BAB II
PROFIL
KABUPATEN KARANGASEM
Kec. Sawan
Kec. Kubutamb ahan
Kec. Bulele ng
Kec. Te jakula
Kec. Sukasa da
Kec. Banjar
Kec. Gerokgak
Kec. Seririt KAB. BULELENG
KAB. BANGLI
Kec. Busungbiu
Kec. Kintamani
RA Kec. Sukawati
Dps. Bar at KAB. KLUNGKUNG
IN KAB.
DO BADUNG
NE Dps. Timur
S IA KODYA DENPASAR
Dps. Selatan
Kec. Nusa Penida
Kec. Kuta
Tabel 2.3
Sistem Perkotaan dan Perdesaan
Berdasarkan Fungsi di Kabupaten Karangasem
Cakupan Wilayah
Fungsi
No Nama Kota Perkotaan dan Hinterland Keterangan
Kota
Perdesaan
1 PKL • Kawasan Perkotaan Kelurahan Desa Bungaya, Desa Kawasan Strategis
Amlapura Padangkerta, Bugbug, Desa Pertima, Kabupaten (KSK)
Karangasem, Desa Tumbu, Desa Bukit,
Subagan dan Desa Tegallinggah
Bungaya Kangin;
2 PPK • Kawasan Perkotaan Desa Rendang Desa Pempatan dan Desa Kawasan Strategis
Rendang Besakih Kabupaten (KSK)
• Kawasan Perkotaan Desa Selat Desa Amerta Bhuana Kawasan Strategis
Selat Desa Duda Kabupaten (KSK)
• Kawasan Perkotaan Desa Sidemen dan Desa Sinduwati Kawasan Strategis
Sidemen Telaga Tawang Kabupaten (KSK)
• Kawasan Perkotaan Desa Ulakan Kawasan Strategis
Manggis Kabupaten (KSK)
• Kawasan Perkotaan Desa Bebandem Kawasan Strategis
Bebandem Kabupaten (KSK)
• Kawasan Perkotaan Desa Abang Desa Pidpid, Desa Kawasan Strategis
Abang Kesimpar, Desa Kerta Kabupaten (KSK)
Mandala, Desa Nawa
Kerti, Desa Ababi
• Kawasan Perkotaan Desa Kubu Desa Baturinggit, Kawasan Strategis
Kubu Kabupaten (KSK)
• Kawasan Perkotaan Desa Tianyar Desa Tianyar Barat, Desa Kawasan Strategis
Tianyar Tianyar Tengah Kabupaten (KSK)
3 PPK • Kawasan Perkotaan Desa Culik Desa Purwakerthi, Desa Kawasan Strategis
Promosi Culik Labasari Kabupaten (KSK)
• Kawasan Perkotaan Desa Ban Desa Sukadana Kawasan Strategis
Ban Kabupaten (KSK)
• Kawasan Perkotaan Desa Seraya Desa Seraya Barat, Desa Kawasan Strategis
Seraya Seraya Timur Kabupaten (KSK)
3 PPL • PPL Redang Desa Menanga Desa Nongan, dan Desa
Pesaban;
• PPL Muncan Desa Muncan Desa Peringsari, dan Desa
Sebudi
• PPL Duda Desa Duda Desa Duda Timur, dan
Desa Duda Utara
• PPL Talibeng Desa Talibeng & Desa Tri Eka Buana, dan
Desa Lokasari Desa Kerta Bhuana
• PPL Sangkan Desa Sangkan Desa Tangkup, Desa
Gunung Gunung Wismakerta
• PPL Manggis Desa Manggis Desa Selumbung
• PPL Sengkidu Desa Sengkidu Desa Ngis, Desa
Tenganan, Desa Nyuh
Tebel, dan Desa Pesedahan
• PPL Antiga Desa Antiga Desa Gegelang, dan Desa
Antiga Kelod.
• PPL Sibetan Desa Sibetan Desa Jungutan, dan Desa
Macang
• PPL Budakeling Desa Budakeling Bhuana Giri
• PPL Tista Desa Tista Desa Tribuana, dan Desa
Tiyingtali;
Cakupan Wilayah
Fungsi
No Nama Kota Perkotaan dan Hinterland Keterangan
Kota
Perdesaan
• PPL Datah Desa Datah
• PPL Bunutan Desa Bunutan
• PPL Tulamben Desa Tulamben Desa Dukuh
Sumber : RTRW Kabupaten Karangasem 2012-2032
(penggemukan) dan pemasaran dengan bentuk usaha sistem plasma dan bentuk usaha
lain yang menguntungkan. Perkiraan investasi untuk bidang usaha ini sebesar Rp.
597.100.000,-.
- Saat ini telah berkembang industri Garmen seperti pakaian jadi, bordir
serta Garmen yang berlokasi menyebar di 8 Kecamatan.
- Memiliki potensi pengembangan Garmen baik yang bermotif tradisional
maupun kreasi disain Internasional.
j. Peluang Investasi di Bidang Pariwisata, Peluang Investasi dari potensi obyek
daya tarik pariwisata yang masih bisa dikembangkan, yaitu terdapat 3 kawasan
Pariwisata yaitu, Kawasan pariwisata Candidasa, Kawasan Pariwisata Ujung,
dan Kawasan Pariwisata Tulamben serta kekayaan kasanah obyek dan daya tarik
wisata (ODTW) yang tersebar secara merata di 8 Kecamatan, seperti:
• Wisata Budaya : Besakih, Tirta Gangga, Taman Ujung, Puri
Karangasem dan Tenganan Pegringsingan.
• Wisata Alam : Bukit Jambul, Candidasa, Tirta Gangga, Taman
Ujung, Padang Bai, Putung, Telaga Waja dan Iseh
• Wisata Bahari : Candidasa, Ujung, Tulamben, Jemeluk
• Agro Wisata : Agro Wisata Salak Sibetan.
- Merupakan wilayah Bali Timur yang memiliki obyek daya tarik wisata
terbanyak di Bali, baik wisata alam berupa gugusan perbukitan yang
menawana Gunung Agung serta keindahan pantai dan kehidupan bawah
lautnya. Dengan luas wilayah ± 839,54 Km2 dengan penduduknya
adalah petani dan pedagang.
- Seiring dengan dibukanya jalan baru, jalan Prof. Dr. Ida Bagus Mantra
maka jarak tempuh ke Karangasem menjadi lebih singkat dan cepat serta
keberadaan pariwisata laut Pelabuhan Padangbai diwilayah Selatan
Kabupaten yang merupakan akses dari Laut yang menghubungkan Pulau
Bali dengan Pulau Lombok dan Pulau Nusa Penida.
- Karangsem saat ini memiliki potensi obyek daya tarik wisata alam dan
berbagai kegiatan budaya dan keagamaan, juga tersedianya sarana
prasarana kepariwisataan seperti: penginapan berupa hotel berbintang,
hotel melati, pondok wisata, restoran/rumah makan dan sarana prasarana
kepariwisataan lainnya, dengan kunjungan wistaman Domestik maupun
Mancanegara mencapai 416.363 wisatawan (Tahun 2011).
Sedangkan secara laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2012-2016 adalah 0,43, sesuai
Tabel 2.7.
mendatang. PDRB merupakan salah satu indikator makro yang memberikan gambaran
pergeseran/kesenjangan ekonomi antar sektor ekonomi (lapangan usaha) maupun antar
daerah.
Analisis PDRB Kabupaten Karangasem tahun 2011 – 2016 menyajikan
perkembangan PDRB, struktur perekonomian, laju pertumbuhan ekonomi dan
perkembangan PDRB per kapita per penduduk. Perubahan struktur dianalisis
berdasarkan besarnya peranan sektor ekonomi terhadap penciptaan PDRB, laju
pertumbuhan dan perkembangan PDRB perkapita dikaji dengan perbandingan antar
waktu.
sektor penggalian yang rentan terhadap kerusakan lingkungan akibat eksploitasi yang
berlebihan. Disamping itu sektor-sektor lain pun turut berkontribusi dalam
pembentukan nilai tambah ekonomi di Kabupaten Karangasem.
B. Potensi Ekonomi
Beberapa investasi di Kabupaten Karangasem dapat di bagi beberapa sector penting
yaitu Sektor Galian C dan Sektor Pariwisata.
1) Sub Sektor Penggalian
Hasil pertambangan di Kabupaten Karangasem selama ini berasal dari
bahan tambang galian Golongan C. Sedangkan pertambangan bahan tambang
galian Golongan A (bahan galian strategis) dan Golongan B (bahan galian vital)
belum layak dilakukan. eksplorasi dan eksploitasi bahan tambang galian golongan
C berupa pasir, batu kali dan batu cadas
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Karangasem Atas Data Dasar
Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun Dasar 2010, pada tahun 2012
adalah sebesar Rp. 350.704,050.000,- terjadi peningkatan menjadi sebesar Rp
491.726. 280.000,- Tahun 2016.
Tabel 2.10. PDRB Kabupaten Karangasem Atas Data Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha Tahun Dasar 2010
Tahun
Uraian
2012 2013 2014 2015 2016
Kontribusi Galian C 350.704,1 397.506,1 439.498,8 473.552,6 491.726,3
terhadap PDRB
Sumber: BPS Kab. Karangasem
473.552,60 491.726,30
500.000,00 439.498,80
397.506,10
400.000,00 350.704,10
300.000,00
Pertambangan
200.000,00
100.000,00
0,00
2012 2013 2014 2015 2016
Gambar 2.4 PDRB Kabupaten Karangasem Atas Data Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha Tahun Dasar 2010
2. Wisatawan
110.143 158.430 159.709 162.069 137.601
Dalam Negeri
Jumlah 416.363 462.223 461.515 464.054 454.802
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karangasem
Secara keseluruhan, jumlah kunjungan wisatawan dari tahun 2011 s/d 2014
mengalami meningkat seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian dan
keamanan di Bali pada umumnya dan Karangasem khususnya, ini terlihat dari
meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Karangasem yaitu
sebanyak 416.363 pada tahun 2011 menjadi 464.054 pada tahun 2014 dan
mengalami penurunan pada tahun 2015 sebanyak 454.802.
Dari banyak indikator statistik tentang kepariwisataan yang ada, indikator
yang paling mudah dilihat adalah jumlah kunjungan wisatawan yang datang
langsung ke Karangasem.
Tabel.2.13 Banyaknya Wisatawan Asing dan Dalam Negeri
Ke Obyek Pariwisata di Kabupaten Karangasem Per bulan tahun 2015
Tahun 2015
Bulan
Asing Dalam Negeri Jumlah
Januari 17.793 17.966 35.759
Februari 15.104 7.045 22.149
Maret 17.530 9.974 27.504
April 26.510 7.677 34.187
Mei 23.411 9.601 33.012
Juni 24.511 13.529 38.040
Juli 35.691 24.526 60.217
Agustus 47.958 10.636 58.594
September 32.672 8.077 40.749
Oktober 32.209 8.302 40.511
November 22.714 6.845 29.559
Desember 21.098 13.423 34.521
Jumlah 317.201 137.601 454.802
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karangasem
PDRB per kapita yang makin membaik selama periode 2010 – 2014 tersebut
seperti pada gambar di atas tidaklah dapat mencerminkan distribusi pendapatan
masyarakat Kabupaten Karangasem untuk setiap strata ekonomi. Tetapi paling tidak,
ukuran ini dapat digunakan sebagai acuan untuk menilai apakah hasil pembangunan
yang dilakukan selama ini secara umum telah dapat meningkatkan pendapatan perkapita
masyarakat atau tidak.
Tabel 2.15. Beberapa Indikator Agregatif PDRB Kabupaten Karangasem
Tahun 2010– 2014
Indikator 2010 2011 2012 2013 2014
1. PDRB 6.749,93 7.443,22 8.231,55 9.293,07 10.785,07
Harga
Berlaku
(Milyar Rp)
2. PDRB 6.749,93 7.116,36 7.538,03 8.002,15 8.482,88
Harga
Konstan
(Milyar Rp)
3.Jumlah 397.800 400.000 402.200 404.300 406.600
Penduduk
Pert.Tahun
4.PDRB/Kapita 16,97 18,61 20,47 22,99 26,53
Harga
Berlaku (Juta
Rp)
5.PDRB/Kapita 16,97 17,79 18,74 19,79 20,86
Harga
Konstan(juta
Rp)
dengan luas daerah 12,860 Ha atau 15,3% dari total luas wilayah Kabupaten
Karangasem. Luasan terbesar adalah di Kecamatan Kubu yaitu seluas 5.826 Ha
atau 45,3% dari luas daerah dengan kemiringan 8 – 15%.
(3). Kemiringan lereng 15 - 25%, merupakan daerah agak curam (moderately steep),
dengan penyebarannya meliputi semua kecamatan dengan luas daerah 16.682,00
Ha atau 19,9% dari total luas wilayah Kabupaten Karangasem. Luasan terbesar
adalah di Kecamatan Rendang yaitu seluas 5.634 Ha atau 33,8% dari luas daerah
dengan kemiringan 15 - 25%.
(4). Kemiringan lereng 25 - 40%, merupakan daerah curam (moderately steep), dengan
penyebarannya meliputi semua kecamatan dengan luas daerah 14.794 Ha atau
17,6% dari total luas wilayah Kabupaten Karangasem. Luasan terbesar adalah di
Kecamatan Abang yaitu seluas 3.495 Ha atau 23, 6% dari luas daerah dengan
kemiringan 25 - 40%.
(5). Kemiringan diatas > 40%, merupakan daerah sangat curam semua kecamatan
dengan luas daerah 16.258 Ha atau 19,7% total luas wilayah Kabupaten
Karangasem. Luasan terbesar adalah di Kecamatan Kubu yaitu seluas 4.898 Ha
atau 29,6% dari luas daerah dengan kemiringan > 40%.
Untuk lebih jelas mengenai kondisi topografi dapat dilihat pada Gambar 2.5.
B. Gambaran Geologi
1. Air Tanah dan Mata Air
a. Air Tanah
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah. Keterdapatan air tanah didasarkan atas jenis, sebaran batuan dan
litologi lapisan pembawa air.
Ketersediaan air tanah sangat tergantung dari keadaan geologinya. Formasi
utama yang mengandung akifer adalah batuan vulkanik quarter, disamping juga
ketinggian tempatnya. Makin tinggi tempat suatu wilayah umumnya kandungan air
tanahnya kecil, karena adanya gravitasi ke daerah bawah. Berdasarkan atas formasi
geologinya (vulkanik kwarter atas dengan litologi tufa, breksi, agglomerat, lahar) bahwa
sebagian besar wilayah Kabupaten Karangasem merupakan akifer setempat memiliki
potensi air yang tinggi khususnya di pesisir pantai. Wilayah Karangasem bagian timur
formasi geologinya kwarter bawah dengan litologi batuan gunung api Seraya (Seraya ,
Seraya Barat, Seraya Timur, Purwakerthi) akifernya jelek sehingga supply airnya tidak
potensial. Geologi formasi Ulakan dengan litologi breksi juga akifernya jelek.
Kandungan air tanah setempat di Kabupaten Karangasem berdasarkan Peta Hidrologi
Pulau Bali adalah sebagai berikut:
- Setempat kandungan air besar (10 lt/det), lokasinya: pesisir utara Kecamatan Kubu,
Kecamatan Karangasem bagian barat, sebagian Kecamatan Abang.
- Setempat kandungan air sedang (5 lt/det) terdapat di bagian tengah Kecamatan
Kubu, daerah pesisir Kecamatan Manggis, sebagian Kecamatan Bebandem dan
Selat.
- Setempat kandungan air sedikit (0,5 lt/det) terdapat di Kecamatan Karangasem
bagian timur, bagian utara dan timur Kecamatan Abang.
- Setempat kandungan air sangat sedikit (0,1 lt/det), umumnya terdapat di wilayah
Kecamatan Kubu bagian atas yakni di sekitar kaki Gunung Agung.
- Setempat kandungan air sangat sedikit sekali (< 0,1 lt/det) terdapat di gugusan
perbukitan Kecamatan Manggis dan Sidemen.
Kemudian berdasarkan data yang tertuang dalam RTRWP Bali tahun 2010, potensi air
tanah di Kabupaten Karangasem adalah 297,57 juta m3. (lihat Gambar III-5)
b. Mata Air
Dalam keadaan yang memungkinkan, akibat adanya rekahan, celah atau bekerjanya
fungsi kaliparitas, maka air tanah akan muncul ke permukaan sebagai mata air. Pada
tahun 2008 tercatat di Kabupaten Karangasem terdapat 80 mata air. Mata air dengan
debit terbesar adalah gabungan MA. Surya, Bonggal, Celuk, Isah dan Gambar di
Menanga, Kecamatan Rendang yaitu 841 lt/det. Apabila diperhatikan berdasarkan data
maka sebagian besar mata air tersebar pada Kecamatan Rendang, Selat, Bebandem,
Abang dan Karangasem. Sedangkan di Kecamatan Kubu dan Manggis sangat sedikit.
2. Air Permukaan
Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah, dalam hal
ini yaitu air sungai dan air danau alam maupun waduk.
a. Air Sungai
Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan
dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan
mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang
batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah
perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.
Sungai-sungai yang terdapat di Indonesia telah disusun atas unit-unit wilayah
yang disebut dengan Satuan Wilayah Sungai (SWS). Di Bali satuan wilayah sungainya
diberi nomor 03.01 yang kemudian dirinci menjadi 20 sub-SWS. Kabupaten
Karangasem dengan beberapa sungai yang mengalir di atasnya termasuk dalam sub-
SWS 03.01.13 sampai dengan 03.01.17.
Diantara sungai-sungai yang melalui Kabupaten Karangasem maka terdapat dua
sungai yang cukup potensial untuk dikembangkan sebagai sumber air untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat di Karangasem. Kedua buah sungai tersebut adalah Tukad Unda
dan Tukad Telaga Waja. Selain itu sesuai dengan kontinuitas alirannya, maka sungai
yang ada di wilayah ini ada 3 jenis, yaitu:
1. Mengalir sepanjang tahun (perennial streams) umumnya mengalir ke bagian selatan
seperti: Tukad Janga, Tukad Telagawaja, Tukad Mangereng, Tukad Jinah, Tukad
Nyuling, Tukad Kekeruk, Tukad Buhu dan lainnya.
2. Mengalir hanya pada musim hujan (intermitten streams). Sungai jenis ini banyak
terdapat di Desa Seraya, Seraya Barat, Bugbug dan Perasi.
3. Mengalir hanya pada saat hujan (ephemeral streams) umumnya semua sungai di
Kecamatan Kubu, sebagian Kecamatan Abang (Purwakerthi, Labasari) dan sebagian
Kecamatan Karangasem (Seraya Timur).
pasokan air baku pada daerah pelayanannya. Waduk yang dimaksud adalah Embung
Seraya yang terdapat di Desa Seraya, Kecamatan Karangasem. Peta Potensi Air Tanah
dapat dilihat pada Gambar
C. Gambaran Geologi
Secara geologi Kabupaten Karangasem terdiri dari formasi Kuarter, Kuarter
Bawah, dan Miosin. Formasi Kuarter meliputi sebagian besar wilayah kabupaten.
Formasi Kuarter dengan Litologi Tufa Pasiran dan endapan lahar terdapat di pesisir
utara yakni di daerah Tianyar. Litologi berupa lahar, pasir, lapili diarahkan bom, warna
coklat tua hingga hitam. Sebarannya di daerah Gunung Agung, Selat, Muncan,
sepanjang aliran Tukad Buhu, dan Tukad Bangka. Di Belahan utara mulai dari daerah
Gunung Agung, wilayah Kecamatan Kubu, sebagian Kecamatan Abang, daerah aliran
sungai Unda. Komposisi lahar terdiri dari batuan beku andesit dan batu apung dengan
masa dasar tufa pasiran. Pasir komposisinya terdiri dari faalspar, gelas vulkanik, dan
mineral hitam. Lapili dan bom komposisinya terdiri dari batu apung dan lava andesit,
umumnya batuan ini belum mengeras dan mudah lepas. Setempat-setempat pada batuan
ini terdapat lava dan breksi, kompak dan keras, pada lava sebagian berongga. Formasi
Kuarter Bawah terdapat di daerah ujung timur kabupaten yakni Kecamatan Karangasem
bagian timur dan Kecamatan Abang bagian utara. Litologinya berupa lava dan breksi
Gunung Api Seraya. Lava berwarna abu-abu kehitaman. Breksi berwarna coklat.
Formasi Miosin terdapat di perbukitan Kecamatan Manggis dan Selat. Litologinya
berupa breksi dan lava merupakan formasi Ulakan. Lava berwarna abu-abu kehitaman
dan breksi berwarna coklat kehitaman.
D. Jenis Tanah
Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Karangasem berupa jenis mediteran,
alluvial, latosol, dan regosol. Jenis tanah mediteran merupakan bagian terkecil (147 ha
atau 0,2%), sebarannya di bagian pesisir kecamatan Manggis seperti sebagian wilayah
Desa Antiga, wilayah Desa Ulakan, wilayah Desa Manggis, wilayah Nyuh Tebel
(Kecamatan Karangasem). Jenis tanah alluvial tersebar di Kecamatan Sidemen,
Manggis, Karangasem, Bebandem dan Selat. Kemudian latosol (luas 36.325 ha atau
43,3%) di wilayah Kecamatan Karangasem bagian timur (Desa Seraya, Seraya Barat,
Seraya Timur), sebagian wilayah Kecamatan Abang seperti Desa Purwakerti, daerah
perbukitan Manggis sampai sebagian Kecamatan Selat bagian selatan, dan sebagian
Kecamatan Sidemen. Jenis tanah latosol ini umumnya sangat rawan terhadap erosi,
lebih-lebih di Kecamatan Karangasem Timur karena tanahnya banyak terdiri dari batu
lepas dengan vegetasi yang kurang serta kemiringan yang terjal. Jenis tanah regosol
(luas 36.784 ha atau 43,8%) meliputi sebagian terbesar wilayah Kabupaten
Karangasem. Sebarannya adalah dari bagian utara sampai bagian tengah. Tanah jenis ini
juga rawan erosi khususnya pada daerah dengan kemiringan lahan tinggi.
Tabel 2.20 Tekstur Tanah di Kabupaten Karangasem
Jenis Tanah (Ha)
SUB Luas
No Kecamatan Mediteran Aluvial Latosol Regosol KET
DAS (Ha)
Ha % Ha % Ha % Ha %
UNDA
1 I Rendang 10.970 - - - - 10.970 30,2 - - -
Sidemen 3.515 - - 1.384 12,9 2.131 5,9 - - -
Manggis 6.983 - - 3.120 29,2 3.583 9,9 280 0,8 -
Karang
Asem 9.423 147 100,0 5.799 54,2 3.477 9,6 - - -
Abang 13.405 - - - - 373 1,0 13.032 35,4 -
Bebandem 8.151 - - 105 1,0 8.046 22,2 - - -
Selat 8.035 - - 290 2,7 7.745 21,3 - - -
Kubu 23.472 - - - - - - 23.472 63,8 -
Jumlah 83.954 147 100,0 10.698 100,0 36.325 100,0 36.784 100,0 -
Persen 100,0 0,2 12,7 43,3 43,8 -
Sumber: Karangasem Dalam Angka
Apabila dilihat berdasarkan data maka tanah di Kabupaten Karangasem
didominasi oleh tanah bertekstur kasar dengan luas 48.591,00 ha atau 57,88% dari
seluruh luas lahan kemudian diikuti oleh tanah bertekstur halus seluas 24.573 ha atau
29,27%. Dilihat per kecamatan maka untuk tanah bertekstur halur terbesar ada di
Kecamatan Manggis (26%), Abang (24,9%) dan Karangasem (23%). Untuk tanah
bertekstur sedang hanya tersebar di dua kecamatan yaitu Kecamatan Rendang (38,2%)
dan Kubu (61,8%). Sedangkan untuk tanah bertekstur kasar terbesar adalah di
Kecamatan Kubu (35,3%).
E. Gambaran Klimatologi
Selama tahun 2012, curah hujan yang cukup tinggi terjadi pada bulan Januari
hingga Maret dengan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari mencapai 420,4
mm dengan hari hujan sebanyak 25 hari.
Sedangkan pada bulan September, berdasarkan pengamatan di Stasiun
Meteorologi Kahang-Kahang, cuaca berada pada kondisi yang paling kering
dibandingkan bulan-bulan lainnya. Di samping tidak pernah turun hujan, kelembapan
udara pada bulan ini merupakan yang terendah dengan rata-rata penyinaran matahari
yang cukup tinggi. Suhu yang cukup tinggi mencapai 28oC juga semakin membuat
cuaca di Karangasem semakin panas.
1. Curah Hujan
Air hujan sebagai rangkaian daur hidrologis merupakan sumber pengisian bagi
aliran air permukaan (sungai) dan air tanah. Berdasarkan data Dinas Pertanian Tanaman
Pangan dan Hortikultura Kabupaten Karangasem tercatat bahwa jumlah curah hujan
pada tahun 2012. Apabila diperhatikan maka ada kecenderungan mulai bulan Juni
sampai dengan bulan Oktober terdapat beberapa daerah yang sama sekali tidak terjadi
hujan. Sedangkan tercatat bahwa untuk beberapa daerah dapat terjadi hujan sepanjang
tahun walaupun dengan intensitas yang tidak sama antara lain daerah di sekitar stasiun
klimatologi di Besakih, Singarata dan Ulakan.
Sedangkan berdasarkan data daerah rawan bencana sosial Provinsi Bali yang
dikeluarkan Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Bali tahun 2006 maka desa-desa di
Kabupaten Karangasem yang terkena ancaman gunung meletus adalah: (lihat pula
Gambar 2.9)
1. Desa Ban, Kecamatan Kubu
2. Desa Sukadana, Kecamatan Kubu
3. Desa Baturinggit, Kecamatan Kubu
4. Desa Tulamben, Kecamatan Kubu
5. Desa Kubu, Kecamatan Kubu
6. Desa Dukuh, Kecamatan Kubu
7. Desa Datah, Kecamatan Abang
8. Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem
9. Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem
10. Desa Selat, Kecamatan Selat
11. Desa Sebudi, Kecamatan Selat
12. Desa Besakih, Kecamatan Rendang
13. Desa Pempatan, Kecamatan Rendang
D. Kegempaan
Berdasarkan peta zona seismic dari Nayoan (1976), daerah pemetaan termasuk
dalam zona gempa 3 dengan percepatan maksimum 0,80 – 1,0 g yang setara dengan
skala MMI dan merupakan daerah dengan magnitude antara 6 – 6,5 pada skala Richter.
Menurut Untoro, 1979 (dalam dari Ediwan, A.S, 1991) pada tanggal 27 April
1930 terjadi gempa bumi dengan intensitas V pada skala MMI dengan posisi gempa
tidak diketahui dengan pasti. Kerusakan terjadi di Bali selatan dimana pada daerah
Benoa tanah terbelah dan terjadi retak - retak.
Gempa bumi yang terjadi pada tanggal 14 Juni 1976, didahului oleh foreshocks.
Kerusakan terberat terjadi di Kabupaten Jembrana, Tabanan dan Buleleng.
E. Daerah Banjir
Wilayah yang berpotensi terjadi banjir merupakan daerah dataran rendah, umumnya
berdekatan dengan daerah aliran sungai dan rawa. Banjir umumnya terjadi pada waktu
musim hujan, dimana intensitas hujan cukup tinggi dan kondisi sungai tidak mampu
menampung air yang cukup besar sehingga luapan air sungai menggenang beberapa
lahan pertanian dan permukiman.
Berdasarkan data selama periode tahun 2002 – 2006 barulah pada tahun 2006
tercatat adanya bencana alam berupa banjir yaitu di Kecamatan Manggis dengan jumlah
korban mencapai 113 orang. Selain itu banjir juga terjadi di Karangasem dan Kubu
namun dengan korban masing-masing 2 dan 1 orang.
b.
G. Abrasi
Abrasi atau kikisan pantai oleh hantaman gelombang laut terdapat disekitar Pantai
Labuhan Amuk bagian selatan, pantai Sengkidu dan Candidasa, Ujung dan Jemeluk.
Intensitas kerusakan yang paling tinggi adalah di Kawasan Pariwisata Candidasa. Hal
ini disebabkan selain karena gelombang laut yang cukup besar juga dikarenakan tingkah
laku dalam pengelolaan pantai dan laut. Antara lain: sebelum Candidasa menjadi
kawasan pariwisata, daerah ini merupakan penghasil kapur bubuk untuk bahan
bangunan yang paling besar di Kabupaten Karangasem. Bahan bakunya adalah karang
laut, sehingga karang laut menjadi langka/habis dan tidak ada penahan gelombang.
Setelah menjadi kawasan pariwisata pengambilan batu karang dihentikan, tetapi
pembangunan sangat mepet ke pantai tanpa memperhatikan sempadan pantai, akibatnya
banyak bangunan yang roboh terkena abrasi.
H. Sedimentasi
Walaupun tidak ada data yang pasti namun untuk sedimentasi ini dapat ditemukan
di beberapa sungai besar terutama di bagian utara yaitu sungai-sungai yang merupakan
aliran lahar pada saat terjadinya letusan Gunung Agung.
Dimana Hampir sebagian besar sungai-sungai tersebut merupakan sungai
musiman (ephemeral) dengan material dasar sungai sebagian besar terdiri dari pasir dan
kerikil yang berasal dari Gunung Agung. Material pasir dan kerikil yang cukup besar
ini, menyebabkan sungai-sungai di kawasan ini berpeluang terjadinya banjir pasir,
terutama pada musim hujan. Akibatnya di sekitar muara sungai tersebut banyak
ditemukan sedimentasi berupa pasir/material gunung berapi tersebut. Hal ini perlu
segera diantisipasi terutama jika dikaitkan dengan keberadaan terumbu karang yang
cukup menarik di pesisir utara Kabupaten Karangasem ini.
I. Kekeringan
Oleh karena minimnya ketersediaan air di Kabupaten Karangasem maka wilayah ini
rawan terhadap bencana kekeringan. Sedangkan berdasarkan data daerah rawan bencana
sosial Provinsi Bali yang dikeluarkan Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Bali tahun
2009 maka desa-desa di Kabupaten Karangasem yang rawan terkena bencana
kekeringan adalah: (lihat pula Gambar II.9)
a. Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu
b. Desa Tianyar Tengah, Kecamatan Kubu
c. Desa Tianyar, Kecamatan Kubu
d. Desa Ban, Kecamatan Kubu
e. Desa Sukadana, Kecamatan Kubu
f. Desa Baturinggit, Kecamatan Kubu
g. Desa Kubu, Kecamatan Kubu
h. Desa Dukuh, Kecamatan Kubu
i. Desa Datah, Kecamatan Abang
j. Desa Seraya Barat, Kecamatan Karangasem
k. Desa Seraya, Kecamatan Karangasem
l. Desa Seraya Timur, Kecamatan Karangasem
J. Kebakaran
Di Kabupaten Karangasem berdasarkan kondisi yang ada sering mengalami bencana
kebakaran berupa kebakaran yang disebabkan kondisi iklim musim kering yang relatif
sangat kering. Kebakaran ini terjadi di daerah yang rawan kekeringan serta di sekitar
hutan. Berdasarkan data daerah rawan bencana sosial Provinsi Bali yang dikeluarkan
Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Bali tahun 2009 maka desa-desa di Kabupaten
Karangasem yang rawan terkena bencana kebakaran adalah: (lihat pula Gambar III-10)
a. Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu
b. Desa Tianyar Tengah, Kecamatan Kubu
c. Desa Tianyar, Kecamatan Kubu
d. Desa Ban, Kecamatan Kubu
e. Desa Sukadana, Kecamatan Kubu
B. Kesejahteraan sosial
Isu Strategis terkait Kesejahtraan Sosial antara lain :
(1) Meningkatkan angka kelangsungan hidup bayi
(2) Meningkatkan angka usia harapan hidup
(3) meningkatkan produktiviats dan daya saing daerah.
(4) Meningkatkan rasio penduduk yang bekerja.
.
2.4.5.2 Peningkatan Pelayanan Umum
A. Penyelenggaraan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik, Bersih Dan Efektif
(Good Governance and Clean Government)
Beberapa isu strategis yang menjadi agenda prioritas antara lain:
(a) penguatan kapabilitas, kompetensi dan profesionalisme aparatur,
(b) peningkatan kesejahteraan aparatur,
(c) penguatan pengetahuan dan kemampuan aparatur,
(d) penguatan partisipasi masyarakat, dan
(e) peningkatan kesejahteraan rakyat dalam kerangka otonomi daerah.
Karangasem yang dikelola oleh PDAM masih sangat rendah yaitu 35.85%
dengan cakupan pelayanan 28.165 pelanggan/SR. Sehingga masih terdapat
50.471 KK penduduk yang tersebar di 48 desa yang sangat membutuhkan
pelayanan air minum. Saat ini, Kabupaten Karangasem memiliki 37 desa
rawan air dari 73 desa yang ada, dan Kecamatan Kubu dan Abang memiliki
desa rawan air paling banyak.
(4) Peningkatan kesejahteraan sosial.
(5) Peningkatan pembangunan perumahan rakyat dan kawasan pemukiman.
Pembangunan perumahan rakyat dan kawasan permukiman ditujukan pada
pemukiman yang tidak layak huni (slums) dan permukiman informal yang
menempati lahan yang bukan peruntukannya (squatter settlements) dan
terbatasnya akses terhadap pemenuhan lahan hunian, rumah yang layak dan
sehat.
(6) Peningkatan ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat.