Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

FISIOLOGI SALURAN CERNA


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisiologi
Dosen Pengampu : Yulia Fitri, S.ST, M.Biomed

Disusun Oleh :
Dedek Ramayanti
P07124120 003

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN ACEH
TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT. Kepada-Nya kita memuji dan
bersyukur, memohon pertolongan dan ampunan. Kepada-Nya pula kita memohon
perlindungan dari keburukan diri dan syaiton yang selalu menghembuskan
kebatilan pada diri kita.

Dengan rahmat dan pertolongan-Nya, SAlhamdulillah makalah yang berjudul


“FISIOLOGI SALURAN CERNA“ ini dapat di selesaikan dengan baik. saya
menyadari sepenuh hati bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat di dalam
makalah ini.

Saya mengharapkan kritik dan saran para pembaca sebagai bahan evaluasi saya
dalam pembuatan makalah berikutnya. Mudah-mudahan itu semua menjadikan
cambuk bagi saya agar lebih meningkatkan kualitas makalah ini di masa yang akan
datang.

Meulaboh, 20 Oktober 2020

Penyusun
DEDEK RAMAYANTI

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................
1.1. Latar belakang ..................................................................................... 1
1.2. Rumusan masalah ................................................................................ 2
1.3. Tujuan masalah ................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................
2.1. Anatomi Saluran Pencernaan .............................................................. 3
2.2. Gerakan Dan Sekresi Gastrointestinal ................................................. 9
2.3. Proses Pencernaan Secara Mekanis ..................................................... 11
2.4. Absorsi Makanan ................................................................................ 11
2.5. Pengaturan Sistem Pencernaan Oleh Saraf Dan Hormon..................... 17

BAB III PENUTUPAN..............................................................................

3.1. Kesimpulan ......................................................................................... 19


3.2 Saran .................................................................................................... 20
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Saat struktur tubuh manusia dan fungsinya berkoordinasi, tubuh mendapatkan keseimbangan
dari lingkungan di dalam tubuh yang disebut (hemeostatsis) keseimbangan. Salah satu yang
dibutuhkan oleh tubuh adalah nutrisi. Nutrisi yang diproleh dari luar akan masuk ke dalam
tubuh dan disebarkan ke dalam tubuh agar nutrisi yang di proleh mampu mempertahankan
hemeostatsis tersebut.

Sistem pencernaan adalah serangkaian jaringan organ yang bekerja untuk mencerna
makanan. Selama dalam saluran pencernaan, makanan akan mengalami proses pencernaan,
baik secara mekanik maupun secara kimia. Pencernaan secara mekanik adalah proses
pengubahan makanan dari bentuk besar atau kasar menjadi bentuk yang lebih kecil atau
halus. Setiap makanan dan minuman yang kita konsumsi akan dicerna terlebih dahulu di
dalam tubuh. Ada yang diserap oleh tubuh dan sisanya akan dikeluarkan kembali dari tubuh.
Dalam proses tersebut melibatkan berbagai sistem atau alat pencernaan yang ada di dalam
tubuh manusia. Kemudian mulut dan dari mulut hingga usus besar.

Sistem pencernaan berfungsi menerima dan mencerna makanan menjadi nutrisi yang dapat
diserap. Nutrisi tersebut kemudian disalurkan ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Ketika
tubuh tidak dapat mencerna makanan dengan baik, kondisi tersebut dapat menyebababkan
intoleransi makanan. Apabila sistem pencernaan tidak di jaga dengan baik maka akan
mengakibatkan Gangguan pencernaan yang terjadi pada salah satu organ sistem pencernaan,
atau lebih dari satu organ pencernaan secara bersamaan.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana anatomi saluran pencernaan ?


2. Bagaimana gerakan dan sekresi gastrointestinal ?
3. Bagaimana gerakan dan sekresi gastrointestinal?
4. Bagaimana absorsi makanan ?
5. Bagaimana pengaturan sistem pencernaan oleh saraf dan hormone?

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN

1. Untuk mengetahui anatomi saluran pencernaan


2. Untuk mengetahui gerakan dan sekresi gastrointestinal
3. Untuk mengetahui proses pencernaan secara mekanis
4. Untuk mengetahui absorsi makanan
5. Untuk mengetahui pengaturan sistem pencernaan oleh saraf dan hormon
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 ANATOMI SALURAN PENCERNAAN


Sistem pencernaan adalah proses yang dilakukan oleh sekelompok organ dalam tubuh manusia
untuk memecah dan mengolah makanan demi menyerap nutrisinya. Nutrisi yang didapat akan
disalurkan ke seluruh tubuh untuk digunakan sebagai energi serta menjaga fungsi organ lainnya.
Sementara itu, sisa makanan yang tidak dapat diuraikan, dicerna, atau diserap akan dikeluarkan
lewat urine saat buang air kecil atau feses saat buang air besar. Sistem pencernaan makanan
diatur oleh otak yang dibantu oleh komponen lainnya (seperti saraf, hormon, dan enzim) agar
fungsi setiap organ dan proses kerjasama di antaranya berjalan seirama dengan teratur. Sistem
pencernaan manusia juga didukung oleh serangkaian otot yang mengkoordinasikan pergerakan
makanan untuk membantu melancarkan proses pengolahannya.

Anatomi sistem pencernaan manusia terdiri dari beberapa organ penting yang bertugas untuk
mendistribusikan dan mencerna makanan melalui saluran yang kita kenal sebagai saluran
pencernaan. Saluran pencernaan (Gastrointestinal) adalah saluran panjang yang masuk melalui
tubuh dari mulut sampai ke anus. Saluran ini mencerna, memecah, dan menyerap makanan
melalui lapisannya ke dalam darah. Organ dalam saluran pencernaan terdiri dari mulut,
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus. Sedangkan organ pencernaan
pelengkap terdiri dari lidah, gigi, kantung empedu, kelenjar air liur, hati, dan pankreas.
a. Mulut

Bisa dikatakan bahwa mulut adalah pintu gerbang dari sistem pencernaan makanan karena
menjadi pintu utama ketika makana masuk. Mulut berfungsi untuk mengunyah makanan menjadi
lebih halus agar lebih mudah ditelan. Makanan melalui mulut akan mengalami proses pencernaan
secara kimia dan mekanik. Organ yang membantu proses percernaan dalam mulut seperti lidah,
gigi dan kelenjar air liur.

Secara mekanik, Gigi akan memotong makanan menjadi bagian yang lebih kecil, yang kemudian
akan dibasahi oleh air liur sehingga memudahkan lidah dan otot-otot lainya mendorong makanan
dalam tenggorokan (faring) dan melewatkannya ke dalam kerongkongan.
b. Kerongkongan

Setelah makanan melalui mulut dan ditelan, makanan akan melalui tengorokan (faring) dan
kerongkongan (esophagus). Kerongkongan berperan dalam mengantarkan makanan yang sudah
ditelan untuk melalui proses selanjutnya dalam lambung. Gerakan kerongkongan yang
berkontraksi untuk mendorong makanan ke lambung disebut gerak peristaltik.

Terdapat pada ujung kerongkongan berupa cincin otot (sfingter) yang mengatur jalannya
makanan masuk ke lambung dan menutup secara teratur untuk mencegah makanan kembali ke
kerongkongan.

c. Lambung

Lambung atau ventrikulus mempunyai bentuk seperti kantong yang menggelembung dan berada
pada bagian kiri perut.

Lambung mempunyai tiga fungsi utama:

 Tempat menyimpan makanan sementara sebelum disalurkan ke organ selanjutnya.


 Memecah dan mengaduk makanan dengan mekanisme gerak peristaltik
 Mencerna dan menghancurkan makanan dengan bantuan enzim dalam lambung
 Hanya beberapa zat seperti air dan alkohol yang langsung di serap oleh lambung. Zat-
zat makanan lainnya harus melalui mekanisme pencernaan dalam lambung
d. Usus Halus

Usus halus berbentuk tabung tipis yang panjangnya 10 meter seperti selang yang digulung,
dimana permukaan bagian dalamnya penuh dengan tonjolan dan lipatan. Hasil makanan dari
lambung biasanya dalam bentuk semi padat atau chyme. Chyme inilah yang kemudian dilepaskan
secara sedikit demi sedikit melalui otot pylori sphincter bagian pertama dari usus halus disebut
duodenum (usus 12 jari). Terdapat tiga bagian utama dari usus halus yaitu duodenum (usus 12
jari), jejunum (usus kosong) dan ileum (bagian akhir).

Usus dua belas jari (duodenum) berperan dalam proses pencernaan makanan secara kimiawi
dengan bantuan getah empedu dan getah pankreas. Selanjutnya makanan, akan melalui usus
jejunum untuk membantu proses pencernaan makanan secara kimiawi melalui enzim-enzim yang
dihasilkan dinding usus seperti disakaridase (seperti maltase, laktase, dan sukrase),
aminopeptidase, dipeptidase, serta enterokinase. Bagian akhir usus halus adalah ileum yang
mana bertugas dalam menyelesaikan proses penyerapan nutrisi dan menyerap asam empedu
untuk dapat didaur ulang lagi.
e. Usus Besar

Proses penyerapan dari usus halus yang masih belum maksimal kemudian akan dilanjutkan oleh
usus besar. Usus besar berbentuk seperti huruf U terbalik yang panjangnya sekitar 5-6 meter.
Terdapat tiga bagian utama usus besar yaitu sekum (cecum), kolon dan rektum (rectum).

Sekum berbentuk seperti kantong yang berfungsi menyerap nutrisi yang tidak dapat diserap usus
halus. Kolon adalah bagian terpanjang dari usus besar yang berfungsi sebagai tempat cairan dan
garam diserap.

Rektum adalah bagian akhir dari usus besar. Rektum terhubung langsung keanus sehingga
bagian ini berfungsi untuk tempat penyimpanan tinja sebelum dikeluarkan oleh anus. Fungsi
utama usus besar adalah membuang air dan garam yang tidak dapat dicerna dan membentuk
limbah padatan yang dapat dikeluarkan.
f. Anus

Anus berfungsi untuk proses defekasi feses dan mengatur keluarnya fases. Defekasi adalah
proses membuang kotoran sisa pencernaan dalam bentuk feses. Hasil akhir dari sistem
pencernaan makanan berupa fases atau kotoran.

 KELAINAN SISTEM PENCERNAAN


1. Apendiksitis Apendiksitis adalah peradangan dari apendiks dan merupakan penyebab
abdomen akut .Apendiksitis dapat diartikan radang apendiks. suatu tambahan seperti
kantung yang tidak berfungsi terletak pada bagian inferior dari sekum. Penyebab yang
paling umum dari apendisitis adalah abstruksi lumen oleh feses yang akhirnya merusak
suplai aliran darah dan mengikis mukosa menyebabkan inflamasi.
2. Diare Diare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami rangsangan buang air
besar yang terus-menerus dari tinja atau feses yang masih memiliki kandungan air
berlebihan.
3. Gastritis Peradangan pada lapisan perut. Penyebab akut utama adalah konsumsi alkohol
berlebihan atau penggunaan jangka panjang obat anti-inflamasi nonsteroid (juga dikenal
sebagai NSAID) seperti aspirin atau ibuprofen.
4. Heartburn Perasaan terbakar yang menyakitkan di dada atau tenggorokan. Ini terjadi ketika
asam lambung ke kerongkongan punggung Anda, tabung yang membawa makanan dari
mulut ke perut manusia. Heartburn biasanya dikaitkan dengan regurgitasi asam lambung
(refluks lambung) yang merupakan gejala utama penyakit gastroesophageal reflux
5. Konstipasi Konstipasi atau sering disebut sembelit adalah kelainan pada sistem pencernaan
di mana seorang manusia (atau mungkin juga pada hewan) mengalami pengerasan feses atau
tinja yang berlebihan sehingga sulit untuk dibuang atau dikeluarkan dan dapat menyebabkan
kesakitan yang hebat pada penderitanya. Konstipasi yang cukup hebat disebut juga dengan
obstipasi. Dan obstipasi yang cukup parah dapat menyebabkan kanker usus
6. Parotitis Peradangan dari satu atau kedua kelenjar parotis, kelenjar ludah mayor yang
terletak di kedua sisi wajah, pada manusia. Kelenjar parotis adalah kelenjar ludah paling
sering terpengaruh oleh peradangan
7. Malnutrisi Suatu istilah umum yang merujuk pada kondisi medis yang disebabkan oleh diet
yang tak tepat atau tak cukup. Walaupun sering kali disamakan dengan kurang gizi yang
disebabkan oleh kurangnya konsumsi, buruknya absorpsi, atau kehilangan besar nutrisi atau
gizi.
8. Ulkus peptikum Keadaan di mana kontinuitas mukosa lambung terputus dan meluas sampai
di bawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak meluas sampai ke bawah epitel disebut erosi,
walaupun seringkali dianggap juga seb
9. Sirosis hatiPenyakit hati menahun yang mengenai seluruh organ hati, ditandai dengan
pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Keadaan tersebut terjadi karena infeksi akut
dengan virus hepatitis dimana terjadi peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan
banyak kematian sel. Kondisi ini menyebabkan terbentuknya banyak jaringan ikat dan
regenerasi noduler dengan berbagai ukuran yang dibentuk oleh sel parenkim hati yang
masih sehat Akibatnya bentuk hati yang normal akan berubah disertai terjadinya penekanan
pada pembuluh darah dan terganggunya aliran darah vena porta yang akhirnya
menyebabkan hipertensi portal. Pada sirosis dini biasanya hati membesar, teraba kenyal, tepi
tumpul, dan terasa nyeri bila ditekan.

2.2 GERAKAN DAN SAKRESI GASTROINTESTINAL

1. Gerakan Gastrointestinal

 Gerakan Propulsif (Peristaltik)

Makanan bergerak maju sepanjang saluran dengan kecepatan yang sesuai untuk terjadinya
pencernaan dan absorbsi. Rangsangan yang dapat menimbulkan gerakan peristaltik antara lain :
a) Peregangan usus, iritasi epitel pelapis usus, sinyal saraf ekstrinsik terutama parasimpatis.

b) Reflek mienterikus / reflek peristaltik dan gerakan peristaltik ke arah anus (“hukum dari usus”).

 Gerakan mencampur

Yang menjaga agar isi usus tetap tercampur setiap waktu. Pada beberapa tampat, gerakan
peristaltik sendiri menimbulkan sebagian besar pencampuran. Pada tempat lain, kontraksi
konstriktif yang lebih berperan dalam proses pencampuran, namun ada pula yang melibatkan
kedua proses tersebut.

2. Sekresi Gastrointestinal
 HCL

sel-sel partikel secara aktif mengeluarkan HCL ke dalam lumen lambung. Fungsi HCL dalam
proses pencernaan adalah (1) mengaktifkan prekusor enzim pepsinogen menjadi pepsin dan
membentuk lingkungan asam untuk aktivitas pepsin; (2) membantu penguraian serat otot dan
jaringan ikat; (3) bersama dengan lisozim bertugas mematikan mikroorganisme dalam makanan.

 Pepsinogen

Pada saat di ekresikan ke dalam lambiung, pepsinogen mengalami penguraian oleh HCL menjadi
bentuk aktif, pepsin. Pepsin berfungsi dalam pencernaan protein untuk menghasilkan fragmen-
fragmen peptida. Karena fungsinya memecah protein, maka peptin dalam lambung harus
disimpan dan disekresikan dalam bentuk inaktif (p epsinogen) agar tidak mencerna sendiri sel-sel
tempat ia terbentuk.

 Sekresi mukus

Mukus berfungsi sebagai sawar protektif untuk mengatasi beberapa cedera pada mukosa lambung.

 Sekresi Gastrin

Di daerah kelenjar pilorus (PGA) lambung terdapat sel G yang mensekresikan gastrin.
2.3 PENCERNAAN SECARA MEKANIS (FUNGSI MOTORIK PENCERNAAN)
ENZIMATIS

Pencernaan mekanik yaitu proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi lebih kecil
dengan bantuan alat-alat pencernaan. Alat yang membantu pencernaan mekanik seperti gigi,
lambung, usus. Pencernaan mekanik menjadi lebih mudah karena adanya saliva (air ludah) dan
getah lambung. Pencernaan mekanik dibantu oleh gerakan saluran pencernaan seperti gerakan
peristaltik, gerak segmentasi dan gerak ayun (pendular). Gerakan-gerakan ini memungkinkan
makanan di dorong, kemudian diremas dan dicampur dengan enzim pencernaan (pengadukan).

2.4 ABSORBSI MAKANAN

1. KARBOHIDRAT

Jenis dan Struktur Karbohidrat diklasifikasikan menjadi:

a. Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat yang
lebih sederhana, contohnya glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
b. Disakarida adalah produk kondensasi dua unit monosakarida, contohnya maltose dan sukrosa.
c. Oligosakarida adalah produk kondensasi tiga sampai sepuluh unti monosakarida, contohnya
rafinosa, stakiosa, dan verbaskosa. Sebagian besar oligosakarida tidak dapat dicerna oleh
enzim dalam tubuh manusia.
d. Polisakarida adalah produk kondensasi lebih dari sepuluh unti monosakarida, contohnya pati
dan dekstrin.

Alam saccharides umumnya dibangun dari karbohidrat sederhana yang disebut monosakarida
dengan rumus umum (CH 2 O) n dimana n adalah tiga atau lebih. Suatu monosakarida khas
memiliki struktur H-(CHOH) x (C = O) - (CHOH) y-H, yaitu, sebuah aldehid atau keton dengan
banyak hidroksil kelompok menambahkan, biasanya satu pada setiap karbon atom yang bukan
bagian dari aldehida atau keton kelompok fungsional . Contoh monosakarida adalah glukosa ,
fruktosa , dan gliseraldehida . Namun, beberapa bahan biologi yang biasa disebut
"monosakarida" tidak sesuai dengan rumus ini (misalnya, asam uronic dan deoksi-gula seperti
fucose ), dan ada banyak bahan kimia yang sesuai dengan formula ini tetapi tidak dianggap
monosakarida (misalnya
, formaldehida CH 2 O dan inositol (CH 2 O). Bentuk rantai terbuka monosakarida sering
berdampingan dengan bentuk cincin tertutup dimana aldehid / keton karbonil grup karbon (C =
O) dan hydroxyl group (-OH) bereaksi membentuk hemiacetal dengan jembatan COC baru.

Monosakarida bisa dihubungkan bersama ke dalam apa yang disebut polisakarida (atau
oligosakarida ) dalam berbagai macam cara. Banyak karbohidrat mengandung satu atau lebih
unit monosakarida diubah yang telah memiliki satu atau lebih kelompok diganti atau dihapus.
Sebagai contoh, deoksiribosa , komponen dari DNA , adalah versi modifikasi dari ribosa ; kitin
terdiri dari unit pengulangan N-asetilglukosamin , sebuah nitrogen yang mengandung bentuk-
glukosa.

Tempat : Mulut, Duodenum, Jejunum dan Ileum.

 Mekanisme

Absorpsi karbohidrat : Monosakarida (glukosa, fruktosa, dan galaktosa) → diabsorpsi→ melalui


sel epitel usus halus. Bila konsentrasi monosakarida cukup tinggi : absorpsi secara pasif . Bila
konsentrasi turun : absorpsi secara aktif. Glukosa dan galaktosa lebih cepat diabsorpsi daripada
fruktosa.Monosakarida melalui vena porta dibawa ke hati di mana fruktosa dan galaktosa diubah
menjadi glukosa.Jadi semua disakarida pada akhirnya diubah menjadi glukosa.

 Efek/Pengaruh ke Kesehatan

Kekurangan karbohidrat dalam jangka panjang dapat menyebabkan terjadinya kurang gizi.
Sedangkan apabila terlalu berlebih karbohidrat akan menimbulkan obesitas.

2. LEMAK

 Jenis dan Struktur

Lipid diklasifikasikan menurut komposisi kimianya menjadi :

a. Lipid sederhana ( Lemak netral, ester asam lemak dengan berbagai alkohol)
b. Lipid kompleks/majemuk ( Fosfolipida, glikolipid/glikosfingolipid, lipid kompleks lain
seperti sulfolipid, aminolipid, lippprotein )
c. Lipid turunan ( Asam lemak, gliserol, steroid, aldehida lemak, vitamin larut lemak, badan
keton, hormon, hidrokarbon )

Lemak disini adalah suatu ester asam lemak dengan gliserol.Gliserol merupakan trihidroksi
alkohol yang terdiri atas tiga atom karbon.Jadi tiap atom karbon mempunyai gugus – OH.Satu
molekul gliserol dapat mengikat satu, dua atau tiga molekul asam lemak dalam bentuk ester,
yang disebut monogliserida, digliserida atau trigliserida.Pada lemak, satu molekul gliserol
mengikat tiga molekul asam lemak, oleh karena itu lemak adalah trigliserida.R1-COOH, R2-
COOH dan R3- COOH ialah molekul asam lemak yang terikat pada gliserol. Ketiga molekul
asam lemak itu boleh sama, boleh berbeda. Asam lemak yang terdapat dalam alam adalah asam
palmitat, stearat, oleat dan linoleat.

Tempat: Lambung, Duodenum. Usus halus ( getah usus ).

 Mekanisme

Proses absorpsi lemak : Hasil pencernaan lipida → diabsorpsi ke dalam membran mukosa usus
halus → dengan cara difusi pasif.
Makanan akan melewati kerongkongan menuju lambung, tempat penyerapan lemak berlangsung.
Di sini, 10-20% lemak dari makanan dipecah. Lemak tersebut akan memasuki usus kecil, di
mana tetes-tetes lemak besar diuraikan lebih lanjut oleh kontraksi usus (peristaltik) dan
emulsifier (asam empedu dan lesitin) menjadi tetesan lemak yang lebih kecil.

Sebagian besar lemak pada makanan berbentuk trigliserida (Gambar 1). Trigliserida terdiri dari
rangka struktur gliserol dengan tiga asam lemak yang menempel dan menjadi bentuk molekuler
seperti huruf besar E. Enzim lipase gastrointestinal memecah trigliserida yang terdapat di tetesan
lemak kecil menjadi asam lemak bebas dan monogliserida, yang cukup kecil untuk memasuki
sel- sel mukosa dinding usus. Untuk itu, molekul-molekul ini harus dapat larut dalam air.

Asam empedu membungkus asam lemak bebas, monogliserida, vitamin yang larut dalam lemak,
lesitin dan kolesterol untuk membentuk tetesan mikroskopik larut air yang disebut misel. Misel
kemudian menuju dinding sel dinding usus, di mana asam lemak bebas dan monogliserida
melewati membran dan memasuki sel. Misel sendiri tidak melewati membran.Setelah memasuki
sel mukosa, asam lemak dan monogliserida bergabung lagi menjadi trigliserida. Proses
pencernaan selesai dan lemak dapat diedarkan melalui sistem limfatik menuju sistem peredaran
darah lalu ke seluruh tubuh untuk digunakan sebagai energi atau disimpan di sel lemak yang
disebut dengan adiposit.

 Efek/Pengaruh ke Kesehatan

Defisiensi lemak dalam tubuh akan mengurangi ketersediaan energi dan mengakibatkan
terjadinya katabolisme/perombakan protein. Defisiensi asam lemak akan menyebabkan
terganggunya pertumbuhan, terjadinya kelainan pada kulit, umumnya pada balita terjadi luka
“eczematous” pada kulit. Sedangkan kelebihan lemak berhubungan dengan kenaikan trigliserida
dalam plasma (hipertrigliseridemia) juga dikaitkan dengan terjadinya penyakit jantung koroner.

3. PROTEIN

Jenis dan Struktur Protein diklasifikasikan menjadi:

a. Protein bentuk serabut


b. Protein globular
c. Protein konjugasi
Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat satu),
sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat empat).Struktur primer
protein merupakan urutan asam amino penyusun protein yang dihubungkan melalui ikatan
peptida (amida).Sementara itu, struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari
berbagai rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai
bentuk struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut:

alpha helix (α-helix, "puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai asam-asam amino berbentuk seperti
spiral;

beta-sheet (β-sheet, "lempeng-beta"), berupa lembaran-lembaran lebar yang tersusun dari


sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-H);

beta-turn, (β-turn, "lekukan-beta"); dan

gamma-turn, (γ-turn, "lekukan-

gamma").

Gabungan dari aneka ragam dari struktur sekunder akan menghasilkan struktur tiga dimensi yang
dinamakan struktur tersier. Struktur tersier biasanya berupa gumpalan.Beberapa molekul protein
dapat berinteraksi secara fisik tanpa ikatan kovalen membentuk oligomer yang stabil (misalnya
dimer, trimer, atau kuartomer) dan membentuk struktur kuartener.

Contoh struktur kuartener yang terkenal adalah enzim Rubisco dan insulin.

Struktur primer protein bisa ditentukan dengan beberapa metode: (1) hidrolisis protein dengan
asam kuat (misalnya, 6N HCl) dan kemudian komposisi asam amino ditentukan dengan
instrumen amino acid analyzer, (2) analisis sekuens dari ujung-N dengan menggunakan
degradasi Edman,
(3) kombinasi dari digesti dengan tripsin dan spektrometri massa, dan (4) penentuan massa
molekular dengan spektrometri massa.

Struktur sekunder bisa ditentukan dengan menggunakan spektroskopi circular dichroism (CD)
dan Fourier Transform Infra Red (FTIR).Spektrum CD dari puntiran-alfa menunjukkan dua
absorbans negatif pada 208 dan 220 nm dan lempeng-beta menunjukkan satu puncak negatif
sekitar 210-216 nm.Estimasi dari komposisi struktur sekunder dari protein bisa dikalkulasi dari
spektrum CD.Pada spektrum FTIR, pita amida-I dari puntiran-alfa berbeda dibandingkan dengan
pita amida-I dari
lempeng-beta.Jadi, komposisi struktur sekunder dari protein juga bisa diestimasi dari spektrum
inframerah.

Struktur protein lainnya yang juga dikenal adalah domain.Struktur ini terdiri dari 40-350 asam
amino.Protein sederhana umumnya hanya memiliki satu domain.Pada protein yang lebih
kompleks, ada beberapa domain yang terlibat di dalamnya. Hubungan rantai polipeptida yang
berperan di dalamnya akan menimbulkan sebuah fungsi baru berbeda dengan komponen
penyusunnya. Bila struktur domain pada struktur kompleks ini berpisah, maka fungsi biologis
masing-masing komponen domain penyusunnya tidak hilang.Inilah yang membedakan struktur
domain dengan struktur kuartener.Pada struktur kuartener, setelah struktur kompleksnya
berpisah, protein tersebut tidak fungsional.

Tempat: Mulut, Duodenum, Lambung

 Mekanisme

Absorpsi ini menggunakan mekanisme transpor natrium seperti halnya pada absorpsi glukosa.
Asam amino → memasuki sirkulasi darah → melalui vena porta → dibawa ke hati → sebagian
digunakan oleh hati dan sebagian lagi melalui sirkulasi darah dibawa ke sel-sel jaringan.
Sebagian besar asam amino telah diabsorpsi pada saat asam amino sampai di ujung usus halus.

Beberapa jenis protein karena struktur fisika atau kimianya tidak dapat dicerna dan dikeluarkan
melalui usus halus tanpa perubahan. Protein yang tidak dapat diabsorpsi akan masuk ke dalam
usus besar. Dalam usus besar terjadi metabolisme mikroflora kolon dan produknya dikeluarkan
dalam bentuk feses.

 Efek/Pengaruh ke Kesehatan

Kekurangan protein dapat menimbulkan penyakit kwashiorkor, marasmus. Sedangkan kelebihan


protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum
darah, demam, dan obesitas.
2.5 PENGATURAN SISTEM PENCERNAAN OLEH SARAF DAN HORMON

 Kolesitokinin

disekresikan oleh sel I dalam mukosa duodenum dan jejunum sebagai respon terhadap pemecahan
produk lemak, asam lemak dan monogliserid dalam usus.

Efeknya: kontraksi kandung empedu, menghambat motilitas lambung agar empedu


mengemulsikan lemak dan memberi cukup waktu untuk pencernaan lemak di usus bagian atas.

 Sekretin

disekresi oleh sel S dalam mukosa duodenum sebagai respon terhadap asam lambung.

Efeknya: penghambatan (ringan) terhadap motilitas sebagian besar traktus gastrointestinal.

 Peptida penghambat asam lambung

disekresikan oleh mukosa usus halus bagian atas sebagai respon terhaadap asam lemak dan asam
amino dan sedikit pada karbohidrat.

Efeknya: sedikit menurunkan aktifitas motorik lambung, memperlambat pengosongan isi


lambung.

 HCL

sel-sel partikel secara aktif mengeluarkan HCL ke dalam lumen lambung. Fungsi HCL dalam
proses pencernaan adalah

1) mengaktifkan prekusor enzim pepsinogen menjadi pepsin dan membentuk lingkungan asam
untuk aktivitas pepsin
2) membantu penguraian serat otot dan jaringan ikat
3) bersama dengan lisozim bertugas mematikan mikroorganisme dalam makanan.
 Pepsinogen

pada saat di ekresikan ke dalam lambung, pepsinogen mengalami penguraian oleh HCL menjadi
bentuk aktif, pepsin. Pepsin berfungsi dalam pencernaan protein untuk menghasilkan fragmen-
fragmen peptida. Karena fungsinya memecah protein, maka peptin dalam lambung harus
disimpan
dan disekresikan dalam bentuk inaktif (pepsinogen) agar tidak mencerna sendiri sel-sel tempat ia
terbentuk.

 Sekresi mukus

Mukus berfungsi sebagai sawar protektif untuk mengatasi beberapa cedera pada mukosa lambung.

 Faktor intrinsik

faktor intrinsik sangat penting dalam penyerapan vitamin B12. vitamin B12 penting dalam
pembentukan eritrosit. Apabila tidak ada faktor intrinsik, maka vitamin B12 tidak dapat diserap.

 Sekresi Gastrin

Di daerah kelenjar pilorus (PGA) lambung terdapat sel G yang mensekresikan gastrin.

 Proses pencernaan

Setelah terjadi pencernaan, dilanjutkan dengan proses defekasi.

Proses defekasi adalah proses yang di dahului dengan proses transporstasi feses ke dalam rektum
yang mengakibatkan ketegangan dinding rektum dan merangsang terjadinya refleks defekasi.
BAB III

PENUTUPAN

3.1 KESIMPULAN

1. Sistem pencernaan adalah proses yang dilakukan oleh sekelompok organ dalam tubuh
manusia untuk memecah dan mengolah makanan demi menyerap nutrisinya.
2. Saluran pencernaan (Gastrointestinal) adalah saluran panjang yang masuk melalui tubuh dari
mulut sampai ke anus. Saluran ini mencerna, memecah, dan menyerap makanan melalui
lapisannya ke dalam darah. Organ dalam saluran pencernaan terdiri dari mulut,
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus. Sedangkan organ pencernaan
pelengkap terdiri dari lidah, gigi, kantung empedu, kelenjar air liur, hati, dan pancreas.
3. Sistem pencernaan makanan diatur oleh otak yang dibantu oleh komponen lainnya (seperti
saraf, hormon, dan enzim) agar fungsi setiap organ dan proses kerjasama di antaranya
berjalan seirama dengan teratur.
4. Jika pencernaan makanan tidak dijaga dengan baik bisa menyebabkan gangguan seperti
Apendiktitis,diare,gastrisis,heartburn dan lain sebagainya.
5. Pencernaan mekanik yaitu proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi lebih kecil
dengan bantuan alat-alat pencernaan. Alat yang membantu pencernaan mekanik seperti gigi,
lambung, usus. Pencernaan mekanik menjadi lebih mudah karena adanya saliva (air ludah)
dan getah lambung
6. Gerakan gastrointestinal dibagi menjadi dua yaitu, gerakan propulsif dan gerakan
mencampur sedangkan sekresi gastrointestinal ada HCL, pepsinogen,sekresi mucus,sekresi
gastrin
7. Pada absorbsi makanan ada 3 yaitu, Karbohidrat,lemak, dan protein
8. Pengaturan sistem dan hormone ada kolesitokinin,skretin,peptide penghambat asam
lambung,HCL,pepsinogen,sekresi mucus, factor intrinsic,dan sekresi gastrin
9. Setelah terjadi pencernaan, dilanjutkan dengan proses defekasi.Proses defekasi adalah proses
yang di dahului dengan proses transporstasi feses ke dalam rektum yang mengakibatkan
ketegangan dinding rektum dan merangsang terjadinya refleks defekasi.
3.2 SARAN

Sistem pencernaan manusia dirancang untuk mengubah segala makanan yang Anda konsumsi
menjadi nutrisi, yang nantinya akan digunakan untuk proses perkembangan dan perbaikan sel
tubuh, juga sebagai sumber energi. Fungsi utama dari sistem pencernaan yaitu sebagai pencerna
nutrisi tubuh. Namun meskipun begitu, bukan berarti sistem pencernaan pada tubuh manusia
akan selalu aman karena adanya nutrisi yang banyak. Pintu atau jalan masuknya zat dari luar
dengan bebas ternyata akan menimbulkan banyak gangguan atau penyakit pada sistem
pencernaan. Dimana penyakit tersebut akan mengganggu atau mengancam orang yang
menderitanya. Penyakit atau gangguan yang menyerang ini akan menghambat sistem kerja
organ-organ yang lainnya. Diperlukan kewaspadaan dan pengetahuan untuk menghindari
penyakit atau gangguan yang akan mengancam, seperti misalkan memperhatikan kebersihan
makanan dan minuman yang akan kita konsumsi, kebersihan mulut dan gigi, konsumsi makanan
bergizi dan masih banyak yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai