Anda di halaman 1dari 21

Volume 2, Issue 3, Januari 2021 E-ISSN: 2686-5238, P-ISSN 2686-4916

DOI: https://doi.org/10.31933/jemsi.v2i3
Received: 30 November 2020, Revised: 15 Desember 2020, Publish: 8 Februari 2021

ANALISIS KOMPARATIF LAPORAN KEUANGAN PT TEMPO SCAN


PACIFIC TBK. (TSPC) DENGAN INDUSTRI FOOD AND BEVERAGES
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2014-2019
Rachella Kezia
Program Studi Magister Manajemen Universitas Mercu Buana, Jakarta, chellakezia@gmail.com

Corresponding Author: Rachella Kezia

Abstrak: Seiring berkembangnya waktu dan teknologi, persaingan dalam dunia bisnis semakin
kompetitif, terutama dengan masuknya sistem perdagangan bebas di suatu negara. Indonesia
adalah salah satu negara yang memungkinkan perdagangan bebas. Indonesia dan negara-negara
lain ASEAN telah sepakat untuk membuat kesepakatan tentang perdagangan bebas bernama
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Makalah ini dibuat dengan tujuan, yaitu menganalisis
kinerja keuangan PT Tempo Scan Pacific Tbk. (TSPC) dimana dibandingkan dengan total
industri berdasarkan Analisis Rasio Keuangan. Data yang digunakan adalah merupakan laporan
keuangan periode 2014-2019 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). PT Tempo Scan
Pacific Tbk, yakni TSPC telah memulai usaha perdagangan produk famasi sejak tahun 1953.
Adapun metode analisis data yang dilakukan di dalam penelitian ini adalah analisis statistik
deskriptif dan analisis rasio keuangan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur
dalam menilai kinerja keuangan PT Tempo Scan Pacific Tbk. (TSPC).

Kata kunci : Rasio Keuangan, Analisis Rasio Keuangan

PENDAHULUAN
Di era globalisasi ini, Indonesia adalah salah satu negara yang dapat terjadinya
perdagangan bebas. Indonesia dengan negara ASEAN telah sepakat untuk membuat kesepakatan
tentang perdagangan bebas bernama Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat
Ekonomi ASEAN adalah integrasi ekonomi ASEAN dalam menghadapi perdagangan bebas
antara negara-negara ASEAN. Dimana kerjasama ASEAN ini mengarah pada pembentukan
komunitas ekonomi ASEAN sebagai integrasi ekonomi dari wilayah ASEAN yang stabil,
makmur dan sangat kompetitif. Yang bertujuan mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan
sosial dan pengembangan budaya. Adanya MEA di Indonesia membuat dunia bisnis terus
berupaya mengeluarkan kemampuan, inovasi, dan kemajuan terbaru sehingga usahanya dapat
bertahan bahkan berkembang di tengah-tengah sirkulasi produk impor di negara ini. Persaingan
yang semakin kompetitif membuat perusahaan memaksimalkan dan mengoptimalkan sumber

Available Online: https://dinastirev.org/JEMSI Page 348


Volume 2, Issue 3, Januari 2021 E-ISSN: 2686-5238, P-ISSN 2686-4916

daya yang ada sehingga tetap mencapai tujuan organisasi. Kondisi keuangan dan hasil kinerja
perusahaan dapat tercermin dalam laporan keuangan suatu perusahaan, yang pada dasarnya
merupakan hasil dari kegiatan akuntansi perusahaan.
Secara umum, tujuan pembentukan perusahaan adalah dengan mengambil keuntungan
secara optimal. Perusahaan yang dapat menunjukkan keunggulan kompetitif akan medapatkan
keuntungan maksimal, dan dapat menangkap pangsa pasar yang tinggi dimana memiliki dampak
yang baik pada perusahaan itu sendiri, terutama d alam hal keuangan perusahaan. Manfaat yang
diperoleh akan berdampak positif pada kinerja keuangan suatu perusahaan. Kinerja keuangan
menunjukkan kondisi keuangan perusahaan yang diukur dengan alat analitis tertentu.
Salah satu cara untuk melihat kesehatan keuangan suatu perusahaan adalah mengamati laporan
keuangannya. Secara umum, investor akan menganalisis laporan keuangan perusahaan sebagai
inisasi pengambilan keputusan membuat keputusan untuk berinvestasi, dengan harapan bahwa
mereka akan mendapatkan kepemilikan maksimum dengan risiko minimal. Karena investor
harus menganalisis laporan keuangan perusahaan, sehingga nantinya akan memengaruhi
pengambilan keputusan tentang langkah-langkah investasi yang sesuai di masa depan pada
perusahaan teresebut. Ukuran yang sering digunakan untuk menganalisis kinerja keuangan suatu
perusahaan adalah laporan keuangan. Dengan menggunakan analisis laporan keuangan, investor
dapat menemukan pengembangan perusahaan saat ini dan masa depan sehingga dapat diketahui
sehat atau tidaknya kinerja keuangan suatu perusahaan.
Menurut Harahap (2013) laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil
usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan
merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan
cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu
komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada di
antara laporan keuangan. Rasio finansial atau rasio keuangan terdiri dari beberapa macam rasio
yang memiliki tujuan yang berbeda-beda, adapun empat di antaranya adalah Rasio Likuiditas,
Rasio Solvabilitas, Rasio Turnover Aset, dan Rasio Profitabilitas.
PT Tempo Scan Pacific Tbk. (TSPC) adalah salah satu perusahaan yang merupakan
anggota kelompok TEMPO yang mengawasi divisi farmasi. Unit bisnis anak perusahaan terdiri
dari pembuatan dan distribusi produk farmasi, kesehatan, kosmetik dan layanan distribusi.
Pacific Scan Tempo juga dikembangkan melalui divisi yang terdiri dari Divisi Farmasi, Divisi
Perawatan Pribadi, Divisi Kosmetik dan Dibantu dengan Divisi Pemasaran. PT Tempo Scan
Pacific Tbk. (TSPC) telah memulai usaha perdagangan produk farmasi sejak tahun 1953.
Perusahaan ini telah menghasilkan beberapa produk yang terkenal di pasaran, seperti Bodrex,
Hemaviton, Vidoran, NEO rheumacyl, My Baby dan beberapa produk lainnya. Perusahaan ini
memiliki 2 fasilitas pabrik yang cukup luas dan yang berlokasi di Cawang dan Cikarang.

Dalam perkembangannya, PT. Tempo Scan Pacific Tbk terus mengembangkan produk
yang berfokus pada obat bebas atau over the counter (OTC) yang merupakan andalan
perusahaan. Dalam divisi farmasi yang disebut kesehatan konsumen pharma, perusahaan dapat
berkontribusi sekitar Rp 1,76 triliun, setara dengan 30,4% dari total penjualan bersih perusahaan
pada tahun 2011. Untuk meningkatkan peningkatan laba perusahaan, Pacific Scan Tempo
berencana untuk berkembang produk suplemen yang merupakan kategori baru yang belum
diperlihatkan oleh pesaing. Munculnya wacana pengembangan suplemen ini datang dari gaya

Available Online: https://dinastirev.org/JEMSI Page 349


Volume 2, Issue 3, Januari 2021 E-ISSN: 2686-5238, P-ISSN 2686-4916

hidup yang dilakukan oleh masyarakat sekarang cenderung lebih padat atau sibuk. Sehingga
suplemen menjadi jawaban untuk mengatasi masalah yang ada dalam masyarakat. Dengan
perusahaan ini menargetkan penjualan obat OTC sebesar 90% dan sisa obat etis (obat
berdasarkan resep). Produk Pacific Scan telah menyebar lebih dari 45,1% dari total pasar farmasi
nasional. Dengan kata lain, produk-produk perusahaan telah menguasai mayoritas pasar obat
nasional. Tidak hanya itu, produk yang dibuat oleh perusahaan juga telah mampu menembus
pasar internasional dengan mengimpor ke Malaysia, Filipina, Timur Tengah, Nigeria dan negara-
negara lain.
Berikut adalah Laporan Laba-Rugi yang diperoleh oleh PT Tempo Scan Pacific Tbk.
(TSPC) selama enam tahun terakhir yang dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Laporan Laba – Rugi (dalam Miliar Rupiah)


KETERANGAN 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Penjualan 7,512 8,181 9,138 9,565 10,088 10,994
Hpp 4,572 5,064 5,654 5,907 6,246 6,752
Ebit 738 707 719 744 728 796
Biaya Bunga (-) 10 6 8 24 29 48
Ebt 674 692 692 634 702 797
Pph 152 178 173 187 187 201
Laba Th Berjalan 586 529 545 557 540 595
Hpp 4,572 5,064 5,654 5,907 6,246 6,752
Ebit 738 707 719 744 728 796
Biaya Bunga (-) 10 6 8 24 29 48
Ebt 674 692 692 634 702 797
Pph 152 178 173 187 187 201
Laba Th Berjalan 586 529 545 557 540 595
Sumber : Laporan Keuangan Tahunan PT Tempo Scan Pacific Tbk. (TSPC)

TINJAUAN LITERATUR
Pengertian laporan keuangan menurut Sutrisno adalah hasil akhir dari proses akuntansi
yang meliputi dua laporan utama yakni neraca dan laporan laba-rugi. Laporan keuangan disusun
dengan tujuan untuk menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam mengambil keputusan dan sifatnya
sebagai pelengkap seperti laporan laba yang ditahan serta laporan sumber dan penggunaan dana
atau laporan perubahan posisi keuangan. “Laporan keuangan adalah hasil akhir dari suatu proses
pencatatan, pengelolaan dan pemerikasaan dari transaksi finansial dalam suatu badan usaha yang
dirancang untuk membuat keputusan baik dalam maupun luar perusahaan mengenai posis
keuangan dan hasil usaha perusahaan”. Priyati (2013). Neraca menunjukkan / menggambarkan
jumlah aset, liabilitas, dan ekuitas dari perusahaan pada tanggal tertentu. Sementara perhitungan
(laporan) laba-rugi menunjukkan hasil yang telah dicapai oleh perusahaan dan beban yang terjadi
selama periode tertentu, dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan
atau alasan yang menyebabkan perubahan dalam ekuitas perusahaan.
Laporan keuangan bertujuan memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan
dalam membuat keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga merupakan manifestasi dari

Available Online: https://dinastirev.org/JEMSI Page 350


Volume 2, Issue 3, Januari 2021 E-ISSN: 2686-5238, P-ISSN 2686-4916

tanggung jawab manajemen untuk penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka
dalam mengelola suatu entitas (Hans, 2016). Laporan keuangan lengkap mencakup neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi
penjelasan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini.
Adapun tujuan daripada laporan keuangan menurut Kasmir (2016), yaitu sebagai berikut :
1. Memberikan informasi terpecaya mengenai jenis dan jumlah asset / properti yang
dimiliki perusahaan.
2. Memberikan informasi yang diperlukan mengenai jenis dan jumlah kewajiban serta
modal perusahaan.
3. Menyediakan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh dalam
periode tertentu.
4. Memberikan informasi akurat mengenai jumlah pembayaran dan jenis biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan dalam periode tertentu.
5. Memberikan informasi mengenai perubaha pada aset, kewajiban, dan modal suatu
perusahaan .
6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan pada suatu waktu.
7. Memberikan informasi tentang catatan pada laporan keuangan.
Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Menurut Irawati (2005), rasio keuangan adalah teknik analisis dalam bidang manajemen
keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi keuangan suatu perusahaan dalam
periode tertentu ataupun hasil-hasil usaha dari suatau perusahaan pada satu periode tertentu
dengan jalan membandingkan dua buah variabel yang diambil dari laporan keuangan perusahaan,
baik daftar neraca maupun laba rugi.

Menurut Irham Fahmi (2012), rasio keuangan atau financial ratioini sangat penting
gunanya untuk melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan.Bagi investor jangka
pendek dan menengah pada umumnya lebih banyak tertarik kepada kondisi keuangan jangka
pendek dan kemampuan perusahaan untuk membayar dividen yang memadai. Informasi tersebut
dapat diketahui dengan cara lebih sederhana yaitu dengan menghitung rasio-rasio keuangan yang
sesuai dengan keinginan.

Dari pemahaman di atas dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan adalah perhitungan
matematika yang dilakukan dengan membandingkan pos atau komponen tertentu dalam laporan
keuangan yang memiliki hubungan untuk yang nanti ditujukan untuk menunjukkan perubahan
dalam kondisi keuangan suatu perusahaan.

Selain tujuan laporan keuangan, laporan keuangan juga memiliki beberapa manfaat. Di
mana menurut Agus dan Martono (2010) laporan keuangan yang baik dan akurat dapat
memberikan manfaat antara lain dalam : (1) Pengambilan keputusan investasi; (2) Keputusan
pemberian kredit; (3) Penilaian aliran kas; (4) Penilaian sumber ekonomi; (5) Melakukan klaim
terhadap sumber dana; (6) Menganalisis perubahan yang terjadi terhadap sumber dana; (7)
Menganalisis penggunaan dana.

Keunggulan Analisis Rasio Keuangan

Available Online: https://dinastirev.org/JEMSI Page 351


Volume 2, Issue 3, Januari 2021 E-ISSN: 2686-5238, P-ISSN 2686-4916

Keunggulan rasio keuangan menurut Irham Fahmi (2012) adalah sebagai berikut : (1)
Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistikyang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan; (2)
Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang
sangat rinci dan rumit; (3) Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang
disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit; (4) Mengetahui posisi perusahaan di
tengah industri lain; (5) Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model
pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score); (6) Menstandardisasi size perusahaan; (7)
Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat
perkembangan perusahaan secara periodic atau time series; (8) Lebih mudah melihat tren
perusahaan serta melakukan prediksi di masa yag akan datang.
Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Selain keunggulan analisis rasio di atas, teknik ini juga memiliki beberapa keterbatasan
yang harus diwujudkan ketika digunakan sehingga tidak ada kesalahan dalam penggunaannya.
Dalam praktiknya, walaupun rasio keuangan yang digunakan memiliki fungsi dan kegunaan
yang cukup banyak bagi perusahaan dalam mengambil keputusan, bukan berarti rasio keuangan
yang dibuat sudah menjamin kondisi dan posisi keuangan yang sesungguhnya. Artinya kondisi
sesungguhnya belum tentu terjadi seperti hasil perhitungan yang dibuat. Belum dapat dipastikan
menjamin kondisi dan posisi keuangan yang sebenarnya. Hal itu dikarenakan rasio-rasio
keuangan yang digunakan memiliki banyak kelemahan.
Ada beberapa keterbatasan analisis rasio keuangan menurut Irham Fahmi (2012) yaitu
sebagai berikut : (1) Penggunaan rasio keuanganakan memberikan pengukuran yang relatif
terhadap kondisi suatu perusahaan; (2) Analisis rasio keuangan hanya dapat dijadikan sebagai
peringatan awal dan bukan kesimpulan akhir; (3) Setiap data yang diperoleh yang dipergunakan
dalam menganalisis adalah bersumber dari laporan keuangan perusahaan; (4) Pengukuran rasio
keuangan banyak yang bersifat artificial.
Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Menurut Agus dan Martono (2010), terdapat enam rasio keuangan yang digunakan dalam
menganalisis laporan keuangan perusahaan, yaitu:
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio). Rasio yang menunjukkan hubungan antara kas
perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar. Rasio ini digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya yang harus
segera dipenuhi atau kewajiban jangka pendek. Rasio likuiditas dapat diukur dengan dua
rasio yaitu: (1) Current Ratio dan (2) Quick Ratio
2. Rasio Aktivitas (Activity Ratio). Rasio aktivitas dikenal juga sebagai rasio efisiensi, yaitu
rasio yang mengukur efisiesi perusahaan dalam menggunakan aset-asetnya. Rasio
aktivitas dapat diukur dengan tiga rasio yaitu: (1) Receivable Turnover; (2) Inventory
Turnover; dan (3) Total Asset Turnover.
3. Rasio Leverege (Leverage Ratio). Rasio yang mengukur seberapa banyak perusahaan
menggunakan dana dari hutang (pinjaman).
4. Rasio Profitabilitas (Profitabillity Ratio). Rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya. Rasio
profitabilitas dapat diukur dengan tiga rasio yaitu; (1) Net Profit Margin; (2) ROA; (3)
ROE.

Available Online: https://dinastirev.org/JEMSI Page 352


Volume 2, Issue 3, Januari 2021 E-ISSN: 2686-5238, P-ISSN 2686-4916

5. Rasio Penilaian (Investment Ratio). Ratio yang memberikan ukuran kemampuan


manajemen menciptakan nilai pasar usahanya diatas biaya investasi.

Rasio Likuiditas
Sebuah perusahaan yang ingin menjaga kesinambungan kegiatan bisnisnya tentu harus
memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban keuangan yang segera dilunasi. Di mana dalam
menjalankan usahanya perusahaan harus dalam keadaan likuid. Untuk mengetahui perusahaan
tersebut likuid atau tidak dapat dilakukan dengan menganalisis rasio likuiditas. Berikut beberapa
pendapat mengenai rasio likuiditas menurut para ahli. Menurut Agus dan Martono (2010) bahwa
rasio likuiditas “Merupakan indikator kemampuan perusahaan untuk membayar atau melunasi
kewajiban-kewajiban finansialnya pada saat jatuh tempo dengan mempergunakan aktiva lancar
yang tersedia”.
Menurut Brigham dan Houston (2010) adalah “Rasio yang menunjukkan hubungan
antara kas dan aset lancar perusahaan lainnya dengan kewajiban lancarnya”. Selanjutnya rasio
likuiditas menurut Fahmi (2011) menyatakan bahwa : “Rasio likuiditas adalah kemampan suatu
perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu”. Berdasarkan pengertian
di atas maka dapat disimpulkan bahwa rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar semua kewajiban-kewajiban finansial dalam jangka pendeknya
atau kewajiban-kewajiban lancarnya pada saat jatuh tempo.
Adapun jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur
kemampuan, yaitu sebagai berikut :
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
Current Ratio atau ratio lancar adalah ukuran yang umum digunakan atas solvensi jangka
pendek, kemampuan suatu perusahaan memenuhi kebutuhan hutang ketika jatuh tempo.
Rasio lancar terdiri dari perhitungan rasio likuiditas yang cara perhitungannya paling
sederhana dengan perhitungan lainnya. Perhitungan rasio lancar bertujuan mengetahui
tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya dengan aktiva
lancar, yang dimana jenis aktiva ini dapat ditukar dengan kas dalam periode satu tahun.
Rumus Current Ratio yang digunakan sebagai berikut :
Current Ratio = Hutang Lancar : Aktiva Lancar x 100%

2. Rasio Cepat (Quick Ratio)


Quick Ratio atau rasio sangat lancar atau acid test ratio merupakan rasio yang
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau
uatang lancar (utang jangka pendek) dengan aktivitas lancar tanpa memperhitungkan nilai
sediaan (inventory), dengan kesimpulan merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar hutang. Rata-rata standar industry
untuk quick ratio adalah 1,5 kali atau 150%. Rumus quick ratio yang digunakan sebagai
berikut :
Quick Ratio = Aktiva Lancar-Persediaan : Hutang Lancar x 100%

3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Available Online: https://dinastirev.org/JEMSI Page 353


Volume 2, Issue 3, Januari 2021 E-ISSN: 2686-5238, P-ISSN 2686-4916

Cash Ratio atau rasio kas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa
besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Rumus cash ratio yang digunakan
sebagai berikut :
Cash Ratio = Kas+Bank : Hutang Lancar

4. Rasio Perputaran Kas (Cash Turn Over)


Cash Turn Over atau rasio perputaran berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan
modal kerja perusahan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai
penjualan. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk
membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan. Rumus
Cash Turn Over yang digunakan sebagai berikut :
Cash Turn Over = Penjualan Bersih – Modal Kerja Bersih
Rasio Solvabilitas (Leverage)
Rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
sejauh mana aset perusahaan dibiayai oleh hutang atau rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajibannya, baik jangka pendek dan panjang
jika perusahaan dilikuidasi. Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan melunasi
semua utang-utangnya pada saat jatuh tempo. Pengertian solvabilitas menurut Sutrisno (2009)
ialah kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya jika perusahaan
dilikuidasi.
Adapun jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio solvabilitas yang umum digunakan menurut
Kasmir (2016) adalah sebagai berikut:
1. Rasio Hutang (Debt Ratio)
Debt ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva
perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh
terhadap pengelolaan aktiva. Rumus debt ratio yang digunakan adalah sebagai berikut :
Debt Ratio = Total Hutang : Total Aktiva x 100%
2. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio)
Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan
ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk
utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana
yang disediakan peminjam (kreditur) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio
ini digunakan untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk
jaminan utang. Rata-rata standar industry untuk debt to equity ratio adalah 80%. Rumus
rasio hutang terhadap ekuitas yang digunakan adalah sebagai berikut :
Debt to Equity Ratio = Total Hutang : Ekuitas x 100%
3. Equity Multiplayer
Adalah rasio yang dapat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan
ekuitas atau modal yang dimilikinya secara optimal. Rasio ini juga dapat menunjukkan
seberapa besar aktiva yang dimiliki perusahaan dibiayai oleh ekuitas atau modal nya.
Semakin kecil rasio ini semakin baik bagi perusahaan, karena semakin kecil rasio ini
maka semakin besar jumlah modal yang dimiliki perusahaan untuk membiayai aktiva
bagi perusahaan. Rumus Equity Multiplayer yang digunakan adalah sebagai berikut :
Equity Multiplayer = Total Aktiva : Total Ekuitas

Available Online: https://dinastirev.org/JEMSI Page 354


Volume 2, Issue 3, Januari 2021 E-ISSN: 2686-5238, P-ISSN 2686-4916

4. Capital Structure
Adalah rasio yang dapat menunjukkan seberapa besar ekuitas atau modal yang dimiliki
perusahaan dibiayai atau berasal dari hutang jangka panjang. Semakin besar nilai rasio ini
artinya ekuitas atau modal yang dimiliki oleh perusahaan sebagian besar berasal dari
pinjaman atau hutang jangka panjang. Apabila perusahaan terlalu banyak memiliki
hutang jangka panjang maka akan semakin besar pula beban bunga yang ditanggung oleh
perusahaan, karena hutang jangka panjang memiliki presentase bunga yang cukup tinggi.
Oleh karena itu, semakin kecil nilai dari rasio ini maka akan semakin baik bagi suatu
perusahaan. Rumus capital structure yang digunakan adalah sebagai berikut :
Capital Structure = Perbandingan Utang Jangka panjang dengan Ekuitas
Rasio Aktivitas
Menurut Hery (2015), rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
tingkat efisiensi atas pemaanfaat sumber daya yang dimiliki perusahaan, atau untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Rasio ini dikenal juga
sebagai rasio pemanfaatan asset, yaitu rasio yang digunakan untuk menilai efektivitas dan
intensitas asset perusahaan dalam menghasilkan penjualan. (Kasmir, 2012). Rasio aktivitas dapat
mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan (penjualan, sediaan, penagihan
piutang, dan lainnya) atau rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan
aktivitas sehari-hari. Adapun jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio aktivitas antara lain :
1. Perputaran Piutang (Receivable Turnover)
Rasio Receivable Turnover dapat menunjukkan berapa kali piutang dapat berputar dalam
setahun. Semakin tinggi nilai Receivable Turnover atau perputaran piutang pada
perusahaan, artinya piutang yang dapat ditagih oleh perusahaan juga semakin banyak
sehingga akan memperkecil kemungkinan adanya piutang yang tidak tertagih serta akan
memperlancar arus kas. Oleh karena itu semakin tinggi nilai Receivable Turnover atau
perputaran piutang pada perusahaan akan semakin baik. Rumus Receivable Turnover
yang digunakan adalah sebagai berikut :
Receivable Turnover = Penjualan : Piutang

2. Day’s Sales in Receivable


Day’s Sales in Receivable adalah rasio untuk mengukur jangka waktu rata-rata yang
harus ditunggu perusahaan setelah melakukan penjualan sebelum menerima kas yang
merupakan periode penagihan rata-rata. Day’s Sales in Receivable dapat menunjukkan
berapa lama rata-rata waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk menagih setiap piutang
yang ada, atau dapat juga dikatakan bahwa rasio ini dapat menunjukkan berapa lama rata-
rata waktu yang dibutuhkan dalam pelunasan piutang perusahaan. Semakin kecil nilai
Day’s Sales in Receivable ini, artinya semakin cepat piutang dilunasi atau semakin cepat
perusahaan mampu menagih piutang perusahaan sehingga akan memperkecil
kemungkinan piutang tidak tertagih serta akan memperlancar arus kas. Oleh karena itu
semakin kecil nilai Day’s Sales in Receivable pada perusahaan maka akan semakin baik.
Rumus Day’s Sales in Receivable yang digunakan adalah sebagai berikut :
Day’s Sales in Receivable = 365 hari (asumsi 1 tahun) : Receivable Turnover

3. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

Available Online: https://dinastirev.org/JEMSI Page 355


Volume 2, Issue 3, Januari 2021 E-ISSN: 2686-5238, P-ISSN 2686-4916

Inventory Turnover adalah rasio yang dapat menghitung perputaran persediaan serta
mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang perusahaan. Inventory
Turnover dapat menunjukkan berapa kali persediaan dapat berputar dalam satu tahun,
atau dapat juga dikatakan bahwa rasio ini dapat menunjukkan tingkat efisiensi dari
persediaan. Semakin tinggi nilai Inventory Turnover artinya perusahaan dapat menjual
persediaan secara maksimal sehingga tidak terjadi penumpukan persediaan di gudang,
selain itu tingginya nilai Inventory Turnover juga menunjukkan semakin tingginya
perputaran persediaan sehingga dana yang tertanam pada persediaan dapat berputar
kembali menjadi uang kas perusahaan. Oleh karena itu, semakin tinggi nilai Inventory
Turnover pada perusahaan maka semakin baik.
Rumus Inventory Turnover yang digunakan adalah sebagai berikut :
Inventory Turnover = HPP : Persediaan

4. Perputaran Modal Kerja (Day’s Sales Turnover)


Day’s Sales Turnover adalah rasio yang dapat menunjukkan berapa lama rata-rata waktu
yang dibutuhkan perusahaan untuk menyimpan persediaan mereka sebelum dijual, atau
dapat juga dikatakan bahwa rasio ini dapat menunjukkan berapa lama rata-rata waktu
yang dibutuhkan untuk menjual persediaan yang ada di perusahaan. Rumus Day’s Sales
Turnover yang digunakan adalah sebagai berikut :
Day’s Sales Turnover = 365 hari (asumsi 1 tahun) : Inventory Turnover

5. Total Asset Turnover


Total Asset Turnover adalah rasio yang dapat menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam mengelola seluruh aset yang dimilikinya untuk menghasilkan penjualan. Semakin
tinggi nilai Total Asset Turnover artinya semakin tinggi pula penjualan yang dilakukan
oleh perusahaan dari hasil mengelola aset yang dimilikinya. Oleh karena itu, semakin
tinggi nilai Total Asset Turnover pada perusahaan maka semakin baik. Rumus Total Asset
Turnover yang digunakan adalah sebagai berikut :
Total Asset Turnover = Penjualan : Total Aktiva
Rasio Profitabilitas
Menurut Munawir (2014), rasio profitabilitas adalah ukuran yang menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada periode tertentu. Semakin baik rasio
profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan
perusahaan. Sedangkan Sartono (2010) menyatakan profitabilitas yaitu kemampuan perusahaan
memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.
1. Profit Margin on Sales
Profit Margin on Sales merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur
margin laba atas penjualan. Cara pengukuran rasio ini adalah dengan membandingkan
laba bersih setelah pajak dengan penjulan bersih. Rasio ini juga menilai kemampuan
manajemen perusahaan untuk tetap mengontrol berbagai pengeluaran yang langsung
digunakan dalam mengahasilkan penjualan. Rumus Profit Margin on Sales yang
digunakan adalah sebagai berikut :
Profit Margin on Sales = Penjualan Bersih-Harga Pokok Penjualan : Sales

2. Return On Asset

Available Online: https://dinastirev.org/JEMSI Page 356


Volume 2, Issue 3, Januari 2021 E-ISSN: 2686-5238, P-ISSN 2686-4916

Return On assets (ROA) adalah rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan


perusahaan menghasilkan laba dari penggunaan seluruh sumber daya atau aset yang
dimilikinya. Sebagai rasio profitabilitas, ROA digunakan untuk menilai kualitas dan
kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari pemanfaatan aset yang
dimilikinya. Secara lebih sederhana, ROA dapat didefinisikan sebagai hasil perbandingan
antara laba bersih setelah pajak dengan total aset yang dimiliki suatu perusahaan. Rumus
Return On Asset yang digunakan adalah sebagai berikut :
Return On Asset = Laba Setelah Bunga dan Pajak : Total Aktiva

3. Hasil Pengembalian Ekuitas (Return On Equity)


Pengembalian ekuitas atau ROE (Return On Equity) adalah salah satu perhitungan yang
masuk dalam rasio profitabilitas. ROE merupakan perhitungan rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan modal
sendiri dan menghasilkan laba bersih yang tersedia bagi pemilik atau investor. Rumus
yang digunakan yaitu:
ROE = Laba Setelah Bunga dan Pajak : Total Ekuitas x 100%

METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data Kualitatif
Menurut Sugiyono (2014), data kualitatif adalah data yang berbentuk kalimat, kata atau gambar.
Data kualitatif yang digunakan adalah teori-teori dan deksripsi umum. Yang dimana dalam
penelitian ini dilakukan di PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC). Data-data ini digunakan untuk
pengembangan analisis Rasio Keuangan dalam komparatif laporan keuangan PT Tempo Scan
Pasific Tbk, (TPSC).
b. Data Kuantitatif
Menurut Sugiyono (2014), data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif
yang diangkakan. Yang dimana data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah
laporan keuangan PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) dari tahun 2014-2019. Data-data ini
digunakan untuk mengetahui jumlah atau besaran dari analisis Rasio Keuangan dalam
komparatif laporan keuangan PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC).
1. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Sugiarto
(2017), data sekunder merupakan informasi yang diperoleh tidak secara langsung dari
narasumber melainkan dari pihak ketiga. Menurut Husein Umar (2013) data sekunder adalah
merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul
data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram- diagram.
Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh melalui internet, buku-buku, jurnal dan tesis yang
berhubungan dengan penelitian ini.
Metode Pengumpulan Data

Available Online: https://dinastirev.org/JEMSI Page 357


Volume 2, Issue 3, Januari 2021 E-ISSN: 2686-5238, P-ISSN 2686-4916

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan yaitu :


1. Menurut Nazir (2013) studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan
mengadakan studi penelaahan terhadap buku, literatur dan laporan yang ada
hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. Studi kepustakaan yaitu mengadakan
penelitian dengan cara mempelajari literature yang ada hubungannya dengan
permasalahan yang menjadi obyek penelitian.
2. Menurut Sugiyono (2015) dokumen adalah cara yang digunakan untuk memperoleh data
dan informasi dalam bentuk buku, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa
laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian. Dokumen digunakan untuk
mengumpulkan data kemudian ditelaah. Data yang digunakan dalam dokumen ini berupa
PT Tempo Scan Pasific Tbk. (TPSC). Yang diperoleh melalui situs
https://www.temposcangroup.com/ dan data laporan keuangan perusahaan dari tahun
2014-2019 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diunduh melalui situs
http://www.idx.co.id.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik
deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan
cara mendeskripsian atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Dengan
kata statistika deskriptif berfungsi menerangkan keadaan, gejala, atau persoalan (Sugiyono,
2015).
Tabel 2 Analsis Rasio Keuangan
2014 2015 2016 2017 2018 2019
KETERANGAN
TPSC Industri TPSC Industri TPSC Industri TPSC Industri TPSC Industri TPSC Industri
RASIO LIKUIDITAS
Current Ratio 1,54 0,81 1,39 0,95 1,64 1,03 1,20 1,22 1,39 1,13 2,00 1,23
Quick Ratio 0,95 0,54 0,89 0,68 1,15 0,78 0,76 0,91 0,97 0,89 1,55 0,98
RASIO SOLVABILITAS
Total Debt Ratio 0,41 0,62 0,50 0,55 0,50 0,56 0,50 0,50 0,45 0,49 0,31 0,41
Debt Equity Ratio 0,71 1,66 0,99 1,22 1,00 1,27 0,99 0,98 0,83 0,94 0,45 0,71
Capital Structure 0,18 0,29 0,38 0,29 0,49 0,39 0,41 0,32 0,28 0,18 0,14 0,15
RASIO TURNOVER ASSET
Inventory Turnover 3,03 5,13 3,33 6,57 4,48 7,06 3,48 6,40 3,80 6,71 5,30 7,85
Receivable Turnover 5,48 7,47 5,28 9,06 5,76 8,32 5,72 7,00 6,00 6,06 6,11 5,04
Days’ Sales in Receivables 66,62 48,87 69,19 40,27 63,35 43,86 63,83 52,11 60,86 60,19 59,78 72,37
Total Asset Turnover 1,15 1,29 1,03 1,26 1,16 1,26 0,97 1,23 0,91 1,13 1,01 1,22
RASIO PROFITABILITAS
Profit Margin 5,37% 16,55% 4,90% 12,11% 6,30% 17,88% 4,70% 22,42% 6,58% 21,27% 10,05% 22,00%
Return On Asset 6,15% 21,41% 5,03% 15,31% 7,29% 22,53% 4,55% 27,69% 6,01% 23,94% 10,20% 26,86%
Return On Equity 10,50% 57,03% 10,00% 34,01% 14,56% 51,07% 9,04% 54,87% 10,99% 46,51% 14,77% 45,91%
Sumber: Laporan Keuangan Tahunan PT Tempo Scan Pasific Tbk. (https://www.idx.co.id

Available Online: https://dinastirev.org/JEMSI Page 358


Volume 2, Issue 3, Januari 2021 E-ISSN: 2686-5238, P-ISSN 2686-4916

CURRENT RATIO
4,00
3,00
2,00
1,00
0,00
2014 2015 2016 2017 2018 2019
TSPC 3,00 2,54 2,65 2,52 2,52 2,78
INDUSTRI 2,98 2,56 2,43 2,29 2,19 2,66

TSPC INDUSTRI

Grafik 1. Perbandingan Current Ratio TPSC dan industrinya

Dalam current ratio, apabila memiliki nilai >1 yang menunjukkan bahwa perusahaan
dianggap mampu memenuhi segala kewajiban jangka pendeknya. Apabila nilai current ratio <1
maka, perusahaan dianggap tidak mampu memenuhi segala kewajiban jangka pendeknya.

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa perbandingan current ratio PT Tempo
Scan Pasific Tbk, (TPSC) dengan total industri pharmaceutical bervariasi dari tahun ke tahun.
Oleh karena itu untuk hasil yang lebih akurat akan dilakukan rata-rata nilai current ratio selama
enam tahun. Hasil rata-rata nilai current ratio PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) sebesar 2,67
sedangkan total industri pharmaceutical sebesar 2,52. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai
current ratio PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) berada pada posisi lebih tinggi di bandingkan
dengan total industri pharmaceutical. Dapat disimpulkan bahwa PT Tempo Scan Pasific Tbk,
(TPSC) lebih baik di bandingkan total industri pharmaceutical.

QUICK RATIO
2,50
2,00
1,50
1,00
0,50
0,00
2014,00 2015,00 2016,00 2017,00 2018,00 2019,00
TSPC 2,15 1,81 1,83 1,78 1,78 2,06
INDUSTRI 2,13 1,84 1,72 1,67 1,58 1,99

TSPC INDUSTRI

Grafik 2. Perbandingan Quick Ratio TPSC dan Industrinya

Dalam quick ratio yang memiliki nilai >1 yang menunjukkan bahwa perusahaan
dianggap mampu memenuhi segala kewajiban jangka pendeknya. Apabila nilai quick ratio <1,
maka perusahaan dianggap tidak mampu memenuhi segala kewajiban jangka pendeknya.

Available Online: https://dinastirev.org/JEMSI Page 359


Volume 2, Issue 3, Januari 2021 E-ISSN: 2686-5238, P-ISSN 2686-4916

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa perbandingan quick ratio PT Tempo Scan
Pasific Tbk, (TPSC) dengan total industri pharmaceutical bervariasi dari tahun ke tahun. Oleh
karena itu, untuk hasil yang lebih akurat akan dilakukan rata-rata nilai quick ratio selama enam
tahun. Hasil rata-rata nilai current ratio PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) sebesar 1,90
sedangkan total industri pharmaceutical sebesar 1,82. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai
current ratio PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) berada pada posisi lebih tinggi di bandingkan
dengan total industri pharmaceutical. Dapat disimpulkan bahwa PT Tempo Scan Pasific Tbk,
(TPSC) lebih baik di bandingkan total industri pharmaceutical.

TOTAL DEBT RATIO


0,40
0,30
0,20
0,10
0,00
2014 2015 2016 2017 2018 2019
TSPC 0,27 0,31 0,30 0,32 0,31 0,31
INDUSTRI 0,27 0,31 0,32 0,34 0,35 0,34

TSPC INDUSTRI

Grafik 3. Perbandingan Total Debt Ratio TPSC dan Industrinya

Total debt ratio dapat menunjukkan seberapa besar aktiva yang dimiliki oleh perusahaan
dibiayai oleh hutang. Semakin besar nilai rasio ini artinya aktiva yang dimiliki oleh perusahaan
dibiayai atau dibeli dengan menggunakan hutang. Sehingga semakin besar nilai rasio ini maka
semakin besar pula risiko bagi para kreditur atau pihak yang memberikan pinjaman kepada
perusahaan.

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa perbandingan total debt ratio PT Tempo
Scan Pasific Tbk, (TPSC) perbandingan dengan total industri pharmaceutical bervariasi dari
tahun ke tahun. Oleh karena itu untuk hasil yang lebih akurat akan dilakukan rata-rata nilai Total
debt ratio selama enam tahun. Hasil rata-rata nilai Total debt ratio PT Tempo Scan Pasific Tbk,
(TPSC) sebesar 0,30 sedangkan total industri pharmaceutical sebesar 0,32. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa nilai total debt ratio PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) berada pada posisi
lebih rendah di bandingkan dengan total industri pharmaceutical. Dapat disimpulkan bahwa PT
Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) lebih baik di bandingkan total industri pharmaceutical.

Available Online: https://dinastirev.org/JEMSI Page 360


Volume 2, Issue 3, Januari 2021 E-ISSN: 2686-5238, P-ISSN 2686-4916

DEBT EQUITY RATIO


0,60
0,40
0,20
0,00
2014 2015 2016 2017 2018 2019
TSPC 0,37 0,45 0,42 0,46 0,45 0,45
INDUSTRI 0,38 0,45 0,46 0,51 0,54 0,52

TSPC INDUSTRI

Grafik 4. Perbandingan Debt Equity Ratio TPSC dan Industrinya

Debt equity ratio dapat menunjukkan seberapa besar ekuitas atau modal yang dimiliki
oleh perusahaan dibiayai oleh hutang. Semakin besar nilai rasio ini artinya aktiva yang dimiliki
oleh perusahaan dibiayai atau dibeli dengan menggunakan hutang. Sehingga semakin besar nilai
rasio ini maka semakin besar pula risiko bagi pihak yang memberikan pinjaman kepada
perusahaan.

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa perbandingan debt equity ratio PT
Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) perbandingan dengan total industri pharmaceutical bervariasi
dari tahun ke tahun. Oleh karena itu untuk hasil yang lebih akurat akan dilakukan rata-rata nilai
debt equity ratio selama enam tahun. Hasil rata-rata nilai debt equity ratio PT Tempo Scan
Pasific Tbk, (TPSC) sebesar 0,43 sedangkan total industri pharmaceutical sebesar 0,48.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai debt equity ratio PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC)
berada pada posisi lebih rendah di bandingkan dengan total industri pharmaceutical. Dapat
disimpulkan bahwa PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) lebih baik di bandingkan total industri
pharmaceutical.

CAPITAL STRUCTURE
0,20
0,15
0,10
0,05
0,00
2014 2015 2016 2017 2018 2019
TPSC 0,07 0,06 0,06 0,07 0,07 0,11
INDUSTRI 0,08 0,07 0,07 0,08 0,08 0,15

TPSC INDUSTRI

Grafik 5. Perbandingan Capital Structure TPSC dan Industrinya

Available Online: https://dinastirev.org/JEMSI Page 361


Volume 2, Issue 3, Januari 2021 E-ISSN: 2686-5238, P-ISSN 2686-4916

Capital Structure dapat menunjukkan seberapa besar aset atau modal yang dimiliki perusahaan
dibiayai atau berasal dari hutang jangka Panjang. Semakin besar nilai rasio ini artinya modal
yang dimiliki perusahaan sebagian besar berasal dari pinjaman atau hutang jangka panjang.

Berdasarkan grafik diatas dapat melihat bahwa capital structure PT Tempo Scan Pasific Tbk,
(TPSC) perbandingan dengan total industri pharmaceutical bervariasi dari tahun ke tahun. Oleh
karena itu untuk hasil yang lebih akurat akan dilakukan rata-rata nilai capital structure selama
enam tahun. Hasil rata-rata nilai capital structure PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) sebesar
0,07 sedangkan total industri pharmaceutical sebesar 0,09. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
nilai capital structure PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) berada pada posisi lebih rendah di
bandingkan dengan total industri pharmaceutical. Dapat disimpulkan bahwa PT Tempo Scan
Pasific Tbk, (TPSC) lebih baik di bandingkan total industri pharmaceutical.

RECIEVEABLE TURNOVER
15,00
10,00
5,00
0,00
2014 2015 2016 2017 2018 2019
TSPC 8,95 8,86 9,60 8,58 8,59 9,39
INDUSTRI 6,61 6,61 6,32 5,95 6,68 7,20

TSPC INDUSTRI

Grafik 6. Perbandingan Receivable Turnover TPSC dan Industrinya

Receivable turnover dapat menunjukkan berapa kali piutang dapat berputar dalam
setahun. Semakin tinggi nilai receivable turnover pada perusahaan maka piutang yang dapat
ditagih oleh perusahaan semakin tinggi oleh perusahaan sehingga memperkecil kemungkinan
piutang tidak tertagih dan baik juga bagi arus kas perusahaan.

Berdasarkan grafik diatas dapat melihat bahwa receivable turnover PT Tempo Scan
Pasific Tbk, (TPSC) perbandingan dengan total industri pharmaceutical bervariasi dari tahun ke
tahun. Oleh karena itu untuk hasil yang lebih akurat akan dilakukan rata-rata nilai receivable
turnover selama enam tahun. Hasil rata-rata nilai receivable turnover PT Tempo Scan Pasific
Tbk, (TPSC) sebesar 9,00 sedangkan total industri pharmaceutical sebesar 6,56. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa nilai receivable turnover PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) berada pada
posisi lebih tinggi di bandingkan dengan total industri pharmaceutical. Dapat disimpulkan
bahwa PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) lebih baik di bandingkan total industri
pharmaceutical.

Available Online: https://dinastirev.org/JEMSI Page 362


Volume 2, Issue 3, Januari 2021 E-ISSN: 2686-5238, P-ISSN 2686-4916

DAY'S SALES IN RECIEVEABLE (HARI)


80
60
40
20
0
2014 2015 2016 2017 2018 2019
TSPC 41 41 38 43 42 39
INDUSTRI 55 55 58 61 55 51

TSPC INDUSTRI

Grafik 7. Perbandingan Day’s Sale In Receivable TPSC dan Industrinya

Day’s sale in receivable dapat menunjukkan berapa lama rata-rata waktu yang
dibutuhkan perusahaan untuk menagih setiap piutang yang tertagih. Semakin kecil nilai day’s
sale in receivable semakin cepat piutang dilunasi.

Berdasarkan grafik diatas dapat melihat bahwa day’s sale in receivable PT Tempo Scan
Pasific Tbk, (TPSC) perbandingan dengan total industri pharmaceutical bervariasi dari tahun ke
tahun. Oleh karena itu untuk hasil yang lebih akurat akan dilakukan rata-rata nilai day’s sale in
receivable selama enam tahun. Hasil rata-rata nilai day’s sale in receivable PT Tempo Scan
Pasific Tbk, (TPSC) sebesar 41 hari sedangkan total industri pharmaceutical sebesar 56 hari.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai day’s sale in receivable PT Tempo Scan Pasific Tbk,
(TPSC) berada pada posisi lebih rendah di bandingkan dengan total industri pharmaceutical.
Dapat disimpulkan bahwa PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) lebih baik di bandingkan total
industri pharmaceutical.

INVENTORY TURNOVER
6,00
4,00
2,00
0,00
2014 2015 2016 2017 2018 2019
TSPC 4,33 4,11 4,15 3,99 4,14 4,77
INDUSTRI 3,80 3,72 3,79 3,74 4,16 4,58

TSPC INDUSTRI

Grafik 8. Perbandingan Inventory Turnover TPSC dan Industrinya

Inventory turnover dapat menunjukkan berapa kali persediaan dapat berputar dalam satu
tahun atau dapat juga dikatakan rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi dan efektifitas dari
persediaan. Semakin tinggi nilai inventory turnover menunjukkan perusahaan menjual
persediaan secara maksimal.

Available Online: https://dinastirev.org/JEMSI Page 363


Volume 2, Issue 3, Januari 2021 E-ISSN: 2686-5238, P-ISSN 2686-4916

Berdasarkan grafik diatas dapat melihat bahwa inventory turnover PT Tempo Scan
Pasific Tbk, (TPSC) perbandingan dengan total industri pharmaceutical bervariasi dari tahun ke
tahun. Oleh karena itu untuk hasil yang lebih akurat akan dilakukan rata-rata nilai inventory
turnover selama enam tahun. Hasil rata-rata nilai inventory turnover PT Tempo Scan Pasific
Tbk, (TPSC) sebesar 4,25 sedangkan total industri pharmaceutical sebesar 3,97. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa nilai inventory turnover PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) berada pada
posisi lebih tinggi di bandingkan dengan total industri pharmaceutical. Dapat disimpulkan
bahwa PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) lebih baik di bandingkan total industri
pharmaceutical.

TOTAL ASSET TURNOVER


1,50
1,00
0,50
0,00
2014 2015 2016 2017 2018 2019
TSPC 1,34 1,30 1,39 1,29 1,28 1,31
INDUSTRI 1,17 1,15 1,20 1,13 1,22 1,22

TSPC INDUSTRI

Grafik 9. Perbandingan Total Asset Turnover TPSC dan Industrinya

Total asset turnover dapat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola


seluruh asset yang dimilikinya untuk menghasilkan penjualan. Semakin tinggi total asset
turnover semakin tinggi pula penjualan yang dilakukan oleh perusahaan dari hasil mengelola
asset yang dimilikinya.

Berdasarkan grafik diatas dapat melihat bahwa total asset turnover PT Tempo Scan
Pasific Tbk, (TPSC) perbandingan dengan total industri pharmaceutical bervariasi dari tahun ke
tahun. Oleh karena itu untuk hasil yang lebih akurat akan dilakukan rata-rata nilai total asset
turnover selama enam tahun. Hasil rata-rata nilai total asset turnover PT Tempo Scan Pasific
Tbk, (TPSC) sebesar 1,32 sedangkan total industri pharmaceutical sebesar 1,18. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa nilai total asset turnover PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) berada pada
posisi lebih tinggi di bandingkan dengan total industri pharmaceutical. Dapat disimpulkan
bahwa PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) lebih baik di bandingkan total industri
pharmaceutical.

Available Online: https://dinastirev.org/JEMSI Page 364


Volume 2, Issue 3, Januari 2021 E-ISSN: 2686-5238, P-ISSN 2686-4916

PROFIT MARGIN
10,00%
8,00%
6,00%
4,00%
2,00%
0,00%
2014 2015 2016 2017 2018 2019
TSPC 7,80% 6,47% 5,97% 5,83% 5,36% 5,41%
INDUSTRI 7,42% 6,52% 6,37% 6,20% 5,29% 5,82%

TSPC INDUSTRI

Grafik 10. Perbandingan Profit Margin TPSC dan Industrinya

Profit margin dapat menunjukkan kemampuan seberapa besar keuntungan yang dapat
diperoleh perusahaan dari aktivitas penjualan. Semakin tinggi nilai profit margin maka semakin
tinggi pula laba yang dihasilkan perusahaan dari aktivitas penjualan.

Berdasarkan grafik diatas dapat melihat bahwa profit margin PT Tempo Scan Pasific
Tbk, (TPSC) perbandingan dengan total industri pharmaceutical bervariasi dari tahun ke tahun.
Oleh karena itu untuk hasil yang lebih akurat akan dilakukan rata-rata nilai profit margin selama
enam tahun. Hasil rata-rata nilai profit margin PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) sebesar
6,14% sedangkan total industri pharmaceutical sebesar 6,27%. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa nilai profit margin PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) berada pada posisi lebih rendah
di bandingkan dengan total industri pharmaceutical. Dapat disimpulkan bahwa total industri
pharmaceutical lebih baik di bandingkan PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC).

RETURN ON ASSET
15,00%
10,00%
5,00%
0,00%
2014 2015 2016 2017 2018 2019
TSPC 10,44% 8,42% 8,28% 7,50% 6,87% 7,11%
INDUSTRI 8,67% 7,52% 7,63% 6,99% 6,44% 7,12%

TSPC INDUSTRI

Grafik 11. Perbandingan Return On Asset TPSC dan Industrinya

Return on asset dapat menunjukkan seberapa besar keuntungan yang dapat diperoleh atau
dihasilkan perusahaan dari asset yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi nilai return on asset
maka semakin tinggi pula laba yang dihasilkan perusahaan dari asset yang dimilikinya.

Berdasarkan grafik diatas dapat melihat bahwa return on asset PT Tempo Scan Pasific
Tbk, (TPSC) perbandingan dengan total industri pharmaceutical bervariasi dari tahun ke tahun.

Available Online: https://dinastirev.org/JEMSI Page 365


Volume 2, Issue 3, Januari 2021 E-ISSN: 2686-5238, P-ISSN 2686-4916

Oleh karena itu untuk hasil yang lebih akurat akan dilakukan rata-rata nilai return on asset
selama enam tahun. Hasil rata-rata nilai return on asset PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC)
sebesar 8,10% sedangkan total industri pharmaceutical sebesar 7,40%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa nilai return on asset PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) berada pada posisi
lebih tinggi di bandingkan dengan total industri pharmaceutical. Dapat disimpulkan bahwa PT
Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) lebih baik di bandingkan total industri pharmaceutical.

RETURN ON EQUITY
20,00%
15,00%
10,00%
5,00%
0,00%
2014 2015 2016 2017 2018 2019
TSPC 14,35% 12,20% 11,77% 10,97% 9,95% 10,28%
INDUSTRI 11,92% 10,92% 11,16% 10,56% 9,93% 10,85%

TSPC INDUSTRI

Grafik 12 Perbandingan Return On Equity TPSC dan Industrinya

Return on equity dapat menunjukkan seberapa besar keuntungan yang dapat diperoleh
atau dihasilkan perusahaan dari ekuitas atau modal yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi
nilai return on equity maka semakin tinggi pula laba yang dihasilkan perusahaan dari ekuitas
atau modal yang dimilikinya.

Berdasarkan grafik diatas dapat melihat bahwa return on equity PT Tempo Scan Pasific
Tbk, (TPSC) perbandingan dengan total industri pharmaceutical bervariasi dari tahun ke tahun.
Oleh karena itu untuk hasil yang lebih akurat akan dilakukan rata-rata nilai return on equity
selama enam tahun. Hasil rata-rata nilai return on equity PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC)
sebesar 11,59% sedangkan total industri pharmaceutical sebesar 10,89%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa nilai return on equity PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) berada pada
posisi lebih tinggi di bandingkan dengan total industri pharmaceutical. Dapat disimpulkan
bahwa PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) lebih baik di bandingkan total industri
pharmaceutical.

KESIMPULAN
Berdasarkan analisis komparatif laporan keuangan PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC)
dengan industri pharmaceutical yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2014-
2019 dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

• Current Ratio dapat disimpulkan bahwa PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) lebih baik
di bandingkan total industri pharmaceutical.
• Quick Ratio dapat disimpulkan bahwa PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) lebih baik di
bandingkan total industri pharmaceutical.

Available Online: https://dinastirev.org/JEMSI Page 366


Volume 2, Issue 3, Januari 2021 E-ISSN: 2686-5238, P-ISSN 2686-4916

• Total Debt Ratio dapat disimpulkan bahwa PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) lebih
baik di bandingkan total industri pharmaceutical.
• Debt Equity Ratio dapat disimpulkan bahwa PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) lebih
baik di bandingkan total industri pharmaceutical.
• Capital Structure dapat disimpulkan bahwa PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) lebih
baik di bandingkan total industri pharmaceutical.
• Receivable Turnover dapat disimpulkan bahwa PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC)
lebih baik di bandingkan total industri pharmaceutical.
• Day’s Sale in Receivable dapat disimpulkan bahwa PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC)
lebih baik di bandingkan total industri pharmaceutical.
• Inventory Turnover dapat disimpulkan bahwa PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) lebih
baik di bandingkan total industri pharmaceutical.
• Total Asset Turnover dapat disimpulkan bahwa PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC)
lebih baik di bandingkan total industri pharmaceutical.
• Profit Margin dapat disimpulkan bahwa total industri pharmaceutical lebih baik di
bandingkan PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC).
• Return on Asset dapat disimpulkan bahwa PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) lebih
baik di bandingkan total industri pharmaceutical.
• Return on Equity dapat disimpulkan bahwa PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) lebih
baik di bandingkan total industri pharmaceutical.
Berdasarkan 12 analisis rasio laporan keuangan yang telah di teliti, maka dapat ditarik
kesimpulan secara keseluruhan adalah bahwa PT Tempo Scan Pasific Tbk, (TPSC) lebih baik
mengungguli industri pharmaceutical. Akan tetapi tidak lebih baik mengungguli dalam analisa
profit margin. Profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya
persentase laba kotor atas penjualan bersih (Kasmir, 2014).

REFERENSI
Agus Harjito dan Martono. 2010. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia.
Brigham, Eugene F. Dan J.F. Houston. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi 11.
Jakarta: Salemba Empat.
Fahmi, Irham. 2011. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Fahmi, Irham. 2012. Manjemen Investasi Teori dan Soal Jawab. Jakarta: Salemba Empat.
Hans Kartikahadi., dkk. 2016. Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis IFRS. Buku 1.
Jakarta : Salemba Empat.
Harahap, Sofyan Syafri, 2013. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Cetakan Kesebelas,
Jakarta : Rajawali Pers.
Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan pertama. Yogyakarta : CAPS.
Husein Umar. 2013. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis. Jakarta: Rajawali.
Irawati, S. 2006. Manajemen Keuangan, Cetakan Kesatu, Bandung : Pustaka.

Available Online: https://dinastirev.org/JEMSI Page 367


Volume 2, Issue 3, Januari 2021 E-ISSN: 2686-5238, P-ISSN 2686-4916

Kasmir, 2014. Analisis Laporan Keuangan, cetakan ke-7. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Kasmir. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
Munawir, S. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Nazir, M. 2013. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Priyati, N. 2013. Pengantar Akuntansi.Jakarta: PT Indeks
Sugiarto, M. 2017. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sutrisno. 2012. Manajemen Keuangan Teori Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta : Ekonisia.

Available Online: https://dinastirev.org/JEMSI Page 368

Anda mungkin juga menyukai