari hutang jangka Panjang. Semakin besar nilai rasio ini artinya modal
yang dimiliki perusahaan sebagian besar berasal dari pinjaman atau hutang jangka panjang.
Berdasarkan grafik diatas dapat melihat bahwa capital structure PT Tempo Scan Pasific Tbk,
(TPSC) perbandingan dengan total industri pharmaceutical bervariasi dari tahun ke tahun. Oleh
karena itu untuk hasil yang lebih akurat akan dilakukan rata-rata nilai capital structure selama
enam tahun. Hasil rata-rata nilai capital structure PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) sebesar
0,07 sedangkan total industri pharmaceutical sebesar 0,09. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
nilai capital structure PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) berada pada posisi lebih rendah di
bandingkan dengan total industri pharmaceutical. Dapat disimpulkan bahwa PT Tempo Scan
Pasific Tbk, (TPSC) lebih baik di bandingkan total industri pharmaceutical.
RECIEVEABLE TURNOVER
15,00
10,00
5,00
0,00
2014 2015 2016 2017 2018 2019
TSPC 8,95 8,86 9,60 8,58 8,59 9,39
INDUSTRI 6,61 6,61 6,32 5,95 6,68 7,20
TSPC INDUSTRI
Receivable turnover dapat menunjukkan berapa kali piutang dapat berputar dalam
setahun. Semakin tinggi nilai receivable turnover pada perusahaan maka piutang yang dapat
ditagih oleh perusahaan semakin tinggi oleh perusahaan sehingga memperkecil kemungkinan
piutang tidak tertagih dan baik juga bagi arus kas perusahaan.
Berdasarkan grafik diatas dapat melihat bahwa receivable turnover PT Tempo Scan
Pasific Tbk, (TPSC) perbandingan dengan total industri pharmaceutical bervariasi dari tahun ke
tahun. Oleh karena itu untuk hasil yang lebih akurat akan dilakukan rata-rata nilai receivable
turnover selama enam tahun. Hasil rata-rata nilai receivable turnover PT Tempo Scan Pasific
Tbk, (TPSC) sebesar 9,00 sedangkan total industri pharmaceutical sebesar 6,56. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa nilai receivable turnover PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) berada pada
posisi lebih tinggi di bandingkan dengan total industri pharmaceutical. Dapat disimpulkan
bahwa PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) lebih baik di bandingkan total industri
pharmaceutical.
TSPC INDUSTRI
Day’s sale in receivable dapat menunjukkan berapa lama rata-rata waktu yang
dibutuhkan perusahaan untuk menagih setiap piutang yang tertagih. Semakin kecil nilai day’s
sale in receivable semakin cepat piutang dilunasi.
Berdasarkan grafik diatas dapat melihat bahwa day’s sale in receivable PT Tempo Scan
Pasific Tbk, (TPSC) perbandingan dengan total industri pharmaceutical bervariasi dari tahun ke
tahun. Oleh karena itu untuk hasil yang lebih akurat akan dilakukan rata-rata nilai day’s sale in
receivable selama enam tahun. Hasil rata-rata nilai day’s sale in receivable PT Tempo Scan
Pasific Tbk, (TPSC) sebesar 41 hari sedangkan total industri pharmaceutical sebesar 56 hari.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai day’s sale in receivable PT Tempo Scan Pasific Tbk,
(TPSC) berada pada posisi lebih rendah di bandingkan dengan total industri pharmaceutical.
Dapat disimpulkan bahwa PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) lebih baik di bandingkan total
industri pharmaceutical.
INVENTORY TURNOVER
6,00
4,00
2,00
0,00
2014 2015 2016 2017 2018 2019
TSPC 4,33 4,11 4,15 3,99 4,14 4,77
INDUSTRI 3,80 3,72 3,79 3,74 4,16 4,58
TSPC INDUSTRI
Inventory turnover dapat menunjukkan berapa kali persediaan dapat berputar dalam satu
tahun atau dapat juga dikatakan rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi dan efektifitas dari
persediaan. Semakin tinggi nilai inventory turnover menunjukkan perusahaan menjual
persediaan secara maksimal.
Berdasarkan grafik diatas dapat melihat bahwa inventory turnover PT Tempo Scan
Pasific Tbk, (TPSC) perbandingan dengan total industri pharmaceutical bervariasi dari tahun ke
tahun. Oleh karena itu untuk hasil yang lebih akurat akan dilakukan rata-rata nilai inventory
turnover selama enam tahun. Hasil rata-rata nilai inventory turnover PT Tempo Scan Pasific
Tbk, (TPSC) sebesar 4,25 sedangkan total industri pharmaceutical sebesar 3,97. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa nilai inventory turnover PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) berada pada
posisi lebih tinggi di bandingkan dengan total industri pharmaceutical. Dapat disimpulkan
bahwa PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) lebih baik di bandingkan total industri
pharmaceutical.
TSPC INDUSTRI
Berdasarkan grafik diatas dapat melihat bahwa total asset turnover PT Tempo Scan
Pasific Tbk, (TPSC) perbandingan dengan total industri pharmaceutical bervariasi dari tahun ke
tahun. Oleh karena itu untuk hasil yang lebih akurat akan dilakukan rata-rata nilai total asset
turnover selama enam tahun. Hasil rata-rata nilai total asset turnover PT Tempo Scan Pasific
Tbk, (TPSC) sebesar 1,32 sedangkan total industri pharmaceutical sebesar 1,18. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa nilai total asset turnover PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) berada pada
posisi lebih tinggi di bandingkan dengan total industri pharmaceutical. Dapat disimpulkan
bahwa PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) lebih baik di bandingkan total industri
pharmaceutical.
PROFIT MARGIN
10,00%
8,00%
6,00%
4,00%
2,00%
0,00%
2014 2015 2016 2017 2018 2019
TSPC 7,80% 6,47% 5,97% 5,83% 5,36% 5,41%
INDUSTRI 7,42% 6,52% 6,37% 6,20% 5,29% 5,82%
TSPC INDUSTRI
Profit margin dapat menunjukkan kemampuan seberapa besar keuntungan yang dapat
diperoleh perusahaan dari aktivitas penjualan. Semakin tinggi nilai profit margin maka semakin
tinggi pula laba yang dihasilkan perusahaan dari aktivitas penjualan.
Berdasarkan grafik diatas dapat melihat bahwa profit margin PT Tempo Scan Pasific
Tbk, (TPSC) perbandingan dengan total industri pharmaceutical bervariasi dari tahun ke tahun.
Oleh karena itu untuk hasil yang lebih akurat akan dilakukan rata-rata nilai profit margin selama
enam tahun. Hasil rata-rata nilai profit margin PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) sebesar
6,14% sedangkan total industri pharmaceutical sebesar 6,27%. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa nilai profit margin PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) berada pada posisi lebih rendah
di bandingkan dengan total industri pharmaceutical. Dapat disimpulkan bahwa total industri
pharmaceutical lebih baik di bandingkan PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC).
RETURN ON ASSET
15,00%
10,00%
5,00%
0,00%
2014 2015 2016 2017 2018 2019
TSPC 10,44% 8,42% 8,28% 7,50% 6,87% 7,11%
INDUSTRI 8,67% 7,52% 7,63% 6,99% 6,44% 7,12%
TSPC INDUSTRI
Return on asset dapat menunjukkan seberapa besar keuntungan yang dapat diperoleh atau
dihasilkan perusahaan dari asset yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi nilai return on asset
maka semakin tinggi pula laba yang dihasilkan perusahaan dari asset yang dimilikinya.
Berdasarkan grafik diatas dapat melihat bahwa return on asset PT Tempo Scan Pasific
Tbk, (TPSC) perbandingan dengan total industri pharmaceutical bervariasi dari tahun ke tahun.
Oleh karena itu untuk hasil yang lebih akurat akan dilakukan rata-rata nilai return on asset
selama enam tahun. Hasil rata-rata nilai return on asset PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC)
sebesar 8,10% sedangkan total industri pharmaceutical sebesar 7,40%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa nilai return on asset PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) berada pada posisi
lebih tinggi di bandingkan dengan total industri pharmaceutical. Dapat disimpulkan bahwa PT
Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) lebih baik di bandingkan total industri pharmaceutical.
RETURN ON EQUITY
20,00%
15,00%
10,00%
5,00%
0,00%
2014 2015 2016 2017 2018 2019
TSPC 14,35% 12,20% 11,77% 10,97% 9,95% 10,28%
INDUSTRI 11,92% 10,92% 11,16% 10,56% 9,93% 10,85%
TSPC INDUSTRI
Return on equity dapat menunjukkan seberapa besar keuntungan yang dapat diperoleh
atau dihasilkan perusahaan dari ekuitas atau modal yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi
nilai return on equity maka semakin tinggi pula laba yang dihasilkan perusahaan dari ekuitas
atau modal yang dimilikinya.
Berdasarkan grafik diatas dapat melihat bahwa return on equity PT Tempo Scan Pasific
Tbk, (TPSC) perbandingan dengan total industri pharmaceutical bervariasi dari tahun ke tahun.
Oleh karena itu untuk hasil yang lebih akurat akan dilakukan rata-rata nilai return on equity
selama enam tahun. Hasil rata-rata nilai return on equity PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC)
sebesar 11,59% sedangkan total industri pharmaceutical sebesar 10,89%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa nilai return on equity PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) berada pada
posisi lebih tinggi di bandingkan dengan total industri pharmaceutical. Dapat disimpulkan
bahwa PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) lebih baik di bandingkan total industri
pharmaceutical.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis komparatif laporan keuangan PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC)
dengan industri pharmaceutical yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2014-
2019 dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
• Current Ratio dapat disimpulkan bahwa PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) lebih baik
di bandingkan total industri pharmaceutical.
• Quick Ratio dapat disimpulkan bahwa PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) lebih baik di
bandingkan total industri pharmaceutical.
• Total Debt Ratio dapat disimpulkan bahwa PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) lebih
baik di bandingkan total industri pharmaceutical.
• Debt Equity Ratio dapat disimpulkan bahwa PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) lebih
baik di bandingkan total industri pharmaceutical.
• Capital Structure dapat disimpulkan bahwa PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) lebih
baik di bandingkan total industri pharmaceutical.
• Receivable Turnover dapat disimpulkan bahwa PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC)
lebih baik di bandingkan total industri pharmaceutical.
• Day’s Sale in Receivable dapat disimpulkan bahwa PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC)
lebih baik di bandingkan total industri pharmaceutical.
• Inventory Turnover dapat disimpulkan bahwa PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) lebih
baik di bandingkan total industri pharmaceutical.
• Total Asset Turnover dapat disimpulkan bahwa PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC)
lebih baik di bandingkan total industri pharmaceutical.
• Profit Margin dapat disimpulkan bahwa total industri pharmaceutical lebih baik di
bandingkan PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC).
• Return on Asset dapat disimpulkan bahwa PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) lebih
baik di bandingkan total industri pharmaceutical.
• Return on Equity dapat disimpulkan bahwa PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) lebih
baik di bandingkan total industri pharmaceutical.
Berdasarkan 12 analisis rasio laporan keuangan yang telah di teliti, maka dapat ditarik
kesimpulan secara keseluruhan adalah bahwa PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) lebih baik
mengungguli industri pharmaceutical. Akan tetapi tidak lebih baik mengungguli dalam analisa
profit margin. Profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya
persentase laba kotor atas penjualan bersih (Kasmir, 2014).
REFERENSI
Agus Harjito dan Martono. 2010. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia.
Brigham, Eugene F. Dan J.F. Houston. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi 11.
Jakarta: Salemba Empat.
Fahmi, Irham. 2011. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Fahmi, Irham. 2012. Manjemen Investasi Teori dan Soal Jawab. Jakarta: Salemba Empat.
Hans Kartikahadi., dkk. 2016. Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis IFRS. Buku 1.
Jakarta : Salemba Empat.
Harahap, Sofyan Syafri, 2013. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Cetakan Kesebelas,
Jakarta : Rajawali Pers.
Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan pertama. Yogyakarta : CAPS.
Husein Umar. 2013. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis. Jakarta: Rajawali.
Irawati, S. 2006. Manajemen Keuangan, Cetakan Kesatu, Bandung : Pustaka.
Kasmir, 2014. Analisis Laporan Keuangan, cetakan ke-7. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Kasmir. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
Munawir, S. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Nazir, M. 2013. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Priyati, N. 2013. Pengantar Akuntansi.Jakarta: PT Indeks
Sugiarto, M. 2017. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sutrisno. 2012. Manajemen Keuangan Teori Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta : Ekonisia.