Anda di halaman 1dari 117

LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah adalah material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang
tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dari bahan-bahan organik yang
telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai zat cair juga gas yang mengisi ruang-ruang
kosong diantara partikel-partikel padat tersebut (Das, 1995). Selain itu dalam arti lain tanah
merupakan akumulasi partikel mineral atau ikatan antar partikelnya, yang terbentuk karena
pelapukan dari batuan (Craig, 1991).
Tanah juga merupakan kumpulan-kumpulan dari bagian-bagian yang padat dan tidak
terikat antara satu dengan yang lain (diantaranya mungkin material organik) rongga-rongga
diantara material tersebut berisi udara dan air (Verhoef, 1994). Ikatan antara butiran yang
relatif lemah dapat disebabkan oleh karbonat, zat organik, atau oksida - oksida yang
mengendap diantara partikel - partikel. Ruang diantara partikel - partikel dapat berisi air,
udara, ataupun yang lainnya (Hardiyatmo, 1992).
Tanah dapat didefinisikan sebagai akumulasi partikel mineral yang tidak mempunyai
atau lemah ikatan partikelnya, yang terbentuk karena pelapukan dari batuan. Diantara
partikel-partikel tanah terdapat ruang kosong yang disebut pori-pori yang berisi air dan
udara. Ikatan yang lemah antara partikel-partikel tanah disebabkan oleh karbonat dan
oksida yang tersenyawa diantara partikel tersebut, atau dapat juga disebabkan oleh adanya
material organik. Bila hasil dari pelapukan tersebut berada pada tempat semula maka
bagian ini disebut sebagai tanah sisa (residu soil). Hasil pelapukan terangkut ke tempat lain
dan mengendap di beberapa tempat yang berlainan disebut tanah bawaan (transportation
soil). Media pengangkut tanah berupa gravitasi, angin, air, dan gletsyer. Pada saat akan
berpindah tempat, ukuran dan bentuk partikel dapat berubah dan terbagi dalam beberapa
rentang ukuran.
Proses penghancuran dalam pembentukan tanah dari batuan terjadi secara fisis atau
kimiawi. Proses fisis antara lain berupa erosi akibat tiupan angin, pengikisan oleh air dan
gletsyer, atau perpecahan akibat pembekuan dan pencairan es dalam batuan, sedangkan

1
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

proses kimiawi menghasilkan perubahan pada susunan mineral batuan asal. Salah satu
penyebab adalah air yang mengandung asam alkali, oksigen dan karbondioksida (Wesley,
1977).
Klasifikasi tanah adalah suatu sistem pengaturan beberapa jenis tanah yang
berbeda-beda tapi mempunyai sifat yang serupa ke dalam kelompok dan subkelompok
berdasarkan pemakaiannya. Sistem klasifikasi ini menjelaskan secara singkat sifat-sifat
umum tanah yang sangat bervariasi namun tidak ada yang benar-benar memberikan
penjelasan yang tegas mengenai kemungkinan pemakainya (Das, 1995).
Sistem klasifikasi tanah dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang
karakteristik dan sifat-sifat fisik tanah serta mengelompokkannya sesuai dengan perilaku
umum dari tanah tersebut. Tanah-tanah yang dikelompokkan dalam urutan berdasarkan
suatu kondisi fisik tertentu. Tujuan klasifikasi tanah adalah untuk menentukan kesesuaian
terhadap pemakaian tertentu, serta untuk menginformasikan tentang keadaan tanah dari
suatu daerah kepada daerah lainnya dalam bentuk berupa data dasar. Klasifikasi tanah juga
berguna untuk studi yang lebih terperinci mengenai keadaan tanah tersebut serta kebutuhan
akan pengujian untuk menentukan sifat teknis tanah seperti karakteristik pemadatan,
kekuatan tanah, berat isi, dan sebagainya (Bowles, 1989). Menurut Verhoef (1994), tanah
dapat dibagi dalam tiga kelompok:
1. Tanah berbutir kasar (pasir, kerikil)
2. Tanah berbutir halus (lanau, lempung)
3. Tanah campuran
Perbedaan antara pasir/kerikil dan lanau/lempung dapat diketahui dari sifat-sifat
material tersebut. Lanau/lempung seringkali terbukti kohesif (saling mengikat) sedangkan
material yang berbutir (pasir, kerikil) adalah tidak kohesif (tidak saling mengikat). Struktur
dari tanah yang tidak berkohesi ditentukan oleh cara penumpukan butir (kerangka butiran).
Sruktur dari tanah yang berkohesi ditentukan oleh konfigurasi bagian-bagian kecil dan
ikatan diantara bagian-bagian kecil ini.
Tanah dapat diklasifikasikan secara umum sebagai tanah tidak kohesif dan tanah
kohesif, atau tanah berbutir kasar dan berbutir halus (Bowles, 1989). Namun klasifikasi ini

2
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

terlalu umum sehingga memungkinkan terjadi identifikasi yang sama untuk tanah-tanah
yang hampir sama sifatnya.
Ada beberapa macam sistem klasifikasi tanah yang umumnya digunakan sebagai
hasil pengembangan dari sistem klasifikasi yang sudah ada. Beberapa sistem tersebut
memperhitungkan distribusi ukuran butiran dan batas-batas Atterberg, sistem-sistem
tersebut adalah sistem klasifikasi tanah berdasarkan AASHTO (American Association of
State Highway and Transportation Official) dan sistem klasifikasi tanah berdasarkan
USCS (Unified System Clasification Soils)
Tanah mempunyai peranan penting dalam ilmu teknik sipil, karena tanah sebagai
pendukung kekuatan konstruksi dasar bangunan. Tanah juga merupakan media yang paling
ideal bagi penerus gaya yang bekerja di atasnya. Berdasarkan letak geografis suatu tempat,
jenis tanah, karakteristik dan sifat tanah, tidak semua tanah itu sama sehingga belum tentu
tanah tersebut baik digunakan untuk pendukung kekuatan struktur. Kita sering melihat naik
dan turunnya tanah pada pondasi bangunan ataupun jalan raya yang diakibatkan
keruntuhan geser tanah (shear failure). Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan sifat-
sifat tanah agar sesuai dengan sifat-sifat yang di inginkan.

1.2 Masalah dan Ruang Lingkup Masalah


Permasalahan dalam praktikum Laboratorium Uji Tanah ini adalah bagaimana teknik
dan prosedur / langkah yang tepat dalam melakukan pengujian suatu tanah dan bagaimana
menggunakan peralatan pada pengujian tersebut. Langkah dan cara yang paling baik
adalah dengan berpedoman pada job sheet yang ada. Selain itu juga berdasarkan pada
buku-buku referensi yang berhubungan dengan mata kuliah Laboratorium Uji Tanah ini.

3
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

1.3 Tujuan dan Manfaat

 Tujuan

Adapun tujuan dari dilakukannya pengujian tanah di Laboratorium Uji Tanah


adalah :

1. Untuk mengetahui dan mampu melakukan pengujian terhadap suatu tanah


dengan teknik dan langkah-langkah yang tepat.

2. Untuk mengetahui fungsi dari masing-masing alat yang dibutuhkan dalam


melakukan suatu pengujian.

3. Untuk mengenal dan mengetahui alat-alat yang dibutuhkan dalam pengujian di


Laboratorium Uji Tanah.

4. Untuk dapat mengklasifikasikan jenis tanah berdasarkan warnanya.

5. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diujikan terhadap suatu tanah, yang
diperlukan untuk perencanaan suatu konstruksi jalan maupun bangunan.

 Manfaat

Dengan dilakukannya pengujian tanah di Laboratorium Uji Tanah, maka manfaat


yang dapat diambil antara lain :

1. Agar mahasiswa dapat memperkaya diri dengan kemampuan melakukan pengujian


terhadap tanah yang diperlukan untuk pembangunan suatu konstruksi jalan maupan
bangunan.

2. Agar mahasiswa dapat mengetahui langkah dan cara tepat dalam melakukan
pengujian terhadap suatu tanah dan menggunakan peralatan pengujiannya.

3. Agar mahasiswa dapat memperhitungkan waktu yang dibutuhkan dalam


perencanaan suatu konstruksijalan maupan bangunan.

4. Agar mahasiswa dapat menyadari akan keberadaan potensi dirinya serta kondisi
lingkungan yang menunjang untuk dapat dikembangkan dan berupaya menjadikan diri
sebagai SDM nasional yang berpandangan ke depan.

4
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

1.3 Metode Pengumpulan Data

Dalam menyusun laporan mata kuliah Laboratorium Uji Tanah ini, penyusun
menerapkan beberapa metode pengumpulan data, antara lain :

Metode studi kepustakaan / telaah pustaka

Metode dimana data yang didapat berasal dari literatur, diktat, atau catatan, serta
ekspansi perhitungan secara lebih rinci dari bahan pustaka yang ditelaah dengan
kemungkinan-kemungkinan pengembangannya.

Yang semuanya dihimpun dan diolah penyusun dengan pengarahan dan bimbingan
dari staf pengajar di laboratorium (pembimbing), sesuai dengan permasalahan yang
dibahas dalam laporan tersebut.

Dan sebagai acuan pokok, digunakan buku job sheet Politeknik Negeri Sriwijaya,
Modul Praktikum Perkerasan Jalan, Bangunan Gedung, yang banyak menjelaskan prosedur
dan tata cara penggunaan alat-alat pada pengujian di laboratorium uji tanah.

Metode pengumpulan data sekunder

Metode dimana data yang didapat secara langsung dari lokasi pengujian
(laboratorium) selama masa pengujian. Data-data tersebut menjadi dasar dari semua
pembahasan dalam menyusun laporan mata kuliah Laboratorium Uji Tanah.

5
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Tinjauan Umum


Tanah merupakan lapisan yang menyelimuti bumi dengan ketebalan yang bervariasi
dari beberapa sentimeter hingga lebih dari 3 meter. Dibandingkan dengan massa bumi,
lapisan ini sebenarnya tidak berarti, namun,  dari tanah inilah segala makhluk hidup yang
berada di muka bumi, baik tumbuhan maupun hewan memperoleh segala kebutuhan
mineralnya. Selain itu, antara tanah dan makhluk hidup ini membentuk suatu hubungan
yang dinamis. Dari tanah diperoleh kebutuhan mineral makhluk hidup dan ke dalam tanah
akan dikembalikan residu dari makhluk tersebut. Kehidupan sangat vital bagi tanah dan
tanah sangat vital bagi kehidupan.
Pandangan manusia tentang tanah sangat dipengaruhi oleh latar belakang setiap
individu. Seorang petani menganggap tanah sebagai media tempat tumbuh tanamannya,
sedangkan seorang insinyur bangunan memandang tanah sebagai tempat berdirinya
bangunan serta sebagai sumber bahan bangunan yang bernilai tinggi. Bagi kita, tanah
merupakan sumber yang dapat menghasilkan makanan, pakaian, bahkan tempat tinggal
kita. Jelas bahwa keberadaan kita sangat tergantung kepada tanah.
Istilah TANAH berasal dari bahasa Yunani SOLUM yang artinya LANTAI. Beberapa ahli
kimia, seperti Liebig, menganggap tanah sebagai gudang cadangan makanan bagi
tumbuhan. Sedangkan para ahli geologi terdahulu menganggap tanah sebagai hasil lapukan
batuan. Kedua konsep ini tidak salah namun,  keduanya belumlah lengkap.
Beberapa ahli telah mencoba mendefinisikan tanah ini sesuai bidangnya masing-
masing. Para edafolog, yang memandang tanah dalam kaitannya dengan penggunaannya
sebagai media tumbuh tanaman, mendefinisikan tanah sebagai suatu campuran bahan-
bahan organik dan mineral yang mampu mendukung kehidupan tumbuhan. Sedangkan
para pedolog, yang memandang tanah sebagai suatu bentuk utuh yang tersendiri,
mendefinisikan tanah sebagai suatu hasil alami yang terbentuk dari pelapukan batuan
sebagai akibat kegiatan iklim dan jasad renik. Pada kedua konsep ini terlihat bahwa
kehidupan sangat penting artinya bagi tanah. Di satu segi tanah merupakan media yang

6
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

sangat diperlukan bagi kehidupan, sedangkan di lain segi sifat-sifat tanah sangat
dipengaruhi oleh kehidupan yang terdapat di sekitarnya.
Di bawah lapisan tanah ini terdapat sekumpulan hasil lapukan batuan yang
terhampar di atas lapisan batuan dan belum terkena pengaruh kegiatan makhluk hidup.
Bagian batuan yang telah melapuk ini dinamakan dengan lapukan batuan atau lebih sering
dikenal dengan nama bahan induk tanah yang berbeda dengan tanah yang didefinisikan
sebelumnya. Sedangkan bahan-bahan lepas yang terdapat di atas lapisan batuan, yang telah
atau yang belum terkena pengaruh makhluk hidup dinamakan dengan regolit.

2.2 Komposisi Tanah


Tanah terdiri dari tiga fase elemen, yaitu butiran padat (solid), air dan udara.
Hubungan yang umum dipakai untuk suatu elemen tanah adalah angka pori (volid ratio),
porositas (porosity), dan derajat kejenuhan (degree of saturation).
1. Angka pori (void ratio), didefinisikan sebagai perbandingan antara volume pori dan
volume butiran padat.
2. Porositas didefinisikan sebagai perbandingan antara volume pori dengan volume tanah
total.
3. Derajat kejenuhan didefinisikan sebagai perbandingan antara volume air dengan volume
pori.
4. Kadar air (ω) disebut juga sebagai Water Content yang didefinisikan sebagai
perbandingan antara berat air dengan berat butiran padat dari volume tanah yang
diselidiki.
5. Berat volume (γ ) adalah berat tanah persatuan volume.

2.3 Tanah Berpotensi Ekspansif


Pengetahuan mengenai mineral tanah sangat diperlukan untuk memahami perilaku
tanah tersebut. Menurut Mitchell (1976), mineralogi merupakan faktor utama untuk
mengontrol, ukuran, bentuk, sifat-sifat fisik dan kimia dari partikel tanah. Dalam
klasifikasi tanah secara umum partikel tanah lempung mempunyai diameter 2μm atau
sekitar 0,002mm. Lempung didefinisikan sebagai golongan partikel yang berukuran kurang

7
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

dari 0,002mm (MIT, U.S.D.A, AASTHO, UCS). Namun demikian, di beberapa kasus,
partikel berukuran antara 0,002 mm sampai 0,005 mm juga. masih digolongkan sebagai
partikel lempung (ASTM-D-653). Disini tanah diklasifiksikan sebagai lempung (hanya
berdasarkan pada ukurannya. saja). Belum tentu tanah dengan ukuran partikel lempung
tersebut juga mengandung mineral-mineral lempung. Dari segi mineral (bukan dari
ukuran) yang disebut tanah lempung dan mineral lempung adalah yang mempunyai
partikel-partikel mineral tertentu yang "menghasilkan sifat-sifat plastis pada tanah bila
dicampurkan dengan air" (Grim,1953) sebagai dikutip Das. Braja M (1985). Jadi dari segi
mineral tanah dapat juga disebut tanah bukan lempung (non clay soil) meskipun terdiri dari
partikel-partikel yang sangat kecil (partikel-partikel quartz, feldspar, mika dapat berukuran
sub mikroskopis, tetapi umumnya. tidak bersifat plastis).
Partikel-partikel dari mineral lempung umumnya berukuran koloid; merupakan
gugusan kristal berukuran mikro yaitu <1μm merupakan hasil proses pelapukan mineral
batuan induknya, sedangkan ukuran 2μm merupakan batas atasnya. Mineral lempung
merupakan senyawa aluminium silikat yang kompleks. Mineral ini terdiri dari dua
lempung kristal pembentuk kristal dasar yaitu silikat tetrahedral dan aluminium octahedral.
Setiap unit tetrahedal (berisi empat) terdiri dari empat atom oksigen mengelilingi atom
silikon sebagaimana dikutip Das, Braja M., 1985. Terdapat ratusan mineral lempung yang
telah teridentifikasi namun yang sering dibahas dalam persoalan geoteknik hanya sebagian
kecil (Lambed an Whitman, 1969). Tanah lempung ekspansif merupakan tanah yang
memiliki tingkat sensitifitas yang tinggi terhadap perubahan kadar air dengan
memperlihatkan perubahan volume yang cukup besar dan penurunan shear strenght.
Menurut Chen (1975), cara-cara yang biasa digunakan untuk mengidentifikasi tanah
ekspansif dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
• Identifikasi Mineralogi.
• Cara tidak langsung (single index method).
• Cara langsung.

8
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

2.3.1 Identifikasi Mineralogi


Analisa mineralogy sangat berguna untuk mengidentifikasi potensi kembang susut
tanah lempung. Identifikasi dilakukan dengan cara:
• Difraksi Siniar X (X-Ray Diffiracton).
• Penyerapan terbilas (Dye Absorbsion).
• Penurunan Panas (Differensial Thermal Analysis).
• Analisa Kimia (Chemical Analysis).
• Electron Microscope Resolution.

2.3.2 Cara Tidak Langsung


Hasil uji sejumlah indeks dasar tanah dapat digunakan untuk evaluasi berpotensi
ekspansif atau tidak pada suatu contoh tanah. Uji indeks dasar adalah uji batas-batas
Atterberg, linear shrinkage test (uji susut linier), uji mengembang bebas dan uji kandungan
koloid.

2.3.3 Cara Langsung


Metode pengukuran terbaik adalah dengan pengukuran langsung yaitu suatu cara
untuk menentukan potensi pengembangan dan tekanan pengembangan dari tanah ekspansif
dengan menggunakan Oedometer Terzaghi. Contoh tanah yang berbentuk silinder tipis
diletakkan dalam konsolidometer yang dilapisi dengan lapisan pori pada sisi atas dan
bawahnya yang selanjutnya diberi beban sesuai dengan beban yang diinginkan. Besarnya
pengembangan contoh tanah dibaca beberapa saat setelah tanah dibasahi dengan air.
Besarnya pengembangan adalah pengembangan tanah dibagi dengan tebal awal contoh
tanah. Adapun cara pengukuran tekanan pengembangan ada dua cara yang umum
digunakan.
Cara pertama, pengukuran dengan beban tetap sehingga mencapai persentase
mengembang tertinggi kemudian contoh tanah diberi tekanan untuk kembali ketebal
semula.

9
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Cara kedua, contoh tanah direndam dalam air dengan mempertahankan volume atau
mencegah tejadinya pengembangan dengan cara menambah beban diatasnya setiap saat.
Metode ini sering juga disebut constan volume method.

2.4 Batas-Batas Konsistensi Tanah


Dalam masalah tanah, penting bagi kita untuk mengetahui pengaruh kadar air terhadap
sifat-sifat mekanis tanah, misalnya kita campurkan air terhadap suatu sampel tanah berbutir
halus (lanau, lempung atau lempung berlumpur) sehingga mencapai keadaan cair. Bila
campuran itu dikering kan sedikit demi sedikit maka sampel tanah itu akan melalui
beberapa keadaan tertentu dari cair sampai keadaan beku (padat). Hal ini dapat dilihat pada
Gambar 2.4

Gambar 2.4 Batas-batas Atterberg Limit

2.4.1 Kegunaan Batas-Batas Konsistensi Tanah


Batas cair dan batas plastis tidak secara langsung memberi angka-angka yang dapat
dipakai dalam perhitungan desain. Yang kita peroleh dari percobaan Atterberg limit ini
adalah gambaran secara garis besar akan sifat-sifat tanah yang bersangkutan. Tanah yang
batas cairnya tinggi biasanya mempunyai sifat-sifat teknis yang buruk yaitu kekuatannya
rendah, kompresibilitasnya tinggi dan sulit dalam pemadatannya. Untuk macam-macam
tanah tertentu Atterberg limit dapat dihubungkan secara empiris dengan sifat-sifat lainnya,
misalnya dengan kekuatan geser atau compression index dan sebagainya.

10
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

2.4.2 Batas Cair


Batas cair (liquid limit) adalah kadar air tanah pada batas antara keadaan cair dan
keadaan plastis (yaitu batas atas dan daerah plastis). Cara menentukannya adalah dengan
menggunakan alat Cassagrande. Tanah yang telah dicampur dengan air ditaruh di dalam
mangkuk Cassagrande dan di dalamnya dibuat alur dengan menggunakan alat spatel
(grooving tool). Bentuk alur sebelum dan sesudah percobaan tampak berbeda. Engkol
dibuka sehingga mangkuk dinaikan dan dijatuhkan pada dasar dan banyaknya pukulan
dihitung sampai kedua tepi alur tersebut berhimpit.
Biasanya percobaan ini dilakukan terhadap beberapa contoh tanah dengan kadar air
berbeda dan banyaknya pukulan dihitung untuk masing-masing kadar air. Dengan
demikian dapat dibuat grafik kadar air terhadap banyaknya pukulan. Dari grafik ini dapat
dibaca kadar air pada pukulan tertentu. Persamaan empiris untuk menentukan batas cair
yaitu :
N
LL = ωx N x [ ]
25
tan β

Dimana :
N : Jumlah pukulan yang dibutuhkan untuk menutup goresan selebar 0,5″pada dasar
contoh tanah yang diletakkan dalam mangkok kuningan dari alat uji batas cair
ω: Kadar air dimana untuk menutup dasar goresan dari contoh tanah dibutuhkan pukulan
sebanyak N
Tan : 0,121

2.4.3 Batas Plastis


Batas plastis (plastic limit) adalah kadar air pada batas bawah daerah plastis, kadar
air ini ditentukan denggan menggiling tanah pada plat kaca hingga diameter dari batang
yang dibentuk mencapai 1/8 inci.Bila mana tanah mulai pecah pada saat diameternya 1/8
inci maka kadar air tanah itu adalah batas plastis.

2.4.4 Batas Susut

11
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Batas menyusut menunjukkan kadar air atau batas di mana tanah dalam keadaan
jenuh yang sudah kering tidak akan menyusut lagi, meskipun dikeringkan terus. Percobaan
batas susut (shrinkage limit) ini bertujuan untuk mengetahui batas menyusut tanah.

SL = M – ¿

Keterangan:
SL: Batas menyusut
M : Kadar air (%)
v : Isi tanah basah (cm3)
v 0: Isi tanah kering (cm3)
w 0: Berat tanah kering (gram)

2.4.5 Indeks Plastis


Selisih antara batas cair dan batas plastis ialah daerah dimana tanah tersebut adalah
dalam keadaan plastis disebut (plasticity index).

PI = LL − PL

Keterangan:
PI: Indeks plastisitas
LL: Batas cair
PL: Batas plastis

12
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

SUBJEK : PENGUJIAN LABORATORIUM TANAH


JOB :I
TOPIK : KADAR AIR TANAH

1. TUJUAN
 Mahasiswa dapat melakukan pengujian analisa saringan.
 Mahasiswa mengerti penggunaan dari hasil analisa saringan.

2. PENDAHULUAN

Kadar air tanah adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam
tanah tersebut terhadap berat kering tanah. Besaran yang digunakan tanah untuk
menentukan kadar air tanah dinyatakan dalam persen.
- Kemungkinan-kemungkinan Kesalahan:

1. Contoh tanah tidak mewakili


Contoh tanah harus mewakili contoh yang diminta untuk data penentu.
Misalanya untuk menentukan kadar air rata-rata dari lempung berkerikil.
Contoh harus cukup banyak mengandung kedua butiran tersebut, dapat
mewakili keduanya, bagian yang kasar maupun yang halus.
2. Contoh tanah terlalu sedikit.
3. Kehilangan air sebelum menimbang contoh basah, bila tidak ditimbang
dalam waktu yang singkat.
4. Ketidaktelitian temperature oven.
5. Contoh diambil dari oven sebelum betul-betul kering.

13
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

6. Penyerapan air sebelum menimbang contoh tanah kering.


7. Menimbang contoh tanah dalam keadaan masih panas, kepekaan timbangan
akan tergantung karena contoh masih panas.
8. Berat container yang tidak benar. Berat container harus selalu dicek.

3. ACUAN NORMATIF
SNI 03-1965-1990 (Metode Pengujian Kadar Air Tanah)

4. PERALATAN DAN BAHAN


3.1 PERALATAN

1.) Oven

Gambar 3.1 Oven


2.) Timbangan Digital

Gambar 3.2 Timbangan Digital

3.) Cawan

14
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 3.3 Cawan


3.2 BAHAN
Bahan yang digunakan adalah contoh tanah yang terganggu.

5. PROSEDUR PENGUJIAN

1.) Pertama siapkan cawan kosong.

Gambar 4.1 Menyiapkan cawan kosong


2.) Menimbang cawan tersebut dan catat beratnya (A)

Gambar 4.2 Menimbang cawan


3.) Masukkan benda uji dalam cawan. Setelah itu timbang dan catat beratnya (B)
4.) Kemudian masukkan benda uji ke dalam oven
5.) Tempatkan cawan dalam oven selama 24 jam dengan suhu (50° C) atau sampai
berat tetap.

15
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

6.) Setelah 24 jam atau berat tetap tercapai, keluarkan cawan dari oven, baru
didinginkan dalam desikator.
7.) Setelah dingin timbang dan catat beratnya (C)
8.) Kemudian hitung kadar airnya

6. HASIL PERHITUNGAN

Ww B− C
W= x 100 = x 100%
Ws C− A
Dimana :
W= Water content ( kadar air )
Ws = Berat contoh tanah kering ( g )
Ww = Berat air ( g )
A = Berat cawan
B = Berat cawan + berat contoh tanah basah
C = Berat cawan + berat contoh tanah kering
NO.CAWAN 1 2
BERAT CAWAN + gr 34,29 39,75
TANAH BASAH
BERAT CAWAN + gr 33,77 39,04
TANAH KERING
BERAT AIR gr 0,52 0,71
BERAT CAWAN gr 15,48 15,42
BERAT TANAG KERING gr 18,29 23,62
KADAR AIR % 2,843 3,006
KADAR AIR RATA RATA gr 2,925

7. PEMBAHASAN
Nilai rata-rata kadar air didapatkan dengan melakukan pengujian terhadap 2
benda uji. Ini dilakukan agar tingkat ketelitiannya lebih baik dari 1 benda uji.Kadar
air didapatkan untuk mengetahui besarnya kandungan air yang terdapat di dalam

16
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

benda uji.Oleh karena itu, hal ini sangat penting dilakukan dan bila perlu dilihat
dari hasil beberapa sample.

8. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian kadar air di laboratorium maka didapat nilai kadar air sebesar
2,843 % dan juga 3,006% sehingga didapat rata-rata kadar airnya yaitu 2,925%. Nilai
kadar air ini akan digunakan untuk nilai kadar air pada percobaan berikutnya untuk
mencari berat isi dan batas – batas atterberg.
SUBJEK : PENGUJIAN LABORATORIUM TANAH
JOB : II
TOPIK : BERAT JENIS TANAH

1. TUJUAN
 Mahasiswa dapat menentukan dan mengetahui nilai berat jenis tanah.
 Mahasiswa dapat membandingkan dengan nilai standar berat jenis tanah

2. PENDAHULUAN

Berat jenis tanah : adalah perbandingan antara massa butir-butir dengan massa
air destilasi di udara dengan volume yang sama dan pada temperature tertentu.

Berat jenis : adalah berat butiran tanah, tanpa kadar air dan rongga udara,
dengan dioven agar kadar air hilang hingga tanah menjadi kering konstan dan
divacum dengan desikator agar udaranya hilang atau didihkan agar udaranya
menguap.

- Persamaan Rumus:

Massa butiran MS
GS =
Massa air dengan volume yang sama = M W
(W 2−W 1)
GS =
(W 3−W 1)−(W 4−W 2 )
Keterangan :

17
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

GS = Berat jenis
W1 = Berat piknometer + tutup
W2 = Berat piknometer + tutup + contoh tanah kering
W3 = Berat piknometer + contoh tanah kering + air
W4 = Berat piknometer + air

3. ACUAN NORMATIF
SNI 03-1964-1990 (Metode Pengujian Berat Jenis Tanah)

4. PERALATAN DAN BAHAN


4.1 PERALATAN

1.) Piknometer

Gambar 4.1 Piknometer


2.) Timbangan dengan ketelitian 0.001 gram

Gambar 4.2 Timbangan


3.) Oven

18
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 4.3 Oven

19
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

4.) Cawan

Gambar 4.4 Cawan


5.) Alat Vakum

Gambar 4.5 Alat Vakum

4.2 BAHAN
Bahan yang digunakan adalah contoh tanah yang terganggu.

20
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

5. PROSEDUR PENGUJIAN

1.) Piknometer dibersihkan luar dalam dan keringkan piknometer dan


penutupnya kemudian timbang beratnya. (M1)

Gambar 5.1 Membersihkan Piknometer


2.) Contoh tanah dihancurkan dengan menggunakan pestel. Siapkan 50 gr
contoh tanah yang lolos ayakan 2 mm kemudian dikeringkan dalam oven.

Gambar 5.2 Menyaring Tanah


3.) Ambil tanah kering dari oven setelah dingin segera/langsung masukan tanah
ke dalam 2 buah piknometer yang terpisah dengan berat masing-masing ±10
gr dan 15 gr.

4.) Piknometer dengan tutupnya berisi tanah ditimbang.

21
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 5.4 Menimbang Piknometer + Tanah

5.) Tambahkan air ke dalam pinkometer yang berisi tanah kering sebanyak
setengah atau dua pertiga dari tinggi piknometer, kemudian timbang
beratnya. (M3)

Gambar 5.5 Menambahkan air

6.) Lalu piknometer yang berisi tanah dan air tadi divakumkan, guna
menghilangkan gelembung udara yang terangkap diantara butir-butir tanah
dalam piknometer tersebut.

22
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 5.6 Menghilangkan gelembung di Piknometer

7.) Kemudian keluarkan tanah dari pinkometer untuk selanjutnya piknometer


diisi air sampai penuh (sampai leher piknometer). Bagian luar piknometer
berisi tanah dan air ditimbang. (M4)

Gambar 5.7 Mengisi air di Piknometer


8.) Hitung berat jenis tanah, menggunakan rumus:
Massa butiran
GS =
Massa air dengan volume yang sama
9.) Berat jenis dari tanah yang sama harus dilakukan untuk 2 contoh tanah yang
diisi. Bila perbedaan kedua harga berat jenis 0.003, pengujian harus
diiulangi.

23
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

6. HASIL PERHITUNGAN

Tabel 6.1 Data Hasil Pengujian Berat Jenis


NO piknometer satuan A B
1 massa pikno kosong 40,28 42,18
2 massa pikno + tanah kosong 50,34 52,21
3 massa pikno + tanah + air 94,12 97,12
4 massa pikno + air 87,77 90,8
5 A gram 10,06 10,03
6 B 6,35 6,32
7 C 3,71 3,71
8 massa jenis 2,712 2,704
9 rata rata 2,708

7. PEMBAHASAN
Nilai berat jenis digunakan untuk mendapatkan berat tanah tanpa adanya udara
maupun air.Nilai rata-rata berat jenis didapatkan dengan melakukan pengujian terhadap
2 benda uji. Ini dilakukan agar tingkat ketelitiannya lebih baik dari 1 benda uji.

8. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian berat jenis tanah (G.S) di Laboratorium, didapatkan selisih
berat jenis (G.S) sebesar 0,007. Selisih tercebut memenuhi standar nilai dibawah 0.03.

24
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

SUBJEK : PENGUJIAN LABORATORIUM TANAH


JOB : III
TOPIK : ANALISA SARINGAN

1. TUJUAN
 Melakukan pengujian analisa saringan dengan benar
 Cara uji ini merupakan prosedur untuk mendapatkan jumlah dari distribusi
ukuran butir tanah
2. PENDAHULUAN
- Analisis saringan
Suatu usaha untuk mendapatkan distribusi ukuran butir tanah dengan
menggunakan analisis saringan.
- Analisis saringan fraksi yang tertahan saringan No.10 (2,00 mm)
Sejumlah contoh tanah 500 gram yang tertahan saringan No.10 (2,00mm) akan
ditentukan jumlah dan distribusi butirnya, dipisahkan dalam rangkaian susunan
ukuran saringan 75 mm; 50 mm; 25 mm; 9,5 mm dan 4,75 mm (3 inci, 2 inci, 1
inci, 3/8 inci dan No.4). Saringan dengan ukuran lubang besar diletakkan di atas
saringan yang mempunyai ukuran lubanglebih kecil. Penggunaan saringan lainnya
mungkin saja diperlukan, tergantung contoh danspesifikasi bahan yang di uji.
- Analisis saringan fraksi yang lolos saringan No.10 (2,00 mm)
Contoh tanah yang lolos saringan No.10 (2,00 mm) sebanyak 100 gram atau 50
gramdilakukan analisis hidrometer terlebih dahulu. Setelah langkah terakhir
pengujian hidrometerselesai maka tanah kering yang tertahan pada saringan No.200
(0,075 mm) tersebut ditentukan jumlah dan distribusi butirnya dengan
menggunakan serial saringan No.40 (0,425mm) - No.200 (0,075) mm.
- Analisa hydrometer
Suatu usaha untuk mendapatkan distribusi ukuran tanah yang melewati saringan
200 mm berdasarkan proses sedimentasi tanah dengan menggunakan alat
hydrometer.

25
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

3. ACUAN NORMATIF
- SNI 03-3423-1994 (Metode Pengujian analisis ukuran butir tanah
dengan alat hydrometer
- AASTHO T88-00 (Standard Method of test for particle size analysis of
soils)
4. PERALATAN DAN BAHAN
1.) Saringan

Gambar 4.1 Saringan


2.) Semprotan botol

Gambar 4.2 Semprotan Botol


3.) Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram

Gambar 4.3 Timbangan Digital

26
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

4.) Oven dengan suhu ± 110° C

Gambar 4.4 Oven


5.) Gelas ukur

Gambar 4.5 Gelas Ukur


6.) Mixer

Gambar 4.6 Mixer


7.) Cawan

Gambar 4.7 Cawan

27
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

8.) Mesin Penggetar

Gambar 4.8 Mesin Penggetar

9.) Alat Hidrometer

Gambar 4.9 Alat Hidrometer

4.2 BAHAN
1.) Tanah terganggu untuk Analisa Saringan Tanah kering ± 500 gram

Gambar 4.2.1 Tanah

28
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

2.) Sodium Hexamethaposphate

Gambar 4.2.2 Sodium Hexamethaposphate

5. PROSEDUR PENGUJIAN

A. ANALISA SARINGAN
1. Timbang masing-masing ayakan yang akan dipergunakan dan harus diperhatikan
ayakan dalam keadaan bersih dan tidak basah sebelum ditimbang.
2. Periksalah dengan hati-hati contoh tanah yang mewakili untuk pemerikasaan,
hancurkan tanahnya menjadi butiran dengan menggunakan pemuluk karet.
3. Timbang sample tanah kering ± 500 gram. Bila tanah yang diperiksa mengandung
butiran kasar lebih besar dari ayakan no. 4 contoh tanah perlu ditambah.
4. Ayaklah tanah melalui urutan-urutan ayakan sambil menggoyangkan kearah
horizontal dengan menggunakan mesin penggetar.
5. Kurangkan berat tanah pada step 5 dengan berat ayakan pada step 1 yang
memberikan hasil berat tanah yang tertinggal.
6. bila bagian tanah yang tertinggal pada saringan no. 200 cukup besar, dalam hal
tersebut dilakukan pencucian.
Pencucian ini dilakukan dengan mencuci tanah yang tertinggal dalam ayakan
dengan menggunakan air kedalam ayakan tersebut. Kumpulkan tanah yang telah
dicuci, keringkan dan timbanglah. Berat yang diperoleh dipergunakan untuk
mengurangi berat tanah yang tertinggal pada ayakan no. 200 dan tambahkan hasil
tersebut pada berat tanah yang tertinggal di pan pada step 6.

29
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

7. Hitung komulatif tertahan dan lolos saringan, dengan cara :


a. Persentase tanah yang tertinggal/tertahan pada masing-masing ayakan
Berat tan ah yang tertinggal
= x 100 %
Berat total
a. Persentase komulatif tanah yang tertinggal pada ayakan = jumlah prosentase
tanah yang tertinggal pada semua ayakan yang lebih besar.
Persentase yang lebih halus pada ayakan = 100 % – persentase komulatif tanah
yang tertinggal.

B. ANALISA HIDROMETER

1.)Tanah lolos saringan Ø 0.075 ditimbang berat keringnya seberat ± 30gr

Gambar 5.1.B Penimbangan tanah 30 gram


2.) Masukkan kedalam alat mixer dan campur dengan air ± 2/3 dari tinggi cangkir
mixer, tambahkan Sodium Hexametafosfat ± 10gr untuk mencampur kedua
bahan tersebut. Mixer selama ± 10 menit.

30
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 5.2.B Pemasukan Sodium hexamethaposphate

3.) Taruhlah hasil mixer dalam tabung gelas ukur berkapasitas 1000ml Tambahkan
air sebanyak ± 10cm dari bibir gelas. Diamkan selama ± 24 jam.
4.) Siapkan satu gelas ukur lagi yang berkapasitas sama kemudian isikan air ± 10 cm
dari bibir gelas ukur.
5.) Setelah 24jam, tutup gelas isi suspensi dengan tutup karet (atau dengan telapak
tangan). Kocok suspensi dengan membolak-balik vertical dan kebawah selama 1
menit, sehingga butir-butir tanah melayang merata dalam air. Langsung masukkan
hydrometer kedalam gelas ukur yang berisi suspensi/campuran, jalankan stop
watch dan merupakan waktu permulaan pengendapan T = 0.
6.) Lakukan pembacaan hydrometer pada saat t = 2; 5; 30; 60 dan 240menit (setelah
T = 0), dengan cara sebagai berikut :
kira-kira 20 atau 25 detik sebelum setiap saat pelaksanaan pembacaan, ambil
hydrometer dari gelas ukur kedua, celupkan secara hati-hati dan pelan-pelan
dalam suspensi sampai mencapai kedalaman sekitar taksiran skala yang akan
terbaca, kemudian lepaskan (jangan sampai timbul goncangan). Kemudian pada
saatnya bacalah skala yang berimpit dengan muka air. Setelah dibaca, segera
ambil hydrometer pelan-pelan, pindahkan kedalaman gelas ukur kedua.
7.) Setelah pembacaan hydrometer terakhir selesai dilaksankan (T = 240 menit),
tuangkan suspensi keatas saringan no.200 seluruhnya, jangan ada butir yang

31
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

tertinggal. Cucilah dengan air sampai air yang mengalir dibawah saringan menjadi
jernih dan tidak ada lagi butir-butir halus yang tertinggal.
8.) Pindahkan butir-butir tanah yang tertinggal pada suhu tempat, kemudian
keringkan dalam oven (dalam temperature 105o-110oC).
9.) kemudian dinginkan dan timbang serta catat massa tanah kering yang diperoleh.
10.) Saringlah tanah ini dengan menggunakan sejumlah saringan yang tersebut pada
bagian alat dan bahan no.2.
11.) Timbang dan catat massa bagian tanah yang tertingal di atas tiap saringan.
Periksalah bahwa seharusnya jumlah massa dari masing-masing bagian sama atau
dekat dengan massa sebelum disaringan.
12.) Hitung data hasil percobaan dengan cara sebagai berikt:
% lebih besar ( N) dapat dihitung.
Rh x GS
N=
Wd x (Gs−1)

Dimana :
Gs : Specific gravity
Wd : Berat tanah dalam larutan
Rh : Pembacaan Hydrometer pada suspensi
Koreksi Persen lebih halus N’.
W1
N I =N x 100 %
WS
Dimana :
N : % lebih halus
WI : berat tanah kering yang lolos ayakan 0.075
Ws : berat seluruhnya dari tanah kering untuk memperhitungakn analisa ayakan

Dimana :
Gs : Specific gravity
Wd : Berat tanah dalam larutan
Rh : Pembacaan Hydrometer pada suspensi

32
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Koreksi Persen lebih halus N’.


W1
N I =N x 100 %
WS
Dimana :
N : % lebih halus
WI : berat tanah kering yang lolos ayakan 0.075
Ws : berat seluruhnya dari tanah kering untuk memperhitungakn analisa ayakan

6. DATA PERHITUNGAN
-Analisa Saringan
No. Ayakan Berat % Tertahan kumulatif % % lolos
Tertahan tertahan
(mm) (gr) % % %
4.75 0 0 0 100
2,36 33 6,6 6,6 93,4
1.18 133 26,6 33,2 66,8
0.6 118 23,6 56,8 43,2
0.3 72 14,4 71,2 28,8
0.15 32 6,4 77,6 22,4
0.075 4 0,8 78,4 21,6
Pan 108 21,6 - -
Total 500 100 323,8 376,2

Grafik 1 Analisa saringan butiran kasar

33
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

KURVA ANALISA SARINGAN


60

50

40
PERSEN LOLOS

30

20

10

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
DIAMETER AYAKAN

-Hidrometer

34
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

waktu pembacaan hydrometer


14.15 1.0085
14.30 1.0080
14.45 1.0070
15.00 1.0067
15.15 1.0060

7. PEMBAHASAN
Berdasarkan data pengujian yang telah ada, nilai MHB sangat menentukan baik
buruknya kualitas gradasi suatu tanah. Semakin banyak butiran tanah yang lolos pada
saringan, maka kualitas kehalusan butri tanah tersebut semakin baik. Analisa
hidrometer dapat dilakukan setelah tahap analisa saringan. Butir tanah yang lebih besar
akan mengendap dengan kecepatan lebih besar. Hubungan dari analisa saringan dan
analisa hidrometer akan menghasilkan suatu perbandingan yang memperlihatkan
gradasi dari tanah yang diuji.

8. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian di Laboratorium dapat disimpulkan bahwa tanah yang diuji
termasuk kedalam jenis SM ( Pasir mengandung lanau) dan SC (Pasir mengandung
Clay).

SUBJEK : PENGUJIAN LABORATORIUM TANAH

35
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

JOB : IV
TOPIK : BATAS-BATAS ATTERBERG ( BATAS CAIR )

9. TUJUAN
 Mahasiswa dapat melakukan pengujian batas cair dengan benar.
 Mahasiswa dapat menghitung besaran batas cair suatu tanah.

10. PENDAHULUAN
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada
keadaan batas cair. Pengujian ini dilakukan terhadap tanah yang berbutir halus atau
lebih kecil. Saringan yang digunakan adalah No.40 (0,42 mm). Batas cair adalah
kadar air minimum, yaitu sifat tanah berubah dari keadaan cair menjadi keadaan
plastis.
11. ACUAN NORMATIF

- SNI 3422:2008 (Cara uji penentuan batas susut tanah)


- ASTM D 4318, Standard Test Method For Liquid Limit, Plastic Limit,
And Plasticity Index Of Soils.

12. PERALATAN DAN BAHAN


4.3 PERALATAN
1.) Alat batas cair (cassagrande)

Gambar 4.1 Cassagrande

2.) Pembuat alur (grooving tool)

36
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 4.2 Pembuat alur

3.) Timbangan dengan ketelitian 0.001 gram

Gambar 4.3 Timbangan

4.) Oven

Gambar 4.4 Oven

5.) Cawan

37
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 4.5 Cawan

6.) Spatula

Gambar 4.6 Spatula

7.) Desikator yang berisi pasir silika

Gambar 4.7 Desikator

8.) Pelat kaca

38
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 4.8 Pelat kaca

9.) Majun

Gambar 4.9 Majun

10.) Pipet air

Gambar 4.10 Pipet air

4.2 BAHAN

39
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

 Untuk jenis tanah lebih halus dari saringan No.40 (0,42 mm), sampel tidak perlu
dikeringkan dan tidak perlu disaring dengan saringan No.40.
 Untuk tanah yang lebih besar harus dikeringkan dan disaring dengan saringan
No.40

13. PROSEDUR PENGUJIAN

1.) Letakkan 100 gram benda uji di atas kaca.

Gambar 5.1 Meletakkan benda uji di atas kaca

2.) Tambahkan air sedikit, lalu aduk dengan spatula sampai merata atau homogen.

Gambar 5.2 Menambahkan air sedikit


3.) Ambil sebagian dan masukkan kedalam mangkok alat batas cair serta ratakan
sehingga sejajar dengan dasar alat dengan tebal kurang lebih 1 cm.

40
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 5.3 Masukkan benda uji ke mangkok cassagrande

4.) Buat alur dengan menggoreskan alat pembuat alur, sehingga sampel terbelah
menjadi dua bagian.

Gambar 5.4 Membuat alur pada benda uji


5.) Putar alat sehingga mangkok naik dan jatuh dengan kecepatan dua putaran per
detik. Putaran diberhentikan ketika dasar alur bersinggungan sepanjang 1,25 cm
dan catatlah jumlah pukulannya.

41
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 5.5 Memutar alat batas cair

6.) Lakukan percobaan ini minimal 2 kali hingga didapat jumlah pukulan yang
mendekati sama dan catat rata pukulannya dan uji kadar airnya.
7.) Ambil contoh dari mangkok dan letakkan di atas kaca, tambahkan air sedikit
dan lakukan seperti langkah dua sampai langkah enam, sehingga didapat
perbedaan jumlah pukulan dan kadar airnya.
8.) Lakukan pengujian ini sedikitnya empat kali variasi jumlah pukulan.

14. HASIL PENGUJIAN

1. Catat semua hasil pengujian ke dalam formulir pengujian batas cair.


2. Tentukan nilai batas cairnya seperti dibawah ini :
 Hasil yang diperoleh berupa jumlah pukulan dan kadar air masing-
masing variasi digambarkan dalam bentuk grafik. Jumlah pukulan
sebagai sumbu mendatar dengan skala logaritma, sedang hasil kadar air
dalam sumbu tegak dengan skala biasa.
 Buat garis lurus melalui titik-titik hasil pengujian tersebut. Bila ternyata
titik-titik itu tidak terletak dalam satu garis lurus, maka buatlah garis
lurus yang melalui titik berat dari titik-titik tersebut.

42
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Tabel 6.1 Data Pengujian Batas – Batas Atterberg


No Batas cair
.
1. No cawan 1 2 3 4 5

2. Jumlah 18 22 25 27 32
pukulan
3. Berat cawan + g 32,6 41,83 33,62 37,61 36,56
tanah basah r
4. Berat cawan + g 27,51 34,66 29,27 32,17 31,37
tanah kering r
5. Berat cawan g 18,2 21,35 21,01 21,45 21
r
6. Berat air g 5,09 7,17 4,35 5,44 5,19
r
7. Berat tanah g 9,31 13,31 8,26 10,72 10,37
kering r
8. Kadar air % 54,67 53,86 52,66 50,74 50,04
2 9 3 6 8

Batas Cair ( LL ) 52,663 %

Gambar 6.1 Kurva Batas Cair

43
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

15. PEMBAHASAN

Dari praktikum yang telah dilakukan tingkat ketelitian menjadi sangat penting, dan
bila diabaikan akan berisiko hingga menyebabkan data yang diperoleh tidak akurat,
dengan menjadikan SNI sebagai acuan dalam pengujian batas cair (liquid limit) maka,
prosedur pengujian, data-data hasil pengujian, perhitungan bahkan hasil akhir tidak
akan melenceng jauh, dan sesuai dengan tujuan dan harapan.

16. KESIMPULAN

Dari hasil perhitungan yang di dapat untuk pengujian batas cair (liquid limit) maka,
hasil dari data yang diolah, tanah yang diuji termasuk tanah lempung dengan plastisitas
tinggi dan memiliki LL (Batas Cair) = 52,663 %.

44
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

SUBJEK : PENGUJIAN LABORATORIUM TANAH


JOB :V
TOPIK : BATAS-BATAS ATTERBERG ( BATAS PLASTIS )

1. TUJUAN
 Mahasiswa dapat melakukan pengujian batas cair dengan benar.
 Mahasiswa dapat menghitung besaran batas cair suatu tanah.

2. PENDAHULUAN
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada
keadaan batas cair. Pengujian ini dilakukan terhadap tanah yang berbutir halus atau
lebih kecil. Saringan yang digunakan adalah No.40 (0,42 mm). Batas cair adalah
kadar air minimum, yaitu sifat tanah berubah dari keadaan cair menjadi keadaan
plastis.

3. ACUAN NORMATIF
- SNI 3422:2008 (Cara uji penentuan batas susut tanah)
- ASTM D 4318, Standard Test Method For Liquid Limit, Plastic Limit,
And Plasticity Index Of Soils.
4. PERALATAN DAN BAHAN
4.4 PERALATAN
1.) Alat batas cair (cassagrande)

Gambar 4.1 Cassagrande

45
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

2.) Pembuat alur (grooving tool)

Gambar 4.2 Pembuat alur

3.) Timbangan dengan ketelitian 0.001 gram

Gambar 4.3 Timbangan

4.) Oven

Gambar 4.4 Oven

5.) Cawan

46
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 4.5 Cawan

6.) Spatula

Gambar 4.6 Spatula

7.) Desikator yang berisi pasir silika

Gambar 4.7 Desikator

8.) Pelat kaca

47
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 4.8 Pelat kaca

9.) Majun

Gambar 4.9 Majun

10.) Pipet air

Gambar 4.10 Pipet air

4.2 BAHAN

48
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

 Untuk jenis tanah lebih halus dari saringan No.40 (0,42 mm), sampel tidak perlu
dikeringkan dan tidak perlu disaring dengan saringan No.40.
 Untuk tanah yang lebih besar harus dikeringkan dan disaring dengan saringan
No.40

5. PROSEDUR PENGUJIAN
1. Tempatkan benda uji diatas pelat kaca dan campur dengan air serta aduk
merata dengan spatula.

Gambar 5.1 Mencampur benda uji dengan air


2. Beri air sedikit demi sedikit kemudian aduk hingga homogen.
3. Buatlah bola – bola tanah bediametert ± 1 cm.
4. Giling – gilingkan diatas plat kaca.
5. Penggilingan dilakukan sampai terjadi retak – retak rambut pada tanah
dan tanah membentuk batang lidi dengan diameter 3 mm.
6. Jika saat penggelengan sebelum benda uji mencapai diameter 3 mm
sudah retak, maka benda uji disatukan kembali, ditambah air sedikit dan
diaduk sampai merata.
7. Jika ternyata penggelengan mencapai diameter lebih kecil dari 3 mm
tanpa menunjukkan retakan, maka tanah disatukan kembali dan
ditambah dengan tanah kering sedikit demi sedikit dan aduk hingga rata.
8. Setelah didapatkan tanah dengan diameter 3mm dan mengalami retak –
retak, maka lakukan penghitungan kadar air.

49
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

6. Data-Data Hasil Pengujian dan Perhitungan

No Batas Plastis
.
1. No cawan C D
2. Jumlah pukulan ‒ ‒
3. Berat cawan + tanah basah gr 24,5 24,26
4. Berat cawan + tanah kering gr 23,51 23,5
5. Berat cawan gr 21,39 21,36
6. Berat air gr 0,99 0,76
7. Berat tanah kering gr 2,12 2,14
8. Kadar air % 46,698 35,514
Rata-rata 41,106

Batas Plastis ( PL ) 41,106 %


Indeks Plastisitas (IP) 11,557 %

Dari hasil perhitungan didapat nilai kadar air (PL) sebesar 32,48 % , sehingga nilai Indeks
Plastis (IP) :
IP = LL – PL
= 52,663 % - 41,106 %
= 11,557 %

7. PEMBAHASAN
Nilai kadar air yang dipakai untuk melakukan pengujian batas plastis adalah
nilai kadar air yang didapat pada ketukan 25 atau nilai kadar air yang pada saat
Liquit Limit ( LL ). Nilai index plastis ( IP ) didapat dari selisih atau hasil
pengurangan antara nilai liquid limit ( LL ) dengan nilai plastic limit ( PL ) → IP =
LL – PL .

8. KESIMPULAN

50
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Berdasarkan hasil pengujian batas plastis tanah, nilai plastic limit (PL)
sebesar 41,106 %, sedangkan nilai liquid limit ( LL ) adalah 52,663 %. Jadi nilai
index plastic tanah adalah 11,557 %, sehingga klasifikasi berdasarkan USCS adalah
CH (lempung organic dengan plastisitas tinggi).

51
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

SUBJEK : PENGUJIAN LABORATORIUM TANAH


JOB : VI
TOPIK : BATAS-BATAS ATTERBERG ( BATAS SUSUT )

1. TUJUAN
 Mahasiswa dapat melakukan pengujian batas cair dengan benar.
 Mahasiswa dapat menghitung besaran batas cair suatu tanah.

2. PENDAHULUAN
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada
keadaan batas cair. Pengujian ini dilakukan terhadap tanah yang berbutir halus atau
lebih kecil. Saringan yang digunakan adalah No.40 (0,42 mm). Batas cair adalah
kadar air minimum, yaitu sifat tanah berubah dari keadaan cair menjadi keadaan
plastis.

3. ACUAN NORMATIF
- SNI 3422:2008 (Cara uji penentuan batas susut tanah)
- ASTM D 4318, Standard Test Method For Liquid Limit, Plastic Limit,
And Plasticity Index Of Soils.

4. PERALATAN DAN BAHAN


4.5 PERALATAN
1.) Alat batas cair (cassagrande)

Gambar 4.1 Cassagrande

52
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

2.) Pembuat alur (grooving tool)

Gambar 4.2 Pembuat alur

3.) Timbangan dengan ketelitian 0.001 gram

Gambar 4.3 Timbangan

4.) Oven

Gambar 4.4 Oven

5.) Cawan

53
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 4.5 Cawan

6.) Spatula

Gambar 4.6 Spatula

7.) Desikator yang berisi pasir silika

Gambar 4.7 Desikator

8.) Pelat kaca

54
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 4.8 Pelat kaca

9.) Majun

Gambar 4.9 Majun

10.) Pipet air

Gambar 4.10 Pipet air

4.2 BAHAN

55
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

 Untuk jenis tanah lebih halus dari saringan No.40 (0,42 mm), sampel tidak perlu
dikeringkan dan tidak perlu disaring dengan saringan No.40.
 Untuk tanah yang lebih besar harus dikeringkan dan disaring dengan saringan
No.40

5. PROSEDUR PENGUJIAN

1. Letakkan contoh tanah pada cawan porselen dan aduk secara baik
sampai betul-betul merata dengan air destilasi secukupnya, sehingga
mengisi semua pori tanah dan jangan sampai ada udara terperangkap
didalamnya.

Gambar 4.1 Mencampur benda uji dengan air

2. Bersihkan cawan kemudian timbang dan catat massanya. Untuk


menentukan volume cawan, letakanlah cawan dalam mangkok porselen,
isi dengan air raksa sampai penuh. Tekan dengan pelat gelas rata diatas
permukaan cawan, jaga jangan ada udara terperangkap. Bersihkan air raksa
yang melekat diluar cawan. Pindahkan air raksa pada mangkok lain dan
tentukan massanya. Volume cawan sama dengan massa air raksa dibagi
massa jenisnya.

3. Olesi tipis bagian dalam cawan dengan vaselin atau pelumas pekat, isilah
cawan dengan tanah sekitar sepertiga volumenya dan taruhlah

56
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

ditengahnya. Pukul-pukulah dengan hati-hati cawan pada dinding datar


kokoh yang dilapisi oleh beberapa lapis kertas isap atau lembaran karet,
sehingga tanah akan mengalir mengisi sudut-sudut cawan. Tambahkan
lagi tanah sejumlah seperti tadi dan pukul-pukulkan lagi sehingga
tanah memadat dan semua udara bergerak kepermukaan. Tambahkan
lagi tanah dan terus pukul- pukulkan, sehingga terisi penuh sampai tepi
atas. Patakan dengan pisau perata dan hapuslah tanah yang melekat diluar
cawan, sehingga volume tanah tepat sama dengan volume cawan.

4. Setelah cawan terisi tanah segera timbang dan catat massa cawan terisi
tanah basah. Biarkan tanah mengering diudara sampai warnanya
berubah dari tua menjadi muda. Kemudian keringkan dengan oven
dengan temperature 105º – 110º C. Setelah betul-betul kering, dinginkan
dalam desikator, dan timbang serta catat massanya.

5. Tentukan volume tanah kering dengan cara keluarkan dari cawan,


kemudian dicelupkan dalam air raksa dalam mangkok gelas. Mula-
mula tempatkan mangkok gelas dalam cawan porselen, isilah mangkok
dengan air raksa sampai melimpah, kemudian tekan dengan plat gelas
berpaku tiga buah diatas mangkok. Hapuslah air raksa yang melekat
diluar mangkok, kemudian tempatkan mangkok pada cawan porselen
kosong.

6. Tekan dengan hati-hati tanah kering kedalam air raksa dengan gelas
berpaku diatas mangkok. Pindahkan air raksa yang tumpah dalam suatu
mangkok dan tentukan massa air raksa ini. Volume tanah kering sama
dengan massa air raksa dibagi dengan massa jenis (densitas) nya.

57
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

6. DATA HASIL PERHITUNGAN DAN PENGUJIAN

No. Keterangan Rumus Satuan Sampel


Perhitungan
1. Berat cawan   gram 32,74

2. Berat cawan + tanah   gram 62,01


basah
3. Berat cawan + tanah   gram 52,22
kering
4. Berat tanah kering   gram 19,48
(Wo)
5. Berat air (Ww)   gram 9,79
ω=𝑊𝑤/𝑊𝑜
6. Kadar air (ω) % 0,503

7. Volume tanah basah   cm3 6,866


(V1)
8. Massa jenis air raksa   gr/cm3 180,08
V0= 𝑊0/(ρ 𝑎𝑖𝑟
𝑟𝑎𝑘𝑠𝑎)
9. Volume tanah kering cm3 1,432
(Vo)
10. Batas susut (SL) V 1−V 0 % 22,362
S L=ω− ×100
W0
11. Angka susut (SR) W0 gr/cm3 13,600
S R=
V0
12. Susut volumetrik (VS) VS =(ω % 29,729
–𝑆L)×𝑆R

58
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Rho raksa = 13,6 gr/cm3

No Keterangan Rumus Satua Sampe


. n l
Perhitungan
1. Berat cawan   gram 238,4

2. Berat cawan + tanah   gram 293,1


basah
3. Berat cawan + tanah   gram 274,74
kering
4. Berat air (Ww)   gram 18,35

5. Panjang yang kurang   gram 1,61

6. Berat tanah kering (Wo)   gram 36,35

7. Panjang tanah basah (P1)   cm 12,44

8. Panjang tanah kering   cm 10,83


(Po)
9. Susut linear (LS) 100 % 36,861
( √
LS =100 1− 3
V S +100 )
7. PEMBAHASAN
Pengujian batas susut silinder dan linear yang dilakukan diperoleh nilai batas susut
silinder sebesar 29,729 % dan susut linear sebesar 36,861 %. Dari nilai batas susut silinder
yang besar berkaitan dengan karakteristik dan jenis tanah itu sendiri. Untuk tanah yang
memiliki sifat kembang susut yang besar merupakan tanah lempung. Tanah yang diuji
menunjukkan bahwa tanah tersebut adalah tanah lempung.

8. KESIMPULAN
Dari pengujian batas susut silinder dan linear yang dilakukan diperoleh nilai batas
susut silinder sebesar 29,729 % dan susut linear sebesar 36,861 %.

59
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

SUBJEK : PENGUJIAN LABORATORIUM TANAH


JOB : VII
TOPIK : KOMPAKSI / PEMADATAN

1. TUJUAN
 Mahasiswa dapat menentukan kadar air optimum dan kepadatan
maksimum.

2. PENDAHULUAN

Kepadatan tanah adalah berat volume kering pada tanah, yang mana
pengujiannya dilakukan pada tanah yang butiran terbesarnya tidak lebih dari 50,80
mm (2inchi).
Percobaan kerucut pasir (sand cone) merupakan salah satu jenis pengujian
yang dilakukan di lapangan untuk menentukan berat isi kering (kepadatan) tanah
asli ataupun hasil suatu pekerjaan pemadatan yang dilakukan baik pada tanah
kohesif maupun tanah non kohesif.
Nilai berat isi tanah kering  yang diperoleh dari percobaan ini biasanya
digunakan untuk mengevaluasi hasil perkerjaan pemadatan di lapangan (degree of
compaction) yaitu perbandingan antara γd (kerucut pasir) dengan γdmax hasil
percobaan pemadatan di laboratorium.
Tujuan dari pemadatan adalah untuk memperoleh stabilitas tanah dan
memperbaiki sifat-sifat teknisnya. Oleh karena itu, sifat teknis timbunan sangat
penting untuk diperhatikan, tidak hanya kadar air dan berat keringnya. Pengujian
untuk kontrol pemadatan di lapangan dispesifikasikan dan hasilnya menjadi standar
untuk mengontrol suatu proyek.
Ada 2 spesifikasi untuk pekerjaan tanah yaitu :
1.    Spesifikasi dari hasil akhir.
2.    Spesifikasi untuk cara pemadatan.
Tanah sebagai dasar untuk suatu konstruksi harus mempunyai kepadatan
yang mencukupi agar mampu untuk menerima beban-beban yang bekerja di

60
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

atasnya. Untuk itu perlu diketahui kepadatan dari tanah tersebut sehingga akan
didapat suatu kesimpulan apakah tanah tersebut memenuhi kepadatan yang
diinginkan. Pengujian di lapangan untuk menentukan kerapatan tanah setempat
dapat bersifat destruksif atau tidak destruktif. Kerapatan tanah dapat ditentukan
dengan memukul sebuah silinder ke dalam tanah untuk mendapatkan contoh tanah
yang volumenya diketahui. Yang biasa dilakukan adalah dengan menggali sebuah
lubang, cara ini disebut dengan “pemindahan tanah”.

Cara dengan pemindahan tanah adalah sebagai berikut :


1.     Menggali lubang pada permukaan tanah,
2.     Mengukur volume tanah yang digali.
3.     Menentukan kadar airnya.
4.     Menghitung berat volume basah,
5.     Membandingkan berat volume kering (labor) dengan berat volume kering
maximum yang diperoleh di lapangan,
6.     Menghitung kepadatan tanah relatif. Kepadatan relatif yang diperoleh minimal
80 %, tetapi yang dianjurkan berkisar antara 90 – 100 %.
Selain dengan cara pemindahan tanah, kepadatan tanah di lapangan dapat
dikontrol denga cara langsung yaitu dengan menggunakan isotop radioaktif yang
disebut dengan metoda nuklir. Dengan cara ini pengujian kepadatan di lapangan
dapat dilaksanakan dengan tepat.

Secara garis besar teknik yang biasa dilakukan untuk menentukan kepadatan tanah
di lapangan ada 5, yaitu :
1.   Metoda Kerucut Pasir (Sand Cone)
Pasir kering yang telah diketahui berat volumenya dikeluarkan l;ewat kerucut
pengukur ke dalam lubang. Volume lubang dapat ditentukan dari berat pasir di
dalam lubang dan berat volume keringnya. Pengujian ini khusus digunakan untuk
tanah kohesif maupun tanah non kohesif.
2.   Metoda Balon Karet

61
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Volume ditentukan secara langsung dari pengembangan balon yang mengisi


lubangnya. Metoda ini bisa digunakan untuk semua jenis tanah.
3.   Metoda Silinder (Drive Cilinder)
Metoda ini khusus digunakan untuk tanah kohesif.
4.    Metoda Nuklir (Nuclear Method)
Metoda ini bisa digunakan untuk semua jenis tanah.
5.   Metoda Lilin (Walter Entac Method)

- Masalah-masalah yang dijumpai dalam pengujian destruktif adalah :


1.  Waktu yang lama dalam menentukan kadar air denga menggunakan oven untuk
pengeringan.
2.  Penimbunan kembali lubang yang telah digali.
3.  Kurangnya perhatian terhadap hal-hal yang kecil, sehingga berat isi yang diukur
kurang tepat.
- Keuntungan utama dari pengujian tidak destruktif adalah :
1.  Dapat melakukan banyak percobaan dengan tepat.
2.  Langsung mendapatkan data kadar air.

- Kekurangan-kekurangan dari pengujian tidak destruktif adalah :


1.  Harga peralatan yang digunakan cukup mahal.
2.  Kalibrasi yang diteliti akan dibutuhkan pada tanah yang diselidiki.
Pasir yang digunakan dalam metoda kerucut pasir (Sand Cone) adalah pasir
otawa/kuarsa, adalah :
1.     Gradasinya seragam.
2.     Pasir tersebut mudah dialirkan.
3.     Dapat mengisi semua ruang yang kosong.
4.     Pasir tersebut benar-benar kering.
3. ACUAN NORMATIF
- SNI 03-2828-1992 (Metode Pengujian Kepadatan lapangan dengan
alat konus)

62
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

- ASTM D-1556 (Standard Test Method for Density and Unit Weight of
Soil in Place by)

4. PERALATAN DAN BAHAN

Mould Timbangan Digital

Oven Desikator

Alat untuk mengeluarkan dari mould Cawan

63
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Spatula Mesin penumbuk

Timbangan Majun

5. PROSEDUR PELAKSANAAN
A. Persiapan Sampel Tanah
a. Tanah diayak dengan ayakan No. 40 ( Ø 4.75 mm )
b. Jumlah tanah yang diambil sebagai sampel sebanyak 2,5 kg.
c. Tanah 2,5 kg dibagi menjadi 5 sampel dan tiap sampel dicampur dengan air yang
ditentukan perbandingannya, yaitu :
10 % ; 12,5 % ; 15 m% ; 17,5 m% ; 20 %
d. Aduk sampai merata

64
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

e. Tiap sampel dibungkus plastik dibiarkan selama 24 jam agar pencampuran air
merata

B. Pelaksanaan
a. Ukur diameter dan tinggi silinder dengan menggunakan jangka sorong, untuk
menentukan volume silinder
b. Cetakan, alas, dan leher disatukan Lapisi bagian dalam silinder dengan oli agar
tanah tidak melekat pada dinding dalam silinder saat proses pemadatan
c. Ambil salah satu dari 5 sampel tanah dan letakan pada cawan
d. Sebelum dipadatkan, tanah dibagi menjadi 3 bagian menggunakan skraper
e. Masukan 1 bagian tanah kedalam silinder, dan lakukan 25 kali pukulan dengan
menggunakan alat penumbuk 2.5 kg
f. Tanah dipadatkan sebanyak 3 lapisan tunggu sampai berhenti
g. Lepas leher cetakan, dan kelebihan tanah disekeliling leher dipotong dan diratakan
dengan permukaan cetakan
h. Jika terdapat lubang pada permukaan sampel maka lubang diisi dengan butiran –
butiran tanah, hingga benar – benar rata
i. Sisa tanah yang tidak terpakai dikesampingkan dan masukkan kembali kedalam
plastic
j. Timbang silinder beserta kepingan alasnya dan sampel tanah di dalamnya dan catat
massanya
k. Sampel dikeluarkan dari silinder dengan menggunakan extruder vertical dan potong
bagian luar tanah yang tercampur oli
l. Ambil 15 – 20 gram sebagai sampel untuk menentukan kadar airnya
m. Masukkan kembali tanah kedalam palstik
n. Ulangi pekerjaan seperti yang tersebut diatas terhadap sampel berikut.

65
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

6. DATA PERHITUNGAN

TABEL PENGUJIAN PEMADATAN TANAH


Perhitungan Berat Isi
no percobaan ke- 1 2 3 4 5
1 massa silinder + tanah padat 3705 3850 3875 3880 3850
2 massa silinder 2010 2010 2010 2010 2010
3 massa tanah padat 1695 1840 1865 1870 1840
4 berat vol. basah 1,9 2,063 2,091 2,096 2,063
5 massa cawan kosong 15,6 15,59 15,63 15,6 15,42
6 massa cawan + tanah basah 27,56 28,89 30,33 37,05 44,58
7 massa cawan + tanah kering 26,01 26,45 27,4 32,53 37,63
8 massa air 1,55 2,44 2,93 4,52 6,95
9 massa tanah kering 10,41 10,86 11,77 16,93 22,21
10 kadar air 14,890 22,468 24,894 26,698 31,292
11 kadar air rata-rata 24,048
12 berat vol. kering 1,654 1,685 1,674 1,654 1,571

66
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Grafik hasil penelitiaan

Kurva Pemadatan
2.0

1.9
Kurva
1.8 Pemadatan
Berat Isi Kering, γd (gr/cm3)

1.7 ZAV

1.6

1.5

1.4

1.3

1.2

1.1

1.0
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

Kadar air, ω (%)

7. PEMBAHASAN
Pengujian ini dilakukan untuk menentukan kadar air optimum dan berat isi kering
optimum dari tanah yang diuji.

8. KESIMPULAN
Dari pengujian ini didapatkan kadar air optimum sebesar 27.43 % dan kepadatan
kering maksimum 1.317 gr/ cm3, serta nilai γzav sebesar 1.521 t/cm3.

67
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

SUBJEK : PENGUJIAN LABORATORIUM TANAH


JOB : VIII
TOPIK : CBR LABORATORIUM

1. TUJUAN
 Untuk mendapatkan nilai daya dukung tanah dalam keadaan padat maksimum
 melakukan pengujian CBR laboratorium dengan benar
 menentukan nilai CBR laboratorium
 menentukan nilai pengembangan

2. PENDAHULUAN

Nilai CBR adalah bilangan perbandingan (dalam persen) antara tekanan yang
diperlukan untuk menembus tanah dengan piston berpenampang bulat seluas 3 Inci 2
dengan kecepatan penetrasi 0,005 inci/menit terhadap tekanan yang diperlukan untuk
menembus sesuatu bahan standard tertentu.
Penentuan nilai CBR dapat dilaksanakan terhadap ;
 Contoh tanah tanpa direndam terlebih dahulu
 Contoh tanah setelah direndam dalam air selama pemadatan 4 hari (96 jam).
Disamping itu nilai CBR dapat dilakukan terhadap :
 Contoh tanah yang telah dipadatkan secara pemadatan standard.
 Contoh tanah yang telah dipadatkan secara pemadatan berat/modified.
 Contoh tanah yang telah dipadatkan dengan kepadatan tertentu.
 Contoh tanah asli yang diambil dari lapangan

3. ACUAN NORMATIF
- SNI 03-1744-1989. Judul, : Panduan pengujian CBR laboratorium

68
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

4. PERALATAN DAN BAHAN


4.6 PERALATAN

Mould Timbangan Digital

Oven Desikator

Alat untuk mengeluarkan dari mould Cawan

69
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Spatula Mesin penumbuk

Timbangan Majun

Dial Jangka sorong

70
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Mesin Penetrasi Beban


4.2 BAHAN
 Tanah dipersiapkan seperti persiapan pengujian tanah sebanyak 2 sampel. Kadar
air asli ditentukan dan kadar air optimum dari hasil pengujian pemadatan di
tentukan air ditambahkan ± 3 % kadar air optimum

5. PROSEDUR PENGUJIAN
1.) Mould dipasang pada alasnya dan lehernya, beratnya ditimbang serta
dimasukkan piring pemisah dengan kertas pemisah di atasnya.
2.) Pemadatan dilakukan sebanyak 3 lapisan dengan jumlah tumbukan 25 kali.
3.) Leher penyambung dilepas dan permukaannya diratakan dengan perata, piring
pemisah dikeluarkan
4.) Mouldnya dibalik serta dipasang kembali, lalu beratnya ditimbang.
5.) Keping pemberat diletakkan di atas permukaan benda uji seberat minimal 4,5
kg atau sesuai dengan beban perkerasan.
6.) Untuk benda uji yang direndam, beban harus sama dengan beban yang
digunakan pada waktu perendaman. Pertama-tama, keping pemberat 2,27 kg
diletakkan untuk mencegah mengembangnya permukaan benda uji pada bagian
lubang keping pemberat. Pemberat selanjutnya dipasang setelah torak
disentuhkan pada permukaan uji
7.) Torak penetrasi diatur pada permukaan benda uji sehingga arloji beban
menunjukkan beban permukaan sebesar 4,5 kg. Pembebanan ini diperlukan
untk menjamin bidang sentuuh yang sempurna antara torak dengan permukaan
benda uji. Lalu arloji penunjuk beban dan arloji pengukur penetrasi
menunjukan angka nol.
8.) Pembebanan diberikan secara teratur sehingga kecepatan penetrasi mendekati
kecepatan 1,25 mm; 0,187 mm; 2,5 mm; 3,75 mm; 5 mm; 7,5 mm; 10 mm; 12,5
mm
9.) Beban maksimum dan penetrasinya dicatat bila pembebanan maksimum terjadi
sebelum penetrasi 12,5 mm

71
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

10.) Benda uji dikeluarkan dari cetakan dan kadar airnya ditentukan dari lapisan
atas benda uji.
11.) Cara uji dilakukan pada dua sample dengan penanbahan air yang berbeda
yaitu 300ml dan 200ml.

6. DATA PERHITUNGAN
WAKTU PENETRASI(INC) PEMBACAAN DIAL BEBAN (KN) LOAD (KN) GANGE READING
0 0 0 0 0 0
10 0,01 2 0,018315018 1 109,2
20 0,02 2,5 0,022893773 2 219,1
30 0,03 3 0,027472527 3 329,3
40 0,04 4 0,036630037 4 440,8
50 0,05 6 0,054945055 5 550,1
60 0,06 12 0,10989011 6 662,8
70 0,07 24 0,21978022 7 755,7
80 0,08 34 0,311355311
90 0,09 46 0,421245421
100 0,1 52 0,476190476
110 0,11 66 0,604395604
120 0,12 82 0,750915751
130 0,13 102 0,934065934
140 0,14 118 1,080072793
150 0,15 129 1,180163785
160 0,16 140 1,280254777
170 0,17 170 1,553230209
180 0,18 192 1,753412193
190 0,19 220 2,008166969
200 0,2 243 2,216878403
210 0,21 260 2,371143376
220 0,22 274 2,498185118
230 0,23 295 2,688747731
240 0,24 310 2,824863884
250 0,25 328 2,988203267
260 0,26 327 2,979128857
270 0,27 344 3,131838565
280 0,28 364 3,311210762
290 0,29 374 3,400896861
300 0,3 383 3,48161435
310 0,31 387 3,517488789
320 0,32 390 3,544394619
330 0,33 396 3,598206278
340 0,34 408 3,705829596
350 0,35 415 3,768609865
360 0,36 428 3,885201794

72
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Grafik Pembacaan

Dari hasil pengujian dilapangan, nilai CBR didapatkan yaitu :


Kekerasan
Penetrasi Gaya Maksimu Presentase
(inch) m CBR (%)
0,1 2,75 13.24 4,815 7. PEMBAHASAN
0,2 3,4 19.96 5,871 Nilai CBR didapat dengan
perbandingan antara tekanan yang diperlukan untuk menembus tanah dengan piston
berpenampang bulat seluas 3 inch dengan kecepatan penetrasi 0.05 inch/menit terhadap
tekanan yang diperlukan untuk menembus bahan Standard tertentu.

8. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian dilapangan, nilai CBR didapatkan kadar air 1 yaitu 16,259 % dan
nilai CBR kadar air 2 yaitu 15,833%. Sehingga didapatkan kadar air rata-rata sebesar
16,046%

SUBJEK : PENGUJIAN LAPANGAN

73
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

JOB : IX
TOPIK : SAND CONE TEST

1. TUJUAN
 Untuk memeriksa atau menentukan kepadatan tanah lapangan

2. PENDAHULUAN

Kepadatan tanah adalah berat volume kering pada tanah, yang mana
pengujiannya dilakukan pada tanah yang butiran terbesarnya tidak lebih dari 50,80
mm (2inchi).
Percobaan kerucut pasir (sand cone) merupakan salah satu jenis pengujian
yang dilakukan di lapangan untuk menentukan berat isi kering (kepadatan) tanah
asli ataupun hasil suatu pekerjaan pemadatan yang dilakukan baik pada tanah
kohesif maupun tanah non kohesif.
Nilai berat isi tanah kering  yang diperoleh dari percobaan ini biasanya
digunakan untuk mengevaluasi hasil perkerjaan pemadatan di lapangan (degree of
compaction) yaitu perbandingan antara γd (kerucut pasir) dengan γdmax hasil
percobaan pemadatan di laboratorium.
Tujuan dari pemadatan adalah untuk memperoleh stabilitas tanah dan
memperbaiki sifat-sifat teknisnya. Oleh karena itu, sifat teknis timbunan sangat
penting untuk diperhatikan, tidak hanya kadar air dan berat keringnya. Pengujian
untuk kontrol pemadatan di lapangan dispesifikasikan dan hasilnya menjadi standar
untuk mengontrol suatu proyek.
Ada 2 spesifikasi untuk pekerjaan tanah yaitu :
1.    Spesifikasi dari hasil akhir.
2.    Spesifikasi untuk cara pemadatan.
Tanah sebagai dasar untuk suatu konstruksi harus mempunyai kepadatan
yang mencukupi agar mampu untuk menerima beban-beban yang bekerja di
atasnya. Untuk itu perlu diketahui kepadatan dari tanah tersebut sehingga akan
didapat suatu kesimpulan apakah tanah tersebut memenuhi kepadatan yang

74
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

diinginkan. Pengujian di lapangan untuk menentukan kerapatan tanah setempat


dapat bersifat destruksif atau tidak destruktif. Kerapatan tanah dapat ditentukan
dengan memukul sebuah silinder ke dalam tanah untuk mendapatkan contoh tanah
yang volumenya diketahui. Yang biasa dilakukan adalah dengan menggali sebuah
lubang, cara ini disebut dengan “pemindahan tanah”.

Cara dengan pemindahan tanah adalah sebagai berikut :


1.     Menggali lubang pada permukaan tanah,
2.     Mengukur volume tanah yang digali.
3.     Menentukan kadar airnya.
4.     Menghitung berat volume basah,
5.     Membandingkan berat volume kering (labor) dengan berat volume kering
maximum yang diperoleh di lapangan,
6.     Menghitung kepadatan tanah relatif. Kepadatan relatif yang diperoleh minimal
80 %, tetapi yang dianjurkan berkisar antara 90 – 100 %.
Selain dengan cara pemindahan tanah, kepadatan tanah di lapangan dapat
dikontrol denga cara langsung yaitu dengan menggunakan isotop radioaktif yang
disebut dengan metoda nuklir. Dengan cara ini pengujian kepadatan di lapangan
dapat dilaksanakan dengan tepat.

Secara garis besar teknik yang biasa dilakukan untuk menentukan kepadatan tanah
di lapangan ada 5, yaitu :
1.   Metoda Kerucut Pasir (Sand Cone)
Pasir kering yang telah diketahui berat volumenya dikeluarkan l;ewat kerucut
pengukur ke dalam lubang. Volume lubang dapat ditentukan dari berat pasir di
dalam lubang dan berat volume keringnya. Pengujian ini khusus digunakan untuk
tanah kohesif maupun tanah non kohesif.
2.   Metoda Balon Karet
Volume ditentukan secara langsung dari pengembangan balon yang mengisi
lubangnya. Metoda ini bisa digunakan untuk semua jenis tanah.

75
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

3.   Metoda Silinder (Drive Cilinder)


Metoda ini khusus digunakan untuk tanah kohesif.
4.    Metoda Nuklir (Nuclear Method)
Metoda ini bisa digunakan untuk semua jenis tanah.
5.   Metoda Lilin (Walter Entac Method)

- Masalah-masalah yang dijumpai dalam pengujian destruktif adalah :


1.  Waktu yang lama dalam menentukan kadar air denga menggunakan oven untuk
pengeringan.
2.  Penimbunan kembali lubang yang telah digali.
3.  Kurangnya perhatian terhadap hal-hal yang kecil, sehingga berat isi yang diukur
kurang tepat.
- Keuntungan utama dari pengujian tidak destruktif adalah :
1.  Dapat melakukan banyak percobaan dengan tepat.
2.  Langsung mendapatkan data kadar air.

- Kekurangan-kekurangan dari pengujian tidak destruktif adalah :


1.  Harga peralatan yang digunakan cukup mahal.
2.  Kalibrasi yang diteliti akan dibutuhkan pada tanah yang diselidiki.
Pasir yang digunakan dalam metoda kerucut pasir (Sand Cone) adalah pasir
otawa/kuarsa, adalah :
1.     Gradasinya seragam.
2.     Pasir tersebut mudah dialirkan.
3.     Dapat mengisi semua ruang yang kosong.
4.     Pasir tersebut benar-benar kering.

3. ACUAN NORMATIF

76
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

- SNI 03-2828-1992 (Metode Pengujian Kepadatan


lapangan dengan alat konus)
- ASTM D-1556 (Standard Test Method for Density and
Unit Weight of Soil in Place by)

4. PERALATAN DAN BAHAN


4.7 PERALATAN
1.) Satu set SPC

Gambar 4.1 Satu Set SPC

2.) Silinder standar

Gambar 4.2 Silinder Standar

3.) Timbangan Digital

77
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 4.3 Timbangan Digital

4.) Sendok spesi

Gambar 4.4 Sendok Spesi

5.) Pahat

Gambar 3.5 Pahat


4.2 BAHAN

78
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

 Bahan yang digunakan berupa tanah asli dilapangan

5. PROSEDUR PENGUJIAN
A. Pelaksanaan
1. Hitung volume selinder standar V ( cm3)
2. Isi Sand Pouring selinder dengan pasir sampai ± 5 cm penuh, lalu timbang ( W1)

Gambar 5.2.A. Isi Pasir ke dalam Sandcone


3. Taruh Sand Pouring Selinder di atas Selinder standar, buka kran biarkan pasir
mengalir sampai berhenti.

Gambar 5.3.A. Meletakkan Sand di atas Silinder Standar

79
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

4. tutup kran lalu ditimbang (W2)

Gambar 5.4.A. Timbang Berat Sand Setelah Di letakkan Di Atas Silinder


Standar

5. Sand Pouring selinser lalu diletakkan di atas plat , buka kran biarkan pasir
mengalir.

Gambar 5.5.A. Meletakkan Sand Di Atas Plat

6. lalu tutup kran setelah pasir berhenti mengalir dan timbang ( W3)

80
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 5.6.A. Timbang Berat Sand

7. Hitung berat pasir yang mengisi selinder standar = ( W1- W2) – ( W2-W3)
(W 1- W 2 )−(W 2 -W 3 )
(gr/cm3 )
8. Berat volume pasir = V
B. Memeriksa kepadatan tanah lapangan

1. Persiapkan muka tanah yang akan diperiksa, sehingga diperoleh bidang rata dan
datar. Letakkan pelat dasar diatasnya, lalu dipasak

Gambar 5.2.B. Mempersiapkan Muka Tanah Yang Akan Diperiksa

2. Buat/gali lubang pada tanah sedalam selinder standar. Kerjakan secara hati-hati,
hindarkan terganggunya tanah disekitar dinding/dasar lubang. Perlusangat hati-hati
untuk tanah yang mudah longsor

81
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 5.3.B. gali lubang pada tanah sedalam selinder standar.

3. Kumpulkan/masukkan semua tanah hasil galian (jangan ada yang tercecer) ke


dalam kantong plastic, lalu timbang beratnya (W5)

Gambar 5.4.B. masukkan semua tanah hasil galian (jangan ada yang
tercecer) ke dalam kantong plastik

4. Dengan pelat dasar terletak diatas tanah, letakkan Sand pouring selinder, lalu kran
dibuka tunggu sampai pasir berhenti mengisi lubang dan cone, kemudian tutup
kran.

82
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 5.5.B. Letakkan pelat dasar terletak diatas tanah, lalu kran dibuka tunggu
sampai pasir berhenti mengisi lubang dan cone

6. timbang sisa pasir + Sand Pouring selinder (W6).


7. Berat pasir mengisi lubang = ( W4- W6) – ( W2-W3)
berat pasir mengisi lubang
8. Volume lubang = γ pasir
9. Hitung berat volume basah tanah
berat tanah dari lubang W5
γ tanah = =
volume lubang V ( gr/cm3 )
10. Ambil sebagian tanah dari kantong plastik, lalu periksa kadar airnya
γ tanah
11. Hitung berat volume kering = 1+w

6. DATA PERHITUNGAN
A. Tabel Berat Volume Lab

83
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Calibration I  
Berat rata-rata pasir dalam kerucut (W2) gr 473
Volume silinder standar (V) cm3 1162
Berat pasir dalam SPC sebelum diletakkan diatas gr 6445
silinder standar (W1)
Berat pasir dalam SPC setelah diletakkan didalam SS gr 4350
(W3)
Berat pasir berbentuk silinder standar ( Wa = W1- gr 1622
W3-W2)
Wa gr/cm3 1.396
Berat isi pasir γs =
V
   

B. Tabel Kepadatan Tanah Lapangan


Calibration I    
Berat tanah dari lubang (Ww) gr 1567
Berat pasir dalam SPC sebelum diletakkan diatas gr 6570
lubang (W1)
Berat pasir dalam SPC setelah dileltakkan dalam gr 4704
lubang (W4)
Berat pasir yang mangisi lubang Wb = (W1 – W4 - gr 1376
W2)
Ww   1.139
Ratio =
Wb
Ww gr/cm3 1.590
Berat isi tanah γ m = x γs
Wb
Kadar air (w) % 1.44
100 γm gr/cm3 1.576
Berat isi kering γ d lapangan =
100+w

Berat isi keringγ d laboratorium gr/cm3 1.576


% 99.430
γ dlap
Derajat kepadatan lapangan D = x 100
γ dlab

C. Perhitungan Kadar Air

84
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Perhitungan Kadar Air


No.Contoh   1 2
B.cawan + t.basah gr 31,15 32,90
B.cawan + t.kering gr 31,02 32,36
Berat Air gr 0,13 0,52
Berat Cawan gr 9,75 9,51
Berat Tanah Kering gr 21,27 22,87
Kadar Air % 0,61 2,27
Kadar Air rata rata, w % 1,44

7. PEMBAHASAN
Derajat kepadatan lapangan didapatkan dengan cara membandingkan berat isi
kering tanah lapangan dengan berat isi kering pasir di laboratorium dikalikan dengan
seratus persen. Semakin besar berat isi kering tanah lapangan terhadap berat isi kering
pasir, maka nilai derajad kepadatan lapangan juga akan semakin besar, begitu juga
sebaliknya

8. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian dilaboratorium didapat nilai kadar air yang dibutuhkan untuk
benda uji adalah 1,44 %. Derajat kepadatan di lapangan di dapat kan 99,43 %.

SUBJEK : PENGUJIAN LAPANGAN


JOB : XI
TOPIK : VAN SHEAR TEST

1. TUJUAN
 Melakukan vane shear test dengan benar
 Menentukan nilai harga kuat geser

85
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

2. PENDAHULUAN

Menurut Rosyida, Sarri dan Nugroho (2013). Parameter kuat geser tanah
disentuhkan oleh pengujian laboratorium terhadap sampel yang di ambil dari lapangan
yaitu dari hasil pengeboran tanah yang di anggap mewakili pengaruh kerusakan contoh
benda uji berakibat fatal, terutama pada pengujian tanah lempung.Umum nya, contoh
benda uji diperoleh baik dengan kondisi terganggu (disturbed), kondisi tanpa
drainase.Persayaratan pengujian mengenai peralatan, peralatan harus di koreksi
terhadap pengaruh gesekan antara batang pemutar baling dan tanah.Batang pemutar
harus dicega agar tidak terdorong kesamping.Batang pemuntir harus cukup kaku agar
tidak terpuntir.Pelaksanaan pengujian yang dilaksanakan setelah 5 menit baling-baling
berada pada kedalaman yang di inginkan.Peralatan pengujian geser baling-baling yang
digunakan seperti pada gambar.Beberapa tahapan kegiatan antara lain adalah
melakukan pengeboran, memasukkan baling-baling kedalam dasar lubang bor,
selanjutnya pengujian dengan kecepatan pemutaran baling-baling 0.1”/detik.
Menurut Wirya (2018), alat uji Vane terdiri atas sebuah batang yang pada bagian
ujung bawahnya terdapat 4 buah sayap / blades, dan bagian ujung lainnya terdapat alat
pencatat berupa spring/ pegas yang telah dikalibrasi untuk memberikan harga kekuatan
geser tanah pada kondisi tidak terjadi pengaliran ( undrained shear strength ). Tinggi
sayap dengan diamternya disarankan memiliki perbandingan 2 : 1 meskipun terdapat
Vane yang memiliki perbandingan 1 : 1 dalam keadaan di padatkan.

3. ACUAN NORMATIF
- ASTM D - 1452 – 89 PEMBORAN / SAMPLING DAN VANE SHEAR TEST
4. PERALATAN DAN BAHAN
4.1 PERALATAN
1.) Satu set Vane Shear

86
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

3.3 BAHAN
Bahan yang digunakan adalah contoh tanah asli lapangan

5. PROSEDUR PENGUJIAN
a. Untuk pelaksanaan dalam lubang bor, maka baling-baling harus ditekan
menembus dasar bor sampai tanah yang belum terusik, sekurang-kurangnya
5 kali diameter lubang bor. Maka kedalaman pengeboran supaya dihentikan
sebelum sekurang-kurangnya 5 kali diameter lubang bor dari kedalaman
yang direncanakan diperiksa.
b. Untuk alat geser putar yang menggunakan pipa selubung untuk batang
torsi, maka tekan alat ini menembus lapisan tanah sebelum 5 kali diameter
c. Selubung baling-baling dari rencan kedalaman yang diperiksa, kemudian
tembuskan baling-balimg sampai kedalaman yang akan diperiksa.
d. Perlu diperhatikan bahwa pada saat menekan turun baling-baling jangan ada
gerakan memutar.

e. Putarlah baling-baling, dan jaga jangan ada gerakan ke bawah atau ke atas.
Kecepatan putar jangan lebih dari 0,1 derajat/detik. Dengan kecepatan putar
ini pada umumnya akan diperlukan waktu 2 sampai 5 menit untuk mencapai
putusnya tanah, kecuali pada tanah lempung sangat lunak akan dapat
diperlukan waktu sampai 15 menit. Pada tanah yang lebih keras perputaran
untuk memutuskan tanah akan lebih pendek, maka sebaiknya kecepatan
putar dikurangi. Catatlah momen torsi yang terbaca pada alat setiap 15 detik
sampai lewat nilai maksimum yang terdapat.

87
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

f. Setelah dicapai nilai maksimum (tanah telah putus), putarlah secara cepat
sekurang-kurangnya 10 putaran dan bacalah serta catat nilai momen torsi
setelah nilainya konstan.
g. Pemeriksaan ini harus dilakukan pada setiap kedalaman 75 cm lapisan
tanah. Atau bila diketahui setiap terdapat perubahan lapisan tanah.Sebagai
angka koreksi momen torsi akibat lekatan tanah pada batang di atas baling-
baling dan juga akibat gesekan batang dengan pipa selubung, dapat
dilakukan dengan menembuskan batang (tanpa baling-baling) sampai
kedalaman yang sama (dikurangi tinggi baling-baling), kemudian diputar
dan dibaca nilai torsi yang terjadi. Maka nilai momen torsi yang
h. Sebenarnya adalah pembacaan dengan baling-baling dikurangi nilai tanpa
baling-baling.

6. HASIL PERHITUNGAN

Manometer read Harga kuat geser


depth
( kg- cm ) (kg-cm2)
(m) M1 M2 M3 SU1 SU2 SU3
90º 360º 30
60 10

88
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

7. PEMBAHASAN
Berdasarkan sistem klasifikasiAASTHO sampel tanah yang digunakan dalam
penelitianini yang berasal dari lingkungan gedung LAB teknik sipil POLITEKNIK
NEGERI SRIWIJAYA termasuk dalam golongan A-7-5 yang berarti termasuk dalam
golongan tanah berlempung. Sedangkan untuk sistem klasifikasi USCS maka tanah
berbutir halus yang digunakan termasuk kedalam kelompok CHyaitu tanah lempung
anorganik dengan plastisitas tinggi, lempung “gemuk” (fat clays)

8. KESIMPULAN
Diperoleh perbedaan nilai kuat geser antaraujivane shearlapangan dengan uji geser
langsung, hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi sampel pada saat dilakukannya
pengujian. Kondisi sampel pada saat pengujian vane shear dalam keadaan asli
(undisturbed) dan pengujiannya 68 dilakukan langsung dilapangan.Sedangkan sampel
tanah pada uji geser langsung(direct shear test)dalam keadaan terganggu

SUBJEK : PENGUJIAN LAPANGAN


JOB : XII
TOPIK : DINAMIC CONE PENETROMETER ( DCP )

9. TUJUAN
 Melakukan pengujian DCP dengan baik dan benar
 Menentukan nilai CBR lapangan ( asli ) dengan alat DCP

10. PENDAHULUAN

89
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan nilai CBR tanah dasar. Pengujian ini
akan memberikan data kekuatan tanah sampai kedalam ± 70 cm di bawah permukaan
lapisan tanah yang ada, atau permukaan tanah dasar. Lapisan-lapisan bahan perkerasan
yang ada perlu disingkirkan terlebih dahulu. Pengujian inidilakukan dengan mencatat
data masuknya konus yang tertentu dimensinya dan sudut konusnya, ke dalam tanah
untuk setiap pukulan dari palu yang berat dan tinginya tertentu.

11. ACUAN NORMATIF


SNI 03-1744-1089 (lapis dengan alat Dynamic Cone
Penetrometer pondasi batu pecah)

12. PERALATAN DAN BAHAN


4.1 PERALATAN
1. Penyambung batang

Gambar 3.1.1 Penyambung batang

2. Mistar skala penetrasi

Gambar 4.2 Mistar Skala


3. Konus bersudut 60o atau 30o dengan diameter tengah sebesar 2 cm

90
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 4.3 Konus

4. Batang baja berskala 1 – 100 cm

Gambar 3.1.4 Batang Baja

5. Satu set alat DCP

91
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 4.5 satu set alat DCP


4.2 BAHAN

92
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

- Bahan yang digunakan berupa tanah asli dilapangan


- Siapkan konus secukupnya sebelum mengadakan pengujian ini

5 PROSEDUR PENGUJIAN
1. Pilih titik pengujian telah ditentukan.
2. Gali lubang sedalam perkerasan yang ada atau sampai tanah dasar, ukuran lubang
berdiameter ± 20 cm.

Gambar 5.2 Menggali lubang kedasar tanah


3. Pasang peralatan DCP dan pastikan bahwa semua sambungan telah kencang.

Gambar 4.3 Memasang alat DCP

93
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

4. Pasang DCP dalam posisi vertical sedemikian rupa sehingga konus terletak di atas
dasar lubang yang digali tempat bagian kerucut yang paling tebal terletak sama
tingginya dengan permukaan tanah dasar.

Gambar 5.4 Memasang alat DCP dalam posisi vertikal

5. Atur batang pengukur atau berskala, sehinggga menunjukkan angka 0 dan catat
dalam centimeter

Gambar 5.5 Mengatur batang pengukur

94
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

6. Naikkan palu geser sampai menyentuh, bagian bawah pegangan, dan jatuhkan
dengan bebas sehingga palu mengenai anvil atau landasan dan jaga jangan sampai
miring. Catat jumlah pukulan dan jumlah penetrasinya (cm).

Gambar 5.6 Menjatuhkan Palu Geser

7. Ulangi pekerjaan langkah 6 di atas:


 Jumlah minimum kedalaman 70 cm atau
 Jumlah maksimum 40 kali

8. Cabut peralatan dengan cara menaikkan palu geser hingga menyentuh bagian
bawah pegangan sehingga batang baja akan terangkat dari dalam tanah. Lakukan
sampai batang baja berada di permukaan tanah.

Gambar 5.8 Mencabut peralatan

95
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

9. Timbang dan padatkan galian lubang sesuai dengan perkerasan yang ada

5.9. Penimbangan Galian


6 HASIL PERHITUNGAN

Titik 1 Penurunan
Ketuka ∆ 
Mm cm
n
0 365 36,5 0
5 415 41,5 5,0
10 458 45,8 9,3 74,6
15 506 50,6 14,1
20 571 57,1 20,6
25 621 62,1 25,6
n D ∆∆ SPP
74,6 74,6 25

Kurva Hubungan Jumlah Pukulan dan Kumulatif Kedalaman

96
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

30

25

20

15 Cumulative Of Blows

10

0
0 5 10 15 20 25

CBR = 21%

Titik 2 Penurunan
∆ 
Ketukan mm Cm
0 375 37,5 0
5 428 42,8 5,3
10 530 53,0 15,5
85
15 572 57,2 19,7
20 590 59,0 21,5
25 605 60,5 23
n ∆∆ SPP
85 85 25

Kurva Hubungan Jumlah Pukulan dan Kumulatif Kedalaman

25

20

15
Cumulative Of Blows
10

0
0 5 10 15 20 25

CBR : 18%

97
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Titik 3 Penurunan
Ketuka ∆ 
mm cm
n
0 363 36,3 0
5 422 42,2 5,9
10 475 47,5 11,2 68,9
15 494 49,4 13,1
20 517 51,7 15,4
25 596 59,6 23,3
n D ∆∆ SPP
68,9 68,9 25

Kurva Hubungan Jumlah Pukulan dan Kumulatif Kedalaman

25

20

15
Cumulative Of Blows
10

0
0 5 10 15 20 25

CBR = 20,5%

Titik 4 Penurunan
∆ 
Ketukan mm cm
0 367 36,7 0
5 421 42,1 5,4
10 491 49,1 12,4 103,5
15 584 58,4 21,7
20 674 67,4 30,7
25 700 70,0 33,3
n D ∆∆ SPP
103,5 103,5 25

98
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Kurva Hubungan Jumlah Pukulan dan Kumulatif Kedalaman

35
30
25
20
Cumulative Of Blows
15
10
5
0
0 5 10 15 20 25

CBR = 16%

Titik 5 Penurunan
∆ 
Ketukan mm cm
0 386 38,6 0
5 441 44,1 5,5
10 500 50,0 11,4 93,9
15 562 56,2 17,6
20 639 63,9 25,3
25 727 72,7 34,1
n D ∆∆ SPP
93,9 93,9 25

Kurva Hubungan Jumlah Pukulan dan Kumulatif Kedalaman

99
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

40
35
30
25
20 Cumulative Of Blows
15
10
5
0
0 5 10 15 20 25

CBR = 17%

7 PEMBAHASAN
Dari pengujian DCP ( Dynamic Cone Penetrometer ) yang dilakukan, diperoleh nilai CBR
sebagai berikut :
1. CBR pada titik 1 sebesar 21 %
2. CBR pada titik 1 sebesar 18 %
3. CBR pada titik 1 sebesar 20,5 %
4. CBR pada titik 1 sebesar 16 %
5. CBR pada titik 1 sebesar 17 %
Menurut Bina Marga nilai CBR minimal untuk perkerasan jalan adalah sebesar ≥ 6 %. Dari
hasil tesebut menunjukan bahwa CBR pada semua titik sudah memenuhi batas yang di
isyaratkan. Nilai CBR sebagai pada tanah yang di uji menunjukkan bahwa sebagian besar
tanah tersebut adalah tanah lunak sehingga memiliki nilai CBR yang kecil.

8 KESIMPULAN
Dari pengujian DCP ( Dynamic Cone Penetrometer ) dapat disimpulkan nilai CBR
yang diperoleh pada titik 1 sebesar 21%, CBR pada titik 2 sebesar 18 %, pada titik 3
sebesar 20,5 %, CBR pada titik 4 sebesar 16 % dan CBR pada titik 5 sebesar 17 %. Jadi,
CBR pada semua titik sudah memenuhi batas yang di isyaratkan.

100
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

SUBJEK : PENGUJIAN LAPANGAN


JOB : XIII
TOPIK : SONDIR

1. TUJUAN
Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui perlawanan tanah terhadap tekanan
ujung konus hambatan pelekatnya yang dinyatakan dalam gaya per satuan luas, serta
perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus dalam gaya per satuan panjang.

2. PENDAHULUAN

- Ruang Lingkup Pekerjaan


Cara uji penetrasi lapangan dengan alat sondir digunakan untuk memperoleh
parameter-parameter perlawanan penetrasi lapisan tanah di lapangan, dengan alat
sondir (penetrasi quasi statik). Parameter tersebut berupa perlawanan konus (qc),
perlawanan geser (fs), angka banding geser (Rf), dan geseran total tanah (Tf), yang
dapat digunakan untuk interpretasi perlapisan tanah yang merupakan bagian dari
desain fondasi. Cara uji ini berlaku baik untuk alat penetrasi konus tunggal maupun
ganda yang ditekan secara mekanik (hidraulik).
- Teori Dasar
Dalam desain struktur tanah fondasi sering dilakukan analisis stabilitas dan
perhitungan desain fondasi suatu bangunan dengan menggunakan parameter tanah
baik tegangan total maupun tegangan efektif. Parameter perlawanan penetrasi dapat
diperoleh dengan berbagai cara. Dalam melakukan uji penetrasi lapangan ini
digunakan metode pengujian lapangan dengan alat sondir (SNI 03-2827-1992)
yang berlaku baik untuk alat penetrasi konus tunggal maupun ganda yang ditekan
secara mekanik (hidraulik).

- Istilah dan Definisi


1. konus : Ujung alat penetrasi yang berbentuk kerucut untuk menahan perlawanan
tanah.

101
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

2. Penetrometer konus ganda : Alat penetrasi konus dengan sondir untuk


mengukur komponen perlawanan ujung danperlawanan geser lokal terhadap
gerakan penetrasi.
3. Penetrometer konus tunggal : Alat penetrasi konus dengan sondir untuk
mengukur komponen perlawanan ujung terhadap gerakan penetrasi.
4. Penyondiran : Serangkaian pengujian penetrasi yang dilakukan di suatu lokasi
dengan menggunakan alat penetrasi konus.
5. Perlawanan geser (fs) : Nilai perlawanan terhadap gerakan penetrasi akibat
geseran yang besarnya sama dengan gaya vertikal, yang bekerja pada bidang geser
dibagi dengan luas permukaan selimut geser; perlawanan ini terdiri atas jumlah
geseran dan gaya adhesi.
6. Perlawanan konus atau perlawanan daya dukung (qc) : Nilai perlawanan
terhadap gerakan penetrasi konus yang besarnya sama dengan gaya vertikal yang
bekerja pada konus dibagi dengan luas ujung konus.

3. ACUAN NORMATIF
- SNI 03-2827-1992, Metode Pengujian Lapangan dengan alat sondir

4. PERALATAN DAN BAHAN


4.1 PERALATAN
1.) Stang Sondir

Gambar 4.1 Stang Sondir

102
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

2.) Mantle cone

Gambar 4.2 Mantle cone

3.) Friction cone

Gambar 4.3 Friction cone


4.) Jangkar spiral

Gambar 4.4 Jangkar spiral

103
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

5.) Ambang penekan

Gambar 4.5 Ambang penekan

6.) Peralatan penunjang

Gambar 4.6 Alat Pendukung sondir

104
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

4.1 Bahan Uji


 Bahan yang digunakan berupa tanah asli dilapangan

a) keadaan terbentang b) keadaan tertekan

Rincian konus ganda


Konus
Konus yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut (lihat Gambar 1)
1. ujung konus bersusut 600 ± 50 ;
2. bagian runcing ujung konus berjari-jari kurang dari 3 mm.
3. Konus ganda harus terbuat dari baja dengan tipe dan kekerasan yang cocok untuk
menahan abrasi dari tanah;
4. ukuran diameter konus adalah 35,7 mm ± 0,4 mm atau luas proyeksi konus = 10 cm2.

105
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

5. PROSEDUR PELAKSAAN
1. Membersihkan lokasi dan memasang 2 atau 4 jangkar spiral sesuai kondisi tanah,
dengan jarak disesuaikan dengan kaki sondir.
2. Menjepit rangka sondir dengan ambang pada jangkar, mengatur posisi sondir agar
tegak lurus, dengan cara mengendurkan kunci tiang samping lalu menggunakan
waterpasss untuk mengontrolnya.
3. Membuka baut penutup lubang pengisian oli dan membuka kedua kran manometer,
memasang kunci piston pada ujung piston.
4. Menekan berkali-kali kunci piston keatas sampai oli keluar semua.
5. Setelah oli yang lama habis, tetap terbuka. Mengisi oli dari lubang pengisian
sampai penuh, menggerakan kuci piston turun-naik secara perlahan untuk
menghilangkan gelembung udara. Setelah tidak ada gelembung udara lalu menutup
lubang pengisian kembali.
6. Menutup salah satu kran manometer, menekan kunci piston pada alas rangka,
memperhatikan kenaikan jarum manometer menghentikan penekanan dan menahan
( kunci ), stang pemutar apabila jarum akan mencapai 25 % ke maksimal
manometer. Bila terjadi penurunan pada jarum manometer berarti ada kebocoran
pada sambungan nepel, baut penutp oli atau seal piston. Melakukan hal yang sama
untuk manometer yang lainnya.
7. Memasang friction cone/ mantle cone pada drad stang sondir berikut stang
dalamnya. Menempatkan stang sondir tersebut pada lubang pemusat pada rangka
sondir tepat dibawah ruang oli. Memasang kop penekan.
8. Mendorong treker pada posisi lubang terpotong lalu memutar engkol pemutar
sampai menyentuh ujung atas stang sondir. Menyondir dan membaca data sudah
siap dilakukan.
9. Memberi tanda setiap 20 cm dengan spidol/ gergaji besi, untuk mengetahui kapan
saat melakukan pembacaan manometer.
10. Memutar engkol pemutar kembali sehingga patent friction cone/ mantle cone
masuk kedalam tanah. Setelah mencapai batas 20 cm memutar sedikit engkol

106
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

pemutar dengan arah berlawanan. Menarik treker kedepan dalam posisi lubang
bulat.
11. Membuka kran yang menuju manometer 60 kg/ cm2
12. Memutar engkol pemutar kembali sehingga stang dalam tertekan kedalam tanah
dengan kecepatan 2 cm/ detik. Stang dalam akan menekan piston lalu menekan oli
didalamnya, tekanan yang terjadi akan terbaca pada manometer. Mantle cone hanya
akan mengukur tahanan ujung konus ( qc), sedangkan friction cone akan mengukur
tahanan ujung konus dan gesekan dinding terhadap tanah .
13. Menekan stang, mencatat angka penunjukan yang pertama pada jarum manometer,
meneruskan penekanan pada jarum manometer bergerak yang kedua kalinya.
14. Melakukan penekanan dengan hati-hati dan selalu mengamati jarum manometer.
Bila diperkirakan tekanan akan melebihi kapasitas manometer, menutup kran
manometer tersebut dan membuka kran manometer yang berkapasitas besar. Stang
sondir jangan menyentuh piston karena dapat menyebabkan kelebihan tekanan
secara drastis dan merusak manometer.
15. Memutar kembali engkol pemutar berlawanan arah lalu memindahkan posisi treker
kembali menjadi posisi lubang terpotong. Melakukan penekanan kembali sejarak 20
cm berikutnya, dan secara rutin membaca data sondir setiap interval 20 cm dan
mencatatnya dalam lembar kerja di lapangan.
16. Setelah mencapai 1 meter, perlu menambah stang sondir. Caranya terlebih dahulu
menaikan piston penekan supaya stang sondir dapat disambung menggunakan
kunci pipa untuk mengencangkannya. Lalu mengulangi setiap interval 1 meter .
17. Setelah mencapai kedalamn tanah keras Manometer M1 > 150 kg/ cm 2 atau telah
mencapai kedalaman sampai dengan 30 m, belum tercapai M1 atau M2
penyelidikan dihentikan.
18. Proses selanjutnya, mencabut kembali stang sondir yang sudah tertanam dengan
cara berikut :
b. Memutar engkol pemutar agar piston penekan terangkat
c. Menarik treker pada posisi lubang penuh
d. Mendorong treker pada posisi lubang terpotong

107
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

e. Memutar engkol pemutar sehingga stang sondir terangkat sampai stang


sondir berikutnya terlihat
f. Menahan stang sondir bawah dengan kunci pipa agar rangkaian dibawahnya
tidak lepas / jatuh
g. Melepaskan stang sondir atas dengan kunci pipa yang lain
h. Mengulangi prosedur ini pada stang sondir yang berikutnya .
19. Pengujian sondir selesai.

108
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

DATA SOUNDIR
depth( manometer Resitance Local Total
m) read Frictio Comulative
(kg/cm²) (kg/cm²) (M2- Lokal Friction
First Second Conus = Frict = fs M1)C2 (kg/cm²)
qc (kg/cm²)
M1 M2 M1.Co (M2-
M1)C1
1 2 3 4 5 6 7
0,00 0,00 0,00 0,00 0,000 0,000 0,000
0,20 5,00 10,00 5,350 0.445 9,075 9,075
0,40 5,00 10,00 5,350 0,445 9,075 18,150
0,60 25,00 30,00 26,750 0,445 9,075 27,225
0,80 25,00 35,00 26,750 0,910 18,150 45,375
1,00 20,00 30,00 21,400 0,910 18,150 63,525
1,20 20,00 30,00 21,400 0,910 18,150 81,675
1,40 20,00 35,00 21,400 1,365 27,225 108,900
1,60 26,00 42,00 27,820 1,456 29,040 137,940
1,80 26,00 42,00 27,820 1,456 29,040 166,980
2,00 38,00 50,00 40,660 1,092 21.780 188,760
2,20 38,00 50,00 40,660 1,092 21,780 210,540
2,40 54,00 84,00 57,780 2,730 54,450 264,990
2,60 63,00 88,00 67,410 2,275 45,375 310,365
2,80 82,00 96,00 87,740 1,274 25,410 335.775
3,00 95,00 130,00 101,650 3,185 63,525 399,300
3,20 125,00 160,00 133,750 3,185 63,525 462,825
3,40 130,00 200,00 139,100 6,370 127,050 589,875
3,60 160,00 225,00 171,200 5,915 117,975 707,850
3,80 163,00 230,00 174,410 6,097 121,605 829,455
4,00 170,00 240,00 181,900 6,370 127,050 956,505
Dp (Piston Dia) 3,60 C0 = (Dp/Dc)2
1,0700
Dc (Conus Dia) 3,48 C1 = (Dp2/(4Ds.I)
0,0910
Ds (Sleeve Dia) 3,57 C2 = (C1.L)
1,8150

109
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

I (Sleeve Length) 10,00


L (Reading Intvl) 20,00
6. PEMBAHASAN
Dalam desain struktur tanah pondasi sering dilakukan analisis stabilitas dan
perhitungan desain fondasi suatu bangunan dengan menggunakan parameter tanah baik
tegangan total maupun tegangan efektif. Parameter perlawanan penetrasi dapat diperoleh
dengan berbagai cara. Dalam melakukan uji penetrasi lapangan ini digunakan metode
pengujian lapangan dengan alat sondir (SNI 03-2827-1992) yang berlaku baik untuk alat
penetrasi konus tunggal maupun ganda yang ditekan secara mekanik (hidraulik).
Mengingat diperlukannya parameter perlawanan penetrasi lapisan tanah di lapangan untuk
keperluan interpretasi perlapisan tanah dan bagian dari desain fondasi suatu
bangunan,maka nilai-nilai yang telah diperolah dari uji penetrasi lapangan dengan alat
sondir ini dapat dipergunakan untuk interpretasi perlapisan tanah dan bagian dari desain
pondasi.

7. KESIMPULAN
Dari pembacaan grafik sondir, dapat diketahui nilai perlawanan penetrasi konus
maksimum adalah C1 = 1,815 (qc max) serta kedalaman nya dan jumlah hambatan pelekat
maksimum (JHP max) beserta kedalaman nya.

110
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

SUBJEK : PENGUJIAN LAPANGAN


JOB : XIV
TOPIK : HAND BOR ( BOR TANGAN )

9. TUJUAN
 Melakukan pengujian tanah dengan alat bor tangan dengan benar
 Melakukan pengambiln tanah dengan benar
 Melakukan penamaan tanah secara visual dengan benar

10. PENDAHULUAN
Maksud pengujian ini adalah suatu cara kerja dengan tenaga manusia memberikan
lubang pada tanah dengan alat ukuran tertentu dengan alat bor tangan. Tujuan pengeboran
ini adalah untuk mendapatkan atau mendistribusikan susunan lapisan tanah. Dari
pengelolaan ini dapat dilakukan pengambilan tanah sebagai bahan untuk penelitian tanah
selanjutnya di laboratorium, mampu secara benar melakukan pengambilan contoh tanah
terganggu dan tidak terganggu.

11. ACUAN NORMATIF


- SNI 03 – 2436 – 2008 ( Metode Pengujian Tanah dengan HandBor )

12. PERALATAN DAN BAHAN


4.1 PERALATAN

 Matabor
 Stang Bor
 Kunci T pemutar
 Stang pemutar

111
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

 Stick Apparatus
 Tabung contoh
 Angker spiral
 Kanal/ambang
 Kop penahan
 Palu 10 kg
 Kunci pipa
 Sikat baja
 Kompor pemanas
 Parafin
 Meteran
 Lap penahan, dan lain-lain

B. Bahan Uji
 Bahan yang digunakan berupa tanah asli dilapangan
 Persiapan tabung yang berisih dan memenuhi syarat dengan diolesi sedikit
minyak
 Siapkan standar warna dan symbol tanah bila ada

13. PROSEDUR PENGUJIAN


1. Sambungan mata bor dengan stang bor dengan kuat

Gambar 5.1 Sambungan mata bor dengan stang bor dengan kuat

112
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

2. Gunakan stang pemutar mulai pengeboran tanah

Gambar 5.2 Gunakan stang pemutar mulai pengeboran tanah

3. Lakukan pengangkatan setelah dirasa mata bor penuh kurang lebih 10 sampai 15cm

Gambar 5.3 Lakukan pengangkatan setelah dirasa mata


bor penuh kurang lebih 10 sampai 15cm

113
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

4. Catat ke dalam pengeboran dan lakukan diskripsi tanah secara visual

Gambar 5.4 Catat ke dalam pengeboran dan lakukan


diskripsi tanah secara visual

5. Lakukan pekerjaan ini berulang kali


6. Amati kedalaman setiap pengambilan tanah ini, jenis tanah, warna tanah, dan
keadaannya serta muka air bila ada

Gambar 5.6 Amati kedalaman setiap pengambilan tanah ini, jenis tanah, warna
tanah, dan keadaannya serta muka air bila ada

114
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

7. Lakukan pengambilan contoh sesuai dengan keperluan atau pada setiap pergantiian
lapisan dengan cara :
 Ganti mata bor dengan stick apparatus
 Pasang tabung contoh ( sample ) untuk mengambil contoh tanah
 Tekan tabung contoh dengan dongkrak yang di pasangkan pada angker dan
ambang, atau pasangan kop penahan dan lakukan pemukulan dengan palu
untuk mengambil contoh tanah sampai
 Penekanan tabung harus lebih kecil atau sama panjangnya dengan tabung
 Penekanan tabung harus lebih kecil atau sama panjangnya dengan tabung
8. Buku Stick apparatus dan buang sedikit tanah pada ujungnya dan segera ditutup
dengan paraffin kedua ujung-ujungnya
9. Beri etika atau label nama lokasi titik bor dan kedalaman contoh tanah yang di
ambil
10. Lakukan pekerjaan ini pekerjaan sampai keadaan yang diinginkan

115
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

14. DATA PERHITUNGAN

“DESKRIPSI TANAH”

DEPTH BOR
DESCRIPTION
(M) LOG
__0.00__ Dark Brown ¾ (Tanah Terganggu)
__0.20__
Yellow Ish Red 5/6
__0.40__
__0.60__
__0.80__
__1.00__

Humus
__0.00__
Lempung berpasir kasar ( coklat gelap )
__0.20__
__0.40__ Lempung berpasir halus ( coklat terang )
__0.60__
Lempung kuning kemerahan & putih merah muda
__0.80__
Lempung kuning kemerahan & puth merah muda
__1.00__
Lempung coklat terang

116
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

15. PEMBAHASAN
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui warna tanah, spesifikasi tanah,
dan jenis tanah
16. KESIMPULAN
Pada pengujian yang kami lakukan kami mendapatkan mata air pada kedalaman
1 meter dengan tanah berjenis Lempung coklat terang.

117
KELOMPOK 2| RINA MEIRIANI |061940110225|3PJJC

Anda mungkin juga menyukai