Anda di halaman 1dari 60

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

BAB II
PROFIL
KABUPATEN KARANGASEM

2.1 WILAYAH ADMINISTRASI


2.1.1 Gambaran Administrasi Wilayah
Karangasem merupakan kabupaten yang terletak di ujung paling timur Pulau
Bali. Secara astronomis, kabupaten ini berada pada posisi 8000 ’00 – 8041 ’37,8 Lintang
Selatan dan 115035’9,8 – 115054 ’8,9 Bujur Timur yang membuatnya beriklim tropis
layaknya wilayah lain di Provinsi Bali. Adapun batas wilayah Kabupaten Karangasem
adalah sebagai berikut :
• Sebelah utara berbatasan dengan laut Bali;
• Sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia;
• Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Klungkung, Bangli, dan
Buleleng;
• Sebelah timur berbatasan dengan Selat Lombok.
Luas Wilayah Kabupaten Karangasem terdiri atas 8 Kecamatan, 75 desa, dan 3
kelurahan, dengan luas 839,54 km² atau 83.954 Ha. Kecamatan-kecamatan di
Kabupaten Karangasem meliputi: Kecamatan Rendang, Sidemen, Manggis,
Karangasem, Abang, Bebandem, Selat, dan Kubu. Lebih jelasnya luasan masing-masing
kecamatan dan dengan rincian jumlah desanya dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 9


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

Tabel 2.1 Jumlah Desa/Kelurahan pada Masing-masing Kecamatan


dan Luasannya di Kabupaten Karangasem Tahun 2016
Jumlah Luas Prosentase
No. Kecamatan
Desa/Kelurahan Km2 Ha (%)
1. Rendang 6 109,70 10.970 13,07
2. Sidemen 10 35,15 3.515 4,79
3. Manggis 12 69,83 6.983 8,32
4. Karangasem 11 94,23 9.423 11,22
5. Abang 14 134,05 13.405 15,97
6. Bebandem 8 81,51 8.151 9,71
7. Selat 8 80,35 8.035 9,57
8. Kubu 9 234,72 23.472 27,95
Jumlah 78 839,54 83.954 100
Sumber: KDA, 2017
Orientasi Kabupaten Karangasem dan batas-batas administrasinya termasuk 8
kecamatan tersebut di atas dapat dilihat pada Gambar 2.1 dan Gambar 2.2.
L A U T B A L I

Kec. Sawan
Kec. Kubutamb ahan
Kec. Bulele ng
Kec. Te jakula

Kec. Sukasa da
Kec. Banjar
Kec. Gerokgak
Kec. Seririt KAB. BULELENG
KAB. BANGLI
Kec. Busungbiu
Kec. Kintamani

Kec. Melaya Kec. Kubu


KAB. JEMBRANA
Kec. Batur iti
Kec. Nega ra Kec. Pupua n
KAB. KARANGASEM
Kec. Mendoyo Kec.
Petang
KAB. TABANAN Kec. Aba ng
Kec.
Kec. Pekutatan Penebel Kec. Kec. Kec. Rend ang Kec.
Payangan Tampaksir ing Kec. Bebande m
Tembuku Kec. Selat Kec. Karan gasem
Kec. Kec. Susut
Mar ga Kec. Te gala lang Kec. Sid emen
Kec. Selemadeg Kec. Bangli
Kec. Kec. Manggis
Kec. Keram bitan Abiansemal
Kec. Kec. Kec.
Kec. Ta banan Ubu d Gia nyar Banjaran gka n
Kec.
Mengw i Kec. Daw an
SA KAB. GIANYAR Kec.
M Klungkung
UD Kec. Kediri
Kec. Bla hbatuh

RA Kec. Sukawati
Dps. Bar at KAB. KLUNGKUNG
IN KAB.
DO BADUNG
NE Dps. Timur

S IA KODYA DENPASAR
Dps. Selatan
Kec. Nusa Penida

Kec. Kuta

Gambar 2.1. Orientasi Kabupaten Karangasem dari Pulau Bali

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 10


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

Gambar 2.2. Peta Administrasi Kabupaten Karangasem

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 11


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

2.2 POTENSI WILAYAH KABUPATEN KARANGASEM


2.2.1 Potensi Ekonomi
Potensi ekonomi berkaitan dengan sektor perindustrian dan perdagangan di
Kabupaten Karangasem sangat dipengaruhi adanya industri kecil dan menengah. Sektor
Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten Karangasem memberikan peranan besar
dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi kerakyatan karena industri ini mandiri dalam
memenuhi kebutuhan pasar lokal maupun regional. Industri kecil dan menengah mampu
menyerap banyak tenaga kerja, serta mampu bertahan dalam situasi krisis global.
Industri Kecil Menengah (IKM) menghasilkan aneka produk khas yang beberapa
diantaranya menjadi produk unggulan Kabupaten Karangasem, diantaranya:
1. Industri Kerajinan Anyaman Ate.
2. Industri Kerajinan Tenun Geringsing, Endek, Songket dan Bebali.
3. Industri Kerajinan Batu Tabas.
4. Industri Kerajinan Perak.
5. Industri Makanan dan Minuman.
Kondisi Perdagangan di Kabupaten Karangasem terbagi dalam kategori
Kelompok Formal dan Kelompok Non Formal. Dari kedua kategori tersebut secara
umum Kelompok Non Formal mempunyai peran lebih besar dari segi jumlah unit usaha
maupun penyerapan tenaga kerja bila dibandingkan dengan Kelompok Formal. Berikut
ini data Perdagangan di Kabupaten Karangasem sampai dengan Tahun 2015 yang
diklasifikasikan berdasarkan kecamatan.
Tabel 2.2
Jumlah Perdagangan Formal dan Perdagangan Global Per Kecamatan
di Kabupaten Karangasem 2015
No. Kecamatan Perdagangan Formal Perdagangan Global
1. Abang 79 2.137
2. Bebandem 71 3.101
3. Karangasem 388 5.037
4. Kubu 76 1.269
5. Manggis 70 2.002
6. Rendang 54 2.667
7. Selat 47 607
8. Sidemen 20 730
Jumlah 805 17.550
Sumber : Disperindag Kab. Karangasem, 2016
2.2.2 Potensi Pengembangan Wilayah
Sesuai Perda Nomor 17 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Karangasem,
pusat-pusat kegiatan dalam system perkotaan terdiri atas:

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 12


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

a. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) adalah kawasan perkotaan Amlapura sesuai


dengan arahan dalam RTRWP Bali, terdiri dari : Kelurahan Padangkerta,
Kelurahan Karangasem, Kelurahan Subagan dan Desa Bungaya Kangin.
Sedangkan wilayah hinterlandnya, meliputi : Desa Bungaya, Desa Bugbug,
Desa Pertima, Desa Tumbu, Desa Bukit, Desa Tegallinggah.
b. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), terdiri atas :
• Kawasan Perkotaan Rendang dengan peran sebagai Ibukota Kecamatan
Rendang meliputi wilayah administrasi Desa Rendang dan Desa
Menanga sebagai pusat perkotaan dan hinterlandnya yaitu Desa
Pempatan dan Desa Besakih;
• Kawasan Perkotaan Sidemen dengan peran sebagai Ibukota Kecamatan
Sidemen meliputi wilayah administrasi Desa Sidemen dan Desa Telaga
Tawang sebagai pusat perkotaan dengan hinterlandnya adalah Desa
Sinduwati;
• Kawasan Perkotaan Selat dengan peran sebagai Ibukota Kecamatan
Selat meliputi wilayah administrasi Desa Selat dan Desa Duda sebagai
pusat perkotaan dan hinterlandnya adalah Desa Amerta Bhuana;
• Kawasan Perkotaan Manggis dengan peran sebagai Ibukota Kecamatan
Manggis meliputi wilayah administrasi Desa Ulakan sebagai pusat
perkotaan;
• Kawasan Perkotaan Bebandem dengan peran sebagai Ibukota
Kecamatan Bebandem meliputi wilayah administrasi Desa Bebandem
sebgai pusat perkotaan;
• Kawasan Perkotaan Abang dengan peran sebagai Ibukota Kecamatan
Abang meliputi wilayah administrasi Desa Abang sebagai pusat
perkotaan dengan wilayah hinterlandnya adalah Desa Pidpid, Desa
Kesimpar, Desa Nawa Kerti, Desa Ababi;
• Kawasan Perkotaan Culik meliputi wilayah administrasi Desa Culik
sebagai pusat perkotaan dengan hinterlandnya meliputi Desa
Purwakerthi, Desa Labasari;
• Kawasan Perkotaan Kubu dengan peran sebagai Ibukota Kecamatan
Kubu meliputi wilayah administrasi Desa Kubu sebagai pusat perkotaan
dengan kawasan hinterlandnya adalah Desa Baturinggit;

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 13


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

• Kawasan Perkotaan Ban meliputi wilayah administrasi Desa Ban


sebagai pusat perkotaan dan hinterlandnya adalah Desa Sukadana;
• Kawasan Perkotaan Ban meliputi wilayah administrasi Desa Ban
sebagai pusat perkotaan dan hinterlandnya adalah Desa Sukadana;
• Kawasan Perkotaan Tianyar meliputi wilayah administrasi Desa
Tianyar sebagai pusat perkotaan dengan kawasan hinterlandnya adalah
Desa Tianyar Barat, Desa Tianyar Tengah;
• Kawasan Perkotaan Seraya meliputi wilayah administrasi Desa Seraya
sebagai pusat perkotaan dengan kawasan hinterlandnya adalah Desa
Seraya Barat, Desa Seraya Timur;
Sedangkan sistem perdesaan berdasarkan Perda Nomor 17 Tahun 2012 tentang
RTRW Kabupaten Karangasem, terdiri atas:
a. PPL di Kecamatan Rendang
PPL Menanga, merupakan kawasan perdesaan Menanga dengan pusat
pelayanan di Desa Menanga kawasan hinterlandnya meliputi ; Desa
Nongan, dan Desa Pesaban;
b. PPL di Kecamatan Sidemen
• PPL Talibeng, merupakan kawasan perdesaan Talibeng dengan
pusat pelayanan di Desa Talibeng dan Desa Lokasari dan kawasan
hinterlandnya meliputi : Desa Tri Eka Buana, dan Desa Kerta
Bhuana;
• PPL Sangkan Gunung, merupakan kawasan perdesaan sangkan
Gunung dengan pusat pelayanan di Desa Sangkan Gunung dan
kawasan hinterlandnya meliputi ; Desa Tangkup, dan Desa
Wismakerta;
c. PPL di Kecamatan Manggis
• PPL Manggis, merupakan kawasan perdesaan Manggis dengan pusat
pelayanan Desa Manggis dan kawasan hinterlandnya hanya Desa
Selumbung;
• PPL Sengkidu, merupakan kawasan perdesaan Sengkidu dengan
pusat pelayanan di Desa Sengkidu dan kawasan hinterlandnya
meliputi : Desa Ngis, Desa Tenganan, Desa Nyuh Tebel, dan Desa
Pesedahan;

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 14


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

• PPL Antiga, merupakan kawasan perdesaan Antiga meliputi : Desa


Antiga dengan peran sebagai Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)
dengan hinterland meliputi : Desa Gegelang, dan Desa Antiga
Kelod.
d. PPL di Kecamatan Abang
• PPL Tista, merupakan kawasan perdesaan tista dengan pusat
pelayanan di Desa Tista dan kawasan hinterlandnya meliputi : Desa
Tribuana, Desa Kerta Mandala dan Desa Tiyingtali;
• PPL Datah, merupakan kawasan perdesaan Datah dengan pusat
pelayanan di Desa Datah dan tidak memiliki kawasan perdesaan
sebagai hinterlandnya;
• PPL Bunutan, merupakan kawasan perdesaan Bunutan dengan pusat
pelayanan di Desa Bunutan dan tidak memiliki kawasan perdesaan
sebagai hinterlandnya;
e. PPL di Kecamatan Bebandem
• PPL Sibetan, merupakan kawasan perdesaan Sibetan dengan pusat
pelayanan di Desa Sibetan dan kawasan hinterlandnya meliputi :
Desa Jungutan, dan Desa Macang;
• PPL Budakeling, merupakan kawasan perdesaan Budakeling dengan
pusat pelayanan di Desa Budakeling dan hinterlandnya hanya Desa
Bhuana Giri;
f. PPL di Kecamatan Selat
• PPL Muncan, merupkan kawasan perdesaan Muncan dengan pusat
pelayanan di Desa Muncan dan kawasan hinterlandnya meliputi ;
Desa Peringsari, dan Desa Sebudi;
• PPL Duda, merupakan kawasan perdesaan Duda dengan pusat
pelayanan di Desa Duda dan kawasan hinterlandnya meliputi ; Desa
Duda Timur, dan Desa Duda Utara;
g. PPL di Kecamatan Kubu
• PPL Tulamben, merupakan kawasan perdesaan Tulamben dengan
pusat pelayanan di Desa Tulamben dan kawasan hinterlandnya
hanya Desa Dukuh;

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 15


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

Tabel 2.3
Sistem Perkotaan dan Perdesaan
Berdasarkan Fungsi di Kabupaten Karangasem
Cakupan Wilayah
Fungsi
No Nama Kota Perkotaan dan Hinterland Keterangan
Kota
Perdesaan
1 PKL • Kawasan Perkotaan Kelurahan Desa Bungaya, Desa Kawasan Strategis
Amlapura Padangkerta, Bugbug, Desa Pertima, Kabupaten (KSK)
Karangasem, Desa Tumbu, Desa Bukit,
Subagan dan Desa Tegallinggah
Bungaya Kangin;
2 PPK • Kawasan Perkotaan Desa Rendang Desa Pempatan dan Desa Kawasan Strategis
Rendang Besakih Kabupaten (KSK)
• Kawasan Perkotaan Desa Selat Desa Amerta Bhuana Kawasan Strategis
Selat Desa Duda Kabupaten (KSK)
• Kawasan Perkotaan Desa Sidemen dan Desa Sinduwati Kawasan Strategis
Sidemen Telaga Tawang Kabupaten (KSK)
• Kawasan Perkotaan Desa Ulakan Kawasan Strategis
Manggis Kabupaten (KSK)
• Kawasan Perkotaan Desa Bebandem Kawasan Strategis
Bebandem Kabupaten (KSK)
• Kawasan Perkotaan Desa Abang Desa Pidpid, Desa Kawasan Strategis
Abang Kesimpar, Desa Kerta Kabupaten (KSK)
Mandala, Desa Nawa
Kerti, Desa Ababi
• Kawasan Perkotaan Desa Kubu Desa Baturinggit, Kawasan Strategis
Kubu Kabupaten (KSK)
• Kawasan Perkotaan Desa Tianyar Desa Tianyar Barat, Desa Kawasan Strategis
Tianyar Tianyar Tengah Kabupaten (KSK)
3 PPK • Kawasan Perkotaan Desa Culik Desa Purwakerthi, Desa Kawasan Strategis
Promosi Culik Labasari Kabupaten (KSK)
• Kawasan Perkotaan Desa Ban Desa Sukadana Kawasan Strategis
Ban Kabupaten (KSK)
• Kawasan Perkotaan Desa Seraya Desa Seraya Barat, Desa Kawasan Strategis
Seraya Seraya Timur Kabupaten (KSK)
3 PPL • PPL Redang Desa Menanga Desa Nongan, dan Desa
Pesaban;
• PPL Muncan Desa Muncan Desa Peringsari, dan Desa
Sebudi
• PPL Duda Desa Duda Desa Duda Timur, dan
Desa Duda Utara
• PPL Talibeng Desa Talibeng & Desa Tri Eka Buana, dan
Desa Lokasari Desa Kerta Bhuana
• PPL Sangkan Desa Sangkan Desa Tangkup, Desa
Gunung Gunung Wismakerta
• PPL Manggis Desa Manggis Desa Selumbung
• PPL Sengkidu Desa Sengkidu Desa Ngis, Desa
Tenganan, Desa Nyuh
Tebel, dan Desa Pesedahan
• PPL Antiga Desa Antiga Desa Gegelang, dan Desa
Antiga Kelod.
• PPL Sibetan Desa Sibetan Desa Jungutan, dan Desa
Macang
• PPL Budakeling Desa Budakeling Bhuana Giri
• PPL Tista Desa Tista Desa Tribuana, dan Desa
Tiyingtali;

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 16


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

Cakupan Wilayah
Fungsi
No Nama Kota Perkotaan dan Hinterland Keterangan
Kota
Perdesaan
• PPL Datah Desa Datah
• PPL Bunutan Desa Bunutan
• PPL Tulamben Desa Tulamben Desa Dukuh
Sumber : RTRW Kabupaten Karangasem 2012-2032

2.2.3 Potensi Agropolitan


2.2.3.1 Potensi dan Peluang Investasi di Bidang Pertanian dan Perkebunan
Buah salak sebagai hasil produksi pertanian Kabupaten Karangasem memiliki
jenis beragam (Salak Nangka, Salak Gula Pasir, dll) dan memiliki rasa yang khas.
Begitu juga halnya dengan hasil produksi kacang tanah. Untuk jambu mete, biji jambu
mete yang dihasilkan sudah memiliki sertifikat organic dan memenuhi syarat untuk
pasaran ekspor. Lokasi ke 3 (tiga) komoditi unggulan ini tersebar di 8 Kecamatan yang
ada di Kabupaten Karangasem. Komoditi buah salak ada di Kecamatan Bebandem,
Selat, Rendang (Produksi terbesar ada di Desa Sibetan Kecamatan Bebandem).
Komoditi kacang tanah di Kecamatan Kubu, Karangasem, Rendang dan 5 Kecamatan
lainnya. Sedangkan jambu mete di produksi tersebar ada di Kecamatan Kubu. Ketiga
komoditi tersebut sudah memiliki kajian secara akademis dan peluang investasi yang
terbuka adalah usaha budidaya dan pemasaran hasil dalam seperti Sub Terminal
Agribisnis (STA) dengan bentuk usaha bisnis murni, pengolahan sendiri maupun
kontrak jual beli.
Berdasarkan Buku Kabupaten Karangasem Dalam Angka Tahun 2017,
produksi salak di Kabupaten Karangasem pada tahun 2016 adalah sebesar maksimum
18.733 ton dengan luas panen 6.728.613 pohon. Luas panen tersebut merupakan luas
panen terbesar selama 4 triwulan, sehingga dapat diperkirakan dalam waktu setahun
salak yang berhasil dipanen adalah maksimum sebanyak 74.932 ton dengan luas
maksimum 26.914.452 pohon.

2.2.3.2 Potensi dan Peluang Investasi di Bidang Pertenakan


Berdasarkan Buku Peluang Investasi Kabupaten Karangasem Tahu 2016,
Kabupaten Karangasem merupakan salah satu gudang populasi ternak Sapi Bali terbesar
di Bali dengan produksi ternak sapi 135.506 ekor (21,26% dari hasil produksi sapi di
Bali). Lokasi produksi ternak sapi tersebar di 8 Kecamatan namun penghasil terbesar
ada dikecamatan Kubu, Rendang, Abang dan Karangasem. Kajian akademis sudah
dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Bali Dalam Bentuk Profil Investasi Sektor Primer
dan Peluang Usaha yang terbuka untuk bidang usaha ini adalah usaha budidaya

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 17


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

(penggemukan) dan pemasaran dengan bentuk usaha sistem plasma dan bentuk usaha
lain yang menguntungkan. Perkiraan investasi untuk bidang usaha ini sebesar Rp.
597.100.000,-.

2.2.4 Potensi Minapolitan


Produksi perikanan laut/perikanan tangkap di Kabupaten Karangasem
mencapai 18.378,24 ton/tahun dengan nilai produksi Rp. 164.565.436.000,00 dengan
hasil tangkap terbesar ada pada jenis ikan tongkol dengan jumlah produksi mencapai
13.845,9 ton. Lokasi penangkapan ikan terbesar di 3 kecamatan yaitu kecamatan Kubu,
Kecamatan Abang, dan Kecamatan Manggis. Belum ada kajian khusus secara akademis
untuk komoditi ini tetapi peluang investasi yang terbuka untuk bidang usaha ini adalah
usaha penagkapan ikan dan pemasaran hasil .bentuk usaha dapat berupa bisnis murni
maupun pola kemitraan dan bentuk lainnya.

2.2.5 Potensi Pariwisata


Di Kabupaten Karangasem terdapat 3 Kawasan Pariwisata yaitu Kawasan
Pariwisata Candidasa, Kawasan Pariwisata Ujung, dan Kawasan Pariwisata Tulamben.
Pemerintah Kabupaten Karangasem memiliki kekayaan Obyek dan Daya Tarik Wisata
(ODTW) yang tersebar secara merata di 8 Kecamatan, seperti:
• Wisata Budaya : Besakih, Tirta Gangga, Taman Ujung, Puri
Karangasem dan Tenganan Pegringsingan.
• Wisata Alam : Bukit Jambul, Candidasa, Tirta Gangga, Taman
Ujung, Padang Bai, Putung, Telaga Waja dan Iseh
• Wisata Bahari : Candidasa, Ujung, Tulamben, Jemeluk
• Agro Wisata : Agro Wisata Salak Sibetan.
Kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara mencapai 454.802
wisatawan. Tersedia juga sarana prasaranan kepariwisataan seperti: penginapan berupa
hotel berbintang, hotel melati, pondok wisata, restoran/rumah makan dan sarana
prasarana kepariwisataan lainnya. Keberadaan pariwisata laut Pelabuhan Padangbai di
wilayah selatan Kabupaten Karangasem yang merupakan akses dari laut yang
menghubungkan Pulau Bali dengan Pulau Lombok dan Pulau Nusa Penida. Selain itu,
terdapat pula potensi pelabuhan pariwisata dan Kota Pesisir/ “Waterfront City” dan
pengembangan kawasan pelabuhan di Tanah Ampo Kecamatan Manggis, serta potensi
pengembangan pelabuhan penumpang dan barang di pantai Amed Kecamatan Abang.

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 18


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

2.2.6 Potensi Investasi Di Bidang Infrastruktur


Potensi di bidang infrastruktur di Kabupaten Karangasem diantaranya:
a. Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Amed berlokasi di Dusun Amed, Desa
Purwakerti, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, dengan tujuan kegiatan:
• Pelabuhan Amed pernah menjadi pelabuhan penyeberangan secara
tradisional yang menghubungkan Pulau Bali (Amed) dan Pulau Lombok
• Perencanaan kedepan, Pelabuhan AMED akan dikembangkan kembali
sebagai Pelabuhan Penyeberangan Penumpang dan Barang yang
menghubungkan Bali dan Lombok.
• Sedangkan Pelabuhan Padangbai lebih difokuskan sebagai pelabuhan
pariwisata dan pelabuhan penyeberangan Bali-Nusa Penida, dan
penyeberangan diluar Bali – Lombok.
Tahapan kegiatan yang sudah dilakukan :
 Telah tersusun Dokumen Feasibility Study (FS), yang dilakukan oleh
Pemerintah Provinsi Bali pada tahun 2007.
 Detail Engineering Design (DED) yang disusun oleh Pemerintah
Provinsi Bali, pada tahun 2007.
 Amdal sudah diikerjakan dengan dana APBD Provinsi Bali pada tahun
2008.
 Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Tahun 2009.
 Perda RTRWP Bali N0.16 Tahun 2009.
 Perda RTRW Kabupaten Karangasem 2012-2032 No. 17 Tahun 2012.
b. Pembangunan Sarana Air Bersih, Kegiatan ini mencakup penyediaan air baku
(produksi) yang berlokasi di sepanjang DAS Telaga Waja, Kabupaten
Karangasem dan pembangunan jaringan pipa transmisi dan distribusi yang
berlokasi di lintas kabupaten, dengan tujuan kegiatan untuk memanfaatkan
sumber air minum yang ada di daerah aliran Sungai Telaga Waja di Kabupaten
Karangasem untuk dimanfaatkan melayani kebutuhan air minum untuk Kawasan
Pariwisata di Kabupaten Karangasem, Kabupaten Klungkung, Gianyar, Badung
dan Kota Denpasar.
Pemanfaatan sumber air saat ini :
• Sumber Air Grubug dan Arca (1.202 lt/detik):

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 19


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

• Air minum sebanyak 50 Lt/detik untuk pelayanan sebagaian


Kecamatan Rendang dan Desa Besakih.
• Untuk Irigasi dengan cakupan luas sawah diairi 764 ha dengan
perkiraan pemakaian 2,5 Lt/detik/ha sehingga total kebutuhan irigasi
1.910 Lt /detik.
• Untuk pelayanan cakupan luas sawah 764 ha masih kekurangan air
sehingga pemanfaatan air irigasi dilakukan secara bergilir.
• Sumber Mata Air Surya, Mata Air Bongol, Mata Air Iseh, Mata Air
Celuk dengan jumlah debit keseluruhan sebanyak 694 Lt/detik
dimanfaatkan saat ini untuk air minum Telaga Waja baru sebanyak
125 Lt/detik dari rencana 400 Lt/detik pemanfaatnya.
• Sisa debit sebanyak 294 mengalir ke Sungai Telaga Waja.
• Secara keselurahan sisa debit air yang mengalir di sungai Telaga
Waja sebanyak ± 1.294 Lt/detik
c. Pembangunan Pelabuhan Cruise Tanahampo, Berada di wilayah Dusun Tanah
Ampo Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali.
- Sejak Tahun 1970-an Pariwisata sangat strategis dalam perkembangan
Bali. Kabupaten Karangasem dengan sebutan "Pearl from East Bali"
merupakan tujuan wisata ketiga setelah Kabupaten Badung dan Gianyar.
- Wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Karangasem adalah
Wisatawan yang menggunakan Kapal Cruise.
- Pada era 90-an rata-rata terdapat 60 Kapal Cruise lego jangkar setiap
tahunnya di Perairan Padangbai (Tanahampo).
- Secara Historis Perairan Padangbai khususnya lokasi Desa Tanah ampo
merupakan pelabuhan alami yang sudah dikenal sejak lama yang sering
dikunjungi oleh kapal-kapal pesiar Internasional sehingga sangat perlu
untuk dibangun Pelabuhan Pariwisata tanahampo untuk berlabuhnya
Kapal Pesiar.
- Tahun 2006-2012 Sampai sudah 21 Kapal pesiar melakukan Lego
Jangkar di pelabuhan Padangbai dimana penumpang kapal pesiar yang
melakukan lego jangkar di Padangbai dievakuasi dengan Kapal kecil
(Boat) untuk bisa melakukan perjalanan wisata di daerah Bali.

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 20


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

- Data kunjungan kapal pesiar ke Indonesia sejak 2001 sampai 2007


sebanyak 199 kapal, diantaranya 58 ke Bali, 37 kapal ke Padangbai dan
21 kapal ke Benoa. Sedangkan untuk tahun 2011 dan 2012 Kunjungan
Kapal cruise yang datang sebanyak 12 kapal.
- Aspek Teknis untuk kedalaman kolam pelabuhan tidak perlu diragukan
lagi karena kedalaman kolam pelabuhan di padangbai khususnya
Tanahampo, lebih dari 12 m. Kapal pesiar jenis Queen Ellizabeth sudah
pernah melakukan lego jangkar.
- Pembangunan ini akan bisa meningkatkan Perekonomian masyarakat
Bali khususnya di Kabupaten Karangasem.
- Tahapan Kegiatan yang sudah dilakukan:
• Telah dibangun keselurahan di Zone Inti ± 133 Milyar (APBN)
• Tahun 2007: Bangunan couseway yang telah dibangun ± 10 Milyar
• Tahun 2008: direncanakan Pembangunan lanjutan dengan dana Rp. 20
Milyar
• Di Tahun 2012 : Usulan penambahan couseway perpanjangan 154 M
dengan dana 200 M.
- Dari pembangunan Pelabuhan Pariwisata/Cruise Tanahampo yang mulai
sejak Tahun 2006 disamping memiliki sejumlah potensi, masih terdapat
beberapa kendala penghambat yaitu sebagai berikut:
1. Bahwa penawaran atau minat Operator Cruise dinegara-negara
Eropa, Amerika maupun Asia sangat tinggi untuk segera bisa
berlabuh di Pelabuhan Pariwisata/Cruise Tanahampo. Bahkan
Operator Cruise Singapura bersama Kadinnya menawarkan 400
Cruise singgah di Pelabuhan Pariwisata/Cruise Tanahampo setiap
tahun.
2. Bahwa kapal-kapal yang berlabuh saat ini ukuran panjangnya diatas
250 M, sementara panjang dermaga yang ada baru 154 M, sehingga
saat ini jika kapal-kapal berlabuh masih menggunakan sekoci.
3. Terkait dengan rencana kelanjutan pembangunan dermaga cruise
Tanahampo melalui pola KPS, masih ada kendala soal penyatuan
aset masing-masing yaitu Aset Pemerintah Pusat, Aset Pemerintah
Provinsi dan Aset Pemerintah Kabupaten.

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 21


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

d. Pembangunan Pembangkit Listrik, untuk pembangunan PLTS tersebut


Pemerintah Kabupaten Karangasem berkomitmen untuk menyediakan lahan
sekitar 1,5 Ha di Kecamatan Kubu, dan bersedia untuk memelihara dan
mengelola fasilitas yang akan dibangun melalui pembentukan lembaga
pengelola dari unsur pemerintah daerah dan masyarakat, dengan tujuan kegiatan:
- Membangun sumber dan jaringan pelayanan listrik yang
murah/terjangkau dengan sebanyak-banyaknya memanfaatkan
potensi setempat, ramah lingkungan, berkelanjutan, untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat Kabupaten Karangasem yang sejalan dengan
kebijakan kelistrikan Provinsi Bali dan Nasional.
- Mewujudkan Bali khususnya Kabupaten Karangasem yang mandiri
didalam penyediaan sumber daya listrik.
- Adapun sasarannya adalah:
• Terbangunnya PLTS sebagai salah satu energi alternatif di
Kabupaten Karangasem.
• Adapun jaringan pembangkit yang sudah terbangun bantuan dari
Kementerian ESDM memiliki kapasitas 1,15 MW yang terletak
di Kecamatan Kubu dan Abang.
• Teralirinya dan terpenuhinya kebutuhan listrik di 35 dusun yang
tersebar di 17 Desa di 6 Kecamatan di Kabupaten Karangasem.
- Adapun permasalahan dan potensi pengembangan sumber energi
kelistrikan di Kabupaten Karangasem adalah sebagai berikut :
• Secara umum Bali belum bisa mandiri di dalam penyediaan
daya untuk memenuhi kebutuhan listrik Bali secara keseluruhan,
sehingga berdampak bagi penyediaan listrik di Kabupaten
Karangasem.
• Kondisi geografis dan topograpi berbukit, dan bergunung
dengan pola penyebaran penduduk/pemukiman yang menyebar
(tidak terkonsentrasi) keseluruh wilayah bahkan di daerah
pegunungan yang mengakibatkan tingginya investasi kelistrikan
jika dikelola dengan sistem jaringan.
- Tahapan Kegiatan yang sudah dilakukan :

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 22


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

• Kebijakan pemerintah Pembangunan Pembangkit Listrik 200


MW di wilayah Kecamatan Kubu Kab. Karangasem Bali, untuk
mengatasi krisis penyediaan Tenaga Listrik Bali.
• Penyediaan tenaga listrik dan sekaligus sebagai upaya investasi
dalam rangka peningkatan pertumbuhan perekonomian, serta
upaya penyediaan lapangan kerja masyarakat.
• Kebijakan Pemerintah Kabupaten untuk Penyediaan Listrik
untuk wilayah terpencil melalui pemanfaatan potensi : (PLTS),
(PLTB), (PLTA) dan (PLTA) Pasang Surut memanfaatkan
ombak air laut.
e. Pembangunan Rumah Sakit Bertaraf Internasional, yang berlokasi di Kota
Amlapura, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem. Merupakan bagian
dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karangasem atau alternatif kedua
adalah di wilayah Desa Jasri, dengan tujuan kegiatan :
- Adalah membangun Bangsal Rumah Sakit Bertaraf Internasional atau
Bangsal berstandar VIP, sebagai bagian (Wing) dari Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Karangasem, di atas lahan seluas 2.800 m². Rumah
Sakit ini terutama ditujukan bagi wisatawan asing, warga negara asing
yang menetap sementara di Karangasem/Bali (termasuk ekspatriat), dan
juga kepada masyarakat yang mempunyai uang dan membutuhkan
pelayanan lebih.
- Tahapan Kegiatan yang sudah dilakukan :
• Telah tersedia tanah 5.800 m2 di kawasan RSUD atau alternatif
pengembangan di desa Jasri dengan luasan ± 2 Ha.
• Pra Rancangan (Preliminary design)
f. Pembangunan Pengolahan Sampah dan Daur Ulang yang berlokasi di Desa
Bhuana Giri/Linggasana, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem,
dengan tujuan kegiatan :
- Sampah merupakan hasil kegiatan aktifitas manusia yang yang selalu
menimbulkan sisa, tidak semua sampah bisa diolah dengan teknologi
apapun kecuali meminimalisasi timbulan sampah.

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 23


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

- Merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama yang mempunyai


berbagai fasilitas pariwisata yang rentan terhadap terjadinya timbulan
sampah dimana sampah yang dihasilkan tidak sedikit.
- Dengan adanya sistem pengolahan sampah yang berskala internasional
secara otomatis dapat menanggulangi masalah persampahan sehingga
dapat mendukung Bali sebagai Maskot Pariwisata Dunia.
- Sistem pengelolaan sampah yang selama ini berjalan, sampah yang
dihasilkan oleh berbagai aktivitas yang terjadi di Kabupaten Karangasem
masih dilakukan sistem konvensional, sedangkan apabila diangkut ke
TPA tidak semua sampah dapat terangkut. Hal ini tentu saja
menimbulkan pencemaran lingkungan.
- Tahapan yang sudah dilakukan:
• Tahap Pemisahan Sampah Organik dan An Organik.
• Tahap Pengangkutan ke Tempat Penampungan Akhir (TPA)
• Tahap Pengolahan kembali / Daur Ulang.
g. Pembangunan Jalan Tol, melintasi Kabupaten Badung, Kota Denpasar,
Kabupaten Gianyar, Kabupaten Klungkung, dan Kabupaten Karangasem. Ruas
jalan ini merupakan lintas kabupaten yang memerlukan koordinasi dengan
Pemerintah Provinsi, dengan tujuan kegiatan :
- Wilayah Bali telah ada jaringan jalan yang cukup memadai melalui
Pembangunan Jalan Baru By Pass Prof. Mantra, ruas Jalan Sanur –
Kusamba, keberadaan jalan ini lambat laun sudah mengalami kemacetan
pada jam-jam tertentu.
- Untuk itu dalam rangka mendukung laju arus penumpang dan barang
dari wilayah Bali bagian Barat (Negara dan Tabanan) dan Wilayah
Selatan dan Tengah (Kabupaten Badung, Kotamadya Denpasar dan
Gianyar) ke wilayah Bali Bagian Timur (Kabupaten Klungkung dan
Kabupaten Karangasem) diperlukan Jalan yang bebas hambatan berupa
Pembangunan Jalan Tol ruas jalan Tohpati – Kusamba – Padangbai.
- Kondisi jalan yang baik dan bebas hambatan, akan memperlancar
pergerakan barang dan penumpang dari Gilimanuk, Denpasar ke
Padangbai/Pelabuhan Kapal Pesiar Tanah Ampo yang rencananya akan
mulai beroperasi tahun 2009.

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 24


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

- Tahapan yang sudah dilakukan:


• FS Finansial
• DED
• Sosialisasi.
• Pembebasan Lahan.
• Tender.
• Konstruksi.
h. Pembangunan Pabrik Pengolahan Ikan, Berada di wilayah Amed, Kecamatan
Abang, Kabupaten Karangasem
- Dengan Luas Wilayah : 83,954 Km2 /(839,54 Ha) (14,90 %) dari Luas
Wilayah Pulau Bali (5.632,86 Km2), dengan panjang garis pantai 87 Km,
sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan.
- Produksi perikanan laut dari hasil penangkapan adalah 8.353,90 ton/thn
dengan nilai produksi Rp. 52.034.580.000, Produksi perikanan darat atau
air tawar sebesar 242,98 ton/thn dengan nilai produksi Rp.
3.113.818.000.
- Sebagai daerah yang memilki potensi di bidang hasil laut dengan jumlah
hasil tangkapan/produksi yang cukup tinggi tiap tahunnya, maka perlu
dibuatkan suatu kajian penerapan teknologi industri pengolahan ikan
yang nantinya dapat memberikan nilai tambah sebagai peluang
pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat nelayan di Kabupaten
Karangasem.
- Tahapan kegiatan yang sudah dilakukan:
• Pengumpulan ikan dari para Nelayan.
• Pemisahan jenis ikan dan klasifikasi standar klas ukuran ikan.
• Pembersihan.
• Penyimpan ikan (cool storage).
• Pendistribusian.
i. Investasi di Bidang Garmen tersebar di wilayah Kabupaten Karangasem, dengan
tujuan kegiatan:
- Membangkitkan sektor riil dan pengembangan UKM untuk gerak usaha
Garmen di Kabupaten Karangasem.

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 25


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

- Saat ini telah berkembang industri Garmen seperti pakaian jadi, bordir
serta Garmen yang berlokasi menyebar di 8 Kecamatan.
- Memiliki potensi pengembangan Garmen baik yang bermotif tradisional
maupun kreasi disain Internasional.
j. Peluang Investasi di Bidang Pariwisata, Peluang Investasi dari potensi obyek
daya tarik pariwisata yang masih bisa dikembangkan, yaitu terdapat 3 kawasan
Pariwisata yaitu, Kawasan pariwisata Candidasa, Kawasan Pariwisata Ujung,
dan Kawasan Pariwisata Tulamben serta kekayaan kasanah obyek dan daya tarik
wisata (ODTW) yang tersebar secara merata di 8 Kecamatan, seperti:
• Wisata Budaya : Besakih, Tirta Gangga, Taman Ujung, Puri
Karangasem dan Tenganan Pegringsingan.
• Wisata Alam : Bukit Jambul, Candidasa, Tirta Gangga, Taman
Ujung, Padang Bai, Putung, Telaga Waja dan Iseh
• Wisata Bahari : Candidasa, Ujung, Tulamben, Jemeluk
• Agro Wisata : Agro Wisata Salak Sibetan.
- Merupakan wilayah Bali Timur yang memiliki obyek daya tarik wisata
terbanyak di Bali, baik wisata alam berupa gugusan perbukitan yang
menawana Gunung Agung serta keindahan pantai dan kehidupan bawah
lautnya. Dengan luas wilayah ± 839,54 Km2 dengan penduduknya
adalah petani dan pedagang.
- Seiring dengan dibukanya jalan baru, jalan Prof. Dr. Ida Bagus Mantra
maka jarak tempuh ke Karangasem menjadi lebih singkat dan cepat serta
keberadaan pariwisata laut Pelabuhan Padangbai diwilayah Selatan
Kabupaten yang merupakan akses dari Laut yang menghubungkan Pulau
Bali dengan Pulau Lombok dan Pulau Nusa Penida.
- Karangsem saat ini memiliki potensi obyek daya tarik wisata alam dan
berbagai kegiatan budaya dan keagamaan, juga tersedianya sarana
prasarana kepariwisataan seperti: penginapan berupa hotel berbintang,
hotel melati, pondok wisata, restoran/rumah makan dan sarana prasarana
kepariwisataan lainnya, dengan kunjungan wistaman Domestik maupun
Mancanegara mencapai 416.363 wisatawan (Tahun 2011).

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 26


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

2.3 DEMOGRAFI DAN URBANISASI


2.3.1. Jumlah Penduduk
Penduduk memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi. Melalui
berbagai aspek seperti besarnya jumlah penduduk, penyebaran geografis, kepadatan
penduduk, komposisi dalam usia serta jenis kelamin, pendidikan dan kesehatan, serta
tingkat pertumbuhannya, maka jelaslah bahwa penduduk dapat mempengaruhi
pembangunan khususnya pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan data proyeksi penduduk, jumlah penduduk di Kabupaten
Karangasem sebanyak 410.800 jiwa, dengan komposisi 205.500 jiwa penduduk laki-
laki (50,02%) dan 205.300 jiwa penduduk perempuan (49,98 %), Sesuai Tabel 2.4.

Tabel 2.4. Jumlah Penduduk, Luas Daerah, dan Kepadatan Penduduk


menurut Kecamatan di Kabupaten Karangasem
Jumlah Kepadatan % Penduduk Kecamatan
Luas Daerah
Kecamatan Penduduk Penduduk Terhadap
(Km2)
(Jiwa) per Km2 Penduduk Kabupaten
01. Rendang 39.250 109,70 358 9,56
02. Sidemen 32.820 35,15 934 7,99
03. Manggis 45.430 69,83 651 11,07
04. Karangasem 86.780 94,23 921 21,10
05. Abang 62.350 134,05 465 15,17
06. Bebandem 46.070 81,51 565 11,23
07. Selat 39.380 80,35 490 9,59
08. Kubu 58.720 234,72 250 14,29

Jumlah / Total 410.800 839,54 489 100,00


Sumber : BPS Provinsi Bali

Tabel 2.5 Jumlah Penduduk menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin


di Kabupaten Karangasem
Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
01. Rendang 19.780 19.470 39.250
02. Sidemen 16.160 16.660 32.820
03. Manggis 22.480 22.950 45.430
04. Karangasem 43.380 43.400 86.780
05. Abang* 31.330 31.020 62.350
06. Bebandem 22.870 23.200 46.070
07. Selat 19.450 19.930 39.380
08. Kubu** 30.050 28.670 58.720

Jumlah / Total 205.500 205.300 410.800


Sumber : BPS Provinsi Bali

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 27


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

2.3.2. Jumlah Penduduk Miskin dan Persebaran Penduduk.


Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Karangasem dari tahun 2004 sampai
dengan 2012 secara umum mengalami peningkatan pada tahun 2004 persentase
penduduk miskin 6,51% sedang pada tahun 2016 sebanyak 6,61 %, sesuai dengan Tabel
2.6.
Tabel 2.6. Jumlah dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Karangasem

Tahun Jumlah Penduduk Miskin Persentase Penduduk Miskin


(jiwa) (%)

2004 25.900 6,51


2005 30.300 7,67
2006 35.800 9,42
2007 34.100 8,95
2008 29.500 7,67
2009 24.700 6,37
2010 31.598 7,95
2011 26.126 6,43
2012 22.940 5,63
2013 27.850 6,88
2014 29.730 7,30
2015 30.330 7,44

2016 27.120 6,61

Dilihat dari persebarannya, maka tampak bahwa sebagian besar penduduk


bermukim di wilayah Karangasem bagian utara, yaitu Kecamatan Kubu dan Abang.
Sedangkan untuk wilayah selatan, penduduk terkonsentrasi di Kecamatan Karangasem
dimana terdapat Ibu Kota Kabupaten yang sekaligus merupakan pusat pemerintahan dan
ekonomi.
Dengan luas wilayah 839,54 km2, kepadatan di Kabupaten Karangasem
mencapai 489 jiwa/km2. Dibandingkan kecamatan lainnya, Karangasem merupakan
kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar mencapai 86.780 jiwa atau sekitar 21,10
persen. Meskipun memiliki jumlah penduduk terbesar, namun kepadatan penduduknya
masih lebih rendah dibandingkan Kecamatan Sidemen yang mencapai 934 jiwa/km2.

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 28


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

Sedangkan secara laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2012-2016 adalah 0,43, sesuai
Tabel 2.7.

Tabel 2.7. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan


di Kabupaten Karangasem
Kecamatan Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk
2012 2016 2012-2016
01. Rendang 37.800 39.250 0,77
02. Sidemen 32.120 32.820 0,44
03. Manggis 44.580 45.430 0,38
04. Karangasem 84.300 86.780 0,58
05. Abang 61.530 62.350 0,26
06. Bebandem 45.530 46.070 0,24
07. Selat 38.610 39.380 0,40
08. Kubu 57.730 58.720 0,34

Jumlah / Total 402.200 410.800 0,43


Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali

Persebaran Penduduk di Kabupaten Karangasem cenderung pada kawasan


perkotaan baik Kota Amlapura maupun Kota Kecamatan. Sedangkan persebaran
penduduk perdesaan cendrung menyebar.
Persebaran permukiman penduduk di Kabupaten Karangasem dapat dilihat
pada Gambar 2.3

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 29


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

Gambar 2.3 Peta Persebaran Permukiman di Kabupaten Karangasem

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 30


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

2.3.3. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Lima Tahun ke Depan


Proyeksi penduduk di Kabupaten Karangasem sesuai data BPS dari Tahun 2016-2022,
dimana tahun 2016 penduduk Kabupaten Karangasem berjumlah 410.800 jiwa dan
tahun 2022 berjumlah 421.800 jiwa, sesuai Tabel 2.8.

Tabel 2.8. Proyeksi Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Karangasem


Nama Jumlah Penduduk Tahun (Orang)
No
Kecamatan 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
1 Rendang 39,250 39,644 40,012 40,380 40,748 41,116 41.321
2 Sidemen 32,820 33,022 33,207 33,392 33,577 33,762 33,934
3 Manggis 45,430 45,614 45,821 46,028 46,235 46,442 46,610
4 Karangasem 86,780 87,496 88,143 88,790 89,437 90,084 90,534
5 Abang 62,350 62,566 62,769 62,972 63,175 63,378 63,695
6 Bebandem 46,070 46,166 46,291 46,416 46,541 46,666 46,899
7 Selat 39,380 39,590 39,784 39,978 40,172 40,366 40,567
8 Kubu 58,720 58,982 59,233 59,484 59,735 59,986 60.285
TOTAL 410,800 413,080 415,260 417,440 419,620 421,800 423.845

2.3.4. Jumlah Penduduk Perkotaan dan Proyeksi Urbanisasi


Perkotaan Amlapura memiliki peran sebagai pusat pertumbuhan Kabupaten,
sehingga Kota Amlapura di tetapkan sebagai salah satu daerah pengembangan
perioritas. Diharapkan peran Kota Amlapura lebih mampu memberikan dorongan
terhadap peningkatan pertumbuhan daerah pelayanan. Kota Amlapura sesuai RTRW
Kabupaten Karangasem di tetapkan sebagai Kawasan Strategis Kabupaten dengan
Fungsi Kota sebagai Pusat Kegiatan Lokal. Perkotaan Amlapura meliputi seluruh
wilayah administrasi Kelurahan Karangasem, Kelurahan Padangkerta, Kelurahan
Subagan wilayah Kecamatan Karangasem dan wilayah Desa Bungaya Kangin wilayah
Kecamatan Bebandem. Luas wilayah Perkotaan Amlapura adalah 34,48 Km2. Jumlah
penduduk Perkotaan baik itu Kota Amlapura dan Ibu Kota Kecamatan sebanyak 89.337
jiwa. Proyeksi penduduk perkotaan di Kabupaten Karangasem dapat dilihat sesuai table
di bawah ini :
Tabel 2.9. Proyeksi Penduduk Perkotaan Menurut Kecamatan
di Kabupaten Karangasem
Nama Jumlah Penduduk Wilayah Perkotaan Tahun (Orang)
No
Kecamatan 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
1 Rendang 6,992 7,063 7,134 7,206 7,279 7,352 7,397
2 Sidemen 4,268 4,293 4,319 4,344 4,370 4,395 4,422

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 31


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

3 Manggis 5,944 5,972 5,999 6,027 6,054 6,082 6,120


4 Karangasem 44,360 44,706 45,055 45,406 45,761 46,118 46,404
5 Abang 3,186 3,197 3,207 3,218 3,229 3,240 3,260
6 Bebandem 16,738 16,778 16,819 16,859 16,899 16,940 17,045
7 Selat 2,702 2,716 2,730 2,744 2,759 2,773 2,790
8 Kubu 5,147 5,169 5,191 5,214 5,236 5,259 5,291
TOTAL 89,337 89,894 90,454 91,018 91,587 92,159 92,729
Sumber : Perhitungan Satgas Randal Kab. Karangasem

Berdasarkan Proyeksi penduduk perkotaan dapat diambil kesimpulan proyeksi


urbanisasi sebanding dengan proyeksi penduduk perkotaan. Urbanisasi di Kabupaten
Karangasem masih memberi dampak positif bagi pembangunan perkotaan yang ada,
sebagai pertumbuhan pembangunan yang ada.

2.4. ISU STRATEGIS SOSIAL, EKONOMI DAN LINGKUNGAN


2.4.1. Data Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan ukuran prestasi ekonomi
dari seluruh sektor kegiatan ekonomi. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir kondisi
perekonomian relatif baik dan stabil setelah berlalunya krisis akibat bom Bali maupun
krisis ekonomi global yang melanda dunia di akhir tahun 2008.
Otonomi daerah memberi peluang besar kepada daerah untuk menggali potensi
wilayah dan memanfaatkannya untuk kepentingan pembangunan daerah. Namun
demikian, otonomi daerah juga berimplikasi pada kewajiban untuk membiayai
pembangunannya sendiri. Bagi daerah yang memiliki potensi ekonomi yang besar dan
tergolong kaya, tentu tidak terdapat permasalahan yang berat menyangkut anggaran
pembangunan. Tetapi bagi daerah yang memiliki potensi ekonomi kecil dan tergolong
masih tertinggal ketergantungan akan bantuan pusat sangat diperlukan.
Pembangunan yang dilaksanakan di Kabupaten Karangasem diharapkan dapat
dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, yang pada akhirnya berdampak pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Masalahnya, berbagai kebijakan yang
diimplementasikan dalam pembangunan ekonomi seringkali kurang memperhatikan
potensi yang dimiliki, sehingga terjadi ketimpangan antar daerah dan struktur
perekonomian.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka analisis PDRB Kabupaten Karangasem
tahun 2011 – 2016 menjadi salah satu input bagi perencanaan, pada tahun-tahun

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 32


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

mendatang. PDRB merupakan salah satu indikator makro yang memberikan gambaran
pergeseran/kesenjangan ekonomi antar sektor ekonomi (lapangan usaha) maupun antar
daerah.
Analisis PDRB Kabupaten Karangasem tahun 2011 – 2016 menyajikan
perkembangan PDRB, struktur perekonomian, laju pertumbuhan ekonomi dan
perkembangan PDRB per kapita per penduduk. Perubahan struktur dianalisis
berdasarkan besarnya peranan sektor ekonomi terhadap penciptaan PDRB, laju
pertumbuhan dan perkembangan PDRB perkapita dikaji dengan perbandingan antar
waktu.

A. Data Perkembangan PDRB


Seperti telah diuraikan sebelumnya, data PDRB adalah salah satu indikator
penting dalam menyusun strategi pembangunan maupun bahan evaluasi pembangunan,
terutama pembangunan di bidang ekonomi. PDRB menurut lapangan usaha, dapat
digunakan sebagai gambaran tentang kemampuan produksi dari masing-masing sektor
ekonomi, baik atas dasar harga berlaku maupun konstan. Untuk lebih jelasnya dibawah
ini akan diuraikan PDRB menurut lapangan usaha tahun 2011– 2014.
Perkembangan PDRB Karangasem baik atas dasar harga berlaku (ADHB)
maupun atas dasar harga konstan (ADHK) memiliki kecenderungan yang terus
meningkat. Pada tahun 2011, PDRB Kabupaten Karangasem ADHB mencapai Rp.
7.443,22 milyar, kemudian meningkat menjadi Rp. 13.563,66 milyar tahun 2016.
Peningkatan ini merupakan suatu hal yang menggembirakan, namun belum dapat
diartikan sebagai peningkatan produktivitas perekonomian di Kabupaten Karangasem.
PDRB atas dasar harga berlaku masih dipengaruhi oleh faktor harga (inflasi) sehingga
sulit untuk mengetahui keadaan real dari produktivitas perekonomian.
Untuk melihat hal itu, PDRB atas dasar harga konstan merupakan indikator
yang lebih tepat, karena indikator ini menggunakan harga tahun dasar, dimana pengaruh
inflasi telah dihilangkan. PDRB ADHK Kabupaten Karangasem dari tahun 2011- 2016
memperlihatkan kecenderungan yang tidak berbeda dengan PDRB ADHB. Trend
meningkat terus ditunjukkan oleh indikator ini. Pada tahun 2011 PDRB Kabupaten
Karangasem ADHK mencapai Rp. 7.116,36 Milyar, selanjutnya pada tahun 2016 PDRB
Kabupaten Karangasem ADHK telah mencapai Rp. 9.524,66 Milyar. Capaian ini
menunjukkan produktivitas perekonomian di Kabupaten Karangasem selama lima tahun
terakhir. Akan tetapi capaian ini lebih banyak dipengaruhi oleh kenaikan produksi sub

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 33


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

sektor penggalian yang rentan terhadap kerusakan lingkungan akibat eksploitasi yang
berlebihan. Disamping itu sektor-sektor lain pun turut berkontribusi dalam
pembentukan nilai tambah ekonomi di Kabupaten Karangasem.

B. Potensi Ekonomi
Beberapa investasi di Kabupaten Karangasem dapat di bagi beberapa sector penting
yaitu Sektor Galian C dan Sektor Pariwisata.
1) Sub Sektor Penggalian
Hasil pertambangan di Kabupaten Karangasem selama ini berasal dari
bahan tambang galian Golongan C. Sedangkan pertambangan bahan tambang
galian Golongan A (bahan galian strategis) dan Golongan B (bahan galian vital)
belum layak dilakukan. eksplorasi dan eksploitasi bahan tambang galian golongan
C berupa pasir, batu kali dan batu cadas
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Karangasem Atas Data Dasar
Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun Dasar 2010, pada tahun 2012
adalah sebesar Rp. 350.704,050.000,- terjadi peningkatan menjadi sebesar Rp
491.726. 280.000,- Tahun 2016.
Tabel 2.10. PDRB Kabupaten Karangasem Atas Data Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha Tahun Dasar 2010
Tahun
Uraian
2012 2013 2014 2015 2016
Kontribusi Galian C 350.704,1 397.506,1 439.498,8 473.552,6 491.726,3
terhadap PDRB
Sumber: BPS Kab. Karangasem

473.552,60 491.726,30
500.000,00 439.498,80
397.506,10
400.000,00 350.704,10

300.000,00
Pertambangan
200.000,00

100.000,00

0,00
2012 2013 2014 2015 2016

Gambar 2.4 PDRB Kabupaten Karangasem Atas Data Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha Tahun Dasar 2010

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 34


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

2) Sub Sektor Pariwisata


Potensi Kabupaten Karangasem sebagai destinasi wisata dunia, dengan
panorama yang indah menjadi pesona dan daya tarik wisatawan, khususnya
wisatawan mancanegara (wisman). Bukan hanya Pemerintah Kabupaten Karangasem
yang banyak berharap dari sektor jasa ini untuk menggerakkan roda pembangunan,
tetapi sebagian besar masyarakatnya juga bertumpu di sektor tersebut. Banyak hal
yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Karangasem maupun masyarakat untuk
membangun pariwisata, terutama pariwisata budaya, seni, adat-istiadat dan potensi
alamnya. Namun, sektor pariwisata juga merupakan bisnis jasa yang paling rentan
terhadap perubahan kondisi sosial, ekonomi, politik dan keamanan, yang sifatnya
tidak lagi lokal atau regional, tetapi sudah mengglobal. Karena itu, ketika sektor
andalan ini mengalami stagnasi, maka sektor-sektor lain yang terkait juga mengalami
kelesuan. Adapun Obyek wisata di Kabupaten Karangasem terlihat pada tabel berikut
Tabel. 2.11 Daftar Nama Obyek Wisata dan Lokasi
di Kabupaten Karangasem Tahun 2015
Nama Obyek Daya Tarik
Lokasi
Wisata Wisata
Bukit Jambul Wisata Alam Desa Pesaban,Kec.Rendang
Putung Wisata Alam Desa Duda Timur, Kec.Selat
Iseh Wisata Alam Desa Sidemen, Kec.Sidemen
Yeh Malet Wisata Alam Desa Antiga , Kec.Manggis
Puri Agung Desa dan Kecamatan
Wisata Budaya
Karangasem Karangasem
Taman Sukasada Ujung,Desa Tumbu,Kec.
Wisata Budaya
Ujung Karangasem
Taman Tirtagangga Wisata Budaya Desa Ababi, Kec.Abang
Tenganan
Wisata Budaya Desa Tenganan, Kec.Manggis
Pegringsingan
Besakih Wisata Budaya Desa Besakih,Kec. Rendang
Kebun Salak
Wisata Agro Desa Sibetan Bebandem
Sibetan
Desa Bugbug,
Candidasa Wisata Tirta
Kec.Karangasem
Desa Padangbai,
Padangbai Wisata Tirta
Kec.Manggis
Jemeluk Wisata Tirta Desa Purwekerti, Kec.Abang
Tulamben Wisata Tirta Desa Tulamben, Kec.Kubu
Sungai Telaga
Wisata Tirta Desa Rendang, Kec.Rendang
Waja
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karangasem

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 35


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

Tabel 2.12 Banyaknya Wisatawan Asing dan Dalam Negeri


Ke Obyek Pariwisata di Kabupaten Karangasem Tahun 2011– 2015
Tahun
Negara
2011 2012 2013 2014 2015
1. Wisatawan Asing 306.220 303.803 301.806 301.985 317.201

2. Wisatawan
110.143 158.430 159.709 162.069 137.601
Dalam Negeri
Jumlah 416.363 462.223 461.515 464.054 454.802
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karangasem

Secara keseluruhan, jumlah kunjungan wisatawan dari tahun 2011 s/d 2014
mengalami meningkat seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian dan
keamanan di Bali pada umumnya dan Karangasem khususnya, ini terlihat dari
meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Karangasem yaitu
sebanyak 416.363 pada tahun 2011 menjadi 464.054 pada tahun 2014 dan
mengalami penurunan pada tahun 2015 sebanyak 454.802.
Dari banyak indikator statistik tentang kepariwisataan yang ada, indikator
yang paling mudah dilihat adalah jumlah kunjungan wisatawan yang datang
langsung ke Karangasem.
Tabel.2.13 Banyaknya Wisatawan Asing dan Dalam Negeri
Ke Obyek Pariwisata di Kabupaten Karangasem Per bulan tahun 2015
Tahun 2015
Bulan
Asing Dalam Negeri Jumlah
Januari 17.793 17.966 35.759
Februari 15.104 7.045 22.149
Maret 17.530 9.974 27.504
April 26.510 7.677 34.187
Mei 23.411 9.601 33.012
Juni 24.511 13.529 38.040
Juli 35.691 24.526 60.217
Agustus 47.958 10.636 58.594
September 32.672 8.077 40.749
Oktober 32.209 8.302 40.511
November 22.714 6.845 29.559
Desember 21.098 13.423 34.521
Jumlah 317.201 137.601 454.802
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karangasem

Perkembangan industri pariwisata di Karangasem tidak terlepas dari usaha


akomodasi hotel, baik berbintang maupun non bintang, kamar dan tempat tidur.

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 36


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

Tabel 2.14 Banyaknya Sarana Akomodasi Hotel


Di Kabupaten Karangasem Tahun 2015
Non
Kecamatan Berbintang Kamar Kapasitas
Bintang
(1) (2) (3) (4) (5)
Rendang - 3 24 27
Sidemen - 16 95 107
Manggis 4 39 741 1.015
Karangasem 1 42 745 926
Abang 1 77 575 768
Bebandem - 1 34 34
Selat - 2 10 12
Kubu 2 23 370 488
JUMLAH 8 203 2.594 3.377
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karangasem

2.4.2. Pendapatan Perkapita dan Proporsi Penduduk Miskin


PDRB Per Kapita merupakan suatu ukuran yang dapat dijadikan cerminan
“kasar” tentang tingkat kesejahteraan penduduk di suatu wilayah. Dikatakan “kasar”,
karena angka ini hanya menggambarkan produktivitas ekonomi dan tidak mencakup
keadaan sosial masyarakat. Disamping itu, data ini juga tidak bisa mencerminkan
distribusi pendapatan masyarakat secara riil, karena tidak semua masyarakat memiliki
akses serta pendapatan yang sama. Namun demikian sebagai salah satu proxi dari
peningkatan kemakmuran (welfare) ”paling tidak” angka ini dapat dijadikan gambaran
untuk melihat tingkat pendapatan masyarakat secara umum, sehingga pemerintah dapat
menilai pengaruh kinerja pembangunan yang telah berjalan terhadap tingkat
perekonomian masyarakatnya.
PDRB per kapita dihitung dengan membagi data PDRB dengan jumlah penduduk pada
pertengahan tahun. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menggambarkan besarnya
nilai tambah per penduduk, sedangkan PDRB per kapita atas dasar harga konstan
berguna untuk mengetahui pertumbuhan real dari pendapatan per kapita. Perkembangan
PDRB per kapita dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Pada Tahun 2010
PDRB per kapita atas dasar harga berlaku Kabupaten Karangasem mencapai Rp. 16,97
juta terus meningkat hingga pada tahun 2014 telah mencapai Rp. 26,53 juta. Demikian
pula halnya PDRB per kapita atas dasar harga konstan. Pada tahun 2010 PDRB per
kapita atas dasar harga konstan baru mencapai Rp. 16,97 juta kemudian terus
meningkat, hingga di tahun 2014 mencapai Rp. 20,86 juta.

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 37


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

PDRB per kapita yang makin membaik selama periode 2010 – 2014 tersebut
seperti pada gambar di atas tidaklah dapat mencerminkan distribusi pendapatan
masyarakat Kabupaten Karangasem untuk setiap strata ekonomi. Tetapi paling tidak,
ukuran ini dapat digunakan sebagai acuan untuk menilai apakah hasil pembangunan
yang dilakukan selama ini secara umum telah dapat meningkatkan pendapatan perkapita
masyarakat atau tidak.
Tabel 2.15. Beberapa Indikator Agregatif PDRB Kabupaten Karangasem
Tahun 2010– 2014
Indikator 2010 2011 2012 2013 2014
1. PDRB 6.749,93 7.443,22 8.231,55 9.293,07 10.785,07
Harga
Berlaku
(Milyar Rp)
2. PDRB 6.749,93 7.116,36 7.538,03 8.002,15 8.482,88
Harga
Konstan
(Milyar Rp)
3.Jumlah 397.800 400.000 402.200 404.300 406.600
Penduduk
Pert.Tahun
4.PDRB/Kapita 16,97 18,61 20,47 22,99 26,53
Harga
Berlaku (Juta
Rp)
5.PDRB/Kapita 16,97 17,79 18,74 19,79 20,86
Harga
Konstan(juta
Rp)

2.4.3. Data Kondisi Lingkungan Strategis


A. Gambaran Topografi
Kabupaten Karangasem mempunyai wilayah yang berbatasan dengan laut
sampai ke pegunungan dengan puncaknya Gunung Agung. Dengan demikian maka
ketinggian tempatnya bervariasi dari 0 - 3.142 m di atas permukaan laut dan sebagian
besar dari wilayah Karangasem memiliki ketinggian antara 100 - 500 m dpl dan 500 -
1000 m dpl. Ini berarti bahwa sebagian wilayahnya merupakan perbukitan sampai
pegunungan. Daerah datarannya hanya meliputi 13,4% dari luas wilayah yakni hanya
tersebar di daerah pantai yang merupakan lokasi wilayah perencanaan. Secara umum
letak ketinggian Kabupaten Karangsem adalah seperti yang disajikan pada Tabel 2.16.

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 38


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

Tabel 2.16. Luas Wilayah Karangasem Menurut Ketinggian


Dirinci Per Kecamatan, Tahun 2015
Ketinggian / Altitude (m) Jumlah
Kecamatan 0 – 50 50–100 100-500 > 500 Total
01. Rendang - - 1.216 9.754 10.970
02. Sidemen - 60 3.135 320 3.515
03. Manggis 2.368 1.920 2.439 256 6.983
04. Karangasem 2.880 2.496 3.279 768 9.423
05. Abang 1.752 1.344 6.813 3.496 13.405
06. Bebandem - - 3.287 4.864 8.151
07. Selat - - 2.240 5.795 8.035
08. Kubu 4.032 2.048 6.128 11.264 23.472
Karangasem 11.032 7.868 28.537 36.517 83.954
Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Karangasem
Apabila diperhatikan maka ada beberapa kecamatan yang memiliki ketinggian >
100 meter yaitu Kecamatan Rendang, Bebandem dan Selat sedangkan Kecamatan
Sidemen ketinggiannya > 60 meter. Dengan kondisi seperti ini dapat diperoleh
gambaran bahwa keempat kecamatan tersebut tidak memiliki wilayah pesisir atau
termasuk daerah pedalaman.
Dilihat dari kelas kelerengan terlihat bahwa daerah dataran terbesar adalah di
Kecamatan Karangasem (3.798 ha) kemudian Kecamatan Abang (3.718 ha) sedangkan
daerah sangat curam terluas adalah di Kecamatan Kubu (4.898 ha) kemudian
Kecamatan Manggis (2.306 ha). Dengan kondisi ini dapat dinyatakan bahwa daerah
terbangun akan lebih banyak terkonsentrasi pada Kecamatan Karangasem sedangkan
daerah yang terbesar limitasi pengembangannya adalah di sekitar Kecamatan Kubu
maupun Manggis. (lihat Tabel 2.17)
Tabel 2.17. Luas Wilayah Karangasem Menurut Kelerengan
Dirinci Per Kecamatan, Tahun 2015
Kemiringan Lereng / Slope Resambling (%) Jumlah
Kecamatan 0–2 2 – 15 15 – 40 > 40 Total
01. Rendang - 128 5.786 5.056 10.970
02. Sidemen 448 - 1.019 2.048 3.515
03. Manggis 1.920 2.245 1.856 962 6.983
04. Karangasem 3.868 1.728 1.920 1.907 9.423
05. Abang 832 3.392 3.997 5.184 13.405
06. Bebandem 640 768 3.264 3.479 8.151
07. Selat - 320 1.088 6.627 8.035
08. Kubu 2.432 4.352 8.064 8.624 23.472
Karangasem 10.140 12.933 26.994 33.887 83.954
Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Karangasem

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 39


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

Sedangkan secara khusus, mengenai aktivitas pembangunan dalam


hubungannya dengan kemiringan lereng, Mabberry (1972) memberikan arahan seperti
pada Tabel dibawah ini. Dilihat dari pembangunan lapangan terbang hanya dapat
dilakukan pada kemiringan lereng antara 0 – 3%, sedangkan untuk perumahan
kemiringan lereng yang dipersyaratkan lebih kecil dari 15%. Arahan yang dibuat oleh
Mabbery ini belum memperhitungkan aspek lainnya, seperti aspek geologi atau geologi
teknik.
Tabel 2.18. Pemanfaatan Sudut Lereng Secara Optimum untuk Berbagai
Keperluan Pembangunan (Mabbery, 1972)
SUDUT LERENG (DALAM %)
AKTIVITAS 30 -
0-3 3-5 5 - 10 10 - 15 15 - 30 > 70
70
Rekreasi Umum X X X X X X X
Struktur Teknis X X X X X X X
Pemakaian X X X X
Umum
Jalan Raya X X X
Saluran Air X X
Kotor
Perumahan X X X X
Rakyat
Pusat X X
Perdagangan
Jalan Tol X X
Lapangan X
Terbang
Operasi Alat X X X X X X X
Berat
Sumber : Inventarisasi Geologi Teknik, Bali
Sehubungan dengan adanya pemanfaatan sudut lereng secara optimum untuk
berbagai keperluan maka tingkat kelerengan lahan di Kabupaten Karangasem dapat
diklasifikasikan dengan lebih detail per masing-masing kecamatan sebagai berikut :
(1). Kemiringan lereng 0 – 8%, merupakan daerah datar (flat to almost flat), dengan
penyebarannya meliputi semua kecamatan dengan luas daerah 23.090,00 Ha atau
27,5% dari total luas wilayah Kabupaten Karangasem. Luasan terbesar adalah di
Kecamatan Kubu yaitu seluas 5.011,00 Ha atau 21,7% dari luas daerah dengan
kemiringan 0 – 8%.
(2). Kemiringan lereng 8 – 15%, merupakan daerah agak landai (gentle sloping),
dengan penyebarannya meliputi semua kecamatan kecuali Kecamatan Sidemen

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 40


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

dengan luas daerah 12,860 Ha atau 15,3% dari total luas wilayah Kabupaten
Karangasem. Luasan terbesar adalah di Kecamatan Kubu yaitu seluas 5.826 Ha
atau 45,3% dari luas daerah dengan kemiringan 8 – 15%.
(3). Kemiringan lereng 15 - 25%, merupakan daerah agak curam (moderately steep),
dengan penyebarannya meliputi semua kecamatan dengan luas daerah 16.682,00
Ha atau 19,9% dari total luas wilayah Kabupaten Karangasem. Luasan terbesar
adalah di Kecamatan Rendang yaitu seluas 5.634 Ha atau 33,8% dari luas daerah
dengan kemiringan 15 - 25%.
(4). Kemiringan lereng 25 - 40%, merupakan daerah curam (moderately steep), dengan
penyebarannya meliputi semua kecamatan dengan luas daerah 14.794 Ha atau
17,6% dari total luas wilayah Kabupaten Karangasem. Luasan terbesar adalah di
Kecamatan Abang yaitu seluas 3.495 Ha atau 23, 6% dari luas daerah dengan
kemiringan 25 - 40%.
(5). Kemiringan diatas > 40%, merupakan daerah sangat curam semua kecamatan
dengan luas daerah 16.258 Ha atau 19,7% total luas wilayah Kabupaten
Karangasem. Luasan terbesar adalah di Kecamatan Kubu yaitu seluas 4.898 Ha
atau 29,6% dari luas daerah dengan kemiringan > 40%.
Untuk lebih jelas mengenai kondisi topografi dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 41


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

Gambar 2.5. Peta Kondisi Topografi Kabupaten Karangasem

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 42


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

B. Gambaran Geologi
1. Air Tanah dan Mata Air
a. Air Tanah
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah. Keterdapatan air tanah didasarkan atas jenis, sebaran batuan dan
litologi lapisan pembawa air.
Ketersediaan air tanah sangat tergantung dari keadaan geologinya. Formasi
utama yang mengandung akifer adalah batuan vulkanik quarter, disamping juga
ketinggian tempatnya. Makin tinggi tempat suatu wilayah umumnya kandungan air
tanahnya kecil, karena adanya gravitasi ke daerah bawah. Berdasarkan atas formasi
geologinya (vulkanik kwarter atas dengan litologi tufa, breksi, agglomerat, lahar) bahwa
sebagian besar wilayah Kabupaten Karangasem merupakan akifer setempat memiliki
potensi air yang tinggi khususnya di pesisir pantai. Wilayah Karangasem bagian timur
formasi geologinya kwarter bawah dengan litologi batuan gunung api Seraya (Seraya ,
Seraya Barat, Seraya Timur, Purwakerthi) akifernya jelek sehingga supply airnya tidak
potensial. Geologi formasi Ulakan dengan litologi breksi juga akifernya jelek.
Kandungan air tanah setempat di Kabupaten Karangasem berdasarkan Peta Hidrologi
Pulau Bali adalah sebagai berikut:
- Setempat kandungan air besar (10 lt/det), lokasinya: pesisir utara Kecamatan Kubu,
Kecamatan Karangasem bagian barat, sebagian Kecamatan Abang.
- Setempat kandungan air sedang (5 lt/det) terdapat di bagian tengah Kecamatan
Kubu, daerah pesisir Kecamatan Manggis, sebagian Kecamatan Bebandem dan
Selat.
- Setempat kandungan air sedikit (0,5 lt/det) terdapat di Kecamatan Karangasem
bagian timur, bagian utara dan timur Kecamatan Abang.
- Setempat kandungan air sangat sedikit (0,1 lt/det), umumnya terdapat di wilayah
Kecamatan Kubu bagian atas yakni di sekitar kaki Gunung Agung.
- Setempat kandungan air sangat sedikit sekali (< 0,1 lt/det) terdapat di gugusan
perbukitan Kecamatan Manggis dan Sidemen.
Kemudian berdasarkan data yang tertuang dalam RTRWP Bali tahun 2010, potensi air
tanah di Kabupaten Karangasem adalah 297,57 juta m3. (lihat Gambar III-5)
b. Mata Air
Dalam keadaan yang memungkinkan, akibat adanya rekahan, celah atau bekerjanya
fungsi kaliparitas, maka air tanah akan muncul ke permukaan sebagai mata air. Pada

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 43


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

tahun 2008 tercatat di Kabupaten Karangasem terdapat 80 mata air. Mata air dengan
debit terbesar adalah gabungan MA. Surya, Bonggal, Celuk, Isah dan Gambar di
Menanga, Kecamatan Rendang yaitu 841 lt/det. Apabila diperhatikan berdasarkan data
maka sebagian besar mata air tersebar pada Kecamatan Rendang, Selat, Bebandem,
Abang dan Karangasem. Sedangkan di Kecamatan Kubu dan Manggis sangat sedikit.
2. Air Permukaan
Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah, dalam hal
ini yaitu air sungai dan air danau alam maupun waduk.
a. Air Sungai
Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan
dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan
mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang
batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah
perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.
Sungai-sungai yang terdapat di Indonesia telah disusun atas unit-unit wilayah
yang disebut dengan Satuan Wilayah Sungai (SWS). Di Bali satuan wilayah sungainya
diberi nomor 03.01 yang kemudian dirinci menjadi 20 sub-SWS. Kabupaten
Karangasem dengan beberapa sungai yang mengalir di atasnya termasuk dalam sub-
SWS 03.01.13 sampai dengan 03.01.17.
Diantara sungai-sungai yang melalui Kabupaten Karangasem maka terdapat dua
sungai yang cukup potensial untuk dikembangkan sebagai sumber air untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat di Karangasem. Kedua buah sungai tersebut adalah Tukad Unda
dan Tukad Telaga Waja. Selain itu sesuai dengan kontinuitas alirannya, maka sungai
yang ada di wilayah ini ada 3 jenis, yaitu:
1. Mengalir sepanjang tahun (perennial streams) umumnya mengalir ke bagian selatan
seperti: Tukad Janga, Tukad Telagawaja, Tukad Mangereng, Tukad Jinah, Tukad
Nyuling, Tukad Kekeruk, Tukad Buhu dan lainnya.
2. Mengalir hanya pada musim hujan (intermitten streams). Sungai jenis ini banyak
terdapat di Desa Seraya, Seraya Barat, Bugbug dan Perasi.
3. Mengalir hanya pada saat hujan (ephemeral streams) umumnya semua sungai di
Kecamatan Kubu, sebagian Kecamatan Abang (Purwakerthi, Labasari) dan sebagian
Kecamatan Karangasem (Seraya Timur).

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 44


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

Mengenai sungai-sungai yang mengalir di Kabupaten Karangasem dapat dilihat


pada Tabel 2.19.
Tabel 2.19. Daftar Nama-nama Sungai di Kabupaten Karangasem
Nomor Nama Sungai Panjang Sungai

01 Tukad Bumbung ( ) 14,1

02 Tukad Deling 6,6


03 Tukad Daya 16,3
04 Tukad Barak 5,2
05 Tukad Dalem 9
06 Tukad Musu 6
07 Tukad Galiran 4,6
08 Tukad Bakalan 6,5
09 Tukad Linggah 12
10 Tukad Sakta 7,5
11 Tukad Penanggungan 8
12 Tukad Lebah Celagi 6,8
13 Tukad Buluh 10
14 Tukad Maong 6
15 Tukad Lamben 8
16 Tukad Wanang 8,6
17 Tukad Kelontong 12
18 Tukad Kates 6,4
19 Tukad Base 4,5
20 Tukad Katumanak 3,5
21 Tukad Ilu 3,8
22 Tukad Bunut 4,9
23 Tukad Seraya 6,6
24 Tukad Nyuling 13
25 Tukad Luah 15,4
26 Tukad Bangka 10
27 Tukad Bubu 19
Sumber : Karangasem Dalam Angka 2012

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 45


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

Lanjutan Tabel 2.19.


Nomor Nama Sungai Panjang Sungai

28 Tukad Betel 11,4


29 Tukad Kretuk 14
30 Tukad Selahu 2
31 Tukad Ngelinti 6
32 Tukad Deling 6,6
33 Tukad Santar 4
34 Tukad Timbul 6
35 Tukad Mlaka 5
36 Tukad Baapi 5
37 Tukad Sayong 10,5
38 Tukad Tungtung 7,2
39 Tukad Bulakan 5
40 Tukad Nanang 10
41 Tukad Tihis 3,2
42 Tukad Buah 3,4
43 Tukad Banges 4,9
44 Tukad Toyo 6,7
45 Tukad Mantri 7,6
46 Tukad Jangga 9,9
47 Tukad Buatan 6
48 Tukad Mengereng 6,3
49 Tukad Hampo 5,8
50 Tukad Prakpak 4,5
51 Tukad Telincicing 2,3

Sumber : Karangasem Dalam Angka 2012


b. Air Danau/ Waduk
Di Kabupaten Karangasem tidak terdapat satupun danau alam sebagai sumber air.
Namun demikian, pada saat ini terdapat sebuah danau buatan atau waduk muara yang
berfungsi sebagai tampungan air untuk diolah dan dimanfaatkan sebagai sumber

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 46


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

pasokan air baku pada daerah pelayanannya. Waduk yang dimaksud adalah Embung
Seraya yang terdapat di Desa Seraya, Kecamatan Karangasem. Peta Potensi Air Tanah
dapat dilihat pada Gambar

C. Gambaran Geologi
Secara geologi Kabupaten Karangasem terdiri dari formasi Kuarter, Kuarter
Bawah, dan Miosin. Formasi Kuarter meliputi sebagian besar wilayah kabupaten.
Formasi Kuarter dengan Litologi Tufa Pasiran dan endapan lahar terdapat di pesisir
utara yakni di daerah Tianyar. Litologi berupa lahar, pasir, lapili diarahkan bom, warna
coklat tua hingga hitam. Sebarannya di daerah Gunung Agung, Selat, Muncan,
sepanjang aliran Tukad Buhu, dan Tukad Bangka. Di Belahan utara mulai dari daerah
Gunung Agung, wilayah Kecamatan Kubu, sebagian Kecamatan Abang, daerah aliran
sungai Unda. Komposisi lahar terdiri dari batuan beku andesit dan batu apung dengan
masa dasar tufa pasiran. Pasir komposisinya terdiri dari faalspar, gelas vulkanik, dan
mineral hitam. Lapili dan bom komposisinya terdiri dari batu apung dan lava andesit,
umumnya batuan ini belum mengeras dan mudah lepas. Setempat-setempat pada batuan
ini terdapat lava dan breksi, kompak dan keras, pada lava sebagian berongga. Formasi
Kuarter Bawah terdapat di daerah ujung timur kabupaten yakni Kecamatan Karangasem
bagian timur dan Kecamatan Abang bagian utara. Litologinya berupa lava dan breksi
Gunung Api Seraya. Lava berwarna abu-abu kehitaman. Breksi berwarna coklat.
Formasi Miosin terdapat di perbukitan Kecamatan Manggis dan Selat. Litologinya
berupa breksi dan lava merupakan formasi Ulakan. Lava berwarna abu-abu kehitaman
dan breksi berwarna coklat kehitaman.

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 47


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

Gambar 2.6. Peta Potensi Air Tanah Kabupaten Karangasem

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 48


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

D. Jenis Tanah
Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Karangasem berupa jenis mediteran,
alluvial, latosol, dan regosol. Jenis tanah mediteran merupakan bagian terkecil (147 ha
atau 0,2%), sebarannya di bagian pesisir kecamatan Manggis seperti sebagian wilayah
Desa Antiga, wilayah Desa Ulakan, wilayah Desa Manggis, wilayah Nyuh Tebel
(Kecamatan Karangasem). Jenis tanah alluvial tersebar di Kecamatan Sidemen,
Manggis, Karangasem, Bebandem dan Selat. Kemudian latosol (luas 36.325 ha atau
43,3%) di wilayah Kecamatan Karangasem bagian timur (Desa Seraya, Seraya Barat,
Seraya Timur), sebagian wilayah Kecamatan Abang seperti Desa Purwakerti, daerah
perbukitan Manggis sampai sebagian Kecamatan Selat bagian selatan, dan sebagian
Kecamatan Sidemen. Jenis tanah latosol ini umumnya sangat rawan terhadap erosi,
lebih-lebih di Kecamatan Karangasem Timur karena tanahnya banyak terdiri dari batu
lepas dengan vegetasi yang kurang serta kemiringan yang terjal. Jenis tanah regosol
(luas 36.784 ha atau 43,8%) meliputi sebagian terbesar wilayah Kabupaten
Karangasem. Sebarannya adalah dari bagian utara sampai bagian tengah. Tanah jenis ini
juga rawan erosi khususnya pada daerah dengan kemiringan lahan tinggi.
Tabel 2.20 Tekstur Tanah di Kabupaten Karangasem
Jenis Tanah (Ha)
SUB Luas
No Kecamatan Mediteran Aluvial Latosol Regosol KET
DAS (Ha)
Ha % Ha % Ha % Ha %
UNDA
1 I Rendang 10.970 - - - - 10.970 30,2 - - -
Sidemen 3.515 - - 1.384 12,9 2.131 5,9 - - -
Manggis 6.983 - - 3.120 29,2 3.583 9,9 280 0,8 -
Karang
Asem 9.423 147 100,0 5.799 54,2 3.477 9,6 - - -
Abang 13.405 - - - - 373 1,0 13.032 35,4 -
Bebandem 8.151 - - 105 1,0 8.046 22,2 - - -
Selat 8.035 - - 290 2,7 7.745 21,3 - - -
Kubu 23.472 - - - - - - 23.472 63,8 -
Jumlah 83.954 147 100,0 10.698 100,0 36.325 100,0 36.784 100,0 -
Persen 100,0 0,2 12,7 43,3 43,8 -
Sumber: Karangasem Dalam Angka
Apabila dilihat berdasarkan data maka tanah di Kabupaten Karangasem
didominasi oleh tanah bertekstur kasar dengan luas 48.591,00 ha atau 57,88% dari
seluruh luas lahan kemudian diikuti oleh tanah bertekstur halus seluas 24.573 ha atau
29,27%. Dilihat per kecamatan maka untuk tanah bertekstur halur terbesar ada di

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 49


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

Kecamatan Manggis (26%), Abang (24,9%) dan Karangasem (23%). Untuk tanah
bertekstur sedang hanya tersebar di dua kecamatan yaitu Kecamatan Rendang (38,2%)
dan Kubu (61,8%). Sedangkan untuk tanah bertekstur kasar terbesar adalah di
Kecamatan Kubu (35,3%).

E. Gambaran Klimatologi
Selama tahun 2012, curah hujan yang cukup tinggi terjadi pada bulan Januari
hingga Maret dengan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari mencapai 420,4
mm dengan hari hujan sebanyak 25 hari.
Sedangkan pada bulan September, berdasarkan pengamatan di Stasiun
Meteorologi Kahang-Kahang, cuaca berada pada kondisi yang paling kering
dibandingkan bulan-bulan lainnya. Di samping tidak pernah turun hujan, kelembapan
udara pada bulan ini merupakan yang terendah dengan rata-rata penyinaran matahari
yang cukup tinggi. Suhu yang cukup tinggi mencapai 28oC juga semakin membuat
cuaca di Karangasem semakin panas.
1. Curah Hujan
Air hujan sebagai rangkaian daur hidrologis merupakan sumber pengisian bagi
aliran air permukaan (sungai) dan air tanah. Berdasarkan data Dinas Pertanian Tanaman
Pangan dan Hortikultura Kabupaten Karangasem tercatat bahwa jumlah curah hujan
pada tahun 2012. Apabila diperhatikan maka ada kecenderungan mulai bulan Juni
sampai dengan bulan Oktober terdapat beberapa daerah yang sama sekali tidak terjadi
hujan. Sedangkan tercatat bahwa untuk beberapa daerah dapat terjadi hujan sepanjang
tahun walaupun dengan intensitas yang tidak sama antara lain daerah di sekitar stasiun
klimatologi di Besakih, Singarata dan Ulakan.

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 50


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

Gambar 2.7. Peta Jenis Tanah Kabupaten Karangasem

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 51


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

Gambar 2.8. Peta Geologi Kabupaten Karangasem

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 52


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

Tabel 2.21. Jumlah Curah Hujan (mm) di Kabupaten Karangasem


Menurut Stasiun dan Bulan, Tahun 2015
(Milimeter)

Stasiun Januari Pebruari Maret April Mei


Station January February March April May
01. Besakih 630 439 426 476 217
02. Singarata 433 293 190 114 153
03. Duda/Selat 483 99 106 127 215
04. Sidemen 332 370 143 81 -
05. Talibeng 424 425 163 120 242
06. Bebandem 687 200 283 133 47
07. Ulakan 459 235 150 99,5 81
08. Amlapura R R R R R
09. Jasri Kelod 533 66 165 122 93
10. Seraya Barat 658 R R R R
11. Seraya Tengah 516 117 397 152 166
12. Seraya Timur 474 141 338 240 118
13. Abang R R R R R
14. Purwakerti R R R R R
15. Kubu R 333 236 157 137
16. Tianyar 34 388 299 21 137
Jumlah 5.663 3.106 2.896 1.842,5 1.606
Sumber : Karangasem Dalam Angka, 2016
Keterangan : R : Alat Rusak

Lanjutan Tabel 2.21.


(Milimeter)

Stasiun Juni Juli Agustus September


Station June July August September
01. Besakih 218 227 83 43
02. Singarata 100 179 77 19
03. Duda/Selat 158 648 233 101
04. Sidemen - 295 146 104
05. Talibeng 221 316 157 75
06. Bebandem 91 242 20 58
07. Ulakan 46 186 20.5 64,5
08. Amlapura R R R R
09. Jasri Kelod 186 65 18 13
10. Seraya Barat R R R R
11. Seraya Tengah 189 77 - 2
12. Seraya Timur 138 76 - -
13. Abang R R R R
14. Purwakerti R R R R
15. Kubu 560 35 - -
16. Tianyar 447 45 - -
Jumlah 2.354 2.391 754,5 480
Sumber : Karangasem Dalam Angka, 2016
Keterangan : R : Alat Rusak

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 53


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

Lanjutan Tabel 2.21.


(Milimeter)
Stasiun Oktober Nopember Desember Jumlah
Station October November December Total
01. Besakih 21 342 565 3.687
02. Singarata 19 200 406 2.183
03. Duda/Selat 41 334 353 2.898
04. Sidemen 78 271 600 2.420
05. Talibeng 64 252 669 3.128
06. Bebandem 12 296 357 2.426
07. Ulakan 80,5 434,5 378 2.234,5
08. Amlapura R R R R
09. Jasri Kelod 61 162 224 1.708
10. Seraya Barat R R R 658
11. Seraya Tengah 7 226 281 2.026
12. Seraya Timur - 47 286 1.858
13. Abang R R R R
14. Purwakerti R R R R
15. Kubu - 227 226 1.911
16. Tianyar - 224 149 1.744
Jumlah 384 2.912 4.494 28.881,5
Sumber : Karangasem Dalam Angka, 2016
Keterangan : R : Alat Rusak

2.4.4. Risiko Bencana Alam


A. Rawan Bencana Gunung Berapi
Kabupaten Karangasem merupakan kawasan yang rawan bencana gunung berapi
yaitu Gunung Agung. Gunung Agung yang terletak di bagian tengah Kabupaten
Karangasem dan meliputi sebagian wilayah Kecamatan Rendang, Kecamatan Selat,
Kecamatan Bebandem, Kecamatan Abang dan Kecamatan Kubu merupakan gunung
tertinggi di Pulau Bali dan termasuk gunung berapi. Letusan terakhir Gunung Agung
adalah pada tahun 1662.
Berdasarkan peta kawasan rawan bencana Gunung Api Agung Tahun 1996
maka wilayah yang rawan bencana letusan Gunung Agung atau yang rawan terkena
longsoran material dari lereng Gunung Agung adalah semua wilayah kaki Gunung
Agung, semua daerah aliran sungai (DAS) yang hulunya di kaki Gunung Agung, semua
lembah atau dataran yang pernah dialiri material letusan Gunung Agung. Wilayah
Kecamatan Kubu adalah paling luas memiliki wilayah yang sangat rawan terhadap
bencana letusan Gunung Agung, serta selalu dilanda dengan intensitas kerusakan yang
sangat tinggi setiap kali Gunung Agung meletus. Wilayah lainnya adalah lereng
Gunung Agung ke arah Kota Amlapura sampai ke pantai karena aliran material letusan
mengikuti daerah aliran Tukad Janga dan anak-anak sungainya, termasuk juga Tukad
Buhu.

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 54


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

Sedangkan berdasarkan data daerah rawan bencana sosial Provinsi Bali yang
dikeluarkan Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Bali tahun 2006 maka desa-desa di
Kabupaten Karangasem yang terkena ancaman gunung meletus adalah: (lihat pula
Gambar 2.9)
1. Desa Ban, Kecamatan Kubu
2. Desa Sukadana, Kecamatan Kubu
3. Desa Baturinggit, Kecamatan Kubu
4. Desa Tulamben, Kecamatan Kubu
5. Desa Kubu, Kecamatan Kubu
6. Desa Dukuh, Kecamatan Kubu
7. Desa Datah, Kecamatan Abang
8. Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem
9. Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem
10. Desa Selat, Kecamatan Selat
11. Desa Sebudi, Kecamatan Selat
12. Desa Besakih, Kecamatan Rendang
13. Desa Pempatan, Kecamatan Rendang

B. Rawan Bencana Longsor


Wilayah rawan bencana alam berupa tanah longsor juga sangat rawan terjadi di
daerah perbukitan dan pegunungan karena kemiringannya yang terjal dan lapisan
tanahnya yang peka erosi. Diantaranya yang paling rawan adalah di daerah kaki Gunung
Seraya, karena disamping terjal, tanahnya peka erosi, juga karena di daerah ini terdapat
banyak kandungan batu-batuan yang mudah lepas.
Selain akibat struktur batuan yang mudah lepas beberapa daerah perbukitan di
Kecamatan Manggis dan Sidemen juga merupakan daerah yang rawan longsor sebab
selain kondisi perbukitannya yang relatif miring (> 45o) juga dikarenakan pada beberapa
perbukitan keberadaan vegetasi sebagai penutup tanah/penyerap air telah hilang. Hal ini
menyebabkan pada musim hujan sangat rawan terjadi bencana longsor akibat erosi air
hujan tersebut.
Sedangkan berdasarkan data daerah rawan bencana sosial Provinsi Bali yang
dikeluarkan Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Bali tahun 2006 maka desa-desa di
Kabupaten Karangasem yang rawan terkena ancaman tanah longsor adalah: (lihat pula
Gambar 2.10)

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 55


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

1. Desa Sangkan Gunung, Kecamatan Sidemen


2. Desa Duda Timur, Kecamatan Selat
3. Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem
4. Desa Bunutan, Kecamatan Abang

C. Rawan Bencana Badai Angin


Daerah di Kabupaten Karangasem yang rawan terkena bencana badai angin adalah
bagian timur laut yaitu sekitar pesisir Kecamatan Abang (Desa Bunutan).

D. Kegempaan
Berdasarkan peta zona seismic dari Nayoan (1976), daerah pemetaan termasuk
dalam zona gempa 3 dengan percepatan maksimum 0,80 – 1,0 g yang setara dengan
skala MMI dan merupakan daerah dengan magnitude antara 6 – 6,5 pada skala Richter.
Menurut Untoro, 1979 (dalam dari Ediwan, A.S, 1991) pada tanggal 27 April
1930 terjadi gempa bumi dengan intensitas V pada skala MMI dengan posisi gempa
tidak diketahui dengan pasti. Kerusakan terjadi di Bali selatan dimana pada daerah
Benoa tanah terbelah dan terjadi retak - retak.
Gempa bumi yang terjadi pada tanggal 14 Juni 1976, didahului oleh foreshocks.
Kerusakan terberat terjadi di Kabupaten Jembrana, Tabanan dan Buleleng.

E. Daerah Banjir
Wilayah yang berpotensi terjadi banjir merupakan daerah dataran rendah, umumnya
berdekatan dengan daerah aliran sungai dan rawa. Banjir umumnya terjadi pada waktu
musim hujan, dimana intensitas hujan cukup tinggi dan kondisi sungai tidak mampu
menampung air yang cukup besar sehingga luapan air sungai menggenang beberapa
lahan pertanian dan permukiman.
Berdasarkan data selama periode tahun 2002 – 2006 barulah pada tahun 2006
tercatat adanya bencana alam berupa banjir yaitu di Kecamatan Manggis dengan jumlah
korban mencapai 113 orang. Selain itu banjir juga terjadi di Karangasem dan Kubu
namun dengan korban masing-masing 2 dan 1 orang.

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 56


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

Gambar 2.9. Peta Rawan Bencana Gunung Agung Kabupaten Karangasem

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 57


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

b.

Gambar 2.10. Peta Rawan Longsor Kabupaten Karangasem

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 58


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

F. Korosi Air Tanah


Masalah korosi air tanah ini dapat terjadi karena adanya beberap unsur kimia yang
terkandung dalam air tanah yang bersifat korosif terhadap bangunan. Di daerah dataran
aluvial pada beberapa tempat di jumpai air tanahnya asin (payau). Hal ini menujukkan
bahwa kandungan CI dalam air tanah tinggi. Djuhadijat A.S, dkk (1984) menyebutkan
bahwa kadar ion klorida di daerah Jimbaran pada kedalaman 15 meter mencapai > 1000
mg/lt. Sehubungan dengan hal tersebut, maka untuk suatu perencanaan pondasi,
khususnya pondasi sedang hingga dalam yang dapat mencapai air asin perlu
memperhatikan faktor korosi. Oleh karena kandungan CI yang tinggi dapat merusak
dinding pondasi bangunan beton maupun baja sehingga mengakibatkan gedung atau
bangunan rusak.

G. Abrasi
Abrasi atau kikisan pantai oleh hantaman gelombang laut terdapat disekitar Pantai
Labuhan Amuk bagian selatan, pantai Sengkidu dan Candidasa, Ujung dan Jemeluk.
Intensitas kerusakan yang paling tinggi adalah di Kawasan Pariwisata Candidasa. Hal
ini disebabkan selain karena gelombang laut yang cukup besar juga dikarenakan tingkah
laku dalam pengelolaan pantai dan laut. Antara lain: sebelum Candidasa menjadi
kawasan pariwisata, daerah ini merupakan penghasil kapur bubuk untuk bahan
bangunan yang paling besar di Kabupaten Karangasem. Bahan bakunya adalah karang
laut, sehingga karang laut menjadi langka/habis dan tidak ada penahan gelombang.
Setelah menjadi kawasan pariwisata pengambilan batu karang dihentikan, tetapi
pembangunan sangat mepet ke pantai tanpa memperhatikan sempadan pantai, akibatnya
banyak bangunan yang roboh terkena abrasi.

H. Sedimentasi
Walaupun tidak ada data yang pasti namun untuk sedimentasi ini dapat ditemukan
di beberapa sungai besar terutama di bagian utara yaitu sungai-sungai yang merupakan
aliran lahar pada saat terjadinya letusan Gunung Agung.
Dimana Hampir sebagian besar sungai-sungai tersebut merupakan sungai
musiman (ephemeral) dengan material dasar sungai sebagian besar terdiri dari pasir dan
kerikil yang berasal dari Gunung Agung. Material pasir dan kerikil yang cukup besar
ini, menyebabkan sungai-sungai di kawasan ini berpeluang terjadinya banjir pasir,
terutama pada musim hujan. Akibatnya di sekitar muara sungai tersebut banyak
ditemukan sedimentasi berupa pasir/material gunung berapi tersebut. Hal ini perlu

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 59


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

segera diantisipasi terutama jika dikaitkan dengan keberadaan terumbu karang yang
cukup menarik di pesisir utara Kabupaten Karangasem ini.

I. Kekeringan
Oleh karena minimnya ketersediaan air di Kabupaten Karangasem maka wilayah ini
rawan terhadap bencana kekeringan. Sedangkan berdasarkan data daerah rawan bencana
sosial Provinsi Bali yang dikeluarkan Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Bali tahun
2009 maka desa-desa di Kabupaten Karangasem yang rawan terkena bencana
kekeringan adalah: (lihat pula Gambar II.9)
a. Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu
b. Desa Tianyar Tengah, Kecamatan Kubu
c. Desa Tianyar, Kecamatan Kubu
d. Desa Ban, Kecamatan Kubu
e. Desa Sukadana, Kecamatan Kubu
f. Desa Baturinggit, Kecamatan Kubu
g. Desa Kubu, Kecamatan Kubu
h. Desa Dukuh, Kecamatan Kubu
i. Desa Datah, Kecamatan Abang
j. Desa Seraya Barat, Kecamatan Karangasem
k. Desa Seraya, Kecamatan Karangasem
l. Desa Seraya Timur, Kecamatan Karangasem

J. Kebakaran
Di Kabupaten Karangasem berdasarkan kondisi yang ada sering mengalami bencana
kebakaran berupa kebakaran yang disebabkan kondisi iklim musim kering yang relatif
sangat kering. Kebakaran ini terjadi di daerah yang rawan kekeringan serta di sekitar
hutan. Berdasarkan data daerah rawan bencana sosial Provinsi Bali yang dikeluarkan
Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Bali tahun 2009 maka desa-desa di Kabupaten
Karangasem yang rawan terkena bencana kebakaran adalah: (lihat pula Gambar III-10)
a. Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu
b. Desa Tianyar Tengah, Kecamatan Kubu
c. Desa Tianyar, Kecamatan Kubu
d. Desa Ban, Kecamatan Kubu
e. Desa Sukadana, Kecamatan Kubu

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 60


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

f. Desa Baturinggit, Kecamatan Kubu


g. Desa Kubu, Kecamatan Kubu
h. Desa Dukuh, Kecamatan Kubu
i. Desa Datah, Kecamatan Abang
j. Desa Seraya Barat, Kecamatan Karangasem
k. Desa Seraya, Kecamatan Karangasem
l. Desa Seraya Timur, Kecamatan Karangasem
Sedangkan untuk daerah yang rawan bencana kebakaran hutan adalah:
a. Desa Sebudi, Kecamatan Selat
b. Desa Selat, Kecamatan Selat
c. Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 61


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

Gambar 2.11. Peta Sebaran Kawasan Rawan Bencana Kabupaten Karangasem

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 62


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

Gambar 2.12. Peta Sebarak Kawasan Rawan Kebakaran Kabupaten Karangasem

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 63


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

2.4.5. Isu-Isu Strategis Terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya


Isu strategis pembangunan Kabupaten Karangasem dirumuskan berdasarkan
permasalahan-permasalahan pembangunan daerah, tantangan dan potensi pembangunan
daerah kedepan, yang meliputi peningkatan kesejahteraan masyarakat, peningkatan
pelayanan umum, dan peningkatan daya saing daerah. Isu-isu strategis tersebut
merupakan kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam
perencanaan pembangunan daerah karena dampaknya yang signifikan bagi daerah yang
bersifat penting, mendasar, mendesak, dan menentukan tujuan penyelenggaraan
pemerintahan daerah.
2.4.5.1 Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
A. Kesejahteraan ekonomi
Isu strategis terkait peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat antara lain:
(1) pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada peningkatan produktivitas
dan daya saing, serta makin memacu terciptanya kreativitas dan inovasi
guna mewujudkan masyarakat Kabupaten Karangasem yang cerdas.
(2) Percepatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karangasem yang kini masih
di bawah rata-rata Provinsi Bali.
(3) Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM),
(4) Pemerataan Pendapatan

B. Kesejahteraan sosial
Isu Strategis terkait Kesejahtraan Sosial antara lain :
(1) Meningkatkan angka kelangsungan hidup bayi
(2) Meningkatkan angka usia harapan hidup
(3) meningkatkan produktiviats dan daya saing daerah.
(4) Meningkatkan rasio penduduk yang bekerja.
.
2.4.5.2 Peningkatan Pelayanan Umum
A. Penyelenggaraan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik, Bersih Dan Efektif
(Good Governance and Clean Government)
Beberapa isu strategis yang menjadi agenda prioritas antara lain:
(a) penguatan kapabilitas, kompetensi dan profesionalisme aparatur,
(b) peningkatan kesejahteraan aparatur,
(c) penguatan pengetahuan dan kemampuan aparatur,
(d) penguatan partisipasi masyarakat, dan
(e) peningkatan kesejahteraan rakyat dalam kerangka otonomi daerah.

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 64


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

B. Peningkatan Pelayanan Umum Urusan Wajib Pelayanan Dasar


Isu stretegis dalam upaya peningatan pelayanan umum urusan wajib pelayanan
dasar antara lain:
(1) Pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas, terjangkau dan
berkeadilan.
(2) Ketersediaan infrastruktur wilayah dan prasarana daerah.
Pesatnya perkembangan permukiman di perkotaan dan perdesaan
mendorong untuk tersedianya Fasilitas umum yang memadai seperti Jalan
Lingkungan, Drainase dan Ipal Komunal sehingga perkembangan Kawasan
Kumuh bisa di kurangi. Dengan adanya kewenangan Pengelolaan Dana
yang di berikan kepada Desa (Dana ADD) yang memadai, penanganan
jalan lingkungan di pedesaan sudah bisa tertangani. Peningkatan prasarana
produksi; dan prasarana dasar dan utilitas umum baik persampahan,
drainase, air limbah sehingga mampu mendukung pertumbuhan ekonomi
dan sosial yang didukung dengan pemanfaatan ruang yang berhasil guna
dan berdaya guna.
(3) Ketersediaan Pelayanan Air minum
Ketersediaan air minum ini menjadi salah satu penentu dalam peningkatan
kesehatan, kesejahteraan, dan produktivitas masyarakat dalam bidang
ekonomi. Oleh karena itu, penyediaan sarana dan prasarana air minum
menjadi salah satu kunci dalam pengembangan ekonomi wilayah. Isu dan
masalah strategis terkait penyediaan air minum yang ada saat ini cukup
rumit, namun kesemuanya itu harus dilihat sebagai suatu tantangan untuk
mencapai target pelayanan air minum sesuai kesepakatan MDG’s 2015.
Target cakupan sesuai sasaran MDG’s yaitu 60,3% masyarakat Indonesia
mendapatkan akses aman terhadap air minum tahun 2015. Kabupaten
Karangasem dengan luas wilayah 839,54 km2 yang terbagi dalam 8
(delapan) kecamatan sebenarnya memiliki potensi sumber air baku yang
cukup besar namun penyebarannya tidak merata. Wilayah Kabupaten
Karangasem bagian selatan (Kec. Selat, Rendang, dan Amlapura) memiliki
potensi sumber air yang cukup besar, sedangkan bagian utara (sebagian
Kec. Abang, Kubu) memiliki sumber air yang sangat kecil. Berdasarkan
laporan PDAM (2014) pelayanan air minum penduduk di Kabupaten

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 65


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

Karangasem yang dikelola oleh PDAM masih sangat rendah yaitu 35.85%
dengan cakupan pelayanan 28.165 pelanggan/SR. Sehingga masih terdapat
50.471 KK penduduk yang tersebar di 48 desa yang sangat membutuhkan
pelayanan air minum. Saat ini, Kabupaten Karangasem memiliki 37 desa
rawan air dari 73 desa yang ada, dan Kecamatan Kubu dan Abang memiliki
desa rawan air paling banyak.
(4) Peningkatan kesejahteraan sosial.
(5) Peningkatan pembangunan perumahan rakyat dan kawasan pemukiman.
Pembangunan perumahan rakyat dan kawasan permukiman ditujukan pada
pemukiman yang tidak layak huni (slums) dan permukiman informal yang
menempati lahan yang bukan peruntukannya (squatter settlements) dan
terbatasnya akses terhadap pemenuhan lahan hunian, rumah yang layak dan
sehat.
(6) Peningkatan ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat.

C. Peningkatan Pelayanan Umum Urusan Wajib Non Pelayanan Dasar


Adapun isu strategis peningkatan pelayanan umum urusan wajib non pelayanan
dasar meliputi:
(1) Penciptaan lapangan kerja.
(2) Peningkatan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
(3) Pelestarian budaya dan lingkungan hidup.
(4) Peningkatan pemberdayaan Koperasi dan UKM
(5) Peningkatan ketersediaan pangan
(6) Pemberdayaan masyarakat dan desa.
(7) Pengendalian penduduk.
(8) Peningkatan investasi

D. Peningkatan pelayanan umum urusan pilihan


Adapun isu strategis di bidang urusan pilihan meliputi:
(1) Kelautan dan perikanan
Isu strategis di bidang kelautan dan perikanan adalah peningkatan
pengelolaan pesisir dan laut melalui optimalisasi komoditas andalan,
unggulan dan rintisan.
(2) Pariwisata

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 66


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

Isu strategis di bidang urusan pariwisata adalah (i) peningkatan kualitas


sarana dan prasarana infrastruktur pendukung Kawasan Pariwisata dan Daya
Tarik Wisata yang sedang berkembang; (ii) peningkatan kerjasama dalam
penataan Kawasan Pariwisata dan Daya Tarik Wisata dengan pemerintah
provinsi, pusat dan swasta; (iii) peningkatan promosi potensi pariwisata baik
dalam negeri maupun luar negeri secara efektif dan berkesinambungan; (iv)
pengembangan pariwisata spiritual yang berbasis Desa Adat; dan (v)
pengembangan pariwisata yang berwawasan lingkungan berlandaskan Tri
Hita Karana.
(3) Pertanian
Isu strategis di bidang urusan pertanian dalam arti luas antara lain: (i)
peningkatan produktivitas tanaman pangan dan perkebuan (ii) peningkatan
penyedaian benih, (iii) peningkatan kelembagaan petani dan pemberdayaan
subak, (iv) peningkatan jaringan irigasi, (v) peningkatan kemampuan petani,
peternak dan pekebun dalam memanfaatkan teknologi maju, (vi) peningkatan
minat generasi muda untuk terjun di bidang pertanian, (vii) peningkatan
ketersediaan tenaga penyuluh, pengamat OPT, Pengawas Benih Tanaman
serta tenaga Kesehatan Hewan, dan (viii) peningkatan akses petani terhadap
permodalan.
(4) Kehutanan
Isu strategis di bidang urusan kehutanan antara lain: peningkatan Konservasi
dan Rehabilitasi Sumberdaya Hutan, dengan 4 (empat) fokus prioritas,
meliputi: (i) pemantapan kawasan hutan; (ii). Konservasi keanekaragaman
hayati dan perlindungan hutan, (iii) Pengembangan penelitian dan iptek
sektor kehutanan.
(5) Energi dan sumber daya mineral
Isu strategis peningkatan pengelolaan sumber daya mineral adalah
peningkatan efektivitas pengelolaan, konservasi dan rehabilitasi sumber daya
alam khususnya exs galian mineral bukan logam.
(6) Industri dan Perdagangan
Isu strategis peningkatan industri dan perdagangan meiputi: (i) peningkatan
produksi industri kecil dan menengah pengolah hasil pertanian
(agroindustri), yang mendukung indrustri pariwisata; dan (ii) mendorong

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 67


RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018- 2022

penyaluran kredit perbankan pada petani, nelayan pedagang kecil melalui


pembentukan lembaga penjamin.
(7) Trasmigrasi
Isu strategis peningkatan pelayanan trasmigrasi lokal adalah: (i) kesiapan
tempat transmigran yang sesuai dengan yang diharapkan, (ii) kesiapan
sumber daya manusia yang dikirim menjadi transmigran.

Satgas Randal Kabupaten Karangasem I I- 68

Anda mungkin juga menyukai